HUMIDIFIKSI (Laporan Praktikum Instruksional II)
Disusun Oleh:
Chairul Umam
(1415041009)
Dewi Fa Fatmawati
(1415041013)
Retno Ayu A
(1415041051)
Ridwan Santoso
(1415041052)
LABORATURIUM OPERSI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
Humidifikasi merupakan proses penambahan kandungan air di dalam udara. Dimana fasa cair (air) di kontakkan dengan aliran udara, sehingga kandungan uap air di udara meningkat. Pada praktikum ini digunakan variasi pada suhu air masuk ke dalam dalam kolom yaitu 35ºC dan 40ºC dengan dengan masing-masing suhu suhu memiliki laju alir air dengan variasi 3 L/menit, 4L/menit dan 6 L/menit. Digunakan laju alir udara yang sama pada setiap variasi suhu maupun variasi pada laju alir air sebesar 2.7 m/s. adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Cooling Tower bersekat. Sehingga dari hasil yang diperoleh dari praktikum ini semakin besar laju alir air yang berkontak maka nilai humidity (H) semakin besar, semakin besar suhu air masukkan maka nilai humidity akan meningkat.
ABSTRAK
Humidifikasi merupakan proses penambahan kandungan air di dalam udara. Dimana fasa cair (air) di kontakkan dengan aliran udara, sehingga kandungan uap air di udara meningkat. Pada praktikum ini digunakan variasi pada suhu air masuk ke dalam dalam kolom yaitu 35ºC dan 40ºC dengan dengan masing-masing suhu suhu memiliki laju alir air dengan variasi 3 L/menit, 4L/menit dan 6 L/menit. Digunakan laju alir udara yang sama pada setiap variasi suhu maupun variasi pada laju alir air sebesar 2.7 m/s. adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Cooling Tower bersekat. Sehingga dari hasil yang diperoleh dari praktikum ini semakin besar laju alir air yang berkontak maka nilai humidity (H) semakin besar, semakin besar suhu air masukkan maka nilai humidity akan meningkat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada Pada indus industri tri kimia kimia bany banyak ak seka sekali li operasi operasi - operasi operasi yang terjadi terjadi,, sala salah h satunya adalah humidifikasi. Humidifikasi merupakan peristiwa penambahan kandungan uap air di dalam dalam udara. Sedangkan Sedangkan pengurangan pengurangan kandungan uap air di dalam udara dehumifikasi. Proses humidifikasi dilakukan dengan cara melewatkan udara ke atas permukaan air, dimana air tersebut akan teruapkan ke dalam aliran udara karena adanya perbedaan perbedaan temperatur temperatur antara air dan udara. Dalam Dalam proses ini, ini, temperatur air lebih tinggi tinggi dari dari temperatur temperatur udara, sehingga sehingga air akan akan menguap menguap kemudian mentransferkan sebagian massa ke udara. Seiring dengan transfer massa, air tersebut membawa panas yang dikandungnya sehingga terjadi transfer panas antara air dengan udara. Sehingga temperature udara yang mengandung uap air tersebut lebih tinggi dibandingkan pada suhu awal. Operasi humidifikasi humidifikasi dilakukan dilakukan untuk : 1. Pengendalian Pengendalian kondisi kondisi udara (kelembaban (kelembaban dan dan suhu untuk ruangan ruangan tertentu atau untuk proses tertentu). 2. Pendinginan air
1.2 Tujuan Percobaan Tujuan yang ingin diperoleh dari praktikum ini yaitu : 1. Mema Memaham hamii konse konsep p humidi humidifik fikas asii 2. Menentuk Menentukan an kelembaba kelembaban n udara keluar keluar setelah setelah dikontakk dikontakkan an dengan dengan air hangat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Humidifikasi dan Dehumidifikasi Humidifikasi adalah proses peningkatan jumlah air di dalam aliran udara dengan melewatkan aliran udaradi atas cairan yang kemudian cairan tersebut menguap ke dalam gas. Kebalikan dari proses ini yaitu penurunan kandungan air di udara Jumlah uap air yang ada di udara disebut humidity udara. Dengan kata lain, humidity (H) adalah Kg uap air yang dibawa oleh 1 Kg udara kering H = Kg H2O uap / Kg udara kering H pada keadaan jenuh, Hs adalah Kg H 2O uap / Kg udara kering pada keadaan setimbang pada suhu yang sama dengan H yang disebut dengan persen humidity. Persen humidity yaitu H/Hjenuh. (walker, et (1984) ; Geankoplis, (1983) ; Treybal, (1985) ; Richardson, (1997) ; dan Norman (1965) dalam modul penuntun PI 8, (2016).
