ILMU QASHASH AL-QUR’AN
Makalah Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah: Ulumul Qur’an Dosen Pengampu: Hj. Nur Asiyah, M.S.I.
Oleh: Atania Syifa
(1403076032)
Akhmad Syafi’i Ma’arif
(1403076033)
Wahyu Kusuma Wardani
(1403096011)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015
A. PENDAHULUAN Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir melalui perantara malaikat Jibril, yang tepercaya dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Serta barang siapa yang membacanya adalah ibadah. Selain berisi petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an juga berisikan pula mengenai kisahkisah (qashash) baik kisah itu dari masa lalu maupun kisah pada masa yang akan datang. Tujuan Allah SWT mewahyukan kisah-kisah dalam al-Qur’an ini adalah untuk memberikan kita gambaran terhadap kehidupan umat-umat terdahulu maupun memberikan gambaran mengenai masa depan. Dengan tujuan kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut guna menjadikan diri kita menjadi seorang muslim yang lebih baik. Kandungan al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilah Qashash al-Quran (kisah-kisah al-Qur’an). Bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya banyak mengandung pelajaran (ibrah). Sesuai firman Allah pada Surat Yusuf ayat 111 yang artinya: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuatbuat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.1 Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih dalam lagi mengenai qashash dalam Al-Qur’an dan kami berharap setelah disusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai qashash dalam Al-Qur’an.
1
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, terjemah Departemen Agama RI dan terjemah Yusuf Ali, (Solo: Qomari, 2010), hlm. 248.
1
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam makalah ini meliputi: 1. Apakah pengertian dari qashash al-Quran ? 2. Apa saja macam-macam qashash al-Quran ? 3. Bagaimana faedah dalam qashash al-Quran ? 4. Bagaimana hikmah pada pengulangan sebagian kisah dalam al-Quran ? C. PEMBAHASAN 1. Pengertian qashash al-Quran Ilmu Qashashil Qur’an ialah ilmu yang membahas kisah-kisah yaitu jejak-jejak umat dan Nabi terdahulu serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di dalam al-Qur’an.2 Kata al-qashash adalah bentuk masdar seperti firman Allah SWT pada QS. Al-Kahfi ayat 64: Dia (Musa) berkata “itulah (tempat) yang kita cari” Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula.3 Maksudnya, kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Qashash berarti berita yang berurutan. Firman Allah pada QS. Ali-Imran ayat 62 berbunyi: Sungguh ini adalah kisah yang benar, tidak ada Tuhan selain Allah, dan sungguh Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.4 2
Mucotob Hamzah, Studi Al Qur’an Komprehensif (Yogyakarta: Gama Media, 2003), hlm.
3
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 301. Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 58.
201. 4
2
Serta firman Allah pada QS. Yusuf ayat 111 yang berbunyi: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman.5 Qashash al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan memesona (mengagumkan).6 2. Macam-macam qashash al-Quran a.
Ditinjau dari Segi Waktu Kisah hal-hal gaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub almadhiyah). Kisah yang menceritakan kejadian-kejadian gaib yang sudah tidak bisa ditangkap Panca indra yang terjadi di masa lampau. Contohnya: 1) Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah Bumi (QS. Al-Baqarah ayat 30-34) 2) Kisah tentang penciptaan Alam Semesta (QS. Al-Furqan ayat 59; QS. Qaf ayat 38)
5
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 248. Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Terj Mifdhol Abdurrahman (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2005), hlm. 431. 6
3
3) Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di Surga (QS. Al-A’raf ayat 11-25) 4) Kisah nabi Nuh, nabi Musa, dan kisah Maryam seperti yang diterangkan dalam surat Al-Imran ayat 44. Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena7 (mereka untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam, dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.8 Kisah-kisah gaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub alhadhirah). kisah yang menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan menyingkap rahasia orang munafik. Contoh: 1) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS. Al-Qadar ayat 1-5) 2) Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin, atau iblis (QS. Al-A’raf ayat 13-14) Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang (al-qashashul ghuyub al-mustaqbilah). Kisah-kisah yang menceritakan peristiwa yang akan datang yang belum terjadi pada waktu turunnya al-
7 Ada sebagian mufasir yang mengartikan anak panah. Artinya undian itu dilakukan dengan melempar anak panah. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 612. 8 Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 55.
