BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya hewan kecil seperti kucing, terutama di pasar tradisional maupun disekitar rumah diberbagai kota. Salah satu cara cara untuk untuk mencega mencegah h pening peningkat katan an popula populasi si pada pada kucing kucing tersebu tersebutt adalah adalah melaku melakukan kan sterilisasi pada kucing jantan. Selain itu peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi menjadi masalah masalah tersendiri tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit.Salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada anjing maupun kucing baik pada jantan maupun betina.Sterilisasi merupakan tindakan pembedahan untuk mengangkat atau menghilangkan testis (jantan) atau atau ovarium ovarium (betin (betina). a).Pad Padaa hewan hewan jantan jantan dinama dinamakan kan kastras kastrasi iorchiectomy orchiectomy,, sedangkan sedangkan pada hewan betina dinamakan ovariohysterectomy ovariohysterectomy (!").Sterilisasi pada hewan betina dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an hany hanyaa meng mengan angk gkat at ovari ovarium umny nyaa saja saja ( ovariectomy) ovariectomy) atau mengangkat ovarium beserta dengan uterusnya (ovariohysterectomy ( ovariohysterectomy). ). Sterilisasi pada hewan jantan atau biasa disebut dengan kastrasi (Orchiectomy/Orchidectomy Orchiectomy/Orchidectomy)) adalah prosedur pembedahan untuk membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatica). (cordaspermatica). #ujuan dilakukan pembedahan ini diantaranya untuk sterili sterilisasi sasi seksual seksual,, adanya adanya neoplas neoplasma, ma, dan kerusak kerusakan an akibat akibat trauma traumatik tik.. $husu $hususs pada pada kucing, waktu yang baik dilakukan kastrasi adalah pada umur % sampai & bulan. $astrasi biasanya digunakan untuk mengubah perilaku perila ku dan kebiasaan dari kucing jantan. 'engan dilaku dilakukan kanny nyaa kastrasi kastrasi,, kebiasa kebiasaan an kucing kucing untuk untuk menjela menjelajah, jah, berkela berkelahi hi dan kencin kencing g sembarangan menurun sampai &. #epatnya * untuk menjelajah dan berkelahi, dan + untuk untuk kencin kencing g sembara sembaranga ngan. n. "al lain lain mengap mengapaa kastra kastrasi si dilaku dilakukan kan adalah adalah untuk untuk penampilan isik dari kucing tersebut, karena kucing yang dikebiri sebelum pubertas (ratarata usia * bulan) tidak akan mengalami perubahan seks sekunder (Saunders, ). 1.2 Tujuan /ntu /ntuk k ster steril ilis isas asii se0u se0ual al,, neopl eoplas asm ma, dan dan keru erusaka sakan n-ker -keru usak sakan akib akibat at traumatik.'alam hal ini, sebagai praktikan, bedah kastrasi ini bertujuan untuk mengetahui tatalaksana dan metode metode kastrasi yang benar mengetahui manaat dari kastrasi, persiapan dan penggunaan obat anestesi anestes i yang tepat dan benar, cara operasi dari kastrasi. kastras i. 'an mengetahui perawatan post operasi. 1.3 Manfaat
1dapun manaat praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui tatalaksana dan metode metode kastrasi yang benar mengetahui manaat dari kastrasi, persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat dan benar, cara operasi dari kastrasi. 'an mengetahui perawatan post operasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anat!" Te Te#t"# #t"# #estis estis merupa merupakan kan organ organ primer primer dari dari alat reprod reproduks uksii jantan jantan yang yang mengha menghasilk silkan an spermato2oa dan hormon-hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa kelamin testis turun dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis inguinalisSelama pubertas testis berkembang untuk memulai produksi spermatogenesis. /kuran testis bergantung pada produksi sperma, cairan interstisial dan produksi cairan sel sertoli. #estis #estis berperan pada sistem sistem reprod reproduks uksii dan sistem sistem endokr endokrin, in, adapun adapun ungsi ungsi testis testis yaitu yaitu mempro memproduk duksi si sperma sperma sperm spermato ato2o 2oa, a, memp mempro rodu duks ksii horm hormon on testo testoste stero ron, n, serta serta dipe dipeng ngar aruh uhii deng dengan an horm hormon on gonadotropin dari kelenjar pituitari bagian anterior yaitu luteini2ing hormon (3"), olliclestimulating hormone (4S"). 5agian struktur struktur testis dibungkus dibungkus oleh lapisan ibrosa yang disebut disebut tunika tunika albuginea albuginea , didalam testis terdapat saluran tubulus seminierus diantara tubulus seminierus terdapat sel leydig leydig yang yang mempro memproduk duksi si hormo hormon n testos testostero teron. n. Spermat Spermato2o o2oaa akan akan berger bergerak ak dari dari tubulu tubuluss menuju rete testis, duktus eeren dan epididimis, epididimis, spermato2oa spermato2oa akan dikeluarkan dikeluarkan melalui vas deerens dan berakhir di penis (4randson, 6&&).
