22
IDENTITAS NASIONAL
SEBAGAI TUGAS PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pembimbing: Drs.M.Yusuf, M.Kes
Disusun oleh:
KELOMPOK I
Dini Etrilia Santi PO.71.31.1.12.007
Mutiara Nova Rista PO.71.31.1.12.029
Rizka Amelia Putri PO.71.31.1.12.045
Rizky fathiyah PO.71.31.1.12.059
Septiana Eka Putri PO.71.31.1.12.0
Tri Irma Yanti PO.71.31.1.12.047
POLTEKKES PALEMBANG
JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT, pencipta alam semesta yang masih memberi kesempatan dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan semaksimal mngkin. Salawat dan salam selalu tercurahkan atas junjungan Nabi Muhamad SAW yang menjadi teladah dalam kehidupan ini.
Tugas dalam hal ini makalah yang berjudul "Identitas Nasional Bangsa Indonesia" dapat disusun karena atas bimbingan, arahan dan masukan dari semua pihak terutama dosen pembimbing mata kuliah kewarganegaraan, sehingga tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih.
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang luput dari kekhilafan. Kami menyadari bahwa tugas dalam hal ini makalah masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis, maka penulis ingin membutukan saran, kritik dan masukan dari para pembaca dan pendengar yang sifatnya membangun agar pembuatan makalah ini selanjutnya mampu mengurangi kesalahan-kesalahan yang penulis buat sehingga menjadikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.
Palembang, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
Identitas Nasional .. 4
Hakekat Bangsa dan Negara 5
Unsur-unsur Identitas Nasional 6
BAB III PEMBAHASAN 6
Keterkaitan antara Identitas Nasional dengan Globalisasi 6
Keterkaitan antara Identitas Nasional dengan Integrasi 7
Bab IV PENUTUP 7
Kesimpulan 16
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa (Khalis purwanto, 2009).
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional (Khalis purwanto, 2009).
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara(Khalis purwanto, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
1. Pengertian identitas nasional
2. Hakekat bangsa dan Negara
3. Unsur-unsur identitas nasional
4. Keterkaitan identitas nasional dengan globalisasi
5. Revitalisasi pancasila sebagai identitas nasional
6. Keterkaian antara identitas nasionl dengan intergrasi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional
2. Mengetahui hakekat bangsa dan Negara
3. Mengetahui unsur-unsur identitas nasional
4. mengetahui kaitan antara identitas nasional dengan globalisasi
5. Mengetahui kaitan antara identitas nasional dengan intergrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Identity : ciri-ciri, tanda atau jati diri . Istilah "identitas nasional" secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi (Ismaun, 1981: 6).
Nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok- kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik, seperti keinginan,cita-cita dan tujuan. Jadi adapun pengertian identitas sendiri adalah ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang bisa membedakannya (Ismaun, 1981: 6).
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya (Ismaun, 1981: 6).
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan bdari ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian "identitas nasional" sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa (Ismaun, 1981: 6).
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981: 6).
2.2 Sejarah Terbentuknya Identitas Nasional
Setiap bangsa pasti memiliki Identitas Nasional, Identitas Nasional itu sendiri memiliki proses pembentukan yang cukup lama, proses yang dialami untuk membentuk serta menyepakati apa yang akan di tetapkan untuk menjadi Identitas Nasional untuk bangsa Indonesia tercinta.
melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan – kerajaan pada abad ke – IV, ke – V kemudian dasar – dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke – VIII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemidian kerajaan Airlangga dan Majapahit di jawa timur serta kerajaan – kerajaan lainya. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut yamin di istilahkan sebagia fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif sebagai dasar Identitas Nasional Indonesia.
Oleh karena itu akar – akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur – unsur Iddentitas Nasional, yaitu nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
2.3 Identitas Nasional Indonesia :
Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lambang Negara yaitu Pancasila
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Konsepsi Wawasan Nusantara
Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Penjabaran serta Penjelasan mengenai Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Sebagai mana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda – sebagai ciri khas yang di miliki oleh Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memiliki beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah memiliki bahasa tersendiri, Seperti jawa, Madura, papua, batak, sunda, ambon, aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi Identitas yang dapat di kenali saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap Negara pasti memiliki bendera sebagai ciri dari Negara tersebut. Seperti Indonesia, Bendera Indonesia berwarna Merah dan Putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa " Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih". Warna Merah dan Putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti Merah artinya Berani sedangkan Putih artinya Suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa memikili jiwa Berani dan Suci seperti lambang Bendera Indonesia.
