HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD MAJENANG 1
2
Sri Wisnu Andaru Purnomo , Tri Prabowo , Deden Iwan Setiawan
3
INTISARI
Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang or ang yang sakit dirawat dan da n di L atar Belakang Belakang : tempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Tingkat pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial sangat penting. penting. Pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dapat dilakukan melalui pelaksanaan program universal precaution. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilakukan Departemen Kesehetan tahun 2004, infeksi nosokomial banyak terjadi di rumah sakit pemerintah dengan jumlah 1.527 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko beresiko 160.417 (55,1 %), 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,8%. Mengetahui Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang Universal Tujuan : Precaution dengan pelaksanaan Universal Precaution di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Majenang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif menggunakan M etode Pe Peneliti an : rancangan penelitian analitik analitik korelasi, dengan pendekatan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian yaitu Perawat Diploma III bangsal anggrek, melati dan flamboyant RSUD Majeang yang berjumlah 25 responden yang diambil dengan tehnik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah spearman rank untuk menghitung keeratan hubungan antar variable digunakan koefisien kontingensi. tingkat pengetahuan tentang Universal Precautiondengan H asil asil Pene Peneli li tian : Uji hubungan tingkat pelaksanaan universal precaution di instalasi rawat inap RSUD Majenang didapatkan hasil rho0,456 dengan nilai p-value 0,022. Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat tentang Universal Precaution dengan pelaksanaan Universal precaution di instalasi rawat inap RSUD Majenang Tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan perawat tentang u niversal precaution dengan pelaksanaanuniversal precaution cukup. Kata Kun ci : Ti ngkat penge pengetahuan tahuan Un iversal iversal Precaution, pelaksanaa pelaksanaan n U ni versal versal precaution precaution 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta Dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta 3 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 2
i
A NURSES' UNDERSTANDING OF UNIVERSAL PRECAUTION AND ITS IMPLEMENTATION IN HOSPITALIZATION INSTALLATION OF RSUD MAJENANG 1
2
Sri Wisnu Andaru Purnomo , Tri Prabowo , Deden Iwan Setiawan
3
ABSTRACT
Background: hospital is a place where patients are treated and placed in a short distance. A
nurses’ understanding about nosocomial infection is very essential. In a hospital, the precaution of nosocomial infection can be conducted through universal precaution program. Based on the research done by health department, nosocomial infection cases are found in state hospitals amounting to 1,527 patients from 160, 417 risky patients (55.1 %), 991 patients from 130,047 risky patients. Objective: To identify association bet ween a nurses’ understanding of universal precaution and
its implementation in hospitalization installation of RSUD Majenang. M ethod: this research is considered a quantitative research using correlation analysis research
planning with cross- sectional method. The sample of the research is bachelors’ degree nurses in anggrek, melati, and flamboyan wards of RSUD Majenang amounting to 25 respondents taken by using total sampling technique. The data analysis used in this research is spearman rank. The research uses contingency coefficient to calculate the tightness of the correlation between the variables : The study of correlation bet ween a nurses’ understanding of universal precaution and its Result implementation in hospitalization installation of RSUD Majenang reveals that the rho value is 0.456 with p-value 0.022 it is concluded that there is a significant correlation between a nurses’ understanding Conclusion of universal precaution and its implementation in hospitalization installation of RSUD Majenang. The tightness rate of a nurses’ understanding of universal precaution and its implementation is fair : understanding of uni versal pr ecaution, i mplementation of uni versal precauti on Keywords
1.
Student of Nursing Study Program Respati University, Yogyakarta
2.
Health Polytechnic, Yogyakarta 3.
