BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu contoh aplikasi usaha dan energi adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik ti tik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak la gi ke titik C dan seterusnya. Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas
i
tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat. Bentuk permainan ini ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang. Prinsip permainannya sudah dikenal pada abad ke 16, di Rusia. Dimana pada musim dingin, bukit yang membeku dengan bermodalkan balok kayu dijadikan tempat berselancar. Dimusim panas papan seluncur dilengkapi dengan roda. Kemudian ide ini dibawa oleh tentera N apoleon ke Eropa barat (Perancis), hingga disana dikenal dengan nama “Montagnes Russes” (Gunung Russes” (Gunung Rusia). Roller coaster pertama (konstruksi angka 8) yang bentuknya seperti sekarang ini dibuka di Coney Island (Brooklyn, New York, Amerika), tahun 1884,dengan nama “Gravity Pleasure Switch Back Railway”. Dalam wahana ini penumpang naik kendaraan yang tidak bermesin. Kendaraan ini dinaikkan ke puncak bukit pertama dengan menggunakan semacam ban berjalan (conveyor (conveyor belt ). ). Lintasan naiknya dibuat tidak terlalu curam karena kita tahu semakin curam lintasan, semakin besar daya motor penggerak ban berjalannya (biaya yang dikeluarkan lebih mahal). Puncak bukit pertama dibuat lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop. loop. Tujuannya agar kendaraan mempunyai energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan dengan baik. Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas dipercepat. Agar efek efe k jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda dibawah medan gravitasi). Gerakan turun dipercepat ini membuat jantung dan alat ‐ alat tubuh sedikit terangkat dari tempat semula (inersia). Efek inersia inilah yang memberikan sensasi‐sensasi tertentu seperti semangat rasanya mau terbang, timbul rasa mual dsb.
ii
Memasuki loop, loop, penumpang dihadapkan pada loop yang berbentuk seperti tetes cair. Loop tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Dengan bobot demikian besar, darah tidak mampu mengalir ke otak, mata berkunang‐kunang dan orang akan pingsan. Dengan lintasan berbentuk tetes te tes cair, bobot maksimum yang dirasakan dira sakan penumpang sekitar sekita r 3,7 bobot semula. Bobot sebesar ini tidak terlalu berbahaya bagi penumpang. Dipuncak loop penumpang berada pada posisi terbalik. Penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal (arah ke atas) yang dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya sentrifugal yang dirasakan diras akan penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi juga pada belokan‐ belokan belokan tajam yang dibuat sepanjang sepanjang lintasan. Ketika penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat ‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas sambil berteriak ‐teriak.
1.2
Rumusan masalah
1. 2. 3. 4. 1.3
Bagaimana penerapan prinsip usaha dan energi pada roller coaster ? Bagaimana cara kerja roller coaster ? Bagaimana roller coaster bisa sebagai pemicu hormon adrenalin ? Bagaimana roller coaster bisa sebagai mempengaruhi psikiometri mempengaruhi psikiometri ? ? Tujuan
1. Mengetahui Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller Coaster 2. Menjelaskan Penerapan Prinsip Usaha dan Energi Pada Gerakan Wahana Roller Coaster 3. Mengetahui bagaimana cara kerja pada wahana Roller Coaster 4. Mengetahui reaksi hormon adrenali dalam tubuh saat menaiki wahana Roller Coaster iii
5. Mengetahui
1.4
Manfaat 1.4.1
Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan bagi masyarakat akan pengaruh energi terhadap wahana roller coaster 1.4.2
Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Siswa
Manfaat yang diperoleh bagi Siswa sebagai berikut : a. Menambah pengetahuan bagi siswa b. Memberikan pemahaman kepada siswa akan pengaruh energi terhadap wahana roller coaster 1.4.2.2 Bagi Peneliti
Sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian di masa yang akan datang.
iv
Bab II Kajian Pustaka 5.1
Landasan Teori
5.2
Pengertian Usaha
Usaha atau biasa kita kenal kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work bahasa inggris), digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda bergerak dalam jarak tert entu. Hal yang paling sederhana adalah apabila Gaya (F) bernilai konstan (baik besar maupun arahnya) dan benda yang dikenai Gaya bergerak pada lintasan lurus dan searah dengan arah Gaya tersebut.
Secara matematis, usaha yang dilakukan oleh gaya yang konstan didefinisikan sebagai hasil kali perpindahan dengan gaya yang searah dengan perpindahan.
