Gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di dunia. Sekitar 800 juta orang dewasa dan anak-anak mengalami gizi buruk dan kebanyakan gizi buruk terjadi di negara berkembang (ACC/SCN, 1992). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang juga memiliki masalah dengan gizi kurang. Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2005 . Tahun 2005, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar 14.500.000 orang menderita gizi buruk dan sebagian besar penderita gizi buruk tersebut berusia di bawah lima tahun (balita). Tingginya angka gizi buruk di negara berkembang disebabkan oleh beberapa faktor. Kurangnya dan tidak tersedianya makanan ataupun terjadinya infeksi yang berulang pada individu, misalnya diare, campak ataupun kecacingan merupakan penyebab tingginya gizi buruk di negara berkembang (Wahlqvist, 1997). Asuhan ibu yang buruk, kelangkaan makanan, dan kondisi keluarga yang tidak mengetahui tentang gizi merupakan penyebab gizi buruk pada balita (Sacharin,R, 1996). Program perbaikan Gizi masyarakat adalah salah satu progarm pokok puskesmas yaitu program yang kegiatannya meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi protein, anemi gizi besi, dan kekurangan vit. A, keadaan Zat gizi lebih dan pemberdayaan usaha perbaikan gizi keluarga/ Masyarakat. Kegiatan Program ini dilakukakan 1 tahun sekali khususnya untuk kegiatan Pos Gizi yang dilaksakan diluar Gedung. Umum: Meningkatkan dan mempertahankan agar balita memilik Status Gizi yang baik Khusus: 1. Meningkatkan Status Gizi balita 2. Meningkatkan pengetahuan Ibu tentang Gizi balita
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pos gizi, dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Memasak bersama dilakukan oleh kader dan Ibu balita dirumah kader 2. Memberikan menu makan setiap hari kepada balita selama 10 hari dengan menu yang bervariasi dan gizi seimbang 3. Pos gizi diberikan kepada balita dengan kriteria kriteri a gizi kurang 4. Kader memberikan penyuluhan tentang manfaat menu yang diberikan kepada balita 5. Pemantauan status gizi dilakukan oleh kader di awal kegiatan dan diakhir kegiatan 6. Pelaporan dilaksanakan setelah kegiatan selesai 7. Kunjungan dilaksanakan oleh petugas gizi di awal dan akhir kegiatan
E. Cara Melaksanakan Kegiatan / Metode
1. 2. 3. 4. 5.
Menentukan sasaran balita dengan gizi kurang Koordinasi dengan pelaksana desa Kader mengundang sasaran Kegiatan dilaksanakan selama 10 hari Pemantauan status gizi dilakukan oleh kader di awal kegiatan dan diakhir kegiatan 8. Pelaporan dilaksanakan setelah kegiatan selesai 6. Kunjungan dilaksanakan oleh petugas gizi di awal dan akhir kegiatan
F. Sasaran
10 anak balita dengan status gizi kurang
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Sesuai dengan jadwal RUK dan RPK Puskesmas Leces
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan Pos gizi dilaporkan ke DINKES Kab. Probolinggo
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Penanggung jawab program mencatat hasil kegiatan dalam buku kegiatan harian, register maupun form laporan kegiatan .
J. No
2. Pencatatan dan pelaporan di dokumentasikan dan dilaporkan ke DINKES Kab. Probolinggo.