Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Pada PT. Gudang Garam, Tbk 7/13/2016 STIE SANTA URSULA Redaktur Wau
PENDAHULUAN Era globalisasi sekarang ini ditandai dengan banyak bermunculnya usahausaha baru. Dalam dunia usaha yang berkembang semakin pesat ini, menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga menjadi tinggi. Sehingga timbul persaingan yang semakin tajam dan kompetitif dalam dunia usaha. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan optimal tercapai. Dalam hal ini, perusahaan juga dituntut untuk mampu menentukan kinerja perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Tujuan yang ingin dicapai dari setiap perusahaan adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan dan mempertahankan hubungan bisnis dengan pelanggan untuk memperoleh laba yang diharapkan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang efektif biasa disebut dengan istilah rentabilitas. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan pebandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba dengan baik. Rentabilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama adalah rentabilitas ekonomis, yaitu membandingkan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing. Kedua adalah rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas modal usaha, yaitu kemampuan perusahaan dengan modal sendiri
yang bekerja untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat rentabilitasnya. Dengan mengetahui tingkat rentabilitas
maka perusahaan dapat
melihat
kinerja
perusahaan dalam
menghasilkan laba yang maksimal. Tingkat rentabilitas diukur dengan menggunakan modal kerja perusahaan yang mengandung elemen-elemen aktiva lancar seperti: kas, piutang, dan persediaan yang masing-masing dibutuhkan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Dalam suatu perusahaan, piutang adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan piutang dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai. Piutang dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat rentabilitas perusahaan karena kas adalah aktiva lancar yang utama dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin cepat perputaran piutang, maka tingkat rentabilitas perusahaan menjadi baik karena proses operasional untuk menghasilkan laba berjalan dengan lancar. Perputaran piutang akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi operasi perusahaan secara tidak langsung yang berdampak pada tingkat perolehan keuntungan perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin tinggi pula tingkat rentabilitasnya. Dengan demikian piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal
kerja. Tingkat perputaran piutang merupakan perbandingan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang dan tingkat perputaran ini menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun, semakin cepat perputaran piutang maka modal dapat digunakan secara efektif. LANDASAN TEORI Menurut Martono dan Agus (2010:4), manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh laba, mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Rudianto (2013:210), piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang dan jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Menurut Hadri Mulia (2010:198), piutang adalah berupa hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan. Menurut Harahap (2012:304) rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan disebut juga operating ratio. Sartono (2012:122) berpendapat bahwa rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan , total aktiva maupun modal sendiri.
Kerangka berfikir merupakan alur penelitian agar mudah dipahami, adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Renabilitas Pada PT. Gudang Garam, Tbk”. Sehingga kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Laba/Rugi
Perputaran Piutang
Rentabilitas
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Pada PT. Gudang Garam,Tbk
Gambar: 1.1 Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah bersifat deksriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mengambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka, dengan menggunakan metode ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:147) mengemukakan bahwa metode penelitian statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeksripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono (2012:8) mengemukakan tentang metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan data yang sudah terkumpul. Sedangkan metode penelitian kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan analisis data yang bersifat statistik. PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk selama periode 2008-2014 dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laporan laba-rugi. Pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 di bawah ini merupakan keterangan laporan keuangan yang secara ringkas yaitu sebuah laporan ikhtisar data keuangan