5.3
Satuan dan Dimensi Usaha
Untuk mencari satuan dan dimensi usaha, dapat diturunkan dari rumus (6.1). Jika digunakan Satuan Sistem Internasional maka, gaya F dalam newton (kg m/s2) dan perpindahan s dinyatakan dalam meter (m). Satuan usaha = satuan gaya x satuan perpindahan satuan usaha = kg m/s2 x m = kg m2/s2 = joule Satu Joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan benda sejauh satu meter Untuk mencari dimensinya: dimensi usaha = dimensi gaya x dimensi perpindahan
5
[W]=[F].[s] = MLT-2 . L = ML2 T-2
5.4
Pengertian Roller Coaster
Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat. Bentuk permainan ini ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang. Prinsip permainannya sudah dikenal pada abad ke 16, di Rusia. Dimana pada musim dingin, bukit yang membeku dengan bermodalkan balok kayu dijadikan tempat berselancar. Dimusim panas papan seluncur dilengkapi dengan roda. Kemudian ide ini dibawa oleh tentera Napoleon ke Eropa barat (Perancis), hingga disana dikenal dengan nama “Montagnes Russes”(Gunung Rusia). Roller coaster pertama (konstruksi angka 8) yang bentuknya seperti sekarang ini dibuka di Coney Island (Brooklyn, New York, Amerika), tahun 1884,dengan nama “Gravity Pleasure Switch Back Railway”. Gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal . Kita menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan 5.5 Sejarah roller coaster Sejarah Roller Coaster Roller coaster adalah bentuk permainan yang banyak kita jumpai di ta man hiburan (amusement park). Hampir disemua taman hiburan besar, sajian ini dapat menjadi daya tarik untuk pengunjung, dari anak kecil (tentu saja sesuai dengan ketentuan), remaja, dewasa, hingga lansia di beberapa negara.
6
Bentuk permainan ini ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang. Prinsip permainannya sudah dikenal pada abad ke 16, di Rusia. Pada saat musim dingin, bukit yang telah membeku dijadikan tempat berselancar dengan bermodalkan balok kayu. Dimusim panas papan seluncur dilengkapi dengan roda. Kemudian ide ini dibawa oleh tentera Napoleon ke Eropa barat (Perancis), hingga disana dikenal dengan nama Montagnes Russes (Gunung Rusia). Roller coaster sudah ada sejak abad 18, Roller coaster yang disebut Russian Mountains dibangun khusus di perbukitan es, Saint Petersburg pada tahun 1784. Roller Coaster pertama tersebut dibuat di bawah pesanan Russia's Catherine the Grhe Gardens of Oranienbaum. Ada bersi lain yang mengatakan bahwa roller coaster pertama dibangun oleh Perancis pada tahun 1812. Pada tahun 1827 perusahan di Summit Hill, Pennsylvania membangun kereta Mauch Chunk Gravity sejauh 14 km di bawah bukit Mauch Chunk yang kini dikenal dengan Pennsylvania. Pada tahun 1850 Gravity Road tersebut banyak digunakan penumpang dengan membayar 50 sen untuk sekali naik. LaMarcus adna Thompson yang bekerja di Gravity Switchback Railway membuka coney island di brooklyn, New York pada tahun1884. Dia membuat roller coaster yang dapat naik turun. Pada tahun 1886, Thompson mematenkan disain roller coster-nya itu. Pada tahun 1959, taman bermain Disneyland memperkenalkan desain roller coaster yang baru dan roller coaster inilah yang pertama kali menggunakan trek baja berbentuk pipa.
Sebelumnya
menggunakan
kayu.
trek Kini
desain roller coaster semakin berkembang dengan beragam bentuk.
Di
tempat-tempat
hibuan besar, roller coaster menjadi salah satu permainan yang paling digemari karena sensasinya
yang
mampu
memacu adrenaline.
7
Roller coaster pertama (konstruksi angka 8) yang bentuknya seperti sekarang ini dibuka di Coney Island (Brooklyn, New York, Amerika) tahun 1884,dengan nama Gravity Pleasure Switch Back Railway.
2.5 Macam – macam roller coaster
8
Bab III Pembahasan 3.1
Prinsip Usaha dan Energi Penerapan Pada Wahana Roller Coaster (dicari
gambarnya di Ilmu fisika dan penelitian evaluasi pendidikan)
3.1.1
Energi Potensial
Energi potensial, EP, yakni energi yang “dikandung” roller coaster dikarenakan oleh posisinya:
bernilai maksimum di posisi puncak lintasan.
bernilai nol di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.
Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak menurun. 3.1.2
Energi Kinetik
Energi Kinetik, Ek, yakni energi yang dihasilkan oleh roller coaster karena geraknya (dalam hal ini kecepatan).
Bernilai nol di posisi puncak lintasan.
Bernilai maksimum di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan. 9
Energi kinetik di ubah menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak menaik. 3.1.3
Gaya Gravitasi
Pada roller coaster, kamu tentu mengalami gaya gravitasi yakni gaya(interaksi) yang disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa tubuh (karena massa bumi jauh lebih besar di bandingkan dengan massa tubuh) 3.1.4
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini, sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan (friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi total sistem tidak bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah bentuk (misal: Ek, Ep, kalor). Ep dan Ek pada Roller Coaster
1. Di titik A, roller coaster memiliki EPmaks dan EK nol, karena roller coaster belum bergerak. 2. Di titik B. roller coaster memiliki laju maks maka ia terus bergerak ke titik C. 3. Di titik C benda tidak berhenti tapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster berada pada ketinggian maks dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua EK Roller coaster kembali bernilai maks sedangkan EPnya nol.
10
Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya 3.2
Hukum Kekekalan Energi Mekanik dalam Lintasan Roller Coaster
Disini akan difokuskan pada jenis gerakan yang mungkin terdapat dalam lintasan roller coaster. 3.2.1
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan parabola.
Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar) sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal ali as h kecil). Semakin ke atas, kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah vertikal).Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik. 3.2.2
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Miring
11
Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model ideal. Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda = Energi Potensial (EM = EP). Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah akibat tarikan gaya berat. Ketika benda mulai bergerak meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi Mekanik = ½ EP + ½ EK. Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik = Energi Kinetik. 3.2.3
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lengkung
12
Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan diam, Energi Potensial benda maksimum, karena benda berada pada ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah. Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum. Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin ke atas, EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum) dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik tetap sama sepanjang lintasan. 3.2.4
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Bidang Lingkaran
Salah satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak melingkar adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa Roler
13
coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan. Karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya. 3.2.5
Energi Mekanik pada Gerak Roller Coaster
Sebuah kelereng dengan massa m dilepaskan dengan kecepatan awal v0. Kelereng tersebut bergerak mengikuti bidang dalam sebuah lingkaran seperti gerak roller coaster. Jika tidak ada gaya gesek yang menghambat kelereng tersebut, energi mekanik yang dimiliki oleh kelereng pada setiap kedudukannya adalah sama sehingga berlaku persamaan
E m1 = E m2 E p1 + E k1 = E p2 + E k2 Pada kedudukan terendah, dianggap energi potensial E p1=0, maka: mgh1 + ½ mv1 2 = mgh2 + ½ mv2 2 0 + v1 2 = 2 gh2 + v2 2 Dengan h2 = 2R sehingga 2 v 1 2 = 4gR + v 2
Berapa besar kecepatan minimum v1 agar kelereng dapat berputar melalui lintasan melingkar? Oleh karena gaya bersifat sebagai gaya sentripetal, maka:
14
Agar v1 minimum, v2 harus minmum atau N 2=0 (kelereng tidak menekan dinding).
Dengan mendistribusikan nilai v2 2 pada persamaan v1 maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut:
Dengan: g = percepatan gravitasi bumi (ms-2) R = jari-jari lintasan (m) Jadi, kecepatan minimum kelereng pada kedudukan terendah agar dapat melakukan linkaran penuh adalah terendah kurang dari
√ 5.
Jika kecepatan pada kedudukan
√ 5, kelereng tidak akan mampu melakukan lingkaran
penuh. Teori ini dapat digunakan dalam melakukan analisis gerak roller coaster menggunakan konsep energi potensial dan hukum kekekalan energi. Jika kecepatan roller coaster pada kedudukan terendah tidak mencapai
√ 5,
jangan harap roller coaster tersebut mampu mencapai kedudukan tertingginya.
