KARATE “ Sej Sej ar ah
per kem kembangan, ngan, K ar ate seb sebagai gai pr pr esta stasi, Tekni Teknikk gerakan karate”
Oleh : Nama : Achmad Raihan.J NIM : 1631040048 Kelas : PJKR A 16
JURUSAN PENJASKESREK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang "seni bela diri KARATE.” Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Pnulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Makassar, 26 Mei 2018
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. I DAFTAR ISI ...........................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3 I. 1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 3 I. 2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 4 I. 3 TUJUAN ....................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5 II. 1 PERKEMBANGAN KARATE DI INDONESIA ....................................... 5 II. 2 KARATE SEBAGAI OLAHRAGA PRESTASI ........................................ 7 II.3 RESUME MATERI KARATE..................................................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12 III. 1 Kesimpulan ............................................................................................... 12 III. 2 Saran ......................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
II
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo. Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia. Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari ali ran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI. Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan
3
FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.
I. 2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan karate di Indonesia? 2. Bagaimana karate sebagai olahraga prestasi? 3. Bagaimana teknik teknik gerakan dalam karate?
I. 3 TUJUAN
Untuk mengetahui perkembangan karate di Indonesia, karate sebagai olahraga prestasi, teknik teknik gerakan dalam karate serta sebagai tugas akhir mata kuliah karate.
4
BAB II PEMBAHASAN II.1 PERKEMBANGAN KARATE DI INDONESIA
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tent ara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa
Indonesia
yang
kembakli
ke
tanah
air,
setelah
menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mulamula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta. Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967). Karate ternyata mengalami perkembangan yang besar memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate
5
dengan berbagai aliran
menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI). Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang). FORKI semenjak berdiri telah dipimpin oleh enam orang Ketua Umum. Mereka yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 yaitu sebagai berikut :
6
II. 2 KARATE SEBAGAI OLAHRAGA PRESTASI
Karate merupakan salah satu seni beladiri terkenal di dunia. Setelah perang dunia II berakhir, karate berkembang menjadi salah satu olahraga prestasi yang telah banyak dipertandingkan di seluruh dunia. Pada ilmu olahraga juga sudah sangat dikenal suatu disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan. Ilmu tersebut dikenal dengan nama biomekanika. Penggunaan ilmu ini menjadi penting saat gerakan dari seorang atlet dianalisis dengan sebuah software komputer yang bisa menjabarkan bagaimana gerakan atlet bisa sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi. Analisis gerak yang didapatkan kemudian dijadikan sebagai pegangan pelatih untuk memberikan instruksi yang benar kepada atletnya. Software khusus inilah yang bisa membuat pelatih menentukan gerakan gerakan yang efektif dan efisien agar atletnya bisa berprestasi. Karate sebagai salah satu cabang olah raga prestasi, tak luput dari perkembangan IPTEK Olahraga, meski belum bisa dilakukan secara menyeluruh tentang IPTEK olah raga ini, masih banyaknya kendala yang ditemui, sebagai contoh misalnya belum meratanya. penyebaran IPTEK Olah raga baik ke tingkat Pengda FORKI maupun Perguruan, sehingga masih banyaknya metode konfensional yang masih terpaku dengan sistem pembinaan yang tradisional bahkan sangat fanatik dengan sistem yang ortodok. Indonesia merupakan negara yang telah berhasil mencetak atlet-atlet karate tingkat nasional yang selalu mengharumkan nama bangsa di turnamen luar negeri. Selain itu negara Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada kejuaraan karate
7
internasional. Dari segi fasilitas negara Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang layak sebagai pembinaan atlet-atlet karate nasional. Fasilitas merupakan salah satu penilaian dalam perkembangan karate Indonesia baik dari segi prestasi maupun organisasi. Karate dijadikan cabang olahraga prestasi yang menjadi bagian dari pembinaan olahraga secara nasional dan masuk sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan pada perhelatan olahraga akbar multi iven di tanah air mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional. Di Indonesia atletatlet karate bercita-cita untuk bisa tampil di ajang kompetisi olahraga tertinggi nasional yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON). Mereka ingin tampil dengan tujuan meraih kebanggaan provinsi yang diwakilinya termasuk atlet karate Provinsi Sumatera Barat. Karate sport sudah berkembang di era modern saat ini. Dan bisa menjadikan ajang mengukir prestasi sebanyak-banyaknya bagi para karateka-karateka muda bangsa ini. Dan tidak perlu takut akan cidera meski kadang dalam suatu pertandingan cidera tidak dapat dipungkiri. Karna peraturan federasi karate dunia ( WKF ) sudah membuat peraturan pertandingan sedemikian rupa yang meminimalisir dari hal-hal yang tidak diinginkan. ( seperti : cidera, patah tulang, dll ) II.3 RESUME MATERI KARATE
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang,
8
nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa ( Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah
berarti ‘kosong’. Dan yang kedua,
bersama artinya “tangan kosong”
‘te’
‘Kara’
空 dan
手 , berarti ‘tangan'. Yang dua kanji
空手 (pinyin:kongshou).
