Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Meningkatnya teknologi produksi, selalu diimbangi dengan peningkatan teknologi peralatan yang ada. Dalam hal ini pada industri mining digunakan pilihan sistem belt conveyor sebagai alat transportasi yang sangat berperan dalam proses pengangkutan hasil produksinya. Belt conveyor ini sudah banyak sekali digunakan dalam industri pertambangan,
baik itu
di
dalam
underground
maupun
proses
pengangkutan di permukaan. Banyak sekali keuntungan yang didapat dengan diaplikasikannya belt conveyor ini. Menurut perhitungan yang sudah dilakukan sistem pengangkutan dengan bengan belt conveyor akan lebih efisien dibanding dengan pengangkutan trucking. 1.2. Deskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang pembelajaran mengenai sistem belt conveyor yang mencakup beberapa hal, antara lain:
Pengenalan sistem conveyor
Menjelaskan susunan kontruksi sebuah belt conveyor
Menjelaska sistem penyambungan belt conveyor
Menjelaskan sistem pelurusan dan pengencangan Belt Conveyor
Mengenalkan sistem perawatan pada belt conveyor
1.3. Manfaat Materi pembelajaran sistem belt conveyor ini membekali peserta diklat agar memahami komponen komponen belt conveyor dan fungsi
1
Hendris agung
BELT CONVEYOR
komponen tersebut. Mengerti gambaran kerja belt conveyor dan perawatannya. 1.4. Tujuan Pembelajaran a. Kompetensi dasar Kompetensi Dasar
Mata diklat ini adalah agar peserta mampu
memahami system kerja belt conveyor dan perawatan pada peralatan yang menggunakan system belt conveyor. b. Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan materi Diklat ini adalah: Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan sistem kerja belt conveyor. Menjelaskan bagian bagian sistem belt conveyor Menjelaskan cara penyambungan belt conveyor. Menjelaskan cara perawatan sistem belt conveyor.
1.5. Materi Pokok Materi pokok modul ini adalah: I. Sistem Conveyor II. Konstruksi Belt Conveyor III. Sistem Penyambungan Belt Conveyor IV. Pemasangan Belt Conveyor V. Perawatan Belt Conveyor
1.6. Petunjuk Belajar Pertama tama bacalah semua materi yang ada , bila ada hal hal yang kurang jelas tanyakan kepada fasilitator yang bersangkutan atau dibahas
2
Hendris agung
BELT CONVEYOR
bersama sama dengan peserta diklat yang lain. Selanjutnya cobalah untuk menjawab atau mengerjakan latihan yang ada. Akhirnya implementasikan pada pelaksanaan proses pembelajaran.
3
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB II SISTEM KONVEYOR
Indikator keberhasilan: Setelah membaca bab ini, pembaca dapat: 1. Menyebutkan jenis jenis sistem belt conveyor. 2. Menjelaskan pemanfaatan belt conveyor
2.1. Definisi Belt conveyor adalah salah satu alat transportasi kontinyu berbagai jenis yang digunakan di dunia industri apalagi di tambang batubara. Karakteristik dari conveyor ini adalah memiliki daya angkut besar pada barang hancur/terpisah-pisah seperti batubara dll, kemampuan angkutnya tergantung lebar dan kecepatannya, tidak berhubungan dengan jarak. Selain itu, setelah dipasang, jika jarak angkut bertambah atau terjadi percabangan, tinggal memanjangkan belt atau melakukan sistem bertingkat sehingga terjadi struktur belt gabungan, dari face(pemuka kerja), melewati lorong main gate/tail gate, lorong miring, lorong datar, dll, naik lorong miring utama, sampai fasilitas permukaan dapat dilakukan transportasi jarak jauh secara kontinyu dengan deretan belt-belt. Jarak angkut tiap unit, sebagai belt karet untuk conveyor, ada nilon belt, cable belt, steel-cord belt berdaya rentang (tensile strength) tinggi, makin meningkat dan sebagian digunakan untuk mengangkut manusia. Kemudian, jika dibandingkan dengan panser conveyor (chain conveyor), hambatannya sangat kecil, konstruksi mudah, kepercayaan tinggi dan perawatan mudah. Kekurangannya adalah ada batasan kemiringan, ketinggian lorong di tempat penghubungan bertingkat terbatas, jadi dibutuhkan lorong yang dapat memenuhi syarat tersebut. Juga belt
4
Hendris agung
BELT CONVEYOR
bersifat susah terbakar dan juga dapat terbakar, sehingga memungkinkan menimbulkan bencana besar berupa kebakaran tambang, untuk itu harus ditangani dengan baik. Kita mengenal beberapa jenis conveyor yaitu:
CONVEYOR BELT CONVEYOR
OVERHEAD CONVEYOR
APRON CONVEYOR
DRAG CHAIN CONVEYOR
FLYGHT CONVEYOR
SCREW CONVEYOR
BUCKET CONVEYOR
ROLLER CONVEYOR
SCRAPER CHAIN CONVEYOR
OSCILATING CONVEYOR
PALLET CONVEYOR
VIBRATING CONVEYOR
Gbr. 2.1 Oscilating conveyor
Gbr. 2.2 Apron conveyor
5
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.2.3 Bucket conveyor
Gbr.2.5.Flight conveyor
Gbr.2.4.Vibration conveyor
Gbr.2.6.Overhead conveyor
6
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.2.7.Pallet conveyor
Gbr.2.9.Screw conveyor
Gbr2.8. Roller conveyor
Gbr.2.10. Belt conveyor
Ada banyak jenis sabuk (belt) yang umum digunakan pada belt conveyor, tergantung dari penerapannya, antara lain: a
Sabuk yang terdiri dari rangka kain dengan penutup karet Jenis sabuk ini banyak dibunakan di pabrik pabrik atau sebagai alat angkut bahan galian maupun bahan tambang dengan jarak relatif pendek.
7
Hendris agung
b
c
d
BELT CONVEYOR
Sabuk yang terdiri dari rangka kawat baja dengan dengan penutup karet Sabuk jenis ini banyak digunakan untuk mengangkut bahan galian atau bahan tambang dengan jarak yang relatif panjang. Sabuk yang terbuat dari bahan kain/kanvas Sabuk jenis ini umumnya digunakan dipabrik pabrik untuk mengangkut material satuan dengan kapasitas yang relatif rendah. Sabuk yang terbuat dari bahan metal, baik berupa plat baja tipis maupun berupa anyaman kawat baja. Sabuk yang terbuat dari plat baja tipis biasanya hanya digunakan sebagai alat pemindah dari satu alat ke alat lainnya dengan jarak yang pendek untuk material satuan. Sedang sabuk dengan anyaman kawat baja biasanya digunakan pada peralatan konveyor pengering kontinyu.
FAKTOR FAKTOR PEMILIHAN BELT CONVEYOR KARAKTERISTIK MATERIAL YANG AKAN DIANGKUT KONDISI SITE UNTUK MENENTUKAN JARAK
KETERSEDIAAN ANGKUTAN YANG SUDAH ADA KETERSEDIAAN SUMBER DAYA LISTRIK
PERTIMBANGAN TEKNIS, EKONOMIS, LINGKUNGAN
8
Hendris agung
BELT CONVEYOR
2.2. Penggunaan Belt Conveyor Penggunaan belt conveyor sudah sangat luas, digunakan untuk mengangkut material curah, material satuan bahkan di pertambangan ada yang digunakan untuk mengangkut tenaga kerja. Belt conveyor banyak digunakan untuk pengangkutan baik di pabrik manufaktur maupun industri pertambangan karena nilai ekonomis, kapasitas angkut, pengoperasian yang relatif luas, serta terkait dengan ramah terhadap lingkungan. Aplikasi yang begitu luas dari belt conveyor ini dengan teknologi yang ada sekarang ini, memungkin kan digunakan dalam kondisi melengkung, sehingga mampu mengurangi biasa untuk pembuatan transfer point. Belt conveyor ini juga memungkinkan digunakan untuk jangkauan tranportasi yang panjang. Belt conveyor ini juga ramah lingkungan karena memungkin menggunakan sistem piping conveyor untuk mengangkut material yang berdebu.
Gbr.2.11.Pipe conveyor, sumber www.specweld.com
Dengan teknologi pembuatan material belt conveyor, ini memungkinkan belt conveyor digunakan dalam berbagai kondisi lapangan: -
Dari temperatur rendah sampai dengan temperatur tinggi Dari material yang tidak abrasive sampai material yang abrasive Dari material yang tidak mengandung minyak sampai material yang mengandung minyak
9
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Untuk angkutan material kimia
Belt conveyor juga digunakan atau diterpakan dalam berbagai aplikasi: -
Digunakan sebagai pengangkut material hasil penambangan, sperti batubara, dan thasil tambang mineral, dari lokasi produksi sampai stock pile.
Belt conveyor digunakan dalam sistem penanganan material dari awal sampai akhir proses.
Gbr2.12. 3,2 km 1800 tph CKIT pipe conveyor at Birla Copper Dahej Sumber, www.pipeconveyor.com
10
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.2.13.Pemanfaatan belt conveyor untuk mengangkut material produksi di PT FMI
Gbr.2.14.Pemanfaatan belt conveyor untuk mengangkut material hasil produksi yang sudah di crusher di PT. Aneka Tambang Pongkor.
11
Hendris agung
BELT CONVEYOR
2.3. Jenis belt conveyor Baik material curah maupun material satuan yang diangkut dengan belt conveyor yang menggunakan permukaan belt yang halus ataupun polos, jika sudut inklinasi makin besar akan memungkinkan material tersebut tergelincir, ini diakibatkan oleh gaya gesek yang lebih rendah dibanding berat material tersebut. Sudut dimana hal ini terjadi dinamakan sudut inklinasi kritis. Sudut inklinasi kritis ini biasanya terjadi pada 15° – 20°, tergantung pada material yang diangkat , ukuran butir dan kecepatan belt conveyor. Semakin cepat belt conveyor maka sudut inklinasinya semakin kecil. Untuk sudut inklinasi yang lebih dari 20° biasanya menggunakan belt conveyor yang berbuku buku. Kondisi ini menyebabkan berbagai pertimbangan untuk memilih jenis belt conveyor yang akan digunakan, menjadi pertimbangan juga kecepatan belt, sudut inklinasi, dan juga ukuran butir material yang akan diangkut. Jenis belt conveyor adalah sebagai berikut: a b c d e f
Belt conveyor biasa, sudut inklinasi sampai 20° Belt conveyor dengan permukaan sabuk kasar, sudut inklinasi 20° - 35° Belt conveyor dengan sabuk chevron cleat, sudut inklinasi 35° - 45° Belt conveyor dengan sabuk bersirip berbentuk kotak dan sisi bergelombang , sudut inklinasi 45° - 60° Belt conveyor sudut curam tipe sandwich, sudut inklinasi 60° - 87° Belt conveyor sudut curam tipe bucket elevator, sudut inklinasi lebih dari 87°
2.4. Rangkuman Jenis jenis sistem conveyor ini meliputi: belt conveyor, apron conveyor, flight conveyor, bucket conveyor, scraper chain conveyor, pallet conveyor, overhead conveyor, drag chain conveyor, screw conveyor, roller conveyor, oscilating conveyor, vibration conveyor. Dengan teknologi pembuatan material belt conveyor, ini memungkinkan belt conveyor digunakan dalam berbagai kondisi lapangan:
12
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Dari temperatur rendah sampai dengan temperatur tinggi Dari material yang tidak abrasive sampai material yang abrasive Dari material yang tidak mengandung minyak sampai material yang mengandung minyak Untuk angkutan material kimia
Belt conveyor juga digunakan atau diterpakan dalam berbagai aplikasi: Digunakan sebagai pengangkut material hasil penambangan, sperti batubara, dan hasil tambang mineral, dari lokasi produksi sampai stock pile. 2.5. Latihan 1. 2.
