Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim
Tujuan
Umum : Tersedianya informasi rumah tangga tangga yang mengkonsumsi mengkonsumsi garam dengan kandungan kandungan yodium yodium cukup (mengandung yodium >= 30 ppm).
Tujuan Khusus 1. Mendapatkan data rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan
kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium. 2. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam yang digunakan di rumah
tangga. 3. Diperolehnya informasi tempat pembelian garam beryodium yang biasa
dilakukan di tingkat rumah tangga. 4. Tersedia dan tersebar luasnya informasi persentase rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beryodium kepada penentu kebijakan dan pengambil keputusan, lintas program, lintas sektor, lembaga donor, lembaga penelitian, institusi pendidikan , LSM dan media massa. 5. Menindaklanjuti masalah konsumsi garam beryodium di rumah tangga di
Manfaat
Tersedianya informasi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium secara berkala setiap enam (enam) bulan untuk keperluan perencanaan, penetapan kebijakan dan evaluasi program perbaikan gizi dalam rangka penanggulangan GAKY
METODE A. Disain Survei Pelaksanaan pemantauan konsumsi garam beryodium di rumah tangga dilakukan dengan disain potong lintang (Cross Sectional Survey) dengan menggunakan sistem klaster.
B. Klaster Klaster dalam survey ini adalah Dusun/RW/Kampung/Banjar di setiap Kecamatan C. Jumlah Klaster 1.
2.
Tiap Kecamatan ditetapkan 30 kluster. Bila jumlah Dusun/RW/Kampung/Banjar di tiap Kecamatan kurang dari 30, akan diambil semua sebagai kluster. Pemilihan kluster pada Kecamatan dilakukan secara acak sistematik.
METODE D. Populasi
Populasi dalam survey ini adalah Rumah Tangga (RT) terpilih di wilayah Kecamatan (bukan Puskesmas) . E. Sampel
Sampel yang akan diambil adalah RT terpilih dari populasi tersebut. Dari setiap rumah tangga terpilih diambil sampel garam yang biasa dikonsumsi keluarga kemudian di test dengan alat test cepat yodium dalam garam
METODE Jumlah sampel rumah tangga Dari setiap klaster diambil 10 sampel rumah tangga, jadi jumlah rumah tangga dalam 30 klaster sebanyak 300 rumah tangga. Prinsip dalam pengambilan sampel adalah: 1. Seluruh rumah tangga pada setiap wilayah mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sample. 2. Metode pemilihan sample perlu mengikuti cara yang benar (taat azas) dan praktis,
METODE F. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dua tahap. Tahap pertama memilih sampel klaster di setiap Kecamatan dan tahap kedua memilih sampel rumah tangga di setiap klaster.
METODE Tahap pertama: Cara pemilihan sampel klaster di setiap Kecamatan 1. 2. 3.
Pemilihan klaster di setiap Kecamatan dilakukan oleh Dinkes Kabupaten/Kota. Tiap Kecamatan ditetapkan 30 klaster. Jika pada satu Kecamatan jumlah klaster kurang dari 30, maka semua klaster diambil. Pemilihan klaster dalam Kecamatan dilakukan secara acak sistematik dengan cara sebagai berikut:
Membuat daftar Dusun/RW/Kampung/Banjar dan diberi nomor urut. Total nomor urut ini sebagai jumlah total klaster. Menentukan i (i=interval) dengan cara membagi jumlah total klaster dengan 30. Tentukan titik awal atau klaster pertama dengan cara mengundi
CONTOH
Kecamatan Ciomas terdiri atas 4 Desa/Kelurahan. Di 3 Desa/Kelurahan tersebut terdapat 45 RW. Untuk memilih 30 klaster RW dari 45 RW yang ada tersebut digunakan interval (i)=45/30 =1.5 (1.5 dibulatkan dari menjadi 2). Klaster pertama yang terpilih ditentukan dengan mengundi nomor 1 dan nomor 2. Jika hasil undi terpilih RW ke 2. maka klaster pertama adalah 2. Selanjutnya klaster kedua, 2 +2 = 4 lalu klaster ketiga, 4 +2 = 6 lalu klaster keempat, 6 +2 = 8 dan seterusnya hingga didapat klaster ke 30 (Lihat Tabel di bawah) Lampiran contoh
Tahap kedua: Pemilih sampel rumah tangga ditiap klaster Pemilihan sampel ditiap klaster dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.
