2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh departemen kesehatan republik indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif. semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dipaparkan penulis dalam karya tulis ini adalah :
Pengertian narkoba
jenis-jenis narkoba
Penyebab penyalahgunaan narkoba pada generasi muda
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba pada generasi muda
Kiat mengatasi penyalahgunaan narkoba pada generasi muda.
Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi muda. sehingga para generasi muda berpikir dua kali untuk memakainya, sebab narkoba dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi tumpuan harapan orangtua, agama, bangsa dan negara. disamping itu saya juga berharap
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Narkoba
Pada pemaparan kali ini penulis mencoba merangkum dari berbagai sumber mengenai sejarah singkat tentang narkoba. karena dinilai penting sekali masyarakat indonesia dari berbagai kalangan untuk mengetahui apa sebenarnya dan berawal darimana narkoba itu berasal. di awali dengan sejarah narkoba di indonesia di indonesia narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh departemen kesehatan republik indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif. semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di indonesia, jauh sebelum pecahnya perang dunia ke-2 pada zaman penjajahan belanda pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang cina pemerintah belanda ,memberikan izin pada tempat - tempat tertentu untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan undang-undang. orang - orang cina pada waktu itu menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan menghisapnya melalui pipa panjang. hal ini berlaku sampai tibanya pemerintah jepang di Indonesia pemerintah pendudukan jepang menghapuskan undang-undang itu dan melarang pemakaian candu. ganja (cannabis sativa) banyak tumbuh di aceh dan daerah sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. tanaman erythroxylon coca (cocaine) banyak tumbuh di jawa timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, pemerintah belanda membuat undang-undang. meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut. setelah kemerdekaan, pemerintah republik indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya. masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. pada waktu perang vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di amerika serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. nampaknya gejala itu berpengaruh pula di indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan. dan jauh sebelum indonesia mengenal narkoba, sekitar tahun 2000 sm di samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu papavor somniferitum). bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. penyebaran selanjutnya adalah ke arah india, cina dan wilayah-wilayah asia lainnya, cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri). memasuki abad ke xvii masalah candu ini bagi cina telah menjadi masalah nasional, bahkan di abad xix terjadi perang candu dimana akhirnya cina ditaklukan inggris dengan harus merelakan hong kong. tahun 1806 seorang dokter dari westphalia bernama friedrich wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai morphin (diambil dari nama dewa mimpi yunani yang bernama morphius). tahun 1856 waktu pecah perang saudara di a.s. morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka – luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara". tahun 1874 seorang ahli kimia bernama alder wright dari london, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat cairan asam yang ada pada sejenis jamur campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah - muntah. namun tahun 1898 pabrik obat "bayer" memproduksi obat tersebut dengan nama heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer) tahun 60 - an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah.
Pengertian Narkoba
Narkoba (singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Yang termasuk jenis narkotika adalah :
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak candu, jicing, jicingko, opium obat,morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Zat adiktif lainnya :
Yang termasuk zat adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika, meliputi :
Minuman alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. ada 3 golongan minuman beralkohol :
Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( bir ).
Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( berbagai minuman anggur ).
Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( whisky, vodca, manson house, johny walker )
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. yang sering disalahgunakan adalah : lem, tiner, penghapus cat kuku, bensin.
Jenis-jenis Narkoba
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal / benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & lsd
Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri.
Adiktif , seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja, heroin, putaw jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Generasi Muda
Penyebab penyalahagunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. oleh karena itu penulis akan memaparkan faktor faktor tersebut sebagai berikut :
Faktor Internal : adalah faktor yang berasal dari diri seseorang.
Keluarga : jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (broken home) maka seseorang akan mudam merasa putus asa dan frustasi. akibat lebih jauh, orang akhirnya mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba.
Ekonomi : kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi pengedar narkoba. seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna narkoba.
Kepribadian :apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba.
Faktor Eksternal :
Berasal dari luar seseorang. faktor yang cukup kuat mempengaruhi seseorang.
Pergaulan : teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi terjerumusnya seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman. terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.
Sosial / Masyarakat : lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba.
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk coba - coba, ikut trend / gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan. penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
Coba-coba
Senang-senang
Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
Penyalahgunaan
Ketergantungan
Remaja Dan Penyalahgunaan Narkoba
Permasalahan narkoba di indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks. dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya.
Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan. sampai saat ini tingkat peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan.