Respati University, Yogyakarta
ii
A. PENDAHULUAN Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya. Infeksi nosokomial merupakan salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit dan pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit merupakan salah satu peningkatan mutu pelayanan rumah sakit kepada masyarakat dengan memakai angka kejadian infeksi nosokomial sebagai indikator. 1 . Pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulusyang dapat menimbulkan respon emosional perawat terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Tingkat pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial sangat penting, sehingga mampu melakukan praktik keperawatan dengan baik termasuk usaha pencegahan infeksi nosokomial. Semakin lama perawat bekerja semakin meningkat tingkat keterampilan dan pengetahuan mengenai praktik keperawatan.Perawat yang memiliki pengetahuan yang tinggi diharapkan mampu mencegah resiko infeksi nosokomial.Mencuci tangan adalah tindakan yang paling penting untuk mencegah infeksi nosokomial oleh karena itu seorang perawat yang memiliki pengetahuan tinggi mampu menerapkan prosedur cuci tangan dengan baik. Penerapan pengetahuan perawat di klinis membutuhkan motifasi yang tinggi 2 . Berdasarkan penelitian yang dilakukan Departemen Kesehetan tahun 2004, infeksi nosokomial banyak terjadi di rumah sakit pemerintah dengan jumlah 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko
160.417 (55,1 %), 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,8%).
Prosentase infeksi nosokomial yang tertinggi di rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah pada tahun 2004 adalah plebitis dengan jumlah 2.168 pasien dari jumlah pasien yang 3
beresiko 124.733 (1,7%), meskipun jumlah pasien beresiko cukup tinggi yaitu 5,765%. . Keluarga Universal precaution merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka perlindungan, pencegahan dan meminimalkan infeksi silang ( cross infection ) antara petugas dengan pasien
akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien yang
terinfeksi penyakit menular ( seperti HIV/AIDS dan Hepatitis ). Prinsip
universal precaution
adalah bahwa darah dan semua jenis cairan tubuh, skreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir penderita dianggap sebagai sumber potensial untuk penularan infeksi. Sehingga, diharapkan setiap petugas pelayanan kesehatan mampu menerapkan prinsip universal precaution. Penerapan universal precaution ini bertujuan tidak hanya melindungi petugas dari resiko terpajan oleh infeksi namun juga melindungi pasien yang mempunyai kecenderungan rentan terhadap segala macam infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas. 4 Rumah Sakit Umum Majenang, Cilacap, Jawa Tengah merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang menyediakan pelayanan rawat inap. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12, 13 januari
dan tanggal 3 febuari 2011 di Bangsal Melati,
1
Flamboyan dan Anggrek masing – masing merupakan bangsal perawatan pasien bedah dan penyakit dalam di Rumah sakit Umum Daerah Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Jumlah Perawat di Bangsal Melati terdiri 14 perawat dengan pendidikan perawat S1 berjumlah 2 perawat dan DIII sebanyak 12 perawat, Bangsal Flamboyan terdiri 11 perawat dengan
pendidikan perawat S1
berjumlah 1 perawat dan DIII berjumlah 10 perawat, dan Bagsal Anggrek terdiri dari 10 perawat dengn pendidikan perawat S1 berjumlah 2 perawat dan DIII sebanyak 8 perawat. Data yang di dapat peneliti di ruang rawat inap (melati, flamboyant dan anggrek) terdapat fasilitas tempat cuci tangan yang bersih dengan cairan antiseptik, tempat sampah terpisah antara sampah tajam dan tidak tajam, sarung tangan steril dan sarung tangan biasa tersadia dan cairan antiseptik tersedia 7. Hasil pengamatan peneliti pada shif siang didapatkan sebanyak 1 kali dari 4 kali tindakan perawat ke pasien, perawat mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan namun saat melakukan perawatan pasien satu ke pasien yang lain perawat tidak mengganti sarung tangan. Pada tindakan pelepasan infus, Peneliti melihat 2 kali perawat tidak menggunakan sarung tangan dari 4 kali tindakan.Pada 3 kali tindakan perawatan luka peneliti melihat perawat tidak menggunakan masker sebanyak 1 kali.Pada perawatan infus sebanyak 2 kali perawat tidak menggunakan sarung tangan dan masker dari 5 tindakan.Berikut ini laporan data tahunan kejadian inos tahun 2011 Bangsal melati terdapat 4 kejadian infeksi nosokomial, bangsal Flamboyan terdapat 3 kejadian infeksi nosokomial dan bangsal anggrek terdapat 3 kejadian infeksi nosokomial
