Kajian Kajian Pemben Pembentuk tukan an Caudex Caudex ……………… ……………….(P .(Panc ancade adewi wi S dan M. Arifin Arifin))
31
KAJIAN PEMBENTUKAN CAUDEX A denium ni um obesum PADA DIVERSIFIKASI DIVERSIFIKASI MEDIA TANAM Pancad Pancadewi ewi Sukar Sukaryo yorin rinii dan Moch Moch Arifin Arifin 1) ABSTRACT
represe esent nt Adenium obesum repr
the crop crop havi having ng bar very very artisti artisticc and and very very beautiful flower, and also can form the very big cusp. Media represent the nutrisi which is needed needed to grow and expand. expand. This This research aim to to study the media media for growth growth and growth of Caudex Adenium Adenium obesum from from various treatment treatment of media mixture. Research arranged in factorial completly randomize design, with three factor factors, s, the first first is combin combinatio ation n kinds kinds of media media there there the form form of sand sand with the the charcoal of randu and sand with the chaff charcoal. The second is dose of sand media with the charcoal of randu or sand with the chaff charcoal, that is ( 1 : 0,25) and ( 1 : 0,5). The third factor factor is doses manure fertilizer fertilizer that is 0; 0,25; 0,5. 0,5. Every comb combin inat atio ion n repea repeated ted 3 time times. s. This This resear research ch is done done in scree screen n house house of Soil Scie Scienc ncee Agri Agricu cult lture ure Facul Faculty ty.. The The resu result lt of resea researc rch h got got that that treatm treatment ent with with dive diversi rsifie fied d plan plantt medi mediaa have have signi signifi fika kan n effect effect for for crop crop,, espe especi ciall ally y diam diamete eter r caudex, wet weight and dry weight of plant. Treatment P 2S2K 1 there is charcoal with with dose dose ( 1 : 2) added added by manure manure fertili fertilizer zer dose dose ( 1 : 1) giving giving the the high highes estt caudex forming diameter. Keywords Keywords : Media diversifica diversification, tion, Caudex Caudex and Ad Aden enium ium obesu obesum m PENDAHULUAN Beber eberap apaa tah tahun tera terakh khir ir ini ini Bung Bungan any ya yang ang cant cantik ik berw berwar arna na Indonesia Indonesia mengalami mengalami perkembang perkembangan an mera merah h inil inilah ah aden adeniu ium m mend mendap apat at dalam dalam bidang bidang pertani pertanian an tidak tidak hanya hanya julukan “Desert Rose” atau si Mawar pada tanaman pangan, perkebunan Guru Gurun. n. Namu Namun n dewa dewasa sa ini warna warna dan dan palaw alawij ija, a, namun amun jug juga pada ada bunga adenium telah beraneka warna tanama tanaman n hortik hortikultu ultura ra terutama terutama pada pada dengan dengan muncul munculnya nya ratusan ratusan hibrid hibridaa tan tanaman hias sep seperti erti budiday idayaa baru hasil silangan (Dimmit and tanaman Aden Di Chuck Hanson, 199). Adeniu ium m ob obes esum um. neg negaraara-n negar egaraa Taiw aiwan, an, Jep Jepang ang, Medi Mediaa tan tanam adal adalah ah temp tempat at Thailand bahkan India dimana suatu tanaman dapat perkembangan bisnis tanaman hias mendap mendapatk atkan an nutrisi nutrisi atau makana makanan n yang yang diperlu diperlukan kan untuk untuk tumbuh tumbuh dan Adenium obesum memberikan prospek yang bagus (Sugih, 2005). berkembang. Setiap jenis tanaman Aden Adeniu ium m obesu obesum m meru merupa paka kan n mempun mempunya yaii karakte karakterist ristik ik tersend tersendiri iri tanaman asli gurun atau biasa disebut untuk dapat melangsungkan “The “The Dese Desert rt Rose Rose”, ”, di Indon ndones esia ia hidupnya. Aga Agar tan tanaman dapat pat dike dikena nall deng dengan an sebu sebuta tan n kamb kamboj ojaa tumbuh subur dan baik, maka perlu jepang (Anonymous, 2006). mengetahui mengetahui sifat-sifat tanaman yang Tanama Tanaman n adeniu adenium m ini