oteu s Sp Bakteri Pr oteu pada pada Media Pertumbuhannya I.
Bakteri Pr oteus Sp Sp
Kuman jenis Proteus sp. Merupakan bakteri gram negative dengan bentuk batang pendek atau panjang, berpasangan atau berantai ada yang coccobasil, tidak memiliki spora dan tidak memiliki kapsul namun dapat bergerak aktif dengan flagel peritrik, dan merupakan bakteri aerob. Spesies proteus anak menjadi infektif pada manusia ketika keluar dari saluran usus. Mereka ditemukan dalam infeksi system disaluran kencing dan menyebabkan bateremia, Pneumonia, dan lesi fokal pada pasien yang lemah atau mereka yang menerima transfuse melalui pembuluh darah. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi system saluran kencing dan infeksi lain. Proteus Vulgaris dan Proteus Morganella merupakan pathogen Nosokomial. Spesies
proteus
memproduksi
urease,
menghidrolisis
urea
dengan
membebaskan ammonia. Dengan demikian, dalam infeksi system saluran kencing dengan proteus, urin menjadi alkalin, mmembentuk batu dan tidak mungkin menimbulkan suasana asam. Gerak spontan spontan proteus dapat berpengaruh berpengaruh
pada
invasi sistam saluran kencing. . Strain proteus yang bergerak dengan spontan berisikan antigen H dalam penambahannya dengan somatic antigen
O. Strain tertentu mempunyai
polisakarida spesifik yang sama dengan beberapa Ricketsia dan mengadakan aglutinasi dengan serum dari pasien dengan penyakit Rickettsial. Starin Proteus beragam kepekaannya kepekaannya terhadap antibiotic. Proteus mirabilis sering dihambat oleh penisilin; antibiotic yang paling efektif diantaranya adalah angota aminoglicosida dan chepalosphorin.
II.
Sp Klasifikasi Pr oteus Sp
Domain
:
Bakteri
Filum
:
Proteobacteria
Kelas
:
Gamma Proteobacteria
Ordo
:
Enterobacteriales
Family
:
Enterobacteriaceae
Genus
:
Proteus
Spesies
:
Proteus vulgaris Proteus morganii Proteus mirabilis Proteus rittgeri.
III.
Morfologi Pr oteus Sp
Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel seperti tongkat, panjang 1-3 um dan lebar 0,4-0,6 um, walaupun pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai 10, 20, bahkan sampai panjang 80 um. Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam bnayak bentuk dibanding kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media. Proteus vulgaris adalah berbentuk batang, Gram-negatif bakteri yang mendiami tractus usus hewan dan manusia dan dapat patogenik. P.vulgaris membentuk bagian alami dari flora usus pada hewan dan manusia, dan juga ditemukan dalam tanah dan air. Pada orang yang sistem ketahanannya tertekan dapat oportunistik patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih, pneumonia atau septicemia. Tidak seperti relatif Proteus mirabilis, P. vulgaris tidak peka terhadap untuk ampisilin dan cephalosporins.
IV.
Siklus Hidup Pr oteus Sp
Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman
V.
Identifikasi Pr oteus Sp
Media yang dipilih untuk menumbuhkan bakteri Proteus sp.antara lain : 1. Media Mac Conkey Agar (MC)
Media ini merupakan salah satu media differensial yang berbentuk padat yang
digunakan
untuk
membedakan
bakteri
yang
memfermentasi/tidak
memfermentasi laktosa. Mengandung Laktosa,Crystal Violet,Neutral Red, BileSalt (Garamempedu). Adanya garam empedu,kristal ungu akan menghambat pertumbuhan Mikroba
lain
mikroorganisme yang
bisa
Enterobacter,Salmonella,Shigella,
tumbuh
gram dalam
media
Aerobacter,Enterococcus.Pada
positif. ini
Adalah
penanaman
bakteri kedalam media ini, biakan murni bakteri Proteus sp. langsung di ambil dengan 1 ose steril dan langsung di streak / di goreskan di media MC.Media MC yang sudah ditanami bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C di dalam indikator. Dan keesokan harinya diidentifikasi hasilnya. Hasil identifikasi bakteri Proteus sp. pada media MC ditunjukkan dengan MEDIA
Mac Conkey Agar (MC)
CIRI-CIRI KOLONI
Koloni jernih dan tidak berwarna, Tidak menyebar kesemua media, Smooth, Koloni sedang besar.