$a!%ar 2. 1. 7eproduksi kucing jantan
2.2 &r'("e't!) a. Pengert"an &r'("e't!) $astr $astrasi asi (!rch (!rchiec iecto tomy my! !rch rchide idect ctom omy) y) adala adalah h pros prosed edur ur pemb pembed edah ahan an untu untuk k membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatica).#ujuan dilakukan pembedahan ini dian dianta tara rany nyaa untu untuk k ster steril ilis isas asii seks seksua ual, l, adan adany ya neop neopla lasm sma, a, dan dan keru kerusa saka kan n akib akibat at traumatik.#erdapat dua jenis kastrasi, yaitu kastrasi tertutup dan kastrasi terbuka.$astrasi tertutup adalah tindakan bedah dimana testis dan spermatic cord dibuang tanpa membuka tunica tunica vagina vaginalis lis yang yang biasany biasanyaa dilaku dilakukan kan pada anjing anjing ras kecil kecil atau masih muda muda dan kucing kucing.. $euntu $euntunga ngan n cara ini adalah adalah dengan dengan tidak tidak dibuka dibukanya nya tunica tunica vagina vaginalis lis,, maka maka kemungkinan terjadinya hernia scrotalis dapat dihindari. Sedangkan kastrasi terbuka adalah tindakan bedah dimana semua jaringan skrotum dan tunica vaginalis diinsisi dan testis serta spermatic cord dibuang tanpa pembungkusnya pembungkusnya (tunica vaginalis). $euntungan cara ini adalah ikatan pembuluh pembuluh darah terjamin. 1kan tetapi kerugianny kerugiannyaa dapat menyebabkan menyebabkan hernia scrotalis karena dengan terbukanya tunica vaginalis menyebabkan adanya hubungan dengan rongga abdomen (8idyaputri dkk, 69). %. Keuntungan &r'("e't!) #erdapat beberapa keuntungan apabila melakukan !rchiectomy pada kucing jantan antara lain menurut (5oden, %) :
1. ;ecegah kelahiran anak kucing yang tidak diinginkan Salah satu keuntungan mengkebiri kucing adalah mencegah kelahiran anak kucing yang tidak diinginkan. Selain menjaga populasi kucing tetap terkendalikan, tindakan ini juga memungkinkan pemilik kucing bisa merawat kucing-kucingnya dengan maksimal. 2. $urang 1gresi #erhadap $ucing 3ain #estosteron adalah hormon kelamin jantan. "ormon ini mempengaruhi banyak pola pola perilaku pada kucing jantan. Salah satu perilaku yang banyak dipengaruhi hormon testosterone adalah perilaku agresi. Setelah kebiri, perilaku ini cenderung berkurang banyak. Sprayingurine marking adalah salah satu perilaku alami kucing jantan yang tidak dikebiri. Sebagian besar perilaku ini hilang setelah kucing di kebiri. 3. #idak Suka 5erkeliaran $ucing betina yang sedang birahi mengeluarkan eromon yang dapat menyebar melalui udara. 4eromon ini dapat mencapai daerah yang cukup jauh. $ucing jantan dapat mengetahui dimana letak kucing betina yang sedang birahi melalui eromon ini, lalu kemudian mecari dan mendatangi sang betina meskipun jaraknya cukup jauh. $ucing jantan yang telah dikebiri cenderung tidak bereaksi terhadap eromon ini dan lebih suka diam di dalam rumah. *. 3ebih jarang terluka $euntungan medis lain dari kebiri adalah jarangnya kucing terluka akibat berkelahi dengan kucing lain. Semakin jarang terluka semakin kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang dapat menular melalui lukakontak. +. Peningkatan
•
$ehilangan untuk memperbanyak keturunan #erjadi obesitas Seekor kucing jantan yang di orchiectomy membutuhkan kalori sebanyak %, memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah sehingga lemak dapat disimpan dan menimbulkan kegemukan. Penurun kadar testosteron $adar testosteron turun dapat menyebabkan kehilangan siat maskulin dan penurunan otot-otot badan, sehingga kucing yang diorchiectomy pertumbuhan tulang-tulang
ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak diorchiectomy. /ntuk mencegah kegemukan dengan cara mengajak kucing bermain. . Mete/Mete &r'("e't!) ;etode kastrasi dibagi menjadi dua macam yaitu menurut ("arari, %) : 1. Mete Ka#tra#" Ter%uka Sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus. #ehnik $astrasi #erbuka biasanya untuk kucing, anjing jenis besar dan dewasa. Pada metode ini semua jaringan skrotum dan tunica vaginalis diinsisi dan testis serta spermatic cord dibuang tanpa pembungkusnya (tunica vaginalis). $erugian utama cara ini adalah dengan terbukanya tunica vaginalis menyebabkan adanya hubungan dengan rongga abdomen sehingga memungkinkan terjadinya hernia skrotalis yang terutama berisi usus. $euntungan cara ini adalah ikatan pembuluh darahnya lebih pasti (terjamin). •
#eknik $astrasi #erbuka 6) 'engan jari tangan dinding skrotum dipejetditekan secara halus dan hatihati di atas salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum. ) Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan ascia spermatika lalu dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe median (
$a!%ar 2. 2. ;etode kastrasi terbuka.
