Interleukin 17
Interleukin 17 (IL – 17) merupakan sitokin proinflamasi yang diproduksi diproduksi oleh sel T – helper 17 (Th17). Sitokin ini berfungsi untuk mengontrol patogen ekstraselular, menginduksi penghanuran matriks, dan bersinergis dengan tumor nerosis fator (T!") dan interleukin – 1 dalam proses inflamasi. Sitokin yang diproduksi oleh sel – sel sistem imun innate mengendalikan diferensiasi sel T helper. Sel – sel sistem imun innate merupakan lini pertama dalam hal pertahanan tubuh terhadap patogen – patogen. Sel – sel sistem imun innate memiliki reseptor pengenal pola patogen ( pattern – recognition) recognition ) yang memungkinkannya mengenali berbagai maam patogen dengan memproduksi berbagai sitokin dan mengaktifkan sel T dari sistem imun adaptif. Interferon – # dan interleukin – 1$ mengendalikan perubahan sel T nai%e ke &alur Th1, sedangkan interleukin – ' menginisiasi perubahan sel T nai%e men&adi sel Th$ (limher *urphy *urphy,, $+++). $+++). ada ada tahap tahap moleku molekuler ler,, peruba perubahan han sel Th1 Th1 dan Th$ Th$ memerlu memerlukan kan faktor faktor transkripsi lineage – specific. specific. T – bet untuk sel Th1 dan -T- – *af untuk sel Th$ (/o et al, 100). "aktor – faktor tersebut mengakti%asi sitokin khusus Th1 dan Th$, yaitu I"! – # dan IL – ' seara berturut – berturut (*iosse et al, $++0). Interleukin – 1$ &uga penting dalam diferensiasi sel Th1. IL – 1$ memiliki $ subunit, p2 dan p'+. rotein lain, p10, yang tidak memiliki akti%itas sendiri, berkombinasi dengan subunit p'+ dari IL – 1$ untuk membentuk sitokin hetero3dimer yang berbeda, bernama IL – $ (4ppmann et al, $+++). Sehingga, IL – 1$ dan IL – $ memiliki kesamaan yaitu subunit '+ (5ua et al, $++). -kti%itas IL – $, yang enderung terakti%asi bersama – sama IL – 1$, *erupakan *erupakan kuni utama utama dalam inflamasi autoimunitas autoimunitas karena karena IL – $ dapat mengindu menginduksi ksi diferensiasi sel Th17, namun sel T nai%e tidak menun&ukkan reseptor terhadap IL – $, oleh karena itu sel T nai%e yang sangat murni ( highly purified ), ), tidak dapat berubah men&adi sel Th17 sekalipun terdapat IL – $ (*angan et al, $++). !amun penelitian menun&ukkan bah6a beberapa kombinasi sitokin seperti T" – dan IL – menginduksi diferensiasi sel T nai%e men&adi sel Th17 melalui proses paksa pengekspresian IL – 17 (*iosse et al, $++0). 8adi sel T nai%e akan memproduksi IL – 17 diba6ah pengaruh T" – dan IL – sehingga nantinya sel T nai%e tersebut berubah men&adi sel Th17.
Sel Th17 mengekspresikan faktor transkripsi unik, 949 – #t (i%ano% et al, $++) yang menginduksi transkripsi gen IL – 17 pada sel T helper nai%e dan diperlukan dalam perkembangan sel yang memproduksi IL – 17 diba6ah pengaruh T" – dan IL – (:hou et al, $++;). 949 – #t, bersama – sama 949 – <, ST-T, I9" – ', 9un=1 adalah prekursor bagi sel yang memproduksi IL – 17 (>ang et al, $++;). ?eberapa kombinasi sitokin pada manusia yang dapat mempengaruhi proses diferensiasi sel T nai%e yaitu, T" – dan IL – $1 (>ang et al, $++;), T" – ditambah IL – dan IL – $, atau T" – ditambah IL – dan IL – $1 (*anel et al, $++;). @ombinasi sitokin diatas dapat menginduksi ekspresi 949 – , yang merupakan faktor transkripsi Th17 pada manusia (*iosse et al, $++0). Sel Th17, seperti Th1 dan Th$, tidak memiliki marker tunggal yang spesifik. !amun pengekspresian reseptor kemokin 559' dan 559 (-osta – 9odrigueA et al, $++7) disebutkan sebagai definisi dari adanya sel Th17 manusia. @eberadaan I"!# dan IL – 17, sitokin yang dihasilkan oleh sel T (-nnunAiato et al, $++;), mengekspresikan 5B59 disamping 559' dan 559. Cisamping itu I"!# dan IL – 17 &uga mengekspresikan T – bet dan 949 guna keberlangsungan sel Th17 (age et al, $++'). Sel Th17 dapat dengan segera menginisiasi respon inflamasi yang didominasi oleh neutrofil (-u&la et al, $++;), dan hal ini banyak didapatkan pada proses infeksi bakteri gram positif seperti, Propionibacterium acnes, bakteri gram negatif seperti Klebsiella pneumoniae, Mycobacterium Tuberculosis, dan spesies &amur seperti, Candida Albicans. Dntuk menyingkirkan &enis infeksi seperti diatas diperlukan proses inflamasi yang diperantarai oleh Th17. (*angan et al, $++) roduksi berlebihan dari IL – 17 dan respon Th17 yang tidak teregulasi dengan baik memiliki kaitan erat dengan inflamasi kronis dan beberapa kondisi imunopatologis. ada pasien 9heumatoid -rthritis dengan kondisi sino%itis, IL – 17 tampak menginduksi IL – di dalam fibroblast (>ao et al, 1002). Sebagian besar sel parenkim memperlihatkan reseptor IL – 17 (@olls Linden, $++'), sinyal – sinyal yang menapai reseptor ini akan menginduksi sel target untuk memproduksi sitokin proinflamasi seperti IL – , IL – 1, T!", IL – ;E5B5L;, dan ** (>ao et al, 1002). *elalui **, IL – 17 dapat mengakibatkan resorpsi tulang oleh karena penghanuran matriks ekstraseluler (*iosse, $++0).