Hal ini dapat terjadi karena bakteri Proteus sp. tidak dapat memecah laktosa. Sehingga koloninya jernih dan tidak berwarna. Setelah koloni di media MC sudah terbentuk, media ditanam ke dalam media differensial lain (TSIA). 2. Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) atau KIA
Media differensial yang juga digunakan untuk penanaman bakteri Proteus sp.adalah media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) atau KIA. Media TSIA ini digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan
bakteri Proteus
sp. dalam
memfermentasi glukosa, laktosa, sukrosa, membentuk gas dan membentuk gas H2S. Penanaman pada media TSIA ini dilakukan dengan mengambil koloni bakteri yang tumbuh pada media MC dengan menggunakan 1 ose steril, kemudian digunakan metode tusuk, tarik, zig-zag. Menusukkan ose sampai ¾ permukaan media, kemudian menariknya dan menyetreak (menggoreskan) ose di permukaan miring (slent) media. Ose yang digunakan untuk penanaman pada media ini adalah ose jarum. Media TSIA atau KIA yang sudah ditanami bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C di dalam inkubator. Dan keesokan harinya diidentifikasi hasilnya. Hasil identifikasi bakteri Proteus sp. di uji TSIA : Salmon ell a sp
Proteus sp.
Dengan
Slent
Butt
H 2S
Gas
K
K
+
-
: a. K (Alkali) = Red, b. A (Acid) = Yellow
Slent = Untuk mengetahui pemecahan laktosa dan sukrosa oleh bakteri. Bottom = Untuk mengetahui pemecahan glukosa oleh bakteri. Dari hasil uji TSIA dari bakteri Proteus sp.dapat diketahui bahwa bakteri Proteus sp. Tidak dapat memecah glukosa dan tidak dapat memecah sukrosa dan laktosa tanpa membentuk gas, tetapi membentuk gas H 2S. Gas H2S dapat
diketahui dengan sebagian media yang berwarna hitam.
Setelah ditanam di media TSIA dan sudah mendapatkan hasil koloni, maka koloni bakteri ditanam kedalam media gula-gula dan biokimia, untuk mengetahui kemampuan-kemampuan spesifik bakteri yang lain. 3. Media Gula-guladanBiokimia
Media gula-gula dan biokimia yang digunakan untuk penanaman bakteri Proteus spantara lain, Media Gula-Gula :Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa dan
Manosa,
Sedangkan
media
biokimia
:Methyl
Red
(MR),
VogesProskauer(VP), Indole, Semi Solid (SS), Simmon Citrate (SC) dan Urea. Media gula-gula ini digunakan untuk mengetahui apakah bakteri Proteus sp. Dapat memfermentasi semua jenis glukosa dan media biokimia digunakan untuk mengetahui kemampuan-kemampuan spesifik dari bakteri Proteus sp. Penanaman yang dilakukan pada media ini antara lain : 1. Glukosa (Kapas Berwarna Merah) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan mengambil 1ose koloni bakteri Proteus sp. dari media TSIA, kemudian dicelupkan kedalam media glukosa sebanyak 3x celup tarik dengan tidak menyentuh tabung durham. Ose yang digunakan adalah ose lup. 2. Laktosa (Kapas Berwarna Kuning) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media glukosa, kemudian dicelupkan kedalam media laktosa sebanyak 3x celup tarik dengan tidak menyentuh tabung durham. Ose yang digunakan adalah ose lup. 3. Sukrosa (Kapas berwarna Biru) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media glukosa dan laktosa, kemudian dicelupkan kedalam media sukrosa sebanyak 3x celup tarik dengan tidak menyentuh tabung durham. Ose yang digunakan adalah ose lup. 4. Maltosa (Kapas berwarna Hijau)
Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media glukosa, laktosa dan sukrosa, kemudian dicelupkan kedalam media maltosa sebanyak 3x celup tarik dengan tidak menyentuh tabung durham. Ose yang digunakan adalah ose lup. 5. Manosa (Kapas berwarna Putih) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa, kemudian dicelupkan kedalam media manosa sebanyak 3x celup tarik dengan tidak menyentuh tabung durham. Ose yang digunakan adalah ose lup. FIKSASI OSE KEMBALI
Dan kemudian penanaman dilanjutkan ke dalam media biokimia. 6.
