Isu Etik dalam Praktik Keperawatan 1.
EUTHANASIA
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa penderitaan : sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan bahwa bahwa euthanasia secara etimologis adalah mati cepat tanpa penderitaan. Hippokrates pertama Hippokrates pertama kali menggunakan istilah “eutanasia” ini pada “http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Hippokrates”>sumpah “http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Hippok rates”>sumpah Hippokrates” yang ditulis pada masa 400-300 SM.Sumpah tersebut berbunyi: “Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang memati kan kepada siapapun meskipun telah dimintakan untuk itu”. Banyak ragam pengertian euthanasia yang sudah muncul saat ini. Ada yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau meni mbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukuan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan. Saat ini yang dimaksudkan dengan enthanasia adalah bahwa seorang dokter mengakhiri kehidupan pasien terminal dengan memberikan suntikan yang mematikan atas permintaan pasien itu sendiri., atau dengan kata lain euthanasia merupakan pembunuhan merupakan pembunuhan legal. Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh Euthanasia oleh Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu : Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri.
J enis-je nis-j enis E uthn uthna asia Ø Dilihat dari cara pelaksanaannya, pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan dibedakan atas : a. Euthanasia pasif Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung berlangsung untuk mempertahankan hidup hidup pasin. Dengan kata lain, euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya. Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis maupun keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka mereka dengan berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak mampu membayar biaya pengobatan. b. Euthanasia aktif atau euthanasia agresif Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia.
Dengan kata lain, Euthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian dengan secara sengaja melalui obatobatan atau dengan cara lain sehingga pasien tersebut meninggal. ini dapat pula dibedakan atas : E uthana uthanasi sia a aktif kti f ini · Euthanasia aktif langsung (direct) Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannnya tindakan medis secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. J enis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing. · Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) Euthanasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut Ø Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia dibedakan dibedakan atas : a. Euthanasia Sukarela (Voluntir) Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien itu sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga. b. Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir) Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar. Permintaan biasanya dilakukan oleh keluarga keluarga pasien. Ini terjadi ketika individu tidak mampu mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan pasien, dan lain sebagainya. Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma). Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak berhak untuk mengambil suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.
2.
ABORSI
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan menyebabkan kehamilan, aborsi pada pada umumnya dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, per kosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah. Mengenai alasan aborsi memang banyak mengundang kontroversi, Ada yang berpendapat bahwa aborsi perlu dilegalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan. Pelegalan aborsi dimaksudkan untuk mengurangi tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten, misalnya dukun beranak. Sepanjang aborsi ti dak dilegalkan maka angka kematian ibu akibat aborsi akan terus meningkat. Ada yang mengkatagorikan Aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama, ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain. Jika aborsi untuk alasan medis, aborsi adalah legal, untuk korban perkosaan, masih di grey area, aborsi masih diperbolehkan walaupun tidak semua dokter mau melakukannya. Kasus
