BAKTERIOLOGI
Proteus sp
AKADEMI ANALIS KESEHATAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016 – 2016 – 2017 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman, biasanya banyak terdapat di daerah tropis seperti Indonesia bahkan ada yang bersifat endemic. Bakteri merupakan organism bersel tunggal yang berkembang biak dengan pembelahan menjadi dua sel (J.M. Gibson, MD, 1996). Bakteri adalah yang berkelimpahan dari semua organism. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organism lain. Banyak pathogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0.5-5 µm, meski ada jenis dapat menjangkau 0.3 mm. Proteus ini terdapat di alam bebas seperti air, tanah, sampah dan tinja (Proteus vulgaris). Proteus sp menimbulkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri keluar dari saluran cerna. Organisme ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menimbulkan bakteremia, pneumonia, dan infeksi fokal pada pasien yang lemah atau pada pasien menerima infuse intravena. Proteus
morgani
dan
Proteus
rettgeri dapat
menyebabkan
infeksi
nosocomial (hospital-acquired) dan Proteus menyebabkan diare pada anakanak terutama di musim panas. 1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui adanya bakteri Proteus sp. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengidentifikasi bakteri yang terdapat dalam limbah rumah tangga yaitu bakteri Proteus sp.
1.3
Kerangka operasional SKEMA PEMERIKSAAN PROTEUS
Sampel (air, tanah, sampah dan tinja) Transport Medium
Mikrosko ik Pewarnaan gram
Isolasi dan Identifikasi Basis Media 4-6 jam NA(Natrium Agar dan Peptone)
Gram (-)negative Batang (Basil) Morkologi umum -Ukuran 0,4-0,6*1,0-3,04 M - Tidak bersimpai
Bergerak dengan flagel peritri
Media pemupuk
BAP -Koloni sedang kecil -Smooth -Keping -abu-abu -Ada yang menjalar ada yang tidak -Anhaeinoltis
M.Conkey -Koloni sedang Inkubasi sejajar 37ºc(24jam) -Tidak berwarna atau merah muda -Non-Lactose Fermentasi -Menjalar sebagian -Jika menjalar permukaan koloni kasar
TSIA Agar -Lereng (Alkali) -Dasar (Acid) -H2S (+) -O2 (+)
Tabel 1.1 Tes Biokimia
Tes Biokimia ( Inkubator 37°c / 24 jam) Tes
Hasil
Adonit Dulsit Glukosa Inosit Laktosa Marit Salisin Sukrosa Indol Merah metal Voger proskaver Simons’s sistrat
+/gas -/+ -/+ +/+/+/+ -/+ +/-
Tes
Proteus vulgaris
Proteus miriabilis
Proteus margani
Proteus rittgeri
Motile Glukosa Lactose Maltose Sukrosa Indol H2S MR VP
+ +/g +/g -/g + + -
+ +/g +/1 -/+
+ +/g + + +/-
+ +/g + + +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Proteus Penggunaan pertama istilah “ Proteus” dalam tata nama bakteriologis
dibuat oleh Hauser (1885) yang dijelaskan di bawah istilah ini tiga jenis organisme yang terisolasi dari daging busuk. Salah satu dari tiga spesies yang diidentifikasi ole Hauser adalah Proteus vulgaris.
2.2. Klasifikasi Proteus
Dalam taksonomi, Proteus mempunyai susunan yaitu : Kingdom : Bakteria Phylum : Proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Family : Enterobacteraceae Genus : Proteus Spesies : Proteus vulgaris Proteus margani Proteus mirabilis Proteus rittgeri
2.3. Morfologi Proteus
Bakteri ini merupakan bakteri gram negative (-) batang, panjang, tidak berspora, tidak memiliki kapsul, bergerak aktif, degan cirri-ciri flagel feritric (flagel terletak diseluruh badan bakteri). Setelah tumbuh elama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel seperti tongkat, panjang 1-3 µm dan lebar 0,4 – 0,6 µm, walaupun pendek dan gemuk bentuknya coccuc biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun di meia padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filament, mencapai 10, 20, bahkan sampai 80 µm. Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin
terdistribusi tunggal, berpasangan atau
rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filament membentang dan diatur konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella oeritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk dibandng kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadangkadang ditemukan bersama dalam organism sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.
