LAPORAN STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY "M" DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158
AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA
BANTUL YOGYAKARTA
2015
LAPORAN STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY "M" DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Program Diploma III Keperawatan di Akademi Perawatan
Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta
Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158
AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA
BANTUL YOGYAKARTA
2015
ii
ii
iii
iii
iv
iv
MOTTO
Aku tak dapat membuat keajaiban namun bersama mu adalah sebuah keajaiban (Ditha Nugraha N.)
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar namun juga menginspirasi
(Ditha Nugraha N.)
Orang yang gagal bukan berarti pecundang, sesungguhnya gagal pada sebuah perang, jauh lebih mulia dari pada tidak membuka pedang sama sekali (Ditha Nugraha N.)
Watak adalah melakukan apa yang baik di saat orang lain tidak melihat (J.C. Watts)
Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukan bila kalah, tetapi sesumbar apa yang yang akan dilakukan bila menang, sedangkan pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukan bila iya menang, tetapi tahu apa yang akan dilakukan bila kalah (Eric Berne)
Jangan mencari kawan yang membuat anda nyaman, tetapi carilah kawan yang memaksa anda terus berkembang (Thomas J. Watson)
Kunci menuju kebahagian adalah memiliki mimpi, kunci menuju kesuksesan adalah membuat mimpi menjadi kenyataan (James Allen)
Permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan. Begitu pula manusia, tak ada yang sempurna tanpa cobaan (Confucius)
v
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT atas terselesaikannya Laporan studi kasus ini maka dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis mempersembahkan karya ini kepada :
Ayah dan ibu yang telah memberi samudra cinta, doa dan dukungan tanpa tepi.
Eyang saya yang telah memberi cinta, doa dan dukungan selama 3 tahun saya berada di jogja, terimakasih
Adik-adik saya yang sayang padaku dan aku sayangi
Pujaan hati yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa, terimakasih.
Ibu Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. dan Ibu Susanti, S. Kep.Ns. yang selalu sabar untuk membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan laporan stadi kasus ini dengan baik.
Bapak Eko Widodo, S.Kep.Ns. yang telah membimbing selama berada di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Buat sahabat ku Aditya Saputra dan Nur Hisyam Asyari terimakasih kalian sudah memberi semangat dan mau belajar bersama.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah bersama selama 3 tahun belajar bersama di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta.
Untuk almamaterku yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk belajar menuntut ilmu dan membuatku merasa menjadi insani yang berarti, tanpa ada dirimu tidak ada arti kutelusuri hidup ini. Tingkatkan Prestasimu.
vi
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan studi kasus dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. "M" Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta" penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
dr. I Wayan Sudana M.Kes. selaku direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan Laporan studi kasus.
Riana Dewi, S.Kep.MM selaku direktur Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Yogyakarta.
Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
Susanti, S.Kep.Ns. selaku pembimbing Akademik dalam penyusunan Laporan studi kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam penyusunannya.
Eko Widodo, S.Kep. Ns. selaku pembimbing lahan dalam Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selama di lahan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Semua staf karyawan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta khususnya di ruang melati.
Semua staf karyawan Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta.
Teman-teman yang telah menjadi penyemangat dalam menyelesaikan Laporan studi kasus.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan studi kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan studi kasus yang telah penulis buat masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis terima demi kesempurnaan ini.
semoga Laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 24 Juni 2015
Penulis
Ditha Nugraha Nuryahuthamavii
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
INTISARI xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penulisan 4
Ruang Lingkup 5
Lingkup Waktu 5
Lingkup Tempat 5
Lingkup Asuhan Keperawatan 5
Lingkup Mata Kuliah 5
Manfaat Penulisan 6
Metode Penulisan 7
Sistemetika Penulisan 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
Gambaran Umum Selulitis 11
Anatomi Fisiologi Integumen 11
Pengertian Selulitis 14
Etiologi 16
Patofisiologi 19
Menifestasi Klinis 21
Komplikasi 23
Pemeriksaan Penunjang 24
Penatalaksanaan 24
Asuhan Keperawatan Selulitis 25
Pengkajian Keperawatan 25
Diagnosa Keperawatan 27
Intervensi Keperawatan 28viii
viii
Implementasi Keperawatan 37
Evaluasi Keperawatan 38
Dokumentasi Keperawatan 39
BAB III TINJAUAN KASUS 54
Pengkajian Keperawatan Pasien Selulitis 54
Diagnosa Keperawatan Priroritas 70
Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis 71
Diagnosa Keperawatan 71
Intervensi Keperawatan 71
Implementasi Keperawatan 80
Evaluasi Keperawatan 128
Dokumentasi Keperawatan 133
Faktor Pendukung dan Penghambat 133
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 135
Pengkajian 135
Diagnosa 137
Intervensi 143
Implementasi 147
Evaluasi 149
Dokumentasi keperawatan 152
Faktor pendukung dan penghambat 153
BAB V PENUTUP 155
Kesimpulan 155
Saran 158
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs). 18
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013). 28
Tabel 3.1 Aktivitas dan latihan. 59
Tabel 3.2 Hasil Laboratorium. 64
Tabel 3.3 Analisa Data. 68
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan PK Infeksi. 71
Tabel 3.5 Intervensi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit. 72
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik 75
Tabel 3.7 Intervensi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
injury fisik. 76
Tabel 3.8 Intervensi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif. 78
Tabel 3.9 Implementasi keperawatan PK infeksi, senin 08 Juni 2015. 80
Tabel 3.10 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
senin 08 Juni 2015. 84
Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Senin 08 Juni 2015. 88
Tabel 3.12 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, senin 08 Juni 2015. 91
Tabel 3.13 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, senin 08 Juni 2015. 95
Tabel 3.14 Implementasi keperawatan PK infeksi, selasa 09 Juni 2015. 98
Tabel 3.15 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
selasa 09 Juni 2015. 101
Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Selasa, 09 Juni 2015 104
Tabel 3.17 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, selasa 09 Juni 2015. 107
Tabel 3.18 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, selasa 09 Juni 2015. 110
Tabel 3.19 Implementasi keperawatan PK infeksi, rabu 10 Juni 2015. 113
Tabel 3.20 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
rabu 10 Juni 2015. 116
Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Rabu 10 Juni 2015 119x
x
Tabel 3.22 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, Rabu 10 Juni 2015. 122
Tabel 3.23 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, rabu 10 Juni 2015 125
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum. 12
Gambar 2.2 Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin
and Soft-Tissue Infection 15
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis 16
Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of Predisposition to the Condition 19
Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan 21
xii
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Format pengkajian. 161
Lampiran 2.Berkas catatan medik kasus Selulitis. 173
Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis. 174
Lampiran 4. Lembar Balik Selulitis 181
Lampiran 5. Konsep Dasar Nyeri 191
xiii
xiii
INTISARI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY "M" DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
Latar Belakang : Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi pada berbagai tingkat usia Penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial.Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus Selulitis di Indonesia. Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1 januari 2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas Mempertimbangkan hal tersebut, maka penulis turut berperan aktif dalam mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keparawatan pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk Laporan studi kasus berjudul "asuhan keperwatan pada Ny M dengan Selulitis pedis distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta".
Metode : Penulis menggunakan metode deskriptif. Adapun sampelnya adalah Ny "M" sedangkan metode yang digunakan adalah Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
Hasil : Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta" selama 3 x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan 11 Juni 2015 penulis mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. dari ke 5 diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas jaringan kulit, Hipertermi, Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus ini 3 diagnosa dapat teratasi Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian PK Infeksi, Kerusakan Integritas jaringan kulit.
xiv
xiv
Kesimpulan : Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas terlihat bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan karena kondisi pasien yang masih memerlukan perawatan secara komprehensif, Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan Laporan studi kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien Selulitis.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan,Selulitis Pedis Distraxv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisai seperti sekarang tidak hanya seputar ilmu pengetahuan, teknologi dan kedokteran saja yang berkembang pesat, namun pengetahuan masyarakat dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik dan profesional juga semakin meningkat. oleh karena itu perawat dituntut untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. (Depkes RI, 2011)
Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah bidang keperawatan dimana keperawatan tersebut diberikan secara komprehensif dan berkesinambungan serta memandang pasien dari berbagai aspek bio-psiko-sosio-spiritual dan diutamakan sesuai dengan kebutuhan pasien. berdasarkan kondisi ideal tersebut penulis sebagai perawat berusaha komprehensif dalam melayani pasien khususnya pada pasien Selulitis yang paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut. (Depkes RI, 2011)
Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis, mengenai pembuluh limfe permukaan, plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi pada berbagai tingkat usia penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur, potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, lindungi tangan dan kaki, rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial.1
1
Selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti sebuah studi tahun 2006 melaporkan insidensi Selulitis di negara Utah, Amerika Serikat sebesar 24,6 kasus per seribu penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki usia 45-64 tahun. secara garis besar, terjadi peningkatan kunjungan di pusat kesehatan di Amerika Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 kasus menjadi 48,1 kasus per seribu populasi dari 1997-2005 dan pada tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus. data rumah sakit di Inggris melaporkan kejadian Selulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, Selulitis di tungkai menduduki tingkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. data dirumah sakit Australia melaporkan insidensi Selulitis sebanyak 11,5 per sepuluh ribu populasi pada tahun 2001 dan 2002. Di spanyol dilaporkan 86,% (122 pasien) dalam periode 5 tahun menderita erysepelas dan Selulitis. banyak penelitian yang melaporkan kasus terbanyak terjadi pada laki-laki dan lokasi tersering di ekstermitas bawah.
Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus Selulitis di Indonesia.
Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1 januari 2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas
Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis turut berperan aktif dalam mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk laporan studi kasus berjudul "asuhan keperwatan pada Ny M dengan Selulitis pedis distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta".
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : " Bagaimana Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny "M" Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?"
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan Asuhan keperawatan Keperawatan Pada Pasien Ny "M" Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan pengkajian, merumuskan masalah, diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, dan melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.
Penulis mampu mendokumentasikan setiap tahapan dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.
Penulis mampu menganalisa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :
Lingkup Waktu
Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny "M" dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, dilaksanakan selama 3 x 24 jam, yang dimulai pada tanggal 8 Juni sampai dengan 11 Juni 2015.
Lingkup Tempat
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini bertempat di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Lingkup Asuhan Keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. "M" dengan Selulitis Pedis Distra di Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta menggunakan pendekatan proses keperawatan melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi serta dokumentasi keperawatan.
Lingkup Mata Kuliah
Laporan studi kasus ini merupakan bagian mata ajar Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Sistem Integumen.
