HORMON ANDROGEN
Disusun oleh : *Helen Saludung (H31114018) *Salmiyah (H311145032)
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dalam bentuk yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Lanjut. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makassar, 5 April 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI Halaman Judul..........................................................................................1 Kata Pengantar.........................................................................................2 Daftar Isi....................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4 1.1 Latar Belakang......................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5 1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6 2.1 Pengertian Hormon Androgen..............................................................6 2.2 Metabolisme Hormon Androgen..........................................................6 2.3 Fungsi Hormon Androgen………………………………..................10 2.4 Sintesis Hormon Androgen…….........................................................13 2.5 Dampak Hormon Androgen……........................................................15 BAB III PENUTUP...............................................................................................18 3.1 Kesimpulan..........................................................................................18 3.2 Saran....................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................19
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkanhormonyang tersirkulasi di tubuh melalui alirandarahuntuk mempengaruhiorgan-organlain.Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalamtubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Keseluruhan tempat kerja sistem endokrin ini yang mengatur seluruh proses kehidupan kita.Salah satu hormon yang penting dihasilkan adalah hormon adrenokotikal, yang dihasilkan olehkedua kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian yang berbeda, yakni medula adrenal dan korteksadrenal. Medula adrenal secara fungsional berkaitan dengan saraf simpatis serta menyekresikanhormon-hormon epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap ransangan saraf simpatis.Sedangkan korteks adrenal menyekresikan kelompok hormon yang berbeda sama sekali, yakni kortiko steroid-mineral okortikoid, glukokortikoid, dan androgen. Masing-masing hormon yang dihasilkan tersebut memiliki peranannya masing-masing, yang pada dasarnya keseluruhan hormon steroid yang dihasilkan ini berasal dari kolesterol. Salah satufungsi penting dari kelenjar adrenal ini adalah penghasil androgen. Androgen adalah hormonsteroid apapun yang memiliki efek maskulinisasi. Dimana androgen adalah hormon seks yang biasanya tidak hanya diproduksi oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil olehrahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Testis menyekresi beberapa hormom kelamin pria meliputi testosteron, dihidrotestosteron, dan androstenedion. Androgen berperan penting dalam perkembangan karakteristik tubuh pria, meliputi pembentukan penis dan skrotum, jadi androgen ini adalah salah satu hormon yang penting dalamsistem reproduksi. Selain testosteron, sejumlah kecil estrogen dibentuk pada pria (kira-kira seperlima dari jumlah estrogen pada wanita yang tidak hamil), dan jumlah 4
estrogen yang cukup dapat ditemui pada urin pria. Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Estrogen disekresikan dalam jumlah berarti hanya oleh ovarium,walaupun juga disekresikan dalam jumlah kecil oleh korteks adrenal.Wanita walaupun hanya sedikit juga harus menghasilkan testosteron dan dehidroepiandrosteron. Karena hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya tahan tubuh dan libido (gairah seksual). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Apa pengertian hormon androgen? 2. Bagaimana metabolisme hormon androgen? 3. Apa fungsi hormon androgen? 4. Bagaimana sintesis hormon androgen? 5. Apa dampak dari hormon androgen? 1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian hormon androgen 2. Mengetahui metabolisme hormon androgen 3. Mengetahui fungsi hormon androgen 4. Mengetahui sintesis hormon androgen 5. Mengetahui dampak dari hormon androgen