2.4. Penyakit Yang di Timbulkan
Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim
urease
yang
menghidrolisis
urea
menjadi
ammonia
(NH3)
menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan
dapat
memicu
pembentukan
Kristal
sitruvit
(magnesium
ammonium fosfat), kalsium karbonat dan apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/Kristal tersebut, bersembunyi dalam Kristal dan dapat ke,bali menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotic. Semakin banyak batu/Kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan induksi ke system respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada pria.
2.5. Cara Penularan Penyakit
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh
P.mirabilis juga
seringkali terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
2.6. Obat Yang Digunakan
Infeksi P.mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin
atau
tetrasiklin
karena
dapat
meningkatkan
resistensi
terhadap ampisislin, trimetoprim, dan siprifloksin. Jika terbentuk batu/Kristal , dokter bedah harus menghilangkan blockade ini dahulu.
2.7. Sifat Biakan Pada Culturil dan Biokimia
Tumbuh muda pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau semi anaerob, pada suhu 10 - 43°c.
Blood Agar Plate : Koloni keci-sedang, abu-abu, smooth, keeping, ada yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, anhaemolytis.
Mac Conkey Agar : Koloni sedang-besar, tidak berwarna atau merah muda, nonlactose fermented, smooth menjalar atau tidak, kalau menjalar permukaan koloni rought (kasar)
Sifat biokomia : Memecah urea dengan cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi asam san gas, mannitol dan laktosa tidak pecah. Terlihat pada tes biokimia secara umum : Tes positif : Motility, phenylalanine atau trypthopan deaminase, metyl red .
No
Test / Medial
P.mirabilis
P.vulgaris
P.penneri
1
H2s
+
+
+/-
2
Indole
-
+
-
3
Urease
+
+
+
4
Citrate
+/-
+/-
-
5
Fermentasi
-
+
+
-
-
-
-
-
-
Maltosa 6
Fermentasi Mannitol
7
Fermentasi Adonitol
BAB III METODE KERJA
3.1. Alat
Ose
Lampu spiritus
Nal
Object glass
Mikroskop
Pipet tetes
Centrifuge
Tabung centrifuge
3.2. Bahan
Media BHI-B
Media BAP (Blood Agar Plate)
Media MC (Mac Conkey)
Media Gula-gula
Media IMVIC
Sampel specimen biakan proteus sp
3.3. Cara Kerja A. Hari l
Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
Specimen air limbah rumah tangga di centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm,supernatant dibuang. Kemudian endapan diambil dengan menggunakan ose steril dan dioleskan pada permukaan object glass dan dilakukan pewarnaan gram.
Kemudian endapan yang sama ditanam pada media Mac Conkey dan BAP , kemudian di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
B. Hari ll
Koloni yang tersangka Proteus pada media BAP dan MC diambil dengan menggunakan ose steril kemudian dioles pada pemukaan object glass dan dilakukan pewarnaan gram.
Dengan koloni yang sama di tanam pada media gula-gula (fruktosa, glukosa, manitol, sukrosa, dan maltose)
Tes IMVIC Dengan koloni yang sama di tanam pada media SC, MR/VP, SIM, TSIA. Inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C.
C. Hari lll
Pengamatan hasil uji biokimia
Di cocokkan dengan table uji biokimia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan
Setelah dilakukan pemeriksaan bakteriologik di laboratorium selama 3 hari terhadap sampel biakan maka hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel adalah (-)negative dengan gambaran sebagai berikut : 1. Hasil pewarnaan :
Keterangan :
(a). Pewarnaan sampel pada biakan (b). Pewarnaan dari koloni terduga pada media BSA
2. Hasil penanaman pada media BAP
Media BAP : Koloni kecil-sedang keeping berwarna abu-abu, rought, menjalar dan anhaemolytic.
