LAPORAN PRAKTIKUM III FITOKIMIA Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol & Tanin (Ekstrak Psidium guajava)
Dosen Pembimbing : 1. Drs. Herra Studiawan, M.Si, Apt 2. Dra. Rakhmawati, M.Si, Apt 3. Siti Rofida, S.Si, M.Farm, Apt
Nama
: Irsan Fahmi A
NIM
: 201210410311171
Kelompok
:1
Kelas
:A
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015
A. JUDUL
Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin (Ekstrak Psidium guajava) B. TUJUAN Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin dalam tanaman. C. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Jambu (Piper nigri L.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium Spesies : Psidium guajava Tumbuhan jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon kecil, tinggi 210 m, percabangan banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 614 cm, lebar 36 cm, berwarna hijau. Buah tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 13 bunga, berwarna putih. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji banyak mengumpul di tengah, kecilkecil, keras, berwarna kuning kecokelatan (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, zat samak, triterpenoid, asam malat (Dalimartha, 2004). Bahkan, kandungan tanin dalam daun jambu biji mencapai 912 %. (Depkes, 1989) Menurut Direkbusarakom (1997) et al. dalam Sipahutar (2000) Tanaman jambu biji banyak digunakan sebagai obat. Tanaman tersebut bersifat anti diare, anti radang (inflamasi), dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Senyawa Polifenol Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang bersifat antioksidan kuat. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Fenol sendiri merupkan struktur yang terbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus –OH. Gugus –OH yang ada merupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik (Fessenden, 1982). Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni, flavonol, isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epikatekin, epigalo-katekin, apigalo-katekin galat, dan quercetin umumnya ditemukan dalam teh dan apel. Dua unsur terakhir merupakan antioksidan kuat, dengan kekuatan 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan potensial. Jenis polifenol lain adalah tanin (terkandung dalam teh dan jambu biji). Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
Senyawa Tanin Tanin adalah kelas utama dari metabolit sekunder yang tersebar luas pada tanaman. Tanin merupakan polifenol yang larut dalam air dengan berat molekul biasanya berkisar 10003000 (Waterman dan Mole, 1994; Kraus et. al., 2003). Menurut definisi, tanin mampu menjadi pengompleks dan kemudian mempercepat pengendapan protein serta dapat mengikat makromolekul lainnya (Zucker, 1983). Tanin merupakan campuran senyawa polifenol yang jika semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat. Secara fisika, tanin memiliki sifat-sifat: jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal, dan dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim proteolitik. Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya: merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal, tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi, dan senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna (Najebb, 2009). Identifikasi Senyawa Polifenol dan Tanin Berdasarkan sifat-sifat diatas maka untuk menganalisis tanin dapat dilakukan berbagai cara sesuai tujuannya. Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode : a. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua/ hitam kehijauan. b. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna cokelat. c. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklat (Najib, 2009) Berikut adalah indikator yang dapat digunakan ketika mengidentifikasi senyawa tanin secara kualitatif: a. Galotanin, Elagitanin + garam Feri → hitam kebiruan b. Tanin terkondensasi + garam Feri → coklat kehijauan c. Galotanin + K-iodat → warna rosa d. Asam galat bebas + K-iodat → warna jingga e. Elagitanin + asam nitrit → mula-mula rosa, kemudian ungu, lalu biru f. Tanin terkondensasi + vanilin + HCl → merah Adanya tannin dalam bahan uji dapat diidentifikasi dengan menambahkan garam gelatin dalam ekstrak etanol bahan uji, maka akan terbentuk endapan (Farnsworth, 1966) D. PROSEDUR KERJA a. Preparasi sampel 1. 0,3 gram ekstrak ditambah 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur kamar, lalu tambahkan 3-4 tetes 10 % NaCl, diaduk dan disaring. 2. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian masing-masing ± 3 ml dan disebut sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC. b. Uji gelatin 1. Larutan IVA digunakan sebagai blanko, larutan IVB ditambah dengan sedikit larutan gelatin dan 5 ml larutan NaCl 10%. 2. Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya tannin c. Uji Ferri Klorida 1. Sebagai larutan IVC diberi beberapa tetes larutan FeCl3, kemudian diamati terjadinya perubahan warna. 2. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin
3. Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi hijau biru hingga hitam, menunjukkan adanya senyawa polifenol. o FeCl3 (+), uji gelatin (+) tanin (+) o FeCl3 (+), uji gelatin (-) polifenol (+) o FeCl3 (-) polifenol (-), tanin (-) d. Kromatografi Lapis Tipis 1. Sebagian larutan IVC digunakan untuk pemeriksaan dengan KLT. Fase diam : Kiesel Gel 254 Fase gerak : Kloroform-Etil asetat-Asam formiat (0,5 : 9 : 0,5) Penampak noda : Pereaksi FeCl3 2. Jika timbul warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel E. HASIL Perhitungan Rf KLT 1 o Noda 1 : 0,8 cm / 8 cm = 0,1 o Noda 2 : 1,4 cm / 8 cm = 0,175 o Noda 3 : 2,6 cm / 8 cm = 0,325 o Noda 4 : 4,3 cm / 8 cm = 0,5375 Gambar hasil praktikum
F.