Hal inilah yang menjadi kewaspadaan bagi kita, untuk selalu melakukan upaya pencegahan pada berbagai tingkatan. permasalahan narkoba sudah mewabah di hampir semua negara di dunia, akibatnya jutaan jiwa mengalami ketergantungan narkoba, menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan dan ketahanan berbangsa dan bernegara. berdasarkan laporan badan dunia peserikatan bangsa-bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan, unodc (united nations office on drugs crimes), upaya pengawasan narkoba yang ketat oleh negara-negara di dunia telah dapat mengendalikan peredaran narkoba di eropa, amerika dan asia. namun transaksi dan peredaran narkoba yang dilakukan oleh pelaku kejahatan terorganisir (organized crime) ternyata terus meningkat sehingga perlu diperlukan berbagai macam upaya untuk untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba penyalahguna narkoba menduduki rangking 20 dunia sebagai penyebab angka kematian dan rangking ke 10 di negara sedang berkembang, termasuk indonesia. penyalahguna narkoba diketahui sangat rentan dan mudah terjangkit hiv, hepatitis dan tubercolis, yang kemudian dapat menular ke masyarakat umum. atas dasar inilah unodc menganggap penyalahgunaan narkoba merupakan masalah kesehatan dalam lingkup negara republik indonesia, tingkat penyalahgunan narkoba memberikan dampak yang luar biasa signifikan. baik dari sisi sosial maupun ekonomi berdasarkan data yang dihimpun oleh bnn, dari tingkat pembiayaan urusan yang berkaitan dengan narkoba, negara mengeluarkan anggaran sekitar 45 triliun, dengan perincian untuk membiayai rehabilitasi, pengobatan maupun proses hukum. angka ini sangat fantastis untuk ukuran indonesia yang masih dalam tataran berkembang oleh karenanya diperlukan kepedulian dari setiap komponen untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap narkoba.
Remaja dan Perkembangannya.
Usia muda (remaja) merupakan usia produktif yang membutuhkan perhatian khusus, karena pada posisi ini, taraf pencarian jatidiri dan cenderung masih bersifat labil. pola pikir kaum muda kadang kala hanya bersifat instan, dan mencari yang temudah mana kala menghadapi sesuatu yang sulit. ada beberapa faktor sebagai penyebab atau yang mempengaruhi perilaku seorang remaja, diantaranya :
Faktor Pertemanan
Perkembangan teknologi informasi
Pengaruh budaya
Gaya hidup hedonism
Beberapa faktor itulah sebagai pemicu dalam setiap pola hidup maupun dasar pemikiran seseorang, termasuk dalam hal penyalahgunaan narkoba. seringkali seorang anak muda terjebak kedalam lembah hitam narkoba hanya karena faktor pertemanan sehingga memunculkan keinginan coba-coba. kalau kita analisa pengaruh teman sebaya menjadi metode paling ampuh untuk urusan peredaran gelap narkoba.
Seseorang begitu mudah terpengaruh oleh teman yang dianggap selevel. selain itu perkembangan teknologi yang semakin canggih, dari sisi negatifnya juga memunculkan potensi-potensi negatif pula. pada masa seperti saat ini adalah boleh dibilang the nations without state, arus informasi begitu deras masuk tanpa melalui filter sehingga batas pergaulan boleh di bilang bebas tanpa batas.
Narkoba dan Dampak Buruknya
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba) merupaka extra ocdinary crime (kejahatan luar biasa). saat ini di indonesia ada 3 kejahatan besar yang membutuhkan perhatian intensif,di antaranya adalah penyalahgunaan naroba, korupsi dan terorisme. penyalahgunaan narkoba memang menjadi sesuatu yang menakutkan jika kalau tidak segera ditangani, karena dampak yang dimunculkan adalah sangat mengerikan.
Akibat penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan atau memunculkan kejahatan baru, seperti mencuri, merampok dan berbagai tindak kekerasan maupun seks bebas. pada dasarnya, sifat umum dari narkoba ada tiga, yaitu depresan, stimulan dan halusinogen. depresan adalah bersifat menekan sistem syaraf hingga pengguna narkoba jenis ini bisa tidak sadarkan diri, bahkan detak jantung semakin melemah. sifat yang kedua adalah stimulan, yaitu bersifat memberikan rangsangan pada sistem syaraf sehingga memunculkan kebugaran yang berlebih dan memiliki kecenderungan untuk selalu segar dan fit pada saat menggunakan narkoba, misalnya penggunaan jenis shabu. yang ketiga adalah halusinogen sifat dari narkoba ini adalah bersifat memunculkan angan-angan yang dipaksakan seolah - olah sesuai dengan kenyataan walaupun hal itu tidak mungkin terjadi, contohnya penggunaan ekstasi. dari ketiga sifat tersebut yang menjadi sasaran utama adalah sistem syaraf yang tentu akan merubah tingkat pemikiran maupun kesadaran seseorang dan yang lebih fatal lagi adalah mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh, mulai jantung, paru, hati dan ginjal jadi pada dasarnya yang diserang adalah fisik maupun psikologis seorang pengguna dalam proses medis, pelaksana kegiatan kedokteran akan selalu menggunakan jenis narkotika maupun psikotropika akan tetapi dalam dosis maupun takaran tertentu misalnya dalam proses anestesi maupun pengobatan yang akan selalu membutuhkan jenis narkoba. taraf pengkonsumsian narkoba mengalami beberapa fase, diantaranya pengguna coba-coba, pengguna tetap dan pengguna kecanduan. pengguna tetap maupun pengguna kecanduan akan selalu melewati fase coba-coba, dengan mencoba walaupun sedikit lama kelamaan akan terjadi peningkatan dosis, hal inilah yang bisa berakibat fatal jika kalau terjadi. seorang pecandu narkoba, dalam kesehariannya akan mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan pada waktu belum menggunakan narkoba. mulai dari sifat dalam pergaulan, cara berpakaian hingga pergaulan, seorang pecandu hanya bergaul dengan sesama pecandu dan memiliki sifat tertutup. ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam setiap modus operandi peredaran narkoba. pertama para pengedar akan memberikan tawaran secara gratis terhadap obyek sasarannya, dan lama - kelamaan akan dijadikan pelanggan tetap dengan target memperoleh keuntungan.