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon Androgen Androgen adalah setiap hormon steroid dengan rumus kimianya berciri 19 atom C dengan inti steroid yang memeliki efek maskulinisasi. Pertama kali ditemukan pada tahun 1936. Mempunyai fungsi penting terhadap reporduksi lakilaki yang bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder pada pria termasuk pertumbuhan rambut, wajah, tubuh, tulang dan pengembangan otot. Androgen banyak dihasilkan di berbagai tempat di dalam tubuh seperti di ovarium, kelenjar adrenal dan yang paling banyak ada di testis. Androgen adalah Sebuah hormon seks pria yang mempromosikan pengembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria. Androgen utama adalah testosteron. (midterm). Androgen (AN-dro-jen) Testosteron atau hormon steroid terkait. Merangsang perubahan somatik pada pubertas pada kedua jenis kelamin, libido dewasa pada kedua jenis kelamin, perkembangan anatomi laki-laki pada janin dan remaja, dan spermatogenesis. (saladin) Pada masa pubertas baik untuk laki-laki dan wanita, hormon androgen yang dihasilkan akan meningkat kadarnya yang akan menstimulasi pertumbuhan rambut pubis dam meningkatkan libido (hasrat seksual). Di testis akan terjadi peningkatan produksi testoteron, dan pada wanita selain androgen yang meningkat ada hormon estrogen yang terjadi peningkatan di ovarium. 2.2 Metabolisme Hormon Androgen Testis menyekresikan beberapa hormon kelamin pria yang secara keseluruhan disebutandrogen, yang meliputi testosteron, dihidrotestosteron, androstenedion. Androgen adalahhormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita
6
A. Testosteren
Testosteron dibentuk oleh sel-sel interstisial Leydig yang terletak dicelahcelah antaratubulus seminiferus dan kira-kira merupakan 20% massa testis dewasa. Kerja dari sel-sel interstisial Leydig ini dipengaruhioleh LH (luteinizing 7
hormone). LH ini dihasilkan dari kontrol sistem hormonal utama berdasarkan kontrol hipotalamusoleh gonadotropin hipofisis. Sintesis androgen berasal dari proses reduksi androstenedion pada posisi C17. Setelah disintesis oleh testis, kirakira 97% testosteron menjadi berikatdengan albumin plasma secara longgar atau terikat lebih kuat dengan suatu beta globulin yangdisebut sex hormone-binding globulin. Testosteron yang tidak terikat di jaringan akan diubaholeh hati menjadi hormon lainnya. Testosteron dianggan sebagai hormon androgen yang utama karena umunya bertanggung jawab terhadap sifat maskulinisassi tubuh. Bahkan selama kehidupan janin testis sudahdistimulasi oleh gonatropin kronik (HCG) untuk menghasilkan testosteron, kemudian padadasarnya tidak ada testosteron yang dihasilkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi terjadi peningkatan produksi testosteron pada awal pubertas. Selain itu testosteron bekerja sama dengan FSH pada sel Sertolitubulus semniferus untuk merangsang spermatogenesis. B. Dehydropiandrosterone Dehydroepiandrosterone (DHEA) merupakan dihasilkan
dengan kolesterol sebagai
bahan,
hormon
dan korteks
steroid
yang
adrenal sebagai
pengolahnya. Androgen ini adalah prekursor utama estrogen alami. DHEA juga dapat disebut dengan dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone. C. Androstenedion Androstenedione (juga dikenal sebagai 4-androstenedione dan 17ketoestosterone) adalah 19-hormon steroidyang diproduksi dikelenjar adrenal dan gonad sebagai langkah menengah dalam biokimia jalur yang menghasilkan androgen testosterone dan estrogenestron dan estradio ll. Androstenedione adalah umum prekursor laki-laki dan perempuan hormone seks. Androstenedion Beberapa juga disekresikan ke dalam plasma, dan dapat dikonversi pada jaringan perifer dengan testosteron dan estrogen. Androstenedione dapat disintesis dalam salah satu dari dua cara. Jalur utama
melibatkan
konversi
dari
17-hydroxypregnenolone
untuk
dehydroepiandrosterone dengan cara –liase 17,20, dengan konversi berikutnya
8
dehydroepiandrosterone untuk androstenedion melalui enzim3-β-hidroksisteroid dehidrogenase. Jalur sekunder melibatkan konversi dari17-hydroxyprogesterone, paling sering pelopor untuk kortisol, untuk androstenedion secara langsung dengan
cara
-liase
17,20.