yang di dalamnya terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Tabel 4.1 Ikhtisar Data Keuangan 2008 – 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Neraca 2011 2010 2009 Total Aktiva 39.088.705 30.741.679 27.230.965 Piutang 937.987 915.004 1.038.958 Persediaan 28.020.017 20.174.168 16.853.310 Lainnya 328.855 569.872 469.368 Aktiva Tidak Berwujud 517.070 417.483 617.697 Ekuitas 24.550.928 21.197.162 18.301.537 Laba Rugi 2011 2010 2009 Pendapatan Bersih 41.884.352 37.691.997 32.973.080 Beban Pokok Penjualan (31.754.984) (28.826.410) (25.807.564) Beban Usaha 3.290.726 (3.007.726) (1.958.679) Laba Usaha 6.838.642 5.857.861 5.206.837 Laba Sebelum Pajak 6.614.971 5.631.296 4.828.213 Laba Bersih 4.958.102 4.146.282 3.455.702 Laba Bersih Persaham 2.544 2.155 1.796
2008 24.072.959 2.098.598 13.528.987 246.165 446.478 15.519.266 2008 30.251.643 (25.095.136) (1.990.872) 3.165.635 2.656.344 1.880.492 977
Sumber: PT. Gudang Garam, Tbk
Tabel 4.2 Ikhtisar Data Keuangan 2012 – 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Neraca 2014 2013 2012 Total Aktiva 58.220.600 50.770.251 41.509.325 Piutang 1.532.275 2.196.086 1.382.539 Persediaan 34.739.327 30.241.368 26.649.777 Lainnya 672.888 762.899 635.906 Aktiva Tidak Berwujud 714.728 1.376.875 1.165.978 Ekuitas 33.228.720 29.416.271 26.605.713 Laba Rugi 2014 2013 2012 Pendapatan Bersih 65.185.850 55.436.954 49.028.696 Beban Pokok Penjualan (51.806.284) (44.563.096) (39.843.974) Beban Usaha (4.801.910) (4.182.136) (3.159.041) Laba Usaha 8.577.656 6.691.722 6.025.681 Laba Sebelum Pajak 7.205.845 5.936.204 5.530.646 Laba Bersih 5.395.293 4.383.932 4.068.711 Laba Bersih Persaham 2.790 2.250 2.086 Sumber: PT. Gudang Garam, Tbk
Sebeluum membahas lebih jauh tentang pengaruh perputaran piutang terhadap rentabilitas,
terlebih dahulu akan membahas perkembangan
perputaran piutang dan rentabilitas perusahaan yang menjadi indikator penelitian adalah total penjualan, rata-rata piutang, laba bersih sebelum pajak serta total aktiva. Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini berbentuk data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah terkumpul oleh perusahaan dan telah mengalami pengolahan dalam bentuk laporan keuangan yang terpublikasi di Bursa Efek Indonesia. a. Deskripsi perkembangan perputaran Piutang PT. Gudang Garam, Tbk Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. Gudang Garam Tbk melaksanakan startegi penjualan kredit atau strategi piutang. Pemberian piutang merupakan salah satu strategi untuk menarik pelanggan dari pesaing. Akan tetapi, adanya penjualan kredit atau piutang menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang tidak dapat dihilangkan meskipun memungkinkan untuk diperkecil. Apabila perputaran piutang berjalan dengan lambat, maka saldo investasi dalam piutang akan menumpuk. Tingginya investasi dalam piutang juga akan menghambat aktivitas operasional perusahaan karena piutang termasuk aktiva lancar yang digunakan untuk membiayai semua kegiatan operasional perusahaan dalam tujuan untuk menghasilkan laba. Untuk mengetahui besarnya perputaran piutang dalam satu tahun, menggunakan rumus di bawah ini: Perputaran Piutang
=
Penjualan Bersih Rata-Rata Piutang
Untuk mengetahui besarnya rata-rata piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut; Rata-Rata Piutang
=
Piutang Awal Tahun + Piutang Akhir Tahun 2
Untuk mengetahui besarnya perputaran piutang dengan perolehan persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % Perolehan/ tahun
=
PP Tahun Berjalan - PP Tahun Sebelumnya Perputaran Piutang Tahun Sebelumnya
Berdasarkan rumu-rumus yang telah diuraikan diatas, maka perkembangan jumlah perputaran piutang dengan menggunakan perolehan persentasi pertahun pada PT. Gudang Garam, Tbk adalah sebagai berikut:
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 4.3 Perkembangan Perputaran Piutang PT. Gudang Garam, Tbk (Dalam Jutaan Rupiah) Piutang Piutang RataPenjualan Perputaran Awal Akhir Rata Selisih Bersih Piutang % Tahun Tahun Piutang 30.251.643 2.639.274 2.098.598 2.368.936 1.277 32.973.080 2.098.598 1.038.958 1.568.778 2.102 825 37.691.997 1.038.958 915.004 976.981 3.858 1.756 41.884.352 915.004 937.987 926.496 4.521 663 49.028.696 937.987 1.382.539 1.160.263 4.226 -295 55.436.954 1.382.539 2.196.086 1.789.313 3.098 -1.128 65.185.850 2.196.086 1.532.275 1.864.181 3.497 399 Rata-Rata 317,14
Perkem bangan %