Harapan Terhadap Aturan Perundangan yang Berlaku
Tindak pidana narkoba di indonesia diatur dalam undang-undang no 35 tahun 2009 tentang narkotika. dalam undang-undang tersebut diatur secara rinci berkaitan sangsi pidana maupun proses hukum dari para pelaku. hal ini merupakan wujud penyempurnaan dari undang-udang tahun 1997 tentang psikotropika undang-undang no 35 bukti keseriusan negara dalam upaya pemberantasan narkoba. tindak pidana narkoba merupakan lect specialist atau pengkhususan jika dibanding dengan tindak pidana lainnya. dalam undang-undang tersebut sangsi terberat adalah hukuman mati dengan berbagai pertimbangan tertentu. yang menjadi harapan besar adalah memberlakukan aturan perundangan dengan sebenarnya untuk mampu menekan tingkat penyalahgunaan narkoba di indonesia tercinta. dalam pasal 54 undang-undang no 35 tahun 2009 dijelaskan bagi para pecandu/penguna wajib menjalani rehabilitasi baik medis maupun sosial, tentunya dengan memperhatikan berbagai prasyarat yang ada. selain upaya penegakan hukum dan rehabilitasi, diperlukan partisipasi aktif dari segenap lapisan masyarakat untuk turut mendukung upaya penangulangan narkoba, sebagaimana diatur dalam pasal 104 undang-undang no 35 tahun 2009 dalam pasal tersebut dijamin keterlibatan masyarakat dalam memberikan informasi untuk masalah tindak pidana narkotika. sebuah harapan besar termaksud dalam amanat undang-undang ini dalam menghambat peredaran gelap narkoba di bumi tercinta. pencegahan, pemberantasan dan peredaran gelap narkoba, adalah meupakan tanggung jawab bagi kita semua. untuk mewujudkan targed yang sudah dicanangkan, yakni menuju indonesia bebas narkoba tahun 2015. dibutuhkan peran bebagai pihak termasuk dalam hal ini masyarakat, untuk mampu berperan sentral dalam kaitan tindak pidana narkotika. disisi lain sistem penegakan hukum harus berjalan secara fair dan penerapan aturan perundangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kita sebagai generasi bangsa sudah selayaknya untuk berfikir secara sistematis dan memiliki fisi kedepan yang lebih baik, agar dapat mewujudkan sesuatu yang positif bagi bangsa dan negara tercinta.
Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba Pada Generasi Muda
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (ssp) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.
Dampak Fisik:
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi .
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis b, c, dan hiv yang hingga saat ini belum ada obatnya.
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. over dosis bisa menyebabkan kematian.
Dampak psikis dan sosial bagi pemakai narkoba antaralain :
Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
Agitatif menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll. masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang - senang besar sekali. walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan hiv/aids di kalangan remaja hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya hiv/aids. kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Tahap-Tahap Pemulihan Pecandu Narkoba
tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :
Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.
Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. di indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah bnn adalah tempat rehabilitasi di daerah lido (kampus unitra), baddoka (makassar), dan samarinda di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic communities (tc), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan. untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus terhadap proses pulihan seorang pecandu.
Dalam penanganan pecandu narkoba, di indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu :
Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif. metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis).
Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson.
Therapeutic community (tc); metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di amerika serikat tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. program tc, merupakan program yang disebut drug free self help program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. aktivitas dalam tc akan menolong peserta belajar mengenal dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan bersih dari narkoba.