Jadi,
17,20-liase
diperlukan
untuk sintesis
androstenedion, baik segera atau satu langkah dihapus. Androstenedion selanjutnya dikonversi menjadi baik testosterone atau estrogen. Konversi androstenedion untuk testosteron membutuhkan enzim dehidrogenase 17β-hidroksisteroid, sementara konversi androstenedione menjadi estrogen (misalnya estrone dan estradiol) membutuhkan enzim aromatase. Produksi androstenedion adrenal diatur oleh ACTH, sedangkan produksi androstenediongonad berada di bawah kontrolgonadotropin. Pada wanita premenopause, kelenjar adrenaldan ovarium masing-masing menghasilkan sekitar setengah dari androstendione total (sekitar 3 mg / hari). Setelah menopause, produksi androstenedion adalah sekitar dibelah dua,terutama karena pengurangan steroid yang disekresi oleh ovarium. Namun demikian ,androstenedion adalah steroid utama yang dihasilkan oleh ovarium pascamenopause. D. Androstenediol Androstenediol merupakan metabolit steroid yang dipercaya berperan sebagai regulator utama dari sekresi gonadotropin. E. Andosterone Androsterone merupakan bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan androgen dari progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang lebih sama dalam plasma dan urin pria dan wanita. F. Dehidrotestoren
9
Dihidrotestosteron (5α-Dihydrotestosterone, biasa disingkat menjadi DHT)
adalah
sebuah
androgen
atau
hormon
seks
pria.
Enzim
5α-
reduktasesynthesises DHT pada prostat, testis, folikel rambut, dan kelenjar adrenal. Ini enzim mengurangi ikatan ganda 4,5 dari hormone testosterone. Pada pria, sekitar 5% dari testosteron mengalami pengurangan 5α untuk membentuk androgen lebih kuat, dihidrotestosteron. DHT memiliki sekitar tiga kali afinitas yang lebih besar untuk reseptor androgendari testosteron dan memiliki afinitas 15-30 kali lebih besar dari androgen adrenal. Selama embriogenesis DHT memiliki peran penting dalam pembentukan genitalia eksterna laki-laki, sedangkan pada orang dewasa bertindak sebagai DHT androgen utama dalam prostat dan dalam folikel rambut. Sebuah
contoh
yang
menggambarkan
pentingnya
DHT
untuk
pengembangankarakteristik seks sekunder adalah bawaan5-α reduktase -(5-AR) defisiensi. Lesi gen ini dapat mengakibatkanpseudohermafroditisme. Kondisi ini biasanya menyajikan dengan alatkelamin pria terbelakang dan prostat. Orangorang ini sering dibesarkan sebagai anak
perempuan karena kurangnya alat
kelamin pria mencolok. Di masa pubertas, meskipuntingkat DHT mereka tetap sangat rendah, kadar testosteron mereka meningkatkannormal. Otot mereka mengembangkan seperti itu dari orang dewasa lainnya. Setelah pubertas,laki-laki dengan kondisi ini memiliki kekurangan besar kemaluan dan rambut tubuh, dantidak ada kejadiankebotakan pola pria. Tidak sepertiandrogenseperti testosteron, DHT tidak dapat dikonversi olehenzimaromataseuntuk estradiol. Oleh karena itu, sering digunakan dalam pengaturan penelitian untuk membedakan antara efek testosteron disebabkan
10
dengan mengikatreseptor androgendan yang disebabkan oleh konversi testosteron keestradiolmengikat dan berikutnyauntuk reseptor estrogen. 2.3 Fungsi Hormon Androgen 1. Testoteron Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas, pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut wajah, perubahan pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah seks (libido) dan fungsi seksual, pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan produksi sperma 2. Dehydroepiandrosterone (DHEA) Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat memperbaiki tidur. 3. Androstenedione (Andro) Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia saat membentuk tubuh yang atletis. 4. Dihidrotestosteron (DHT) Dihidrotestosteron berfungsi untuk pembentukan karakteristik seks lakilaki yang utama dan paling karakteristik seks sekunder laki-laki selama pubertas, seperti otot pertumbuhan, wajah dan tubuh pertumbuhan rambut, dan memperdalam suara. 2.3.1 Fungsi Hormon Androge pada Perkembangan Laki-laki 1. Pembentukan testis Selama perkembangan mamalia, gonad yang pada awalnya mampu menjadi salah satu indung telur atau testis.[3] Pada manusia, mulai dari sekitar 4 minggu, dasar-dasar gonad yang hadir dalam mesodermmenengah berdekatan dengan ginjal berkembang. Pada sekitar 6 minggu, korda seks epitel berkembang dalam testis membentuk dan menggabungkan sel germinal saat mereka bermigrasi ke gonad. Pada laki-laki, gen kromosom Y tertentu, khususnya SRY, mengontrol
11
perkembangan fenotip laki-laki, termasuk konversi dari gonad bipotensial awal ke testis. Pada laki-laki, korda seks sepenuhnya menyerang perkembangan gonad.