#erdapat metode lain tempat insisi skrotum untuk mengeluarkan testis, yaitu melalui insisi kulit yang dibuat diatas skrotum bagian ventral dan melalui tunica vaginalis parietalis untuk mengekspose testis. >ang penting disini adalah drainage bebas dari insisi pada tunica vaginalis dan kulit skrotum. #estis lainnya diambil dengan cara yang sama melalui insisi terpisah. ?adi pada metode ini testis dikeluarkan melalui dua insisi masing-masing di atas testis. 2. Mete Ka#tra#" Tertutu0 Sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan pada uniculus spermaticus. #ehnik $astrasi #ertutup, dimana testis dan spermatic cord dibuang tanpa membuka tunica vaginalis, yang biasanya dilakukan pada anjing jenis kecil atau masih muda, dan kucing. $euntungan cara ini adalah dengan tidak dibukanya tunica vaginalis, maka dapat menghindari kemungkinan terjadinya hernia skrotalis. •
#ehnik Pembedahan : 6) "ewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan, bulu disekitar daerah insisi yang direncanakan dicukur dengan hati-hati (jangan sampai melukai jaringan) dan didesineksi (povidone iodine). ) 'ilakukan anestesi lokal (Iniltrasi) pada tempat yang akan diinsisi. Pada hewan dewasa dapat dengan anestesi epidural atau general. "ewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. 'ilakukan draping dengan single drape. 5uat insisi sepanjang kira-kira cm yang cukup lebar untuk mengeluarkan testis (tergantung ukuran hewan) melalui kulit pada raphe median (garis tengah) skrotum sedikit di belakang bulbus penis (gambar . 6.). ) 'engan menggunakan jari salah satu testis didorong ke luar insisi, dan irisan dengan hati-hati diperdalam sampai tunica dartos dan ascia
sehingga testis menonjol melalui tempat insisi, dibantu dengan preparasi tumpul menggunakan gagang skalpel (gambar ..). 9) 'engan menggunakan tangan kiri testis ditarik keluar dari insisi, potong ligamentum skrotum dan ascia dengan cara menusuk ascia dengan ujung skalpel dilanjutkan ke caudal (gambar ..). %) Sisa-sisa ligamentum dan ascia didorong masuk ke dalam insisi menggunakan gagang skalpel, dengan demikian yang masih tertinggal adalah spermatic cord yang masih berada didalam tunica vaginalis yang sekarang bebas terekspose (gambar .9.). *) #empatkan arteri klem pada spermatic cord bagian bawah, dan kemudian dipotong sepanjang tepi arteri klem dengan menggunakan skalpel (gambar .%. dan .*.). @) 5uat ikatan iksasi pada proksimal (dibawah) arteri klem. 3igasi dilakukan dengan cara memasukkan benang ke bagian tengah potongan kemudian disimpulkan di salah satu sisi potongan , kemudian diligasikan ke seluruh potongan dan disimpulkan di tempat yang berseberangan menggunakan cat gut chromic - (gambar .@.). 3angkah % dan * dapat menggunakan metode three orceps tie. +) 'ilakukan pemeriksaan terhadap adanya perdarahan dan stabilitas ikatan, baru kemudian arteri klem dilepas dan potongan dibiarkan masuk ke lubang insisi (
$a!%ar 2.3. ;etode kastrasi tertutup.
2.3 Pre!e"ka#" an Ana#te#" a. Pre!e"ka#"
!bat-obatan premedikasi digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum pemberian anestesi baik itu anastesi local, regional ataupun umum. #ujuan pemberian agen preanestesi tersebut adalah untuk mengurangi sekresi kelenjar ludah, meningkatkan keamanan pada saat pemberian agen anestesi, memperlancar induksi anestesi, mencegah eek bradikardi dan muntah setelah ataupun selama anestesi, mendepres relek vagovagal, mengurangi rasa sakit dan gerakan yang tidak terkendali selama recovery. !bat premedikasi digolongkan menjadi 9, yaitu antikolinergik, morin serta derivatnya, transAuili2er dan neuroleptanalgesik. Pada umumnya obat-obat premedikasi bersiat sinergis terhadap anastetik namun penggunaanya harus disesuaikan dengan umur, kondisi dan temperamen hewan, ada atau tidaknya rasa nyeri, teknik anastesi yang dipakai, adanya antisipasi komplikasi, dan lainnya. Atropin Sulfat 1tropin merupakan premedikasi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau parasimpatolitik. 1tropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambat eek asetilkolin pada syara postganglionik kolinergik dan otot polos. "ambatan ini bersiat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase. 1tropin sulat berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan tidak berbau. 1tropin dalam bentuk bubuk atau tablet harus disimpan dalam container tertutup dengan suhu 6%B-B=, sedangkan dalam bentuk injeksi harus disimpan pada suhu kamar. 1tropin sebagai premedikasi diberikan pada kisaran dosis ,-,9 mgkg, yang diberikan baik secara subkutan, intra vena maupun intra muskuler (