memang memang akan akan ditana ditanam m dan memper mempergu gunak nakan an cocok cocok ditana ditanam m di Indon Indonesia esia karena karena media yang sesuai. ikli iklim m tro tropisn pisny ya. Iklim klim trop tropis is di Media Media tanam tanam yang yang baik adalah adalah Indo Indone nesia sia ini ini mema memang ng coco cocok k bagi bagi media yang mempunyai mempunyai pertumbuhan adenium yang sifat fisik yang baik, seperti meny menyeru erupa paii _______________________ iklim iklim asli asli habi ha bitat tatny nya. a. _______________________ agre agreg gatny atnyaa_________________ mant mantap ap,, ______ stru strukt ktur urny nyaa ______________________ __________ _______________________
1) Staf Pengajar Pengajar Jurusan Ilmu Ilmu Tanah Fak.Perta Fak.Pertanian nian UPN “Veteran” “Veteran” Jatim
32
Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 No 1 Desember 2007 : 31-41
remah, kapastas menahan air baik, total ruang pori optimal dan tidak terdapat lapiosan kedap air. Selain itu media juga harus mempunyai sifat kimia yang baik yaitu mengandung bahan organik tinggi, tidak terdapat unsur-unsur yang bersifat racun, mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup dan sebagainya (Rinsema, 1993 dan John, 2000). Menurut Hakim dkk (1986) bahan penyusun tanah sebagai media tanam berkaitan langsung dengan persediaan air bagi tanaman. Air berfungsi sebagai bahan pelarut unsur hara dalam tanah. Air berperan bagi kelangsungan proses kimia dan mikrobiologi tanah. Air penting bagi mekanisme pengambilan unsur hara yaitu intersepsi akar, diffusi dan aliran massa. . Selain itu air diperlukan oleh tanaman untuk bermacammacam fungsi medium untuk memberikan turgor pada sel. Turgor menggalakkan pembesaran sel, struktur tanaman dan penampakan daun (Ficks dan C.W. Roess, 1998) Foth, 1994 dan Lynette 2002 menyatakan kelebihan air di dalam tanah juga akan menyebabkan tanaman menjadi terhambat dan daun tanaman akan menguning. Akibat lanjut dari hal tersebut adalah banyak berkembang mikroorganisme yang merugikan dan terjadi pembusukan akar. Anonymous (2003), kunci pembentukan caudex adenium adalah pada penggunaan media. Adenium memerlukan media porous dan kering. Banyak pehobi dan pebisnis yang mencampur media adenium dari beberapa bahan diantaranya arang sekam, pasir kasar, bahkan sabut kelapa.
Salah satu cara memperbaiki media tanam yang mempunyai drainase buruk adalah dengan menambahkan arang sekam pada media tersebut. Cara demikian akan dapat menurunkan bobot isi tanah sehingga tanah tidak padat dan hal ini akan meningkatkan ruang pori total dan pada akhirnya akan mempercepat drainase air tanah yang berlebihan (Indranada, 1989) Sitompul dan Guritno (1995), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman adalah proses dalam kehidupan yang menyebabkan perubahan ukuran tanaman. Pertumbuhan ukuran secara keseluruhan merupakan pertumbuhan bagian-bagian tanaman akibat pertambahan jumlah sel dan ukuran sel. Wuryani dan Anik Andriani (2004), media tumbuh mempengaruhi tinggi tanaman, berat basah tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Dari hasil penelitian ini media pasir, tanah bagian atas dan dan pupuk kandang berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan diameter batang tanaman sukulent. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji media bagi pertumbuhan dan perkembangan Caudex tanaman Adenium obesum terbaik dari berbagai perlakuan bahan campuran media, sehingga diharapkan dapat diketahui formulasi media yang tepat bagi pembentukan dan perkembangan Caudex Tanaman Adenium secara cepat. Hasil kajian penelitian yang berupa media tanam bagi Adenium obesum yang memberikan hasil yang optimum dalam pembentukan caudex agar dapat direkomendasikan sebagai formulasi pembuatan media tanam Adenium obesum.
