I.
PENDAHULUAN
Kehi Kehilan langan gan gigi gigi pada pada umum umumny nyaa dikar dikarena enakan kan oleh oleh karie karies, s, penya penyakit kit periodontal, atau trauma. Hilangnya satu gigi atau lebih dapat menyebabkan gangguan keseimbangan keseimbangan fungsi dari gigi-gigi gigi-gigi yang masih tersisa. Akibat-akibat Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam waktu yang lama dan tidak dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah : 1.
Migrasi gigi: tipping , rotasi, ekstrusi
2.
Kontak proksimal yang terbuka menyebabkan food menyebabkan food impaction
3.
Tulang alveolar mengalami resorpsi pada bagian gigi yang hilang
4. Gang Ganggu guan an okl oklus usal al 5. Hila Hilangn ngnya ya dimens dimensii vertika vertikall oklusal oklusal 6. Beba Beban n berle berlebih bih pada pada regi regio o anter anterior ior 7. Gangg Gangguan uan fungs fungsii pengun pengunya yahan han yang yang beraki berakibat bat pemusa pemusata tan n pengu penguny nyaha ahan n pada satu sisi saja 8. Disfung Disfungsi si temporom temporomandi andibula bularr (TMD) (TMD) 9. Pada Pada regio anterio anterior, r, kehilanga kehilangan n gigi dapat juga menga mengakiba kibatka tkan n gangguan gangguan estetika dan cara berbicara
Pasien Pasien yang yang kehilang kehilangan an giginya giginya baik sebagian sebagian maupun lengkap lengkap perlu perlu dibuatkan dibuatkan geligi tiruan untuk menghindari menghindari terjadinya akibat-akibat diatas. Tujuan pembuatan gigi tiruan adalah: 1. Menge Mengemb mbal alika ikan n fungsi fungsi pengun pengunya yahan han 2. Menge Mengemb mbal alika ikan n fungsi fungsi este esteti tik k 3. Mengemb Mengembali alikan kan fungs fungsii fonet fonetik ik (pengu (pengucapa capan) n) 4. Mence Mencegah gah terja terjadin dinya ya pemin pemindah dahan an tempat tempat dari dari gigigigi-gig gigii sekit sekitar ar ruanga ruangan n yang kosong (sudah hilang giginya). Pemindahan tempat tersebut dapat berupa migrasi, rotasi, miring, miring , atau ekstrusi. 5. Untuk Untuk memelih memelihara ara atau atau mempert mempertahan ahankan kan kesehata kesehatan n gusi
1
Dalam Dalam bidang bidang kedokter kedokteran an gigi, gigi, istilah istilah gigi tiruan meliput meliputi: i: gigi tiruan sebagian sebagian lepasan lepasan ( partial partial denture), denture), gigi tiruan cekat ( fixed denture), denture), dan gigi tiruan tiruan lengkap lengkap ( full full denture). denture). Pada Pada kasus kasus kehila kehilanga ngan n satu satu atau atau bebera beberapa pa gigi gigi dimana pasien menginginkan gigi tiruan yang pemakaiannya pemakaiannya tanpa dilepas, maka pasien dapat dibuatkan gigi tiruan cekat fixed (fixed denture/fixed bridge). bridge). Keuntungan Keuntungan dari pembuatan gigi tiruan cekat, antara lain: 1. Terf Terfik iksa sasi si kuat kuat deng dengan an gigi gigi sehi sehing ngga ga tida tidak k perl perlu u repo repott untu untuk k melepas melepaskann kannya ya dan terhind terhindar ar dari resiko gigi tiruan rusak rusak atau atau bahkan tertelan 2. Terl Terliha ihatt mirip mirip den dengan gan gigi gigi asli asli 3. Tidak Tidak akan bergese bergeserr dari permu permukaan kaan gigi gigi saat dipaka dipakaii menguny mengunyah ah ataupun aktivitas fungsional lainnya 4. Mempunyai
efek
splinting
pada
gigi
yang
dilekati
dan
gigi
dengan
c a ra
melindunginya dari tekanan yang merugikan 5. Mentransfer
tekanan
fungsional
pada
menstimulasi jaringan pendukung secara merata
2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan cekat adalah suatu restorasi yang tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien maupun dokter gigi karena dilekatkan secara permanen pada gigi asli atau akar gigi yang merupakan pendukung utama dari alat tersebut. Gigi tiruan cekat disebut juga fixed bridge prosthesis atau fixed partial denture (Ewing, 1959). Indikasi gigi tiruan cekat: 1.
Usia 20 – 50 tahun
2. Struktur gigi sehat 3.
Kesehatan mulut (oral hygiene) baik
4. Penggantian gigi terbatas 5.
Kondisi ridge dalam batas normal (tidak resorbsi berlebihan)
6.