2.2 Mekanisme Penguapan Air ke dalam Udara Jika setetes air pada temperatur sedikit diatas titik embun diletakkan dalam gas inert, misalnya udara dengan kelembaban kurang dari 100%, maka penguapan akan terjadi . uap air akan berdifusi ke udara, dengan laju penguapan sebanding dengan luas permukaan tetes air dan perbedaan tekanan uap pada tetes air dan tekanan parsial uap air di udara. Laju penguapan perwaktu adalah :
2 Dimana
= .
( −
)
w = berat k = koefisien difusi melalui film gas pada permukaan tetes air A = luas area permukaan tetes air P = Tekanan Uap Pa = Tekanan parsial uap air di udara
Jika temperatur udara lebih panas dari temperatur tetes maka sejumlah panas, dQ akan mengalir dari udara ke tetes yang dinyatakan dengan hokum Newton :
= ℎ. dimana
(
− )
Q = panas yang di transfer h = koefisien perpindahan panas melaui film gas pada permukaan tetes air Ta = Temperatur udara T = Temperatur
2.3 Dry and Wet Bulp Temperatur ( Temperatur Bola Basah dan Bola Kering) Saat udara dalam keadaan tidak jenuh di alirkan melewati permukaan cairan akan menyebabkan humidity udara akan bertambah disebabkan adanya penguapan air. Pada keadaan setimbang, laju perpindahan panas dari udara akan seimbang dengan panas yang dibutuhkan untuk menguapkan cairan dan cairan ini disebut berada pada temperatur bola basahnya. Laju perpindahan panas dari udara ke air dapat ditulis : Q = h A (Ta-Tw) Dimana
h = koefisien perpindahan panas Ta = Temperatur Udara Tw = Temperatur Bola Basah Q = Laju alir panas A = Luas permukaan panas (Richardson, (1994) dalam Modul PI II, (2016))
2.4 Istilah – Istilah dalam Humidifikasi Dalam proses humidifikasi terdapat beberapa istilah, antara lain: 1. Kelembaban yaitu massa uap yang dibawa oleh satu satuan massa gas bebas uap, karena itu humidity hanya bergantung pada tekanan bagian uap di dalam campuran bila tekanan total tetap.
