Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 1059 - 1070
KAJIAN POLA OPERASI WADUK KEUREUTO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN ACEH UTARA PROVINSI ACEH Kadri Ramadhan1, Masimin2, Syamsidik 3 1)
Mahasiswa Magister Teknik Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:
[email protected] 2,3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:
[email protected],
[email protected] [email protected]
Abstrac Abstractt: One of the rivers that has potency to be developed for the purpose of fulfilling the need of water in North Aceh Regency is Krueng Keureuto River. From its potential characteristic, the appropriate conservation effort is by constructing a water reservoir. The construction of Keureuto Reservoir is located in Krueng Keureuto’s stream in Paya Bakong Sub-district. The purpose of this research is to determine inflow debit of Keureuto Reservoir based on the probability of debit by dividing it into three operation year, to determine the debit of water need of Keureuto Reservoir for the need of raw water, and to determine optimization to optimize the Elevation of water surface in Keureuto Reservoir in wet year, normal year, and dry year. The method of reservoir operation was analyzed by using optimization technique by using program solver (Microsoft Excel). The first step is done by dividing the inflow debit data into three kinds of operation year, that is, dry, normal, and wet year. Next, the need of water in Keureuto Reservoir was analyzed based on the need of water. Storage is obtained from curve data of reservoir’s capacity while output was obtained from the data of reservoir’s need of water. Then, the arrangement and optimization in operation pattern of Keureuto Reservoir was done. The water of Keureuto Reservoir is used to fulfil three necessities, that is, to fulfill the preservation of the river stream as much as 1,11m 3 /s, to fulfil the people’s water necessity as much as 0,50 m 3 /s and to fulfil the need of water for irrigation as much as 0,82 m 3 /s. The result of optimization of fulfilling the need of raw water from Keureuto Reservoir shows that the maximum elevation in dry year is 98,75m and the minimum elevation is 80 m. In normal year, the maximum elevation is 100 m and the minimum is 81 m, while in wet year, the maximum elevation is 100,60 m and the minimum is 83 m .
K eywords ywords : Keureuto Reservoir, debit, raw water, inflow Abstrak: Salah satu sungai yang berpotensi untuk dikembangkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air di wilayah Kabupaten Aceh Utara adalah Sungai Krueng Keureuto, Dari potensi air tersebut maka upaya konservasi yang tepat adalah dengan membangunan sebuah waduk. Pembangunan Waduk Keureuto ini berada pada aliran Sungai Krueng Keureuto Kecamatan Paya Bakong. Bakong. Maksud dari kajian ini adalah Menentukan debit inflow inflow Waduk Keureutoe berdasarkan probabilitas debit dengan pembagian ti ga jenis tahun operasi, Menentukan debit kebutuhan air Waduk Keureuto untuk kebutuhan air baku, dan Melakukan optimasi untuk mengoptimalkan Elevasi Muka Air Waduk Keureuto pada Tahun Basah, Tahun Normal dan Tahun Kering. Metode pengoperasian waduk dianalisis menggunakan teknik optimasi dengan program solver ( Microsoft Microsoft Excel ). ). Tahapan yang dilakukan adalah data debit inflow inflow waduk dibagi menjadi tiga jenis tahun operasi yaitu tahun kering, normal, dan tahun basah. Selanjutnya dianalisis kebutuhan air waduk Keureuto berdasarkan data kebutuhan air. S torage diperoleh dari data lengkung kapasitas waduk, sedangkan output diperoleh dari data kebutuhan air waduk. Setelah itu p enyusunan dan optimasi pada pola operasi Waduk Keureuto. Air waduk Keureuto digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan yaitu pemenuhan kebutuhan aliran pemeliharaan sungai sebesar 1,11 m 3/s, pemenuhan kebutuhan air penduduk sebesar 0,50 m 3/s serta pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi sebesar 0,82 m 3/s. Hasil optimasi untuk pemenuhan kebutuhan air baku dari Waduk Keureuto menunjukkan bahwa Elevasi Maksimum pada tahun kering berada pada Elevasi 98,75 m, dan Elevasi Minimum berada pada Elevasi 80 Issue , Nomor 4, Februari, 2018 Volume 1 Special Issue, - 1059 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
m, untuk tahun normal Elevasi Maksimum berada pada Elevasi 100 m dan Elevasi Minimum berada pada Elevasi 81 m, sedangkan Elevasi Maksimum tahun basah berada pada Elevasi 100,60 m dan Elevasi Minimum berada pada Elevasi 83 m. Kata kunci : waduk keureuto, debit, air baku, inflow
Kabupaten Aceh Utara di Propinsi Aceh
Keureuto berdasarkan data kebutuhan air.