Kajian Pembentukan Caudex ……………….(Pancadewi S dan M. Arifin) METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2007 sampai dengan bulan September 2007 di rumah plastik dan di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan elektrik, gelas ukur, alat siram tanaman dan peralatan tanam kebun (Garden tools). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai bahan media, berupa pasir, arang sekam, biji kapuk dan bahan organik. Sedangkan untuk parameter tanaman digunakan biji dan Stek batang tanaman Adenium obesum. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap faktorial, dengan 3 (tiga) faktor, dimana faktor I adalah kombinasi macam media yaitu ada 2 berupa pasir dengan arang randu dan pasir dengan arang sekam. Sedang faktor II adalah dosis pemberian masing-masing media pasir dengan arang randu atau pasir dengan arang sekam, yaitu (1 : 0,25) dan (1 : 0,5). Faktor III adalah dosis pemberian prprk kandang yaitu 0; 0,25; 0,5. Setiap perlakuan kombinasi diulang 3 kali. Jadi total perlakuan kombinasi = 3 (banyaknya ulangan) X 2 (macam macam media) x 2 (dosis media) x 3
33
(dosis pupuk kandang) x 1 kontrol = 39 kombinasi perlakuan. Data hasil pengamatan berupa diameter batang, tinggi tanaman, berat basah tanaman, berat basah akar dan berat kering tanaman, kemudian dilakukan uji sidik ragam (ANOVA) yang diortogonal kontras untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan, kemudian dilanjutkan Korelasi dan regresi antara perlakuan terhadap parameter pengamatan untuk mengetahui responnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan I dilakukan dua minggu setelah transplanting dan terus diamati selama 2 minggu sekali hingga waktu penelitian berakhir. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, diamater bonggol (caudex), dan jumlah daun. Hasil pengamatan ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tinggi Tanaman Diversifikasi media tanam yang diperlakukan dalam penelitian memberikan respon yang positif terhadap tinggi tanaman Adenium Hal ini nampak pada obesum. pengamatan tinggi tanaman mulai minggu ke-2 hingga ke-8 memberikan hasil yang signifikan antara media tanpa perlakuan atau kontrol (K0) dengan media yang diberi perlakuan (P1 dan P2) seperti yang disajikan pada Tabel 1.
34
Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 No 1 Desember 2007 : 31-41 Tabel 1. Hasil Anova Tinggi Tanaman tanaman Adenium obesum
SK Perlakuan 1 Kontrol x Perlakuan
F-hitung pada pengamatan minggu keM2
M4
M6
F-tabel M8
5%
1%
6,65
**
3,22
**
5,32
**
5,38
**
2,10
2,86
16,25
**
8,54
**
15,22
**
16,83
**
4,22
7,72
Perlakuan 2 16,30 ** 3,81 ** 9,98 ** 12,65 ** 2,22 3,09 P atau R/S 5,24 * 1,83 tn 6,38 * 8,74 ** 4,26 7,82 R 1 x R 2 23,57 ** 4,38 * 1,39 tn 2,57 tn 4,26 7,82 S1 x S2 7,28 * 5,35 * 18,33 ** 15,72 ** 4,26 7,82 K 124,28 ** 20,61 ** 69,06 ** 97,40 ** 4,26 7,82 linier 115,47 ** 19,41 ** 67,94 ** 95,93 ** 4,26 7,82 kuadratik 8,80 ** 1,19 tn 1,12 tn 1,47 tn 4,26 7,82 R/S x K 2,62 tn 3,23 tn 6,55 * 3,73 tn 4,26 7,82 K liner pd R 73,78 ** 10,21 ** 47,42 ** 35,33 ** 4,26 7,82 K kuadr pd R 7,13 * 4,16 tn 4,91 * 3,27 tn 4,26 7,82 K liner pd S 43,66 ** 9,22 ** 22,76 ** 62,53 ** 4,26 7,82 K kuadr pd S 2,33 tn 0,25 tn 0,52 tn 0,01 tn 4,26 7,82 Kombinasi 3,78 tn 1,05 tn 5,31 * 8,05 ** 4,26 7,82 Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf “tn” menunjukkan tidak berbeda nyata,, tanda “ *” dan “**” menunjukkan berbeda nyata pada taraf nyata 5 dan 1 persen.