74
2. Kelembaban Jenuh yaitu udara dalam uap air yang berkesetimbangan dengan air pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam campuran ini, tekanan parsial uap air dalam campuran udara air adalah sama dengan tekanan uap air murni pada temperatur tertentu 3. Kelembaban relatif yaitu rasio antara tekanan bagian dan tekanan uap zat cair pada suhu gas. Besaran ini dinyatakan dalam persen (%). Sehingga kelembaban 100% berarti gas jenuh, sedangkan kelembaban 0% berarti gas bebas uap. 4. Kalor lembab yaitu energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satuan massa beserta uap yang dikandungnya sebesar satu derajat satuan suhu. 5. Entalpi Lembab yaitu entalpi satu satuan massa gas ditambah uap yang terkandung di dalamnya. 6. Volume Lembab yaitu volume total satu satuan massa bebasuap beserta uap yang dikandungnya pada tekanan 1 atm. 7. Titik embun campuran udara-uap air yaitu temperatur saat gas telah jenuh oleh uap air. Jadi pada temperatur tersebut uap air dalam udara mulai mengembun. 8. Temperatur Bola Kering merupakan temperatur yang terbaca pada thermometer sensor kering dan terbuka 9. Temperatur Bola Basah merupakan temperatur yang terbaca pada thermometer sensor yang dibalut dengan kain basah atau kapas basah. 10. Volume Specifik merupakan volume udara campuran dengan satuan 3
meter / kg udara kering ( WF. Stoeker, 1989) Terminologi yang berkaitan dengan campuran udara-uap air antara lain : 1. Humid Heat (Cs) Merupakan kapasitas panas campuran udara-uap air yang berdasarkan pada basis 1 lb atau kg udara kering. Cs = Cp udara + (Cp H 2O uap )
75
Asumsi kapasitas panas untuk udara dan uap air adalah konstan di bawah range kondisi tertentu eksperimen pada perhitungan AC dan humidifikasi, sehingga dapat dituliskan pada satuan AE ; Cs = 0,240 + 0,45 (H) Btu/ ⁰ F (lb udara kering)
Sedangkan pada satuan SI Cs = 1,00 + 1,88 (H)
2. Humid Volume Merupakan volume 1 lb atau kg udara kering plus uap air pada udara. Pada satuan EI : Cs = 1,00 + 1,88(H)
2.5 Alat- Alat Proses Humidifikasi Operasi humidifikasi dapat dilakukan dengan berbagai alat yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama, yaitu mempertemukan aliran udara dengan air sebaik mungkin. Hal ini dapat dicapai apabila luas permukaan kontak aliran udara dengan air dibuat seluas – luasnya. Berikut adalah beberapa jenis alat – alat yang mempertemukan aliran udara dengan air : 1. Kolom Percik Udara dialirkan kedalam sebuah kolom atau menara dari bagian bawah menuju ke atas dimana terdapat percikan atau curahan air dari atas. 2. Kolom Dinding Basah Udara dialirkan dalam kolom atau menara dimana terdapat aliran cairan pada bagian dinding kolom atau menara tersebut. 3. Kolom dengan Isian Udara dialirkan dalam kolom dimana kolom tersebut memiliki isian (Packed). Fungsi dari isian ini yaitu untuk memecah aliran cairan sehingga
76
membasahi permukaan isian yang dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak antara gas dan cairan. 4. Kolom Piringan Di dalam kolom terdapat sejumlah piringan yang diletakkan mendatar. Pada piringan inilah terjadi pertemuan antara cairan dan gas. Ada dua jenis piringan yang biasa dipakai yaitu piringan dengan celah – celah atau lubang kecil dan piringan dengan sungkup gelembung.
77
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Percobaan Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : •
Termometer
•
Anemometer
•
Kapas Bsah
•
Menara pendingin
•
Blower
•
Pemanas air
•
Pompa
3.2 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : •
Udara (BM 29,08 gr/gmol)
•
Air (densitas 1,0 gr/cc pada 4 ⁰C
3.3 Metode Percobaan 3.3.1 Temperatur air masuk 35 ⁰C Siapkan alat dan bahan percobaan
Panaskan air dalam bak dan atur suhunya hingga 35⁰C
Hidupkan blower dan ukur laju alir udara dengan menggunakan Anemometer