3.3
Prinsip hukum fisika yang berhubungan Penerapan Pada Roller Coaster 3.2.1
Dinamika Roller Coaster
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan. Yakni perubahan kecepatan terhadap waktu yakni:
kecepatan bertambah terhadap waktu ketika bergerak menurun.
perlambatan (percepatan negatif) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik. 15
Perubahan kecepatan juga terjadi di saat roller coaster berubah arah
3.2.4
Kelajuan, Percepatan dan Kecepatan
Kelajuan termasuk besaran skalar (besaran skalar = besaran yang hanya mempunyai besar saja). Untuk menyatakan laju atau kelajuan suatu benda, kita tidak membutuhkan arah. Sebaliknya, kecepatan termasuk besaran vektor (besaran vektor = besaran yang mempunyai besar dan arah). Ketika menyatakan kecepatan, kita perlu menyertakan besar dan arah. Kelajuan dan kelajuan sesaat memiliki makna yang sama. Ketika menyebutkan kata kelajuan, yang kita maksudkan sebenarnya kelajuan sesaat. Kelajuan atau kelajuan sesaat merupakan perbandingan antara jarak yang sangat kecil dengan selang waktu yang sangat singkat. Dengan kata lain, kelajuan sesaat merupakan jarak yang sangat kecil yang ditempuh selama selang waktu yang sangat singkat. Sebaliknya kelajuan rata-rata merupakan perbandingan antara jarak tempuh total dengan selang waktu total yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Kecepatan dan kecepatan sesaat memiliki makna yang sama. Ketika menyebutkan kata kecepatan, yang kita maksudkan sebenarnya kecepatan sesaat. Kecepatan atau kecepatan sesaat merupakan perbandingan antara Perpindahan yang sangat kecil dengan selang waktu yang sangat singkat. Sebaliknya kecepatan rata-rata merupakan perbandingan antara perpindahan total dengan selang waktu total selama terjadi perpindahan. Suatu benda dikatakan mengalami percepatan jika kecepatan benda berubah. Kecepatan benda berubah, bisa berarti besar kecepatan alias kelajuan benda berubah atau arah kecepatan benda berubah. Misalnya sebuah mobil 16
mula-mula diam (kelajuannya = 0). Setelah beberapa saat, kelajuannya bertambah menjadi 40 km/jam. Ketika kelajuan mobil bertambah dari 0 menjadi 40 km/jam, mobil tersebut dikatakan mengalami percepatan atau mobil dipercepat. Mungkinkah kelajuan benda konstan tetapi benda tersebut mengalami percepatan ? bisa… dalam hal ini arah kecepatan yang selalu berubah. Mengenai hal ini akan dibahas dalam gerak melingkar. Ketika kelajuan benda berkurang, kadang kita mengatakan benda tersebut mengalami perlambatan. Misalnya mula-mula kelajuan mobil = 40 km/jam. Setelah beberapa saat, kelajuan mobil berubah menjadi 0 km/jam. Ketika kelajuan mobil berubah dari 40 km/jam menjadi 0 km/jam, mobil tersebut dikatakan mengalami perlambatan atau mobil diperlambat. Percepatan rata-rata = perubahan kecepatan yang terjadi selama selang waktu total terjadinya perubahan. Sedangkan percepatan sesaat = perubahan kecepatan yang terjadi selama selang waktu yang sangat singkat. Percepatan atau percepatan sesaat juga bisa diartikan sebagai percepatan rata-rata selama selang waktu yang sangat singkat. Penerapan pada Roller Coaster
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan, yakni perubahan kecepatan terhadap waktu yakni kecepatan bertambah terhadap waktu, ketika bergerak menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan negatip) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik. Perubahan kecepatan juga terjadi saat roller coaster berubah arah.