dalam Dari
satu
hasil
wawancara
2
tahun kepada
2
orang perawat, seorang perawat kurang memahami tentang perilaku dalam melaksanakan universal precaution. Seorang perawat mengatakan bahwa terkadang tidak menggunakan sarung tangan bila menangani pasien dan menggunakan sarung tangan jika pasien memiliki resiko penyakit infeksi. Selain itu perawat mengatakan bahwa terkadang tempat sampah infiksius dan non infeksius masih jadi satu Berdasarkan data tersebut di atas, penuli s tertarik meneliti, “ Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang Universal Precaution dengan pelaksanaan Universal Precaution di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Majenang”. Tujuan penelitian iniadalah Mengetahui Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang Universal Precaution dengan pelaksanaan Universal Precaution di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Majenang. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah khasanah keilmuan dibidang keperawatan terutama tentang perilaku perawat dalam melaksanakan atau tindakan Universal Precaution.Manfaat praktis dibagimenjadi :
1.
Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman dalam penelitian tentang pengetahuan perawat tentang Universal Precaution dengan pelaksanaan Universal Precaution.
2.
Bagi Institusi UNRIYO Diharapkan sebagai bahan masukan atau bacaan bagi para pengunjung perpustakaan Universitas Respati Yogyakarta, terutama untuk menambah wawasan pembaca.
3.
Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian bisa membuat pengambilan kebijakan dalam pengambilan keputusan tantang Universal precautiondan pelaksanaanUniversal precaution yang sesuai
4.
Bagi Perawat Meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada pencegahan infeksi nosokomial serta sebagai informasi dan masukan sehingga menambah pengetahuan tentang universal precaution.
B.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Penelitian survey deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertetu. Rancangan
yang digunakan adalah cross sectional dengan melakukan
pengukuran terhadap variabel independen yaitu tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution dan variabel dependen yaitu pelaksanaan universal precaution pada satu saat.
1
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menekankan analisanya pada data – data numerical (angka) yang diolah dengan menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. 6 Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Bangsal Melati, anggrek dan flamboyant RSUD Majenang. Penelitian ini dilangsungkan mulai tanggal 2 April-30Juni 2012. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di instalasi rawat inap bangsal Melati, flamboyant dan anggrek, yang berjumlah 28 perawat (bangsal melati terdiri 11 perawat, bangsal anggrek 9 perawat dan bangsal flamboyant terdiri 8 perawat) RSUD Majenang. Sampel adalah sebagian populasi atau wakil populasi yang diteliti 6. Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel yang tersebut digunakan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan kriteria inklusi perawat DIII Pelaksana, bersedia menjadi responden, tidak sedang menjalani pendidikan atau magang dan kriteria ekslusi Kriteria ekslusi yang perlu diperhatikan yaitu perawat kepala ruangan, perawat yang sedang menjalani cuti atau bertugas diluar kota.Maka, jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 25 responden. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan perawat tentang universal precautiondan variable terikatnya pelaksanaan universal precaution oleh perawat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi check list . Kuesioner digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution.sedangkan lembar observasi check list digunakan untuk melihat pelaksanaan universal precaution perawat. Pengolahan dan Analisis data yang digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua variabel. Analisa pada penelitian ini menggunakan program komputer untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelakasanaan universal precaution perawat di instalasi rawat inap RSUD Majenang.Teknik analisa statistik yang digunakan adalah Korelasi Spearman rank , karena data dalam penelitian ini adalah data nominal ordinal. Pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak H 0 dilakukan dengan melihat signifikasi hasil perhitungan korelasi Spearman Rank . Jika signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sebaliknya jika signifikasi > 0,05 maka H 0 diterima atau tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.7
C. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitianyang telahdilakukan terhadap 25 reponden, karakteristik jenis kelamin, umur dan masa kerja responden sebagai berikut :
2
Tabel 4.1. DistribusiFrekuensiKarakteristikRespodendi Instalasi Rawat Inap Bangsal Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang. Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
7
28,0
Perempuan
18
72,0
Jumlah
25
100,0
20-30
17
68,0
31-40
8
32,0
Jumlah
25
100,0
1-5 tahun
13
52,0
6-10 tahun
9
36,0
>10 tahun
3
12,0
Jumlah
25
100,0
Karakteristik Jenis Kelamin
Umur
Masa Kerja
Sumber : Data Primer Diolah, 201 2. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui, frekuensi terbanyak adalah Perawat berjenis kelamin perempuan (72,0%). Berdasarkan umur diketahui Perawat terbanyak adalah yang berumur 20-30 tahun (68,0%). Berdasarkan lama kerja diketahui frekuensi terbanyak adalah Perawat dengan lama kerja 5-10 tahun (52,0%). Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawta di Instalasi Rawat Inap Bangsal Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang. Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Baik
12
48,0
Cukup
11
44,0
Kurang
2
8,0
Jumlah
25
100,0
3
Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Pelaksanaan Penget ahuan
Baik
Kuran g
Total
F
%
f
%
f
%
Baik
1 1
44 ,0
1
4, 0
1 2
48 ,0
Cukup
8
32 ,0
3
12 ,0
1 1
44 ,0
Kurang
0
0, 0
Jumlah
1 9
76 ,0
2
8, 0
2
8, 0
6
24 ,0
2 5
10 0, 0
Rho
P Val ue
0,4 56
0,0 22
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan dengan kategori baik (48,0%) dan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik (8,0%). Tabel4.3.Distribusi FrekuensiPelaksanaan universal Precaution di Instalasi Rawat Inap Bangsal Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang. Pelaksanaan Universal Precaution
Frekuesi
persentase (%)
Baik
19
76,0
Kurang
8
24,0
Jumlah
25
100,0
Sumber : Data Primer Diolah, 2012. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar perawat melaksanakan dengan baik tindakan universal precaution (76,0%). Perawat yang kurang melaksanakan tindakan universal precaution (24,0%). Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel. Berikut ini tabulasi silang hasil analisis korelasi Spearman Rank Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Universal Precautiondengan Pelaksanaan tindakan Universal Precautiondi Instalasi Rawat Inap Bangsal Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang Tabel 4.4. Hubungan antara Pengetahuan Dengan Pelaksanaan tindakan Universal Precaution di Bangsal Rawat Inap Ruang Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang
4
Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian besar perawat yang mempunyai pengetahuan baik dan mempunyai perilaku universal precaution dalam kategori baik (44,0%). Hasil analisis statistik korelasi Spearman Rank diperoleh nilai rhosebesar 0,456 dengan signifikasi p valuesebesar 0,022. Ketentuan yang berlaku adalah jika p value > 0,05 maka Ho diterima dan apabila p value <0,05 maka Ho ditolak. Oleh karena nilai p value sebesar 0,022 kurang dari 0,05 ( p<0,05), maka Ho ditolak hal ini berarti ada hubungan yang signifikan pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelaksanaan universal precaution perawat di Bangsal Rawat Inap Ruang Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang, Cilacap. Tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelaksanaanuniversal precaution cukup dengan nilai rho 0,456 (0,40-0,599).
D. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Perawat tentang Un iver sal Precaution Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Tingkat pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil p roses pengindraan mengenai sesuatu obyek tertentu dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada pada obyek tersebut. 6 Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mencakup, tahu ( know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam penelitian ini pengetahuan perawat tentang Universal Precaution di Instalasi rawat inap RSUD Majenang diartikan perawat mampu menjawab kuesioner tentang universal precaution yang telah diajukan oleh peneliti dengan baik, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar perawat yang mempunyai pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 12 perawat (48,0%).