merupakan daerah yang berkembang pesat
Storage diperoleh dari data lengkung kapasitas
dengan beberapa sektor andalan seperti
waduk, sedangkan output diperoleh dari data
pertambangan,
perdagangan,
kebutuhan air waduk. Setelah itu penyusunan
pariwisata dan lain-lain. Berdampak secara
dan optimasi pada pola operasi Waduk
tidak langsung mendorong kemajuan ekonomi
Keureuto.
pertanian,
sehingga menjadi salah satu penunjang pendapatan daerah kabupaten Aceh Utara. Perkembangan
yang
pesat
ini
tentunya
Permasalahan
Permasalahan
kebutuhan
air
terkait
berdampak pada meningkatnya kebutuhan air.
langsung dengan masalah ketersediaan air.
Sesuai
Undang-Undang
Adapun permasalahan yang menjadi bahan
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
kajian dalam penelitian ini adalah sebagai
Air. Konservasi Sumber Daya Air adalah
berikut:
upaya
serta
(1) Berapa debit inflow Waduk Keureuto
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
berdasarkan probabilitas debit dengan
Sumber Daya Air agar senantiasa tersedia
pembagian tiga jenis tahun operasi;
dengan
amanat
memelihara
keberadaan
dalam kuantitas dan kualitas yang memadai
(2) Berapa debit kebutuhan air Waduk
untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
Keureuto untuk pemenuhan kebutuhan
baik pada waktu sekarang maupun yang akan
air baku;
datang yang dapat dilakukan melalui kegiatan
(3) Apa
yang
dilakukan
untuk
perlindungan dan pelestarian sumber air,
mengoptimalkan
pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air
Waduk Keureuto pada Tahun Basah,
dan
Tahun Normal dan Tahun Kering.
pengendalian
pencemaran
air.
Elevasi
Muka
Air
Berdasarkan alasan tersebut di atas maka Kementerian Pekerjaan Umum membangun
Tujuan Penelitian
Waduk Keureuto.
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Metode pengoperasian waduk dianalisis menggunakan
teknik
optimasi
dengan
program solver ( Microsoft Excel ). Tahapan yang dilakukan adalah data debit inflow waduk dibagi menjadi tiga jenis tahun operasi yaitu tahun kering, normal, dan tahun basah.
2. Menentukan debit inflow Waduk Keureuto berdasarkan probabilitas debit dengan pembagian tiga jenis tahun operasi; 3. Menentukan debit kebutuhan air Waduk Keureutoe untuk kebutuhan air baku; 4. Melakukan
Selanjutnya dianalisis kebutuhan air waduk 1060 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
optimasi
untuk
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
mengoptimalkan Elevasi Muka Air Waduk
pasangan batu yang dibangun selain untuk
Keureuto pada Tahun Basah, Tahun
menahan dan menampung air, dapat pula
Normal dan Tahun Kering.
dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing ), atau menampung
Rencana Metodologi
lumpur sehingga terbentuk waduk. Sedangkan
Rencana metodologi yang digunakan, untuk mendapatkan jawaban penyelesaian dari permasalahan diatas, maka pada bagian ini
waduk
merupakan
terbentuk
sebagai
wadah akibat
buatan
yang
dibangunnya
bendungan.
diuraikan Rangkaian penerapan metodologi meliputi pengumpulan data berupa data
Dasar Hukum Pola Operasi Waduk
hidrologi, topografi, dan lain-lain. Lalu data
Dalam Peraturan Pemerintah Republik
yang telah dikumpulkan dianalisis kemudian
Indonesia Nomor 37 Tahun 2010 Tentang
setelah dianalisis baru didapati nilai atau
Bendungan pasal 40 disebutkan selama
tujuan yang diinginkan.