PEMBAHASAN Pada percobaan ini, ada beberapa tahap yang dilakukan untuk uji senyawa polifenol dan tannin. Preparasi sampel 1. Mula-mula 0,3 gram ekstrak Psidium guajava ditambah 10 ml aquadest panas, ditambah aquades dengan tujuan agar terbentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat. Kemudian diaduk dan dibiarkan sampai temperatur kamar, lalu tambahkan 3-4 tetes NaCl 10 %, diaduk dan disaring. Penambahan NaCl bertujuan untuk mengendapkan protein yang ada sehingga tidak mempengaruhi proses identifikasi senyawa polifenol dan tanin Uji gelatin 2. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian masing-masing ± 3 ml dan disebut sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC. Larutan IVA digunakan sebagai blanko, larutan IVB ditambah dengan 4 tetes larutan gelatin dan 5 ml larutan NaCl 10%. Penambahan NaCl berfungsi untuk membentuk garam tanin. Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya tanin. Pada percobaan ini terjadi endapan putih, berarti ekstrak Psidium guajava positif mengandung tanin. Percobaan ini didasarkan pada sifat senyawa tanin yang dapat mengendapkan berbagai macam zat dengan membentuk ikatan dengan zat tersebut. Zat tersebut diantaranya adalah gelatin, protein, dan sebagainya. Uji FeCl3 3. Larutan IVC diberi 1 tetes larutan FeCl3, kemudian diamati terjadinya perubahan warna. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. Pada percobaan ini terjadi perubahan warna hijau kehitaman yang menunjukkan adanya tanin. Percobaan ini didasarkan pada sifat tanin yang dapat menjadi chelating agent, yaitu senyawa yang dapat melakukan ikatan dengan logam secara stabil. Warna hijau kehitaman yang muncul menunjukkan adanya senyawa tanin terhidrolisa. Kromatografi Lapis Tipis 4. Bahan utama yang digunakan adalah ekstrak Psidium guajava. Bahan-bahan kimia yang digunakan meliputi: kloroform, etil asetat, asam formiat (0,5:9:0,5) sebagai fase gerak. Fase diam digunakan Kiesel Gel 254. Dan penampak noda digunakan pereaksi FeCl3. Pada fase gerak ditotolkan larutan IVC sebanyak 2 pipa kapiler, kemudian dilakukan uji KLT. Jika timbul warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel. Setelah dilakukan uji KLT, didapat beberapa noda yang kemudian disemprot dengan perekasi FeCl 3 dan menghasilkan 4 noda hitam, berarti ekstrak menunjukkan adanya polifenol. Kemudian nodanoda tersebut dihitung Rf nya dan didapat nilai Rf 0,1; 0,175; 0,325 dan 0,5375. Hal ini menunjukkan ada 4 macam senyawa polifenol dalam ekstrak tersebut
G. Kesimpulan. Dari hasil praktikum didapatkan bahwa ekstrak Psidium guajava mengandung senyawa golongan polifenol dan tanin. Pada uji gelatin menghasilkan endapan putih yang menunjukkan adanya tanin, sedangkan pada uji FeCl3 menghasilkan warna hijau kehitaman yang juga menunjukkan adanya senyawa tanin terhidrolisis. Pada percobaan KLT identifikasi polifenol, ekstrak yang ada positif mengandung senyawa tersebut karena adanya noda warna hitam). Pada KLT juga didapatkan hasil Rf dari 4 noda yaitu 0,1; 0,175; 0,325 dan 0,5375 yang menunjukkan ada 4 macam senyawa polifenol dalam ekstrak tersebut.
H. DAFTAR PUSTAKA Endari Dewi Saraswati. 2012. Mengidentifikasi Antioksidan : Polifenol. Dari : https://www.scribd.com/doc/130078733/Polifenol-Adalah-Kelompok-Zat-Kimia-YangDitemukan-Pada-Tumbuhan. Diakses tanggal 31 Maret 2015. Sardi. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Pewarna Rambut. Dari : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39402. Diakses tanggal 26 Maret 2015. Sri Yuliani, et. al. 2001. Kadar Tanin Dan Quersetin Tiga Tipe Daun Jambu Biji (Psidium Guajava). Dari : http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/bul.vol.14.no.1/Leny-Tanin.pdf. Diakses tanggal 31 Maret 2015
Malang, 2 April 2015 Praktikan
Irsan Fahmi A . 201210410311171