3.Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya menjadi atau ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul
" Indonesia Raya "
Berikut adalah liri lagu kebangsaan Indonesia
Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanyaBangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya
Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang ku cinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti pada Undang – undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.
Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. Sedangkan perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia.
Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu:
Bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1).
Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-2).
Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3).
Kepala Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4).
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila ke-5).
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
Pada hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga sebagai pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup yang dapat di artikan dari segi global atau sekala besar.
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila sebagai kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide yang menjadi tujuan utama bersama sebagai landasan dasar Negara.
Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan atau saat ini berlaku.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Disamping pengertian Undang – undang dasar, di pergunakan juga istilah lain yaitu " Konstitusi ". Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris " Constitution " atau dari bahasa Belanda " Constitutie ". Terjemahan dari istilah tersebuh adalah Undang – undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan jerman, yang dalam percakapan sehari – hari memakai kata " Grondwet " ( Grond = dasar, wet = Undang – undang ) yang keduanya menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti:
1. Lebih luas dari pada Undang – undang dasar, atau
2. Sama dengan penertian Undang – undang dasar. [5]
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Yang di maksud dengan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.
Pengertia wawasan sendiri Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Disisi lain kebudayaan bisa diartikan sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di wilayah tertentu yang sering di sebut dengan istilah Adat.
2.4 Faktor – faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran suatu Identitas Nasional dari suatu bangsa memiliki sejarah dalam kelahiranya sendiri, yang sangat berkesan hingga akan dikenang terus sampai akhir kehidupan bagi penerus bangsa atau anak cucu pewaris bangsa hingga generasi yang paling akhir.
Adapun faktor – faktor yang mendukung kelahiran Identitas Nasional bangsa Indonesia melipiti :
1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis - ekologis dan demografis.
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklin tropis dan ter
2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia ( suryo, 2002 ) [6]
2.4 Hakekat Bangsa dan Negara
2.4.1 Hakekat Bangsa
Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari kata asing "nation" yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap aktual hingga saat ini (Khalis Purwanto, 2009).
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu "natie" dan "nation", artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bahasa ;
2. Satu kesatuan daerah ;
3. Satu kesatuan ekonomi ;
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Istilah natie (nation) mulai populer sekitar tahun 1835 dan sering diperdebatkan, dipertanyakan apakah yang dimaksud dengan bangsa?, salah satu teori tentang bangsa sebagai berikut :
A. Teori Ernest Renan
Pembahasan mengenai pengertian bangsa ditemukan pertama kali oleh Renest Renan tanggal 11 maret 1982, yang dimaksud oleh bangsa adalah jiwa asas kerohanian yang timbul dari: kemuliaan berssama diwaktu lampau, yang merupakan aspek historis, keinginan untuk hidup bersama (le desir de vivre ensemble) diwaktu sekarang yang merupakan aspek solidaritas, dalam bentuk dan besarnya tetap mempergunakan warisan masa lampau, baik untuk kini dan yang akan datang.
Lebih lanjut Ernest Renan "mengatakan bahwa hal penting merupakan syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit, yaitu suatu hal yang memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung hasrat untuk mau hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan-pengorbanan".
Bila warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82). Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran moral (conscience morale), teori ini dapat digolongkan pada Teori Kehendak.
2.4.2 Sifat dan Hakekat Negara
Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi Negara tersebut.
Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama dengan Negara lainnya, ini tergantung pada landasan ideologi Negara masing-masing. Namun ada juga beberapa sifat Negara yang bersifat umum dan dimiliki oleh semua Negara, yaitu: a. Sifat memaksa
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap warga negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.
b. Sifat monopoli
Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara tersebut.
c. Sifat mencakup semua
Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian di hadapan suatu Negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.
d. Sifat menentukan
Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang asing) menjadi anggota politik Negara.
Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara berdasarkan pada landasan ideologi Negara tersebut, misalnya Negara Indonesia memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan pancasila, yakni:
1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud satu kesatuan.
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat rakyat.
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat adil
Pengertian sifat-sifat meliputi empat hal yaitu:
1. Sifat lahir, yaitu sejumlah pengaruh yang datang dari luar dan sesuai dengan pandangan hidup bangsa bangsa Indonesia.
2. Sifat batin atau sifat bawaan Negara Indonesia antara lain berupa unsur-unsur Negara, yang diantaranya: Kekuasaan Negara Pendukung kekuasaan Negara Rakyat Wilayah Adat istiadat Agama.
3. Sifat yang berupa bentuk wujud dan susunan kenegaraan Indonesia, yaitu bentuk Negara Indonesia, kesatuan organisasi Negara dan sistem kedaulatan rakyat.
4. Sifat yang berupa potensi, yaitu kekuatan dan daya dari Negara Indonesia, antara lain:
Kekuasaan Negara yang berupa kedaulatan rakyat
kekuasaan tugas dan tujuan Negara untuk memelihara keselamatan, keamanan dan perdamaian.
Kekuasaan Negara untuk membangun, memelihara serta mengembangkan kesejahteraan dan kebahagiaan.
Kekuasaan Negara untuk menyusun dan mengadakan peraturan perundang-undangan dan menjalankan pengadilan.
Kekuasaan Negara untuk menjalankan pemerintahan.
Hakikat Negara merupakan salah satu dari bentik perwujudan dari sifat-sifat Negara yang telah dijelaskan di atas. Ada beberapa teori tentang hakekat Negara, diantaranya:
a. Teori Sosiologis
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, kebutuhan antar individu tersebut membentuk suatu masyarakat. Di dalam ruang lingkup masyarakat terdapat banyak kepentingan individu yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak jarang pula saling bertentangan.
Maka manusia harus dapat beradaptasi dengan baik untuk menyesuaikan kepentingan-kepentingannya agar dapat hidup dengan rukun.
b. Teori Yuridis
1. Patriarchaal
Teori yang menganut asas kekeluargaan, dimana terdapat satu orang yang bijaksana dan kuat yang dijadikan sebagai kepala keluarga.
2. Patriamonial
Raja mempunyai hak sepenuhnya atas daerah kekuasaannya, dan setiap orang yang berada di wilayah tersebut haru tunduj terhadap raja tersebut.
3. Perjanjian
Raja mengadakan perjanjian dengan masyarakatnya untuk melindungi hak-hak masyarakat itu, dan jika hal tersebut tidak dilakukan maka masyarakat dapat meminta pertanggung jawaban raja
.
2.5 Unsur-Unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Ke-majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa:
a. Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak l hir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
b. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
c. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagian Identitas menjadi 3 bagian sebagai berikut
1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan ldeologi Negara.
2. Dentitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya".
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Turun Temurun Korupsi Gubernur Riau
Sungguh memalukan. Sama sekali bukan prestasi yang patut dibanggakan. Bayangkan, peringkat pertama negara terkorup di asia pasifik, peringkat keempat di asia, dan peringkat kelima di dunia. Lagi – lagi yang merampas identitas nasional bangsa adalah anak bangsa sendiri. Dan yang lebih parah, yang paling banyak melakukan korupsi adalah pejabat negara. Mereka tidak hanya mengambil hak rakyat tetapi mereka juga telah merampas identitas bangsa.
Dan lagi – lagi identitas nasional yang dirampas adalah identitas nasional Indonesia sebagai negara yang beradab dan bermoral. Contoh kasus yang terjadi saat ini adalah tertangkapnya lagi gubernur Riau Annas Maamun setelah dua gubernur sebelumnya yaitu Saleh Djasit dan Rusli Zainal terimpit masalah yang sama.
Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan Annas Maamun sebagai tersangka penerima suap senilai Rp 2 miliar terkait dengan proses alih fungsi 140 hektare lahan kebun sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. KPK juga mengenakan status tersangka terhadap pengusaha bernama Gulat Medali Emas Manurung, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Riau sebagai pemberi suap. Gubernur Riau Annas Maamun tertangkap KPK saat sedang melakukan transaksi suap bersama seorang pengusaha. Uang miliaran rupiah juga ikut diamankan dalam operasi tangkap tangan.itu.