Metode 12 steps; di amerika serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. pecandu yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kiat Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba Pada Generasi Muda
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat dilakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu :
Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll instansi pemerintah, seperti halnya bkkbn, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi kie yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment) fase ini meliputi: fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan - bahan adiktif secara bertahap.
Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok - kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari penulis optimisi anak didik akan terjaga dan terawasi dari penyalahgunaan narkoba dan bahaya narkoba sehingga harapan semua komponen masyarakat untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
Tips Bebas Narkoba
Sobat, kita sebagai generasi muda dan komunitas masyarakat indonesia harus cerdas dan tanggap dalam mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. langkah awal yang bisa kita lakukan diantaranya dengan memperbanyak informasi mengenai bahaya penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba semisal membaca artikel-artikel tentang bahaya narkoba, berita-berita di media cetak maupun media elektronik bahkan lewat pameran-pameran yang sering di lakukan oleh badan narkotika nasional.
Berikut ini beberapa tips bagi generasi muda serta masyarakat pada umumnya agar terbebas dari narkoba dan dalam rangka mendukung program nasional untuk menciptakan "indonesia bebas narkoba.
Tips menghindarkan diri dari narkoba :
Tingkatkan iman dan taqwa semua agama mengajarkan tentang kebaikan. salah satu diantaranya adalah dengan menjauhkan diri dari barang haram yaitu narkoba, obat - obatan terlarang dan minuman keras. dengan keimanan dan ketaqwaan yang bersumber dari diri pribadi, kita akan mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Siapkan diri dan mental untuk menolak apabila ditawari narkoba. kemampuan diri dan mental dalam menghindari penyalahgunaan narkoba sejak dini bisa terbentuk mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. dari lingkungan yang baik akan timbul pribadi yang baik pula pada setiap individunya.
Hati - Hati dalam memilih teman bergaul. dalam pergaulan kita juga harus selektif dalam memilih teman. kita pilih teman atau kelompok yang dapat meningkatkan pengetahuan kita dan yang menambah nilai positif bagi diri kita. apalagi saat ini, pergaulan sudah dibilang "bebas", dalam arti tanpa ada batasan-batasannya. padahal, pergaulan itu ada tata caranya. pergaulan yang baik akan membentuk kita menjadi pribadi yang baik dan mampu menangkal penyalahgunaan narkoba.
Belajar berkata "tidak" apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak mampu segera tinggalkan tempat itu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari uraian makalah yang disusun kami menyimpulkan bahwa terjadinya penyalahgunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh dua faktor yakni faktor interna dan eksternal. tetapi pada akhirnya narkoba hanya menghancurkan masa depan, sehingga dibutuhkan kepedulian orang tua, insan pendidik, tokoh masyarakat dan instansi pemerintahan dalam membina generasi muda agar mereka bisa bebas dari bahaya narkoba.
Sebagai anak bangsa yang menjadi tumpuan orangtua, masyarakat, negara dan agama sudah saatnya kita berkata,"katakan tidak pada narkoba" atau say " no to drugs" dengan tidak terjebak pada penyalahgunaan narkoba kita bisa lebih berprestasi dan mandiri. jangan kita sia-siakan masa depan yang lebih baik hanya karena ingin mendapat kenikmatan sesaat yang dapat mengahancurkan fisik dan menganggu kesehatan mental dengan mencoba coba menggunakan narkoba.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. oleh karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini.semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. seperti berolahraga, aktif di kegiatan majelis ta'lim pelajar (rohis) dan lain sebgainya. dengan demikian berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua, dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung mastar'ain h. ba. 2010. hidup indah tampa narkoba. edisi ke-2. jakarta : letupan indonesia
Libertus jehani & antoro dkk. 2006. edisi ke-1 mencegah tterjerumus narkoba. jakarta : visimedia
Suryono siswanto. 2001. penanggulangan bahaya narkoba : media informasi dan edukasi penyalahgunaan narkoba. jakarta : kemitraan peduli penanggulangan bahaya narkoba
Indonesia kepolisian : satgas luhpen narkoba. 2011. penanggulangan penyalahgunaan bahaya narkoba : dengan teknik pendekatan yuridis, psikologis, medis dan religius. jakarta : sekretariat subdit bintibmas ditbimmas polri
Partodiharjo subagyo dr. 2006. kenali narkoba dan musuhi penyalahgunaanya. jakarta : esensi
Darman flavianus. 2006. edisi ke-1. mengenali jenis dan efek buruk narkoba. jakarta : visimedia
Dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2012/08/24/514/tahap-tahap-pemulihan-pecandu-narkoba
Dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/31/189/sejarah-singkat-narkoba
Dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2012/06/12/458/tips-bebas-narkoba
Majalah niat edisi ii/2013 penulis : anwar nuris state gazette no.278 juncto 536.
(Verdovende middelen ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (state gazette no.278 juncto 536).