pelaksanaan konstruksi bendungan, pem bangun bendungan harus menyiapkan rencana
Lingkup Penelitian
pengelolaan
Kajian yang dilakukan meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut :
ditujukan
pemeliharaan bendungan beserta waduknya.
pemanfaatan air Waduk Keureuto untuk kebutuhan air baku;
Sesuai dengan pasal 45 pengelolaan bendungan wajib dilengkapi dengan pola operasi waduk. Pola operasi waduk terdiri
pengurangan
kapasitas
tampungan waduk akibat sedimentasi diabaikan; 3. Pengaruh
yang
sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi dan
1. Optimasi dengan tujuan mengoptimalkan
2. Pengaruh
bendungan
atas: (1) pola operasi tahun kering; (2) pola operasi tahun normal;
volume
air
waduk
akibat
(3) pola operasi tahun basah.
infiltrasi, rembesan diabaikan; 4. Menggunakan metode non linear dengan bantuan Add Ins pada Microsoft Excel
METODOLOGI ENELITIAN
Lokasi Studi
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah
berupa Solver Analysis Tools.
satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak TINJAUAN KEPUSTAKAAN
di bagian pantai pesisir Utara, dengan batas-
Bendungan
batas sebagai berikut Sebelah Utara berbatasan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka,
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2010
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Tentang
bahwa
Bener Meriah, Sebelah Timur berbatasan
bendungan adalah bangunan yang berupa
dengan Kabupaten Aceh Timur, Sebelah Barat
urugan tanah, urugan batu, beton, dan/atau
berbatasan dengan Kabupaten Bireuen.
Bendungan
disebutkan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 - 1061 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
lokasi pengambilan D.I Alue Ubay dengan
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian
Pola tanam padi – padi – palawija.
ini adalah data topografi, data debit aliran, data klimatologi dan data perencanaan Waduk
Data Perencanaan Waduk
Data perencanaan Waduk Keureuto
Keureuto.
digunakan
mengetahui
volume
tampungan waduk, luas tampungan waduk
Data Topografi
Data
untuk
topografi
untuk
dan elevasi permukaan air waduk. Data
menganalisis sumberdaya air pada DAS Kr.
tersebut dapat dilihat pada grafik lengkung
Keureuto.
untuk
kapasitas waduk atau grafik hubungan antara
mengetahui luas DAS, elevasi dan luas areal
elevasi dengan volume dan luas tampungan
genangan.
waduk. Grafik dapat dilihat pada Gambar
Peta
digunakan
ini
digunakan
berikut Data Klimatologi
Data sekunder
klimatologi
ini
berupa
data
yaitu
temperatur,
data
data
kelembaban relatif, data kecepatan angin dan data penyinaran matahari. Data klimatologi didapatkan
dari
stasiun
klimatologi
Malikussaleh pencatatan Tahun 1986 sampai Tahun 2009. Besarnya nilai evapotranspirasi potensial
diperlukan
untuk
menghitung
besarnya kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi pada permukaan genangan waduk. Data Debit Aliran
Data
Gambar
1.
debit aliran diperoleh dari data
Lengkung Keureutoe
Kapasitas
Waduk
debit pencatatan pos di Bendung Alue Ubay
Dari perencanaan Waduk Keureutoe
yang terletak sekitar 1 km di hilir as
didapatkan data tampungan waduk adalah
Bendungan Keureuto.
sebagai berikut :
Data Kebutuhan Air Irigasi
Daerah Irigasi yang masuk ke dalam zona layanan Waduk Keureuto adalah Daerah
Muka air waduk maksimum :EL. 105 m Muka air waduk minimum : EL. 77 m Luas genangan pada EL. 105 m : 896,39 km2 Luas genangan EL. 77 m : 327,29 km2
Irigasi Alue Ubay seluas 9.420 Ha. Data
Volume tampungan pada EL 105 m: 215,94 x
tersebut diperoleh dari BWS Sumatera I.