Berdasarkan Tabel 2. terbukti media tanam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman hal ini berkaitan dengan ketersediaan unsurunsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan. Campuran media tanam dengan arang sekam maupun arang randu memberikan hasil positip terhadap tinggi tanaman dibandingkan dengan media pasir. Arang sekam maupun arang randu mampu menambahkan unsur-unsur hara yang diperlukan adeniumm untuk pertumbuhan, Selain itu secara umum perlakuan media sekam dan randu juga memberikan perbedaan terhadap pertumbuhan tanaman, Perlakuan media arang sekam memberikan hasil yang lebih baik, karena arang sekam lebih mudah terdegradasi dibandingkan arang randu, sehingga arang sekam lebih cepat menyediakan unsur-unsur hara dengan demikian secara otomatis
arang sekam juga mempunyai kapasitas menyimpan air yang tinggi pula. Pada perlakuan pemberian bahan organik berupa pupuk kandang juga memberikan hasil yang signifikan artinya semakin tinggi bahan organik yang diberikan maka pertumbuhan tanaman juga semakin baik karena suplai hara yang diberikan juga semakin tersedia. Hal ini sejalan dengan pendapat Barzegar, Nelson, Oades, dan Rengasamy (1997) mengemukakan bahwa Bahan Organik mempunyai peran besar dalam agregasi tanah. Meningkatnya agregasi media tanam akan menyebabkan peningkatan produktifitas media tanam tersebut. Lebih lanjut pengaruh pemberian diversifikasi pada media dibandingkan kontrol terhadap tinggi tanaman disajikan pada gambar berikut ini :
Kajian Pembentukan Caudex ……………….(Pancadewi S dan M. Arifin) 12,0
12,0 y = -0,1436x2 + 3,3326x - 1,0315 R2 = 0,9983
10,0 m c ( n a m a n a T i g g n i T
8,0 6,0 4,0 y = 0,225x 2 + 0,0183x + 1,7417 R2 = 0,9931
a
2,0
y = -0,1854x 2 + 3,7179x - 1,3632 R2 = 0,9983
10,0
0,0
m c ( n a m a n a T i g g n i T
8,0 6,0 4,0
b y = -0,1018x
2 + 2,9472x - 0,6999 R2 = 0,9984
2,0 0,0
0
1
2
3
4
5
0
1
2
Minggu keP0
R
P
10,0
5
S
12,0
) m c 10,0 ( n a m 8,0 a n a 6,0 T i g g 4,0 n i T
6,0 4,0 y = 0,325x2 + 0,0783x + 1,6833 R2 = 0,9995
2,0
y = -0,2271x 2 + 4,7096x - 2,2021 R2 = 0,9999
14,0
y = -0,3054x2 + 4,5116x - 2,0663 R2 = 0,9909
8,0
4
b
y = -0,325x 2 + 4,2517x - 1,7167 R2 = 0,9997
12,0
3 Minggu ke-
a
) m c ( n a m a n a T i g g n i T
35
y = -0,075x 2 + 3,1417x - 0,8667 R2 = 0,9987
y = -0,2542x 2 + 3,3025x - 1,0208 R2 = 0,9894
2,0
0,0
0,0 0
1
2
3
4
5
Minggu keR K0
R K1
R K2
c Gambar 1.
0
1
2
3
4
5
Minggu keS K0
S K1
S K2
d
Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Tinggi Tanaman Adenium obesum.
Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh positif terhadap tinggi tanaman yaitu dengan nilai R 2 sebesar 0,998 pada media perlakuan dan 0,993 pada media kontrol, sedangkan 2b menunjukkan korelasi positif pada media dengan pemberian arang sekam maupun arang randu terhadap tinggi tanaman. Pada Gambar 2c dan 2d, menunjukkan pengaruh masing-masing pemberian arang sekam (2c) maupun arang randu (2d) terhadap tinggi tanaman pada berbagai dosis pupuk kandang.