Manfaat Penulisan
Bagi Penulis
Penulisan laporan ilmiah ini dapat memberikan pengalaman yang nyata dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien Selulitis Pedis Distra.
Bagi Profesi Keperawatan
Laporan ilmiah ini di harapkan dapat di jadikan masukan dan bahan pembanding dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Selulitis Pedis Distra.
Bagi Institusi
Rumah Sakit
Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dalam melakukan atau memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien Selulitis pedis distra, di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Pendidikan
Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan menjadi bahan bacaan dalam pelaksanaan proses belajar, sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan asuhan keperawatan pada pasien Selulitis Pedis Distra.
Metode Penulisan
Metode penyusunan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus ini adalah metode deskriptif yang merupakan laporan pelaksanaan studi kasus dalam pemberian asuhan keperawatan.
Metode pengumpulan data
Data primer
Adalah data-data yang berasal dari pasien yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Observasi
Merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung gambaran fisik pasien, respondan perilaku pasien selama dilakukan tindakan keperawatan.
Wawancara
Merupakan tehnik pengumpulan data secara lisan atau tanya jawab kepada pasien maupun keluarga untuk mengetahui keluhan pasien, identitas, dan pola kebiasaan pasien.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata, dapat digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
Palpasi
Merupakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan sentuhan/rabaan. metode ini digunakan untuk mengetahui ciri-ciri jaringan atau organ.
Perkusi
Merupakan pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk. bertujuan untuk mengetuk batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan.
Auskultasi
Merupakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran, bising usus, ataupun bunyi paru-paru
Data sekunder
Adalah data-data yang didapatkan dari keluarga pasien, studi dokumentasi, catatan medis, catatan keperawatan, dan hasil pemeriksaan penunjang.
Sistematika Penulisan
Laporan studi kasus merupakan hasil pelaksanaan keperawatan pada pasien dengan Selulitis Pedis Distrat yang terdiri dari 5 bab, adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, Terdiri dari pengertian Selulitis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
BAB III : TINJAUAN KASUS,Terdiri dari pengkajian keperawatan, analisa data, prioritas diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan pada pasien dengan Selulitis pedis distra.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN, Terdiri dari pembahasan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dokumentasi keperawatan, dan faktor penghambat dan pendukung.
BAB V : PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Selulitis
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen
Menurut (Muttaqin Arif, 2013) Sistem inetgumen (Terutama Kulit) merupakan suatu masa atau jaringan terbesar di tubuh, kulit bekerja melindungi struktur-struktur dibawahnya dan berfungsi sebagai cadangan kalori, kulit mencerminkan emosi dan stres yang di alami.
Stres pisikologis pada keadaan sakit atau pada berbagai masalah pribadi, serta keluarga pada umumnya akan bermenifestasi keluar sebagai masalah sistem integumen, kondisi sistemik tertentu, seperti hepatistis dan kanker, menifestasi gangguan integumen dapat menjadi tanda pertama kelainan tersebut.
Sistem organ tubuh yang paling luas kulit tidak bisa terpisah dari kehidupan manusia. kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. Kulit tersambung dengan membran mukosa pada ostium eksterna sistem gastrointestinal, respiratoris dan urogenitalis.9
9
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing memiliki berbagai jenis sel dan memiliki fungsi yang bermacam-macam, ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis dan hypodermis/subkutis.
Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum
Epidermis
Epidermis merupakan struktur lapisan kulit terluar. sel-sel epidermis terus-menerus mengalami mitosisi dan berganti dengan yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri. komponen utama epidermis adalah protein keratin, yang dihasilakan oleh sel-sel yang disebut keratinosit, keratin adalah bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut dalam air. Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi epidermis dari iritan atau mikroorganisme penyebab infeksi, keratin adalah komponen utama apensiks kulit : Rambut dan kuku (Craven, 2000 In : Muttaqin Arif, 2013).
Melanosit (sel Pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis, melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagairespon terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormon, MSH). melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Sel imun, yang disebut sel langerhans, terdapat disaluran epidermis, sel langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk kekulit dan membangkitkan suatu serangan imun. sel langerhans mungkin bertanggung jawab mengenal dan menyinkirkan sel-sel kulit displastik atau neoplastik.
Dermis
Dermis atau kutan (Cutaneus) merupakan lapisan kulit di bawah epidermis dan membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis dan tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.
Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis terletak dibawah dermis. lapisan ini terdiri atas lemak dan jaringan ikat dimana berfungsi untuk memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang, serta sebagai peredam kejut dan insulator panas. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Guyton, 1996 in : Muttaqin Arif, 2013)
Pengertian Selulitis
Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau Streptococcus (Muttaqin Arif, 2013).
Selulitis adalah infeksi infeksi dermis dan jaringan subkutan akut yang menyebabkan inflamesi sel, dapat mengakibatkan kerusakan kulit seperti gigitan atau luka, progonosis biasanya baik dengan terapi yang teratur, dengan penyakit lainnya seperti diabetes meningkatkan resiko terbentuknya Selulitis atau penyebaran Selulitis (Kimberly, 2012)
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan, pada orang-orang dengan imunitas normal, biasanya disebakan oleh streptococcus pyrogenes. Erisipeles adalah istilah untuk Selulitis streptokokus yang superfesial dimana tepinya berbatas tegas (Robin, 2005)
Selulitis mengenai semua lapisan kulit dan dapat disebabkan oleh S.pyogenes, S, aureus, pasteurella multocida, atau kadang - kadang, vibrio laut atau basilus gram-negatif (stephen, 2009)
(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)
Gambar 2.2Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and Soft-Tissue Infection
.
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis
Etiologi Selulitis
Selulitis berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob mempunyai fungsi yang sinergis. Infeksi Primer Selulitis dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder dari oral malignancy. Penyebab dari Selulitis menurut Isselbacher adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus.
Penyebab Selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikusgrup A sedangkan penyebab Selulitis pada anak adalah Haemophilus influenzatipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikusgrup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikusgroup B adalah penyebab yang jarang pada Selulitis. Selulitis pada orang dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah. onset timbulnya penyakit ini pada semua usia. (Gillespie, 2009)
Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)
(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)
(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)
Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of Predisposition to the Condition
Patofisiologi Selulitis
Kerusakan integritas kulit hampir selalu mendahului infeksi, karena organisme invasif menyerang area yang terganggu, kejadian ini membuat sel pertahanan kewalahan, seiring perkembangan Selulitis, organisme menyerang jaringan disekitar lokasi luka awal (Kimberly, 2012).
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah.Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah.
Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren)
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor (eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau jaringan neurotik. ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan limfangitis ascenden. pada pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan leukositosis.
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. gejala prodormal berupa malaise anoreksia, demam, menggigil dan berkembang dengan cepat, sebelum menimbulkan gejala-gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan mengalami infeksi walau dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.
Lokasi Selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada orang dewasa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan riwayat seringnya trauma di ekstremitas. pada penggunaan salah obat, sering berlokasi di lengan atas. Komplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut (jika disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis, endokarditis bakterial subakut). kerusakan pembuluh limfe dapat menyebabkan Selulitis rekurens.
Kulit merupakan organ luas yang dapat bertindak sebagai jalan masuk ke infeksi sistemik. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil (Stephen, 2009)
Komplikasi
(Kimberly, 2012)
Sepsis : Kondisi medis serius dimana terjadi peradangan seluruh tubuh akibat infeksi.
Trombosis Vena Profunda : Peradangan pada dinding vena serta tertariknya trombosit dan leokosit pada dinding yang mengalami radang.
Perburukan Selulitis
Abses lokal : Pengumpulan nanah akibat infeksi bakteri.
Tromboflebitis : Kondisi dimana terbentuknya bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena karena obstruksi vena sebagian.
Limfangitis : Merupakan infeksi pembuluh limfa.
Amputasi : Suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak, prosedur pemotongan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (Kimberly, 2012) :
Hitung Leokosit menunjukan leukositosisi ringan
Laju endap darah menunjukan peningkatan ringan
Kultur dan pewarna gram dapat menunjukan organisme penyebab
Penatalaksanaan
(Kimberly, 2012)
Anti Biotik, seperti sefuroksim sefuroksim dan sefaleksin.
Anti Jamur Topikal, seperti mupirosin
Analgesik, seperi ibuprofen
Pembedahan, seperti trakeostomi mungkin diperlukan bagi Selulitis berat pada kepala dan leher, Mungkin diperlukan drainase abses, Amputasi (dengan Selulitis yang membentuk gas (ganggren))
Asuhan Keperawatan Selulitis
(Muttaqin Arif, 2013)
Pengkajian
Anamnesis
Biasanya di dapatkan keluhan nyeri lokal dan pada beberapa pasien didapatkan adanya keluhan malaise, demam dan menggigil.
Riwayat
Yang dapat meningkatkan resiko Selulitis, seperti penyakit diabetes melitus, riwayat intervensi diagnostik invasif pada penyakit jantung, riwayat penggunaan obat. Pasca bedah penggantian sendi pinggul (Total hip replacement),
Pemeriksaan Fisik
Suhu : Selulitis ditandai dengan demam, suhu meningkat (> 37,50C).
Kulit : Pada fase awal bisa didapatkan adanya kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil dikulit atau daerah luka, kulit menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas, dengan berlanjutnya penyakit, status lokalis didapatkan adanya lesi kulit berupa eritma lokal yang nyeri, dengan cepat menjadi makin merah, meluas namun batasannya tak jelas (difus) dan tepi tidak meninggi. Terkadang bagian tengahnya menjadi nodular dan bagian atasnya terdapat vasikula yang pecah mengeluarkan pus (nanah) serta jaringan nikrotik. fase lanjut karena infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas maka kelenjar getah bening di dekatnya dapat membengkak dan teraba lunak. Kelenjar getah bening di lipatan paha membesar karena infeksi di tungkai, kelenjar getah bening di ketiak membesar karena terinfeksi di lengan, penderita dapat mengalami demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, sakit kepala dan tekanan darah rendah. Terkadang gejala-gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala ini sama sekali tidak ada. Abses dapat timbul sebagai akibat dari Selulitis, meskipun jarang, dapat terjadi komplikasi serius berupa penyebaran infeksi dibawah kulit yang menyebabkan kematian jaringan dan penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya, jika Selulitis kembali menyerang sisi yang sama, maka pembuluh getah bening di dekatnya dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan pembengkakan jaringan yang bersifat menetap.
Diagnosa Keperawatan
(Muttaqin Arif, 2013)
Nyeri akut/kronis berhubungan dengan Agen Injury (Biologi, Kimia, Fisik, Psikologis).
Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik.
