Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA TIMBULAN SAMPAH DOMESTIK DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Yulianti Pratama , Achmad Zanbar Soleh Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Teknologi Nasional, Bandung Jalan Penghulu K.H. Hasan Mustopa No. 23, Bandung, 40124 Telp. (022)772215-702892 Email:
[email protected] [email protected];;
[email protected]
ABSTRAK
Besar timbulan sampah domestik dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat, dimana masyarakat itu sendiri merupakan penghasil sampah (generator). Adapun karakteristik masyarakat di sini meliputi faktor : (1)perlakuan terhadap sampah, (2)aktivitas sehari-hari, (3)keadaan rumah, (4)jenis sampah, sampah, dan (5)kondisi ekonomi. ekonomi. Faktor-faktor tersebut tersebut bila ditunjang oleh data hasil sampling besarnya timbulan sampah akan diperoleh karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah, serta besaran kontribusi setiap faktor penyebab timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Utama Cimahi dengan mengambil 3 RW sebagai sampel. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode analisis regresi berganda untuk melihat hubungan antara karakteristik masyarakat hasil kuesioner dan hasil sampling timbulan sampah domestik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kontribusi dari karakteristik masyarakat terhadap besarnya timbulan timbulan sampah untuk RW 03, sebagai berikut: perlakuan terhadap sampah (45%), aktivitas sehari-hari (20%), jenis sampah (18%). Untuk RW 05: jenis sampah (38%), aktivitas sehari-hari (22%), keadaan rumah (22%). Selanjutnya untuk RW 16 perlakuan terhadap sampah (39%), aktivitas sehari-hari (26%), kondisi ekonomi (20%). Kata kunci: timbulan sampah, karakteristik masyarakat, regresi linier berganda
1. PENDAHULUAN
Perkiraan timbulan sampah diperlukan untuk menentukan jumlah sampah yang harus dikelola. Kajian terhadap data mengenai timbulan sampah
merupakan langkah awal yang
dilakukan dalam pengelolaan persampahan. (Tchobanoglous, George et .al. 1993) Tujuan diketahuinya timbulan sampah adalah sebagai perkiraan timbulan sampah yang dihasilkan untuk masa sekarang maupun pada masa yang akan datang yang berguna untuk (Tchobanoglous, George et .al. 1993): •
Dasar dari perencanaan dan perancangan sistem pengelolaan sampah.
•
Menentukan jumlah sampah yang harus dikelola.
•
Perencanaan sistem pengumpulan (penentuan macam dan jumlah kendaraan yang dipilih, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan, jumlah dan bentuk TPS yang diperlukan).
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-131
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Manfaat mengetahui timbulan sampah adalah untuk menunjang penyusunan sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah, data yang tersedia dapat digunakan sebagai bahan penyusun solusi alternatif sistem pengelolaan sampah yang efisien dan efektif.
Selain itu
informasi mengenai timbulan sampah yang diketahui akan berguna untuk menganalisis hubungan antara elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain untuk (Damanhuri et al., 1989): 1.
Pemilihan peralatan
2.
Perencanaan rute pengangkutan
3.
Fasilitas untuk daur ulang
4.
Luas dan jenis TPA.
Timbulan sampah adalah sejumlah sampah yang dihasilkan oleh suatu aktifitas dalam kurun waktu tertentu, atau dengan kata lain banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satuan berat (kilogram) gravimetri atau volume (liter) volumetri (Tchobanoglous, George et .al. 1993). Satuan timbulan sampah adalah banyaknya sampah dalam (Damanhuri, 2004): •
Satuan berat: kilogram per orang perhari (kg/orang/hari)
•
Satuan Volume: Liter per orang perhari (Liter/orang/hari) Besarnya timbulan sampah (generation) berdasarkan masing-masing sumbernya
bervariasi satu dengan yang lain, seperti dalam standar pada Tabel 1. Tabel 1. Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komponen Sumber Sampah Satuan Rumah Permanen /orang/hari Rumah Semi Permanen /orang/hari Rumah Non Permanen /orang/hari Kantor /pegawai/hari Toko/Ruko /petugas/hari Sekolah /murid/hari Jalan Arteri sekunder /m/hari JalanKolektor sekunder /m/hari Jalan Lokal /m/hari Pasar /m2/hari Sumber: (Damanhuri et al., 1989)
Berat (Kg) 0.350-0.400 0.300-0.350 0.250-0.300 0.025-0.100 0.150-0.350 0.010-0.020 0.020-0.100 0.010-0.050 0.005-0.025 0.350-0.400
Volume (liter) 2.25-2.50 2.00-2.25 1.75-2.00 0.50-0.75 2.50-3.00 0.10-0.15 0.10-0.15 0.10-0.15 0.05-0.10 0.20-0.60
Menurut SNI 19-3964-1994, bila data pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran timbulan sampah dapat digunakan nilai timbulan sampah sebagai berikut: •
Satuan timbulan sampah kota besar= 2–2,5 Liter/orang/hari, atau 0,4-0,5 kg/orang/hari.