perkosaan merupakan pilihan yang yang sulit. Meskipun bisa saja kita mengusulkan untuk memelihara anaknya hingga lahir, lalu diadopsikan ke orang lain, itu semua tergantung kematangan si ibu dan dukungan masyarakat agar anak yang dilahirkan tidak dilecehkan oleh masyarakat. Untuk kehamilan jiwa diluar nikah atau karena sudah kebanyakan anak dan kontrasepsi gagal perlu dipirkirkan kembali krena anak merupakan anugerah anugerah terbesar yang dberikan oleh TUHAN. Sebaiknya kita jangan mencari pemecahan masalah yang pendek / singkat / jal an pintas, tapi harus jauh menyentuh dasar timbulnya masalah itu sendiri. Prinsip melegalkan aborsi sama seperti Prinsip lokalisasi. Banyak celah yang justru akan dimanfaatkan, karena seks bebas sudah jadi realita sekarang ini, apalagi di kota-kota besar. Perempuan berhak dan harus melindungi diri mereka dari eksploitasi orang lain termasuk suaminya, agar tidak perlu aborsi. Sebab aborsi, oleh paramedis ataupun oleh dukun, legal atau illegal, akan tetap menyakitkan buat wanita, lahir dan batin meskipun banyak yang. menyangkalnya. Karena itu kita harus berupaya bagaimana caranya supaya tidak sampai berurusan dengan hal yang akhirnya akhirnya merusak diri sendiri.Karena ada laki-laki yang bisa seenak melenggang pergi, dan tidak peduli apa-apa meskipun pacarnya/istrinya sudah aborsi dan mereka tidak bisa diapa-apakan, kecuali pemerkosa, yang jelas ada hukumnya. Jadi solusinya bukan cuma dari rantai yang pendek, tapi dari ujung rantai yang terpanjang, yaitu : penyuluhan tentang seks yang benar. Jika dilihat kebelakang, mengapa banyak remaja yang aborsi, karena mereka melakukan seks bebas untuk itu diperlukan pendidikan pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free seks tidak sesuai dengan agama dan berbahaya. Jika tidak ingin hamil gunakan kontrasepsi yang paling aman dan kontrasepsi yang paling aman adalah tidak berhubungan seks sama sekali. Segala sesuatu itu ada resikonya. Untuk itu sebelum bertindak, orang harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana nanti. Keputusan aborsi juga dapat keluar dalam waktu yang singkat, dan setelah melewati waktu krisis, bisa saja keputusan aborsi dibatalkan dibatalkan karena ada seseorang yang mendampingi mendampingi memberikan support, dan dia tidak jadi mengaborsi. Keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa menghantui seumur hidupnya, hidupnya, mengaborsi anaknya, dan selama beberapa minggu dia masih menyesali dan menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak. Apalagi jika aborsi dilakukan akibat paksaan, misalnya paksaan dari orangtua, demi nama baik keluarga. Bayangkan berapa banyak orang-orang yang.bisa dipaksa dipaksa untuk menggugurkan, jika aborsi ini dilegalkan. § Penyebab Aborsi Karakteristik ibu hamil dengan aborsi yaitu:
a) Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usi a 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofessional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterine. b) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) tahun) akan mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
c) Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan ra him biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi.Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.. d) Riwayat Kehamilan yang lalu Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn – Llewellyn – Jones Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007). Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi ken yataannya terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi (Kompas, 3 Maret 2000). Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan KB. Larangan Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang yang mengakibatkan kematian.Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman.Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.Artinya 1 dari 8 ibu meninggal akibat aborsi yang tidak aman.
§ Jenis-Jenis Aborsi a.
Aborsi Alamiah atau Spontan
Aborsi alamiah / spontan berlangsung tanpa tindakan apapun (keguguran). Pada umumnya aborsi ini dikarenakan kurang baknya kualitas sel telur maupun sel sperma. b.
Aborsi Medisinalis
Aborsi medisinalis adalah aborsi yang terjadi karena brbagai al as an yang bersifat medis. Aborsi ini dilakukan karena berbagai macam indikasi, seperti : · Abortus yang mengancam (threatened abortion) abortion) disertai dengan pendarahan yang terus menerus, atau jika janin telah tela h meninggal (missed (missed abortion). abortion). · Mola Hidatidosa atau hindramnion akut Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misa lnya kangker serviks atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan l ainnya pada tubuh seperti kangker payudara payudara ·
Prolaps uterus yang tidak bisa diatasi.
·
Telah berulang kali mengalami operasi caesar
· Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi,nephritis,tuberkolosis, paru aktif yang berat. ·
Penyakit-penyakit metabolik misalnya diabetes yang tidak terkontro
·
Epilepsi yang luas dan berat..
· Gangguan jiwa , disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater. c.
Aborsi Kriminalis
Pada umumnya aborsi ini terjadi karena janin yang dikandung tidak dikhendaki oleh karena berbagai macam alasan. Seperti berkut ini : ·
Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
· lagi.
Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak
·
Kehamilan di luar nikah.
·
Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga.
·
Masalah social misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat.
· Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). · Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.
C.