mempunyai siat-siat antara lain: pada dosis yang aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang cukup, cara pemberian mudah, mulai kerja obat yang cepat dan tidak mempunyai eek samping yang merugikan. Selain itu obat tersebut harus tidak toksik, mudah dinetralkan, mempunyai batas keamanan yang luas, tidak dipengaruhi oleh variasi umur dan kondisi hewan (;c$elvey, ). Stadium-stadium dalam anastesi meliputi (;c$elvey, ): 6. Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter), stadium ini dimulai dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Pada stadium ini hewan masih sadar dan memberontak.7asa takut dapat meningkatkan rekuensi naas dan pulsus, dilatasi pupil, dapat Sterjadi urinasi dan deekasi. . Stadium II (stadium eksitasi involunter), stadium ini dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium pembedahan. Pada stadium ini adanya eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak.Pernaasan tidak teratur, inkontinentia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan takikardia. . Stadium III (pembedahanoperasi), stadium ini terbagi dalam bagian yaituD a. Plane I, ditandai dengan pernaasan yang teratur dan terhentinya anggota gerak. #ipe pernaasan thoraco-abdominal, releks pedal masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea terdepres. b. Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan bola mata ventro medial semua otot mengalami relaksasi kecuali otot perut. c. Plane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi. 9. Stadium IE (paralisa medulla oblongata atau overdosis),ditandai dengan paralisa otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. 5ola mata menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi lakrimal. Setelah hewan berada dalam kondisi anastesi harus dilakukan monitoring anastesi terhadap (Sardjana, 66): a. #ingkat kedalaman anastesi, sesuai tingkat depresi terhadap sistem syara pusat yang dapat dilihat melalui tekanan darah, respirasi, relek pupil, pergerakan bola mata dan kesadaran. b. #emperatur tubuh, dimana umumnya tubuh tidak mampu mempertahankan temperatur tubuhnya. c. $ardiovaskular melalui monitoring pulsus dan detak jantung. d. 7espirasi, melalui pemeriksaan tipe respirasi dan komplikasi sistem respirasi. Ketamin HCl $etamin adalah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relative aman dengan kerja singkat.Siat analgesiknya sangat kuat untuk sistim somatik tetapi lemah lemah untuk sistim visceral, tidak menyebabkan relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya sedikit meninggi.Secara kimiawi, ketamin analog dengan phencyclidine. $etamin "=l berwarna putih dan berbentuk bubuk kristal yang mempunyai titik cair %+-*6B=. Satu gram ketamin dilarutkan dalam % ml aAuades dan 69 ml alkohol. $etamin yang digunakan sebagai agen anestesi untuk injeksi dipasaran biasanya mempunyai p" antara ,%-%,%. $etamin "=l bekerja dengan memutus syara asosiasi serta korteks otak dan thalamus optikus dihentikan sementara, sedangkan sistem limbik sedikit dipengaruhi.$etamin "=l merupakan analgesia yang tidak menyebabkan depresi dan hipnotika pada syara pusat tetapi berperan sebagai kataleptika. Setelah pemberian ketamin, releks mulut dan menelan tetap ada
dan mata masih terbuka. penggunaan ketamin mempunyai keuntungan dan kerugian. $euntungan penggunaan ketamin, yaituD (6) dalam pengaplikasianya ketamin sangat mudah, () menyebabkan pendepresan kardiovaskuler dan respirasi minimal, () dapat digunakan dalam situasi darurat dimana hewan belum dipuasakan, karena releks aring tetap ada, (9) induksi cepat dan tenang, dan (%) dapat dikombinasikan dengan agen preanestesi atau anestesi lainnya. $erugian dari penggunaan ketamin adalah (6) menyebabkan relaksasi otot tidak maksimal bila penggunaannya secara tunggal, () respon yang bervariasi pada beberapa pasien, () dapat menyebabkan hipotermia, (9) dapat menyebabkan kekejangan ektremitas, (%) menyebabkan konvulsi pada beberapa pasien, dan (*) recovery yang lama. $etamin dapat dipakai oleh hampir semua spesies hewan. $etamin bersama 0yla2ine dapat dipakai untuk anastesi pada kucing.$etamin dengan pemberian tunggal bukan anastetik yang bagus. 'osis pada kucing 6- mgkg secara intra muskuler, mula kerja obat 6-% menit, lama kerja obat -9 jam dan recoverinya 6-6% menit. 2.* Penanganan P#t/0erat"f Penangan post operati pada pasien orchiectomy cukup mudah, yaitu dengan pemberian elizabeth collar untuk menghambat pergerakan kepala kucing agar tidak menjilati bagian yang dioperasi. Selain itu, pasien juga diberikan obat-obatan post operati seperti amo0icillin dan sanpicillin sebagai antibiotik dan juga diberi obat analgesik bisa berupa tolenamic acid (Sardjana, 66).
BAB III MET&D&L&$I 3.1 Alat an Ba(an 3.1.1 Alat
1lat yang digunakan dalam praktikum orchiectomy pada kucing adalah 9 tali sumbu, silet, scalpel dan blade, pinset anatomis, gunting tajam-tajam (tata), gunting tajam-tumpul (tatu), arteri clamp, towel clamp, needle holder, needle, termometer, stetoskop, jam (stopwatch), spuit 6 cc, wadah stainless, dan alas. 3.1.2 Ba(an 5ahan yang digunakan dalam praktikum orchiectomy pada kucing adalah kucing jantan berumur
±
6 tahun, duk, gloves, masker, hairnet, benang catgut chromic, benang
silk, tampon kotak steril, tampon kotak bulat, air sabun, atropin sulat, 0yla2ine, ketamine, Fa=l isiologis, povidone iodine, alcohol @ , antibiotik amo0icilin, betamo0, analgesik tolenamic acid, vicilline. 3.2 Pr#eur 3.2.1 Pre/0era#" Per#"a0an Hean