2. Produksi androgen Sel-sel epitel korda seks yang berasal dari mesoderm dalam perkembangan testis menjadi sel Sertoli, yang akan berfungsi mendukung pembentukan sel sperma. Populasi minor sel nonepitel tampak antara tubula mulai 8 minggu perkembangan janin manusia. Ini adalah sel Leydig. Segera setelah mereka berdifrensiasi, sel Leydig mulai meng-hasilkan androgen.
3. Efek androgen Fungsi androgen sebagai hormon parakrin (paracrine) yang diperlukan oleh sel Sertoli untuk mendukung produksi sperma. Androgen juga diperlukan untuk maskulinisasi perkembangan janin laki-laki (termasuk penis dan pembentukan
skrotum).
Di
bawah
pengaruh
hormon
androgen,
sisa-
sisa mesonephron itu, saluran Wolffian, berkembang menjadi epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis. Aksi androgen ini didukung oleh hormone dari sel Sertoli, Müllerian inhibitory hormone (MIH), yang mencegah duktus mullerian embrio berkembang menjadi saluran tuba dan jaringan saluran reproduksi wanita lain dalam embrio laki-laki. MIH dan androgen bekerja sama untuk memungkinkan pergerakan normal testis ke dalam skrotum.
4. Pengaturan awal Sebelum produksi hormon hipofisis hormon luteinisasi (LH) oleh embrio dimulai
sekitar
minggu
ke
11-12, human
chorionicgonadotropin (hCG) 12
mempromosikan diferensiasi sel Leydig dan produksi androgen mereka pada minggu ke 8. Aksi androgen pada jaringan target sering melibatkan konversi testosteron menjadi 5α-dihidrotestosteron (DHT).
5. Spermatogenesis Selama pubertas, androgen, LH dan follicle stimulating hormone (FSH) produksinya meningkat dan korda seks melubangi, membentuk tubulus seminiferus, dan sel-sel germinal mulai berdiferensiasi menjadi sperma. Sepanjang masa dewasa, androgen dan FSH kooperatif bertindak pada sel Sertoli di testis untuk mendukung produksi sperma. Suplemen androgen eksogen dapat digunakan sebagai zat kontraseptif laki-laki. Kadar androgen meningkat disebabkan oleh suplemen androgen yang dapat meng-hambat produksi LH dan menghalangi produksi androgen endogen oleh selLeydig. Tanpa tingkat tinggi lokal androgen pada testis karena produksi androgen oleh sel Leydig, tubulus seminiferus dapat merosot, mengakibatkan kemandulan (infertilitas). Untuk alasan ini, banyak patch transdermal androgen yang diterapkan pada skrotum.
6. Menghambat Pengendapan Lemak Pria biasanya memiliki lemak tubuh lebih sedikit daripada perempuan. Hasil studi terbaru menunjukkan androgen menghambat kemampuan beberapa sel-sel lemak untuk menyimpan lemak dengan memblokir jalur transduksi sinyal yang biasanya mendukung fungsi adiposit. Juga, androgen, tetapi tidak estrogen, meningkatkan reseptor betaadrenergis sambil menurunkan reseptor alfa-adrenergis—yang dihasilkan dalam kadar epinefrin/ norepinefrin yang meningkat karena kekurangan umpan-balik negatif
reseptor
alfa-2
dan
penurunan
penumpukan
lemak
karena
13
epinefrin/norepinefrin kemudian bertindak atas reseptor beta yang merangsang lipolisis. 7. Massa Otot Pria biasanya memiliki lebih banyak massa otot kerangka ketimbang wanita. Androgen mempromosikan perlebaran sel-sel otot kerangka dan mungkin bertindak dengan cara yang terkoordinasi dengan fungsi dengan bertindak atas beberapa jenis sel[6] yang menghantar sinyal hormon untuk menghasilkan otot, mioblas, dalam satu proses yang berkaitan dengan kadar reseptor androgen.
