Human Papilloma Virus
virus double
stranded DNA circular yang termasuk dalam golongan Papilomaviridae
HPV
berbentuk
ikosahedral
55
nm,
72
kapsomer dan 2 protein kapsid yaitu L1 dan L2
Infeksi virus HPV menjadi penyebab lesi pra kanker, kondiloma akuminatum,dan kanker serviks pada wanita hamil maupun tidak.
HPV dibagi menjadi banyak tipe
HPV tipe 1 – 4
penyakit kutil (cutaneous
warts/verruca vulgaris).
HPV tipe 6,11,16,18, 31, dan 35
penyakit
kutil
kelamin (genital warts/condyloma acuminata)
HPV tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68, dan 70 namun di Indonesia paling sering disebabkan oleh tipe 16 ca.cervix
Sekitar 20 juta penduduk Amerika Serikat dan 630 juta di dunia terinfeksi HPV.
Diperkirakan infeksi yang terjadi setiap tahun sekitar 6.2 juta pada seksual aktif.
Wanita muda seksual aktif mempunyai resiko sekitar 75% wanita dan pria seksual aktif terkena infeksi HPV dalam hidupnya.
Lebih dari 40% wanita menderita infeksi HPV dalam waktu 3 tahun setelah berhubungan sex.
HPV
mempengaruhi
pertumbuhan
sel
dan
diferensiasi sel melalui interaksi protein E6 dan E7 virus dengan gen supresor tumor p53 dan retinoblastoma (Rb).
Penghambatan p53
penghentian siklus sel dan
apoptosis sel, yang secara normal terjadi bila ada kerusakan DNA.
Penghambatan Rb menganggu faktor transkripsi E2F yang menghasilkan proliferasi seluler yang tidak dapat dikontrol.
Ras
Kontrasepsi oral
Umur
Merokok
Paritas
Nutrisi
Penyakit menular seksual
Status imunitas yang rendah
Fase Inkubasi
Fase Ekspresi Aktif
Fase Respon Imun
Fase Laten
INFEKSI SUBKLINIK INFEKSI LATEN
SELULER PENJAMU
BELUM ADA LESI
VIRUS MASUK KE SEL NAMUN GAGAL MULTIPLIKASI
REPLIKASI DI SEL BASAL
VIRUS MENEMPEL DI RESEPTOR SEL PENETRASI VIRUS DI MEMBRAN PLASMA PARTIKEL VIRUS TERLEPAS
REPLIKASI DI PERMISSIVE CELL
TRANSKRIPSI & TRANSLASI HPV REPLIKASI
TIDAK ADA GEJALA
EKSFOLIASI MATURASI
1.
Perdarahan pasca senggama
perdarahan
abnormal, terjadi secara spontan walaupun tidak melakukan hubungan seksual. 2.
Keputihan, makin lama makin berbau busuk.
3.
Berat badan yang terus menurun.
4.
Fase invasif kuningan,
discharge berwarna kekuning-
berbau
dengan darah
dan
dapat
bercampur
- Stadium Penyakit - Ukuran Tumor - Subtipe histologi tumor - Usia Kehamilan - Keinginan /pertimbangan pasien untuk
mempertahankan kehamilan
STAGE 1A- 1B
PREGNANCY DESIRED
Yes
DELAY TREATMENT UNTIL FETAL MATURITY
Appropriate surgical intervention with fettus in situ
IA1 (no LVS1)
IA1 (+ LVSI); IA2 IB1 or IB2
DELIVERY VAGINALLY
CAESARIAN RADICAL HISTERECTOMY+/_ OVARIAN PRESERVATION
CONIZATION POST PARTUM
TERMINATION
NO
ADJUVANT TAILORED THERAPY AS NEEDED
MARGINS (-); (+) DYSPLASIA
MARGINS (+) CANCER ; MORE ADVANCED DISEASE
OBSERVATION
COMPLESION HYSTERECTOMY
APPROPRIATE INTERVENTION
IB-2
CAESARIAN SECTION WITH OVARIAN TRANSPOSITION
CHEMORADIATION
RADICAL HYSTERECTOMY
Stadium IB1 dengan ukuran tumor < 2 cm
Kehamilan
dapat dipertahankan sampai maturitas janin
cukup untuk dilahirkan. Limfadenektomi pelvik dengan laparaskopi merupakan tindakan yang dianjurkan.
Stadium IB1 dengan ukuran tumor 2 – 4 cm Sebagian besar kasus dengan ukuran tumor > 2 cm memiliki risiko perluasan ke kelenjar limfe regional jauh lebih besar dibanding ukuran tumor < 2 cm, maka terminasi kehamilan merupakan pilihan yang paling
Apabila tumor terdiagnosis mendekati atau hampir
mencapai
maturitas
janin
yang
diharapkan, maka penanganannya seperti dengan tumor < 2 cm.
Apabila ukuran tumor hampir mencapai 4 cm,
pilihan
lain
yang
perlu
didiskusikan
adalah penggunaan kemoterapi neoadjuvan
Standar manajemen untuk tumor > 4 cm Terminasi kehamilan + terapi kemoradiasi
Tumor
terdiagnosis
pada
saat
maturitas
fetal
memungkinkan untuk dipertahankan
Penanganan kanker serviks dapat dilakukan sesuai standar prosedur setelah persalinan.
Metode seksio caesaria.
Pembedahan/ pengangkatan nodus limfatik untuk menentukan staging tumor (nodus pelvik dengan atau tanpa nodus paraaorta untuk ukuran tumor > 4 cm atau nodus pelvik positif terkena).