$ucin 'ilakukan pemeriksaan isik secara umum meliputi, rekuensi pulsus, rekuensi naas, suhu tubuh, keadaan umum dari kucing yang akan dioperas 'ipuasakan makan selama 6 jam dan puasa minum selama * jam 'aerah sekitar testis, terutama daerah sekitar skrotum, dibersihkan bulunya, yaitu dengan cara daerah tersebut dibasahi dengan air sabun terlebih dahulu kemudian dicukur bulunya menggunakan silet yang tajam searah dengan arah rebah bulu 'aerah tersebut dibersihkan dengan air lalu diolesi dengan alkohol @ 'itunggu kira-kira menit baru diolesi dengan iodium tincture secara sirkuler 'iberi preanastesi medikasi dengan 1tropin Sulat ,% dengan dosis ,6 ml secara sub kutan Setelah 6% menit, kucing di anestesi dengan menggunakan campuran $etamin "=l 6 dosis ,% ml dan Gyla2in dosis ,% ml secara intra muskuler "1SI Per#"a0an Meja Alat an Ba(an &0era#"
;e a 'isterilisasi dengan cara dilap dengan air sabundisemprot dengan alkohol 'ilap sampai bersih dan kering "1SI
1lat H 5ahan 1lat-alat yang akan digunakan dipisahkan antara yang tajam dan yang tidak tajam
1lat-alat yang tajam diletakkan di dalam wadah yang berisi campuran larutan Fa=l isiologis dengan povidone iodine 1lat-alat yang tumpul dijadikan satu lalu dibungkus dengan koran 'isterilisasi dengan autoclave 5enang dan jarum diletakkan dalam wadah yang berisi larutan alkohol #ampon bulat, tampon kotak, dan kasa dijadikan satu lalu dibungkus dengan koran 'isterilisasi dengan autoclave 'ibungkus duk dengan lipatan yang benar lalu dibungkus dengan koran 'isterilisasi dengan autoclave 'isusun secara urut didekat meja operasi "1SI Per#"a0an &0eratr an /0eratr
1lat H 5ahan #angan dicuci bersih dari ujung jari sampai siku dengan sabun dan disikat 'ibilas dengan air bersih yang mengalir sampai bersih 'ilap dengan handuk bersih ;enggunakan masker, sarung tangan, hairnet dan pakaian khusus operasi "1SI 3.2.2 &0era#"
$ucin 'itunggu sampai eek anastesi mulai terlihat pada hewan, setelah teranastesi hewan diposisikan rebah dorsal pada meja operasi 'iiksasi ke empat kaki dengan menggunakan tali sumbu pada meja operasi 'ipasang kain duk yang berwarna hijau dengan lubang diposisikan ditengah bagian yang akan dioperasi 'i iksasi duk dengan menggunakan 9 towel clamp 'ibuat insisi (irisansayatan) pada kulit dan jaringan subkutan. Incisi dilakukan mulai daerah bawah umbilikus sampai 9-% cm dibawahnya "emorrhagea (perdarahan) dibersihkan dengan menggunakan tampon untuk menyerap darah. 'ilakukan insisi pada scrotum bagian tengah sepanjang kurang lebih 6 6,% cm tanpa melukai testis 'engan jari tangan dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum
Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan ascia spermatika lalu dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe median Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar
;esorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three orceps tie #hree orceps tie adalah metode dengan meligasi epididymis. buah arteri klem di klem kan pada epididymis. 3igasi pertama pada bagian atas arteri klem pertama (paling jauh dari testis), ligasi kedua antara arteri klem pertama dan kedua, kemudian antara arteri klem kedua dan ketiga (klem yang paling dekat dengan testis) dilakukan pemotongan #estis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen pada ekor epididymis kemudian dipotong #estis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama. $ulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non absorbable "1SI 3.2.3 P#t/0era#"
$ucin 'ilakukan pengobatan, pengamatan, dan observasi 'iberikan betadine pada daerah luka bekas operasi 'iberi analgesik #olenamic acid secara subkutan dengan dosis ,% ml "1SI
BAB I4 HASIL *.1 Ana!ne#a *.1.1 S"gnale!ent
Fama ?enis hewan $elamin 7asbreed 8arna bulukulit
: ;oe2a (/nyil) : $ucing : ?antan : 'omestik : =oklat 5elang
/mur
: ± 6 tahun
5erat badan #anda kusus
: ,& kg : wajahnya sendu menggemaskan
*.1.2 Pre &0era#" #emp : &,6 = Pulse : 6 kalimenit 7espirasi : 6+ kalimenit ;embrane color : pink =7# : J detik "ydration : normal 5ody 8eight : ,&kg =olor and consistency o eces: cokelat kekuningan (normal)
5ody condition :
/nderweight
!verweight
Formal
S)#te! 5e6"e
a. Integumentary Formal 1bnormal e. Fervus Formal 1bnormal 3ympatic Formal 1bnormal
b. !tic Formal 1bnormal . =ardiovaskuler Formal 1bnormal j. 7eproduction Formal 1bnormal
'eskripsi 1bnormal -
>a
Eaksinasi
#idak
ctt: 'isease 7ecord: *.2 Per("tungan D#"# a) 1tropin Sulat (S=) 55 : ,& kg 'osis : ,9 mgkg 55 $onsentrasi : 6 mgml Perhitungan : ,9 mgkg 55 0 ,& kg 6mgml K ,& ml b) $etamine (I;) 55 : ,& kg 'osis : 6 mgkg 55 $onsentrasi : 6 mgml Perhitungan : 6 mgkg 55 0 ,&kg
c. !ptalmic Formal 1bnormal g. 7espiration Formal 1bnormal k. /rinaria Formal 1bnormal
d. ;uscoloskeletal Formal 1bnormal h. 'igesty Formal 1bnormal
6 mgml K ,& ml c) Gyla2ine (I;) 55 : ,& kg 'osis : mgkg 55 $onsentrasi : mgml Perhitungan : mgkg 55 0 ,& kg mgml K ,& ml d) 1mo0icillin (P!) 55 : ,& kg 'osis : mgkg 55 $onsentrasi : 6%% mgml Perhitungan : mgkg 55 0 ,& kg 6%% mgml K , ml e) #olenamic 1cid (S=) 55 : ,& kg 'osis : 9 mgkg 55 $onsentrasi : 9 mgml Perhitungan : 9 mgkg 55 0 ,& kg 9 mgml K ,& ml ) 5etamo0 (I;) 55 : ,& kg 'osis : 6% mgkg 55 $onsentrasi : 6% mgml Perhitungan : 6% mgkg 55 0 ,& kg 6% mgml K ,& ml
*.3 Data )ang D"0erle( 78r!9 *.3.1 Kntrl Ane#te#"
!bat
1mo0ilin
1ntibiotik
'!SIS (mg$g 55)
$!SCF#7 1SI (mgml) %
Eolume !bat (ml) ,
7ute
8aktu
Per oral
Post-op
1tropin sulat $etamine Gyla2ine #olen 5etamo0
Premedikasi
,9
6%
,9*9
Subkutan
6.%
1nasthesi 1nasthesi 1nalgesik
6 9 6%
6 9 6%
,& ,& ,& ,&
Intra muscular Intra muscular Subkutan Intramuskular
6.% 6.% Post-op 69.