3.2.5
Momentum Gaya Pada Roller Coaster
Roller coaster meluncur dan berputar menurut sumbu putaran tertentu. Benda yang berotasi pasti ada momen gaya yang bekerja pada benda itu. Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban. Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja t erhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang τ (baca: tau). Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam 17
disebut momen gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya negatif. Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaankesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya. Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi
3.2.6
Gaya Sentripetal Pada Roller Coaster
Gaya sentripetal adalah gaya yang “berusaha” menarik objek mengarah ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya sentripental “mempertahankan” roller coaster agar tetap bergerak memutar. Kita telah mempelajari percepatan dari benda yang melakukan gerak melingkar beraturan selalu menuju kepusat lingkaran dan besarnya
Oleh karena itu,kita dapat menyatakan bahwa total gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar beraturan arahnya selalu selalu berubah setiap waktu dan menuju pusat. Kita dapat menyatakan besarnya gaya sentipetal(sesuai hukum II Newton, bahwa F = m.a) menjadi
18
Persamaan tersebut hanya digunakan untuk benda yang bergerak pada lintasan melingkar. Namun,bagaimanakah benda dapat memperoleh gerak melingkar? Benda mulai bergerak di intasan melingkar jika besar percepatan benda(akibat gaya sentripetal yang arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan)merupakan perbandingan besar kuadrat kelajuan tangensial dan jari jari dari lintasan melingkar(v2/r). Gaya yang tejadi dalam gerak melingkar dimanfaatkan dalam perancangan roller coaster. Rel roller coaster dirancang untuk menimbulkan gaya reaksi agar roller coaster dapat meluncur pada lintasan yang melingkar(walaupun sebenarnya lintasan tidak melingkar penuh) untuk mengurangi efek gaya grafitasi pada penumpang. Gerak melingkar akibat gaya gesekan sangatlah menarik karena arah gaya gesekan harus dijaga pada arah tertentu dengan menggunakan cara khusus. Contohnya,sopir yang ingin mengikuti lintasan,akan memutar stirnya ketika memasuki tikungan dan tanpa sadar memanfaatkan komponen dari gaya gesekan terhadap pusat dari lintasan melingkar. Komponen gaya gesekan tersebut menyebabkan percepatan dan besarnya sebagai berikut.
2 = Dengan kata lain ,jika besar gaya gesekan sama dengan F=m(v 2/
),maka mobil tersebut akan tetap pada lintasan. Jika gaya gesek mobil tidak cukup besar(walaupun geraknya masih gerak melingkar),maka jari-jari dari gerak melingkarnya menjadi R 2 karena diluar lintasan maka kita sebut R 2) karena percepatan sentripetal mobil tidak mencukupi. Oleh karena itu,mobil tersebut akan masuk ke lintasan 2 (diluar lintasan). Ketika gaya gesekan mobil semakin mengecil akibat kurangnya kecepatan sudut mengikuti awal,fungsi stir tidak efektif dan mobil akan tergelincir sehingga mobil mengikuti lintasan 3(diluar lintasan 1 dan lintasan 2). 3.2.7
Gaya Sentrifugal
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada pengendara bekerja gaya sentrifugal. 19
Tergantung di tikungan mana ia berada, gaya sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang (G<1). Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas Gaya sentrifugal sebenarnya tidak ada. Sentrifugal hanya merupakan efek semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, tetapi sentrifugal sendiri bukan merupakan gaya. Sentrifugal berarti menjahui pusat. Latar belakang munculnya gagasan mengenai gaya sentrifugal
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada benda atau partikel tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Banyak sekali orang yang tergoda untuk menambahkan sebuah gaya yang arahnya menjahui pusat lingkaran, di mana peran gaya ini adalah mengimbangi gaya sentripetal. Besar gaya sentrifugal sama dengan besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal berlawanan dengan gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan gerak melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjahui pusat tersebut dinamakan gaya sentrifugal. Alasan mengenai tidak adanya gaya sentrifugal
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I Newton, jika terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada benda tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjahui pusat, maka akan terdapat gaya total yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus. Kenyataan yang terjadi, benda tetap melakukan gerak melingkar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada gaya sentrifugal.
20
Sebagai contoh, ketika kita memutar lengan kita terhadap bahu kita, kita akan merasakan aliran darah menjauh dari badan/dada menuju ke jari-jari kita. Lawan dari gaya sentrifugal adalah gaya sentripetal, yaitu gaya yang diperlukan agar benda tetap bisa bergerak melingkar. Kalau arah gaya sentrifugal itu keluar lingkaran, maka arah gaya sentripetal ini adalah ke dalam lingkaran (sehingga arah dari kedua gaya ini akan saling bertolak belakang) Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada pengendara bekerja gaya sentrifugal. Tergantung di ti kungan mana ia berada, gaya sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang (G<1). Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas
Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat akan searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan bertambah (gaya yang searah akan dijumlahkan), sehingga anda seperti merasa tertekan ke bawah (G>1). Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi), gaya berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya keseluruhan akan menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi). Ini menyebabkan ada gaya yang seolah-olah menarik anda keatas (G<1).