Annas Maamun ditangkap di sebuah perumahan elite yang berada di Cibubur, Jakarta Timur. Selain Annas, KPK juga menangkap 8 orang lainnya. Ada 7 mobil yang membawa Gubernur Riau dan 8 orang lain memasuki gedung KPK.
Selain itu, KPK juga mengamankan sebuah mobil yang disebut milik Gubernur Riau. Mobil itu adalah Toyota Innova warna putih bernopol BM 1445 TP.
Adapun kasus sebelumnya yaitu Saleh Djasit yang dijadikan tersangka karena korupsi pengadaan 20 mobil pemadam kebakaran di Provinsi Riau pada 2003. Pada 2008 dia dihukum empat tahun penjara dengan denda Rp 200 juta. Namun, pada 2010 Saleh keluar penjara dengan status bebas bersyarat, berita lainnya datang dari Gubernur Riau selanjutnya yang bermasalah adalah Rusli Zainal yang terjerat kasus korupsi pelaksanaan PON Riau dan penerbitan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT). Pada 2014 dia dihukum 14 tahun penjara, namun oleh pengadilan tinggi malah dikorting menjadi sepuluh tahun.
Analisa Kasus Turun- Temurun Korupsi Gubernur Riau.
korupsi bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau penyelewengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya.
Gubernur Riau yang menjadi tersangka kasus korupsi yaitu Annas Maamun penerima suap senilai Rp 2 miliar terkait dengan proses alih fungsi 140 hektare lahan kebun sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Saleh Djasit yang dijadikan tersangka karena korupsi pengadaan 20 mobil pemadam kebakaran di Provinsi Riau pada 2003 dan Rusli Zainal yang terjerat kasus korupsi pelaksanaan PON Riau dan penerbitan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT).
Penetapan Annas Maamun sebagai tersangka ini bermula dari operasi tangkap tangan yang dilakukan tim penyelidik dan penyidik KPK di rumah Annas, Kompleks Citra Grand RC Blok 3 Nomor 2, Cibubur, Jakarta Timur, pada 25 September 2014. Para petugas KPK menggeruduk rumah itu pukul 17.00 WIB.
Hal ini selalu terjadi berulang bisa jadi karena kurangnya ketegasan pemerintah dalam menghukum para koruptor yang terbukti bersalah. Seperti pada kasus Saleh Djasit, Pada 2008 dia dihukum empat tahun penjara dengan denda Rp 200 juta. Namun, pada 2010 Saleh keluar penjara dengan status bebas bersyarat. Dan terjadi juga pada Rusli Zainal. Dia dihukum 14 tahun penjara, namun oleh pengadilan tinggi malah dikorting menjadi sepuluh tahun. Dari infomasi tadi jelas menggambarkan bahwa hukum di negara ini masih sangat lemah, terkhusus mengenai masalah korupsi.
Tak hentinya pemberitaan mengenai korupsi yang ada di Indonesia menggambarkan hilangnya kebudayaan bangsa Indonesia yang jujur, beradab, serta berintegritas. KPK sebagai sebuah badan yang memberantas korupsi telah bekerja keras dalam menangani masalah korupsi ini. Namun tidak cukup dengan mengandalkan KPK saja, hukum yang mengatur masalah korupsi pun semestinya harus dipertegas sehingga dapat menghilangkan para koruptor dan tidak akan memumculkan koruptor koruptor yang baru.
Dengan masalah ini jelas identitas bangsa Indonesia sangat tercoreng dan bahkan bisa menghilangkan image-image bangsa Indonesia yang dulunya sebagai bangsa yang dipuji puji bangsa lain.
Alternatif Solusi Mengenai Kasus Korupsi.
Dari sisi niat, memang negara ada kemauan untuk memberantas korupsi. Bahkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah membuat ketetapan (Tap) khusus tentang pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sayangnya, implementasinya tidak sungguh-sungguh dan komprehensif.