2. Pelaksanaan Un i ver sal Precaution Pengetahuan dibutuhkan sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang benar, sehingga perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang baik untuk dapat melaksanakan universal precaution dengan sempurna. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia yang dapat mempengaruhi sikap seseorang .Pengetahuan pada tahap aplikasi akan menerapkan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi yang riil. Tingkat pengetahuan di dalam
5
domain kognitif adalah tahu, memahami dan aplikasi. 6 Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan perawat untuk menggunakan atau melaksanakan tindakan universal precaution yang telah dipelajari pada kondisi dan situasi yang sebanarnya di bangsal melati, anggrek dan flamboyan RSUD Majenang. Hasil tersebut didukung penelitian berdasarkan hasil analisis diketahui sebagian besar perawat melaksanakan dengan baik tindakan universal precaution (76,0%). Dari hasil analisis penelitian diketahui dimana perawat yang mempunyai pengetahuan baik, sebagaianbesar mempunyai pelaksanaanuniversal precaution dalam kategori baiksebanyak 11 perawat (44,0%).Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia. Pengetahuan universal precaution dibutuhkan sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang benar, sehingga perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang baik untuk dapat melaksanakan universal precaution dengan sempurna 5
3. Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Un iver sal Precaution dengan Pelaksanaan Un iversal Precaution di Bangsal Rawat Inap Ruang Melati, Anggrek dan Flamboyan RSUD Majenang Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelaksanaaan universal precaution di instalasi rawat inap RSUD majenang menggunakan uji spearman rank. Pengetahuan perawat tentang Universal Precaution merupakan Faktor predisposisi terbentuknya perilaku dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang berfokus pada pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di rumah sakit yang berasal dari proses penyebaran baik melalui pasien, pengunjung maupun petugas kesehatan itu sendiri. Pengetahuan perawat tentang Universal Precaution sangat penting dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan yang profesional sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien khususnya upaya mengendalikan penyebaran infeksi nosokomial di pelayanan kesehatan Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji spearman rank membuktikan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
perawat tentang universal precaution dengan
pelaksanaanuniversal precaution di bangsal Rawat Inap RSUD Majenang Kabupaten Cilacap Jawa Tengah ditunjukkan dengan nilai rho sebesar 0,456 dengan signifikasi p value sebesar 0,022. Tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelaksanaanuniversal precaution cukup berarti sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan universal Precaution di bangsal rawat inap RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro dengan hasil peneliitian diketahui sebagian perawat yang mempunyai pengetahuan baik, mempunyai perilaku universal precaution dalam kategori sempurna (47,7%). Berdasarkan hasil analisis Chi-Square diperoleh nilai
2
sebesar 8,942 dengan p value
sebesar 0,003. Oleh karena nilai p value sebesar 0,003 kurang dari 0,05 ( p<0,05).