Alirkan air hangat ke dalam menara dengan laju alir 3,4 dan 6 L/menit secara bergantian
Ukur suhu bola basah dan bola kering di bagian atas menara sebelum air dialirkan
3.3.2 Temperatur air masuk 40ºC
Siapkan alat dan bahan percobaan
Panaskan air dalam bak dan atur suhunya hingga 40 ⁰C
Hidupkan blower dan ukur laju alir udara dengan menggunakan Anemometer
Alirkan air hangat ke dalam menara dengan laju alir 3,4 dan 6 L/menit secara bergantian
Ukur suhu bola basah dan bola kering di bagian atas menara sebelum air dialirkan
79
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Air
Td out
Tw out
Ts
H
TE
Hs
Hr
(L/menit)
(ºC)
(ºC)
(ºC)
(Kg
(ºC)
(Kg
(%)
H2O/
H20/kg
Kg dry
dry air)
air) 1
3
30
29
33
0.027
28.5
0.029
65
2
4
28.5
29.2
33
0.0255
28
0.026
71.7
3
6
28
30
32
0.027
27
0.028
72.7
Tabel 1. Temperatur Tin air 35ºC
No
Air
Td out
Tw out
Ts
H
TE
Hs
Hr
(L/menit)
(ºC)
(ºC)
(ºC)
(Kg
(ºC)
(Kg
(%)
H2O/
H20/kg
Kg dry
dry air)
air) 1
3
28.5
27.8
37
0.026
26
0.028
71.7
2
4
28
29
35
0.0253
27.8
0.0285
72.7
3
6
27
29.5
33
0.026
26.5
0.0275
77.3
Tabel 2. Temperatur T air 40ºC
4.2 Pembahasan Pada hari jumat, tanggal 21 Oktober 2016 kelompok kami telah melakukan percobaan humidifikasi dengan tujuannya yaitu agar memahami konsep humidifikasi dan dapat menentukan kelembaban udara keluar menara pendingin yang telah dikontakkan dengan air hangat secara berlawanan arah. Dalam percobaan ini kami ditugaskan untuk mencari Tw out, Tdout, HR, Hs,Ts,TE dan banyaknya jumlah air yang diuapkan dengan variasi suhu air masukan 35ºC dan 40ºC serta laju alir air 3,4 dan 6 L/menit dengan kecepatan udara sebesar 2.7 m/s dan A = 547.2 cm2 Dari hasil percobaan yang kemidian dilakukan perhitungan seperti pada tabel 1 dan 2. Pada variable suhu air masuk 35ºC dan 40ºC terjadi kenaikan dan penurunan pada Qair 3,4,6 L/menit untuk suhu bola basah (Tw out). Hal ini dapat terjadi karena disaat praktikum, terjadi pergantian termometer yang akan digunakan untuk mengukur suhu bola basah udara yang keluar melalui atas menara
percobaan.
Sehingga
kemungkinan
terjadi
ketidakakuratan
saat
pengambilan data yang mungkin terjadi, karena seharusnya nilai Td dan Tw akan meningkat seiring naiknya Tinair dan Qair. Sedangkan nilai Tdout cenderung naik karena termometer yang digunakan hanya termometer tanpa adanya kapas. Penurunan nilai Tdout pada percobaan ini juga mempengaruhi nilai humidity (H) dan humidity jenuh udara (Hs) yang akan naik turun. Dalam praktikum ini kita mencari nilai Ts seperti terlihat pada tabel 1 dan 2, nilai Ts semakin menurun seiring dengan naiknya Qair pada suhu 35ºC dan 40ºC, kenaikan dan penurunan nilai humidity (H) dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
81
Grafik 1 Laju Kecepatan Aliran Air (Qair) vs Humidity (H) ) r i a y r d g K / O 2 H g K ( H
0.0272 0.027 0.0268 0.0266 0.0264 0.0262 0.026 0.0258 0.0256 0.0254 0
1
2
3
4
5
6
7
Qair (L/menit)
Gambar 1. Grafik laju kecepatan aliran air vs humidity
Grafik 2 Laju Kecepatan Aliran Air (Qair) vs Humidity (H) ) r i a y r d g K / O 2 H g K ( H
0.0272 0.027 0.0268 0.0266 0.0264 0.0262 0.026 0.0258 0.0256 0.0254 0
1
2
3
4
5
6
7
Qair (L/menit)
Gambar 2. Grafik Laju kecepatan air vs humidity
No
Qair
Tdout
H
VH
(ºC)
(kg H2O/kg dry
m /kg dry air
3
air) 1
3
30
0.027
0.895
2
4
28.5
0.0255
0.888
3
6
28
0.027
0.889
Tabel 3. Nilai VH pada 35ºC
82
No
Qair
Tdout
H
VH
(ºC)
(kg H2O/kg dry
m /kg dry air
3
air) 1
3
28.5
0.026
0.892
2
4
28
0.0253
0.891
3
6
27
0.026
0.889
Tabel 4. Nilai VH pada 40ºC
83
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan data praktikum yang kami peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Semakin tinggi nilai temperature atau suhu bola kering maka nilai persentase humidity relatif (HR) semakin besar
2.