Adapun beberapa solusi untuk kasus korupsi:
Sistem penggajian yang layak. Aparat negara akan bekerja dengan baik jika gaji dan tunjangan mereka men-cukupi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.
Larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan seseorang kepada aparat pemerintah pasti mengandung maksud tertentu, karena buat apa memberi sesuatu bila tanpa maksud di belakangnya
Perhitungan kekayaan. Orang yang melakukan korupsi, jumlah kekayaannya akan bertambah dengan cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya pasti karena korupsi. .
Teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan berhasil bila para pemimpin, terlebih pemimpin tertinggi, dalam sebuah negara bersih dari korupsi. Dengan taqwanya, seorang pemimpin melaksanakan tugasnya dengan penuh amanah dan takut kepada Tuhan.
Hukuman setimpal. Hukuman berfungsi sebagai pencegah (zawajir), sehingga membuat orang jera dan kapok melakukan korupsi. Dalam Islam, koruptor dikenai hukuman ta'zir berupa tasyhir atau pewartaan (dulu dengan diarak keliling kota, sekarang mungkin bisa dita-yangkan di televisi seperti yang pernah dilakukan), penyitaan harta dan hukuman kurungan, bahkan sampai hukuman mati.
Pengawasan masyarakat. Masyarakat dapat ber-peran menyuburkan atau menghilangkan korupsi. Masyarakat yang bermental instan akan cenderung menempuh jalan pintas dalam berurusan dengan aparat dengan tak segan memberi suap dan hadiah. Sementara masya-rakat yang mulia akan turut mengawasi jalannya pemerin-tahan dan menolak aparat yang mengajaknya berbuat menyimpang.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah system hokum/perundang – undangan, hak dan kewaiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Hakekat Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah sebagai suatu "kesatuan nasional".
Hakekat Negara adalah merupakan suatu wilayah dimana terdapat sekelompok manusia melakukan kegiatan pemerintahan.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang terkandung unsur-unsur pembentuk seperti suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Dalam era globalisasi tatantangan kita dalam mempertahankan identitas kt sangat berat karena mulai berkurangnya nilai-nilai yang berada di dalam masyarakat.
Di era Globalisasi seperti sekarang ini Identitas Nasional merupakan hal yang harus diperhatikan, karena Identitas Nasional merupaka hal yang membuat bertahan atau tidaknya ciri khas dan karakteristik suatu bangsa yang seharusnya menjadi kebanggan bangsa itu sendiri karena, Identita Nasional merupakan salah satu senjata untuk bersaing kearah yang lebih positif diera Globalisasi ini.
4.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat tentang pentingnya identitas nasional bagi bangsa dan negara Indonesia dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun Chaplien77.blospot.com/1981/07/pengertian dan hakikat-bangsa.html
Kaelan dan Zubaidi.2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.
Karunia Yeni Susilawaty. 2011. http://blog.unnes.ac.id/ karuniayenisusilowaty /2011/10/20/pengertian -identitas-nasional/
M. Khalis Purwanto , MM. 2009. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.
Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University Press
Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82. http://id.shvoong.com/social-sciences/1747413-identitas-nasional-indonesia/#ixzz1nAEkeHOF
http://irmairayanti.blogspot.com/2012/02/identitas-nasional.html
(http://blog.unnes.ac.id/karuniayenisusilowaty/2011/10/20/pengertian -identitas-nasional/ : Karunia Yeni Susilawaty, Oktober 20, 2011).
Ahmad Wildan.2011. Perampasan Identitas Nasional Indonesia. http://dee-belajar.blogspot.com/2013/05/membuat-daftar-pustaka-dari-internet.html. diakses pada tanggal 30 september 2014.
https://id.berita.yahoo.com/rekam-jejak-kasus-korupsi-gubernur-riau-224622795.html. diakses pada 30 september 2014
http://www.jpnn.com/read/2014/09/26/260313/Sudah-3-Gubernur-Riau-Ditangkap-KPK. diakses pada 30 september 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Annas_Maamun. diakses pada tanggal 30 september 2014.
http://www.antaranews.com/berita/456137/kpk-periksa-gubernur-riau-annas-maamun. diakses pada tanggal 30 september 2014.