2.
Tentukan titik pusat klaster dengan cara mendata dan mengundi pusat-pusat kegiatan/keramaian yang ada di wilayah klaster tersebut. misalnya: rumah Kepala Dusun/RW, pasar, sekolah/madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura, dll). Rumah tangga pertama dipilih di sekitar titik pusat klaster terpilih. Rumah tangga kedua dan selanjutnya dipilih dengan bergerak kekanan searah jarum jam sampai didapatkan sebanyak 10 rumah tangga.
METODE G.
Pengumpulan data 1.
Penanggung Jawab
2.
Pelaksana
3.
Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas
Kader di klaster terpilih.
Data yang dikumpulkan a. b. c. d. e. f. g.
Data yang dikumpulkan dalam pemantauan garam beryodium : Jenis garam yang dikonsumsi : halus, curia/krosok atau briket. Merek dagang/label dari garam yang dikonsumsi. Tempat membeli garam. Waktu pembelian garam Kandungan yodium dalam garam. Anggota rumah tangga (Baduta, ibu hamil, remaja, anak sekolah)
METODE 4.
Waktu Pengumpulan data dilakukan serentak setiap bulan Agustus.
5.
Alat/Reagent Untuk mengetahui kandungan yodium dalam garam secara kualitatif diperlukan alat test cepat yodium dalam garam.
METODE Uji Yodium Dalam Garam
H.
Uji Yodium dalam garam dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Uji Kualitatif 1. Dilakukan dengan cara meneteskan garam dengan 2-3 tetes larutan tes cepat yodium dalam garam. 2. Untuk memantau rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium dilakukan sbb: 3. Petugas mengunjungi sample rumah tangga terpilih. 4. Petugas minta agar ibu membawa dan menunjukkan garam yang biasa digunakan memasak sehari-hari. 5. Ambil ½ sendok teh garam yang akan diperiksa kemudian taruh di atas piring kecil. 6. Teteskan 2 -3 tetes larutan tes cepat yodium dalam garam. 7. Amati dan catat perubahan warna garam: tidak berubah (putih), berwarna ungu pucat, atau ungu pekat. 8. 5. Hitung jumlah dan persentase garam yang setelah dites dengan tes cepat yodium dalam garam berwarna putih, ungu pucat dan ungu
METODE
Uji Kuantitatif Uji kuantitatif Yodium dalam garam yang sederhana biasa dilakukan dengan cara titrasi di laboratorium. Uji kuantitatif dalam pemantauan ini hanya dilakukan uji petik sampel dari setiap Kecamatan. Setiap Kecamatan mengambil sebanyak 3 sampel garam dari batch atau pabrik yang berbeda masingmasing sebanyak kurang lebih 25 gr garam dan mengirimkan ke Balai GAKY Magelang atau Laboratorium GAKY FK UNDIP.
METODE I.
Pengiriman Data Laporan Pengiriman data laporan dilakukan secara berjenjang dari tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai ke tingkat pusat.
Petugas pengumpul data dari tiap klaster menyerahkan hasil formulir/kouesioner yang telah diisi ke puskesmas. Petugas puskesmas melakukan editing dan merakapitusi data tingkat klaster untuk di laporkan ke Kabupaten/Kota. Petugas kabupaten/kota melakukan entri data dalam format excell, cleaning, mengolah dan menganalisis data. Petugas Kabupaten/Kota mengirimkan laporan hasil cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beryodium ke Pusat dengan tembusan ke Provinsi. Pengiriman laporan ke Pusat dengan alamat:
Alamat Pusat Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Kewaspadaan Gizi Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Lt. 8 Blok C Kav. 4-9 C, Jakarta Selatan 12950 Email:
[email protected]
Bagan Alur Pelaporan Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium
PUSAT Umpan Balik Laporan
Laporan & data
PROPINSI Umpan Balik
Laporan & data
KAB/KOTA Formulir & Kuesioner Umpan Balik
PUSKESMAS/ KECAMATAN
Klaster (Sampel rumah tangga )
Data elektronik
Kuisioner