•
Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil= 1,5–2 Liter/orang/hari, atau 0,3 – 0,4 kg/orang/hari
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-132
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Berdasarkan literatur bahwa timbulan sampah yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia/ masyarakat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Faktor yang Berpengaruh terhadap Timbulan Sampah Teori Tchobanoglous, George et, al,.1993
Penyebab Alam
Faktor Timbulan 1. Musim. musim hujan dan musim kemarau
2. Iklim, daerah hujan (kandungan air tinggi). 3. Letak geografis, buah-buahan tropis (lebih banyak air). Manusia
1. Perlakuan Terhadap sampah:
· Frekuensi pengumpulan sampah. · Penggunaan alat pengolah sampah pada sumber. · Tingkat penyelamatan lingkungan · Peraturan serta perilaku masyarakat terhadap sampah. · Tingkat teknologi, teknologi maju (efisiensi bahan baku). Tchobanoglous, George et, al,.1993
Manusia
2. Aktivitas sehari-hari: · Tingkat aktivitas, aktivitas tinggi banyak).
(timbulan makin
· Kebiasaan. · Topografi, Kepadatan dan jumlah penduduk. 3. Keadaan rumah: · Jenis bangunan, bangunan bangunan industri.
kantor,
bangunan pasar,
4. Jenis sampah
· Ada tidaknya proses daur ulang 5. Kondisi Ekonomi
· Tingkat ekonomi. E. Damanhuri dan T.Padmi., 1982
Alam · Iklim : kelembaban tinggi disebabkan cuaca dingin dengan kandugan air tinggi Manusia
2. Aktivitas sehari-hari:
· Cara hidup dan mobilitas penduduk · Cara penanganan makanan. · Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya. 5. Kondisi Ekonomi · Tingkat hidup: makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar pula timbulan sampahnya.
Pengelolaan sampah di Kota Cimahi hingga saat ini masih mengalami permasalahan. Masalah yang sering muncul adalah biaya operasional yang tinggi dan keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan sampah akhir. Dengan adanya musibah longsor di TPA Leuwigajah, pelayanan terhadap pengelolaan sampah kota menjadi semakin tersendat. Penurunan tingkat
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-133
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
pelayanan sampah menimbulkan fenomena timbunan sampah yang menggunung di beberapa lokasi TPS sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan masyarakat, khususnya pemukiman yang berada di sekitar lokasi TPS. Apabila tidak dilakukan penanganan sampah yang lebih baik dapat mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan, salah satunya terjadi pencemaran lingkungan baik terhadap media tanah, air dan udara serta kesehatan masyarakat jadi terganggu. Untuk mengatasi permasalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya timbulan sampah khususnya di Kota Cimahi. Berdasarkan literatur dapat ditetapkan bahwa faktor karakteristik masyarakat yang mempengaruhi timbulan sampah adalah: (1)Keadaan Rumah, (2)Kondisi Ekonomi, (3)Akivitas Sehari-hari, (4)Jenis Sampah dan (5)Perlakuan Terhadap Sampah. Kelima faktor di atas merupakan faktor timbulan sampah yang disebabkan oleh manusia dan berpengaruh terhadap timbulan sampah di wilayah studi.
Selain faktor karakteristik
masyarakat, timbulan sampah dipengaruhi oleh komposisi dan karakteristik dari sampah. Apabila faktor-faktor tersebut dapat diketahui, maka akan diperoleh suatu gambaran tentang karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah. Adanya analisa faktor yang mempengaruhi timbulan sampah diharapkan dapat memberikan solusi mengenai permasalahan persampahan di Kota Cimahi.
2. METODOLOGI
Data penelitian diperoleh melalui: a.
Perhitungan
banyaknya
responden/
sampel
dilakukan
secara
bertahap
dengan
mengkombinasikan metode yang berdasarkan SK SNI M 36–1991–03 dan SNI 19-39641994 (Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan) dan metode proportional random sampling sehingga diperoleh 30 rumah yang mewakili 3 RW di Kelurahan Utama Cimahi. b.