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Kecemasan berhubungan dengan Prognosis penyakit, kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal jaringan subkutan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x 24 Jam nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang skala nyeri 0-1 (0-4)
Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau penurunan nyeri
Pasien tidak gelisah
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif.
Lakukan menejemen nyeri keperawatan :
Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstermitas yang mengalami Selulitis.
Istirahatkan Pasien.
Lakukan kompres.
Manajemen lingkungan :
Lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.
Menjadi parameter dasar untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang di perlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan yang telah dilakukan.
Pendekatan dengan menggunakan rileksasi dan non farmakologi lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami peradangan subkutan. mengaturkan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak Selulitis. Bagian tubuh yang mengalami inflamasi lokal dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.
Istirahat diperlukan selama fase akut.kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan
Lakukan kompres pada area inflamasi dengan cairan NaCl 0,9 % bertujuan meningkatkan integritas jaringan dan menurunkan respons nyeri.
Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan asupan O2 ruangan yang berkurang apabila banyak pengunjung yang berada diruangan.
.
Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam , termoregulasi dalam rentang normal, dengan Kriteria Hasil :
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Monitor suhu sesering mungkin
Selimuti pasien
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Kolaborasi pemberian obat penurun demam, Bla perlu.
Monitor suhu sesering mungkin dapat mengetahui sejauh mana.perkembangan pasien
Untuk menjaga kenormalan suhu tubuh
Kompres pasien berguna untuk menurunkan suhu pasien
Berguna menurunkan suhu pasien, bila perlu
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respo inflamasi lokal dan nekrotik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 Jam di harapkan pasien mampu mempertahankan integritaskulit yang baik dengan kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (Sensasi, elastisitas, tempratur, hidrasi, pigmentasi).
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah cedra berulang.
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami (menghindari air pada luka(Selulitis pedis distra))
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau jelaskan tujuan perawat
Ajarkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar bila perlu
Rapikan tempat tidur
Observasi balutan luka (Selulitis pedis distra)
Observasi luka (Selulitis pedis distra)
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain)
Jaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
Ganti balutan luka (Selulitis Pedis Distra), bila perlu
Rapikan jaringan kulit yang mati
Monitor aktivitas dan mobilitas pasien
Monitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien
Pasien dapat percaya dengan perawat
Pasien dapat mengetahui nama petugas dan mengetahui tugas perawat
Memakai pakaian yang longgar berguna untuk menghindari luka baru yang menimbulkan lecet bila baju terlalu dekat.
Pasien dapat lebih nyaman pada saat istirahat.dan tidur
Dapat mengetahui kondisi balutan luka.
Dapat mengetahui kondisi luka.
Dapat mencegah masalah yang lain.
Menghindari balutan basah agar terhindar dari masalahyang lain
Penggatian balutan setiap hari agar proses penyembuhan luka cepat.
Merapikan jaringan kulit yang sudah mati
Memantau pergerakan agar pasien tetap beristirahat
Agar gisi dapat terpenuhi khususnya dalam penyembuhan
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x 24 Jam kecemasan pasien berkurang dengan kriteria hasil :
Pasien mengatakan kecemasan berkurang
Mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperkatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, dampinngi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukan prilaku merusak.
Hindari konfrontasi
Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan, beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.
Tingkatkan kontrol sensasi pasien
Orientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
Berikan privesi untuk pasien dan orang terdekat.
Kolaborasi : berikan anti cemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.
Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah dan gelisah.
Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan memperlambat penyebuhan
Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.
Kontrol sensasi pasien (dalam menurunkan ketakutan) dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahanan diri) yang positif.
Orientasi dapat menurunkan kecemasan
Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak di ekspresikan
Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan,menghilangkan cemas dan prilaku adaptasi danya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengaliahan (misal : membaca) akan menurunkan perasaan terisolisasi
Meningkatkan rileksasi dan menurunkan kecemasan
Implementasi Keperawatan
Tiap pelaksanaan merupakan tahap proses keperawatan dalam melaksanakan strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu lain yang terkait secara terintegrasi, beberapa faktor dapat mempengaruhi pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan, antara lain sumber – sumber yang ada, pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik untuk pelayanan keperawatan (Hidayat, A, 2008).
Prinsip tindakan perawat :
Independen adalah tindakan keperawatan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahya.
Interdependen adalah tindakan perawatan atas dasar kerja sama tim perawat dengan tim kesehatan lain.
Dependen adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain.
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
Evaluasi Keperawatan
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana keperawatan tercapai. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan menurut (Hidayat, A, 2008) yaitu :
Evaluasi proses
Yaitu evaluasi yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon Pasien.
Evaluasi hasil
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. ada beberapa tujuan dalam evaluasi hasil yaitu :
Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila Pasien telah menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai penyebab atau masalahnya.
Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Untuk memudahkan dalam evaluasi keperawatan dapat digunakan format SOAPIER antara lain :
S : Data subyektif sehubungan dengan masalah Pasien
O : Data obyektif sehubungan dengan masalah Pasien
A : Analisa masalah
P : Perencanaan
I : Implementasi
E : Evaluasi
R : Pengkajian ulang kebutuhan pasien dan rencana keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
POR (Problem Oriented Record)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masalah Pasien, dapat menggunakan multi disiplin dengan mengaplikasikan pendekatan pemecahan masalah, mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim. Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.
Pengertian
Model ini memusatkan data tentang Pasien dan didokumentasikan dan disusun menurut masalah Pasien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada Pasien.
Komponen
Model dokementasi ini terdiri dari empat komponen yaitu :
Data Dasar
Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi baik subyektif maupun obyektif yang telah dikaji dari Pasien ketika pertama kali masuk Rumah Sakit atau pertama kali diperiksa data dasar mencakup :
Pengkajian keperawatan
Riwayat penyakit/ kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pengkajian ahli gizi
Data penunjang ( hasil laboratorium)
Data dasar yang telah terkumpul selanjutnya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi masalah dan mengembangkan daftar masalah Pasien
Daftar Masalah
Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah yang sudah dinomori menurut prioritas. Untuk memudahkan mencapainya daftar masalah ini berada didepan dari catatan medik. Daftar masalah ini bisa mencerminkan keadaan pasien, masalah-masalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan bila perlu dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi dan petugas yang mengidentifikasi masalah tersebut untuk pertama kalinya. Dengan demikian daftar masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari Pasien tersebut. Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar, kemudian disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah.
Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama bertemu dengan Pasien atau orang yang diberi tanggung jawab.
Daftar masalah dapat mencakup masalah fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan.
Daftar ini berada pada bagian depan status Pasien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan masalah tersebut.
Daftar Awal Rencana
Rencana asuhan merupakan hasil yang diharapkan tindak lanjut dikembangkan untuk masalah yang terindentifikasi. Rencana asuhan harus mencakup instruksi untuk memperoleh data tambahan, untuk intervensi terapeutik dan penyuluhan untuk pasien. Setiap masalah yang ada dimaksudkan kebutuhan akan asuhan, dilaksanakan oleh siapa, frekuensi pelaksanaan dan hasil yang diharapkan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Batas waktu ditentukan untuk evaluasi respon pasien terhadap intervensi maupun kemajuan terhadap pencapaian tujuan.
Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah. Dokter menulis instruksinya, sedang perawat atau keperawatan menulis instruksi menulis instruksi rencana asuhan
Perencanaan awal terdiri dari 3 ( tiga ) bagian :
Diagnostik
Usulan Terapi
Pendidikan Pasien
Catatan Perkembangan (Proses Note )
Catatan perkembangan membentuk rangkaian informasi dalam sistem pendekatan berorientasi masalah. Catatan ini dirancang sesuai dengan format khusus untuk mendokumentasikan informasi mengenai setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar. Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien dalam mengatasi masalah khusus, perencanaan dan evaluasi. Catatan perkembangan biasanya ditampilkan dalam tiga bentuk, yaitu flow sheet berisi hasil observasi dan tindakan tertentu, catatan perawat/ keterpaduan memberi tempat untuk evaluasi kondisi pasien dan kemajuan dalam mencapai tujuan, catatan pulang dan ringkasan asuhan dan memudahkan follow up waktu pasien pulang.
Catatan perkembangan berisikan catatan tentang perkembangan tiap–tiap masalah yang telah dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama.
Beberapa acuan catatan perkembangan dapat digunakan antara lain :
SOAP : Subyektif data, Obyektif Data, Assesment, Plan
SOAPIER : SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan Revisi.
PIE : Problem, Intervensi Evaluasi
Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan POR
Keuntungan
Pencatatan sistem ini berfokus atau lebih menekankan pada masalah Pasien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
Pencatatan tentang kontinuitas atau kesinambungan dari asuhan keperawatan.
Evaluasi masalah dan pemecahan masalah didokumentasikan dengan jelas, susunan data mencerminkan masalah khusus. Data disusun berdasarkan masalah yang spesifik. Keduanya ini memperlihatkan penggunaan logika untuk pengkajian dan proses yang digunakan dalam pengobatan pasien.
Daftar masalah, setiap judul dan nomor merupakan "checklist" untuk diagnosa keperawatan dan untuk masalah Pasien. Daftar masalah tersebut membantu mengingatkan keperawatan untuk masalah-masalah yang meminta perhatian khusus .
Daftar masalah bertindak sebagai daftar isi dan mempermudah pencarian data dalam proses asuhan.
Masalah yang membutuhkan intervensi (yang teridentifikasi dalam data dasar) dibicarakan dalam rencana asuhan.
Kerugian
Penekanan pada hanya berdasarkan masalah, penyakit, ketidakmampuan dan ketidakstabilan dapat mengakibatkan pada pendekatan pengobatan dan tindakan yang negatif.
Sistem ini sulit digunakan apabila daftar tidak dimulai atau tidak secara terus menerus diperbaharui dan konsensus mengenai masalah belum disetujui, atau tidak ada batas waktu untuk evaluasi dan strategi untuk follow up belum disepakati atau terpelihara.
Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah dilakukan tindakan atau timbulnya masalah yang baru.
Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam daftar masalah.
SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya target evaluasi dan tujuan perkembangan Pasien sangat lambat.
Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk pencatatan tidak tersedia.
Perencanaan (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
Tidak ada kepastian mengenai perubahan pencatatan distatus pasien, kejadian yang tidak diharapkan misalnya pasien jatuh, ketidakpuasan mungkin tidak lengkap pencatatannya. Dalam praktek catatan serupa mungkin tidak tertulis, bila tidak hubungannya dengan catatan sebelumnya.
Kadang-kadang membingungkan kapan pencatatan dan tanggung jawab untuk follow up.
SOR (Source Oriented Record)
Pengertian
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian, semua hasil dokumentasi dikumpulkan jadi satu. Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari dokter, keperawatan, Bidan, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. perawat menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.
