Lesi akut
Nodul: triamcinolon (3-5 mg/ml) intralesi.
Abses: triamcinolon (3-5 mg/ml) intralesional pada dinding lesi kemudian insisi dan drainase cairan abses.
Antibiotik topikal : tetracycline dan clindamycin.
Gejala klinis
Infeksi terjadi pada kelenjar apokrin, karena itu terdapat pada usia sesudah akil balik sampai dewasa muda. Sering didahului oleh trauma dan mikrotrauma.
Ruam berupa nodus (0,5-2 cm).
Dengan kelima tanda radang akut (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolesa).
Pada peradangan yang menahun dapat terbentuk abses, fistel, dan sinus yang multipel.
Tempat predileksi paling sering mengenai daerah ketiak, lipat paha & perianal.
Patogenesis
Penyebab pasti dari hidradenitis supurativa masih belum jelas yang telah dipahami adalah adanya kondisi dengan gangguan oklusi folikular.
Urutan berikut ini dapat mengambarkan dugaan mekanisme pengembangan lesi:
Keratin menyumbat folikel rambut kemudian terjadi dilatasi folikel rambut yang kemudian melibatkan kelenjar apokrin sehingga terjadi inflamasi Terjadi pertumbuhan bakteri dalam saluran folikel folikel yang mengandung bakteri ini dapat pecah sehingga terjadi peradangan/ infeksi terbentuk nanah / kerusakan jaringan pembentukan ulkus dan fibrosis saluran sinus.
Etiologi dan predisposisi
Struktur adnexal
Faktor genetik
Hormon dan androgen
Obesitas
Infeksi bakteri (Staphylococcus aureus dan staphylococcus-coagulase-negatif )
Merokok
Stadium HS
Stadium primer berupa abses yang berbatas tegas, tanpa bekas luka dan tanpa adanya saluran sinus.
Stadium sekunder berupa terbentuknya saluran sinus dengan bekas luka akibat bekas garukan serta abses yang berulang.
Stadium tersier menunjukkan lesi yang menyatu, terbentuknya skar, serta adanya inflamasi dan discharge saluran sinus.
Diagnosa banding
Skrofuloderma
Perbedaannya, pada hidradenitis supurativa pada permulaan disertai tanda-tanda radang akut dan terdapat gejala konstitusi. Sebaliknya pada skrofuloderma tidak terdapat tanda-tanda radang akut dan tidak ada leukositosis.
Furunkel dan Karbunkel
HS ditandai dengan abses steril dan sering berulang. Selain itu, daerah predileksinya berbeda dengan furunkel atau karbunkel yaitu pada aksila, lipat paha, pantat atau dibawah payudara. Walaupun karbunkel juga terdapat pada area yang banyak friksi seperti aksila dan bokong.
Adanya jaringan parut yang lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri yang negatif memastikan diagnosis penyakit HS dan juga membedakannya dengan furunkel atau karbunkel.
Penatalaksanaan
Hidradenitis supurativa bukan hanya infeksi, dan antibiotik sistemik hanya bagian dari program perawatan. Digunakan kombinasi dari:
Glukokortikoid intralesional.
Operasi.
Antibiotik oral.
Isotretinoin.
Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium
Pada pasien dengan lesi yang akut pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis, peningkatan sedimentasi eritrosit dan peningkatan C-Reaktif Protein (CRP). Jika tanda infeksi cukup jelas, dapat dilakukan kultur bakteri dengan sampel yang diambil pada lesi.
Histopatologi
Pemeriksaan histologis struktur adneksa dengan tanda-tanda peradangan kelenjar apokrin hanya ditemukan pada 1/3 kasus. Pada lapisan subkutis dapat ditemukan fibsosis, nekrosis lemak dan inflamasi.
Diagnosa HS
Kriteria diagnostik hidradenitis supurativa menurut the 2nd International Conference on Hidradenitis supurativa, March 5, 2009, San Francisco, CA US adalah:
Lesi yang khas : nodul yang nyeri, 'blind boils' pada lesi yang akut; abses, sinus, skar dan tombstone serta komedo terbuka pada lesi sekunder
Topografi yang khas: pada regio axilla, pangkal paha, perineum dan regio perianal, bokong, dan area lipatan infra mammae dan intermammae
Kronik dan berulang
Semua kriteria harus terpenuhi untuk diagnosis yang tepat.
Limfogranuloma venereum (LGV)
Hidradenitis supurativa yang terdapat di lipatan paha kadang – kadang mirip dengan limfadenitis pada LGV. Perbedaan yang penting adalah pada LGV terdapat riwayat kontak seksual. Pada stadium lanjut LGV terdapat gejala bubo bertingkat yang berarti pembesaran kelenjar di inguinal medial dan fosa iliaka. Pada LGV tes Frei positif.
Definisi
Hidradenitis adalah infeksi kelenjar apokrin, biasanya oleh Staphylococcus aureus. Hidradenitis supurativa (HS) adalah suatu keadaan kronik, yaitu infeksi kelenjar apokrin yang berhubungan dengan axilla dan regio anogenital.
Prognosis
Tingkat keparahan penyakit sangat bervariasi. Banyak pasien hanya memiliki keterlibatan ringan dengan berulang, sembuh sendiri, nodul merah yang lembut tidak mencari terapi. Penyakit ini biasanya mengalami remisi spontan dengan usia (> 35 tahun). Pada beberapa individu, tentu saja bisa berkembang terus-menerus, dengan ditandai morbiditas terkait dengan nyeri kronis, kerusakan sinus, dan terbentuknya jaringan parut, dengan mobilitas terbatas. Beberapa pasien menunjukkan adanya perbaikan kondisi dengan pemberian antibiotik jangka panjang, tetapi banyak juga yang membutuhkan tindakan bedah plastik. Diperlukan peningkatan hygiene untuk mencegah kekambuhan
Terima kasih
Kaspari arnando harianja
208 210 100
Pembimbing
dr.Dame Maria Pangaribuan, Sp.KK
Hidradenitis Suppurativa
Kasus kronik residif
Antibiotik oral :
Erythromycin (250-500 mg qid)
Tetracycline (250-500 mg qid)
Minocycline (100 mg 2x sehari) hingga lesi kering atau kombinasi dengan clindamycin 300 mg 2x sehari atau rifampin 300 mg 2x sehari.
Zinc salt, dosis tinggi (90mg), telah terbukti efektif dalam penelitian singkat.
Metronidazol pada kasus dengan discharge berbau dapat membantu
Dapson telah digunakan dan memberi hasil yang baik.
Kortikosteroid:
Prednisone dapat diberikan jika nyeri dan terdapat tanda inflamasi yang berat. Dengan dosis 70 mg perhari untuk 2-3 hari dan tapering off selama 2 minggu.
Isotretionin oral:
Tidak digunakan pada infeksi berat tapi baik digunakan pada stadium akut untuk mencegah sumbatan folikular dan kemudian kombinasi dengan eksisi bedah. Isotreinoin tidak dapat diberikan pada ibu hamil.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
6/21/2013
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master subtitle style
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
6/21/2013
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master title style
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
6/21/2013
#
Click icon to add picture
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
6/21/2013
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
6/21/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
6/21/2013
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level