Data penelitian untuk mendapatkan gambaran karakteristik masyarakat yang terdiri dari 5 faktor diperoleh dengan survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden/ kepala/ ibu rumah tangga rumah terpilih dengan pendekatan wawancara.
c.
Data timbulan sampah, komposisi dan karakteristik sampah diperoleh dengan menggunakan metode SK SNI M 36–1991–03 dan SNI 19-3964-1994 (Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan). Selanjutnya data primer yang terkumpul diolah secara statistik melalui metode regresi
linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi 14 dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga diperoleh informasi mengenai besaran kontribusi setiap faktor
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-134
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
penyebab timbulan sampah berdasarkan karakteristik masyarakat terhadap timbulan sampah yang dihasilkan. Analisa Regresi Linier Berganda bertujuan untuk menggambarkan derajat korelasi antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen; dimana baik variabel independen maupun dependen merupakan variabel dengan data kontinu. Adapun hubungan antar variabel adalah apabila variabel bebas dari suatu persamaan regresi lebih dari satu (misal X1, X2, ..., Xk ) dan semuanya mempengaruhi suatu variabel terikat (Y). Model populasi dari regresi linier berganda dapat dirumuskan sbb :
Y = β o
+
β 1 X 1
+
β 2 X 2
+L+
β k X k
+
ε
dan model taksiran dari regresi linier berganda adalah :
ˆ =b Y o
+
b1 X 1
+
b2 X 2
+L+
bk X k
Dimana : (i) Y menyatakan variabel terikat. (ii) X 1 , X 2 ,
K
, X k masing-masing menyatakan variabel bebas ke-1, 2, ..., k.
(iii) β o , β 1 , β 2 , (iv) bo , b1 , b2 ,
K
K
, β k masing-masing menyatakan parameter regresi linier berganda.
, bk masing-masing menyatakan taksiran dari parameter regresi
linier
berganda.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 merupakan konsep penelitian yang menerangkan bahwa memberikan gambaran mengenai konsep dari rencana penelitian.
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-135
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Perlakuan terhadap sampah Aktivitas sehari-hari
Sistem pengelolaan persampahan:
input: Data Karakteristik Masyarakat
Keadaan Rumah
Proses Anali sis :
Jenis Sampah
Output :
1.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya timbulan sampah dan permasalahan pengelolaan limbah padat
Timbulan Sampah
Kondisi Ekonomi
domestik. 2. Memberikan gambaran mengenai permasalahan persampahan yang mendukung terjadinya timbulansampah
Timbulan Sampah
Metode Pengelolaan Sampah
Berat Jenis Sampah Komposisi Fisik
Data Sampling
Karakteristik Fisik Karakteristik Kimia
Nilai Manfaat :
1. Mengetahui karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah . 2 Mengetahuinya besaran kontribusi setiap faktor penyebab timbulan sampah berdasarkan karakteristik masyarakat, dan 3. Nilai selang dari rata-rata toleransi komposisi timbulan sampah
Gambar 1. Konsep Rencana Penelitian
Secara umum, konsep dari rencana dan pembahasan penelitian ini akan terbagi menjadi empat bagian yakni: 1.
Data Input Data input merupakan data yang terkumpul selama penelitian yang terbagi dalam dua kelompok data yakni: a. Data karakteristik masyarakat, diperoleh melalui kuesioner untuk melihat karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah.
Data yang
dikumpulkan berupa data keadaan rumah, kondisi ekonomi masyarakat, aktivitas sehari-hari masyarakat, jenis sampah yang dihasilkan, dan perlakuan terhadap sampah yang dihasilkan. b. Data sampling diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap timbulan limbah padat domestik, berat jenis limbah padat domestik, komposisi fisik limbah padat domestik, serta karaktristik kimia dan fisik dari limbah padat domestik. 2.
Proses Analisis Pada bagian ini akan dilakukan proses pengolahan dan analisis data timbulan sampah dengan input data karakteristik masyarakat dan data sampling.
3.
Data Output Hasil analisis dari penelitian ini berupa output yang terdiri dari:
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-136
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya timbulan sampah dan permasalahan pengelolaan limbah padat domestik. 2) Memberikan gambaran mengenai permasalahan persampahan yang mendukung terjadinya timbulan sampah. 4.
Nilai Manfaat Output yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Mengetahui karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah. 2) Mengetahui besarnya kontribusi setiap faktor penyebab timbulan sampah berdasarkan karakteristik masyarakat.