Sebutkan jenis jenis sistem conveyor. Jelaskan yang dimaksud dengan sudut inklinasi kritis jenis belt conveyor.
13
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB III KONSTRUKSI BELT CONVEYOR
Indikator kebrhasilan: 1. 2.
Pembaca mampu menjelaskan susunan dari rangkaian belt conveyor Pembaca mampu menjelaskan faktor pemilihan komponen belt conveyor.
3.1 Susunan Belt Conveyor
Gbr.3.1 Susunan sistem belt conveyor
Secara umum susunan komponen atau peralatan yang ada pada sistem konveyor sabuk terdiri dari: a. Komponen penggerak yang terdiri dari motor penggerak , roda gigi reduksi atau jenis transmisi lainnya (rantai dengan sprocket atau
14
Hendris agung
BELT CONVEYOR
sabuk dengan puli), puli penggerak (drive pulley), puli snub dan kopling.
Gbr.3.2.Pulley
b. Bagian pembawa material yang terdiri dari sabuk yang disangga pada idler pembawa, sedang bagian balikan disangga oleh idler balikan. Kedua idler tersebut bertumpu pada rangka struktur. c. Sistem pengencang sabuk(take up system) yang dapat dibuat dengan menggunakan sistem manual, sistem otomatis secara gravitasi atau sistem elektris.
15
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.3.3. Sistem pengencang sabuk, sumber www.jbtfoodtech.com
d. Sistem pengatur kelurusan sabuk yang dapat dilakukan dengan mengatur kelurusan puli belakang , puli penggerak dan idler atau dengan menggunakan idler pengarah.
Gbr.3.4. Idler pengarah
16
Hendris agung
BELT CONVEYOR
e. Peralatan pengumpan yang dapat berupa corong pengumpan atau sistem pengumpan lainnya seperti belt feeder, pengumpan apron.
Gbr.3.5. belt feeder f. Peralatan pencurah material yang dapat berupa corong keluar (discharge chute) atau peralatan pencurah lainnya.
Gbr.3.6. discharge chute g. Sistem pembersih sabuk.
17
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.3.7. pembersih sabuk 3.2 Memilih Belt Sebelum memilih sabuk, maka dilakukan penentuan lebar sabuk minimum yaitu melalui ukuran maksimum dari besar butir yang akan diangkut, supaya material dapat diangkut dengan aman. Secara umum semakin kecil lebar sabuk yang digunakan, maka sistem conveyor sabuk semakin ekonomis. Dari studi yang ada, biaya terendah terjadi pada sabuk dengan lebar 600 sampai 1000mm. Tetapi kondisi seperti ini belum tentu dapat diterapkan, karena dengan semakain kecil lebar sabuk akan memungkinkan kecepatan maksimum sabuk dapat terlampaui. Untuk itu pemilihan disesuaikan dengan lebar sabuk minimum dan kecepatan belt conveyor yang diijinkan. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan sabuk adalah:
Tegangan maksimum yang terjadi, terutama menentukan jenis rangka sabuk yang diperlukan. Jenis material yang diangkut Kapasitas maksimum dan minimum Diameter puli Profil dan panjang belt conveyor Jenis penyambung sabuk.
dalam
3.2.1 Konstruksi sabuk
18
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.3.8. konstruksi belt
Secara umum sabuk terdiri dari lapisan top cover, carcas, dan bottom cover. Top dan bottom cover berfungsi untuk melindungi rangka sabuk dari gangguan sebagai berikut: -
-
Menghindari terjadinya gesekan ketika material jatuh dari pengumpan akibat adanya perbedaan kecepatan antara sabuk dengan jatuhan material. Adanya tusukan dari material yang tajam. Adanya gesekan dengan roller balikan. Melindungi rangka sabuk atau carcas dari pengaruh cuaca dan juga pengaruh kimia.
Rangka sabuk atau carcas berfungsi untuk menerima dan meneruskan tegangan tarik yang diterima oleh drive puli. Dalam lapisan sabuk diantara ply juga diberi lapisan skim coated ply yaitu yaitu berupa lapisan karet tipis yang diletakan diantara rangka sabuk. Lapisan ini berfungsi untuk menahan beban kejut dari sabuk. Lapisan ini banyak digunakan jika sabuk menggunakan banyak ply. Untuk sisi sabuk biasanya ada dua yaitu: -
Sisi tertutup, biasanya digunakan oleh sabuk yang menggunakan rangka dari kain, karena untuk menghindari terserapnya air. Sisi yang terbuka, biasanya digunakan oleh sabuk yang menggunakan rangka sintetis yang tidak terpengaruh dari luar.
Adapun pemilihan tebal cover sabuk berdasarkan : a. Jenis material yang diangkut, terutama ukuran butir dan sifat abrasive material yang diangkut.
19
Hendris agung
BELT CONVEYOR
b. Kondisi opersai, terutama kondisi pengumpanan (tinggi dan karakteristik jatuhnya material, kapasitas dan kecepatan sabuk) serta siklus sabuk tersebut.
Ketebalan bahan top cover minimum yang direkomendasikan oleh CEMA Jenis material yang diangkut Angkutan bahan satuan Ringan atau halus tidak abrasive
Contoh material
Ketebalan minimum(mm) produk 0,8
Karton, makanan Cacahan kayu, biji bijian, batubara, bijih potas Halus dan abrasive Pasir, klinker Berat, ukuran sampai Pasir dan batu 76 mm kerikil, batu pecah Berat, ukuran sampai Batu bara dari 203 mm tambang, batu, bijih Berat, bongkahan Bijih, terak Ketebalan bottom cover Kondisi operasi Material yang tidak abrasive Material abrasiv Pengumpan kejut
1.6-3.2
3.2-4.8 3.2-4.8 4.8-6.4 6.4-8.0
Ketebalan minimum (mm) 0.8 1.6 2.4
Pemilihan jenis carcas atau rangka sabuk. Pada dasarnya rangka belt conveyor terdiri dari rangka steel cord yaitu terbuat dari anyaman kawat baja, dan juga fabric carcas belt yang rangkanya terdiri dari lapisan kain. Sedang kain sendiri bisa terbuat dari poliester, nilon, vinil. Sehingga pemilihan rangka sabuk didasarkan pada tegangan yang terjadi pada sabuk dan juga kondisi pengumpanan. Rangka sabuk ini akan mempengaruhi panjang pergeraka sistem pengencangan serta diameter puli yang akan digunakan. Kode B
Jenis bahan Katun
R P atau N
Rayon kekuatan tinggi Polyamide (nilon
Karakteristik Bahan Penyerapan uap air tinggi, rentan terhadap pelapukan Kekuatan tinggi, mulur rendah, ketahanan abrasi, lelah dan
20
Hendris agung
BELT CONVEYOR
E atau P
Poliester
D
Aramid
V
Vinilon
kejut baik, penyerapan ua air sedang, tahan pelapukan tinggi Kekuatan tinggi, ,mulur tinggi, ketahanan abrasi dan lelah baik, penyerapan uap air rendah, tahan pelapukan sangat tinggi Kekuatan sangat tinggi, mulur sangat rendah, tidak melelh akan tetapi dapat terurai pada temperatur sangat tinggi
3.3 Memilih Idler Berdasarkan fungsinya, jenis roller atau idler dapat digolongkan sebagai berikut: a
b
c
d
e
f
Idler pembawa(carry idler) merupakan idler yang digunakan untuk menyangga sabukyang terletak pada sisi pembawa material. Idler balikan (return idler atau return throught set) merupakan idler yang digunakan pada sisi balikan atau sisi yang tidk membawa material. Idler beban kejut (impact idler) merupakan idler pembawa yang dilatekan pada titik umpan atau titik perpindahan (transfer point)untuk meredam beban kejut yang terjadi akibat jatuhnya beban . roller pada idler ini biasanya dilapisi karet untuk meredam beban kejut. Idler pembalik (turn over idler) idler ini digunakan untuk membalik sabuksehingga sisa material yang lengket atau menempel pada sabuk tidak jatuh ke bawah konveyor sabuk. Idler timbangan (weighing idler), idler ini merupakan idler pembawa yang digunakan didaerah timbangan sabuk (belt scale). Yang membedakan dengan idler pembawa adalah kepresisian roller nya. Idler pengarah (training idler atau self centralising set), idler ini digunakan untuk membantukelurusan sabuk idler. Idler pengarah ini bisa dipasang pada bagian pembawa material atau pada bagian balikan.
21
Hendris agung
g
BELT CONVEYOR
Idler transisi, idler ini pada prinsipnya sama dengan idler pembawa. Yang membedakan dengan idler pembawa adalah sudutnya bisa diubah ubah yang bertujuan untuk menghindari tegangan lebih atau tegangan negatif pada sabuk. Idler ini dipasang pada daerah belakang setelah puli ujung belakang (tail pulley) dan pada daerah depan sebelum puli ujung depan.
Sedang berdasarkan jumlah roll nya, idler dapat dibagi menjadi: a. Idler dengan roll tunggal, umumnya hanya digunakan pada idler pembawauntuk membawa material satuan, pada sabuk pengumpan atau sebagai idler balikan. b. Idler dengan dua roll (V idler) umum digunakan sebagai idler pembawa untuk ukuran lebar sabuk yang kecil atau sebagai idler balikan untuk ukuran sabuk yang lebar. c. Idler dengan tiga rol, idler yang paling umum sebagai idler pembawa pada belt conveyor yang umum digunakan untuk mengangkut bahan galian hasil tambang. Idler jenis ini jarang digunakan sebagai idler balikan. Pada prinsipnya ada dua jenis dari idler tiga rol ini yaitu segaris dan tidak segaris. Yang tidak segaris umumnya digunakan untuk sabuk yang lebarnya lebihdari sama dengan 1000 mm. d. Idler dengan 5 roll, ini hanya digunakan untuk sabuk yang sangat lebar.
Konstruksi rangka idler dapat dibedakan menjadi konstruksi rangka kaku dan konstruksi rangka gantung.
22
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Gbr.3.10. Idler dengan rangka rigid, sumber OKABE Japan
Gbr.3.11. Idler sistem gantung atau suspended set, sumber Rulmeca
-
Kontruksi idler dengan rangka gantung umumnya digunakan pada belt conveyor yang tidak terlalu memerlukan belt dengan kelurusan presisi, dan juga sering bongkar pasang karena berpindah pindah. Keuntungan dari idler dengan sistem rangka gantung: Mudah untuk melakukan penggantian idler Penggunaan idler dengan 5 roll pada feed point akan membantu mengurangi beban kejut, sehingga tidak memerlukan idler dengan
23
Hendris agung
BELT CONVEYOR
lapisan karet karena kempuan menahan kejut sudah didapat dari kontruksi rangka idler tersebut.
Gbr.3.12. impact roller dengan pelapis karet, sumber OKABE Japan
Konstruksi idler
Gbr.3.13. Kontruksi idler (rulmeca idler)
Kontruksi roller ini terdiri dari selubung rol, rumah bantala, poros, sekat dalam, bantalan, sekat labirinth, circlip, penutup, sekat pembersih luar dan penutup luar. Selubung luar bisa terbuat dari bahan pipa baja lunak. Ada juga yang terbuat dari bahan PVC dan ini biasanya digunakan untuk industri makanan. Idler pada belt conveyor baiasanya tidak dilengkapi dengan sietm pelumasan karena:
24
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Sulitnya mengatur jadwal pelumasan, karena jumlah idler yang jumlahnya ribuan. Suit untuk mengecek kuantitas pelumas yang mencapai bantala pada saat pelumasan Kelebihan pelumas jika mengenai sabuk akan mempengaruhi life time sabuk.