8. Otak Kadar androgen yang bersirkulasi dapat mem-pengaruhi prilaku manusia karena beberapa neuron sensitif terhadap hormon steroida. Kadar androgen telah berdampak dalam pengaturan agresi dan libido manusia. Memang, androgen mampu mengubah struktur otak pada beberapa spesies, termasuk tikus, tikus kecil, dan primata, menghasilkan perbedaan jenis kelamin. Sejumlah laporan telah menunjukkan androgen saja mampu mengubah struktur otak, namun identifikasi mana perubahan dalam batang neuroanatomi berasal dari androgen atau estrogen sulit, karena potensi mereka untuk konversi.
2.4 Sintesis Hormon Androgen Estrogen disekresikan pada awal siklus menstruasi oleh karena respon dari LH dan FSH. Sintesis estrogen menempati perkembangan folikel ovarium, baik sel teka dan sel granulosa. Akibat rangsangan LH, sel-sel teka akan mengubah kolesterol menjadi androgen yang kemudian berdifusi ke dalam sel-sel granulosa melalui dasar membran. Sel-sel granulosa, karena dirangsang oleh FSH akan mengaktifkan enzim aromatase untuk mengubah androgen menjadi estrogen. Sebagian estrogen tetap berada di folikel ovarium untuk membentuk antrum,
14
sedangkan sebagian lainnya disekresikan ke dalam darah untuk mengikat SHBG dan albumin yang bekerja melalui reseptor intraseluler menuju sel target.
Gambar 4. Sintesis hormone estrogen oleh LH dan FSH. Karena kadar basal FSH yang rendah sudah cukup untuk mendorong perubahan menjadi estrogen ini, kecepatan sekresi estrogen oleh folikel terutama bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat selama fase folikel. Selain itu sewaktu folikel terus tumbuh, estrogen yang dihasilkan juga meningkat karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil estrogen. Estrogen bekerja pada pituitari anterior dan hipotalamus untuk mengatur sistem mekanisme umpan balik. Biasanya mekanisme ini bersifat negatif, oleh karena konsentrsi estrogen yang tinggi dalam waktu yang lama menyebabkan terjadi mekanisme positif untuk merangsang LH.
15
Sebelum menopause dan pascamenopause, hormon estradiol memegang peranan, sedangkan sesudahnya estradiol mengalami penurunan, disisi lain estron akan meningkat. Konversi dari steroid pada jaringan peripheral tidak selalu dalam bentuk yang aktif. Androgen yang bebas akan diubah menjadi estrogen bebas, contohnya pada jaringan kulit dan sel lemak. Lokasi dari sel lemak akan mempengaruhi kerja androgen. Wanita yang gemuk, akan menghasilkan lebih banyak androgen. Percobaan yang dilakukan oleh Siiteri dan MacDonald
menemukan
bahwa jumlah estrogen yang cukup, yang berasal dari sirkulasi androgen dapat memicu timbulnya perdarahan pada wanita postmenopause. Pada wanita, kelenjar adrenal menyisakan sumber utama androgen, khususnya androstenedion. Sedangkan pada pria, hampir seluruh dari sirkulasi estrogen berasal dari peripheral konversi androgen. 2.5 Dampak Hormon Androgen 2.5.1 Penurunan Kadar Hormon Testosteron Menurunnya kadar hormon testosteron sebenarnya merupakan kondisi alamiah seiring penuaan pada laki-laki. Kondisi kekurangan testosteron juga dapat disebabkan oleh infeksi dan cedera pada testis, gagal ginjal kronis, sindrom klinefelter, dan sirosis hati. Kondisi stres dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan kondisi tersebut. Ketika kadar hormon testosteron menurun, laki-laki akan mengalami gejala yang berkaitan dengan fungsi seksual, seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, serta berkurangnya frekuensi ereksi yang terjadi secara spontan ketika sedang tidur. Selain itu, berkurangnya kadar hormon testosteron juga dapat diiringi oleh gejala lain yang mencakup perubahan fisik, seperti:
Berkurangnya rambut-rambut pada tubuh.