ada tulang, IL – 17 menstimulasi osteoblast untuk mengekspresikan 9-!@L yang dapat mengaktifkan osteolast, yang memiliki reseptor untuk 9-!@L, sehingga ter&adi kekeroposan tulang. ada rheumatoid arthritis kerusakan sendi diperkirakan karena produksi IL – 1, T!", dan IL – 17 oleh sel sino%ial (@irkham et al, $++). Tipe Sel Target Makrofag, sel dendritik
Sel endotel
Produk yang Dirilis Interleukin – 1 T!" Interleukin – 59
Interleukin – @oagulasi **
Efek Biologis
Kondisi
Inflamasi
Infeksi soriasis enolakan graft
-kti%asi pembuluh
5edera reperfusi
darah
Trombosis -therosklerosis
Fibroblast
steoblast
Interleukin – @emokin ro6th "ators **
9-!@L ** 4steolastogenesis
Cestruksi matriks
*ultipel sklerosis enyakit 5hron
Frosi tulang
elonggaran prosthesis enyakit periodontal !"ondrosit
**
@erusakan kartilago
9heumatoid -rthritis
Sel T darah perifer pada pasien dengan 9heumatoid -rthritis onset a6al menun&ukkan akti%itas osteolastogenesis yang berlebihan pada monosit autolog dalam ketiadaan sitokin eksogen dan osteoblast, dan osteolastogenesis seara signifikan dihambat oleh neutralizing monoclonal antibodies to IL – 1 . Cemikian IL – 17 menginduksi osteolastogenesis dari monosit baik saat ada dan tidak ada osteoblast (5arus et al, ).
ada penelitian lain disebutkan bah6a konsentrasi IL – 17 serum indi%idu dengan 9heumatoid -rthritis pada , tahun sebelum onset seara signifikan lebih tinggi daripada pasien 7,7 bulan setelah onset penyakit (@okkonen et al, ). Target Terapi
5ara yang paling tepat untuk mengontrol efek biologis dari sel Th17 adalah dengan men&adikan IL – 17 sebagai target pengobatan. -ntibodi monoklonal yang mela6an IL – 17, reseptor IL – 17, dan reseptor IL – 17 terlarut telah dikembangkan untuk aplikasi klinis (>oung et al, $++7). ?eberapa sitokin memiliki sifat anti IL – 17 dan mengontrol perkembangan sel Th17. 5ontohnya IL – ', menginhibisi fungsi dari IL – 17. Selain itu IL – ' &uga menurunkan regulasi IL – $, IL – 1, dan IL – sehingga menginhibisi produksi dari IL – 17. engobatan dengan IL – $2 dapat menekan inflamasi autoimun pada otak tikus (@leinshek, $++7). ada sistem saraf pusat, sel – sel mikroglial merupakan sumber utama dari IL – $2 (*iosse, $++0). eno%ese et al dalam tulisannya melaporkan bah6a L>$'0;$1, sebuah monolonal antibodi anti – IL17, ditambahkan pada obat oral C*-9C, memperbaiki tanda dan ge&ala 9heumatoid -rthritis tanpa efek samping yang berarti. F%aluasi pertama terhadap L>$'0;$1 mendukung netralisasi terhadap IL – 17 sebagai potensi target terapi pada 9heumatoid -rthritis. Sitokin lainnya, IL – $7 seara spesifik menghambat pembentukan sel Th17 (Strumhofer et al, $++). IL – $7 berpartisipasi dalam induksi dan diferensiasi sel Tr1, interaksi dengan Tr1 memungkinkan IL – $7 untuk menekan inflamasi seara tidak langsung (-6asthi et al, $++7).