*.3.2 Kntrl Pe!er"k#an P#t/0era#"
;enit Pulsus(menit ) #emp(=) ;ulai operasi Selesai operasi ;ulai 1nestesi
*9
6% %
*
9% @6
* %*
@% @+
& 6+
&,&
&,%
@,
+
+,@
+,&
+,
6%
6
: 6.% 8I5 : 6%. 8I5 : 6.% 8I5
*.+ 8r! Mn"tr"ng Pa#'a &0era#" Tanggal
Pe!er"k#aan
?umat, & !ktober 6%
Suhu : +,9 = Pulsus : 6 =7# : J
Sabtu, 6 !ktober 6%
Suhu : + = Pulsus : 6+ =7# : J
;inggu, 66 !ktober 6%
Suhu : + = Pulsus : 6+ =7# : J
Senin, 6 !ktober 6%
Suhu : + = Pulsus : 6 =7# : J
Selasa, 6 !ktober 6%
Suhu : +,* = Pulsus : 6 =7# : J
7abu, 69 !ktober 6%
Suhu : +,+ = Pulsus : 6 =7# : J
$amis, 6% !ktober 6%
Suhu : +,% = Pulsus : 6 =7# : J
1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3 1ppetice 'eekasi /rinasi S3
Tera0"
: L LL : L LL : L LL : LLL : L LL :: L LL : LLL :LLL : L LL :LL : LLL :LLL : L LL : L LL : LLL :LLL : L LL : L LL : LLL :LLL :LL : L LL : LLL :LLL : L LL : L LL : LLL
# 1mo0icillin , ml 0 sehari (P!) # #olen ,&ml (S=) 1mo0icillin , ml 0 sehari (P!) # 1mo0icillin , ml 0 sehari (P!) # #olen ,&ml (S=) 1mo0icillin , ml 0 sehari (P!) # 1mo0icillin , ml 0 sehari (P!) #
#
BAB 4 PEMBAHASAN +.1 Anal"#a Pr#eur +.1.1 Pre/0era#" a. Per#"a0an &0eratr 'alam operasi kastrasi ini kami membagi anggota kelompok menjadi operator, co operator, asisten operator. !perator perlu menjaga kebersihan, kuku tangan harus pendek, tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku. !perator maupun co
operator harus memakai jas lab, gloves steril dengan disemprot alkohol @ terlebih dahulu, memakai penutup kepala dan masker. $ondisi operator dan co operator harus dalam keadaan yang sehat isik agar pelaksanaan operasi berjalan lancar. Semua anggota kelompok harus memahami prosedur operasi kastrasi. %. Per#"a0an Alat an Ba(an Pada saat melakukan kastrasi, kita harus menyiapkan alat dan bahan operasi, sehingga pada saat operasi alat sudah tersedia dan lengkap untuk memudahkan kita saat melakukan operasi ini. 1lat-alat yang digunakan adalah 6 blade ukuran , 6 scalpel , arteri clamp, gunting (tajam-tajam dan tajam-tumpul), 6 jarum ujung segitiga, 6 pinset chirurgis dan 6 anatomis, 6 needle holder , 6 silet, 9 tali pengikat, 6 duk, toel clamp, dan lamp. Semua alat tersebut harus melalui proses sterilisasi terlebih dahulu agar semua alat steril kecuali gunting dan lamp karena gunting bila di sterlilisasi menjadi tumpul. #ujuan dari sterilisasi yaitu agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat menghambat proses penyembuhan luka. ;enurut $omang et al (66), sterilisasi peralatan operasi dilakukan dengan membungkus semua peralatan yang akan digunakan dan dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterilisasi dengan suhu 66 M= sela ma * menit menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten operator (satu orang). 1lat-alat bedah yang akan digunakan dikumpulkan dalam suatu wadah dan direndam dengan larutan iodin hingga seluruh bagiannya terendam. Peralatan operasi minor yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan terlebih dahulu baru setelah itu ditata rapi di dalam kotak peralatan sesuai dengan urutan penggunaannya. $otak peralatan tersebut kemudian dibungkus dengan muslin atau non woven dan disterilisasi menggunakan oven. Peralatan yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi. 5ahan yang digunakan dalam hal ini antara lain tampon bulat dan tampon kotak masing-masing berjumlah 6 buah, catgut chromic - untuk meligasi spermatic cord , sil! - untuk menjahit skrotum, alkohol @, povidone iodine secara topikal, premedikasi atropine sulat ,9*9 ml, anastesi ketamin ,& ml dan 0yla2ine ,& ml, antibiotik betamo0 ,& ml, dan amo0icillin , ml serta analgesik toledine acid ,& ml. '. Per#"a0an Hean 3angkah awal pada praktikum ini yaitu melakukan pemeriksaan isik pada kucing yang akan dibedah. 'ata isiologi penting harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, rekuensi naas, pulsus dan =7#. $ucing harus dipuasakan makan selama +-6 jam dan puasa minum selama -9 jam, hal ini dilakukan untuk mengosongkan lambung dan kantung kemih, sehingga setelah diberi anastesi umum hewan tidak akan muntah. $ucing diberi premedikasi dengan atropin sulat rute subcutan dengan dosis ,9*9 ml 6% menit sebelum induksi anestesi. #ahap ini bertujuan untuk menenangkan kucing saat diberi anestesi, mengurangi dosis anestesi, dan mengurangi eek samping anestesi. $emudian kucing diinduksi anestesi menggunakan campuran ketamin dan 0yla2in rute intramuscular masing-masing dengan dosis ,& ml secara bersamaan. #ahap ini bertujuan untuk menghilangkan kesadaran kucing dan menghilangkan rasa sakit (
secara melingkar dimulai dari pusat agar benda asing dari luar tidak mengontaminasi bagian tengah. Selanjutnya tubuh pasien ditutup dengan menggunakan drape yang disesuikan dengan letak skrotum, atur agar skrotum terpampang jelas. 'rape kemudian diiksir dengan menggunakan towel clamp pada samping kanan dan kiri. Setelah itu pasien siap untuk dioperasi. +.1.2 &0era#" 7Ka#tra#" : &r'("e't!)9 Pasien dibaringkan dengan posisi terlentang keatas atau posisi rebah dorsal kemudian dibuat sayatan untuk mengeluarkan testis melalui kulit pada raphe median (garis tengah) skrotum sedikit ke belakang bulbus penis. 'engan jari tangan dinding skrotum dipejetditekan secara halus dan hati-hati di atas salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum, setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan ascia spermatika lalu dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe median. Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar. ;esorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan spermatic cord diligasi menggunakan catgut chromi! - dan dipotong. #estis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen pada ekor epididymis kemudian dipotong. 1pabila terjadi perdarahan kecil pada ligament yang dipotong, maka perlu diligasi. #estis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama. Penjahitan dilakukan pada kulit skrotum ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non absorbable (Sil! -). ?ahitan simple interrupted suture diberi jarak % mm-6 mm dari jahitan satu dengan jahitan lainnya, tergantung pada ukuran hewan. ?ahitan pada kulit dilakukan dengan sedikit tegangan untuk meminimalisir bekas jahitan.