Pembentukan Caudex Berdasarkan hasil analisis selama pengamatan perkembangan diameter caudex Adenium obesum menunjukkan perbedaan yang nyata untuk masing-masing perlakuan dibandingkan dengan kontrol. Tabel 4 menunjukkan bahwa diameter caudex Adenium obesum pada perlakuan dibandingkan dengan diameter caudex Adenium obesum pada perlakuan kontrol.
36
Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 No 1 Desember 2007 : 31-41
Tabel 2. Hasil Anova Diameter Caudex pada Tanaman Adenium obesum F-hitung pada pengamatan minggu ke-
SK
M2
M4
M6
M8
F-tabel M10
5%
1%
Perlakuan 1 3,51
** 7,76
** 7,47
**
5,69
** 11,19
** 2,10
2,86
Kontrol x Perlakuan
2,81
tn 31,09
** 55,24
** 29,85
** 77,19
** 4,22
7,72
Perlakuan 2 3,31 P atau R/S 12,20 R 1 x R 2 1,21 S1 x S2 0,54 K 9,06 linier 8,59 kuadratik 0,47 3,24 R/S x K
** 5,21
** 2,91
*
3,60 ** 5,63 ** 2,22 3,09 7,82 ** 14,00 ** 5,75 * 7,05 * 15,36 ** 4,26 7,82 tn 0,03 tn 9,89 ** 13,62 ** 18,15 ** 4,26 7,82 tn 2,52 tn 0,28 tn 0,45 tn 0,96 tn 4,26 7,82 ** 34,45 ** 8,16 ** 10,24 ** 8,44 ** 4,26 7,82 ** 34,17 ** 3,55 tn 9,05 ** 5,12 * 4,26 7,82 tn 0,28 tn 4,62 * 1,18 tn 3,32 tn 4,26 7,82 tn 4,62 * 0,79 tn 4,04 tn 4,92 * 4,26 K liner pd R 0,80 tn 31,51 ** 0,85 tn 0,68 tn 0,28 tn 4,26 7,82 K kuadr pd R 0,00 tn 0,52 tn 1,09 tn 1,80 tn 0,02 tn 4,26 7,82 K liner pd S 10,56 ** 7,04 * 3,04 tn 11,76 ** 7,13 * 4,26 7,82 K kuadr pd S 0,94 tn 0,00 tn 3,98 tn 0,04 tn 5,93 * 4,26 7,82 Kombinasi 7,44 * 0,55 tn 5,07 * 3,74 tn 6,28 * 4,26 7,82 Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf “tn” menunjukkan tidak berbeda nyata,, tanda “ *” dan “**” menunjukkan perbedaan nyata pada taraf nyata 5 dan 1 persen.
Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan diversifikasi media berpengaruh nyata terhadap pembentukan caudex adenium selama penelitian mulai minggu ke dua hingga akhir penelitian pada minggu ke sepuluh. Perlakuan pemberian arang sekam maupun arang randu mampu meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara yang diperlukan tananam untuk pembentukan caudex dibandingkan media pasir saja. Sehingga pembentukan caudex adenium lebih baik pada media arang sekam dan arang randu. Perlakuan antara media arang sekam maupun arang randu secara
umum juga memberikan pengaruh nyata. Arang sekam lebih mudah terdekomposisi dibandingkan arang randu, sehingga arang sekam lebuh cepat melepaskan unsur-unsur hara sehingga ketersediaannya menjadi lebih cepat pula sehingga pembentukan caudex tanaman lebih baik. Selain itu pada perlakuan perbandingan aplikasi bahan organik pada media tanam juga berpengaruh nyata terhadap pembentukan caudex adenium. Semakin besar bahan organik yang diberikan maka ketersediaan unsurunsur hara pada media tanam juga semakin tinggi.