3.2.8
Gaya Gravitasi
Setiap planet memiliki gaya untuk mempertahankan bentuknya atau yang disebut gaya gravitasi, hal ini yang memungkinkan setiap material yang 21
ada di permukaan titap berada di planet tersebut. Tetapi dalam konsep roller coaster gaya gravitasi ini merupakan aspek yang perlu diperhatikan karena digunakan untuk menentukan konsep pembuatan track , beban maksimal kereta, dan lainnya. Kita terapkan hukum II Newton untuk gaya gravitasi dan untuk percepatan a, kita ganti dengan percepatan gravitasi (g). ingat kembali pelajaran Gerak Jatuh Bebas. Benda yang jatuh hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Dengan demikian Gaya Gravitasi yang pada sebuah benda, FG, yang besarnya disebut berat, dapat ditulis sebagai : FG = mg
Arah gaya ini ke bawah, menuju ke pusat bumi. Persamaan ini sama dengan w = mg, seperti yang sudah kita pelajari di atas, karena berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda. Ketika benda berada dalam keadaan diam di permukaan bumi, gaya gravitasi yang ada pada benda tersebut tidak hilang. Untuk membuktikaan hal ini,
kita
bisa
mengukur
benda
tersebut
dengan
neraca
pegas
dan
membandingkannya dengan hasil perhitungan kita (F G = m g atau w = mg). Lalu mengapa benda tidak bergerak? Dari hukum II Newton, gaya total untuk benda yang diam adalah nol. Jika demikian, pasti ada gaya lain yang bekerja pada benda tersebut, untuk mengimbangi gaya gravitasi. Gaya apakah itu ? 3.2.9
Gaya Normal
Ketika kita meletakan sebuah kotak di atas meja, berat kotak tersebut menekan meja ke bawah dan sebaliknya meja membalas dengan memberikan gaya ke atas (lihat gambar di bawah). Gaya yang diberikan oleh meja bisa disebut gaya kontak, karena gaya tersebut terjadi karena adanya sentuhan antara kotak dan meja. Sebuah gaya kontak yang tegak lurus terhadap permukaan kontak disebut Gaya Normal (normal berarti tegak lurus), dan mempunyai Lambang FN atau bisa ditulis N.
3.2.10 Gaya Gesek
22
Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan dari dua permukaan yang bersentuhan. Gaya gesek mengubah energi kinetis menjadi panas atau suara. Dalam konsep roller coaster gaya gesek berpengaruh kecil dalam pengaplikasiannya, tetapi hal kecil ini tidak boleh diabaikan begitu saja karena menyangkut keselamatan penumpang.
di mana adalah koefisien gesekan, adalah gaya normal pada benda yang ditinjau gaya geseknya, adalah gaya gesek. Gaya ini memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak benda
3.4
Bagian – Bagian Wahana Roller Coaster
3.5
Cara Kerja Wahana Roller Coaster
Cara Kerja Roller Coaster Wahana permainan yang satu ini, memang berbeda dengan wahana permainan yang lainya. Selain menegangkan, permainan ini sangat seru, sangat cocok untuk melatih adrenalin, ketika keretanya berjalan, rasanya tubuh kita terbang, meluncur, menukik sangat cepat. Roller coaster bisa melaju sangat cepat, namun meskipun dapat melaju cepat ternyata roller coaster
tidak mempunyai mesin.
Tidak
mesin?
mempunyai
Kalau
tidak
menggunakan mesin, kenapa bisa melaju sangat cepat? Roller
coaster
dapat
meluncur
dengan
cepatnya adalah berkat energi potensial. Roller coaster dinaikkan terlebih dahulu ke puncak bukit pertama pada lintasan
dengan menggunakan
semacam ban berjalan, seperti pegangan tangan pada tangga berjalan (eskalator). Lintasan naik ini dibuat tidak terlalu curam karena makin curam lintasan, makin besar daya motor penggerak ban berjalannya. Puncak bukit pertama dibuat lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop (lintasan berbentuk tetes air). Hal itu bertujuan agar kendaraan memiliki energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan dengan baik.
