Hukum Jual Beli Saham
Pada zaman modern ini banyak permasalahan yang terjadi di kalangan umat Islam. Jual Beli Saham adalah salah satu contoh permasalahan yang terjadi di kalangan umat Islam saat ini, banyak diantara ulama yang menghalalkan, tapi ada juga yang yang mengharamkan. Hukum jual beli saham tergantung pada pemahaman jenis sahamnya. Apabila sahamsaham pada perusahaanperusahaan yang halal seperti sahamsaham perusahan perdagangan dan perusahan yang memproduksi alatalat yang dibolehkan dibolehkan atau bahanbahan makanan maka jual beli sahamsahamnya tidaklah dilarang baik dengan cara cash, tempo atau kredit dengan syarat tidak ada didalamnya sesuatu yang menjadi penghalangnya seperti adanya kecurangan, penipuan dan sejenisnya. Adapun apabila sahamsaham pada perusahaanperusahaan yang diharamkan pada asalnya atau dia adalah perusahaanperusahaan yang dibolehkan akan tetapi berinteraksi dengan menggunakan riba. Atau sejenisnya maka sahamsaham itu tidak boleh dibeli atau dijualnya. !""".islam"eb.net# $alam permasalahan ini, Syeikh %usu& %usu& al 'aradha"i mengatakan bah"a saham terbagi ter bagi menjadi tiga ( ). Saham perusahaanperusahaan yang konsisten terhadap islam seperti bank dan asuransi islam. Islam membolehkan ikut serta berin*estasi dalam usahausaha seperti ini dan memperjualbelikan sahamnya. $engan syarat, sahamsaham tersebut sudah berbentuk usaha yang nyata dan menghasilkan, dalam kapasitas lebih dari + - nilai saham. Saham semacam ini boleh diedarkan dengan cara apa pun yang dibolehkan syara. /isalnya, jual beli dan tidak diisyaratkan adanya serah terima secara langsung. 0arena dalam transaksi seperti ini tidak perlu adanya serah terima secara langsung. 1. Saham perusahaanperusahaan yang dasar akti*itasnya diharamkan, misalnya, perusahaan alkohol, perusahaan yang memperjualbelikan babi, dan sejenisnya. /enurut ijma !kesepakatan# para ulama adalah tidak diperbolehkan ikut andil dalam saham serta melakukan transaksi dengan perusahaanperusahaan sejenis ini. 2ontoh lainnya adalah bank bank kon*ensional !yang operasionalnya operasionalnya berdasarkan riba#, perseroanperseroan diskotik dan sebagainya yang bergumul dengan keharaman. 3. Saham perusahaanperusahaan yang dasar akti*itasnya halal, misalnya, perusahaan mobil, alatalat elektronik, perseroan dagang secara umum, pertanian, industri dan sebagainya yang pada dasarnya dibolehkan. 4amun terkadang unsurunsur unsurunsur keharaman masuk kedalam kedalam perusahaanperusahaan tersebut melalui transaksitransaksi yang berlangsung berdasarkan bunga, baik mengambil maupun maupun memberinya.
Para ulama modern berbeda pendapat tentang kebolehan bertransaksi dan ikut andil dalam saham perusahaanperusahaan jenis ketiga. $iantara mereka ada yang mengharamkannya dengan alasan bah"a sahamsaham tersebut tercampur riba. 0arena 4abi sa" telah mencela pemakan riba, pemberinya, penulisnya dan para saksinya. $engan alasan ini mereka mengharamkan transaksi dengan perusahaanperusahaan jenis ini dalam bentuk apa pun. $iantara mereka ada yang membolehkan transaksi dengan saham perusahaanperusahaan tersebut dikarenakan adanya kebutuhan. 4amun, dalam transaksi semacam ini, mereka menetapkan syaratsyarat tertentu. $iantaranya adalah sebagai berikut ( ). Prosentase antara kekayaan dan utang perusahaan tidak boleh lebih dari + -, sebagaimana telah ditetapkan lembaga &i5ih internasional. Jika prosentase utangnya lebih banyak, maka tidak boleh mengedarkan sahamnya kecuali dengan beberapa aturan yang dalam &i5h islam disebut sebagai kaidah ash shar& !e6change#. /isalnya, keharusan adanya pembayaran dan penerimaan barang pada saat itu juga, serah terima secara langsung atau sejenisnya. 1. Prosentase antara piutang dan utang perusahaan yang berbunga tidak lebih dari 3 -. 3. Prosentase bunga utang maksimal tidak lebih dari + -. 7. Adanya penga"asan terhadap perusahaan tersebut secara teliti dan membersihkannya dari unsur riba didalamnya. Atau, boleh juga seseorang yang ikut andil berin*estasi didalamnya untuk membersihkan sendiri de*iden yang ia dapatkan dari perusahaan tersebut, dari unsur riba. Inilah pendapat sejunlah ulama kontemporer yang mendalami tentang transaksi keuangan. Pendapat mereka diatas berdasarkan pertimbangan untuk memudahkan orang banyak. $alam permasalahan ini, mereka telah melakukan banyak penelitian dan riset. !8at"a&at"a 0ontemporer juz II hal +39 : +7)# Sumber ( http(;;""".eramuslim.com;ustadzmenja"ab;halalharamnyatradingsaham.htm