Komponen
Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponen yaitu
Lembar penerimaan berisi biodata
Lembar order dokter
Lembar riwayat medik atau penyakit.
Catatan keperawatan
Catatan dan laporan khusus
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan SOR
Keuntungan
Menyajikan data yang secara berurutan dan mudah diidentifikasi
Memudahkan perawat untuk secara bebas bagaimana informasi akan dicatat.
Format Dapat menyederhanakan proses pencatatan masalah, kejadian, perubahan intervensi dan respon Pasien atau hasil.
Kerugian
Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, karena tidak berdasarkan urutan waktu.
Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumhya, tanpa harus mengulang pada awal.
Superficial pencatatan tanpa data yang jelas. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada Pasien.
Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada Pasien.
Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak.
Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interpretasi/analisa.
Perlkembangan Pasien sulit di monitor.
CBE (Charting By Exception)
Dimulai sejak tahun 1983 di St Luke Medikal Center In Milkwankee.
Pengertian
Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.
Komponen
CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu :
Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter dan keperawatan, grafik, catatan pendidiikan dan pencatatan pemulangan pasien
Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentansg hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat di bangsal, walaupun ada juga standar khusus yang disusun sesuai unit masing-masing.
Formulir dokumentasi yang diletakkan ditempat tidur pasien Format CBE meliputi :
Data dasar (riwayat dan pemriksaan fisik)
Intervensi flow sheet
Grafik record
Catatan bimbingan pasien
Catatan pasien pulang
Format catatan perawatan (menggunakan format SOAPIER)
Daftar diagnosa
Diagnosa dengan standar rencana tindakan perawatan dasar
Profil perawatan pasien dengan sistem kardeks
Keuntungan dan Kerugian metode pendokumentasian CBE
Keuntungan
Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi.
Data yang tidak normal nampak jelas.
Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami.
Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain.
Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan.
Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi.
Data Pasien dapat dicatat pada format Pasien secepatnya.
Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur Pasien.
Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi.
Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen.
Kerugian
Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada checklist.
Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada.
Pencatatan rutin sering diabaikan.
Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan.
Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain.
Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian.
KARDEKS
Pengertian
Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke's Hospitalndi MIdwaukee, Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien manjadi lebih nyata, menghemat waktu dan mengakomodir adanya informasi terbaru. Model ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan dalam memasukan data. Merupakan metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada umumnya.
Model dokumentasi CBE mempunyai beberapa elemen inti, yaitu: lembar alur, dokumentasi berdasarkan referensi standar praktik, protocol, dan instruksi incidental, data dasar keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis dan catatan perkembangan SOAP.
Sistem komputerisasi
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system computer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan keperawatan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protocol, meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara spesifik, antara lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar, meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi, adalah: malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit computer.
Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi dirumah sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang, sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana pengobatan, rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE, pengobatan dan pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien dan catatan perkembangan pasien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan system komputerisasi ini, antara lain: perencanaan perlunya system computer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian system computer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sitem computer bagi pengguna, Pasien dan administrasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama mahasiswa : Ditha Nugraha Nuryahuthama
Nim : 20120191158
Tempat : Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Sumber Data Primer : Pasien dan Keluarga Pasien
Sumber Data Sekunder : Rekam Medis dan Tim Kesehatan
Metode : Ovservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi
Alat : Stetoskop, thermometer, Sfigmomanometer, Jam Tangan dan senter
Pengkajian Pasien Selulitis
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. Mujiyah
No. RM : 55.83.36
Tempat Tanggal Lahir : Demangan 31 Desember 1954
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Alamat : Demangan RT 32 Argodadi Sedayu Bantul49
49
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Diagnosa Medis : Selulitis Pedis Distra
Tanggal Masuk RS : 05/06/2015
Tanggal Pengkajian : 08/06/2015
Penanggung Jawab
Nama : Ny. Sumarmi
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Demangan RT 31 Argodadi Sedayu Bantul
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan Dengan Pasien : Saudara
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri hilang dan timbul skala nyeri 4, pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Datang kerumah sakit panembahan senopati dengan keluhan habis jatuh tertimpa batu bata
P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
Pasien mengatakan sebelum datang kerumah sakit sempat di pijat sehingga bengkak
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah sakit dan belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit yang menurun seperti hipertensi, asma, diabetes dan lain-lain.
Genogram
Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
Pola Nutrisi
Sebelum :
Makan : 3 x Sehari (Nasi, Sayur dan Lauk)
Minum : 8 Gelas Sehari
Sesudah :
Makan : 3 x Sehari, Tinggi Kalori Tinggi Protein dan ekstra albumin
Minum : Kurang lebih 8 Gelas Sehari
Pola Eliminasi
Sebelum :
B.a.b : Kurang lebih 2 x Sehari, konsistensi berbentuk dan berwarna kuning
B.a.k : Kurang lebih 4 x sehari, berwarna putih jernih dan berbau khas urine
Sesudah :
B.a.b : Kurang lebih 1 x Sehari, konsistensi berbentuk dan berwarna kuning
B.a.k : Terpasang Down Cateter sejak tanggal 05 Juni 2015, urine berwarna kuning
Aktivitas dan Latihan
Tabel 3.1 Aktivitas dan Latihan
No.
Aktifitas Latihan
Skoring
0
1
2
3
4
Makan/Minum
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Rom
Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 = Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total
Tidur dan Istirahat
Sebelum : Tidur pada malam hari kurang lebih 8 Jam, Tidur pada siang hari kurang lebih setengah Jam.
Sesudah : Tidur pada malam hari kurang labih 5 Jam dan kadang terbangun, Tidur pada siang hari Kurang lebih setengah jam
Sensori, Persepsi dan Kognitif
Pasien tidak memiliki masalah atau gangguan pengindraan, Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, pasien tidak sekolah.
Konsep Diri
Identitas Diri
Pasien mengatakan mengetahui tentang dirinya dibuktikan pada saat di tanya dapat menjawab nama, umur, alamat dan lain-lain.
Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, walaupun terdapat luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra).
Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang kerumah dan bisa bertemu dengan keluarga yang dirumah.
Harga Diri
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak malu dengan penyakitnya.
Peran Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah ibu rumah tangga.
Seksual dan Reproduksi
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada organ seksual, pasien mengatakan pasien menikah pada usia 50 tahun pasien tidak mau memiliki anak karena beresiko.
Pola peran Hubungan
Pasien mengatakan dirumah selalu aktif dalam kegiatan di masyarakat.
Manajemen Koping Stres
Pasien mengatakan bila ada masalah dapat diselesaikan sendiri, bila tidak dapat diselesaikan sendiri maka dimusyawarahkan dalam keluarga.
Sistem Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan seorang muslim, sebelum sakit pasien mengatakan solat 5 waktu, namun pada saat di rumah sakit hanya dapat berdoa pada tuhan;
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Penampilan umum baik, pasien dapat menjaga kebersihannya, ekspresi wajah rileks.
Tingkat keasadaran : Composmetis
GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5
TTV :
S : 36,5 ºC N : 100 x /Menit TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
Kepala :
Inspeksi : kepala terlihat bersih, warna rambut hitam ada sebagian rambut berwarna putih.
Palpasi : Kepala terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan.
Mata, telinga, hidung, Mulut
Mata :
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjugtiva tidak anemis, sklera berwarna putih susu.
Telinga :
Inspeksi : Kedua daun telinga terlihat simetris, telinga terlihat bersih.
Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri, tidak ada kelainan.
Hidung :
Inspeksi : Lubang hidung simetris antara kiri dan kanan, lubang hidung terlihat bersih.
Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri. Tidak ada kelainan.
Mulut :
Inspeksi : Mulut tercium bau segar, lipatan nasobial terletak di tengah, gigi tidak lengkap.
Leher
Inspeksi : Leher terlihat simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, dan pasien tidak merasa nyeri saat di sentuh
Dada/toraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan.
Perkusi : Hasil perkusi pada paru adalah resonan.
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Abdomen
Inspeksi : Umbalikas tidak menojol, tidak ada kelainan.
Auskultasi : Terdapat bising usus 15 x per menit.
Perkusi : Hasil perkusi pada paru adalah resonan.
Palpasi : Perkusi terdengar tympani
Genitalia
Terpasang down cateter sejak tanggal 05 Juni 2015
Ekstremitas
Kekuatan Otot :
Atas : Anggota gerak atas lengkap kanan dan kiri, tidak ada kelainan, ROM Mandiri, terpasang infus pada tangan sebelah kiri pada tanggal 05 Juni 2015.
Bawah : Anggota gerak bawah lengkap, ada kelainan atau luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Kulit
Pada kulit keseluruhan kulit berwarna coklat dan tidak ada kelainan, kecuali pada luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
05 Juni 2015
Tabel 3.2 Hasil Laboratorium
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
Satuan
Hematologi
Hemoglobin
11,0*
12,0 – 16,0
g/dl
Leokosit
29,30*
4,00 – 11,0
10^3/ul
Trombosit
277
150 – 450
10^3/ul
Hematokrit
33,2*
36,0 – 46,2
10^3/ul
Hitung Jenis
Eosinofil
0*
2 – 4
%
Basofil
0
0 – 1
%
Batang
4
2 – 5
%
Segmen
86*
51 – 67
%
Limfosit
4*
20 – 35
%
Monosit
6
4 – 8
%
Golongan Darah
Gol. Darah
O
Hemostatis
PTT
17,3*
12,0 – 16,0
Detik
APTT
35,5
28,0 – 38,0
Detik
Control PTT
14,2
11,0 – 16,0
Detik
Control APTT
32,0
28,0 – 36,5
Detik
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
Albumin
3,16
3,50 – 5,00
g/dl
Fungsi Ginjal
Ureum
92*
17 – 43
mg/dl
Creatinin
1,20
0,60 – 1,10
mg/dl
Diabetes
Gula Darah Sewaktu
188
80 – 200
Mg/dl
Elektrolit
Natrium
137,0 – 145,0
137,0 – 145,0
Kalium
3,50 – 5,10
3,50 – 5,90
Klorida
98,0 – 107,0
98,0 -107,0
Ero. Imunologi
Hepatitis
HbsAg
Negatif
Negatif
Negatif
08 Juni 2015
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Kalium
3,37
3,50 – 5,10
mmol/l
Fungsi Ginjal
Ureum
100
17 – 43
mg/dl
Creatinin
0,60
0,60 – 1,10
mg/dl
10 Juni 2015
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium
136,3
137,0 – 145,0
mmol/l
Kalium
3,37
3,50 – 5,10
mmol/l
Klorida
107,9
98,0 – 107,0
mmol/l
Radiologi
05 Juni 2015
Pemerikasaan : CR THORAX PA DEWASA
Hasil : Pulmo tak tampak kelainan besar cor normal
Terapi
Senin, 08 Juni 2015
Infus RL Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena
Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena
Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu
Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu
Infus pentoprazole 40 mg Drip Nacl 0,9% 50 ml, Intravena
Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu
Selasa, 09 Juni 2015
Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena
Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena
Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena
Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu
Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu
Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam, Per Oral
Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu
Rabu, 10 Juni 2015
Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit, Intravena
Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam, Intravena
Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena
Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila perlu
Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu
Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam, Per Oral
Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila perlu
Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data
Hari/Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Data
Masalah
Penyebab
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka atau luka (Selulitis Pedis Distra)
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka bila ditrkan.