Karena alasan inilah maka digunakan pelumas dengan kualitas tinggi, dengan umur pelumas yang baik dan tahan lama. Banyak pabrikan roller yang membuat lubang kecil pada dinding roller, ini dimaksudkan agar udara yang terjebak dalam roller bisa keluar karena udara yang terjebak dalam putaran terus menerus akan menyebabkan panas, dan jika udara dalam roller terlalu dingin, maka udara dari luar bisa masuk. Namun ada kekurangannya yaitu menyebabkan masuksnya debu kedalam roller sehingga bisa mengotori bearing. 3.4 Memilih Pully Jenis pully Berdasar jenis dan penggunaannya puli dapat dibedakan menjadi: - Puli penggerak yaitu puli yang digunakan untuk menggerakan seluruh sistem belt conveyor, karena pada poros puli terhubung sistem penggerak. - Puli ujung depan adalah puli yang terletak pada bagian depan sistem konveyor sabuk dimana material dicurahkan, dalam beberapa kasus bisa juga sebagai puli penggerak. - Puli ujung belakang adalah puli yang terletak pada bagian belakang sistem konveyor sabuk, bisa digunakan sebagai puli penggerak atau puli pengencang. - Puli pengencang adalah puli dimana terletak pengencang sabuk. - Puli pelengkeung adalah puli yang digunakan untuk mengubah arah sabuk. - Puli penekan adalah puli yang digunakan untuk menekan sabuk pada daerah puli ujung depan atau puli ujung belakang atau puli penggerak, untuk menjaga sudut belitan antara sabuk dan puli. Pada Pulley ada Head Pulley, Drive Pulley, Tail Pulley,Snap pulley, Tention pulley dan ada yang terbuat dari baja juga cast iron. Biasanya untuk mencegah belt melest/miring, permukaan disimpan di tengah atas, dan lebarnya dibuat 50-100mm lebih luas dari belt. Diameter pulley diperoleh dengan D/n=75-200 yaitu jumlah ply yang diambil dari lifetime belt sintetik. 25
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Driver pulley conveyor yang mengangkut muatan berair bisa memudahkan slip dan menjadi penyenbab terjadinya kerusakan. Oleh karena itu dilakukan rubber racking proses maka diperbanyak daya gesekannya untuk mencegah slip. 3.5 Memilih Sistem Penggerak Berdasar jumlah penggerak belt yang digunakan, maka terbagi menjadi dua yaitu sistem penggerak tungal dan sistem penggerak banyak (bisa dua atau lebih). Sedang jika didasarkan pada letak posisinya dapat dibagai menjadi penggerak depan, tengah, maupun sistem penggerak belakang. Terkadang ada yang yang membagi sistem penggerak menjadi beberapa jenis berikut: -
-
-
Sistem penggerak yang paling sederhana adalah sistem penggerak yang hanya terdiri dari motor listrik yang bersatu dengan roda gigi reduksi , kopling fleksibel dan puli pengerak. Sistem penggerak yang terdiri dari motor listrik, kopling , rem, roda gigi reduksi, kopling fleksibel dan puli penggerak. Alternatif lain adalah tanpa menggunakan rem. Sistem pengerak yang terdiri dari motor listrik, kopling (fleksibel atau fluida), rem, roda gigi reduksi dan puli penggerak Sistem penggerak yang terdiri dari motor listrik, transmisi sabuk, roda gigi reduksi, transmisi rantai dan puli penggerak Sistem penggerak ini bisa dikombiasikan sehingga bisa menghasilkan berbagai jenis sistem penggerak.
3.6 Rangkuman Kontruksi sistem belt conveyor terdiri dari: a. Komponen penggerak yang terdiri dari motor penggerak , roda gigi reduksi atau jenis transmisi lainnya (rantai dengan sprocket atau sabuk dengan puli), puli penggerak (drive pulley), puli snub dan kopling. b. Bagian pembawa material yang terdiri dari sabuk yang disangga pada idler pembawa, sedang bagian balikan disangga oleh idler balikan. Kedua idler tersebut bertumpu pada rangka struktur. c. Sistem pengencang sabuk(take up system) yang dapat dibuat dengan menggunakan sistem manual, sistem otomatis secara gravitasi atau sistem elektris.
26
Hendris agung
BELT CONVEYOR
d. Sistem pengatur kelurusan sabuk yang dapat dilakukan dengan mengatur kelurusan puli belakang , puli penggerak dan idler atau dengan menggunakan idler pengarah. e. Peralatan pengumpan yang dapat berupa corong pengumpan atau sistem pengumpan lainnya seperti belt feeder, pengumpan apron. f. Peralatan pencurah material yang dapat berupa corong keluar (discharge chute) atau peralatan pencurah lainnya. g. Sistem pembersih sabuk. 3.7. Latihan 1. 2. 3.
Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan belt conveyor. Jelaskan fungsi top cover dari belt conveyor. Jelaskan pemilihan idler pada transfer point sistem belt conveyor.
27
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB IV SISTEM PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR
Indikator keberhasilan: 1. 2.
Pembaca mampu menyebutkan jenis jenis penyambungan belt conveyor. Pembaca mampu menjelaskan prinsip dasar penyambungan belt conveyor
Gbr.4.1. Metode penyambungan panas dan penyambungan mechanikal (sumber ikhesima)
Penyambungan belt conveyor dapat dikategorikan dalam dua metode dasar yaitu: a. Penyambungan vulkanisasi meliputi penyambungan vulkanisasi dingin dan vulkanisasi panas b. Sambungan dengan fastener logam atau sering disebut penyambungan mekanikal. Perbandingan pemakaian metode yang digunakan antara sambungan vulkanisasi dengan sambungan mekanikal ditinjau dari beberapa aspek: -
Strength, kekuatan sambungan yang jadi perhitungan
28
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Uniformity, merupakan tingkat keseragaman atau tingkat kehalusan dari permukaan sambungan yang dibutuhkan. Wear, tingkat keausan dari gesekan material yang dibawa konveyor dengan permukaan sambungan. Seal, tingkat penyekatan yang diharapkan. Sifting, faktor sering atau tidaknya sambungan belt dibongkar. Tingkat kerusakan akibat alat pembersih belt/pemilihan material alat pembersih (belt scraper/belt cleaning system) Plow wear, yaitu tingkat keausan pada sambungan akibat dari pemilihan jenis bahan pelindung tail puli. Kerusakan sambungan akibat skirt board Penggunaan metal detector Penggunaan alat timbang Tingkat kebisingan. Jenis belt yang digunakan, belt dengan carcass fabric atau carcass steel cord. Pertimbangan biaya Pertimbangan waktu.
4.1 Prinsip Dasar Penyambungan Yang perlu diperhatikan adalah: -
Tingkat tegangan belt Daya rekat Penerapan metode dilapangan Teknik dan metode penyambungan belt Pemasangan dan curing Penyambungan dingin atau penyambungan kimia. Sentuhan akhir/finishing dan penyelesaian kesalahan prosedur.
4.1.1 Tingkat tegangan belt Besarnya tarikan belt sangat berpengaruh terhadap kekuatan sambunganyang dibutuhkan karena dimensi sambungan harus mampu untuk meneruskan gaya tarikan belt. Dalam pengoperasiannya sambungan belt harus dapat memiliki sifat flexibilitas, tahan terhadap benturan dari material (impact), dapat mengikuti lekukan idlerdan gaya gaya aktif yang berpengaruh terhadap belt secara keseluruhan, tetapi jika kekuatan sambungan yang dibuat
29
Hendris agung
BELT CONVEYOR
tidak dapat mengikuti kemampuan hal tersebut diatas maka akan mempengaruhi kekuatan sambungan tersebut. Dengan demikian tegangan belt merupakan hasil dari gaya gerakan motor penggerak yang diteruskan terhadap beltuntuk menggerakan material yang dibawa oleh konveyor dan juga untuk mengatasi semua factor factor hambatan dan gesekan dari sistem. Motor penggerak dan beban yang ada diatasnya menyebabkan adanya hambatan dan yang akan menghasilkan stress sepanjang belt conveyor. Alat pengencan belt conveyor berfungsi untuk menjagabelt tetap tegang tehadap puli penggerak sehingga kekuatan sambungan harus dapat mengatasi gaya tarik ini. 4.1.2 Daya Rekat Salah stu hal yang harus ada dalam penyambungan belt konveyor adalah adhesi yang merupakan ikatan satu ujung belt dengan ujung lainnya. Dalam suatu sambungan tidak ada pekerjaan mekanikal seperyi pengikatan dan pengelasan. Jdi semata mata hanya bergantung pada tingkat rekatan satu sama lainnya. Sambungan belt merupkan penhantar gaya tarikan dari fabric maupun steel cord, namun secara teknis bahan penahan tarikan tidak terhubung satu sama lainnya. Secara umum yAng mengahasilkan daya rekat pada penyambungan belt adalah karet antara yang sering disebut sebagai tie gum, rubber skim, insulation gum, foil, rubber cement. Tingkat kekuatan bonding karet terhadap fabric Antar ply dengan ply Karet penutup ke lapisan ply < 1,58 mm tebal >1,58 mm tebal
Min 9,8 kg/cm Min 1.15 kg/cm Min 9.8 kg/cm
4.2 Penyambungan Panas Pada umumnya pada pembuatan satu sambungan terbagi menjadi tiga langkah yaitu: -
Pekerjaan persiapan ujung ujung belt untuk menyesuaikan dengan bentuk sambungan yang dipilih.
30
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Pengaplikasian lem, rubber gum atau material antara lainnya. Pemasangan sambungan dan pemasakan sambungan.
Pekerjaan pekerjaan persiapan tersebut termasuk pengukuran, pembuatan pola, pemotongan, pengupasan, penggerindaan, pembuatan skive atau langkah langkah lainnya. Bagian penguat belt baik berupa fabric maupun steel cord merupakaan bagian utama daripada penahan gaya tarikan, sehingga persiapan dan penanganan bagian ini merupakan bagian yang amat penting bagi keberhasilan suatu sambungan. Pada saat pemasangan material antara, atau yang sering disebut splice kit atau material splicing yang terdii dari sement, tie gm, karet penutup, material breaker, filler rubber dsb, tergantung dari tipe belt atau konstruksi beltnya. Splice kit yang digunakan harus sesuai dengan jenis belt yang akan disambung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan material penyambungan adalah sebagai berikut: -
-
Expire date dari material penyambungan. Sensitivenya terhadap perubahan cuaca terutama didaerah tropis. Sistem penyambungan dingin menggunakan cement adhessive memiliki umur pakai yang lama, tetapi setelah tercampur dengan hardener maka lem tersebut harus cepat digunakan. Beberapa jenis lem pvc dan belt yang terbuat dari thermoplastic harus dilakukan pemanasan awal sebelum digunakan.