4
Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-betul terjadi. Contohnya seperti kisah nabi Muhammad bermimpi akan dapat masuk Masjidil Haram bersama para sahabat. Pada saat perjanjian Hudaibiyah nabi gagal masuk Makkah sehingga dihina oleh orangorang kafir. Maka turunlah ayat yaitu surat Al-Fath ayat 27. Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.9,10 b. Ditinjau dari Materi Kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, penentang, serta pengikut mereka.11 Contoh:12 9
Beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebagian mereka menggundul rambut dan sebagian lagi memendekkannya. Nabi mengatakan bahwa beliau itu nanti akan terjadi. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslimin, orangorang munafik, serta orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi “Perjanjian Hudaibiyah” dan kaum muslimin pada waktu itu tidak sampai memasuki Mekah, maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi yang beliau katakan pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang. Sekiranya pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslimin memasuki kota Mekah, maka keselamatan orangorang yang menyembunyikan imannya yang berada di kota Mekah pada waktu itu merasa terancam. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 634. 10 Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlm. 514. 11 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 300.
5
1) Kisah Nabi Adam (QS. Al-Baqarah ayat 30-39; QS. Al-A’raf ayat 11) 2) Kisah Nabi Nuh (QS. Hud ayat 25-49) 3) Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’raf ayat 65, 72, 50, 58) 4) Kisah Nabi Idris (QS. Maryam: 56-57; QS. Al-Anbiya ayat 8586) 5) Kisah Nabi Yunus (QS. Yunus ayat 98; QS. Al-An’am ayat 86-87) 6) Kisah Nabi Luth (QS. Hud ayat 69-83) 7) Kisah Nabi Saleh (QS. Al-A’raf ayat 85-93) 8) Kisah Nabi Musa (QS. Al-Baqarah ayat 49, 61; QS. Al-A’raf ayat 103-157) 9) Kisah Nabi Harun (QS. An-Nisa’ ayat 163) 10) Kisah Nabi Daud (QS. Saba ayat 10; QS. Al-Anbiya ayat 78) 11) Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml ayat 15, 44; QS. Saba ayat 12-14) 12) Kisah Nabi Ayub (QS. Al-An’am ayat 34; QS. Al-Anbiya’ ayat 83-84) 13) Kisah Nabi Ilyas (QS. Al-An’am ayat 85) 14) Kisah Nabi Ilyasa (QS. Shad ayat 48) 15) Kisah Nabi Ibrahim (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132; QS. AlAn’am ayat 74-83) 16) Kisah Nabi Ismail (QS. Al-An’am ayat 86-87) 17) Kisah Nabi Ishaq (QS. Al-Baqarah ayat 133-136) 18) Kisah Nabi Ya’qub (QS. Al-Baqarah ayat 132-140) 19) Kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf ayat 3-102) 20) Kisah Nabi Yahya (QS. Al-An’am ayat 85) 21) Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam ayat 2-15) 22) Kisah Nabi Isa (QS. Al-Maidah ayat 110-120) 12
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 27-28.
6
23) Kisah Nabi Muhammad SAW (QS. At-Takwir ayat 22-24; QS. Al-Furqan ayat 4; QS. Abasa ayat 1-10; QS. At-Taubah ayat 42-57) Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status kenabiannya agar diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa lalu agar dijauhi dan tidak diikuti.13 Contoh:14 1) Kisah tentang Luqman (QS. Luqman ayat 12-13) 2) Kisah tentang Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98) 3) Kisah tentang Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26) 4) Kisah tentang Thalut dan Jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-251) 5) Kisah tentang Maryam (QS. Maryam: 16-35) 6) Kisah tentang Yajuj Ma’juj (QS. Al-Anbiya’ ayat 95-97) 7) Kisah tentang Bangsa Rumawi (Q.S. Ar-Rum ayat 2-4), dan kisah-kisah lainnya. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW. Contoh: 1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran) 2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At-Taubah) 3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab) 4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm ayat 1-18)15 5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS. Al-Qadar ayat 1-5) 6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Lahab ayat 1-5) 7) Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang hidup di dalam neraka (QS. Al-Ghasiyyah)16 13
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlm. 144. Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, ... , hlm. 29. 15 Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ... , hlm. 388. 14
7
c.
Ditinjau dari Segi Pelaku Manusia, yaitu kisah yang pelakunya berupa manusia. Contoh: kisah nabi Sulaiman, Fir’aun, Maryam, dan lain-lain. Malaikat, yaitu kisah yang pelakunya berupa malaikat. Contoh: kisah malaikat yang terdapat dalam QS. Hud ayat 69-83 yaitu yang mengisahkan bahwa malaikat datang kepada nabi Ibrahim dan nabi Luth dengan menjelma sebagai seorang tamu. Jin, kisah yang digambarkan oleh jin. Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang. Contoh: kisah burung yang terdapat pada zaman nabi Sulaiman yang diabadikan dalam QS. An-Naml ayat 18-19.
d. Ditinjau dari Segi Panjang Pendeknya Dilihat dari panjang pendeknya, kisah-kisah Al-Qur’an dibagi menjadi 3 yaitu: Kisah Panjang Contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam QS. Yusuf yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan. Kisah yang Lebih Pendek dari Bagian yang Pertama (Sedang) Seperti kisah Maryam dalam QS. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam QS. Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Thaha. Kisah Pendek Kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, misalnya kisah Nabi Hud a.s, Nabi Luth a.s dalam QS. Al-A’raf. e.