Kajian Pembentukan Caudex ……………….(Pancadewi S dan M. Arifin) Tabel 3. Perlakuan
37
Hasil Uji BNT 5% pada Diameter Caudex pada Tanaman Adenium obesum Minggu ke-2 rerata
notasi
Minggu ke-4 rerata
notasi
Minggu ke-6 rerata
notasi
Minggu ke-8 rerata
notasi
Minggu ke-10 rerata
notasi
P0
0,43
a
0,45
a
0,69
a
1,00
a
1,04
a
P1 R 1 K 0
0,44
a
0,63
a
1,16
b
1,22
ab
1,59
bc
P1 R 1 K 1
0,45
ab
0,99
b
1,34
b
1,47
bc
1,56
b
P1 R 1 K 2
0,46
ab
1,23
bc
1,32
b
1,42
b
1,61
bc
P1 R 2 K 0
0,44
a
0,59
a
1,49
c
1,67
bc
1,82
c
P1 R 2 K 1
0,43
a
0,99
b
1,60
c
1,76
c
1,91
cd
P1 R 2 K 2
0,44
ab
1,23
bc
1,53
c
1,65
bc
1,88
c
P2 S 1 K 0
0,47
ab
1,04
b
1,54
c
1,61
bc
1,87
c
P2 S 1 K 1
0,46
ab
1,05
b
1,73
c
1,77
c
2,00
cd
P2 S 1 K 2
0,48
b
1,24
bc
1,45
bc
1,80
c
1,78
bc
P2 S 2 K 0
0,42
a
1,03
b
1,26
b
1,40
b
1,63
bc
P2 S 2 K 1
0,50
b
1,31
c
1,61
c
1,65
bc
2,06
cd
P2 S 2 K 2
0,51
b
1,41
c
1,71
c
1,95
c
2,15
d
BNT 5%
0,042
Keterangan :
0,307
0,295
0,316
0,248
huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
Hasil uji rerata perlakuan pada pembentukan diameter caudex pada awal pengamatan hingga minggu ke-10 (Tabel 5), menunjukkan bahwa kontrol (tanpa perlakuan memberikan hasil yang terendah, sedangkan pada perlakuan (P2S2K 2) pemberian arang sekam dengan dosis (1 : 2) ditambah dengan pemberian pupuk kandang dosis (1 : 2) memberikan hasil diameter caudex yang tertinggi dan hasil ini tidak berbeda nyata dengan nilai diameter cuadex pada perlakuan (P2S2K1) yaitu pemberian arang sekam dosis (1 : 2) ditambah dengan pupuk kandang dosis (1 : 1). Kedua perlakuan tersebut memberikan hasil yang sama sedangkan dosis perlakuan P2S2K 2
memerlukan bahan pupuk kandang yang lebih banyak dibandingkan perlakuan P2S2K1, sehingga secara ekonomi perlakuan P2S2K2 lebih mahal dibandingkan perlakuan P2S2K1. Dapat dikatakan perlakuan P2S2K1 lebih ekonomis dan efisien. Perbedaan pengaruh pemberian perlakuan dan kontrol terhadap pembentukan diameter caudex Adenium obesum (Gambar 3a) dan pengaruh pemberian media berupa arang sekam dan arang randu terhadap pembentukan diameter caudex Adenium obesum (Gambar 3b) yang diamati dapat dilihat pada gambar berikut ini :
38
Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 No 1 Desember 2007 : 31-41 2,0
2,5
y = -0,0763x2 + 0,7859x - 0,2322 R2 = 0,9919
1,8 ) 1,6 m c 1,4 ( x e 1,2 d u a 1,0 C r 0,8 e t e 0,6 m a i 0,4 D
y = -0,0856x 2 + 0,854x - 0,2571 R2 = 0,9866
2,0
y = 0,0088x 2 + 0,1241x + 0,2533 R2 = 0,9283
0,2 0,0
m c ( x e d 1,5 u a C r e 1,0 t e m a i D 0,5
y = -0,0669x 2 + 0,7178x - 0,2073 R2 = 0,9923
0,0 0
1
2
3
4
5
6
Minggu keP0
Gambar 2.
aP
0
1
2
3
4
5
6
Minggu keR
bS
Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Diameter Caudex Tanaman Adenium obesum.
Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang positif terhadap pembentukan diameter caudex Adenium obesum. Pada Gambar 3a menunjukkan bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh positif terhadap tinggi tanaman yaitu dengan nilai R 2 sebesar 0,982 pada media perlakuan dan 0,928 pada media kontrol, terlihat pemberian perlakuan pada media memberikan respon positif yang lebih tinggi dibanding pada media kontrol, sedang pada. Gambar 3b menunjukkan bahwa pemberian arang sekam pada media memberikan respon positif yang lebih tinggi dibanding pemberian arang randu pada media tanaman Adenium obesum. Hal ini dikarenakan adanya penambahan bahan organik akan meningkatkan produktivitas media tanam sehingga dalam penyediaan haranya menjadi lebih tinggi. Sedangkan pada arang sekam lebih mudah mengalami dekomposisi dibandingkan arang randu, sehingga tingkat ketersediaanya lebih cepat tersedia. Berat Tanaman Hasil analisis ragam perlakuan pemberian perlakuan yang berupa diversifikasi bahan organik
memberikan pengaruh yang nyata pada berat basah maupun berat kering tanaman Adenium obesum dibanding dengan media yang tanpa diperlakukan (kontrol), seperti yang disajikan pada Tabel 6.
Kajian Pembentukan Caudex ……………….(Pancadewi S dan M. Arifin) Tabel 6.
39
Hasil Anova Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Adenium obesum
F-hitung pada Berat Tanaman
SK
Berat Basah
Perlakuan 1 Kontrol x Perlakuan
4,06 ** 10,24 **
5,94 26,24 2,64 1,54 31,02 30,07 linier kuadratik 0,96 1,52 R/S x K 10,51 K liner pd R 0,01 K kuadr pd R 20,36 K liner pd S 1,67 K kuadr pd S 2,00 Kombinasi Perlakuan 2 P atau R/S R 1 x R 2 S1 x S2 K
** ** tn tn ** ** tn tn ** tn ** tn tn
F-tabel
Berat Kering
5%
1%
1,34 tn 4,61 *
2,10
2,86
4,22
7,72
2,22
3,09
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
4,26
7,82
1,18 1,07 0,02 0,47 10,79 10,32 0,47 0,17 4,33 0,49 6,07 0,07 0,01
tn tn tn tn ** ** tn tn * tn * tn tn
4,26 7,82 Angka-angka yang diikuti dengan huruf “tn” menunjukkan tidak berbeda nyata,, tanda “ *” dan “**” menunjukkan perbedaan nyata pada taraf nyata 5 dan 1 persen.
Keterangan :
Media tanam yang diberi perlakuan tambahan bahan organik yang berupa arang sekam maupun arang randu dan pupuk kandang memberikan pengaruh yang baik pada berat basah maupun berat kering tanaman Adenium
obesum
dibanding media kontrol. Pengaruh pemberian arang sekam maupun arang randu pada berbagai dosis pupuk kandang terhadap berat basah dan berat kering tanaman disajikan pada gambar berikut ini : 25,0
16,0 n 20,0 a m a n a 15,0 T h a s a 10,0 B t a r e 5,0 B
14,0 n a 12,0 m a n 10,0 a T h 8,0 a s a B 6,0 t a r e 4,0 B
0,0
2,0
K0
0,0 P0
P Macam Perlakuan
K1
K2
Dosis Pupuk Kandang
R
S
a b Gambar 3. Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Berat Basah Tanaman Adenium obesum.
40
Jurnal Pertanian Mapeta Vol 10 No 1 Desember 2007 : 31-41 1,8 1,6
1,4
n a 1,4 m a 1,2 n a T 1,0 g n 0,8 i r e K 0,6 t a r 0,4 e B
1,2
n a m 1,0 a n a T 0,8 g n i r 0,6 e K t 0,4 a r e B
0,2 0,0
0,2
K0 0,0 P0
P
K1 Dosis Pupuk Kandang
Macam Perlakuan
a Gambar 4.
K2
R
S
b
Pengaruh Perlakuan Media Tanam terhadap Berat Kering Tanaman Adenium obesum.