$a!%ar *.1.
dimulai dari ujung yang paling steril (ujung yang pertama mengenai pasien), kemudia dibilas dengan air yang mengalir, dikeringkan dengan ditata di rak. Peralatan yang sudah kering kemudian disterilisasi lagi seperti di awal tadi. Pencucian perlengkapan meliputi masker, tutup kepala, handuk dan baju operasi yang telah selesai digunakan dicuci dengan sabun, dibilas dikeringkan. Perlengkapan-perlengkapan tersebut kemudian disterilisasi sebagaimana proses pra operasi tadi. 7uang operasi kembali dibersihkan dari kotorandebu dengan disapu dan disterilisasi dengan menggunakan desinektan berupa alkohol @ ("arari, %). +.2 Anal"#a Ha#"l +.2.1 Ha#"l Prakt"ku! $ucing yang digunakan dalam praktikum bedah kastrasi adalah kucing jantan yang diberi nama /nyil berwarna coklat belang. 5erdasarkan pemeriksaan isik yang dilakukan pada tanggal 6 !ktober 6% atau pra operasi, diperoleh hasil pengukuran suhu tubuh &,6 o=, =7# J detik, testis normal, pulsus 6+ kalimenit, membran mukosa berwarna merah muda, umur N 6 tahun dan berat badan ,& kilogram. Suhu tubuh normal pada kucing adalah + &,% =, membran mukosa normal berwarna merah muda, rekuensi pulsus normal kucing 66-6 kalimenit. $emudian disimpulkan bahwa /nyil dalam keadaan sehat dan normal sehingga layak untuk dikastrasi. Sebelum operasi dilakukan, kucing dipuasakan selama +-6 jam. "al ini dilakukan untuk menghindari eek muntah setelah pemberian anastesi. Sebelum proses operasi dimulai, kucing diinjeksi dengan atropin sulat sebanyak ,9*9 ml 6% menit sebelum induksi anestesi dan diberikan secara subkutan. 1tropin merupakan agen antimuskarinik yang secara kompetiti menghambat asetilkolin atau stimulan kolinergik lain di postganglion sara parasimpatik. Pada dosis rendah, obat ini menimbulkan salivasi, sekresi bronkial, dan terhambatnya sekresi keringat. 'osis tinggi mengakibatkan penurunan motilitas saluran pencernaan dan saluran kemih, serta menghambat sekresi lambung (Eesal, 66). 3ima belas menit kemudian kucing diberi ketamin dan 0yla2ine masing-masing sebanyak ,& ml. !bat tersebut diberikan secara intramuskular di antara muskulus semimembrinosus dan semitendinosus. Penggunaan obat ini sebagai anastesi umum dan penenang untuk segala situasi dimana sedasi diperlukan. $etamin dapat dikombinasikan dengan atropine dan 0yla2ine pada prosedur pembedahan seperti ovariectomy, kastrasi, seksio sesaria, dan ekstraksi gigi. Penggunaan kombinasi ketamin dan 0yla2ine ini harus hati-hati karena memberikan eek samping seperti meningkatkan cardiac output, tachycardia, hipotensi, hipersalivasi, meningkatkan kontraksi dan konvulsi otot pada kucing serta mengakibatkan deisiensi hati dan ginjal (
Proses pembedahan diawali dengan insisi skrotum pada salah satu testis. Skrotum diinsisi hingga menembus tunica albuginea dengan lapisan secara berturut-turut dari lapisan terluar yaitu kulit skrotum, tunica vaginalis lamina parietalis, tunica vaginalis lamina visceralis, tunica albuginea. Insisi dilakukan dengan menggunakan scalpel blade. Penggunaan scalpel untuk mengiris jaringan harus diusahakan agar trauma yang ditimbulkan seminimal mungkin. /ntuk memudahkan insisi, jaringan harus diiksir menyilang dengan arah irisan. lrisan harus tunggal, dan tidak boleh berulang karena di samping tidak eisien juga menyebabkan tepi irisan seperti tidak rata. Selanjutnya testis dikeluarkan dengan menekan skrotum. Setelah testis keluar, spermatic cord dan pembuluh darah diclamp dengan arteri clamp. $emudian dilakukan ligasi menggunakan catgut chromic dan jarum ujung bulat dengan metode three orceps tie. 'igunakan benang catgut chromic yang memiliki komponen asam kromat karena menimbulkan respon inlamasi yang relati kecil. 5enang ini memiliki daya serap yang lebih lambat daripada plain" yaitu mampu bertahan selama @-6 hari sehingga beresiko kecil terjadi kegagalan ligasi (71ES, 6). #estis dipotong tepat di bawah ligasi menggunakan gunting tajam-tajam. $emudian lepaskan klem dan uji kebocorannya. #estis yang lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama. $ulit dijahit dengan teknik jahitan terputus sederhana agar apabila salah satu simpul terlepas, simpul yang lain tidak terpengaruh. 'igunakan benang silk karena termasuk benang non-absorbable yang mudah dihandling. 1kan tetapi benang ini memiliki kekuatan simpul yang rendah dan kapilaritas tinggi.?arum yang digunakan untuk menjahit kulit berujung segitiga untuk mempermudah menembus jaringan kulit yang tebal. #eknik kastrasi terbuka dilakukan pada kedua testis dengan baik. Setelah operasi selesai, kucing diberi suntikan betamo0 ,& ml secara intramuscular pada pukul 69. . 