16
Ditinjau dari Jenisnya
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, ... , hlm. 30.
8
Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam al-Qur’an dibagi dalam tiga macam yaitu: 17 Kisah Sejarah (al-Qishash al-Tarikhiyyah) Berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti para nabi dan rasul. Kisah Perumpamaan (al-Qishash al-Tamliziyah) Untuk menerangkan atau memperjelas suatu pengertian atau keadaan, bahwa peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi hanya sebagai perumpamaan. Kisah Futurolog Kisah ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan, fenomena yang ada menguraikan masalah yang sulit diterima akal. 3. Faedah dalam qashash al-Quran Diantara faedah-faedah dari kisah atau Qashash al-Qur’an, ialah: a.
Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah SWT dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi, pada QS. AlAnbiya ayat 25 telah menjelaskan: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku.
b.
Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
17
Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011) hlm. 208-210.
9
c.
Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d.
Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
e.
Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah (dalil atau dasar pemikiran) yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya. As-Syeikh Muhammad Abduh (Pelopor visi dan paradigma rasional kompromi antara Islam dengan peradaban barat) berpendapat bahwa tidak perlu memadukan antara cerita-cerita yang ada dalam al-Qur’an dengan isi kitab Bani Israel atau kitab-kitab sejarah kuno. Menurutnya al-Qur’an bukanlah catatan sejarah, juga bukan sebagai kisah atau dongeng, akan tetapi merupakan petunjuk dan peringatan sehingga hal-hal yang diungkapkan dalam al-Qur’an diharapkan untuk menjadi pelajaran dan menjelaskan sunah-sunah kemasyarakatan.
f.
Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Firman Allah pada QS. Yusuf ayat 111 yang artinya: Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.18
4. Hikmah pengulangan sebagian kisah dalam al-Quran Di dalam kitab suci al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan berulang-ulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah Itu dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut mengandung hikmah yang di antaranya: a.
Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah al-Qur’an, terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan
18
Abu Muslim, Qashash al-Quran, pada http://abumuslimalbugisy.blogspot.com/2009/06 /qashash-al-quran.html diakses tanggal 30 Mei 2015 pukul 08.00 WIB.
10
yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya. b.
Membuktikan ketinggian mu’jizat al-Qur’an, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam.
c.
Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah al-Qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali agar dapat lebih meresap terpatri dalam hati sanubari.
d.
Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah al-Qur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya.19
D. KESIMPULAN Dari pemaparan tersebut diatas, dapat disimpulkan antara lain: 1. Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishah, yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas atau cerita/kisah. Menurut istilah, Qashash al-Qur’an merupakan kisah-kisah dalam AlQur’an yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. 2. Macam-macam qashash dapat dibagi menjadi sebagai berikut: Ditinjau dari segi waktu Ditinjau dari segi materi Ditinjau dari segi pelaku Ditinjau dari segi panjang pendeknya Ditinjau dari jenisnya 3. Faedah (kegunaan) qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk memperkuat iman kita terhadap kisah-kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu untuk dapat kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut.
19
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ... , hlm. 304.
11
4. Hikmah qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur’an yang dapat mengisahkan kisah-kisah yang sudah terjadi maupun kisah yang belum terjadi. Sehingga dengan hal tersebut kita dapat mengambil hikmahnya.
E. PENUTUP Demikian makalah yang kami susun ini, pastinya dalam penyusunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Serta kami pun berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai qashash dalam Kitab Suci Al-Qur’an. F. DAFTAR PUSTAKA Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, 2000, Surabaya: Dunia Ilmu. Hamzah, Mucotob, Studi Al-Qur’an Komprehensif, 2003, Yogyakarta: Gama Media. Munir, Ahmad, Tafsir Tarbawi, 2007, Ponorogo: STAIN Ponorogo Press. Muslim,
Abu,
Qashash
Al-Qur’an,
2009,
http://abumuslimalbugisy.
blogspot.com/2009/06/qashash-al-quran.html (akses 30 Mei 2015). Qomari,
Al-Qur’an
Terjemah
Paralel
Indonesia
Inggris,
terjemah
Departemen Agama RI dan terjemah Yusuf Ali, 2010, Solo: Qomari. Suhadi, Ulumul Qur’an, 2011, Kudus: Nora Media Enterprise. Syadali, Ahmad, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, 1997, Bandung: Pustaka Setia. Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terjemah Mifdhol Abdurrahman, 2005, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
12