23
Dari puncak yang paling tinggi itulah roller coaster meluncur, saat meluncur turun, kecepatan roller coaster semakin lama semakin tinggi, dan
akan kembali naik dengan
cepat menuju langit, pada saat naik sampai ke tempat yang paling tinggi, kecepatan akan berkurang dan memiliki energi potensial, kemudian bergerak kembali meluncur ke bawah. Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan luncuran dibuat berbentuk seperti sebuah parabola (lintasan benda di bawah medan gravitasi). Pada saat ber gerak ke bawah, energi potensial
akan berubah menjadi energi kinetik
(energi gerak). Semakin ke bawah maka kecepatan geraknya akan semakin bertambah namun
energi potensialnya
semakin kecil sedangkan energi kinetiknya semakin besar. Memasuki loop, penumpang dihadapkan pada loop yang seperti tetes cair. Loop tidak dibuat seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop yang berbentuk lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Bobot sebesar ini membahayakan penumpang karena darah tidak mampu mengalir ke otak, mata berkunang-kunang, dan pingsan. Ketika roller coaster yang memiliki energi kinetik yang besar, kembali naik ke tempat yang tinggi dan kecepatannya akan menurun sedikit demi sedikit, hal ini karena energi kinetik berkurang sedangkan energi potensialnya akan kembali bertambah. Perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dan perubahan energi kinetik menjadi energi potensial yang terjadi secara terus menerus inilah yang membuat roller coaster yang tidak memiliki mesin dapat bergerak dengan cepat. Pada saat meluncur dengan cepat, kita akan merasakan seolah-olah seluruh tubuh kita ikut terbang atau perut jadi mual bahkan jantung jadi ikut berdesir, itu adalah efek inersia yaitu efek yang membuat
jantung dan alat-alat tubuh kita sedikit
terangkat dari tempatnya semula (inersia) karena gerakan yang sangat kencang itu. Di puncak loop, penumpang tidak akan jatuh karena gaya sentrifugal yang dirasakan mampu mengimbangi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya sentrifugal juga dirasakan penumpang saat melintasi belokan belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan. Saat roller coaster berbelok ke kanan, penumpang akan terlempar ke kiri sebaliknya, ketika roller coaster berbelok ke kiri, 24
penumpang akan terlempar ke kanan. Penumpang akan terlempar lebih keras jika berpegang erat-erat pada batang pengaman. Oleh karena itu, sebaiknya tangan dibiarkan bebas sambil berteriak-teriak agar lebih nyaman.
25
BAB III HASIL STUDI LAPANGAN
A. Waktu, Tempat dan Gambaran Umum Studi Lapangan
Pada tanggal 21 Februari 2017 sekitar pukul 11.00 siang WIB kami melakukan observasi di JungleLand Adventure Theme Park tentunya mengenai hal-hal yang masih berhubungan dengan Wahana Roller Coaster mengenai gambaran Roller Coaster seperti jenis-jenisnya, mesin penggeraknya, terutama mengenai pengaplikasian ilmu fisika dalam wahana tersebut. Kami sangat tertarik mengikuti kegiatan di sekitar lingkungan JungleLand
dengan wahana permainan yang
beragam dan menarik serta lingkungan yang begitu bersih apalagi dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh JungleLand yang telah diketahui oleh masyarakat banyak.
B. Deskripsi Objektif
Menurut penjelasan yang diberikan oleh petugas wahana tersebut, roller coaster yang ada di JungleLand ini termasuk kedalam jenis Flying Roller Coaster. Namun terdapat sedikit perbedaan, diantaranya dengan posisi duduk, lintasan melingkar, dan kapasitas tempat duduk hanya untuk 2 orang tiap satu sheet dan terdapat 12 sheet. Jadi Roller Coaster yang terdapat di JungleLand memuat 24 orang.
26
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. 2. Prinsip/hukum fisika yang bekerja pada roller coaster yaitu energi potensial, energi kinetik, dinamika roller coaster (percepatan & perlambatan), gaya gravitasi, kekekalan energi, gaya sentripetal, gaya sentrifugal, dan momentum.
1.2 Saran Wahana roller coaster adalah salah satu wahana yang paling di gemari oleh masyarakat tapi hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa seluruh wahana di taman hiburan termasuk roller coaster menggunakan prinsip/hukum fisika karena itu lah di perlukan usaha untuk mensosialisasikan bahwa fisika adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan seluruh wahana tersebut bahkan seluruh mesin yang ada di dunia ini karena pada dasarnya seluruh mesin tersebut menggunakan prinsip/hukum fisika. Jadi, sangat lah penting untuk memperkenalkan fisika yang di aplikasikan di kehidupan nyata agar tidak ada lagi kesan yang mengatakan fisika hanya lah salah satu mata pelajaran yang sulit dan selalu bergumul dengan rumus. Sehingga, fisika tidak hanya dikenal sebagai mata pelajaran kumpulan rumus tapi juga mata pelajaran penggerak dunia.