Tulang yang lebih rapuh.
Meningkatnya lemak tubuh.
Berkurangnya kekuatan atau massa otot.
Sensasi terbakar atau hot flashes.
16
Kelelahan yang meningkat.
Timbulnya pembengkakan pada kelenjar payudara.
Berdampak pada metabolisme kolesterol. Sementara itu, dampak menurunnya kadar hormon testosteron terhadap perubahan psikis antara lain kecenderungan untuk merasakan depresi atau perasaan sedih yang secara keseluruhan dapat menurunkan kualitas hidup. Sebagian orang lainnya juga bisa mengalami penurunan rasa percaya diri, berkurangnya motivasi, serta memiliki masalah pada memori dan konsentrasi. Meski begitu, semua kondisi ini juga bisa merupakan efek samping proses penuaan yang normal. Selain itu bisa disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti efek samping pengobatan, kondisi tiroid, maupun efek mengonsumsi minuman beralkohol. Selain faktor penuaan, rendahnya hormon testosteron juga dapat dipicu oleh kondisi hipogonadisme. Pada kondisi tersebut, testis memproduksi terlalu sedikit hormon testosteron. 2.5.2 Tingkat Hormon Testosteron yang Berlebihan Di sisi lain, ada pula laki-laki yang memiliki kadar hormon testosteron di atas angka normal. Ibarat dua sisi mata uang, kondisi ini bisa membawa dampak positif dan negatif. Positifnya, kadar hormon testosteron yang tinggi dapat menormalkan tekanan darah dan menurunkan kecenderungan laki-laki untuk mengalami obesitas dan serangan jantung. Sementara itu, beberapa studi menunjukkan keterkaitan antara kadar hormon testosteron yang tinggi dengan kecenderungan laki-laki untuk melakukan perilaku berisiko, seperti dorongan perilaku seksual berlebihan yang berisiko kepada tindakan kriminal. Namun, masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk membuktikan hal ini. Kadar testosteron yang tinggi juga membuat kecenderungan laki-laki untuk lebih mengonsumsi alkohol dan merokok.
17
BAB III 18
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan Androgen
adalah
hormon
steroid
apapun
yang
memiliki
efek
maskulinisasi. Dimanaandrogen adalah hormon seks yang biasanya tidak hanya diproduksi oleh testis pria, namun jugadiproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada priadan wanita. Langkah dalam produksi hormon steroid adalah pembelahan dari kolesterol untuk membentuk pregnenolon melalui kerja dari suatu enzim pembelah sisi kolesterol P450 sitokrom (P450scc) yang terletak pada membrana mitokondrial bagian dalam.
3.2 Kritik dan Saran Makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, walaupun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali terdapat kekurangan, karena kami hanyalah manusia yang tidak sempurna yang penuh keterbatasan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Akan tetapi kami selalu berusaha untuk memperbaiki diri kami dalam setiap penulisan makalah, sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan, agar kedepannya penulisan makalah kami dapat menjadi lebih baik dalam berbagi hal.
19
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C, dan John E, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran ECG Heffner Linda J, Danny J. Schust . 2005. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta:Erlangga Medical Series http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/pelepasan_dan_sintesis_ho rmon. pdf http://blogs.unpad.ac.id/isnanto/files/2010/04/HORMON KORTEKS ADRENAL.pdf. http://www.geocities.ws/kbaklub/hormon.htm http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.htm http://ismar71.wordpress.com/2007/12/12/anfis-sistem-endokrin-2/ http://www.alodokter.com/Kelebihan-atau-Kekurangan-Hormon-Testosteron-ApaJadinya
20