Temperatur air keluaran menara lebih rendah dari pada temperature air masuk menara karena danya transfer pasas dari air ke udara.
3.
Proses pengambilan data yang akurat mempengaruhi keakuratan sebuah nilai dalam proses pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Instruktur Laboraturium OTK. 2016. Penuntun Praktikum Instruksional II .
Kautsar, Ahmad. Maulina, Riva. 2010. Humidifikasi dan peralatannya. Http://dokumen.tips/download/humidifikasi.dan.peralatannya
diakses
26 Oktober 2016 Yunus, Asyari D.2016. Bab IV Campuran Gas Ideal Tak Bereaksi dan Psikrometrik . http://ft.unsada.ac.id/wp.content/uploads/2010/04/bab4-
tm2.pdf diakses 26 Oktober 2016
DATA PENGAMATAN
Praktikum
: Humidifikasi
Tanggal
: 21 Oktober 2016
Anggota Kelompok
: Chairul Umam
1415041009
Dewi Fatmawati
1415041013
Retno Ayu Astuti
1415041051
Ridwan Santoso
1415041053
Run I Tw in
: 28ºC
Td in
: 30ºC
Qair
: 3 L/menit
Vudara
: 2.7 m/s
A (PXL)
: 28,8 cm X 19 cm = 547.2 cm
No
2
Tair
Twout
Tdout
(ºC)
(ºC)
(ºC)
1
35
29
30
2
40
27.8
28.5
Run II Tw in
: 28ºC
Td in
: 30ºC
Qair
: 3 L/menit
Vudara
: 2.7 m/s
A (PXL)
: 28,8 cm X 19 cm = 547.2 cm
2
No
Tair
Twout
Tdout
(ºC)
(ºC)
(ºC)
1
35
29.2
28.5
2
40
29
28
Run III Tw in
: 28ºC
Td in
: 30ºC
Qair
: 3 L/menit
Vudara
: 2.7 m/s
A (PXL)
: 28,8 cm X 19 cm = 547.2 cm
No
2
Tair
Twout
Tdout
(ºC)
(ºC)
(ºC)
1
35
30
28
2
40
29.5
27
PERHITUNGAN
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh nilai humidity (H) udara yaitu : 1. Mengukur Temperatur bola basah (Tw) dan temperatur bola kering (Td) pada aliran udara yang keluar dari menara pendingin. 2. Plotkan nilai Tw dan Td yang telah didapat ke humidity chart
Humidity (H) dapat diperoleh dari humidity chart dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Plotkan nilai Tw dan Td pada titik sepanjang sumbu x (temperatur (ºC)) kemudian tarik garis secara vertical keatas dari kedua titik tersebut. 2. Perpotongan garis Tw dengan persentase kelembaban 100% adalah sebuah titik yang kemudian ditarik garis lurus sejajar dengan garis adiabatik hingga perpotongan dengan garis vertikal Td 3. Tarik
garis
perpotongan
tersebut
secara
horizontal,
hingga
didapatkannya nilai humidity udara yang dapat dibaca pada sumbu y.
Langkah untuk memperoleh titik embun (TE) : Pada langkah ke 3 dalam mencari nilai H yang kemudian dari titik perpotongan tersebut tarik garis horizontal ke kiri maka akan didapatkan nilai titik embunnya.