6
8
Pengetahuan yang dimiliki perawat dijadikan sebagai dasar untuk berperilaku. Baiknya pengetahuan ditunjukkan dengan kemampuan menjawab benar kuesioner penelitian. Pengetahuan yang baik ini akan berpengaruh pada perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya dengan menggunakan prinsip-prinsip universal precaution. Perilaku perawat dalam melaksanakan universal precaution membutuhkan adanya pemahaman yang benar tentang cara dan langkahlangkah dalam melaksanakan universal precaution. Memahami (comprehension) diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menintrepretasikan materi suatu obyek, artinya perawat telah mempunyai pemahaman yang baik tentang perilaku universal precaution. Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan perawat untuk menggunakan atau melaksanakan tindakan universal precaution yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Dalam
penelitian
ini
diketahui
bahwa
perawat
mengetahui,
memahami
dan
mengaplikasikan prinsip-prinsip utama dalam pelaksaaan pengandalian infeksi nosokomial seperti menjaga hygiene sanitasi individu cuci tangan, menggunakan APD atau alat pelindung diri dan pengelolaan benda tajam di bangsal anggrek melati dan flamboyant Rumah sakit Umum daerah Majenang. Hasil analisis data tingkat pengetahuan perawat tentang Universal Precaution juga diperoleh data perawat yang memiliki pengetahuan baik dapat melaksanakan tindakan Universal Precaution dengan baik yaitu sebanyak 11 perawat (44,0%).Dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia
5,
sejalan dengan hasil penelitian hubungan pengetahuan tentang universal precaution dengan pelaksanaan universal precaution di rumah sakit umum daerah Majenang Berdasarkan hasil analisis korelasi antara variabel tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution dengan pelaksanaan universal precaution kearah positif. Hal ini berarti perubahan tingkat pengetahuan perawat akan diikuti secara positif oleh pelaksanaan perawat. Tanda bintang satu * juga menunjukan hubungan kedua variabel tersebut cukup signifikan, hal ini dikarenakan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman yang diketahui dari data kejadian infeksi nosokomial bisa saja dari pengalaman perawat itu sendiri , tingkat pendidikan, dan fasilitas seperti terdapat bagan cuci tangan, tempat sampah infeksius dan non-infeksius, wastafel dan adanya standar operating prosedur (SOP). Pengetahuan yang dimiliki perawat dijadikan sebagai dasar untuk berperilaku. Perilaku perawat dalam melaksanakan universal precaution membutuhkan adanya pemahaman yang benar tentang cara dan langkah-langkah dalam melaksanakan universal precaution. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan pengetahuan merupakan faktor predisposisi terbentuknya perlaku5. Hasil analisis penelitian diketahui Pelaksanaan dapat dipengeruhi oleh budaya meliputi kondisi lingkungan Rumah Sakit dan sikap Perawat dalam melaksanakan tindakan Universal Precaution.
7
E. KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Hasil analisis menunjukkan bahwaTingkat Pengetahuan Perawat Tentang Universal Precaution di Instalasi Rawat inap Melati, Anggrek dan Flamboyan Bangsal RSUD Majenang, Cilacap sebagian besar dalam katagori cukup baik.
2.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Pelaksanaan Universal Precaution Perawat di Instalasi Rawat inap Melati, Anggrek dan Flamboyan Bangsal RSUD Majenang, Cilacap Sebagian besar dalam katagori baik .
3.
Hasil analisis Spearman Rank menunjukkan bahwa Ada hubungan pengetahuan perawat tentang universal precautiondengan pelaksanaan universal precautiondi Bangsal Melati, Anggrek dan Flamboyan Inap RSUD Majenang
F. UCAPAN TERIMA KASIH 1. 2. 3. 4. 5.
Tri Pabowo, S.Kp, M.Sc., selaku dosen pembimbing I. Deden Iwan Setiawan S.Kep.,Ns.M.Kep selaku dosen pembimbing II Kepada Direktur RSUD Majenang, Cilacap, Jawa Tengah .yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. Kepada Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas. Semua pihak yang terkait daalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Hidayat, A. (2007) pengantar konsep dasar Keperawatan,Surabaya, Salemba Medika Sari (2005) Kewaspadaan universal pengendalian infeksi nosokomial, Http://www.infeksi.com DepKes RI. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Sholikhah. (2005) Solusi pencegahan penularan HIV/AIDS . Bandung Notoatmojo (2005 ), konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatn. Jakarta , salemba Nursalam. (2007). Pendekatan Praktis Metodologi Penelitian Keperawatan:Jakarta. Salemba Medika. Sugiono, (2007) Statistik non parametric. Bandung Ikapi cabang jabar Tri Nurhayati (2011) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan universal precaution di bangsal Rawat Inap RSUP DR Soeradji Tirtonegoro Klaten.
8
9.
Yogyakarta: Skripsi Universitas Respati Yogyakarta.
9