TRANSPLANTASI ORGAN
Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transplantasi tidak dapat dihindari dalam menyelamatkan nyawa bagi penderita.Dengan keberhasilan teknik transplantasi dalam transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit penyakit dan dengan meningkatnya meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan transplantasi, upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya penyembuhan yang cepat dan dan tuntas. Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penyembuhan suatu penyakit tidak dapat begitu saja diterima masyarakat luas. § PENGE RTI AN TRANSP TRANSPLANTAS LANTASI I Transplantasi adalah Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan kegagalan organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi transplantasi terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swata. § SE J A R A H D A N PE R K E MB AN G A N TR A NSPL NS PL A NTA NT A SI Tahun 600 SM di India, Susrutatelah melakukan transplantasi kulit. Sementara pada masa Renaissance, Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama. Diduga John Hunter (1728-1793) adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat cerita teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan transplantasi yang tumbuh di tempat baru.Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem
histokompatibilitas yang histokompatibilitas yang erat hubungannya hubungannya dengan reaksi terhadap te rhadap transplantasi belum ditemukan. Pada abad ke-20, Winer dan Landsteiner mendukung perkembangan transplantasi dengan menemukan golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus sistem Rhesus.Saat .Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi. Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah dengan perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi modern makin berkembang dengan ditemukannya metodemetode pencangkokan, seperti: a. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr. George E. Green dan Parkinson b. Pencangkokan jantung, jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian Bernhard , walaupun pasiennya kemudia meninggal dalam waktu 18 hari. c. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund . Demikian sejarah singkat perkembangan transplantasi organ pada makhluk hidup yang telah dilakukan oleh para ahli sejak jaman dahulu (600 SM) yang hingga sampai saat ini metode transplantasi terus berkembang.
§ J enis – je j enis ni s Tr anspla nsplanta ntasi si Org Or g an 1. Autograf (Autotransplatasi), yaitu (Autotransplatasi), yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. Misalnya operasi bibir sumbung, su mbung, imana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri. sendiri . 2. Allograft (Homotransplantasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat j uga transplantasi hati, walaupun tingkat kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain (recipient). 3. Xenograft (Heterotransplatasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil. 4.
Isograft
Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau organ dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki hubungan secara genetik.
SUPPOR SUP POR TI NG D E VI C E S § K ompone ponen n Y ang M endasari ndasari T r ansplant ansplanta asi Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu: 1. Eksplantasi yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah meninggal. Implantasi yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada 2. bagian tubuh sendiri atau tubuh orang orang lain
§ K ompone ponen n Ya Y ang M enunjang nunj ang Tr T r ansplanta nsplantasi si Disamping dua komponen yang mendasari di atas, ada juga dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu: Adaptasi Donasi yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup 1. yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, t ubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau oragan. Adaptasi Resepien yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau 2. organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima ata u menolak jaringan atau organ or gan tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat befungsi lagi.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah (transfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.
B eber ber apa apa pi pi hak yang i kut ter ter liba li batt dalam dalam usaha tr tr ansplata ansplatasi si adala adalah h: ·
Donor hidup
·
Jenazah dan donor mati
·
Keluarga dan ahli waris
·
Resepien
·
Dokter dan pelaksana lain
·
Masyarakat
Ala A latt-ala -alatt yang biasa iasany nya a digun ig una akan kan dalam lam pr oses ses tr ansp nsplant lanta asi, meliput liputii ·
Pisau operasi
·
Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
·
Meja operasi
·
Gunting bedah
·
Slang-slang pembiusan
· Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak dioperasi) · Plastic steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh dari tubuh pasien ·
Retractor
·
Penghangat darah dan cairan
·
Lampu operasi
LEGAL ETIK KEPERAWATAN BAB I
1. 1. Pengertian nilai Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang. Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan.
1. Etik Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolak. 1. Etika Keperawatan Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia, 2008). B. Prinsip Etik
1. Respect (Hak untuk dihormati) Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien 2. Autonomy (hak pasien memilih) Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya 3. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien) Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain) kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkab nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain. 4. Confidentiality (hak kerahasiaan) menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan pasien kepada perawat. 5. Justice (keadilan) kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri berarti t idak memihak atau tidak berat sebelah. 7. Fidelity (loyalty/ketaatan) – Kewajiban Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap kesepakatan yang telah diambil – Era Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak hanya pada satu profesi). 80% kebutuhan pt dipenuhi dipenuhi perawat – Masing-masing Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku – Memiliki Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan yang disepakati. 8. Veracity (Truthfullness & honesty) Kewajiban untuk mengatakan kebenaran.