Untuk memperoleh nilai kelembaban jenuh udara Hs dapat diperoleh dengan cara berikut:
1. Plotkan nilai Td pada titik yang berada pada sumbu x kemidian tarik garisn secara vertical ke atas. 2. Perpotongan
garis
perpanjangan
Td
dengan
kurva
persentase
kelembaban 100% adalah sebuah titik yang kemudian ditarik garis secara horizontal sehingga didapatkan nilai humidity jenuh udara (Hs) yang dapat dibaca pada sumbu y.
Menentukan nilai humidity (H) dan humidity jenuh udara (Hs) menggunakan humidity chart dan nilai titik embun (TE) 1. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 35ºC laju alir 3 L/menit
2. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 35ºC laju alir 4 L/menit
3. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 35ºC laju alir 6 L/menit
1. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 40ºC laju alir 3 L/menit
2. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 40ºC laju alir 4 L/menit
3. Percobaan pada suhu air masuk yaitu 40ºC laju alir 6 L/menit
Menentukan nilai persentase relative humidity (HR)
Tin air
: 35ºC
Q air
: 3 L/menit
Berdasarkan steam table pada T= 30ºC, Pas = 4.246 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
Tin air
: 35ºC
Q air
: 4 L/menit
=
2.76 4,246
100% = 65%
Berdasarkan steam table pada T= 28.5ºC, Pas = 3.846 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
=
2.76 3,846
100% = 71,7%
Tin air
: 35ºC
Q air
: 6 L/menit
Berdasarkan steam table pada T= 28ºC, Pas = 3.793 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
Tin air
: 40ºC
Q air
: 3 L/menit
=
2.76 3.793
100% = 72,7%
Berdasarkan steam table pada T= 28.5ºC, Pas = 3.846 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
Tin air
: 40ºC
Q air
: 4 L/menit
=
2.76 3.846
100% = 71,7%
Berdasarkan steam table pada T= 28ºC, Pas = 3.793 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
Tin air
: 40ºC
Q air
: 6 L/menit
=
2.76 3.793
100% = 72,7%
Berdasarkan steam table pada T= 27ºC, Pas = 3.567 dengan Pa=2.76 KPa pada 1 atm.
= 100
=
2.76 3.567
100% = 77,3%
Menghitung jumlah air yang diuapkan (V H)
= ( 2,83
Tin air
: 35ºC
Q air
: 3 L/menit
10
+ 4,56
10
)
T
: 30ºC = 30 + 273 = 303 K
H
: 0.027 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56
10
(0,027) 303
3
VH = 0,895 m /kg dry air
Tin air
: 35ºC
Q air
: 4 L/menit
T
: 28,5ºC = 28,5 + 273 = 301,5 K
H
: 0.0255 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56
10
(0.0255) 301,5
3
VH = 0,888 m /kg dry air
Tin air
: 35ºC
Q air
: 6 L/menit
T
: 28ºC = 28 + 273 = 301 K
H
: 0.027 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56
10
(0,027) 301
3
VH = 0,889 m /kg dry air
Tin air
: 40ºC
Q air
: 3 L/menit
T
: 28,5ºC = 28,5 + 273 = 301,5 K
H
: 0.028 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56
10
(0,028) 301,5
3
VH = 0,892 m /kg dry air
Tin air
: 40ºC
Q air
: 4 L/menit
T
: 28ºC = 28+ 273 = 301ºC
H
: 0.0285 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56 3
10
(0,0285) 301
VH = 0,891 m /kg dry air
Tin air
: 40ºC
Q air
: 6 L/menit
T
: 27ºC = 27 + 273 = 300ºC
H
: 0.0275 Kg H2O/kg dry air
= 2,83
10
+ 4,56 3
10
(0,0275) 300
VH = 0,887 m /kg dry air
No 1.
Gambar
Keterangan Peralatan Humidifikasi
2. Alat Pemanas
3. Pompa
No 4.
Gambar
Keterangan Stabilizer
5. Blower
6. Anemometer
No 7.
Gambar
Keterangan Penunjuk Laju Alir
8. Termometer
9. Kapas