TEKNIK TEKNIK GERAKAN KARATE A. Teknik tangkisan (UKE) 1. Gedan Barai
Tangkisan ke arah bawah biasa digunakan untuk menangkis tendangan 2. Uchi Uke
Tangkisan ke arah tengah disebut juga tangkisan dalam 3. Ude Uke
Pukulan ke arah tengah.Bedanya dengan uchi uke adalah tangkisan ini mengambil dari luar. 4. Age Uke
Tangkisan kearah atas 5. Shutoke
Tangkisan ke arah luar (tengah) tangkisan ini selalu menggunakan kudakuda kokutsu dachi.
9
B. Teknik pukulan (TSUKI) 1. Chudan Tsuki
Pukulan kearah ulu hati (tengah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal 2. Jodan Tsuki
Pukulan kearah muka atau leher (atas) posisi badan te gak dan telapak tangan harus mengepal 3. Gedan Tsuki
Pukulan kearah perut atau kemaluan (bawah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal 4. Oi Tsuki
Pukulan kearah tengah melangkah sejajar dengan kaki depan. 5. Gyaku Tsuki
Pukulan kearah tengah berlawanan dengan kaki depan 6. Kizami Tsuki
Pukulan sejajar dengan kaki depan,pukulan ini sering disebut pukulan jab. 7. Tate Tsuki
Pukulan vertikal dengan posisi telapak tangan menyamping 8. Kage Tsuki
Pukulan mengkait pukulan ini muncul darisamping kearah tengah lawan 9. Yoko Tsuki
Pukulan kearah samping
10
10. Ushiro Tsuki
Pukulan ke arah dagu lawan yang berada dibelakang 11. Morote Tsuki
Pukulan dua tangan ke arah tengah.
C. Teknik Tendangan (GERI) 1. Mae Geri
Posisi kaki diangkat dan lemparkan tendangan ke depan,tendangan mae geri bisa digunakan untuk menyerang ke arah ulu hati (tengah) atau muka (atas). 2. Yoko Geri
Tendangan ini biasanya di sebut tendangan pisau kaki karena perkenaannya pada pisau kaki. 3. Mawashi Geri
Tendangan ke arah punggung dan muka perkenaan tendangan ini terdapat pada punggung kaki.
11
BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan
Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan mendatar Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan belaan. Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk ditahan atau ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara serentak dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan sebagainya
III. 2 Saran
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari gangguan orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://furotul29.blogspot.co.id/2015/02/makalah-olahraga-karate.html (diaksess 26 mei 2018) http://karate-center.blogspot.co.id/2012/12/olahraga-karate-di-indonesia.html (diaksess 26 mei 2018) http://yakinchanel.blogspot.co.id/2018/02/makalah-tentang-karate.html (diaksess 26 mei 2018) http://kobarkarate.blogspot.co.id/2012/07/tujuan-berlatih-karate.html (diaksess 26 mei 2018) http://enipencak.nyimuetz.com/2015/02/tehnik-pukulan-tendangan-tangkisankudakuda-karate.html (diaksess 26 mei 2018) http://digilib.unimed.ac.id/22244/2/8.%20NIM.%20609121016%20CHAPTER% 20I.pdf(diaksess 26 mei 2018)
13