– Terkait Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-consent – Prinsip Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu mengutarakan kebenaran. C. Pemecahan masalah etik 1, Identifikasi masalah etik 2. Kumpulkan fakta-fakta 3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik. 4. Buat keputusan dan uji cobakan 5. Bertindaklah, dan kemudian refleksikan pada keputusan tsb D. Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan Tercantum dalam: – UU UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan Kesehata n – PP PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan Kes ehatan – Kepmenkes Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik Perawat Area Overlapping (Etik Hukum ) a. Hak – Hak – Hak Hak Pasien b. Informed-consent Hak-hak Pasien : 1.Hak untuk diinformasikan 2.Hak untuk didengarkan 3.Hak untuk memilih 4.Hak untuk diselamatkan E. Informed Consent Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian persetujuan prosedur tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap tenaga medik jika terjadi sesuatu yang tidak diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain itu dapat melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan yang akan dilakukan kepadanya. Dasar – Dasar – dasar dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat ( 2) dan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan medik. Akuntabilitas Legal – Aturan Aturan legal yang mengatur praktik perawat – Pedoman Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik – Hubungan Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan Potensial Area Tuntutan a. Malpraktik Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya yang membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi b. Dokumentasi – Medical Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan sebagai bukti. c. Informed consent Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur sesudah diberikan
informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan fakta-fakta yang berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter d. Accident and Incident report incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan – Perawat Perawat perlu menjamin kelengkapan dan keakuratan pelaporan askep BAB II Pengertian
Telemedicine adalah praktik kesehatan dengan memakai komunikasi audio audio,, visual dan data. termasuk perawatan, diagnosis diagnosis,, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa cakupan telemedicine cukup luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan dan pelayanan administrasi administrasi)) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio, video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi (audio-video interaktif dua ar ah, komputer, dan telemetri telemetri)) dengan melibatkan dokter, pasien dan pihak-pihak lain. Secara sederhana, telemedicine sesungguhnya telah diaplikasikan ketika terjadi di skusi antara dua dokter membicarakan masalah pasien lewat telepon telepon.. Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas. (Dikutip dari ” Hand Out Aspek Legal & Manajemen Resiko dalam pendokumentasian Keperawatan”, Sulastri). S ulastri). Pandangan Telemedicine yang di pandang dari segi legal
Belakangan ini bisa dikatakan semua bidang ilmu mulai mendekati teknologi informasi. Bahkan bisa dikatakan semua bidang ilmu mulai memanfaatkan teknologi informasi untuk kebutuhan mereka. Tak terkecuali kedokteran. Bio informatika, telemedicine adalah bidang bidang yang mengawinkan mengawinkan dua disiplin ilmu tersebut. Telemedicine bisa dikatakan legal apabila dalam melakukan terdapat pihak ke tiga yang menjadi saksi ketika kita memberikan informasi terhadap ter hadap keluhan yang diderita pasien serta upayakan segala kegiatan misalnya yang terjadi antara perawat dengan pasien dapat terrecord atau ter-rekam, selain itu i tu seorang pihak medis misalnya seorang perawat yang akan melakukan segala tindakan ke pasien harus mengkonsultasikan dahulu kepada dokter atau ke instansi yang lebih tinggi dari kita. Dan yang gak kalah penting upayakan telah memiliki SIP dan SIPP. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak ja rak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prose dur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telemedicine mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan
praktek keperawatan, penyediaan penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. keperawat an. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : 1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehata n yang diberikan harus tetap terjaga 2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telemedicine harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya 3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email 4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek. Namun ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedicine mungkin mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera. Contoh telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti mail list, lis t, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam, dll. Sedangkan telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan videokonferensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://cyncndy.blogspot.com/2012/01/tugas-ikd-semester-satu-d.html http://fechamim.wordpress.com/2012/04/16/legal-etik-dalam-praktek-telemedicine/ http://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/aspek-etik-dan-legal-dalam-praktik-keperawata