Setelah material penyambungan tersedia, preparasi penyambungan biasanya diikuti dengan pembersihan permukaan fabric yang telah dikasrkan (buffing) pada pemukaan karet yang tersisa, dan dibersihkan dengan pengulasan dengan larutan pembersih (solvent) ringan untuk membersihkan dari lemak, minyak dan debu. Proses pengasaran (buffing) diaplikasikan hanya pada permukaan karet yang tersisa atau melekat pada permukaan fabric, bukan pada permukaan fabric dari belt. Proses ini dapat menghasilkan permukaan yang kasar dengan menggunakan peralatan pemutar elektronik dengan putaran <1200 rpm. Hindari penggunaan alat dengan rpm tinggi, karena dapat membuat permukaan karet yang dikasarkan menjadi hangus dan lengket. Berikutnya dengan penguasan lem karet, sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya pada kedua permukaan ujung belt yang disambung. Lalu dilanjutkan dengan pemasangan tie gum yang 31
Hendris agung
BELT CONVEYOR
perlu dihindari adalah udara terjebak dengan cara pengerolan. Biasanya pemasangan tie gum ini hanya pada satu sisi permukaan dari dua permukaan ujung belt yang disambung. Pemasangan dan Pemasakan Pada saat waktu pengeringan bahan perekat belt pada kedua ujung belt yang akan disambung hampir mendekati yang seperti disyaratkan oleh pabrik pembuat , maka dilakukan pelurusan dari sambungan tersebut dengan mengatur alat penjepit belt. Belt penguat fabric yang menggunakan karet sebagai penutup, biasanya memiliki karet mentah sebagai baha penutup bagian atas dan bawah yang termasuk karet perekat diantara fabric. Ada beberapa pabrik pembuat belt menyertakan lembara penguat sebagai breaker yaitu berupa fabric khusus sebagai penguat sambungan yang dipasang sebelum karet penutup bagian atas direkatkan. Untuk belt PVC biasanya dibuat sistem jari jari yaitu finger joint, biasanya menggunakan pasta yang diulaskan pada bagian atas dan bawah sambungan termasuk jari jari sambungannya. Pad sambungan belt dengan steel cord setelah sling dipotong sesuai ukuran dan disusun sesuai dengan yang disyaratkan dalam prosedur penyambungan diletakan diatas karet mentah sebagai penutup dan satu lapisan rubber kim, diantara sling sling tersebut diisi karet mentah yang berbentuk seperti noodle yang bahan dasar materialnya sama dengan rubber skim. Pengisian harus padat dtidak boleh ada bagian yang tesisauntuk menghindari terjadinya gelembung udara pada sambungan. Biasanya tebal karet penutup menyesuaikan dengan tebalnya karet penutup pada belt aslinya dengan melebihkan 1 mm lebih tebal dibandingkan dengan tebal belt yang disambung sehingga hasil akhir sambungan memiliki kepadata yang mendekati denga belt hasilnya. Sebelum dilakukan pemasakan diatas mesin press dengan pemanas, biasanya daerah sambungan yang terdapat karet mentah ditutupi dengan kertas yang memiliki lapisan silicon atau holland cloth untuk menghindari melekatnya karet terhadap permukaan alat press. Penyambungan sistem panas ini memerlukan peralatan yang menggunakan panas dan tekanan yang berpengaruh terhadap peleburan karet karet mentah diantara fabric atau steel cord dan karet karet mentah
32
Hendris agung
BELT CONVEYOR
sebagai karet penutup. Tekanan yang digunakan untuk 5 Psi untuk belt berbahan thermoplastic yang tipis, hingga tekanan 175 Psi untuk penyambungan belt steel cord. Untuk belt dengan penguat fabric dengan tekanan 100 Psi pada saat pemasakan. Temperatur alat pemanas bisa mencapai 145°C sd 240°C tergantung pada jenis belt dan komposisi karet yang digunakan. Lamanya waktu pengepresan rata rata 3-4 menit /mm tebal belt. Biasanya pabrik menyertakan tabel waktu pemasakan belt. 4.3 Menyambung Cara Dingin Penyambaungan belt cara dingin tidak menggunakan alat press panas tetapi menggunakan lem sebagai material pengikat antara fabric dengan fabric yang kemudian ujung belt yang disambung direkatkan satu dengan yang lainnya dengan meluruskan posisi sambungan terhadap belt keseluruhan terlebih dulu.Tidak ada tekanan yang diaplikasikan dalam sambungan cara dingin ini kecuali pengerolan dan pemukulan dengan palu karet secara merata terhadap permukaan sambungan dengan pola pemukulan tertentu. Penymabnga dengan cara dingin ini membutuhkan waktu paling sedikit 6 jam untuk menyelesaikan reaksinya. Untuk hasil yang baik biasanya sambungan didiamkan hingga 24 jam tanpa pembebanan. 4.4 Finishing Penyambungan belt dengan cara panas terjadi penaikan temperatur yang lebih tingi dari temperatur lingkungan, maka terjadinya gelembung gelembung pada sambungan sangat memungkinkan. Untuk mengurangi resiko ini, pada alat vulkanisasi yang modern biasanya sudah dilengkapi denga sistem pendingin dengan air. Untuk menghinari terjadinya blistering , disarankan alat press dibuka pada suhiu dibawah 60°C tanpa harus mengurangi tekanan setelah curing time dicapai. Setelah alat press dibuka, pemeriksaan secara visual perlu dilakukan untuk melihat hasil pekerjaan. Bila dijumpai ketidak seragaman pada permukaan sambungan, bisa jadi merupakan indikasi adanya titik kelemahan dari hasil sambungan yang dihasilkan. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan biasanya kelebihan kelebihan karet yang tidak diperlukan disektar sambungan dipotong dan digerinda rata denga permukaan karet.
33
Hendris agung
BELT CONVEYOR
4.5 Menyambung Cara Mekanikal Penyambungan mekanikal merupakan salah satu cara penyambungan belt yang sering dilakukan selain dengan cara vulkanisasi. Pemakaian mekanikal biasanya dilakukan untuk kondisi pengoperasian belt sebagai berikut: -
Belt conveor yang sering dilepas
Pada sistem yan menggunakan belt conveyor dalam jangka waktu pendek biasanya menggunakan mekanikal fastener untuk penyambungannya. -
Waktu perbaikan yang terbatas
Dalam suatu kondisi bila terjadi putusnya belt tetapi operator konveyor tidak memiliki waktu yang banyak untuk melakukan penyambungan dengan cara vulkanisasi atau mungkin terbatasnya belt yang tersedia, maka mekanikal fastener merupakan pilihan yang tepat. -
Belt conveyor yang menggunakan belt dengan kemuluran tinggi.
Penggunaan konveyor belt dengan bahan penguat nilon biasanya mengalami masalah dengan sering mulurnya atau memanjangnya konveyor belt akibat beban tarikan sehingga sering dilakukan pemendekan belt. Bila pemotongan panjang belt ini sering dilakukan maka penggunaan mekanikal fastener bisa memperpendek waktu reparasi yang dilakukan. -
Kondisi lapangan yang tidak memungkinkan digunakan cara penyambunga lainnya.
Untk lokasi lokasi konveyor tertentu seperti belt feeder yang mempunyai jarak dari puley ke pulleynya pendek dan tempatnya terlalu sempit untuk dilakukan penyambungan vulkanisasi maka mekanikal fastener ini sering digunakan. 4.6. Pemilihan Mekanikal Fastener Beberapa persyaratannya: -
Tingkatan tension dari belt. Pada umumnya belting memiliki tingkat pemakaian fastener Ketebalan belt Pemilihan fastener berhubungan dengan tebal belt. Diameter pulley 34
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Pastikan ukuran pulley yang digunakan daripada conveyor tersebut, baik tail, bend, take up maupun drive pulley. Pemilihan ukuran fastener Hinged (engsel) atau solid plate Bila yang diinginkan pemakaian yang lama dan diameter pulley >12” (300mm) gunakan solid plate. Jika diameter pulley <12” atau portable conveyor maka gunakan hinged fastener.
Secara umum mekanikal fastener secara umum dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu: a. Bolt Solid Fastener Tegangan belt maksimum 105 kN/m Ketebalan belt 3/16” ~ 1 3/16” (5mm~30mm) Minimum diameter (300mm~1200mm)
pulley
12”~48”
Digunakan pada belt dengan tension tinggi, Gbr.4.2. bolt solid fastener belt untuk transportasi utama di tambang batubara, quarry, foundries, grain elevator dan pabrik baja. Tabel Hubungan ukuran fastener denga tebal belt dan diameter pulley. Ukuran Fastener Tebal Belt Tingkata belt Rekomendasi Range (mm) dengan diameter pulley mekanikal minimum mm(in) fastener kN/m 1 5~11 30 300 140 5~11 40 350 190 8~14 60 450 1-1/2 11~17 50 450 2 14~21 75 750 2-1/4 14~30 105 900 2-1/2 19~25 75 1050 3 24 dan ke atas 100 1200 Suku cadang tambahan sering diperlukan yang bahas begkelnya Flexco VP yang berfungsi sebagai berikut: -
Menambah umur sambungan dengan mengurangi bidang kontak mekanikal fastener dengan material yang dibawaoleh konveyor. Menambah ketahanan fastener terhadap benturan dari material 35
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Mengurangi celah antara fastener Mengurangi benturan fastener dengan alat pembersih belt Mengurangi suara bising.
Tabel Ukuran Flexco Ukuran Fastener Tebal Belt Tingkata belt Rekomendasi Range (mm) dengan diameter pulley mekanikal minimum mm(in) fastener kN/m 140VP 5~11 40 350 190VP 8~14 60 450 2VP 14~21 75 750 b. Rivet Solid Plate Fastener
Tegangan belt maksimum 140 kN/m Ketebalan belt 6mm~24mm Diameter pulley 450mm~900mm
minimum
Digunakan pada heavy duty belt conveyor dan elevator belt yang biasa digunakan untuk pasir, gravel, butiran, batubara, cement dan garam
Gbr.4.3. rivet solid plate fastener
c. Bolt Solid Hinge Fastener Tegangan belt maksimum 70kN/m Ketebalan belt 6mm~22mm Diameter pulley 150mm~50mm
minimum
Digunakan pada peralatan konstruksi jalan, gravel, butiran, batubara, cement dn tambang potas dan aplikasi
Gbr.4.3. bolt solid hinge fastener
36
Hendris agung
BELT CONVEYOR
lain yang menggunakan pulley yang lebih kecil.
d. Rivet Hinge Fastener
Gbr.4.4. rivet hinge fastener
Tegangan belt maksimum 140kN/m Ketebalan belt 6mm~18mm Diameter pulley minimum 225mm~450mm Digunakan pada pertambangan bawah tanah, peralatan konstruksi jalan dengan pulley kecil, tambang aspalt gravel, butiran, tambang batubara, pengolahan kayu. 4.7. Rangkuman Penyambungan belt conveyor dapat dikategorikan dalam dua metode dasar yaitu: Penyambungan vulkanisasi vulkanisasi panas) Penyambungan mekanikal.
(vulkanisasi
dingin
dan
Perbandingan pemakaian metode yang digunakan antara sambungan vulkanisasi dengan sambungan mekanikal: -
Strength, kekuatan sambungan yang jadi perhitungan Uniformity, merupakan tingkat keseragaman atau tingkat kehalusan dari permukaan sambungan yang dibutuhkan.
37
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Wear, tingkat keausan dari gesekan material yang dibawa konveyor dengan permukaan sambungan. Seal, tingkat penyekatan yang diharapkan. Sifting, faktor sering atau tidaknya sambungan belt dibongkar. Tingkat kerusakan akibat alat pembersih belt/pemilihan material alat pembersih (belt scraper/belt cleaning system) Plow wear, yaitu tingkat keausan pada sambungan akibat dari pemilihan jenis bahan pelindung tail puli. Kerusakan sambungan akibat skirt board Penggunaan metal detector Penggunaan alat timbang Tingkat kebisingan. Jenis belt yang digunakan, belt dengan carcass fabric atau carcass steel cord. Pertimbangan biaya Pertimbangan waktu.
Besarnya tarikan belt sangat berpengaruh terhadap kekuatan sambunganyang dibutuhkan karena dimensi sambungan harus mampu untuk meneruskan gaya tarikan belt. 4.8 Latihan 1. 2. 3.