Hasil analisa macam perlakuan antara diversifikasi dan kontrol pada parameter berat basah tanaman maupun berat kering tanaman memberikan hasil yang berbeda nyata. Karena pada diversifikasi tanaman terdapat penambahan bahan organik arang sekam maupun arang randu. Menurut Hakim (1986) bahan organik mempunyai peran penting terhadap perbaikan sifat-sifat tanah baik fisik, kimia atau biologi tanah. Dipandang peranannya secara kimia bahan organik mampu menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Sedangkan pengaruhnya terhadap sifat fisik tanah adalah bahan organik mampu mengagregasi butir-butir tanah tunggal menjadi agregat tanah yang mantap sehingga ini berakibat terhadap porositas tanah dan permeabilitas tanah serta kemampuan tanah menyimpan air. Sedangkan secara biologi tanah dengan adanya bahan organik tanah maka perkembangan mikroorganisme tanah menjadi lebih baik, karena seiring dengan perbaikan dua sifat tanah sebelumnya. Dengan perbaikan sifat
fisik dan kimia tanah ini secara tidak langsung tercipta kondisi yang kondusif bagi perkembangan mikroorganisme tanah. Sedangkan perlakuan dengan aplikasi media tanam arang sekam maupun arang randu dengan bahan organik pupuk kandang memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kontrol. Sedangkan rata-rata aplikasi arang sekam berbanding arang randu pada berbagai dosis pupuk kandang memberikan hasil yang signifikan terhadap berat basah tanaman maupun berat kering tanaman. Arang sekam memberikan respon yang lebih baik terhadap berat basah tanaman maupun berat kering tanaman. Hal ini disebabkan arang sekam lebih cepat terdekomposisi dan diserap tanaman untuk tumbuh dan berkembang sedangkan arang randu bersifat lebih lambat dalam menyediakan hara untuk tanaman sebab arng randu mempunyai kandungan lemak yang lebih tinggi dari[ada arang sekam, hal ini menyebabkan media bersifat menolak air yang berakibat kelarutan unsur haranya menjadi relatif lebih lama selain itu mikroorganisme juga
Kajian Pembentukan Caudex ……………….(Pancadewi S dan M. Arifin) lebih lama dalam merombak lemak menjadi unsur-unsur esensial baik unsur-unsur makro maupun mikro, dimana unsur ini sangat berperan terhadap pembentukan jaringan tanaman, sehingga akhirnya berdampak positip terhadap berat basah maupun berat kering tanaman. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perlakuan diversifikasi media memberikan hasil yang nyata pada parameter tinggi tanaman, diameter caudex, berat basah dan berat kering tanaman. Sedangkan pada jumlah daun tidak memberikan hasil nyata. 2. Pemberian arang sekam dan pupuk kandang memberikan respon positip terhadap tinggi tanaman, diameter caudex, berat basah dan berat kering tanaman. 3. Pemberian arang sekam berupa pemberian arang sekam dosis (1 : 2) ditambah pupuk kandang dosis (1 : 1) memberikan hasil pembentukan caudex adenium obesum yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2003. Adenium Berbonggol yang Layak dikoleksi. http://www.tabloidnova.com __________, 2005. Tanaman Hias yang patut di koleksi. Trubus No.423 Februari 20005/XXXVI. __________, 2006. Adenium spesies. http://www.tropicanursery,com Barzegar, A.R., P.N. Nelson, J.M. Oades, P.Rengasamy. 1997. Organic matter, Sodicity, and Clay Type: Influence on Soil
41
Agregation. Soil, Sci. Soc. Am. J. 61:1131-1137 Dimmit, M dan Chuck Hanson. Cac Succc. J Part 1 Adenium obesum and Adenium multiflorum, (US), 63,5 Foth, D.H. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (terjemahan). Erlangga. Jakarta. 374 hal. Hakim, N. dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hal Harjowigeno, S, 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. 133 hal Indranada, H.K., 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta. 90 hal. Rinsema, M. Pupuk dan Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta. Sitompul, S.M. dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajahmada University Press. Yogyakarta. 376 hal. Sugih, O. 2005. 88 Variasi Adenium Agar Rajin Berbunga. Panebar Swadaya. Jakarta. 80 hal Wuryani, W dan Anik Indriani. 2004 Pengaruh Pemberian Pupuk cair dan Macam Media Terhadap Pertumbuhan Sukulent. Jurnal Pertanian “MAPETA” Vol 6. No. 2 April 2004. 77-79 hal.