3.1 Analisa Data Sampling
Besarnya timbulan sampah domestik di RW 03, RW 05, dan RW 16 di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan diperoleh dengan merata-ratakan data timbulan sampah domestik di awal dan di akhir bulan, di mana berat timbulan sampah orang/hari yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil pengukuran sampling diketahui timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat RW 05 lebih besar dari pada kedua RW lainnya atau dengan kata lain sampah yang dihasilkan orang/hari di RW 05 lebih banyak daripada RW 03 dan RW 16. Rerata timbulan sampah terbesar dihasilkan oleh masyarakat RW 05 yakni sebesar 0,53 kg/orang/hari, sedangkan untuk RW 16 adalah 0,29 kg/orang/hari dan yang terkecil adalah rerata timbulan sampah dari RW 03 yaitu sebesar 0,22 kg/orang/hari. Tabel 3. Timbulan Sampah Domestik di RW 03,RW 05,dan RW 16
HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU SENIN Rata-rata Selang rata-rata Batas Atas toleransi timbulan Batas sampah dengan Bawah error 5% Sumber: Hasil Pengukuran, 2006 ISBN : 978-979-1165-74-7
Timbulan (Kg/Orang/Hari) RW RW RW 03 05 16 0,23 0,53 0,34 0,20 0,95 0,30 0,24 0,28 0,24 0,18 0,17 0,18 0,22 0,24 0,19
0,64
0,29
0,50 0,51 0,31 0,36 0,43 0,53 0,66 0,40
0,32 0,27 0,30 0,26 0,25 0,29 0,35 0,23
IV-137
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Secara umum, rata-rata persentase berat basah dari komposisi fisik limbah padat di RW 03, RW 05 dan RW 16 selanjutnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. K O M P O S I S I F IS I K (% B e r a t B a s a h ) Kayu 1%
Kaca 0%
Logam 2%
K e r ta s 4%
K a in 7%
P l a s ti k 9%
Organik 77%
Sumber: Pengolahan Data. Gambar 2. Rerata Komposisi Fisik Sampah Domestik (dalam persentase berat basah) di RW 03
K O M P O S I S I F IS I K ( % B e r a t B a s a h ) Kaca 1%
Logam 3%
Kayu 0% Kain 3%
Kertas 3% Plastik 8%
Organik 82%
Sumber: Pengolahan Data. Gambar 3. Rerata Komposisi Fisik Sampah Domestik (dalam persentase berat basah) di RW 05
Kain 0%
Logam 5%
Kaca 3%
Kertas 3%
Plastik 13%
Kayu 1%
Organik 75%
Sumber: Pengolahan Data. Gambar 4. Rerata Komposisi Fisik Sampah Domestik (dalam persentase berat basah) di RW 16
Hasil analisa laboratorium untuk karakteristik fisik dan kimia sampah domestik di RW 03, RW 05, dan RW 16 secara umum tidak ada perbedaan atau cenderung homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-138
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Tabel 4. Karakteristik Fisik Dan Kimia Sampah Domestik di RW 03, RW 05, dan RW 16 Karakteristik
Parameter
Nilai % RW 03
FISIK
KIMIA
RW 05
RW 16
Ratarata
Kadar Optimal Dalam Pengomposan (%)
Keterangan
40-60*
-
Kadar Air Kadar Kering Kadar Volatil
78,9
75,1
78,6
77,5
21,1
24,9
21,4
22,5
86,8
88,3
85,4
86,8
> 80***
+
Kadar Abu
13,2
11,7
14,6
13,2
<20***
+
N-Kjedahl
36,5
45,5
39,5
40,5
C-Organik
81,4
81
73,7
78,7 25-30**
-
C/N 2,23 1,78 1,87 Sumber : Hasil Pengukuran, September - Oktober 2006 Keterangan: *Gotas **CPIS ***Masduki + ideal - tidak ideal
1,92
3.2 Analisa Data Kuesioner
Data karakteristik masyarakat diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada 30 rumah tangga dengan sebaran 9 reponden di RW 03 , 14 responden di RW 05, dan 7 responden di RW 16. Terdapat lima variabel utama yang diajukan terhadap setiap responden yakni keadaan rumah, kondisi ekonomi, aktivitas sehari-hari masyarakat dalam menghasilkan sampah, jenis sampah yang dihasilkan rumah tangga, dan perlakuan masyarakat terhadap sampah yang terkumpul. Disamping ke-5 variabel di atas, yang langsung terkait dengan proses terjadinya timbulan sampah rumah tangga; juga akan dilihat variabel pengetahuan masyarakat terhadap timbulan sampah yang mereka hasilkan. Hal ini penting dilakukan untuk melihat tolak ukur pengetahuan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah.