Sebutkan jenis penyambungan vulkanisasi. Sebutkan hal hal yang harus diperhatikan untuk penyambungan belt conveyor. Sebutkan jenis jenis penyambungan secara mechanical.
38
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB V PELURUSAN DAN PENGENCANGAN BELT CONVEYOR
Indikator keberhasilan: 1. 2.
Pembaca memahami sistem pelurusan belt. Pembaca memahami sistem pengencangan belt
5.1 Penyambungan Tanpa Ujung Penyambungan belt yang sering dilakukan diworkshop berupa penyambungan tanpa ujung. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemasangan di struktur konveyor tanpa harus dilakukan penyambungan belt dilapangan terutama pada lokasi lokasi yang terbatas sehingga sulit dilakukan penyambungan diatas konveyor. Belt tanpa ujung ini biasanya digunakan pada jarak yang pendek, misalnya belt feeder atau belt pengumpan, atau konveyor yang digunakan pada batching plant. Kesalahan yang sering terjadi dalam penyambungan ini adalah ukuran yang tidak sesuai, baik itu kepanjangan atau kependekan, hal ini disebabkan oleh kurangnya data pendukung. Bila diketahui: Diameter puli bagian head = A meter Diameter puli bagian belakang = B meter Jarak antara pusat puli = C meter Lebar belt = D meter Panjang sambungan =E meter
= 3.14 Maka panjang belt (Xpb) yang dibutuhkan adalah :
39
Hendris agung
BELT CONVEYOR
a. Bila diameter head dan tail puli berukurab sama (dia A = dia B) Xpb (A) 2C (0.3xD) E
b. Bila diameter head dan tail puli berukura tidak sama Xpb ( 1 A 1 B) 2C (0.3xD) E 2 2
=
1 ( A B) 2C (0.3xD) E 2
5.2 Panjang Belt Dalam Gulungan Sering kita dihadapkan pada persoalan dalam menghitung berapa panjang belt yang tersedia dalam gulungan, berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung belt dalam gulungan. Bila diketahui D = diameter reel, m d = ketebalan belt, m L = panjang belt dalam gulungan, m K = diameter inti gulungan, m l = jarak (c to c) inti gulungan, m 1. Gulungan tunggal
D (4 / dLk 2 ) L
D 2 4dk 2
Bila jumlah gulungan (N) dapat dihitung,maka panjang belt dihitung dengan menggunakan formula
L K ( D K ) / 2 .N Model gulungan kaset (flat reel) D 4 D.L (k 2 .l ) 2 2 / .l
40
Hendris agung
BELT CONVEYOR
L D 2 (k 2 .l ) 2 2 / .l
Gulungan kembar (twin reel)
4 D ( d . L .k 2 ) 2 L
D 2 2dk 2
5.3 Pelurusan Belt Kelurusan belt yang tersambung dari suatu hasil pekerjaan penyambungan adalah sangat ditentukan oleh prosedur dalam pelurusan bagian sambungan belt dengan kelurusan belt secara keseluruhan. Sambungan belt tidak bisa lurus 100% karena disebabkan oleh beberapa hal:
Kurang kuatnya penjepitan belt terhadap struktur konveyor (biasanya penjepit belt disangkutkan pada rangka daripada carry idler) Ruang tempat penyambungan yang terbatas Adanya tekanan material penyambungan panas yang mengembang pada saat pemanasan Luas bidang sambungan hampir sama dengan luas bidang dari alat press.
Dengan alasan tersebut ada batas tolersansi yang diijinkan sehingga pekerjaan penyambungan belt dapat diterima dan deviasi atau penyimpangan kelurusan tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya belt.
H s tan dar less than 0.05%
H 0.05% AB H 0.05% xAB
Dimana
41
Hendris agung
BELT CONVEYOR
H = perbedaan jarak/deviasi antara titik tengah sambungan dengan garis tengah dari belt (mm) AB
= panjang jarak antara titik A dan titik B (mm)
5.4 Sistem Pengencangan Belt Fungsinya adalah untuk menjaga tegangan terendah yang terjadi pada belt conveyor yang lebih besar daripada tegangan minimum yang diperlukan untuk mencegah terjadinya slip antar pili penggerak dengan belt , juga metrupakan bagian kompensasi dari perubahan panjang belkt konveyor akibat kemuluran belt dan berfungsi sebagai cadangan panjang belt akibat terjadinya penyambungan ulang (re splicing). Faktor yang mempengaruhi penentuan panjangnya pergerakan dari sistem alat pengencangan adalah: 1.
2. 3. 4.
Jenis sistem start dan sistem pengereman yang digunakan. Sistem pengereman langsung dan tidak terkontrol biasanya memerlukan pergerakan yang lebih panjang dibandingkan dengan sistem start dan pengereman tidak langsung dan terkonrol. Kekerapan start dan stop dari suatu konveyor pada saat beban penuh. Besarnya prosentase kemuluran yang terjadi pada belt Besarnya tegangan operasi yang terjdi pada belt conveyor.
Panjangnya pergerakan sistem pengencangan sangat bergantung pada jenis belt conveyor yang digunakan.
Belt conveyor dengan rangka penguat fabric, panjang pergerakan minimum sekitar 1-3% dari panjang belt conveyor. Belt conveyor dengan rangka penguat sling, panjang pergerakan minimumnya berkisar 0.25 – 0.5% dari panjang belt conveyor.
Sistem pengencangan belt conveyor, dari jenisnya dapat terbagi menjadi: 1. Sistem pengancangan manual (center take up ) Sistem ini dirancang sederhana dengan menggunakan batangan baja berulir yang ditariksehingga pergerakan tarikannya terbatas. Biasanya digunakan pada konveyor pendek yang panjangnya kurang dari 50m. Besarnya tegangan tidak dapat diukur yang penting belt tidak slip. 2. Sistem pengencangan dengan beban (gravity take up)
42
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Sistem ini biasanya diaplikasikan untuk sistem konveyor yang panjangnya lebih dari 50m, yang cara pengencangannya diakibatka dari bean yang digantungkan pada bagian take up. Keuntungan dari gravity take up ini antar lain: -
Memberikan gaya pengencangan yang relatif konstan setiap saat Gaya pengencangannya tidak terpengaruh terhadap mulurnya belt Relatif bebas perawatan.
Kerugiannya -
-
Jika belt conveyor terputus, maka gravity take up langsung jatuh bebas dan mungkin dapat menyebabkan kerusakan peralatan yang lain. Agak sulit mengendorkan belt conveyor, bila gaya pengencangannya besar. Tegangan belt yang tinggi terjadi pada saat pengereman.
Dari bentuk konstruksi sistem pengencang dengan beban terdiri dari: a. Sistem pengencangan dengan gravitasi vertikal
Fy 0 2.T Wtp Wcw 2.T M tp .g M cw .g
M cw
2.T M tp .g g
Dimana Wtp = berat puli pengencang
Wcw = berat konstruksi pengikat puli pengencang kgf M cw = masa puli pengencang
M tp
= Massa konstruksi pengikat puli pengencang kg
g = gaya gravitasi 10m/s2
43
Hendris agung
BELT CONVEYOR
T = besar tegangan belt konveyor Kgf Ketinggian ketinggian counter weight terhadap permukaan tanah, berdasarkan standar Dongil Rubber Belt Co.Ltd., adalah sebagai berikut: Jenis belt A/B Nilai A
NN Fabric 1/4 Max 1.0 m Min 0.2 m Nilai A adalah jarak puli dengan puli pemberat
EP Fabric/ST Cord ½ 1.0 m 0.2 m
Nilai B adalah jarak puli pemberat dengan pemberat itu sendiri. b. Sistem pengencangan dengan gravitasi horisontal Wcw 2.T (Wtup Wc ). f
Wcw .g 2.T ( M tup M c ).g. f
Wcw
2.T (Wtup Wc ). f g
Dimana Wtp = berat puli pengencang
Wcw = berat konstruksi pengikat puli pengencang kgf M cw = masa puli pengencang
M tp
= Massa konstruksi pengikat puli pengencang kg
g = gaya gravitasi 10m/s2 T = besar tegangan belt konveyor Kgf F= koefisien gesek roda trolley dengan rel Sistem pengencangan otomatis dengan electrik Sistem pengencang otomatis secara electrik digunakan pada kondisi sebagai berikut:
44
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Untuk konveyor yang panjang yang memakai tegangan belt konveyor yang tinggi. Jika digunakan gravity take up horisontal, maka membutuhkan struktur yang tinggi. Penggunaan sistem pengencang ini tidak menyebabkan terjadinya kerusakan fatal bila terjadi belt putus. Sistem pengencang otomatis secara elektrik mempunyai respon yang lebih baik.
Tw 2.T ( M tup M c ).g. f
Pw
Tw .Vw
w
Tw = tegangan pada pengencang electrik winch yang diperlukan P w = daya motor electrik winch
Vw = kecepatan sistem pengencang yang diinginkan
w = efisiensi motor penggerak. 5.5. Rangkuman Penyambungan belt yang sering dilakukan diworkshop berupa penyambungan tanpa ujung. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemasangan di struktur konveyor tanpa harus dilakukan penyambungan belt dilapangan terutama pada lokasi lokasi yang terbatas sehingga sulit dilakukan penyambungan diatas konveyor. Sambungan belt tidak bisa lurus 100% karena disebabkan oleh beberapa hal:
Kurang kuatnya penjepitan belt terhadap struktur konveyor (biasanya penjepit belt disangkutkan pada rangka daripada carry idler) Ruang tempat penyambungan yang terbatas
45
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Adanya tekanan material penyambungan panas yang mengembang pada saat pemanasan Luas bidang sambungan hampir sama dengan luas bidang dari alat press.
Sistem pengencangan belt conveyor, dari jenisnya dapat terbagi menjadi: 1. Sistem pengancangan manual (center take up ) 2. Sistem pengencangan dengan beban (gravity take up) Keuntungan dari gravity take up ini antar lain: -
Memberikan gaya pengencangan yang relatif konstan setiap saat Gaya pengencangannya tidak terpengaruh terhadap mulurnya belt Relatif bebas perawatan.
Kerugiannya -
-
Jika belt conveyor terputus, maka gravity take up langsung jatuh bebas dan mungkin dapat menyebabkan kerusakan peralatan yang lain. Agak sulit mengendorkan belt conveyor, bila gaya pengencangannya besar. Tegangan belt yang tinggi terjadi pada saat pengereman.
5.6. Latihan 1. Jelaskan mengapa sambungan belt tidak bisa lurus 100%! 2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi penentuan panjangnya pergerakan dari sistem alat pengencangan!
46
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB VI PERAWATAN BELT CONVEYOR
Indikator keberhasilan: 1. 2. 3.
Pembaca memahami jenis perawatan. Pembaca mampu memahami cara pengechekan sistem belt conveyor. Pembaca mampu memahami acuan atau standar perawatan
Perawatan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya shut down atau breakdown maintenance. Karena hal seperti ini akan sangat merugikan proses produksi. Dala pemasangan belt conveyor harus diperhatikan akses atau fasilkitas yang perlu disediakan untuk semua pekerjaan yang mungkin dilakukan dalam inspeksi maupun perawatan. Bentuk yang paling mudah seperti pemberian lubrikasi, pengaturan take up pulley, gear dan sebagainya. Selama melakukan inspeksi besar, pembersihan peralatan atau pengaturan pengoperasian yang melibatkan personal lainnya yang berhubungan langsung dengan peralatan bergerak. Sebaiknya konveyor dalam keadaan berhenti dan mengisolasi lokasi tersebut untuk menghindari adanya kecelakaan kerja, akibat diopersaikan oleh orang lain atau koveyor berjalan secara tiba tiba. Kegiatan perawatan ini dilaksanakan dengan mengacu kepada : -
Menjamin tersedianya mesin/peralatan konveyor dalam kondisi yang mampu memberikan keuntungan. Menjamin peraltan cadangan/darurat dalam kondisi siap pakai. Menjamin kesalamtan personil yang menggunakan atau mengoperasikan belt conveyor. Menjamin life time belt conveyor.