106 m3
Kebutuhan air irigasi ini diperhitungkan pada
Volume tampungan pada EL. 77 m : 47,02 x
1062 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
106 m3
Debit I nflow
Debit inflow pada penyusunan pola operasi didasarkan atas 3 jenis tahun operasi, yaitu tahun basah, tahun normal dan tahun kering. Penentuan jenis tahun operasi tersebut didasarkan pada tingkat peluang kejadian. Proses perhitungan yang dilakukan adalah
Gambar 2. Debit Rata-Rata (1986 – 2009) dalam m3/s
dengan menyusun ketersediaan data debit yang tersedia berdasarkan bulan yang sama
Debit Minimum terjadi pada bulan
dari masing-masing tahun diurutkan dari nilai
Agustus yaitu sebesar 19,52 m3/s, dan Debit
debit yang terbesar sampai dengan nilai debit
Maksimum sebesar 34,16 m3/s terjadi pada
yang terkecil, selanjutnya penentuan debit
bulan Desember. Pada Tahun 2008 jumlah
berdasarkan jenis tahun operasi dilakukan
debit rata-rata bulanan dalam setahun sebesar
berdasarkan probabilitasnya dengan ketentuan
281,96 m3/s dan pada tahun 1993 dengan
sebagai berikut:
jumlah debit rata-rata bulanan dalam setahun
Debit tahun basah adalah
suatu debit yang terjadi dimana debit tersebut memiliki
peluang
kejadian
(probabilitas)
sebesar 389,62 m3/s. Dari data debit diurutkan dari nilai yang
sebesar 20% dari dari seluruh data yang
terbesar
tersedia, Debit tahun normal adalah suatu debit
dilanjutkan
yang terjadi dimana debit tersebut memiliki
peluang kejadian dari urutan data. Hasil
peluang kejadian (probabilitas) sebesar 50%
perhitungan debit inflow berdasarkan ketiga
dari dari seluruh data yang tersedia, Debit
jenis kondisi tahun operasi dapat dilihat pada
tahun kering adalah suatu debit yang terjadi
gambar dan tabel berikut
sampai
dengan
dengan
yang
terkecil
perhitungan
tingkat
dimana debit tersebut memiliki peluang kejadian (probabilitas) sebesar 80% dari dari seluruh data yang tersedia. HASIL DAN PEMBAHASAN
Debit I nflow
Debit inflow yang masuk ke dalam Waduk Keureuto diambil dari data debit yang tersedia selama 24 tahun dari awal tahun 1986 hingga tahun 2009. Gambar di bawah ini menunjukkan debit rata-rata Waduk Keureuto.
Gambar 3. Debit Masuk untuk Tahun Basah, Normal, dan Kering
Dari
gambar
dapat
dilihat
bahwa
peningkatan debit yang masuk ke Waduk Keureuto terjadi meningkat mulai bulan
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 - 1063 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Februari kemudian setelah bulan Mei menurun
Tabel 2. Kebutuhan Maintenance Flow Kr. Keureuto
lagi lalu mulai meningkat lagi pada bulan Agustus sampai maksimal pada bulan Oktober.