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-139
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Tabel 5. Pengetahuan Masyarakat dalam Mengelola Sampah No
1
Faktor
RW 03 • SLTP: 66.6% (6 dari 9 responden) • SD: 22.2% (2 dari 9 responden) • SLTA: 11.1% (1 dari 9 responden)
Pendidikan terakhir
•
•
•
•
•
2
Alternatif tempat penampungan sampah selain plastik
Kertas: 44.44% (4 dari 9 responden)
•
Daun pisang: 11.11% (1 dari 9 responden)
•
•
•
•
Kantong semen: 11.11% (1 dari 9 responden) • Kertas dan kardus:11.11% (1 dari 9 responden) • Koran: 11.11% (1 dari 9 responden) • Tidak tahu: 11.11% (1 dari 9 responden) •
•
•
•
•
•
Hasil Kuesioner RW 05 SLTA: 42.86% (6 dari 14 responden) SD: 28.57% ( 4 dari 14 responden) SLTP: 14.29% (2 dari 14 responden) D3: 7.14% (1 dari 14 responden) Lainnya: 7.14% (1 dari 14 responden) Kardus: 14.29% (2 dari 14 responden)
RW 16 SLTP: 57.14% (4 dari 7 responden) SD: 28.57% (2 dari 7 responden) Lainnya: 14.29% (1 dari 7 responden)
•
•
•
•
Tidak tahu: 28.57% (2 dari 7 responden)
Tong besi: 14.29% (2 dari 14 responden)
•
Kertas: 14.29% (2 dari 14 responden) Kertas dan kardus: 14.29% (2 dari 14 responden) Daun pisang: 14.29% (2 dari 14 responden) ) Ember: 7.14% (1 dari 14 responden) Karung: 7.14% (1 dari 14 responden) Kertas, kantong semen: 7.14% (1 dari 14 responden)
•
Tidak ada alternatif: 28.57% (2 dari 7 responden) Tong sampah: 28.57% (2 dari 7 responden) Kardus: 14.29% (1 dari 7responden)
•
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 6. akan menjelaskan gambaran mengenai karakteristik masyarakat berdasarkan keadaan rumah dilihat dari luas bangunan, jenis bangunan dan lantai rumah. Hal ini dilakukan terkait dengan pengelompokkan keadaan rumah dari setiap responden menjadi 3 yaitu: rumah permanen, semi permanen, non permanen. Tabel 6. Sampling Responden Berdasarkan Keadaan Rumah Jenis Rumah Permanen Semi Permanen Non Permanen Total Sumber: Hasil Perhitungan ISBN : 978-979-1165-74-7
RW 03 8 (88,88%) 1 (11,11%) 0 (0%) 9 (100%)
Wilayah RW 05 12 (85,71%) 1 (7,14%) 1 (7,14%) 14 (100%)
RW 16 4 (57,14%) 3 (42,86%) 0 (0%) 7 (100%)
IV-140
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Secara umum, semakin permanen suatu keadaan rumah maka timbulan sampah yang dihasilkan akan semakin banyak. Salah satunya diakibatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik aktivitas semakin tinggi,
sehingga menghasilkan timbulan sampah yang lebih
banyak. Tabel 7. akan menjelaskan gambaran mengenai karakteristik masyarakat berdasarkan kondisi ekonomi dilihat dari jenis pekerjaan, penghasilan setiap bulan. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan jenis pekerjaan dan penghasilan setiap bulannya dengan timbulan sampah yang dihasilkan. Secara umum, semakin mapan jenis pekerjaannya dan semakin tinggi penghasilan setiap bulannya maka timbulan sampah yang dihasilkan akan semakin banyak. Tabel 7. Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Kondisi Ekonomi No 1
Faktor Jenis pekerjaan
RW 03 • Pedagang: 33.33% (3 dari 9 responden) •
•
•
•
2
Penghasilan setiap bulan
Wiraswasta: 22.22% (2 dari 9 responden) Pegawai Swasta: 22.22% (2 dari 9 responden) Tidak bekerja: 11.11% ( 1 dari 9 responden) Pensiunan: 11.11% (1 dari 9 responden)