47
Hendris agung
BELT CONVEYOR
6.1 Jenis Pemeliharaan Pemeliharaan ini terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana: -
Pemeliharaan terencana Merupakan kegiatan yang terorganisir dan terencana yang dilaksanakan dengan orientasi masa depan , dengan disertai pengendalian dokumentasi yang mengacu padasuatu rencan yang telah disusun sebelumnya. Pemeliharaan ini terbagi menjadi beberapa kelompok besar yaitu:
6.1.1. Preventive maintenance Kegiatan maintenance ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi komponen, yang meliputi langkah langkah sebagai berikut: a. Inspeksi Merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengetahui kondisi peralatan konveyor, contohnya mistracking, ceceran material dll. b. Lihat Rasa dan Dengar Merupakan kegiatan pemeliharaan untuk mengetahui kondisi komponen peralatan dengan cara penglihatan/pengamatan, perasaan dan pendengaran, contoh suara berdenyit dari bearing idler yang kurang lubrikasi atau sudah aus. c. Pemeliharaan berjalan Pemeliharaan jalannya konveyor merupakan kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan tanpa menghentikan peralatan konveyor, seperti adjustment karet skirting, alat pembersih belt, dll. d. Penggantian komponen komponen kecil Merupakan kegiatan pemeliharaan dengan mengganti komponen komponen kecil dari konveyor e. Pemeliharaan pada saat peraltan berhenti
48
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Pemeliharaan ini hanya dapat dilakuka pada saat belt konveyor berhenti, seperti penggantian karet skirting, perbaikan permukaan belt yang rusak, penggantian idler, dll. 6.1.2. Corrective maintenance Pemeliharaan ini adalah untuk memulihkan kembali fungsi dari komponen konveyor sistem yang mengalami gangguan. Pemeliharaan ini meliputi: Pemeliharaan kecil yaitu berupa perbaikan peralatan yang tidak menyeluruh atau hanya sebagian kecil saja. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbaiki gangguan yang tidak ditemukan dalam inspeksi. Overhaul terencana yaitu kegiatan penggantian komponen secara besar besaran namun sudah dijadwalkan waktu pelaksanaan sebelumnya. 6.1.3. Predictive maintenance Pemeliharaan ini berdasarkan data data yang dikumpulkan dari pengambilan data gejala fisik pada peralatan yang dipakai untuk memperkirakan kapan peralatan yang dimaksud untuk diperaiki atau diganti. Perkiraan ini dapat berupa bunyi, kondisi kenampakan visual maupun hasil analisa kuantitatif. Contoh kandungan unsur Fe pada lubrikasi gearbox atau kondisi fisik dari permukaan belt akibat keausan. 6.2. Merawat Belt Conveyor
Pengontrolan Perawatan Belt Conveyor 6.2.1.Point perhatian pada waktu pemasangan Tempat pemasangan - Jalan untuk conveyor dibuat lurus.
49
Hendris agung
-
-
-
-
-
-
BELT CONVEYOR
Mengambil jarak atau space yang tepat antara conveyor, atap dan dinding. Mengambil jarak yang tepat antra belt putaran dengan lantai. Pertimbangkan jarak ketinggian tail conveyor dengan lori (mine car). Motor (penggerak) Mengambil space yang cukup untuk pengechekan atau perbaikan dll. Lakukan pamantekan yang kuat pada waktu pemasangan dudukan motor (seperti: tiang penahan, tiang penarik, roofbolt, dasarnya dengan konkrit). Cocokan Center drum dengan center frame. Bagian Kepala Pasang bagian kepala dengan puli-nya horisontal dan tegak lurus dengan garis tengah belt. Frame bagian tengah Pasang farme bagian tengah ini dengan meluruskan garis center frame dan sisi kiri-kanannya tidak boleh miring. Kamudian jangan membentuk sambungan dengan bengkokan tajam(sekaligus). Memasang carrier roller dan rituen roller bracket tegak lurus dengan garis center belt dan kencangkan dengan kuat Belt Memasang sambungan belt tegak lurus dengan garis center belt. Memasang cushion roller pada tail. Memasang belt cleaner pada tail dan bagian lain yang diperlukan. Stel regangan belt yang tepat. Tensioning device Memasang tensioning device yang tepat. Memasang tensioning device tipe pemberat pada tempat yang tepat untuk bisa menghasilkan efesiensi yang tinggi dan untuk memudahkan pengechekan. Alat proteksi
Memasang alat proteksi yang diperlukan tergantung kondisi tempat dan pemakaian. Lain-lain - Memasang penghalang pada bagian tail, untuk mencegah tumpahan batu bara keluar atau berterbangannya debu batu bara. - Memasang Chute, sumiuke, untuk supaya batu bara naik ke center belt atau supaya tidak tumpah.
50
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Di tempat yang berbahaya karena conveyornya lebar atau karena langit-langitnya rendah, maka dibuat jalan khusus untuk conveyor.
6.2.2.Pasilitas Pelengkap Pasilitas Signal. Biasa pada Conveyor utama dilengkapi dengan telp. direct dialing atau dengan bell, begitu juga pada conveyor lorong strike atau lorong ekstrasi, untuk mencegah kecelakaan akibat pengoperasian, khususnya untuk saling berkomunikasi antara pekerja, maka dilengkapi dengan interkhone direct call, bell, lampu tanda operasi. Electric Circuit. Electric circuit ini diciptakan dengan sistem apabila akan menjalankan conveyor secara keseluruhan, maka harus mengaktifkan masing-masing bagian secara berurutan. Tetapi apabila ada salah satu bagian yang rusak, dengan switch di 1 tempat, dan di bagian tengah dilengkapi dengan switch darurat. Dan dirangkai dengan cara apabila switch di 1 tempat tersebut dimatikan, maka walaupun switch feeder (switch darurat) ditekan, conveyor tidak akan aktif. Untuk mengaktifkannya harus mulai dari awal lagi secara berurutan 6.2.3. Manual Pengechekan Bagian Puli
Cara Isi pengechekan Pengechekan - Pendengaran - Tidak adakah suara aneh atau panas - Sentuhan yang berlebihan pada bantalan poros - Penglihatan (pegang dengan tangan sampai hitungan kesepuluh/lebih). - Apakah belt tidak miring (stel supaya belt tidak keluar dari puli). - Tidak adakah kerak yang menempel.
Pasilitas semburan air di area chute
-
Penglihatan
-
Apakah airnya keluar (apakah batu bara cukup terbasahi). - Apakah posisi pemasangan spraynya bagus.
Detector penumpukan chute
-
Penglihatan
-
Apakah posisi pemasamngannya bagus. - Apakah sambungan listrik dan leadnya tidak kotor(bersihkan apabila
51
Hendris agung
BELT CONVEYOR
kotor pada waktu mulai kerja) Belt cleaner
-
Drive puli dan Snap puli
-
Penglihatan
Pendengaran Sentuhan Penglihatan
Apakah efek pembersihannya bagus(apakah tekanannya tepat) - Apakah belt cleaner tidak miring. - Apakah pembersihan batuan yang jatuhannya bagus. -
-
-
Tidak adakah suara aneh atau panas bantalan poros.(pegang dengan tangan sampai hitungan kesepuluh). Apakah belt tidak miring(stel belt supaya tidak keluar dari puli) Apakah tidak ada yang menempel. Apakah pembersihan batu bara jatuhannya bagus. Apakah terpasang rak penjaga.
Reducer dan Motor
-
Pendengaran Sentuhan Pendengaran
-
Tidak adakah suara aneh, getaran atau panas(pegang dengan tangan sampai hitungan kesepuluh).
Slip riley
-
Penglihatan
Apakan tombol riset tidak tertekan terus. (dalam kondisi On).
Thruster Brake
-
Penglihatan
-
Panel operasi beruntun
-
Penglihatan
Apakah lampu signal berfungsi normal
Alat pemadam kebakaran Carrier roller dan carrier plat
-
Penglihatan
-
Penglihatan Pendengaran
Apakah selama operasi, brake lining tidak bersentuhan dengan foil atau aus. - Setelah berhenti, apakah ada luang turunnya thruster. - Apakah bolt pemasang limit switch kendor atau berkarat. - Apakah tombol riset riley turunnya thruster normal.
-
Apakah siap pakai. Apakah berada di hulu angin.
Apakah putarannya normal atau tidak melenceng. - Tidak adakah suara aneh. -
52
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Tidak adakah bagian yang potong atau aus parah. - Apakah bolt pengencang tidak lepas. - Tidak adakah bagian yang rubah bentuk atau korosi parah. - Tidak adakah benda yang menempel. -
Return roller dan carrier plat
-
Penglihatan Pendengaran
-
Belt
-
Penglihatan
-
Puli Tension
-
Penglihatan Sentuhan
-
-
Belt cleaner
-
Penglihatan
Apakah putarannya normal atau tidak melenceng. Tidak adakah suara aneh. Tidak adakah bagian yang potong atau aus parah. Apakah bolt pengencang tidak lepas. Tidak adakah bagian yang rubah bentuk atau korosi parah. Tidak adakah benda yang menempel. Apakah pembersihan batu bara jatuhan bagus. Apakah kondisi bagian sambungan bagus. Apakah bagian ujung samping belt rusak parah. Apakah belt tidak miring Tidak adakah suara aneh atau panas yang belebihan pada bantalan poros (pegang dengan tangan sampai hitungan kesepuluh). Apakah belt tidak miring.(stel supaya belt tidak keluar daripuli). Apakah pembersihan batu bara jatuhan bagus. Tidak adakah tempelan cake. Apakah keregangan belt bagus. Tidakah kawat pengencangnya rubah bentuk atau korosi parah. -
Hute skirt
Penglihatan
-
Apakah fungsi cleaner bagus.(tekanannya tepat) Apakah cleaner tidak miring. Apakah pembersih batu bara jatuhan bagus. Apakah kondisi pemasangannya 53
Hendris agung
BELT CONVEYOR
-
Tail puli
-
Pendengaran Sentuhan Penglihatan
-
-
bagus. Tidakkah skirt logamnya terjadi rubah bentuk. Tidakkah skirt rubbernya rusak. Tidak adakah suara aneh atau panas berlebihan pada bantalan poros (pegang dengan tangan sampai hitungan kesepuluh). Tidak belt miring (stel supya belt tidak keluar dari ujung puli). Apakah pembersih batu bara jatuhan bagus. Tidak adakah cake yang menempel.
6.2.4. Point Perhatian kerja Harus selalu menghentikan belt conveyor, pada saat membersihkan kotoran yang menempel pada puli. Kemudian harus mengunci switch(off) dan memasang papan peringatan "sedang bekerja", pada saat melakukan pekerjaan dengan menghentikan belt conveyor. Penyebab kerusakan Belt conveyor dan Penanganannya Berikut ini akan dijelaskan mengenai kerusakan belt conveyor yang frekwensinya sering dan penanganannya.
Roller NG (no good)
Akan mengakibatkan belt berliku-liku, aus Putarannya jelek. Sebab, bagian putarannya aus, rusak, muatan menempel, menumpuk. Tindakan, ganti atau perbaiki roller, hilangkan, bersihkan kotoran yang menempel. Apabila rusak Sebab -
rubah bentuk karena benturan. aus, korosi.
Tindakan
diganti, diperbaiki.