DO :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
PK Infeksi
DS :
Pasien mengatakan sebelum kerumah sakit sempat dipijat sehingga bengkak.
Do :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Terdapat luka Selulitis Pedis Distra
kondisi luka teraba hangat berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Kerusakan integritas Jaringan kult
respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
DS : pasien mengatakan tidak papa
DO :
Kulit teraba hangat
S : 38,5 ºC
Hipertermi
respon inflamasi sistemik
DS:
Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh tertimpa batu
P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
DO :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nyeri Akut
Agen Injury Fisik
DS :
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya (Selulitis Pedis Distra)
Pasien mengatakan tidak sekolah.
DO : Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Kurang Pengetahuan
Keterbatasan kognitif
Diagnosa Keperawatan Priroritas
PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul.
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamsi sistemik
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
Diagnosa Keperawatan
PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul.
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Intervensi Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan PK Infeksi
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
PK Infeksi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Jam di harapkan perawat mampu menatalaksanakan program mengatasi infeksi dengan kriteria hasil:
AL dalam batas normal 4,00-11,00 10^3/ul
Tidak ada tanda-tanda infeksi tdak ada bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor).
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau tujuan perawat
Kaji tanda-tanda infeksi
Monitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Lakukan Pemeriksaan fisik
Dorong masukan cairan dan nutrisi
Lakukan medikasi/perawatan luka
Lakukan penggantian alat misal infus minimal 4 hari satu kali, bila perlu (untuk mengurangi tingkat infeksi)
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
Kolaboraasi dengan dokter bedah bila perlu, untuk motivasi atau tindakan
Pasien dapat percaya.
Pasien mengetahui siapa perawat dan tujuannya.
mengetahui adanya tanda-tanda infeksi.
Mengetahui perkembangan dari pasien.
Mengetahui adanya kelainan pada fisik pasien.
Agar kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi
Untuk menurunkan tingkat infeksi
Untuk menurunkan tingkat infeksi
Terapi antibiotik sistemik, yang dipilih berdasarkan pemeriksaan sensitivitas umumnya diperlukan, preparat oral penisilin dan eritromisin juga efektif untuk menangani Selulitis.
Untuk membersihkan luka atau menghilangkan pus (nanah).
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Jam di harapkan pasien mampu mempertahankan integritas kulit yang baik dengan kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tdak ada bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut.
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah cedra berulang.
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami (menghindari air pada luka(Selulitis Pedis Distra))
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau jelaskan tujuan perawat
Ajarkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar bila perlu
Rapikan tempat tidur
Observasi balutan luka (Selulitis Pedis Distra)
Observasi luka (Selulitis Pedis Distra)
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain)
Jaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
Ganti balutan luka (Selulitis Pedis Distra), bila perlu
Rapikan jaringan kulit yang mati
Monitor aktivitas dan mobilitas pasien
Monitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien
Kolaboraasi dengan dokter bedah bila perlu, untuk motivasi atau tindakan
Pasien dapat percaya dengan perawat
Pasien dapat mengetahui nama petugas dan mengetahui tugas perawat
Memakai pakaian yang longgar berguna untuk menghindari luka baru yang menimbulkan lecet bila baju terlalu dekat.
Pasien dapat lebih nyaman pada saat istirahat.dan tidur
Dapat mengetahui kondisi balutan luka.
Dapat mengetahui kondisi luka.
Dapat mencegah masalah yang lain.
Menghindari balutan basah agar terhindar dari masalah yang lain
Penggatian balutan setiap hari membuat proses penyembuhan luka lebih cepat cepat.
Merapikan jaringan kulit yang sudah mati dapat mempercepat penyembuhan
Memantau pergerakan agar pasien tetap beristirahat
Agar gisi dapat terpenuhi khususnya dalam penyembuhan
Agar masalah pada kulit dapat cepat teratasi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.6 Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam , termoregulasi dalam rentang normal, dengan Kriteria Hasil :
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
tidak ada pusing, merasa nyaman
Monitor suhu sesering mungkin
Selimuti pasien
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Kolaborasi pemberian obat penurun demam, Bila perlu
monitor suhu sesering mungkin dapat mengetahui sejauh mana.perkembangan pasien
Untuk menjaga kenormalan suhu tubuh
Kompres pasien berguna untuk menurunkan suhu pasien
Berguna menurunkan suhu pasien, Bila Perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Nyeri Akut berhubungan dengan agen injury fisik
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Jam nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang skala nyeri 0-1 (0-4)
Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau penurunan nyeri
Pasien tidak gelisah (Kenyamanan)
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau tujuan perawat
Monitor Tekanan darah, nadi, suhu.
Lakukan Pemeriksaan fisik
kajian nyeridengan pendekatan PQRST dan kaji secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan
Berikan tempat tidur yang bersih dan nyaman
Ajarkan metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri rileksasi nafas dalam atau distraksi
Kolaborsi pemberian obat analgesik bila perlu (Injeksi ketorolac 30 mg, Intravena, Bila perlu.)
Agar pasien percaya dengan perawat.
Agar pasien mengetahui perawat dan tujuannya
Mengetahui tingkat perkembangan pasien
.
Mengetahui kelainan fisik pasien.
Mengetahui skala nyeri pasien dan ketidaknyamanan
Mengetahui ketidaknyamanan
Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Pendekatan dengan menggunakan rileksasi dan non farmakologi lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 Jam diharapkan pasien paham dengan penyakit yang dideritanya dengan kriteria hasil :
Pasien mampu menjelaskan kembali teori/penjelasan yang telah di jelaskan tentang Selulitis.
Pasien mampu melakukan salah satu teori yang di jelaskan tentang Selulitis. (menghidari luka terkena air, menghindari faktor penyebab, mengetahui tanda dan gejala, cara pencegahan, memakan-makan mengandung protein)
Kaji tingkat pengetahuan pasien.
Gali pengetahuan pasien tentang proses penyakit (Selulitis)
Kontrak waktu kepada pasien dan keluarga dalam pemberian informasi/penkes (Selulitis)
Berikan informasi/penkes kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit (Selulitis)
Minta pasien dan keluarga untuk menggulanggi penjelasan
Evaluasi tingkat pemahaman pasien dengan memantau perubahan aktivitas
Berikan informasi kemajuan pasien kepada keluarga
Mengetahui tingkat pemahaman pasien menangkap informasi.
Mengetahu apakah pasien mengetahui tentang proses penyakit
Membuat janji kepada pasien dan keluarga akan menhindari ketidak percayaan pasien.
Informasi yang di dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga
Untuk mengetahui pemahaman pasien atas penjelasan.
Mengetahui apakah penjelasan dapat dikerjakan.
Mengindari kekhawatiran keluarga kepada pasien.
Implementasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
08.00
08.00
08.20
08.30
10.30
Membina hubungan saling percaya
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan perawat
Mengkaji tanda-tanda infeksi
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Melakukan medikasi/Perawatan luka
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan percaya kepada perawat
Pasien mengatakan senang karena akan didampingi selama di RS
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka atau luka (Selulitis Pedis Distra)
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka bila ditrkan.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Tanda infeksi pasien mengatakan nyeri pada daerah luka atau luka (Selulitis Pedis Distra)
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1 - 10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
16.00
17.50
18.05
18.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi pemberian skin test amikacin 0,1 cc, sub cutan, kurang lebih 15 menit untuk mengetahui alergi atau tidak alergi,.
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan kecuali pada luka di kaki kanannya (Selulitis Pedis Distra)
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1- 10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
21.00
21.00
06.00
06.00
06.00
06.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Mengkaji tanda – tanda infeksi
memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena.
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
Kolaborasi pemberian Infus Pentoprazole 40 mg Drip Nacl 0,9% 50 ml, Intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan kecuali luka di kaki kanannya (Selulitis Pedis Distra)
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 38,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.10 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
08.00
08.00
08.30
10.30
Menjelaskan tujuan perawat
Mengobservasi balutan luka
Mengajarkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
mengganti balutan luka
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan memahami apa yang dikatakan perawat.
Pasien mengatakan sebelum kerumah sakit sempat dipijat sehingga bengkak.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Balutan luka (Selulitis Pedis Distra) terlihat kotor.
kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
17.00
Merapikan tempat tidur pasien
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan memahami apa yang dikatakan perawat.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Tempat tidur pasien terlihat berkerut
Sekarang tempat tidur sudah dirapikan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
20.00
06.00
menjaga kebersihan pasien agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain)
Merapikan tempat tidur
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien mengatakan pasien selalu menjaga kebersihan tubuhnya
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
08.30
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
16.00
Monitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 16.00
S :
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
20.00
20.00
21.00
Monitor suhu sesering mungkin
Selimuti pasien
Kolaborasi pemberian paracetamol infus 250 ml, intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S : pasien mengatakan tidak papa
O :
Kulit teraba hangat
S : 38,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.12 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
08.30
08.30
09.00
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
mengajarkan metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri rileksasi nafas dalam atau distraksi
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam :13.00
S :
Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh tertimpa batu
P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
18.30
18.30
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Skala nyeri 4
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan kecuali luka di kaki kanannya (Selulitis Pedis Distra)
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
21.10
21.30
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
am : 19.00
S :
Skala nyeri 4
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan kecuali luka di kaki kanannya (Selulitis Pedis Distra)
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 38,5 ºC
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.13 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
08.00
Mengkaji tingkat pengetahuan pasien
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya (Selulitis Pedis Distra)
Pasien mengatakan tidak sekolah
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
18.40
menggali pengetahuan pasien tentang proses penyakit (Selulitis)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Paien mengatakan kurang mengetahui tentang cara mencegah Selulitis.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
21.00
Memberikan informasi kemajuan pasien pada keluarga
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Keluarga pasien mengatakan sudah percaya dengan perawat
Paien mengatakan kurang mengetahui tentang cara perawatannya.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.14 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
09.00
09.30
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Melakukan medikasi/perawatan luka
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan lebih nyaman setelah selesai di lakukan perawatan luka.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 37 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
15.00
16.00
18.00
18.00
melakukan penggantian infus dengan tranfusi set (untuk mengurangi tingkat infeksi)
memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 130/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
21.00
21.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Mengkaji tanda – tanda infeksi
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 37 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.15 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas JaringanKulit
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan Kulit
07.00
07.00
09.30
09.30
menjaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
mengobservasi balutan luka (Selulitis Pedis Distra)
merapikan jaringan kulit yang mati
mengobservasi luka (Selulitis Pedis Distra)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Luka Selulitis tidak hanya merah tetapi juga berwarna kuning dan kehijauan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan kulit
18.00
18.00
18.00
Merapikan tempat tidur
menjaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
Memonitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien (memakan makanan yang banyak protein dan buah-buahan)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Balutan luka terlihat bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan kulit
21.00
05.00
Memonitor aktivitas dan mobilitas pasien
Merapikan tempat tidur
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
(Pasien Tidur)
O :
Pasien terlihat tertidur
Pasien terlihat tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal : selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
08.30
Monitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
O :
S : 37 ºC
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
16.00
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam. 19.00
S :
O :
S : 37 ºC
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
20.00
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 07.00
S : pasien mengatakan tidak papa
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.17 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
08.30
08.30
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam :13.00
S :
Skala nyeri 4
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
16.00
16.00
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam :19.00
S :
Skala nyeri 3
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
21.00
21.00
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
(Pasien tertidur)
O :
Pasien terlihat dapat tertidur dengan pulas
Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.18 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
08.00
memberikan informasi kemajuan pasien kepada keluarga pasien
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Paien mengatakan sudah percaya kepada tim kesehatan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
18.30
18.30
memberikan informasi kemajuan kepada kepada keluarga pasien.
Kontrak waktu kepada pasien dan keluarga dalam pemberian informasi/penkes (Selulitis)
(Ditha)
(Diha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sudah percaya kepada tim kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan tidak sabar ingin mendengar pemberian informasi/penkes (Selulitis)
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
22.00
memberikan informasi kemajuan pasien kepada keluarga
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
keluarga pasien mengatakan dapat memahami apa yang dikatakan perawat.
O :
Pasien terlihat tertidur
keluarga Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.19 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
06.00
06.00
06.00
09.00
10.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena.
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Lakukan medikasi/perawatan luka
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan lebih nyaman setelah selesai di lakukan perawatan luka.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 37 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
16.00
18.00
18.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan.
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-10
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
PK Infeksi
21.00
21.00
05.00
06.00
06.00
Memonitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Mengkaji tanda – tanda infeksi
Monitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu
Kolaborasi pemberian injeksi cefotaxim 1 gram, intravena.
Kolaborasi pemberian injeksi amikacin 2 ml, Intravena
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
S : 36,5 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-10
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.20 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan kulit
07.00
07.00
07.00
09.30
09.30
Merapikan tempat tidur
menjaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
mengobservasi balutan luka (Selulitis Pedis Distra)
merapikan jaringan kulit yang mati
mengobservasi luka (Selulitis Pedis Distra)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Luka Selulitis tidak hanya merah tetapi juga berwarna kuning dan kehijauan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan kulit
18.00
18.00
menghindari kerutan pada tempat tidur (Merapikan tempat tidur)
menjaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Balutan luka terlihat bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kerusakan integritas Jaringan
21.00
21.30
05.00
Memonitor aktivitas dan mobilitas pasien.
Kolaboraasi dengan dokter bedah untuk memotivasi pasien untuk memulai puasa jam 00.00 karena akan dilakukan operasi debridement tanggal 11 Juni 2015
Merapikan tempat tidur
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien mengatakan ingin segera pulang
Pasien mengatakan akan puasa
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Pasien terlihat tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
08.30
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
16.00
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-4
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
20.00
Memonitor suhu sesering mungkin
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
O :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.22 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
08.30
08.30
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam :13.00
S :
Skala nyeri 3
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
16.00
16.00
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
(Ditha)
(Ditha)
Jam :19.00
S :
Skala nyeri 3
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik
21.00
21.00
05.00
05.00
Melakukan pengkajian secara komperhensif
Mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
(Pasien tertidur)
O :
Pasien terlihat dapat tertidur dengan pulas
Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.23 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Pagi
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
08.00
Memberikan informasi kemajuan pasien kepada keluarga pasien
(Ditha)
Jam : 13.00
S :
Pasien mengatakan tidak sabar ingin segera pulang
O :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Siang
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
16.00
16.15
memberikan informasi/penkes kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit (Selulitis)
Meminta pasien dan keluarga untuk menggulanggi penjelasan
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 19.00
S :
Pasien dan keluarga mengatakan memahami penjelasan informasi/penkes tentang penyakit Selulitis.
O :
Pasien Mengucapkan secara verbal
Keluarga pasien menanyakan tentang makanan apa saja yang di makan bagi penderita Selulitis.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-7
(Ditha)
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga : Malam
N0.
Diagnosa Keperawatan
Jam
Implementasi
TTD
Evaluasi
TTD
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
21.00
21.00
mengevaluasi tingkat pemahaman pasien dengan memantau perubahan aktivitas
.
memberikan informasi kemajuan pasien kepada keluarga pasien.
(Ditha)
(Ditha)
Jam : 07.00
S :
Pasien dan keluarga pasien mengatakan berterima kasih sudah di dampingi selama di RS
Pasien mengatakan makanan atau lauk sudah bisa dihabiskan pelan-pelan.
O : Pasien mengucapkan secara verbal
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
(Ditha)
Evaluasi Keperawatan
PK Infeksi
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : Jam : 07.00
Data Subjektif :
Pasien mengatakan sekarang tidak ada keluhan
Data Objektif :
S : 36,5 ºC
N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Lab. 05 Juni 2015
AL : 29,30
(4,00 – 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-10
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
Kerusakan integritas jaringan kulit
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
Pasien mengatakan ingin segera pulang
Pasien mengatakan akan puasa
Data Objektif :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Pasien terlihat tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1-13
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
Data Objektif :
S : 36,5 ºC
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
(Pasien tertidur)
Data Objektif :
Pasien terlihat dapat tertidur dengan pulas
Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
Pasien dan keluarga pasien mengatakan berterima kasih sudah di dampingi selama di RS
Pasien mengatakan makanan atau lauk sudah bisa dihabiskan pelan-pelan.
Data Objektif :
Pasien mengucapkan secara verbal
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
Operkan tugas jaga kepada petugas jaga yang lain
Dokumentasi Keperawatan
Penulis mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Ny. "M" dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, Penulis menggunakan dokumentasi POR (Problem Oriented Record), karena memudahkan penulis dalam mencatat atau mendokumentasikan perkembangan pasien dengan menggunakan S.O.A.P.I.E.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. "M" dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, penulis mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat.
Adapun hal-hal yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan asuhan keperawatan antara lain :
Adanya izin dari direktur RSUD
Adanya arahan dan bimbingan dari pembimbing pendidikan maupun dari pembimbing lapangan secara terus menerus dalam sehingga melaksanakan asuhan keperawatan ini.
Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi data.
pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :
Penulis membuat laporan studi kasus hanya di berikan waktu selama 10 hari.
Penulis merasakan kurangnya bahan penyusunan serta kurangnya refrensi atau buku khususnya refrensi atau buku terbaru di perpustakaan kampus akademi perawatan karya bakti husada bantul yogyakarta.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan salah satu tahap dalam penulisan laporan studi kasus dimana didalamnya berisi tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada sehingga tercermin suatu penulisan antara pengamatan tentang teori yang ada dengan aplikasi yang ada dalam situasi nyata dan kesenjangan ini dipecahkan dengan pola pikir ilmiah.
Asuhankeperawatanpadapasien Ny "M" denganSelulitis Pedis Distrainidilakukandenganmenggunakanpendekatan proses keperawatanselama 3 harimulaidaritanggal 08 Juni 2015 sampaidengantanggal 11 Juni 2015 yang terdiridaripengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dandokumentasikeperawatan. didapatkanadanyakesenjanganantarateoridankasus. pembahasanuntuktiap-tiap proses keperawatanadalahsebagaiberikut:
Pengkajian
Saat melakukan pengkajian penulismendapatkan data yang bersumber daripasien, keluarga pasien, timkesehatandan status rekammedispasien. Metode yang digunakanpenulisuntukmengumpulkan data dengancaraobservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi. dari hasil pengkajianpenulis menemukan adanya perbedaan antara data yang muncul menurut teori dan kasus nyata.122
122
Dari hasilpengkajianpadakasusdidapatkanadanyakesenjangandenganteori. Data yang adapadakasusdan adapadateori,data yang adapadateori tidakditemukanpadakasus, ada data padakasustidak ditemukan padateori.
Data yang adapadakasusdan adapadateori
Suhu
Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015 Jam 08.20 suhu pasien hanya 36,50C (Normal), pada pengkajian tanggal 08 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam), suhu pasien 38,50C, hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013). Selulitis ditandai suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala ada (pada pengkajian 08 Juni 2015 jam 08.20 suhu pasien normal). penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.
Integumen
Pada saat pengkajian tanggal 08 Juni 2015, ada kelainan atau luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis pedis distra), kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) pada fase awal didapatkan adanya kondisi kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah luka (Pasien mengatakan nyeri bila di tekan di daerah luka), serta dapat tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas.
Data yang adadalamteoritetapitidakada di dalamkasus
Pasien Ny "M" tidak ada keluhan malaise, demam, menggigil hanya saja ditemukan data suhu 38,50C, nadi : 100 x /Menit (Normal), Tekanan Darah : 120/80 mmHg (Normal). Hal itu tidak sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) yang didapatkan didapatkan keluhan malaise, peningkatan denyut jantung, sakit kepala, dan tekanan darah rendah.
Data yang tidakadadalamteoritetapiadadalamkasus
pasien Ny "M" didapat data laboratorium menunjukan angka leokosit termasuk tinggi yaitu 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul. Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) pada fase awal tidak membahas secara pasti mengenai infeksi.
DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh pasien pada waktu pengkajian, baik masalah yang aktual maupun masalah yang potensial. Berdasarkan data-data yang terkumpul yang telah dibuat analisa data untuk menentukan masalah dan selanjutnya merumuskan diagnosa keperawatan.
Diagnosakeperawatan yang adadalamteoridanadadalamkasus
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni 2015 penulis mendapatkan data :
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri Fisik
pada pasien didapatkan data sebagai berikut
Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
Data Objektif :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) Biasanya di dapatkan keluhan nyeri lokal, status lokalis didapatkan adanya lesi kulit berupa eritma lokal yang nyeri,
Kerusakan Integritas Jaringan Kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni 2015 penulis mendapatkan data :
Data Subjektif :
Pasien mengatakan sebelum kerumah sakit sempat dipijat sehingga bengkak.