3. Hasil penanaman pada media TSIA
Terlihat pada media differensial TSIA, dengan dasar kuning (acid), atas berwarna merah (alkali), dan pada lereng terdapat H2S yang berwarna hitam. 4. Hasil Uji Biokimia
Urea, lakto, glu, malto, mannitol,sukrosa
MR, VP, SIM, SCA
Keterangan gambar : 1. Urea
: negative (-).
2. Gula-gula
: laktosa (-), glukosa (+), maltose (-), mannitol (-),
sukrosa (+). 3. MR (+) , VP (-), SCA (-). 4. SIM
: sulfur (-), Indol (-), Motility (+).
TSIA pada P.vulgaris K/A H2S
SIM
pada
P.vulgaris:
Motile(+),
Indol(+), Sulfur (-).
Urea Agar Slant : Pink (+)
Ornithine
Decarboxylase
(ODC) : Ungu (+)
slant
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kultur media pemupuk Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infussion Broth (BHIB), replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri Proteus. Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif. 4.2.2. Kultur media umum dan differensial Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam media ini dapat berupa zona lisis α (alfa), β (betha), dan γ (gamma). Bakteri Proteus, tumbuh sebagai
koloni yang berwarna abu-abu, smooth, keeping dan ada yang menjalar atau tidak menjalar dan tidak melisiskan darah pada media BAP. Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia khusus dari bakteri yang bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan bakteri adalah Mac Conkey, media ini mengandung laktosa dan merah netral sebaga indicator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tumbuh sebagai koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Proteus tumbuh sebagai koloni yang berwarna merah muda namun
tidak dapat meragikan laktosa secara sempurna, Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey Nampak berwarna merah muda, koloni keeping, tepi rata, permukaan rata dan kasar.
4.2.3. Identifikasi akhir Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dam tes aglutinasi mikroskop dengan serum spesifik. (Jawetz, et al, 2001). Media yang di gunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) : a. Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1% sukrosa, 1% laktosa, fernik sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein,dan indicator Phenol red. Proteus bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali dengan adanya phenol red maka terbentuk warna merah, Proteus memfermentasikan glikosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
b. Sulfur Indol Motility (SIM) Media SIM adalah media perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hamper semua bakteri Proteus membentuk indol kecuali Proteus mirabilis dan Proteus penneri . Motility positif sesuai dengan morfologi Proteus sp
yang memiliki falagella
sedangkan pembentukan H2S terlihat pada
Proteus
j enis
mirabilis, vulgaris, dan penneri.
c. Citrate Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan
adanya indicator brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri Proteus , hanya jenis penneri dan morgani yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative, sedangkan spesies
Proteus
lainnya seperti mirabilis, vulgaris, dan rettgeri menunjukkan hasil positif pada media ini.
d. Urea Bakteri tertentu dapat menghidrolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentuknya warnamerah karena adanya indicator phenol red. Proteus pada media urea memberikan hasil positif karena Proteus sp mampu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.
e. Methyl Red Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan
penambahan
larutan
methyl
red.
Proteus
sp
memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah.
f. Voges Proskauer (VP) Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari fermentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan KOH 10% dan Alpanaptol. Proteus sp tidak memproduksi acetyl metyl carbinol sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negative .
g. Fermentasi karbohidrat Media
ini
berfungsi
untuk
melihat
kemampuan
bakteri
memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat tidak berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Proteus sp memfermentasikan glukosa, sedang fermentasi maltose menjadi asam hanya terlihat pada Proteus vulgaris dan penneri.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penanaman dan identifikasi dapat disimpulkan bahwa bakteri dengan cirri-ciri yang terlihat pada pertumbuhan dan pewarnaan gram adalah (+) positif Pr oteus vulg aris dalam sampel. 5.2. Saran
Perlunya memperhatikan penggunaan peralatan media yang steril, seperti chatheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran infeksi akibat Proteus sp .Adapun untuk pengobatannya digunakan antibiotic yang sensitive terhadap spesies yang terinfeksi pada penderita.