54
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Timbul suara aneh Sebab - habisnya oli pada bagian putaran. - bearingnya jelek. - masuknya benda asing (sampah). - las-an panel rollernya putus, belah (mau patah)
Tindakan
ganti, bongkar atau isi oli.
Tidak berputar, lepas Sebab palet carrier, rollernya rusak. Tindakan ganti, pemasangan. Tertempel atau terjepit cake. Akan menjadi penyebab terjadinya slip, belt berbelok-belok, aus atau melubernya muatan. Selain itu, apabila steel code belt mengakibatkan regangan abnormal secara lokal (pada bagian tertentu) sehingga akan mengakibatkan center putus. Cake menempel Sebab, permukaan belt tidak cukup bersih. Tindakan menggunakan belt cleaner yang berfungsi. - memasang plat penyapu cake pada bagian puli, return puli. - memasang racking rubber pada permukaan puli, return roller. Terjepitnya benda asing (sampah) Sebab - lubernya bagian loading, atau penurunan muatan. - muatan atau benda lain jatuh ke bawah belt. -
Tindakan memasang deck plat. - memasang alat pencegah terjepitnya muatan dengan garuk bentuk V atau bentuk cangkul (garu). Chute, skirt board NG Akan menjadi penyebab terjadinya belt aus, cover putus atau center putus dan melubernya muatan. Muatan mampet Sebab - masuknya kayu atau benda asing lain. -
55
Hendris agung
BELT CONVEYOR
masuknya gumpalan besar. - sudut chute tidak tepat. - lebar skirt tidak tepat. - over load. -
Tindakan buang benda/kayu yang masuk. - mengcrusher gumpalan besar. - membetulkan sudut chute. - membetulkan lebar skirt. - membatasi volume muatan dengan tepat. Muatan tumpah Sebab - muatan miring/berat sebelah. - skirt board aus atau ukurannya tidak tepat. - over load. -
Tindakan memasang deflactor supaya muatan termuat ke bagian tengah. - perbaikan atau penggantian skirt. - membatasi muatan dengan tepat. Pada saat terjadi benturan yang keras atau aus Sebab - batuan gumpalan besar langsung jatuh ke belt dari tempat yang tinggi. - kecepatan jatuhnya dari chute dan kecepatan belt tidak serasi. -
Tindakan merehar menjadi ruder chute, stone box chute. - memasang cushion roller dengan tepat. - memperbaiki sudut chute. - memasang feeder. Belt berliku-liku Akan mengakibatkan pinggir sisi belt luka, muatan tumpah. Kemudian untuk tindakannya, perlu dilihat dari masing-masing fenomena seperti di bawah ini. - apakah keseluruhan - apakah lokal/sebagian - apakah tidak bermuatan -
56
Hendris agung
BELT CONVEYOR
apakah bermuatan
-
yang diakibatkan oleh belt Sebab -
pada waktu pemasangan tidak center. rubah bentuk karena pinggir sisinya rusak. keseluruhannya bengkok. sifta through nya kurang.
Tindakan -
memperbaiki pemasangan mengganti tempat yang jelek. test running sampai melekat di roller.
yang diakibatkan oleh frame atau mesinnya sendiri Sebab -
pemasangan salah jelek atau penyetalannya jelek. terjadi center bergeser karena swelling. roller tidak tepat. tertempelnya cake pada masing-masing puli. pulinya aus.
Tindakan -
menyetel ulang dudukan. meratakan kembali tanah dan memperluas are kerja. mengembalikan pada kondisi yang tepat. membuang cake, memasang cleaner. mengganti puli.
yang diakibatkan oleh muatan Sebab, miring, besarnya muatan tidak seragam. Tindakan, menyetel chute. Atau menggunakan deflector, mengubah chute atau memasang penyetel center roller otomatis. yang diakibatkan oleh tension mesin Sebab take up puli tidak center. Tindakan menyetel ulang take up puli. Belt slip Apabila belt dijalankan terus dalam keadaan slip, akan mengakibatkan kebakaran, oleh karen itu perlu menjaga kekuatan gesekan yang tepat
57
Hendris agung
BELT CONVEYOR
antara belt dan puli. Khususnya apabila menambah volume muatan, maka harus melakukan perubahan yang tepat. Apabila drive puli terbungkus dengan racking rubber Sebab - over load. - tahanan gesekan racking rubber berkurang karena mampet, menempelnya lumpur. - kekerasan racking rubber bertambah karen destorasi sekuler, berkurangnya tahanan gesekan. - dengan sistem penggerak yang komplek, tidak serainya kecepatan puli dengan kecepatan belt. - tension device jelek. - racking rubber jelek. Tindakan - membuat volume muatan yang tepat. - mengenai pembersihan lumpur, lihat keterangan - mengganti puli. - buang cake atau ganti puli supaya kecebelt dan kecepatan sekitar puli sama. - memperbaiki tension device. - mengganti puli. Apabila drive puli terbungkus dengan racking rubber Sebab - over load. - tahanan gesekan berkurang karena menempelnya, minyak/oli atau lumpur. - tension device NG. Tindakan menarik volume muatan yang tepat. - memberi penahan supaya air, oli tidak menempel. - memperbaiki tension device. Bagian sambungan Belt jelek Menjadi penyebab terjadinya belt berliku-liku, belt putus. Beban lebih pada motor Apabila mengoperasikan mesin dalam keadaan beban lebih, akan mengakibatkan slip dan bisa juga menjadi penyebab kebakaran. Sebab - mengangkut muatan dengan beban lebih dari standar atau berat jenisnya tinggi. -
58
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
operasi inching yang berkelanjutan. belt bersentuhan dengan benda lain di dinding dll atau rollernya tidak berputar dengan jarak yang panjang. jarak roller melebar karena roller melenceng. mengoperasikan dengan menaggung beban yang tidak seragam, pada saat mengndalikan dengan penggerak yang komplek.
Tindakan membuat volume muatan tepat dengan menydiakan timbangan berat. - menghentikan pengoperasin inching yang berkelanjutan. - menjaga supaya jarak tetap, memperbaiki atau mengganti roller yang tidak berputar. - memasang roller. - memperbaiki atau mengganti cara transfer power, motor, puli. Tension NG -
Banyak mengakibatkan terjadinya over load, slip, macet. Kemudian, karena kebanyakan biasanya tension device dipasang di temapt yang tidak kelihatan oleh mata, maka harus berhati-hati. 1. akibat tension NG Sebab -
berat heaby bob tidak tepat. kalau pada sistem rope, heaby bob berhenti karena rope nya panjang atau swelling. kalau sistem lori, keluar dari rel. pada tipe skrup, stelannya NG. berdenyut karena belt terlalu panjang. refleksi gerak stroke kurang karena belt terlalu pendek.
Tindakan -
memperbaiki berat heaby bob. dengan memperbaiki panjang rope, lakukan perataan lantai/pembersihan untuk supaya gerakan heaby bob sesuai. memperbaiki rel atau lori. menyetel skrup menyetel panjang belt.
59
Hendris agung
BELT CONVEYOR
gerakan tension device NG Sebab - pada tipe rope, rope lepas dari idler. - pada tipe spring, batu bara atau benda lain masuk ke dalam spring yang membuat tensionnya jelek. - roda lori atau putaran idler jelek. Tindakan -
memasang rope supaya tidak lepas dari rope. memasang supaya benda asing tidak masuk ke dalam spring. menangani supaya gerakannya menjadi lancar.
6.2.5. Lain-lain(water treatment, penanganan jatuhan batu bara, pembersihan) Apabila penanganan terhadap air kurang, maka akan menjadi penyebab belt slip, dan kalau penangan terhadap jatuhan batu bara nya kurang, maka akan menjadi penyebab, puli tertimbun batu bara dll, kebakaran, kerusakan belt dan timbulnya banyak masalah. Water treatment Sebab -
tetesan air dari atap. batu bara yang diangkut basah dengan air, atau menempelnya sludge.
Tindakan -
melakukan penanganan pencegahan tetesan air. sebelum mengangkut, bersihkan terlebih dahulu belt conveyor.
Penanganan jatuhan batu bara Sebab -
puli mampet oleh jatuhan batu bara pada bagian transfer. runtuhan atap, dinding dan jatuhan batu bara dari belt conveyor. batuan atau batu bara jatuh ke bawah belt.
Tindakan
60
Hendris agung
BELT CONVEYOR
melakukan penanganan jatuhan batu bara. - memasang pagar/jaring pada dinding atau atap supaya tidak runtuh. - melakukan penahanan supaya batu bara atau batuan tidak masuk ke bawah belt. Apabila kebersihannya kurang Sebab - belt bawah menyentuh lantai dikarenakan jatuhan batu bara. - batuan atau batu bara berterbangan diare belt setelah perluasan temapt kerja. - kebersihannya kurang. -
Tindakan, secepatnya temukan masalah seperti pada (a)(b)(c)dan lakukan pembersihan. 6.2.6. Kecelakaan utama akibat Belt Conveyor alat pengaman tidak berfungsi. Banyak contoh kecelakaan besar yang terjadi karena alat penahannya tidak berfungsi. Pada Belt conveyor ada terpasang alan pengaman, seperti mulai dari slip riley dll. Banyak contoh bahwa, sing-masing alatnya dalam kondisi bagus, tetapi fusenya putus, sehingga alat pengaman tersebut tidak berfungsi. Kebakaran Belt Khususnya kebakaran di bawah tanah akan menimbulkan CO atau gas, ledakan batu bara, akan menimbulkan kecelakaan besar, maka memerlukan perhatian yang serius. Pada pertambangan batubara bawah tanah, menggunakan belt fire retarding material, tetapi sesuai dengan namanya yaitu susah terbakar, tetapi apabila sudah kena api,maka akan terus meluas. Penyebab kebakaran belt adalah terjadi akibat slip, gesekan antara penyangga baja, kayu dan roller yang tidak berputar. Belt putus Belt putus terjadi akibat rapuh akibat luka, runtuhan lorong, kerusakan puli dan cara penyambungan yang jelek. Kebanyakannya belt putus akibat tarikan bagian head dan sekitarnya yang kuat. 61
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Apabila belt yang putus tersebut adalah belt conveyor di lorong miring, maka belt akan lari ke bawah, terkadang terpental ke samping atau ke sekitarnya yang akan mengenai orang yang ada di dekatnya yang akan menimbulkan kecelakaan susulan. Tergulung benda yang berputar Banyak sekali contoh kecelakaan, karyawan tergulung benda yang berputar, oleh karena itu harus diberi penghalang yang aman.
6.3. Mengoperasikan Belt Conveyor Point perhatian pada waktu mengoperasikan Sebelum mengoperasikan -
Chek apakah oli yang digunakan oli yang benar dan volumenya sesuai dengan ketentuan. Keregangan belt conveyor. Chek racking rubber pada puli apakah aus. Chek apakah belt luka atau bergesekan dengan benda lain, dengan frame, waku (penyangga), papan pasak, batuan. Keanjlokannya tensioning device (tipe lori, tipe vertikal), keleluasaan gerak. Chek kondisi pemasangan alat pembersih belt, chute, skirt board
Selama mengoperasikan -
-
Perhatikan suara aneh, getaran aneh, panas pada masing-masing bagian. Mengatasi penyebab slip. Perhatikan rubah bentuk, center miring, aus, rusak pada masingmasing bagian. Menaikan muatan pada belt dengan volume muatan yang sesuai, hindari over load. Perhatikan puli, pembersih roller dan kondisi putarannya, gantilah secepatnya roller yang tidak berputar atau rusak. Perhatikan apakah kondisi belt berbelok-belok seperti ular, adakah luka, atau bagian yang bergesekan dengan frame, waku (penyangga). Perhatikan, adakah muatan yang tumpah dan menyangkut di tail puli.