Jaringan pendukung alveolar baik (pembentukan akar baik, tebal, lebar, dan
divergen) 7.
Gigi abutment baik dan penempatannya seimbang dengan jumlah gigi yang
akan diganti. Desain ideal adalah 2 gigi abutment untuk mendukung 1 gigi. Pada bagian posterior, dapat digunakan 2 gigi abutment untuk 2 gigi jika posisinya dalam satu garis lurus. Pemilihan gigi abutment hendaknya mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
8.
•
Vitalitas gigi
•
Status periodontal
•
Ratio mahkota-akar
•
Konfigurasi akar
•
Luas area permukaan jaringan periodontal (Hukum Ante)
•
Panjang mahkota klinis
•
Hubungan antara aksis gigi dengan arah insersi
Oklusi dan jaringan periodonsium baik (membran periodontal sama rata
tebalnya) 9.
Untuk pasien yang menuntut penampilan
3
10. Kesehatan umum dan sosial indikasi baik 11. Tidak mempunyai bad habit .
Kontraindikasi gigi tiruan cekat:
1.
Pasien terlalu muda atau tua
2.
Struktur gigi lemah
3.
Hygiene mulut jelek
4.
Gigi yang harus diganti banyak
5.
Kondisi daerah tak bergigi mengalami resorbsi berlebih
6.
Alveolus pendukung gigi kurang dari 2/3 akar gigi (akar tipis dan
berbentuk taper) Gigi abutment abnormal (malformasi dan aksis gigi tidak paralel)
7.
jaringan periodonsium tidak sehat
8.
9.
Oklusi abnormal
10.
Kesehatan umum jelek
11.
Tidak terjalin kooperatif dari pasien dan operator.
12.
Mempunyai bad habit
13.
Gigi hipersensitif walaupun sudah dianestesi
Komponen gigi tiruan cekat
Suatu gigi tiruan cekat terdiri dari 4 bagian: 1.
Penyangga (abutment ) , adalah gigi atau akar yang digunakan sebagai
pendukung gigi tiruan cekat 2.
Retainer, adalah restorasi (inlay, partial veneer crown, full crown) yang
dilekatkan pada gigi abutment yang dipreparasi 3.
Pontik, adalah bagian dari gigi tiruan cekat yang menggantikan gigi yang
hilang 4.
Konektor (penghubung atau joint ) , adalah penghubung antara pontik dan
retainer, yang dapat merupakan perlekatan yang rigid maupun non rigid
Retainer
Klasifikasi retainer:
4
1.
Tipe dalam dentin (intra coronal retainer )
preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau di dalam mahkota gigi. Contoh : tumpatan MOD inlay 2.
Tipe luar dentin (ekstra coronal retainer )
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar dentin atau di luar badan mahkota gigi. Contoh : preparasi full cast crown 3.
Tipe dalam akar (intra radikuler retainer)
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di dalam saluran akar. Contoh: mahkota pasak inti.
Beberapa bentuk retainer : •
full veneer crown/mahkota penuh : merupakan suatu restorasi yang menutupi
seluruh permukaan mahkota klinis dari suatu gigi. Keuntungannya, preparasi mudah, memberikan area kontak yang luas, dan merupakan bentuk yang paling retentif. Indikasi mahkota penuh pada gigi anterior : mempunyai permukaan labial yang berkaries, yang mengalami erosi, perubahan warna, atau ada stain. Indikasi mahkota penuh pada gigi posterior : gigi dengan indeks karies tinggi, terdapat kerusakan akibat karies atau fraktur sehingga tidak dapat dibuatkan bentuk retainer lain •
partial veneer crown/mahkota sebagian : restorasi yang menutupi
sebagian permukaan gigi. Bagian yang tidak tertutup mahkota adalah bagian labial atau bukal. Indikasi: bagian labial atau bukal dalam keadaan baik, histologis anatomis, maupun estetis, cukup tebal untuk membuat pari-parit proksimal yang cukup dalam memberi retensi, mempunyai mahkota klinis yang cukup panjang, besar, dan tidak ada karies proksimal, serta kedudukannya normal (tidak malposisi). Gigi yang cocok dibuatkan mahkota sebagian adalah gigi incisivus sentral, premolar maksila, kaninus dan premolar kedua mandibula. Mahkota sebagian pada gigi molar tidak dianjurkan oleh karena batas logam dengan gigi menjadi terlampau panjang sehingga mudah terjadi karies. •
Inlay
5
Kita menggunakan inlay sebagai retainer untuk GTC yang pendek, mengganti tidak lebih dari satu gigi pada pasien yang indeks kariesnya rendah. Gigi abutment untuk inlay harus besar dan mempunyai mahkota cukup panjang, masih vital, dan tidak ada karies atau tambalan di bagian servikal. Pontik
Bahan untuk pembuatan pontik menggunakan logam, porcelain, ceramic, ataupun kombinasi. Beberapa bentuk pontik yang sering digunakan: Beberapa macam bentuk pontik adalah : 1. Hygiene / sanitary pontic Pontik ini sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (menggantung) sehingga self clensing sangat terjamin. Biasanya untuk gigi posterior bawah. 2. Ridge lap pontic
Pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal/lingual, sedangkan permukaan bukal/labialnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan factor estetis. Ridge lap pontic digunakan pada gigi molar atas dan bawah, tetapi lebih banyak digunakan untuk region anterior. 3.