27
B. Rumusan Masalah Rumusan pada karya tulis ilmiah “ (judulnya ganti ini yang belum di revisi) ” ini dapat
dirumuskan seperti pada pertanyyan berikut : 1. Bagaimana cara kerja roller coaster ? 2. Bagaimana reaksi hormon-hormon pada manusia setelah menaiki roller coaster ? 3. Bagaimana roller coaster bisa sebagai pemicu hormon adrenalin ? 4. Bagaimana roller coaster bisa sebagai mempengaruhi psikiometri ? C. Maksud dan tujuan penulisan Karya tulis ini juga bermaksud untuk memperdalam tentang wahana bermain roller coster serta pengaruhnya terhadap hormon adrenalin dan psikiometri. Bagi penulis karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran setelah melakukan study campu, juga untuk menambah pengetahuan atau wawasan bagi kami (penulis) khusnya dan orang lain umumnya. Adapun Tujuan tujuan penulisan ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana cara kerja roller coaster. 2. Mengetahui hoomon-hormon yang bereaksi setelah menaiki wahana roller coaster. 3. Mengetahui bagaimana bisa roller coaster sebagai pemicu hormon adrenalin. 4. Mengetahui bahwa roller coaster juga bisa mempengaruhi psikiometri.
D. Metode Penulisan Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu. Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan tugas akhir ini maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini. 2. Penelitian Lapangan Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung wahana roller coaster. 3. Literature Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku - buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.
28
IDENTITAS PENULIS Nama lengkap
: Ai Sita Nurain
Nama panggilan
: Ai sita atau Asit
TTL
: Majalengka, 18 April 2000
Alamat
: RT/RW.12/14 Dusun Sukamelang Ds.Babakan
Motto
: Jika melakukan sesuatu lakukan sampai akhir
Cita-cita
: Dokter atau Sastrawan
Hobi
: Menulis
Riwayat Pendidikan
: -TK -SD -SMPN -SMAN 1 Majalengka
29
IDENTITAS PENULIS Nama lengkap
: Fawwaz Nur Muhamad Nasrullah
Nama panggilan
: Fawwaz
TTL
: Majalengka, 11 Mei 2000
Alamat
: Ds. Jatipamor, blok Vamaron RT/RW 03/02 Kec. Panyingkiran Kab. Majalengka
Motto
: Selalu maju pantang mundur
Cita-cita
: Polisi
Hobi
: Olahraga
Riwayat Pendidikan
: -TK Fitriyah Majalengka -SDn Majalengka Kulon 7 -SMPN 3 Majalengka -SMAN 1 Majalengka
30
IDENTITAS PENULIS Nama lengkap
: Galuh Fadillah Triwibowo
Nama panggilan
: Galuh
TTL
: Majalengka, 27 Juli 2000
Alamat
: Ds. Leuwiseeng, komplek Gi PLN RT/RW. 05/03
Motto
: Kerjakan secepatnya jangan melewati batas
Cita-cita
: Dokter
Hobi
: Bulu tangkis dan mendengarkan musik
Riwayat Pendidikan
: -TK Tribakti Leuwiseeng -SDN 1 Leuwiseeng -SMPN 3 Majalengka -SMAN 1 Majalengka
31
IDENTITAS PENULIS
Nama lengkap
: Lingga Ananda Riyani
Nama panggilan
: Lingga atau Ingga
TTL
: Ciamis, 13 April 2000
Alamat
: Blok Desa RT/RW. 02/02 Ds. Kertawinangun Kec. Kertajati Kab. Majalengka
Motto
: Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin
Cita-cita
: Perawat
Hobi
: Membaca
Riwayat Pendidikan
: -TK Budi Darma -SDN Kertawinangun 1 -SMPN 1 Kertajati -SMAN 1 Majalengka
32
IDENTITAS PENULIS
Nama lengkap
: Muhammad Pramudia Adriansyah
Nama panggilan
: Rian
TTL
: Majalengka, 17 November 1999
Alamat
: Jl. Imam Bonjol no: 40 RT/RW 02/02 Majalengka kulon
Motto
: Hidup untuk sukses
Cita-cita
: Dokter
Hobi
: Downhill
Riwayat Pendidikan
: -TK Kober Harapan Mulia -SDN Majalengka Kulon 7 -SMPN 3 Majalengka -SMAN 1 Majalengka
33