Bln
Untuk operasi tahun basah debit maksimal
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
sebesar 40,28 m3/s dan debit minimal sebesar 24,59 m3/s. Untuk tahun normal debit maksimal sebesar 31,12 m3/s dan debit minimal sebesar 18,49 m3/s. Sedangkan untuk tahun kering debit maksimal sebesar 26,72 m3/s dan debit minimal sebesar 14,87 m3/s. Tabel
1. Debit inflow Waduk Keureutoe Berdasarkan Jenis Tahun (m 3/s)
Debit Andalan (80%) 3 m /s MCM 22.57 60.46 21.00 50.81 20.45 54.78 24.28 62.93 20.97 56.16 21.13 54.77 17.42 46.66 14.87 39.84 23.78 61.63 26.40 70.70 26.72 69.25 25.77 69.02
Kehilangan
Air
Maintenance Flow 3 m /s MCM 1.13 3.02 1.05 2.54 1.02 2.74 1.21 3.15 1.05 2.81 1.06 2.74 0.87 2.33 0.74 1.99 1.19 3.08 1.32 3.54 1.34 3.46 1.29 3.45
Waduk
Akibat
Evaporasi
Kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi pada permukaan genangan air waduk menyebabkan berkurangnya volume tampungan waduk. Diharapkan dengan diketahuinya volume evaporasi waduk dapat diperkirakan volume kehilangan air waduk. Besarnya kehilangan air akibat evaporasi berubah sesuai dengan perubahan iklim dan luas permukaan air waduk. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel berikut. Kebutuhan
Maintenance
F low
Tabel 2. Laju Evaporasi Rata-rata
Pemeliharaan Sungai
Kebutuhan maintenance flow adalah kebutuhan debit minimum sungai dihilir waduk untuk menjaga agar kehidupan biota di alur-alur sungai terpelihara dengan baik serta menjaga
kelestarian
lingkungan
wilayah
sungai. Pada kajian ini debit minimum sungai diambil 5% dari debit rata-rata bulanan yang tersedia. Kebutuhan maintenance flow Krueng Keureuto dapat dilihat pada Tabel berikut.
1064 -
Evaporasi
(mm/hr)
(mm/hr)
MCM
10.00 11.22 11.28 10.14 10.36 10.74 10.06 11.02 11.28 11.10 10.00 10.32
11.00 12.34 12.41 11.15 11.40 11.81 11.07 12.12 12.41 12.21 11.00 11.35
29.46 29.86 33.23 28.91 30.52 30.62 29.64 32.47 32.16 32.70 29.46 30.41
Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Volume Evaporasi
ET0
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
debit andalan dengan mengurutkan debit
Debit Outflow
Data keluaran waduk Keureuto akan
terbesar ke terkecil dan juga probabilitasnya.
dipengaruhi, kebutuhan air baku, Kebutuhan
Volume air yang keluar merupakan jumlah
air irigasi, debit pemeliharaan sungai, dan lain-
dari
lain. Berdasarkan data dari perencanaan
pemeliharaan sungai. Grafik kebutuhan air
Waduk Keureuto akan memenuhi kebutuhan
yang akan dipenuhi Waduk Keureuto dapat
air baku DMI sebesar 0,50 m3/s. Sedangkan
dilihat pada gambar di bawah ini.
debit
untuk
irigasi,
DMI,
dan
kebutuhan air irigasi diambil dari data perhitungan BWS Sumatera I. Debit rata-rata pemeliharaan Sungai yang didapatkan dari debit minimum sungai diambil 5% dari debit rata-rata bulanan yang tersedia yaitu sebesar 1,11 m3/s. yang merupakan hasil perhitungan
Pola Operasi
Operasi diumpamakan dimulai pada tahun 1986 dengan kondisi waduk penuh, atau berada pada ketinggian permukaan waduk +101 m. Elevasi Permukaan waduk dapat dilihat pada Gambar 5 sampai dengan 7.
Gambar 4. Grafik Kebutuhan Air
Gambar 5. Elevasi Permukaan Waduk Optimasi Tahun 1986 – 1991
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 - 1065 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Gambar 6. Elevasi Permukaan Waduk Optimasi Tahun 1992 – 1997
Gambar 7. Elevasi Permukaan Waduk Optimasi Tahun 1998 – 2003
Gambar 8. Elevasi Permukaan Waduk Optimasi Tahun 2004 – 2009
Grafik Elevasi menunjukkan bahwa
menurun pada akhir tahun karena permintaan
ketinggian permukaan waduk akan cenderung
air baku irigasi yang besar terjadi pada akhir
1066 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
tahun. Pada kondisi hujan, Waduk Keureuto akan
mengalami
penurunan
minimum berada pada elevasi 83 m.
ketinggian
permukaan waduk. Hal ini juga berarti
Pengoperasian Waduk Pada Tahun Basah
mendukung pengendalian banjir pada musim
Volume inflow waduk pada kondisi basah
hujan, terutama jika terjadi curah hujan
terendah pada bulan Agustus yaitu sebesar
ekstrim pada hulu.