62
Hendris agung
-
BELT CONVEYOR
Perhatikan kondisi pemasangan belt cleaner, chute, skirt board. Perhatikan apakah dari belt timbul bau atau asap. Tidak memuatkan manusia atau benda asing ke atas belt.
6.4. Acuan Perawatan Belt Conveyor Sistem perawatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tergantung dari sistem maintenance yang diimplementasikan di dalam institusi tersebut. Karena itu tersusunlah berbagai standar operation procedure. Berikut contoh contoh dari instruksi kerja dan juga SOP (sumber PT. Suprabhakti Mandiri).
63
Hendris agung
BELT CONVEYOR
MINE MAINTENANCE
INSTRUKSI KERJA IM-IK-FM-B01
No Dokumen
2
Edisi
Revisi
PEMELIHARAAN CONVEYOR SYSTEM
17 Mei 03
Tgl. Terbit
1
Tgl. Revisi
1 Maret 2005
Halaman
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
01 dari 01 Disetujui oleh:
Tujuan : - Sebagai petunjuk atau tuntunan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan pada conveyor - Mempermudah bagi Pelaksana dalam melaksanaan pekerjaan pemeliharaan - Sebagai dokumen khususnya di Facilities Maintenance dan PT Indominco Mandiri pada umumnya Ruang Lingkup : IK ini digunakan untuk semua pekerjaan pemeliharaan Conveyor, baik yang ada di Mine Stockyard maupun yang ada di Port Stockyard dan Barge Island Pelaksana : Supervisor (Mekanikal) dan Pelaksana Alat Pelindung Diri : Mulai Alat pelindung diri yang digunakan adalah helm pengaman, safety shoes, masker, sarung tangan, kaca mata, safety belt (jika perlu) dan lock out tag out. 1.Persiapan
Prosedure Terkait : Instruksi kerja ini terkait dengan Sub Standard Operating Procedure (SOP) No. IM-SOP-FM-01-03 tentang Standard Operating Procedure Maintenance Mekanikal 2.Proses Pemeliharaan
Diagram alir 3.Inspeksi / Checlist T
Pemeliha raan sudah
Uraian
Pemeliharaan Conveyor system.
Alat/bahan
Target
1. Grease Gun 2. Hand tool
1 Persiapan : 1. Tools & peralatan. 2. Man Power. 3. Perencanaan Waktu & pemeliharaan. 4. Peralatan safety, drum dan penampungan sampah
3. Oli 4. Grease 5. Spare part 6. Material lain 8. Lock out 9. Tag Out
Y 4.Laporan
Selesai
2 Proses Pemeliharaan. -Sebelum melakukan pemeliharaan lakukan lock out & tag out unit. Proses Pemeliharaan meliputi : -Greasing -Cleaning -Ganti oli -Adjust rubber skirt -Adjust rubber skraper -Ganti roller -Compound wire rope -Inspeksi rutin 3 Lakukan Inspeksi pada Conveyor system : - Periksa kondisi unit setelah dilakukan pemeliharaan. - Periksa kondisi lingkungan setelah dilakukan pemeliharaan. - Jika proses pemeliharaan sudah selesai dan sesuai standard lepas lock out dan tag out. - Jika hasil pemeliharaan tidak sesuai dengan standard maka kembali ke proses No. 2 4 Jika pekerjaan selesai, maka informasikan ke user selanjutnya mengisi WO Mex.
Laporan dibuat setelah pekerjaan selesai
Selesai.
64
Hendris agung
BELT CONVEYOR
65
Hendris agung
BELT CONVEYOR
66
Hendris agung
BELT CONVEYOR
67
Hendris agung
BELT CONVEYOR
6.5 Rangkuman Perawatan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya shut down atau breakdown maintenance. Selama melakukan inspeksi besar, pembersihan peralatan atau pengaturan pengoperasian yang melibatkan personal lainnya yang berhubungan langsung dengan peralatan bergerak. Sebaiknya konveyor dalam keadaan berhenti dan mengisolasi lokasi tersebut untuk menghindari adanya kecelakaan kerja, akibat diopersaikan oleh orang lain atau koveyor berjalan secara tiba tiba. Kegiatan perawatan ini dilaksanakan dengan mengacu kepada : -
Menjamin tersedianya mesin/peralatan konveyor dalam kondisi yang mampu memberikan keuntungan. Menjamin peraltan cadangan/darurat dalam kondisi siap pakai. Menjamin kesalamtan personil yang menggunakan atau mengoperasikan belt conveyor. Menjamin life time belt conveyor.
Jenis Pemeliharaan Pemeliharaan ini terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. 68
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Sistem perawatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tergantung dari sistem maintenance yang diimplementasikan di dalam institusi tersebut. Karena itu tersusunlah berbagai standar operation procedure. 6.6 Latihan 1. Jelaskan jenis jenis perawatan belt conveyor! 2. Jelaskan menurut anda penyebab belt mistracking.
69
Hendris agung
BELT CONVEYOR
BAB VII PENUTUP
Sistem belt conveyor merupakan alat angkut yang banyak digunakan di pertambangan, karena dinilai lebih ekonomis jika umur tambang cukup lama jika dibanding dengan alat transportasi yang lain. Namun demikian belt conveyor membutuhkan perawatan yang rutin untuk mencegah terjadinya shutdown. Modul sistem belt conveyor ini membekali pembaca dengan pengetahuan tentang belt conveyor dan perawatannya. Harapannya modul ini dapat digunakan sebagai mana mestinya. Perlunya penyempurnaan lebih lanjut dari modul ini, maka diharapkan masukan untuk lebih menyempurnakan materi modul ini.
70
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Daftar Pustaka 1.
2.
3.
Juanda Toha, Perancangan, Pemasangan & Perawatan Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung, Volume I. PT. Junto Engineering, Bandung 2002 Muhammad E. Fayed; Thomas S. Skocir; MECHANICAL CONVEYOR Selection and Operation, Technomic Publishing Co.Inc. Lancaster Basel, 1997 JCOAL, Pengarahan Piket Belt Conveyor
71
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Jawaban Soal Bab II 1.Jenis conveyor a. Belt conveyor b. Apron conveyor c. Flyght conveyor d. Bucket conveyor e. Scraper chain conveyor f. Pallet conveyor g. Overhead conveyor h. Drag chain conveyor i. Screw conveyor j. Roller conveyor k. Oscilating conveyor l. Vibrating conveyor
2. Baik material curah maupun material satuan yang diangkut dengan belt
conveyor yang menggunakan permukaan belt yang halus ataupun polos, jika sudut inklinasi makin besar akan memungkinkan material tersebut tergelincir, ini diakibatkan oleh gaya gesek yang lebih rendah dibanding berat material tersebut. Sudut dimana hal ini terjadi dinamakan sudut inklinasi kritis. Sudut inklinasi kritis ini biasanya terjadi pada 15° – 20°, tergantung pada material yang diangkat , ukuran butir dan kecepatan belt conveyor. Semakin cepat belt conveyor maka sudut inklinasinya semakin kecil. Bab III 1.
2.
Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan belt conveyor. Tegangan maksimum yang terjadi, terutama menentukan jenis rangka sabuk yang diperlukan. Jenis material yang diangkut Kapasitas maksimum dan minimum Diameter puli Profil dan panjang belt conveyor Jenis penyambung sabuk.
dalam
Top dan bottom cover berfungsi untuk melindungi rangka sabuk dari gangguan sebagai berikut:
72
Hendris agung
-
-
3.
BELT CONVEYOR
Menghindari terjadinya gesekan ketika material jatuh dari pengumpan akibat adanya perbedaan kecepatan antara sabuk dengan jatuhan material. Adanya tusukan dari material yang tajam. Adanya gesekan dengan roller balikan. Melindungi rangka sabuk atau carcas dari pengaruh cuaca dan juga pengaruh kimia.
Pemilihan jenis idler pada transfer point sistem belt conveyor. Idler beban kejut (impact idler) merupakan idler pembawa yang diletakan pada titik umpan atau titik perpindahan (transfer point) untuk meredam beban kejut yang terjadi akibat jatuhnya beban . roller pada idler ini biasanya dilapisi karet untuk meredam beban kejut
Bab IV 1.
Penyambungan vulkanisasi meliputi penyambungan vulkanisasi dingin dan vulkanisasi panas
2.
Hal hal yang harus diperhatikan untuk penyambungan belt conveyor. Tingkat tegangan belt Daya rekat Penerapan metode dilapangan Teknik dan metode penyambungan belt Pemasangan dan curing Penyambungan dingin atau penyambungan kimia. Sentuhan akhir/finishing dan penyelesaian kesalahan prosedur.
3.
Sebutkan jenis jenis penyambungan secara mechanical. a. Bolt Solid Fastener b. Rivet Solid Plate Fastener c. Bolt Solid Hinge Fastener d. Rivet Hinge Fastener
73
Hendris agung
BELT CONVEYOR
Bab V 1. Sambungan belt tidak bisa lurus 100%! a Kurang kuatnya penjepitan belt terhadap struktur konveyor (biasanya penjepit belt disangkutkan pada rangka daripada carry idler) b Ruang tempat penyambungan yang terbatas c Adanya tekanan material penyambungan panas yang mengembang pada saat pemanasan d Luas bidang sambungan hampir sama dengan luas bidang dari alat press. 2. Faktor yang mempengaruhi penentuan panjangnya pergerakan dari sistem alat pengencangan adalah: a Jenis sistem start dan sistem pengereman yang digunakan. Sistem pengereman langsung dan tidak terkontrol biasanya memerlukan pergerakan yang lebih panjang dibandingkan dengan sistem start dan pengereman tidak langsung dan terkonrol. b Kekerapan start dan stop dari suatu konveyor pada saat beban penuh. c Besarnya prosentase kemuluran yang terjadi pada belt d Besarnya tegangan operasi yang terjdi pada belt conveyor Bab VI 1.
jenis jenis perawatan belt conveyor! Preventive maintenance Kegiatan maintenance ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi komponen, yang meliputi langkah langkah sebagai berikut:Inspeksi,lihat Rasa dan Dengar, Pemeliharaan berjalan, Penggantian komponen komponen kecil, Pemeliharaan pada saat peralatan berhenti Corrective maintenance Pemeliharaan ini adalah untuk memulihkan kembali fungsi dari komponen konveyor sistem yang mengalami gangguan. Pemeliharaan ini meliputi: Pemeliharaan kecil yaitu berupa perbaikan peralatan yang tidak menyeluruh atau hanya sebagian kecil saja. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbaiki gangguan yang tidak ditemukan dalam inspeksi.
74
Hendris agung
2.
BELT CONVEYOR
Overhaul terencana yaitu kegiatan penggantian komponen secara besar besaran namun sudah dijadwalkan waktu pelaksanaan sebelumnya. Predictive maintenance Pemeliharaan ini berdasarkan data data yang dikumpulkan dari pengambilan data gejala fisik pada peralatan yang dipakai untuk memperkirakan kapan peralatan yang dimaksud untuk diperaiki atau diganti. Perkiraan ini dapat berupa bunyi, kondisi kenampakan visual maupun hasil analisa kuantitatif. Contoh kandungan unsur Fe pada lubrikasi gearbox atau kondisi fisik dari permukaan belt akibat keausan. Beberapa penyebab belt conveyor mistracking. Perubahan bentuk, center miring, aus, rusak pada masingmasing bagian. Adanya luka, atau bagian yang bergesekan dengan frame, waku (penyangga). Muatan tidak tepat di tengah belt Adanya kotoran yang menempel pada belt Adanya keausan pada salah satu sisi pully
75