Sumber: PT. Gudang Garam, Tbk (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa penjualan bersih PT. Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Sedangkan perputaran piutang mengalami fluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan tabel perkembangan,
64,6 83,54 17,19 -6,5 -26,69 12,88 20,72
perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk mengalami peningkatan perputaran dari tahun 2008 sampai tahun 2010 hal ini bisa terlihat dalam penurunan nilai piutang dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan cukup signifikan, ini terlihat dari total piutang yang sangat tinggi dimana pada tahun 2011 naik sebesar Rp. 22.983 jutaan, pada tahun 2012 naik sebesar RP. 444.552 juta dan pada tahun 2013 kembali naik sebesar Rp. 813.547 juta. Namun, pada tahun 2014 PT. Gudang Garam, Tbk kembali mengefesiensikan perputaran
piutang dimana
pada
tahun
tersebut
piutangnya mengalami penurunan sebesar Rp. 663.811 juta. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai setiap perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk untuk setiap tahunnya selama periode 2008-2014 adalah sebagai berikut: 1) Pada tahun 2008 yaitu merupakan tahun dasar dalam proses penelitian ini. Perputaran piutang pada PT. Gudang Garam, Tbk yaitu sebesar 1.277% yang terdiri dari penjualan bersih sebesar Rp. 30.251.643 jutaan, piutang awal tahun Rp. 2.639.274 jutaan serta piutang akhir tahun sebesar Rp. 2.098.598 jutaan. 2) Pada tahun 2009, perputaran piutang mengalami peningkatan sebesar 64.6%. Peningkatan ini disebabkan karena tingkat penjualan yang cukup tinggi dibanding tahun 2008 atau naik sebesar Rp. 2.721.437 jutaan dan penurunan piutang yang cukup signifikan sebesar Rp. 800.158 jutaan.
3) Pada tahun 2010, perputaran piutang kembali mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 83.54%. Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan penjualan bersih sebesar Rp. 4.718.917 jutaan dan penurunan piutang sebesar Rp. 591.797 jutaan. 4) Pada tahun 2011, perputaran piutang mengalami penurunan menjadi 17.19%. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan bersih Rp. 4.192.355 jutaan yang diikuti oleh peningkatan piutang sebesar Rp. 22.983 jutaan. Peningkatan piutang tersebut diindikasikan karena adanya penjualan kredit yang cukup tinggi. 5) Pada tahun 2012, perputaran piutang kembali mengalami penurunan menjadi -6.5%. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan bersih sebesar Rp. 7.144.344 jutaan dimana didalamnya termasuk penjualan kredit yang berdampak pada kenaikkan piutang sebesar Rp. 444.552 jutaan. 6) Pada tahun 2013, perputaran piutang kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi -26.69%. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan bersih sebesar Rp. 6.408.258 termasuk didalamnya penjualan kredit yang berdampak pada kenaikkan piutang sebesar Rp. 813.547 jutaan. 7) Pada tahun 2014, perputaran piutang mengalami peningkatan yang cukup baik menjadi 12.88%. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan bersih yang cukup signifikan sebesar Rp. 9.748.896 jutaan dan penurunan piutang yang cukup tinggi sebesar Rp. 663.811 jutaan.
Berdasarkan data tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahunnya mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Perkembangan perputaran piutang yang paling tinggi terjadi dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Sedangkan penurunan perputaran piutang yang cukup tinggi terjadi antara tahun 2011 sampai tahun 2013. Peningkatan
perputaran
piutang
lebih
disebabkan
karena
menurunnya investasi pada piutang yang disinyalir karena pembayaran piutang yang cukup tinggi. Selain hal tersebut, faktor lain penyebab peningkatan perputaran piutang karena investasi yang cukup tinggi di persediaan yang menyebabkan tingginya penjualan PT. Gudang Garam, Tbk. Sedangkan faktor yang menyebabkan menurunnya perputaran piutang lebih banyak disebabkan karena penjualan kredit yang cukup tinggi. b. Deskripsi perkembangan rentabilitas PT. Gudang Garam, Tbk Return on Assets (ROA) adalah kemampuan manajemen PT. Gudang Garam, Tbk dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki. Semakin besar ROA, maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh manajemen serta semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aset yang dimiliki. Rumus untuk menghitung Return on Assets (ROA) adalah sebagai berikut:
Return on Assets
=
Laba Sebelum Pajak
x
100%
Rata-Rata Total Aset
Untuk menghitung rata-rata total aset adalah sebagai berikut:
Rata-Rata Total Aset
=
Total Aset Periode Awal + Total Aset Periode Akhir 2
Dan untuk mengetahui besarnya perkembangan Return on Assets (ROA) dengan hasil persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % perolehan / tahun