19,927 MCM. Volume Kebutuhan air baku rata-rata adalah sebesar 1.314 MCM, volume
Dari Gambar 9 dapat dilihat elevasi maksimum pada tahun kering berada pada elevasi 98,75 m, dan elevasi minimum berada pada elevasi 80 m, untuk tahun normal elevasi maksimum berada pada elevasi 100 m dan elevasi minimum berada pada elevasi 81 m, sedangkan elevasi maksimum tahun basah
release kebutuhan air baku terendah adalah sebesar 1,710 MCM pada bulan Februari dan mengalami peningkatan pada bulan Maret sebesar 0,129 MCM. Volume release kebutuhan air irigasi rata-rata adalah 11,687 MCM sedangkan volume kebutuhan air irigasi ratarata adalah sebesar 8,686 MCM.
berada pada elevasi 100,60 m dan elevasi
Gambar 9. Elevasi Muka Air Waduk Untuk Tiga Jenis Tahun Operasi
Gambar 10. Grafik I nflow , R elease dan Kebutuhan Air Tahun Basah
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 - 1067 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Pengoperasian
Waduk
Pada
Tahun
Pengoperasian waduk pada kondisi tahun kering adalah kondisi dimana ketersediaan
Normal
Pada
tahun
normal
pengoperasian
debit air yang masuk ke waduk (inflow) yang
terhadap kebutuhan air baku dan kebutuhan air
paling
minimum,
sementara
dalam
irigasi adalah tetap seperti pada tahun basah.
pelayanannya terhadap kebutuhan air bersih
Hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya
dan kebutuhan air irigasi adalah tetap seperti
release air yang dikeluarkan oleh waduk untuk
pada tahun normal dan tahun basah. Hal ini
memenuhi kebutuhan air. Hasil perhitungan
akan berpengaruh terhadap besarnya release
optimasi pengoperasian waduk pada musim
air yang dikeluarkan oleh waduk dalam
normal diperlihatkan pada Gambar 11.
memenuhi kebutuhan air baku. Hasil perhitungan optimasi waduk pada
Pengoperasian
Waduk
Pada
Tahun
musim kering diperlihatkan pada 12.
Kering
Gambar 11. Grafik I nflow , Release dan Kebutuhan Air Tahun Normal
Gambar 12. Grafik I nflow , Release dan Kebutuhan Air Tahun Kering
1068 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Volume inflow waduk pada kondisi
m3/s. Untuk tahun normal debit maksimal
kering tertinggi pada bulan Januari yaitu
sebesar 47,36 m3/s, Sedangkan untuk tahun
sebesar 44,006 MCM. Volume Kebutuhan air
kering debit maksimal sebesar 37,70 m3/s.
baku rata-rata adalah sebesar 1.314 MCM,
Air waduk Keureuto digunakan untuk
volume release kebutuhan air baku terendah
memenuhi
tiga
adalah sebesar 1,220 MCM pada bulan
pemenuhan kebutuhan aliran pemeliharaan
Februari. Volume release kebutuhan air irigasi
sungai
rata-rata adalah 8,887 MCM sedangkan vol-
kebutuhan air penduduk sebesar 0,50 m3/s
ume kebutuhan air irigasi rata-rata adalah
serta pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi
sebesar 8,687 MCM.
sebesar 0,82 m3/s.
sebesar
Hasil
kebutuhan
m3/s,
1,11
optimasi
utama
untuk
yaitu
pemenuhan
pemenuhan
KESIMPULAN DAN SARAN
kebutuhan air baku dari Waduk Keureutoe
Kesimpulan
menunjukkan bahwa elevasi maksimum pada
Hasil kajian dari penelitian ini dapat
tahun kering berada pada elevasi 98,75 m, dan
diambil beberapa kesimpulan diantaranya
elevasi minimum berada pada elevasi 80 m,
adalah sebagai berikut.