Rp 500.0001.000.000: 4.44% (4 dari 9 responden) • Rp100.000-500.000: 33.33% (3 dari 9 responden) Rp< Rp 100.000: 11.11% (1 dari 9 responden) •
Rp>1.000.000: 11.11% (1 dari 9 responden) Sumber : Pengolahan Data •
•
•
•
•
Hasil Kuesioner RW 05 Pedagang: 21.43% (3 dari 14 responden) Buruh: 21.43% (3 dari 14 responden) Wiraswasta: 21.43% (3 dari 14 responden) Pensiunan: 14.29% (2 dari 14 reponden)
Ibu RT: 14.29% (2 dari 14 reponden) • Pegawai Swasta :7.14% (1dari 14 responden) •Rp< Rp 100.000: 35.71% ( 5 dari 14 responden) •Rp100.000-500.000: 21.43% (3 dari 14 responden) •Rp 500.0001.000.000: 21.43% (3 dari 14 responden)
•
•
•
RW 16 pensiunan: 42.86% (3 dari 7 responden)
Buruh: 28.57% (2 dari 7 responden) Pedagang:28.57% (2 dari 7 responden)
•
•
•
Rp100.000-500.000 : 100% (7 dari 7 responden)
Rp>1.000.000: 21.43% (3 dari 14 responden)
Tabel 8. akan menjelaskan gambaran mengenai karakteristik masyarakat berdasarkan aktivitas sehari-hari dilihat dari Kegiatan yang dilakukan, Aktifitas yang menghasilkan sampah dan Berbelanja barang yang dibeli. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan Kegiatan yang ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-141
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
dilakukan, Aktifitas yang menghasilkan sampah dan Berbelanja barang yang dibeli dengan timbulan sampah yang dihasilkan. Kesimpulan yang dapat di ambil adalah semakin banyak aktivitas yang menghasilkan sampah maka timbulan sampah yang dihasilkan akan semakin banyak. Tabel 8. Karakteristik masyarakat berdasarkan aktifitas sehari-hari masyarakat
No 1
Faktor Kegiatan yang dilakukan
RW 03 Memasak: 100% ( 9 dari 9 responden)
•
•
•
2
Aktifitas yang menghasilkan sampah selain memasak
Tidak ada: 88.89% (8 dari 9 responden)
•
Warung: 11.11% (1 dari 9 responden)
•
•
•
•
3
Jenis barang yang dibeli untuk Kebutuhan Sehari-hari
Hasil Kuesioner RW 05 Memasak: 92.86% (13 dari 14 responden) Memb.Makanan Jadi: 7.14% (1 dari 14 responden) Tidak ada: 78.57% (11 dari 14 responden)
Warung: 14.3% (2dari 14 responden) Menjahit: 7.14% (1dari 14 responden)
Eceran: 55.56% ( 5 dari 9 responden)
•
Eceran: 85.71% (12 dari 14 responden)
Eceran, botol, isi ulang: 22.22% (2 dari 9 responden) • botol/tempat besar : 11.11% (1 dari 9 responden) • isi ulang/refill: 11.11% (1 dari 9 responden) Sumber : Pengolahan Data
•
Eceran, botol, isi ulang: 14.29% (2 dari 14 responden)
•
•
•
•
RW 16 Memasak: 100% (7 dari 7 responden)
Tidak ada: 57.14% ( 4 dari 7 responden)
Warung: 14.29% (1 dari 7 responden) • Dagang: 14.29% (1 dari 7 responden) • Mencuci: 14.29% (1 dari 7 responden) • Eceran: 57.14% (4 dari 7 responden) •
•
Eceran, botol, isi ulang: 42.86% (3 dari 7 responden)
Tabel 9. akan menjelaskan gambaran mengenai karakteristik masyarakat berdasarkan jenis sampah yang dihasilkan dilihat dari jenis sampah yang banyak dihasilkan, kemasan yang dipakai bila membeli makanan jadi, jenis sampah yang dihasilkan di rumah selain memasak, dirumah banyak mengkonsumsi makanan/minuman dengan kemasan plastik, dan jenis plastik apa yang digunakan. Hal ini
dilakukan untuk menghubungkan jenis sampah dengan timbulan sampah yang
dihasilkan. Secara umum, semakin beragam komposisi sampah maka timbulan sampah yang dihasilkan akan semakin banyak.