=
ROA Tahun Berjalan - ROA Tahun Sebelumnya ROA Tahun Sebelumnya
x
Berdasarkan rumus-rumus yang telah diuraikan di atas, maka perkembangan tingkat rentabilitas Return on Assets (ROA) dengan menggunakan perolehan persentase pertahun, dapat diuraikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Perkembangan Return on Assets PT. Gudang Garam, Tbk (Dalam Jutaan Rupiah) Return Selisih Perkem Laba Total Aset Total Aset Rata-Rata bangan on Tahun Sebelum Periode Periode Total Aset Assets % Pajak Awal Akhir % 2008 2.656.344 23.779.951 24.072.959 23.926.455 11,10 2009 4.828.213 24.072.959 27.230.965 25.651.962 18,82 7,72 69,55 2010 5.631.296 27.230.965 30.741.679 28.986.322 19,43 0,61 3,24 2011 6.614.971 30.741.679 39.088.705 34.915.192 18,94 -0,49 -2,52 2012 5.530.646 39.088.705 41.509.325 40.299.015 13,72 -5,22 -27,56 2013 5.936.204 41.509.325 50.770.251 46.139.788 12,87 -0,85 -6,20 2014 7.205.845 50.770.251 58.220.600 54.495.426 13,22 0,35 2,72 Rata-Rata 0,30 5,60 Sumber: PT. Gudang Garam, Tbk (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa Return on Assets (ROA) PT. Gudang Garam, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun 2008
100%
sampai dengan tahun 2014. Dan bila dilihat dari perkembangan ROA PT. Gudang Garam, Tbk cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan ROA sebesar 0.30 untuk setiap tahunnya, dan rata-rata persentase perkembangan peningkatan sebesar 5.60% untuk setiap tahunnya. Untuk penjelasan
lebih
lanjut
mengenai
Return on
Asset
(rentabilitas) PT. Gudang Garam, Tbk untuk setiap tahunnya selama periode 2008 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Pada tahun 2008 yaitu merupakan tahun dasar dalam kegiatan penelitian ini tentang Return on Assets. ROA PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun ini adalah 11.10%. 2) Pada tahun 2009 ROA mengalami peningkatan sebesar 69.55% dengan ROA pada tahun 2008 sebesar 11.10% menjadi 18.82% dengan selisih kenaikan ROA sebesar 7.72%. Kenaikan rentabilitas ini terjadi karena tumbuhnya kontribusi penjualan yang signifikan dan mempengaruhi tingginya laba yang diterima serta kenaikkan aset perusahaan yang sedang. 3) Pada tahun 2010 ROA mengalami peningkatan yang tidak terlalu tinggi sebesar 3.24% yaitu dari 18.82% menjadi 19.43% dengan selisih ROA sebesar 0.61%. Kenaikan rentabilitas ini terjadi karena tumbuhnya kontribusi penjualan yang signifikan dan mempengaruhi tingginya laba yang diterima serta kenaikkan aset perusahaan yang sedang.
4) Pada tahun 2011 ROA mengalami penurunan yang sedang sebesar 2.52% yang pada tahun 2010 tingkat rentabilitasnya sebesar 19.43% menjadi 18.94% dengan selisih penurunan ROA sebesar 0.49%. Terjadinya penurunan lebih disebabkan karena peningkatan total aset yang cukup tinggi yang mengindikasikan perputaran aset yang kurang efektif. 5) Pada tahun 2012 ROA mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 27.56% dimana pada tahun 2011 tingkat rentabilitasnya sebesar 18.94% turun menjadi 13.72% dengan selisih penurunan ROA sebesar 5.22%. Terjadinya penurunan rentabilitas disebabkan karena beban penjualan, administrasi dan umum yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi penurunan laba. 6) Pada tahun 2013 ROA mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan
menjadi 6.20%
dimana
pada
tahun
2012
tingkat
rentabilitasnya sebesar 13.72% turun menjadi 12.87% dengan selisih ROA sebesar 0.85%. Penurunan ini lebih disebebabkan karena peningkatan total aset yang cukup tinggi yang mengindikasikan perputaran aset yang kurang efektif. 7) Pada tahun 2014 ROA kembali mengalami peningkatan sebesar 2.72% dimana pada tahun 2013 tingkat rentabilitasnya sebesar 12.87% naik menjadi 13.22% dengan selisih ROA sebesar 0.35%. Peningkatan ini disebabkan karena penurunan beban pokok penjualan, umum dan administrasi yang menyebabkan kenaikan pada laba perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Return on Assets (ROA) PT. Gudang Garam, Tbk cenderung berfluktuasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Perkembangan ROA yang paling tinggi terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Sedangkan penurunan ROA yang paling rendah terjadi pada tahun 2012 dan 2013. Peningkatan Return on Assets (ROA) pada PT. Gudang Garam, Tbk disebabkan karena adanya pemanfaatan aset untuk lebih produktif melalui perputaran aset seperti perputaran piutang dan persediaan serta perputaran kas yang cukup tinggi. Sedangkan penurunan Return on Assets (ROA) pada PT. Gudang Garam, Tbk disebabkan karena kenaikkan beban penjualan, administrasi dan umum serta kurang efektifnya pemanfaatan aset yang dimiliki.