untuk tahun normal elevasi maksimum berada
Hasil Debit inflow yang masuk ke dalam
pada elevasi 100 m dan elevasi minimum
Waduk Keureuto diambil dari data debit yang
berada pada elevasi 81 m, sedangkan elevasi
tersedia selama 24 tahun dari awal tahun 1986
maksimum tahun basah berada pada elevasi
hingga tahun 2009 Debit Minimum terjadi
100,60 m dan elevasi minimum berada pada
pada bulan Agustus yaitu sebesar 19,52 m3/s,
elevasi 83 m.
dan Debit Maksimum sebesar 34,16 m3/s Saran
terjadi pada bulan Desember. Hasil Simulasi Operasi menunjukkan
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
bahwa elevasi permukaan waduk minimum
perhitungan pada bab-bab sebelumnya, serta
justru terjadi pada awal dan akhir tahun,
dari kesimpulan yang ada, maka dapat
sehingga Waduk Keureuto dinilai siap untuk
disampaikan beberapa saran dan rekomendasi
dapat menerima dan menampung air pada
sebagai berikut:
musim hujan. Hal ini terjadi karena kebutuhan yang besar pada awal dan akhir tahun.
Perhitungan pola operasi ini merupakan salah satu cara perencanaan pengelolaan
mengalami
waduk Keureuto. Akan tetapi, kondisi debit
perubahan berdasarkan tiga jenis tahun operasi
inflow dan elevasi permukaan air waduk tidak
berdasarkan probabilitas debit yaitu tahun
bisa ditentukan secara pasti kejadiannya dalam
basah, tahun normal, dan tahun kering. Untuk
setahun, sehingga perencanaan pola operasi
tahun basah debit maksimal sebesar 43,42
harusnya dilakukan secara real-time per
Debit
Waduk
Keureuto
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 - 1069 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
periode.
Departemen
Peramalan hidrologi dan klimatologi sebelum membuat perencanaan pola operasi waduk merupakan salah satu hal yang utama
PU,
1986,
Standar
Perencanaan Irigasi (KP-01), Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Fitriansyah, 2008, Optimasi Pola Operasi
untuk memprediksi jenis tahun basah, normal,
Waduk
dan kering. Untuk itu teknologi prediksi
Lampung Dengan Program Dinamik
hidrologi dan klimatologi harus dikembangkan
Deterministik, (Tesis) ITB, Bandung.
untuk menghasilkan data yang tepat untuk perencanaan pola operasi.
Way
Provinsi
Jayadi, R., 2000, Teknik Optimasi untuk Pengelolaan
Seiring berjalannya waktu akan terjadi
Rarem
Sumber
Daya
Air,
UGM, Yogyakarta.
perubahan parameter dan variabel yang harus
Pemerintah Republik Indonesia, 2010,
diperhitungkan dalam analisis optimasi dan
Peraturan Pemerintah Nomor 37
simulasi pola operasi Waduk Keureuto.
Tentang Bendungan, Kementerian
Variabel lain yang dapat ditambahkan antara
Pekerjaan Umum, Jakarta.
lain benefit ekonomi dari irigasi, DMI, dan
Riyadi, 2008, Optimasi Operasi Waduk
energi listrik. Selain itu perubahan kebutuhan
Mengunakan Model Simulasi, Tugas
air baku yang berpengaruh terhadap debit air
Akhir, UJS, Purwokerto.
yang
harus
keluar
dari
waduk
harus
diperhitungkan kembali untuk mendapatkan perencanaan pola operasi per periode yang lebih akurat.
Sudjarwadi, 1979, Pengantar Teknik Irigasi. UGM, Yogyakarta. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya. Triatmodjo, B., 2008, Hidrologi Terapan,
DAFTAR PUSTAKA
Beta Offset, Jogjakarta.
Azmeri, 2004, Analisa ketersediaan air dan Sistem Operasi Waduk SukawarnaSungai
Cimahi,
(Thesis)
ITB,
Bandung. Azis, 2012, Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air Waduk Pandanduri di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, (Tesis) UGM, Yogyakarta. Chow, T. V, 1988, Applied Hydrology, McGraw-Hill, Resources
Series And
In
Water
Environmental
Engineering, University Of Illinois, Urbana Champign USA. 1070 -
Volume 1 Special Issue, Nomor 4, Februari, 2018 Hidrologi, Lingkungan dan Struktur