Saddle pontic
Pontik ini menutup seluruh edentulous ridge dan merupakan bentuk pontik yang konturnya paling mirip dengan gigi asli. Dasar dari pontic berbentuk konkaf sehingga akan sulit melakukan pembersihan.
Konektor
Ada beberapa tipe GTC menurut konektornya, antara lain: 1. Fixed-fixed bridge : kedua konektor bersifat rigid . Dapat digunakan untuk
gigi posterior dan anterior. 2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor lain
bersifat non rigid . Dapat digunakan untuk gigi posterior dan anterior. 3.
Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal
bar . Digunakan pada kasus diastema/ space yang mengutamakan estetis.
6
4.
Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat secara kaku pada retainer
sedang ujung lainnya bebas/menggantung. 5.
Compound bridge : adalah kombinasi dua atau lebih dari tipe bridge.
Prinsip preparasi gigi abutment
1. Mempertahankan struktur gigi 2. Retensi dan resistensi Retensi antara restorasi dan gigi didapat dari preparasi dinding aksial yang berbentuk parallel atau taper (00 - 100). Bentuk taper dengan sudut 60 memungkinkan pemusatan tekanan terminimalisir sehingga restorasi tidak akan mudah lepas. Akan tetapi, semakin taper bentuk preparasi justru akan menjadikannya tidak retentif. Dinding bukal dan lingual gigi yang dipreparasi harus membentuk sudut mendekati 900 terhadap dinding aksial untuk meningkatkan resistensi restorasi terhadap gaya rotasi atau memutar. 3.
Structural durability (ketahanan struktural)
Pengurangan permukaan oklusal harus mengikuti bentuk groove anatomis permukaan oklusal gigi asli untuk menjaga fungsi gigi tetap baik. Hal penting lainnya dalam pengurangan oklusal adalah pembuatan bevel pada tonjol gigi. Pada molar maksila, bevel dibuat pada tonjol lingual, sedangkan pada molar mandibula, bevel dibuat pada tonjol bucal. Pembuatan bevel pada tonjol fungsional ini akan membuat restorasi (metal) cukup kuat dalam menahan kontak oklusal yang berat. 4. Marginal integrity
Restorasi hanya dapat bertahan pada lingkungan biologis mulut jika garis tepinya dapat berada tepat pada garis akhir preparasi (cavosurface finish line of preparation). Dalam preparasi GTC dikenal empat macam finish line terdiri atas: •
Shoulderless / knife edge / tanpa pundak
Dibuat pada gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan berkekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi
7
mahkota 3/4, mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.
•
Shoulder / berpundak
Dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan, contoh pada resin akrilik mahkota jaket. Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer nya ( full cast crown), karena di sini ada kesukaran didalam mewujudkan pertemuan yang akurat dengan tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan. Untuk mengatasi keadaan ini biasanya pundak tersebut dibuat bevel. •
Chamfer finish line
Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi abutment menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada di antara retainer dengan gigi abutment. Biasanya dibuat untuk retainer jenis mahkota penuh ( full veneer cast crown). •
Partial shoulder / berpundak sebagian
Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bucal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali pada daerah palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bucal / labial yang akan ditempati oleh resin akrilik/ porselen sebagai facing . Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with porselain / acrylic resin veneer.
8
III.
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi
Nama
: Wakhyuning Ngarsih
Umur
: 21 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Buhu 135 E Karang Gayam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Bangsa
: Indonesia
No. Kartu
: 103400
Tanggal Pemeriksaan : 7 oktober 2011
B. Anamnesa •
Pemeriksaan Subyektif
Motivasi : Pasien datang atas keinginan sendiri ingin dibuatkan gigi tiruan pada rahang atas kanan CC
: Merasa kurang nyaman saat mengunyah karena telah kehilangan satu gigi graham sebelah atas kanan
PI
: Tidak ada keluhan sakit.