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-142
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Tabel 9. Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jenis Sampah Hasil Kuesioner No
1
Faktor Jenis sampah yang banyak dihasilkan
RW 03 • Sisa sayuran: 60% • Kemasan pembungkus berupa plastik: 33.3% • Kupasan buah:6.66%
RW 05 • Sisa sayuran: 45.2% • Kemasan pembungkus berupa plastik: 45.2% • Kemasan pembungkus berupa kertas: 3.2%
Kemasan pembungkus berupa kertas: 0% • lainnya: 0% • Tidak membeli:100% (9 dari 9 responden)
•
•
2
Kemasan yang dipakai bila membeli makanan jadi
3
Di rumah banyak mengkonsumsi barang dari bahan plastik
4
jenis plastik yang dipakai
•
•
Ya: 77.78% (7 dari 9 responden) Tidak: 22.22% (2 dari responden)
Kantong kresek dan plastik makanan ringan: 66.67% (6 dari 9 responden) • Tidak mengkonsumsi dan memakai:22.22% (2 dari 9 responden) • Kantong kresek dan plastik pembungkus:11.11% (1 dari 9 responden) •
•
Kupasan buah:3.2% lainnya: 3.2%
Tidak membeli: 92.86% (13 dari 14 responden) • Plastik/kertas : 7.14% (1 dari 14 responden) • Tidak: 57.14% (8 dari 9 responden • Ya: 42:86% (6 dari 14 responden) •
•
•
•
•
tidak mengkonsumsi dan memakai: 57.14% (8 dari 14 responden) Kantong kresek dan plastik mak.ringan: 21.43% (3 dari 1responden) Plastik makanan ringan:14.29% (2 dari 14 responden) Plastik mie instant : 7.14% (1 dari 14 responden)
RW 16 • Sisa sayuran: 38.56% • Kemasan pembungkus berupa plastik: 38.5% • Kemasan pembungkus berupa kertas: 7.7% • Kupasan buah: 7.7% • lainnya: 7.7
•
Tidak membeli: 100 (7 dari 7 responden)
Ya: 100% (7 dari7 responden) •
Kantong kresek dan plastik mak.ringan: 57.14% (4 dari 7 responden) • Kantong kresek: 14.29% (1 dari 7 responden) • Plastik mak.ringan: 14.29% (1 dari 7 responden) • Plastik mak ringan,dan plastik mie instant :14.29% (1 dari 7 responden) •
Sumber : Pengolahan Data.
Tabel 10. akan menjelaskan gambaran mengenai kontribusi masyarakat berdasarkan perlakuan terhadap sampah seperti sampah dimanfaatkan kembali, jenis sampah plastik yang dimanfaatkan, untuk apa plastik dipakai, jenis plastik yang biasa digunakan, cara pengelolaan sampah, tempat sampah di rumah, dan biaya kebersihan setiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan perlakuan masyarakat terhadap sampah dengan timbulan sampah yang
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-143
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
dihasilkan.
Hasil yang diperoleh adalah semakin baik masyarakat memperlakukan sampah
maka timbulan sampah yang di hasilkan di ke tiga RW akan semakin sedikit. Tabel 10. Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Perlakuan terhadap Sampah Hasil Kuesioner No 1
2
Faktor Sampah dimanfaatkan
•
kembali
•
RW 03 Ya: 77.78% (7 dari 9 responden)
•
Pembungkus+ T.sampah: 44.44% (4 dari 9 responden) Pembungkus:33.33% (3 dari 9 responden)
•
•
Tidak dimanfaatkan: 2.22% (2 dari 9 responden)
•
Pembungkus: 21.43% (3 dari 14 responden)
•
•
Ya: 77.78% (7 dari 9 responden)
•
Ya: 85.71% (12 dari 14 responden)
•
•
Tidak: 22.22% (2 dari 9 responden) Kantong plastik: 55.56% (5 dari 9 reponden)
•
Tidak: 14.29% ( 2 dari 14 responden) Kantong plastik: 50% (7 dari 14 responden)
•
K.plastik + P.kemasan: 3.33% (3 dari 9 responden) Lainnya: 11.11% (1 dari 9 responden) Rp. 3500: 77.78% (7 dari 9 responden)
•
Pemanfaatan jenis sampah plastik
•
4
Dirumah banyak meng hasilkan sampah
Jenis plastik yang biasa digunakan
•
•
•
5
Iuran kebersihan setiap bulan
•
Rp. 2500: 11.11% (1 dari 9 responden) • Rp.5000: 11.11% 1 dari 9 responden) Sumber : Pengolahan Data •
ISBN : 978-979-1165-74-7
Tidak: 14.29% ( 2 dari 14 responden)
•
Tidak: 22.22% (2 dari 9 responden)
•
3
•
RW 05 Ya: 85.71% (12 dari 14 responden)
Pembungkus+T.sampah: 35.71% (5 dari 14 responden) • Tempat sampah: 28.57% (4 dari 14 responden)
•