Data Objektif :
kondisi luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013)Pada fase awal kulit menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas,
Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam) penulis mendapatkan data :
Data Subjektif :
Data Objektif:
Kulit teraba hangat
S : 38,5 ºC
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) (Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015 Jam 08.20 suhu pasien hanya 36,50C (Normal)), (pada pengkajian tanggal 08 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam)), suhu pasien 38,50C, Pada teori Selulitis ditandai suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala ada. penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.
Diagnosakeperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi ada dalam kasus
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni 2015 penulis mendapatkan data :
PK : Infeksi
pada kasus penulis mendapatkan data sebagai berikut :
Data Subjektif :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka atau luka (Selulitis pedis distra)
Data Objektif :
pada pengkajiantanggal 08 Juni 2015 AL : 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul
Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) pade fase awal tidak dibahas mengenai infeksi secara pasti.
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognetif
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni 2015 .
Data Subjektif :
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya (Selulitis Pedis Distra)
Pasien mengatakan tidak sekolah.
Data Objektif :
Pasien dapat mengucapkan secara verbal
Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) tidak mrmbahas mengenai kurang pengetahuan melainkan membahas mengenai kecemasan pasien.
DiagnosaKeperawatan yang adadalamteoritetapitidakada di dalamkasus
Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.
Diagnosa ini tidak muncul karena pada saat pengkajian 08 Juni 2015 pasien tidak cemas, pada teori (Muttaqin Arif, 2013) membahas mengenai kecemasan pada pasien Selulitis.
Intervensi
Pada perancanaan disusun berdasarkan pada masalah yang ada. Dalam menetapkan intervensi penulis mengambil dari beberapa teori yang saling melengkapi. Masing – masing diagnosa mempunyai tujuan dan perencanaan yang berbeda – beda. Perencanaan yang ditetapkan untuk diagnosa yang juga mengacu pada teori juga dimodifikasikan dengan mengacu pada teori Arif Mutaqin, Carpenito dan NANDA NIC NOC.
Dalam perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah kegawatan perencanaan tujuan merupakan dasar mengarahkan tindakan dan sebagai standart mengevaluasi tindakan.
Sehingga evaluasi keperawatan akan mudah dilaksanakan menurut prioritas masalah. maka tersusunlah rencana keperawatan pada masing-masing diagnosa keperawatan.
Intervensi keperawatan kasus dan teori:
Kerusakan Integritas Jaringan kulit
Intervensi pada kasus
Intervensi pada teori
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau jelaskan tujuan perawat
Ajarkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar bila perlu
Rapikan tempat tidur
Observasi balutan luka (Selulitis pedis distra)
Observasi luka (Selulitis pedis distra)
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain)
Jaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
Ganti balutan luka (Selulitis Pedis Distra), bila perlu
Rapikan jaringan kulit yang mati
Monitor aktivitas dan mobilitas pasien
Monitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau jelaskan tujuan perawat
Ajarkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar bila perlu
rapikan tempat tidur
Observasi balutan luka (Selulitis pedis distra)
Observasi luka (Selulitis pedis distra)
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain)
Jaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering
Ganti balutan luka (Selulitis Pedis Distra), bila perlu
Rapikan jaringan kulit yang mati
Monitor aktivitas dan mobilitas pasien
Monitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien
Kolaboraasi dengan dokter bedah.dalam motivasi dan tindakan
Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus dan teori yaitu, penulis menambah rencana keperawatan yaitu Kolaborasi dengan dokter bedah dalam motivasi (memulai puasa tanggal 10 Juni 2015 jam 00.00 karena akan dilakukan operasi debridement) dan tindakan (Operasi debridement pada tanggal 11 Juni 2015).
Hipertermi berhubungan dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik
Intervensi pada kasus
Intervensi pada teori
Monitor suhu sesering mungkin
Selimuti pasien
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Kolaborasi pemberian obat penurun demam, bila perlu
Monitor suhu sesering mungkin
Selimuti pasien
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Kolaborasi pemberian obat penurun demam, Bila perlu
Pada diagnosa ini perencanaan belum ada perbedaan antara kasus dan teori karena teori ini selalu diterapkan pada implementasi keperawatan.
Nyeri Akut berhubungan dengan agen injury fisik
Intervensi pada kasus
Intervensi pada teori
Bina hubungan saling percaya
Perkenalkan diri atau tujuan perawat.
Monitor Tekanan darah, nadi, suhu.
Lakukan Pemeriksaan fisik
kajian nyeri dengan pendekatan PQRST dan kaji secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan
Berikan tempat tidur yang bersih dan nyaman
Ajarkan metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri rileksasi nafas dalam atau distraksi
Kolaborsi pemberian obat analgesik bila perlu
(Injeksi ketorolac 30 mg, Intravena, Bila perlu.)
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non invasif.
Lakukan menejemen nyeri keperawatan :
Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstermitas yang mengalami Selulitis.
Istirahatkan Pasien.
Lakukan kompres.
Manajemen lingkungan :
Lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.
Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus dan teori yaitu ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori, bina hubungan saling percaya, perkanalkan diri dan tujuan perawat, monitor tekanan darah, nadi, suhu, lakukan peeriksaan fisik, observasi reaksi verbal dan non verbal ketidaknyaman, yang ada pada teori yang tidak dilakukan pada kasus Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstermitas yang mengalami Selulitis, Lakukan kompres. Manajemen lingkungan : Lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Implementasi
Pelaksanaan keperawatan dilakukan atas dasar rencana tindakan, walaupun ada beberapa modifikasi tindakan yang diberikan. Hal itu didasarkan pada kondisi pasien. Pada kasus ini terdapat rencana tindakan yang bisa dilaksanakan dan ada juga rencana tindakan yang penulis tidak laksanakan, dalam melakukan asuhan keperawatan penulis bekerjasama dengan perawat, tim kesehatan lain yang ada seperti dokter dan didukung oleh pasien dan keluarga yang kooperatif terhadap tindakan yang diberikan adanya dukungan dan fasilitas dari rumah sakit. pelaksanaan implementasi tidak ada kendala karena Ny. "M" sangat kooperatif. pelaksanaan telah berhasil dilakukan sampai tahap evaluasi ada masalah yang belum teratasi dan masalah yang teratasi yaitu :
PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul.
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi. Selain itu intervensi perlu di lanjutkan Kaji tanda-tanda infeksi, Monitor pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu., Lakukan Pemeriksaan fisik, Dorong masukan cairan dan nutrisi, Lakukan medikasi/perawatan luka, Lakukan penggantian alat misal infus minimal 4 hari satu kali, bila perlu (untuk mengurangi tingkat infeksi), Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah untuk melakukan pembedahan guna mengeluarkan pus yang ada pada kaki.
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi, selain itu intervensi perlu di lanjutkan, Observasi balutan luka (Selulitis Pedis Distra), Observasi luka (Selulitis Pedis Distra), Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain). Jaga kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering, Ganti balutan luka (bila perlu, Monitor aktivitas dan mobilitas pasien, Monitor status nutrisi pasien dan motivasi pasien dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah untuk melakukan pembedahan guna merapikan jaringan kulit yang mati.
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dapat dilaksanakan tanpa hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi tetapi perlu selalu melakukan monitor suhu.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun dapat dilaksanakan tanpa hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi tetapi perlu selalu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan mengobservasi reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan
.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini pasien kooperatif dan dapat mengikuti rencana yang telah disusun sehingga tindakan keperawatan dapat teratasi sesuai dengan rencana dan masalah teratasi.
Evaluasi Keperawatan
Dalam melaksanakan evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan.Sifatnya menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan teratasi atau belum teratasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh penlis adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diketahui secara langsung atau beberapa saat setelah pelaksanaan. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat atau diketahui setelah asuhan keperawatan dianggap selesai. Hasil evaluasi didapat oleh penulis dilakukan dengan metode SOAP.
PK Infeksi
Pada diagnosa ini tujuan perawat mampu menatalaksanakan program mengatasi infeksi dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian. Masalah yang belum teratasi :
AL dalam batas normal 4,00-11,00 10^3/ul
Kaki tidak bengkak
Masalah yang teratasi :
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
Kerusakan integritas jaringan kulit
Pada diagnosa ini tujuan pasien mampu mempertahankan integritas kulit dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian .
Masalah belum teratasi :
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tdak ada bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut.
Masalah Teratasi :
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah cedra berulang.
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami (menghindari air pada luka (Selulitis Pedis Distra))
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Pada diagnosa ini tujuan termoregulasi dalam rentang normal, dan kriteria hasil masalah dapat teratasi.
Masalah teratasi :
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
tidak ada pusing, merasa nyaman
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
Pada diagnosa ini tujuan berkurang atau hilang dan kriteria hasil masalah dapat teratasi.
Masalah yang teratasi :
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang skala nyeri 0-1 (0-4)
Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau penurunan nyeri
Pasien tidak gelisah (Kenyamanan)
Pernafasan normal : 12 – 20 x/Menit
Nadi normal : 60 – 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100 – 140/<85 mmHg
Suhu normal : 36,5 ºC – 37,5 ºC
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini tujuan pasien paham dengan penyakit yang dideritanya dan kriteria hasil masalah dapat teratasi.
dapat teratasi :
Pasien mampu menjelaskan kembali teori/penjelasan yang telah di jelaskan tentang Selulitis.
Pasien mampu melakukan salah satu teori yang di jelaskan tentang Selulitis. (menghidari luka terkena air, menghindari faktor penyebab, mengetahui tanda dan gejala, cara pencegahan, memakan-makan mengandung protein)
Dokumentasi Keperawatan
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
Pencatatan sistem ini berfokus atau lebih menekankan pada masalah pasien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
Kerugian
Perencanaan (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
Penulisan terlalu banyak sehingga membuat membingungkan penulis dalam membaca.
Faktor Pendukung dan Penghambat
pelaksanaan ini pun ada beberapa pendukung yaitu :
Adanya izin dari direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny "M" dengan Selulitis Pedis Distra" selama 3 x 24 Jam di ruang melati.
Adanya arahan dan bimbingan dari pembimbing pendidikan maupun dari pembimbing lapangan secara terus menerus dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini. Sehingga penulis mendapat wawasan dalam melakukan studi kasus.
Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan pasien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi data. Sehingga penulis dapat mengumpulkan data yang tepat dan yang perlu dilakukan sebagai intervensi penulis dalam melaksanakan tugas.
pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :
Penulis membuat laporan studi kasus hanya di berikan waktu selama 10 hari untuk melakukan penulisan sehingga penyusunan laporan studi kasus dirasa penulis kurang maksimal dan kesan seperti terburu-buru.
Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 Buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan Laporan Studi Kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien Selulitis.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta" selama 3 x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan 11 Juni 2015 penulis mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Pengkajian
Pada tahap pengkajian Ny "M" dengan Selulitis Pedis Distra di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta penulis telah memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data, analisa data yang akhirnya dapat merumuskan diagnosa keperawatan.
Pada waktu melakukan pengkajian tidak semua tanda dan gejala yang terdapat pada tinjauan pustaka muncul pada pasien. sehingga asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan keadaan pasien.
139
139
Diagnosa Keperawatan
Pada kasus Selulitis pedis Distra muncul 3 diagnosa sesuai teori meliputi :
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Diagnosa yang yang tidak sesuai dengan teori ada dalam kasus :
PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit 29,30 (4,00 – 11,0) 10^3/ul.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Intervensi Keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana Asuhan Keperawatan padaNy "M" dengan Sekulitis Pedis Distra di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, meliputi penentuan prioritas masalah keperawatan, penentuan tujuan, penentapan kriteria hasil, penulisan intervrnsi keperawatan..
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan Asuhan Keperawatan padaNy "M" dengan Selulitis Pedis Distra di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Dilaksanakan sesuai tindakan keperawatan yang dibuat, sedangkan penerapan pada pasien disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dialami.
Evaluasi
Dari ke 5 diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas jaringan kulit, Hipertermi, Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus ini 3 diagnosa dapat teratasi Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian PK Infeksi, Kerusakan Integritas kulit, setiap langkah dari tahap pelaksanaan penulis mendokumentasikan baik pada status pasien maupun dalam asuhan keperawatan yang penulis buat. Dokumentasi asuhan keperawatan ini akan memberikan kemudahan bagi petugas dan pembaca lain yang ingin mengetahui tindakan penatalaksanaan dan perkembangan pasien.
Saran
Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas terlihat bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan karena kondisi pasien yang masih memerlukan perawatan secara komprehensif, maka penulis ingin mengajukan saran yang kiranya dapat bermanfaat :
Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Diharapkan agar perawat dan tim kesehatan lain tetap mempertahankan kualitas kerjasamanya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Bagi institusi pendidikan
Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 Buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan Laporan Studi Kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien Selulitis.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Wiwik, (2012), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ganggun Sistem Hematologi, Jakarta, Selemba medika.
Arisanty Irma P., (2014), Manajemen Perawatan Luka, Jakarta, EGC.
Brown tony burns, Robin graham, (2005), Darmatologi, Jakarta, Erlanga.
Bilotta Kimberly A. J.,(2012), Kapita Selekta Penyakit, Jakarta, EGC.
Carpenito, Moyet., (2013), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.
Eron LJ., (2008) Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College of Physicians.
Gillespie Stephen, Kaathleen bamford, (2009), At a Glance Mikrobiologi medis dan infeksi, Jakarta, Erlanga.
Judith, (2012), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Diagnosis NANDA intervensi NIC kriteria hasil NOC, Jakarta, EGC.
Muttaqin Arif, (2013), Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen, Jakarta, selemba medika.
Widayatun Diah, (2012), Jurnal Teknik Model Pedokumentasian POR SOR CBE Kardeks Dan Komputerisasi, Politeknik banjarnegara, Semarang.
Welsh, Kowalak, dkk., (2012), Buku Ajar Patofisiologi, Jakarta, EGC.
https://www.academia.edu/6117119/89203682-SELULITIS. di askes tanggal 18 Juni 2015, Jam 13.00 WIB143
143
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama Pasien :
No. RM :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Suku :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Sumber Informasi :
Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin :
Hubungan Dengan Pasien :
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram
Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Aktivitas dan Latihan
No.
Aktifitas Latihan
Skoring
0
1
2
3
4
Makan/Minum
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Rom
Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 = Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total
Tidur dan Istirahat
Sensori, Persepsi dan Kognitif
Konsep Diri
Identitas Diri
Gambaran Diri
Ideal Diri
Harga Diri
Peran Diri
Seksual dan Reproduksi
Pola peran Hubungan
Manajemen Koping Stres
Sistem Nilai dan keyakinan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
Tingkat keasadaran :
GCS :
TTV :
S : ºC N : x/Menit TD : mmHg RR : x/menit
Kepala
Mata, telinga, hidung
Mata :
Telinga :
Hidung :
Mulut
Leher
Dada/toraks
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
Genitalia
Ekstremitas
Atas :
Bawah :
Kulit
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Analisa Data
Data
Masalah
Penyebab
Diagnosa Keperawatan Prioritas
Lampiran 2. Berkas catatan medik kasus Selulitis
RSUD. PANEMBAHAN SENOPATI
LAPORAN DIAGNOSA
PADA UNIT RAWAT INAP
ICD.X: L03
01/01/2015 - 31/05/2015
URUT ICD-10
Diagnosa
Icd
Tanggal
Cm
Nama
Umur
Sx
Dokter
Kec
CELLULITIS
L03
01/07/2015
98546708
PONIYEM NY"B"
74:10:18
P
WAISUL CHORONI,dr.Sp.PD
55,15
2
02/10/2015
98535346
JAIMAN BP
49:00:26
L
Agus Yuha Ahmadu,dr,Sp.
55,01
3
25/02/2015
98446807
CHAJATUL WALIDJAH
71:04:02
P
GUNAWAN SISWADI,dr.Sp.B
55,01
4
27/02/2015
98551195
SUKIRDI BP
66:02:15
L
WAISUL CHORONI,dr.Sp.PD
55,14
5
03/11/2015
98247400
MUH MARYADI BP
85:10:07
L
WARIH TJAHJONO,dr,Sp.Pd
55,11
6
27/03/2015
98538603
SRI WIHARJO/SATIYEM NY
75:02:26
P
SURYO HAPSORO, dr.,Sp.B
55,1
CELLULITIS OF OTHER PARTS OF LIMB
L03.1
31/03/2015
98235884
SISWANTO BP
64:00:20
L
Agus Fitriyanto A,Sp.PD
55,04
CELLULITIS, UNSPECIFIED
L03.9
01/08/2015
98546745
TRISANTO IGN
48:08:10
L
WAISUL CHORONI,dr.Sp.PD
55,17
2
17/02/2015
98325438
PONIJAN/ADI SUMARTO
69:04:11
L
GUNAWAN SISWADI,dr.Sp.B
55,15
3
26/03/2015
98552769
WARDI UTOMO / MUTINAH NY
82:02:25
P
Agus Yuha Ahmadu,dr,Sp.
55,04
4
20/04/2015
98247891
AFIFIENNA FATHURROHMAN
13:03:10
L
GUNAWAN SISWADI,dr.Sp.B
55,03
5
21/04/2015
98414725
SLAMET
71:09:10
L
GUNAWAN SISWADI,dr.Sp.B
55,09
6
26/05/2015
98557412
FATHAN PUTRA HAFIZ W
1: 0:26
L
S.LARASATI,dr,Mkes,SpA
55,05
Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS
Latar Belakang
Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam.
Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk menghindari terkena Selulitis bias dilakukan dengan melembabka kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah
Topik : Kesehatan
Sub topik : Selulitis
Sasaran : Pasien dan keluarga Ny.M
Hari/tanggal : Rabu, 08 Juni 2015
Jam : 16.00
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang
Tujuan
Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit Selulitis.
Tujuan khusus
Memahami pengertian penyakit Selulitis
Memahami penyebab penyakit Selulitis
Memahami cara mencegah penyakit Selulitis.
Memahami bagaimana gejala penyakit Selulitis.
Materi
Isi materi:
Pengertian penyakit Selulitis.
Penyebab penyakit Selulitis.
Cara pencegahan penyakit Selulitis.
Gejala penyakit Selulitis.
Metode
Ceramah
Tanya jawab
MEDIA
Materi SAP
Lembar Balik
KEGIATAN PENYULUHAN
No
Waktu
Kegiatan penyuluh
Kegiatan peserta
1
3 menit
Pembukaan;
Memberi salam
Menjelaskan tujuan
Menyebutkan materi pokok bahasan
Menjawab salam
Memperhatikan dan mendengarkan
2
15 menit
Pelaksanaan:
Menjelaskan materi secara berurutan.
Pengertian penyakit Selulitis, penyebab D Selulitis,cara mencegah Selulitis, gejala Selulitis.
Menyimak dan memperhatikan
3
10 menit
Evaluasi;
Meminta saudara menjelaskan atau menyebutkan pengertianpenyakit Selulitis, penyebab Selulitis , cara mencegah Selulitis , gejala Selulitis.
Bertanya dan menjawab pertanyaan.
4
2 menit
Penutup:
Mengucapkan terima kasih dan salam
Menjawab salam.
Evaluasi
Hasil penyuluhan memberikan pertanyaan pada pasien.
Apa yang dimaksudpenyakit Selulitis?
Apa penyebab penyakit Selulitis?
Bagaimana cara pencegahan penyakit Selulitis?
Bagaimana gejala Selulitis?
Lampiran Materi
SELULITIS
Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan. Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam.
Penyebab Selulitis
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
Infeksi bakteri dan jamur :
Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
Penyebab lain :
Gigitan binatang, serangga.
Kulit kering
Eksim
Kulit yang terbakar atau melepuh
Diabetes
Pembekakan yang kronis pada kaki
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
Menurunnyaa daya tahan tubuh
Cacar air
Cara Pencegahan Selulitis
Jika memiliki luka,
Bersihkan luka setiap hari
Oleskan antibiotic
Tutupi luka dengan perban
Sering-sering mengganti perban tersebut
Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
Jika kulit masih normal
Lembabkan kulit secara teratur
Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
Lindungi tangan dan kaki
Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
Gejala Selulitis
Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
Pengobatan
pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan resiko yang ada
Apa Itu Selulitis?
Apa Itu Selulitis?
Penyebab Selulitis
Penyebab Selulitis
Tanda&Gejala
Tanda
&
Gejala
Pencegahannya
Pencegahannya
PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS
Oleh :
Ditha Nugraha Nuryahutama
AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA BANTUL
YOGYAKARTA
2015
PENGERTIAN
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam.
PENYEBAB
1. Infeksi bakteri dan jamur :
Disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus aureus
Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2. Penyebab lain :
Gigitan binatang, serangga.
Kulit kering
Eksim
Kulit yang terbakar atau melepuh
Diabetes
Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
TANDA DAN GEJALA
Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan resiko yang ada.
TERIMA KASIH