PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu Mata Kuliah Pengemabngan Kepribadian yang wajib diberikan seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, di samping Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama. Pendidikan Kewarganegaraan menitikbertakan kepada kemampuan penalaran ilmiah yang kognitif dan efektif, serta menumbuhkab kesadaran berbangsa dan bernegara secara rasional dan untuk meyakini kebenaran serta ketepatan konsepsi bela Negara dalam aplikasi pndangan hidup bangsa.
Kemampuan warga Negara untuk hidup berguna dan bermakna, serta mampu mengantisipasi perkemabngan, perubahan masa depannya, disertai pola berkehidupan mengglobal, sangat memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa, sebgai nilai-nilai dasar Negara. Nilai-nilai dasar Negara tersebut menumbuhkan wawasan kebangsaan demi kesatuan dan persatuan, akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hakikat Pendidikan Kewarganegaraan?
Apa Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
PEMBAHASAN
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak ke arah yang dikehendaki. Konsep pendidikan di perguruan tinggi internasioanl cenderung bersifat manusiawi, realistik, egaliter, demokratis, dan religius. Pendekatan pendidikan, seperti yang dicetuskan dalam deklarasi UNESCO (1998) bahwa pendidikan diwujudkan dalam pilar learning to know, learning to do, learning to be, learning to life together. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan pribadi anggoa masyarakat madani yang bercirikan demokratis, kepastian hukum, egaliter, penghargaan tinggi terhadap human dignity, kemajuan budaya dan bangsa dalam suatu kesatuan, dan religius.
Pendidikan (UU Nomor 20/2003 tentang Sidiknas) adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembeljaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dlam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
MPK adalah mata kuliah yang menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya. MPK terdiri atas mata kuliah yang relevan degan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti. Di perguruan Tinggi (PT), MPK merupakan mata kuliah wajib, hal ini termaktub dalam Pasal 37/UU Sisdiknas (2003), yaitu kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa.
Hakikat pendidikan Kewarganegraan bertujuan membekali dan memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang pancasilais dengan negara dan sesama warga negara. Dengan kemampuan dasar, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kperibadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpenadangan luas, bersikap demokratis dan berkeadaban.
Pada hakikatnya Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga Negara Indoensia yang PAncasilais dengan Negara dan sesama warga negara. Dengan kemampuan dasar diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-niali tersebut dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas, bersikap demokratis dan berkeadaban.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Secara etimologis, kewarganegaraan adalah kondisi menjadi warga negara (black, 1990: 2241: Clarke & Foweraker, 2001: 52) atau sesuatu yang membuat "perbedaan anatar orang yang menjadi bagian dari negara (yakni warga negara) dan mereka yang bukan bagian dari negara (Mtyl, 1989).
Terminologi istilah Civic Education mempunyai padanan kata/istilah yang lain yaitu Civics, Citizenship, dan Citizenship Education. Namun kelima istilah tersebut bermaksud sama, yaitu mengarag pada pentingknay pendidikan demokrasi atau pendidikan politik bagi rakyat atau masyarakat. Pada sisi yang lain, gerakan yang mneunjukkan pentinngya Civic Education itu ternyata mempunyai sejarahnya sendiri yang panjang. Dalam kesempatan ini, penulis tidak bermaksud untuk memaparkannya, melainkan langsung berfokus pada pengertian atau definisi Civic Education secara hakiki.
Secara etimolos istilah Civic education leh sebagian pakar Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pendidikan kewargaan dan Pendidikan Kewarganegraan. Istilah pendidikan kewargaan diwakili oleh Azyumardi Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civis Education) UIN jakarta sebagai pengemabng "Civic education" di Perguruan Tinggi yang pertama, sedangkan istilah pendidikan Kewarganegaraan diwakili oleh Zamroni, Muhammad Numam Soemantri, Udin S.Winataputra dan Tim CICED (Cenetr Indonesia for Civic education), Merphin Panjaitan, Soedijarto, dan pakar yang lain.
Istilah pendidikan Kewarganegaraan pada satu sisi identik dengan Pendidikan Kewarganegaran, namun di sisi lain istilah Pendidikan Kewargaan secara substantif tidak saja menddiidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah pendidikan Kewarganeraan melainkan juga membangun kesiapan warga negara menjadi dunia (global society). Dengan demikian orientasi Pendidikan Kewargaaan secara substantif lebih luas cakupannya daripada Pendidikan kewarganegaraan.
Noor Ms Bakry, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2009), hlm. V-vi
Minto Rahayu, pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa, (Depok: Grasindo, 2007), hlm. 17-18
Josef M Monteiro, Pendidikan Kewrganegaraan: Perjuangan Membentuk Karakter Bangsa, (Yogyakarta: Depublish, 2015), hlm. 8
Fuad Fachruddin, Agama dan pendidikan Demokrasi: Pengalaman Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama, (jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), hlm. 34
Mustafa Lutfi, Civic Education: antara realitas politik dan implementasi hukumnya, () hlm. 75