Methyl Red (MR) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan mengambil 1ose koloni bakteri Proteus sp.dari media TSIA, kemudian dicelupkan kedalam media glukosa sebanyak 3x celup tarik . Ose yang digunakan adalah ose lup.
7.
Voges Proskauer (VP) Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media MR, kemudian dicelupkan kedalam media VP sebanyak 3x celup tarik. Ose yang digunakan adalah ose lup.
8.
Indole Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media MR dan VP, kemudian dicelupkan kedalam media Indole sebanyak 3x celup tarik. Ose yang digunakan adalah ose lup.
9.
Simmon Citrate
Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media MR, VP dan Indole, kemudian di streak / di goreskan kedalam media Simmon Citrate. Ose yang digunakan adalah ose lup. 10. Urea Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan menggunakan lanjutan ose yang telah digunakan pada penanaman ke dalam media MR, VP, Indole dan Simmon Citrate kemudian di streak / di goreskan kedalam media Urea. Os e yang digunakan adalah ose lup. FIKSASI OSE KEMBALI
11 Semi Solid Penanaman bakteri ke dalam media ini dilakukan dengan mengambil 1ose koloni bakteri Proteus sp. dari media TSIA, kemudian di tusukkan secara tegak ke dalam media semi solid. Ose yang digunakan adalah ose jarum. FIKSASI OSE KEMBALI
Setelah penanaman koloni bakteri Proteus sp. kedalam media gula-gula dan biokimia telah dilakukan, media yang telah ditanami bakteri di inkubasi sel ama 24 jam pada suhu 37˚C di dalam inkubator. Dan keeseokan harinya di identifikasi hasilnya. Hasil identifikasi bakteri Proteus sp. di uji gula-gula dan biokimia : FERMENTASI
WARNA
GAS
Glukosa
-
Hijau Kebiruan
+
Laktosa
-
Hijau kebiruan
+
Sukrosa
-
Hijau kebiruan
-
Maltosa
-
Hijau kebiruan
-
Manosa
-
Hijau kebiruan
-
Uji Biokimia : 1) Methyl Red (MR)
: + (Ditandai dengan terbentuknya cincin merah)
2) VogesProskauer (VP) : - (Ditandai dengan tidak terbentuknya cincin merah) 3) Indole
: - (Ditandai dengan tidak terbentuknya cincin merah)
4) Semi Solid (SS)
: + (Ditandai dengan adanya motilitas bakteri yang menyebar
selain di tusukan) 5) Simmon Citrate (SC) : + (Ditandai dengan terjadinya perubahan warna media menjadi biru). 6) Urea media
: + (Ditandai dengan adanya perubahan bagian miring (slent) mejadi
warna
pink)
Dapat diketahui dari hasil uji gula-gula bahwa bakteri Proteus sp. Tidak bisa memecah semua jenis glukosa, dengan tidak membentuk gas didalam tabung durham. Sehingga tidak terjadi perubahan warna media menjadi kuning. Dari hasil uji biokimia, dapat diketahui bahwa bakteri Proteus sp. Memberikan hasil positif pada uji MR, Indole, SS, SC dan Urea. Dan memberikan hasil negative pada VP dan Indole.