K.plastik + P.kemasan: 35.71% (5 dari 14 responden) • Lainnya: 14.29% ( 2 dari 14 responden) • Rp. 2000: 57.14% (8 dari 14 responden) Rp. 2500: 35.71% (5 dari 14 responden) • Rp.3000: 7.14% (1 dari 14 responden) •
•
•
•
RW 16 Ya: 85.71% (6 dari 7 responden) Tidak: 14.29% (1 dari 7 responden)
Pembungkus+ T.sampah: 57.14% (4 dari 7 responden) Pembungkus: 28.57% (2 dari 7 responden ) Tidak dimanfaatkan:14.29 % (1 dari 7 responden) Ya : 85.71% (6 dari 7 responden)
Tidak: 14.29% (1 dari 7 responden) • Kantong plastik : 100% (7 dari 7 responden)
•
Rp.4000: 57.14% (4 dari 7 responden)
•
Rp. 3000: 28.57% (2 dari 7 responden) Rp. 2500: 14.29% (1 dari 7responden)
•
IV-144
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
3.3. Kontribusi Karakteristik Masyarakat Terhadap Timbulan Sampah
Kontribusi karakteristik masyarakat terhadap timbulan sampah dipengaruhi oleh lima variabel utama yakni: (1) Perlakuan terhadap sampah, (2))aktivitas sehari-hari, (3)jenis sampah, (4)Kondisi ekonomi, (5)keadaan rumah. Kelima variabel tersebut memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap timbulan sampah. Semakin besar kontribusi
suatu variabel maka semakin besar pula pengaruhnya
terhadap timbulan sampah yang dihasilkan. Berdasarkan informasi mengenai besarnya kontribusi setiap variabel karakteristik masyarakat diharapkan dapat dirancang suatu manajemen pengelolaan sampah yang tepat untuk daerah studi sesuai dengan keadaan masyarakatnya.
Tabel 11. menyatakan
besarnya kontribusi setiap variabel karakteristik
masyarakat terkait dengan timbulan sampah yang dihasilkan di masing-masing RW. Besarnya kontribusi tersebut dihitung secara statistik dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tabel 11. Kontribusi variabel karakteristik masyarakat terhadap timbulan sampah (dalam %) RW 03 variabel
RW 05
Kontribusi (%)
PERLAKUAN TERHADAP SAMPAH AKTIFITAS SEHARIHARI JENIS SAMPAH KONDISI EKONOMI KEADAAN RUMAH
45
20 18 14
2
R-square 45.3 Sumber: Pengolahan data
variabel
JENIS SAMPAH AKTIFITAS SEHARIHARI KEADAAN RUMAH KONDISI EKONOMI PERLAKU AN TERHADA P SAMPAH R-square
RW 16
Kontribusi (%) 38
22 22 14
variabel
PERLAKU AN TERHADA P SAMPAH AKTIFITAS SEHARIHARI KONDISI EKONOMI KEADAAN RUMAH
Kontribusi (%) 39
26 20 13
4
JENIS SAMPAH
2
82.1
R-square
99.7
4. KESIMPULAN
Karakteristik masyarakat yang memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulan sampah di RW 03 dan RW 16 adalah variabel perlakuan terhadap sampah, sedangkan di RW 05 kontribusi terbesar disebabkan oleh jenis sampah. Selanjutnya kontribusi terbesar kedua di ketiga RW adalah variabel aktifitas sehari-hari dari masyarakat. Di bawah ini akan diuraikan
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-145
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008
lebih detail mengenai penjelasan kontribusi setiap variabel karakteristik masyarakat dalam menghasilkan timbulan sampah berdasarkan lokasi pengamatan di RW 03, RW 05, dan RW 16.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen PU, 1986, Standar,Yayasan LPMB, Bandung. E.Damanhuri, Tri Padmi, 2004. Pengelolaan Sampah, Diktat Kuliah Dep.Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. E.Damanhuri, Tri Padmi,. N.Azhar, L.T.Meilany,1989. Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia,Pus.Lit.Bang.Pemukiman Dept PU-LPM ITB. Gotaas, Harlod B., 1956. Composting, Sanitary Disposal and Reclamation of Organic Waste,WHO, Geneva. Pusat Penelitian Sains dan Teknologi LPUI, 1989. Pedoman Teknis Pengelolaan Persampahan, Jakarta. SNI 19-3964-1994 dan SNI M 36-1991-03 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan SK SNI 19-2454-1991 dan SNI 19-3242-1994: Tata Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan Tchobanoglous, George, Theisen, H. Vigil, Samuel A., 1993, Integrated Solid Waste Management , Mc Graw Hill Book Co., Singapore.
ISBN : 978-979-1165-74-7
IV-146