2. Analisis Statistik a. Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan serta untuk melihat berapa besarnya kekuatan atau kelemahan pengaruh perputaran piutang terhadap rentabilitas perusahaan. Sehingga dapat diketahui perubahan perputaran piutang terhadap perubahan rentabilitas. Dimana yang menjadi variable bebas (X) adalah perputaran piutang dan variabel terikat (Y) adalah rentabilitas dengan alat ukur Return on Assets (ROA). Cara perhitungan analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
Y
=
a + bX
Berikut ini adalah cara perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, sehingga data-data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Analisis Regresi Linier Sederhana Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah
Perputaran Piutang (X) 1.277 2.102 3.858 4.521 4.226 3.098 3.497 22.579
Return On Assets (Y) 11,10 18,82 19,43 18,94 13,72 12,87 13,22 108,10
X2
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui: 1) n = 7 2) ∑X = 22.579 3) ∑Y = 108,10 4) ∑X2 = 101.058.427 5) ∑Y2 = 1.742,30 6) ∑XY = 358.405,34 Untuk mencari nilai a adalah =
XY
1.630.729 123,21 14.174,70 4.418.404 354,19 39.559,64 14.884.164 377,53 74.960,94 20.439.441 358,72 85.627,74 17.859.076 188,24 57.980,72 9.597.604 165,64 39.871,26 12.229.009 174,77 46.230,34 101.058.427 1.742,30 358.405,34
Sumber: PT. Gudang Garam, Tbk (data diolah)
a
Y2
(∑Y (∑X) - (∑X) (∑XY) n (∑X) - (∑X)
a
(108,10) (10.212.805.667.714.300) - (22.579) (358.405,34) 7 (10.212.805.667.714.300) - (22.579)
=
a =
1.104.004.292.679.920.000 - 8.092.434.171,86 71.489.639.674.000.300 - 509.811.241
a =
1.104.004.284.587.480.000 71.489.639.164.189.100
a = 15,44
Untuk mencari nilai b adalah b
b =
b
=
b =
n (∑XY) - (∑X) (∑Y) n (∑X) - (∑X)
=
7 (358.405,34) - (22.579) (108,10) 7 (10.212.805.667.714.300) - (22.579)
2.508.837 - 2.440.790 71.489.639.674.000.300 - 509.811.241
68.047 71.489.639.164.189.100
b = 0.00000000000095 Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier sederhana di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresinya adalah: Y
=
15.4 4+ 0.00000000000095X
Arti dari persamaan di atas adalah:
1) Konstanta atau a =
15.44 mempunyai arti bahwa jika tidak ada
kenaikan perputaran piutang maka nilai rentabilitasnya adalah sebesar 15.44. 2) Koefisien regresi atau b = 0.00000000000095 mempunyai arti setiap kenaikan satu jutaan perputaran piutang, maka akan diikuti oleh kenaikan rentabilitas sebesar 0,00000095%. 3) Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai konstanta sebesar 15.44 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.00000095%. Antara variabel X dan variabel Y menunjukkan hubungan positif searah atau menunjukkan nilai peningkatan, setiap kenaikan perputaran piutang maka rentabilitas akan ikut mengalami kenaikan sebesar 0.00000095%. b. Uji Korelasi Product Moment Person Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan atau keeratan hubungan antara perputaran piutang terhadap rentabilitas, maka penulis menggunakan analisis korelasi yang menunjukkan hubungan antara variabel X yaitu perputaran piutang dan variabel Y yaitu rentabilitas. Adapun hasil perhitungan dari korelasi adalah sebagai berikut: n (∑XY) – (∑X) (∑Y) r=
√{n (∑X) – (∑X)} {n(∑Y) – (∑Y)} 7(358.405,34) – (22.579)(108,10)
r=
√{7(101.058.427) – (22.579)} {7(1.742,30) – (108,10)}
2.508.837,38 – 2.440.789,90 r=
√(707.408.989-509.811.241) (12.196,10-11.685,61) 68.047,48
r=
√(197.597.748) (510,49) 68.047,48 r=
√(197.597.748) (510,49) 68.047,48
r=
√ 100.871.674.376 68.047,48