5etamo0 merupakan antibiotik spektrum luas yang berisi 1mo0icillin (1mo0icillin #rihydrate 6@.6mgml) 6%mgml, 5utylated "ydro0yanisole .+mgml, dan 5utylated "ydro0ytoluene .+mgml sebagai antioksidan. !bat ini hanya boleh diberikan secara intramuscular atau subkutan (Eesal, 66). Penanganan pasca operasi diberikan povidon iodine secara topikal dan injeksi #olenamic acid ,& ml melalui subcutan sebagai agen analgesik. Injeksi tolen diberikan sesaat ketika hewan sadar, karena eek analgesiknya akan lebih berarti ketika hewan sadar ketimbang hewan dalam keadaan terbius. 1mo0ycillin syrup , ml per oral diberikan juga sebagai agen antibiotik. Povidone iodine 6 atau setara dengan iodine 6 berungsi sebagai antiseptik sehingga dapat mencegah ineksi sekunder pada bekas insisi. Sedangkan amo0ycillin syrup berungsi sebagai agen antibiotik dan sebagai treatment preventi terhadap ineksi sekunder yang dapat disebabkan oleh bakteri. Perawatan pasca operasi pada kucing /nyil membutuhkan waktu cukup cepat, hanya selama satu minggu. /nyil pulih dengan cepat dan juga nasu makannya baik pasca operasi. Selama proses pemulihan, kucing dipasang eli2abeth collar untuk mencegah ia menjilati bagian scrotum dan menghindari lepasnya jahitan ketika belum kering. Pada tanggal 6% !ktober 6%, /nyil menjalani kontrol pasca operasi. Setelah diperiksa, proses penyembuhannya berjalan dengan baik dan luka insisi tertutup serta mengalami pertambahan berat badan sehingga beratnya menjadi ,6 kg. /nyil telah pulih dan dilepas ke tempat asalnya. +.2.2 8aktr/faktr )ang Me!0engaru(" Ke#e!%u(an Luka
4aktor-aktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dantaranya adalah (Subandono, 6) : 6. Kagula#"D 1danya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat penyembuhan luka sebab hemostasis merupakan tolak dan dasar ase inlamasi. . $angguan #"#te! I!un 7"nfek#"6"ru#9 D
akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. 69. Pen)ak"t D"a%ete#. Penyakit diabetes ini pengaruhnya adalah dalam hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. 1kibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan proteinkalori tubuh. 6%. I#ke!"a. Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. "al ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. 'apat juga terjadi akibat aktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
BAB 4I PENUTUP ,.1 Ke#"!0ulan $astrasi atau orchiectomy adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. "al ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi siat agresi, serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum. ;etode kastrasi yang dilakukan pada kucing jantan dengan berat ,& kg adalah dengan meggunakan metode terbuka, pada testis sebelah kanan ductus deerens dan arteri testicularis disimpul. ;etode terbuka dapat menimalisir terjadinya perdarahan.
?ahitan yang digunakan adalah jahitan sederhana terputus menggunakan benang silk. $euntungan dari dilakukannya kastrasi diantaranya adalah kurang agresi terhadap kucing lain, tidak suka berkeliaran, mengurangi resiko tumor dan gangguan prostat, dan cenderung lebih manja sedangkan kerugiannya antara lain terjadi obesitas dan penurun kadar testosteron ,.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya praktikan diharapkan lebih terkoordinasi dalam pembagian tugas saat dilakukannya praktikum bedah.
DA8TA5 PUSTAKA
5oden C. %. #lac!$s %eterinary &ictionary 'st dition* 3ondon: 5lack Publisher. 4randson, 7.'. 6&&. Anatomi dan +isiologi ,erna!* >ogyakarta: /<; press
I $omang 8iarsa Sardjana dan 'iah $usumawati. 66. #edah %eteriner , =etakan Pertama. 1irlangga /niversity Press, Surabaya. ;c$elvey, '. and "ollingshead, $.8. . %eterinery Anesthesia and Analgesia -rd edition* /nited Stated o 1merica. ;osby. 7ural 1rea Eeterinary Service (71ES). 6. +eline Castration* #he "uman Society o /nited States. Sardjana, I.$.8. dan 'iah $. 66. #u!u A.ar #edah %eteriner . Surabaya: Pusat penerbitan dan Percetakan /niversitas 1irlangga. Saunders. . #e0t 5ook ! Small 1nimal Surgey.Philadelpia: #he =urtis =enter Independence sAuare west Eesal, Faser et al* 66. Clinical valuation of ,he Sedative roperties of Acepromazine0 1ylazine Combinations ith or ithout Atropine and ,heir ffects on hysiologic %alues in &ogs* Shira2 /niversity. EC#C7IF17S$I 17"IE +6 (9), 9+%-9&+.
;