r= 317.603,01 r = 0.21 Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh nilai sebesar 0.21. Bila mengacu pada tabel 3.1 maka nilai korelasi tersebut menunjukkan hubungan yang rendah (0.20 – 0.399) antara variabel X terhadap Y. Artinya bahwa perputaran piutang terhadap rentabilitas memiliki hubungan yang rendah. Dengan kesimpulan bahwa apabila perputaran piutangnya meningkat maka rentabilitas akan ikut meningkat dan begitupun sebaliknya jika perputaran piutang menurun maka rentabilitas akan ikut menurun. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui besar persentase pengaruh perputaran piutang terhadap rentabilitas. Dari nilai korelasi dapat diperoleh nilai pengaruh perputaran piutang terhadap rentabilitas. Untuk
menggunakan perhitungan koefisien determinasi adalah dengan cara sebagai berikut: KD =
r x 100%
KD = (0.21)2 X 100% KD = 0.044 X 100% KD = 4.4% Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 4.4%. Besarnya angka koefisien determinasi sebesar 4.4% menunjukkan bahwa rentabilitas ditentukan 4.4% oleh perputaran piutang, sedangkan sisanya 95.6% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. d. Uji Hipotesis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rasio dan sampel yang digunakan merupakan sampel kecil (n≤30) maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Tujuan dari uji t itu sendiri adalah untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: Ho : β = 0 : artinya perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas PT Gudang Garam, Tbk.
Ha : β ≠ 0 :
artinya
perputaran
piutang
berpengaruh
terhadap
rentabilitas PT Gudang Garam, Tbk. Untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan pengujian dua pihak dengan tingkat signifikan 5%. Adapun perhitungan statistic uji t adalah sebagai berikut:
t-hitung = r x
t-hitung = 0.21 x
t-hitung = 0.21 x
t-hitung = 0.21 x t-hitung = 0.21 x t-hitung = 0.21 x 2.28 t-hitung = 0.479 Berdasarkan perhitungan di atas, t- hitung diperoleh sebesar 0.48. Apabila dilihat dari tabel distribusi t- hitung dengan tingkat signifikansi 5% atau 0.05 dan derajat kebebasan dk = n-2, maka dk = 7-2 = 5 sehingga diperoleh t- tabel sebesar 2.57 Ini menunjukkan t- hitung ≤ t-tabel (0.48 ≤ 2.57) di mana Ho diterima dan Ha ditolak, artinya perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas PT Gudang Garam, Tbk. 3. Hasil Akhir Penelitian Dari hasil penelitian uji t di atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas, sesuai dengan hasil
perhitungan t- hitung ≤ t-tabel (0.48 ≤ 2.57). Sedangkan nilai koefisien determinasi yang didapat adalah 4.4% artinya perputaran piutang mempunyai pengaruh positif sebesar 4.4% terhadap rentabilitas, sedangkan sisanya sebesar 95.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh nilai sebesar 0.21, maka nilai korelasi tersebut bila mengacu pada tabel 3.1 menunjukkan korelasi atau hubungan yang rendah antara perputaran piutang terhadap rentabilitas. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana terdapat tanda positif pada koefisien regresi yang artinya hubungan antara perputaran piutang terhadap rentabilitas menunjukkan hubungan positif searah atau menunjukkan nilai peningkatan, bahwa setiap kenaikan perputaran piutang maka rentabilitas akan ikut mengalami kenaikan.
DAFTAR PUSTAKA Hadri Mulya. 2010. Memahami Akuntansi Dasar, Edisi 2. Jakarta : Mitra Wacana Media. Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : EKONISIA. Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen ”Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis”. Jakarta : Erlangga Harahap. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung :Alfabeta.