PDH
: Pernah mencabutkan gigi graham kanan atas sekitar 3 minggu yang lalu
PMH
: Pernah dirawat inap karena tifus sekitar 6 tahun yang lalu Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik Tidak memiliki riwayat alergi obat
FH
: Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik Ibu
: Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
9
•
Pemeriksaan Obyektif
a. Umum : Jasmani : sehat. Rohani : kooperatif dan komunikatif. b. Lokal : EO
IO
: Wajah : simetris, t.a.k. Pipi
: simetris, t.a.k.
Bibir
: simetris, t.a.k.
lnn
: tidak teraba.
: Mukosa : normal, t.a.k. Gingiva : normal, t.a.k. Lidah
: normal, t.a.k.
Palatum : normal, t.a.k.
•
Formula gigi X X X X
X
X X X X X
V IV III II
I
I II III IV V
X 8
7
6
5
4
3 2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
8
7
6
5
4
3 2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
K K
K K V IV III II I
I
X X
X X X X X
X X X
II III IV V
Keterangan : X : telah dicabut K : Karies Klasifikasi Gigi: Rahang atas : Kennedy Klas III
•
Pemeriksaan rö foto
Tidak ada area radiolusen di sekitar daerah yang tidak bergigi dan tidak ada
10
kelainan disekitar gigi 5 7| yang akan dijadikan gigi abutment. Luas ligamen periodontal gigi abutment lebih besar daripada gigi yang hilang.
IV.
RENCANA PERAWATAN
Kunjungan I
1. Anamnesis serta memberi penjelasan kepada pasien tentang jalannya perawatan dalam pembuatan gigi tiruan cekat 2.
Persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuat gigi tiruan cekat, meliputi perawatan periodontal yaitu scaling
3.
Evaluasi Rö foto untuk mengetahui kondisi gigi abutment dan jaringan periodontalnya.
4.
Indikasi dan mencetak study model RA dan RB dengan : sendok cetak
: perforated stock tray no. 3 untuk rahang bawah dan rahang atas
bahan cetak
: alginat (irreversible hydrocolloid )
metode mencetak : mukostatik
Setelah dilakukan boxing study model kemudian dilakukan pembuatan desain gigi tiruan cekat rahang bawah. Pasien kehilangan gigi 6 | yang akan dibuatkan GTC fixed-fixed bridge dengan gigi 7 5| sebagai abutment serta pontic pada gigi 6 | atau disebut juga gigi tiruan cekat tiga unit. Retainer pada gigi 7 5| berupa full veneer crown yang terbuat dari porcelain fused to metal. Gigi abutment 7 5 | dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed bur). Bentuk pontic yang digunakan adalah hygiene pontic, yaitu pontic yang tidak menempel sama sekali pada edentulous ridge (menggantung). Hal ini dimaksudkan supaya self cleansing dapat terjamin. Kondisi gigi sebelum dipreparasi: Jarak mesiodistal 5| : 6,48 mm Jarak mesiodistal 7| : 9,06 mm Ruang pada gigi 6|
11
: 9,12 mm
Rencana preparasi gigi: Pengurangan 5| : Oklusal
: 1,4 mm
Mesial
: 1,4 mm
Distal
: 1,4 mm
Bukal
: 1,4 mm
Palatal
: 1,4 mm
Pengurangan 7| : Oklusal
: 1,4 mm
Mesiobukal
: 1,6 mm
Distobukal
: 1,4 mm
Mesiopalatal
: 1,4 mm
Distopalatal
: 1,6 mm
DESAIN GIGI TIRUAN CEKAT
Keterangan :
12
1.Gigi abutment 2. Pontic (ridge lap pontic)
3.Rigid Connector 4. Retainer (full veneer crown, dengan veneer logam berlapis porselen) 5. Membuat simulasi preparasi gigi tiruan cekat 3 unit
Study model dicetak kembali kemudian diisi dengan stone gips. Setelah cetakan jadi, dilakukan simulasi preparasi dengan crownmess lalu dibuat mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dengan malam merah. Model kerja tersebut dikirim ke laboratorium untuk diproses menjadi mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dari self curing acrilic sewarna gigi.
Kunjungan II
Preparasi gigi abutment 5| dan 7| untuk retainer . Pontic pada daerah edentulous ridge dari gigi 6| yg telah dicabut atau disebut juga GTC tiga unit bridge. Retainer pada gigi 5| dan gigi 7| dibuat full crown dengan porcelein fused to metal , retainer pada gigi tersebut dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed bur ). Langkah-langkah preparasi gigi 5| : a.
Pengurangan bagian proksimal •
Permukaan mesial dikurangi dengan flat disc bur
untuk menghilangkan contact point
dengan gigi tetangganya kemudian dilanjutkan dengan tappered bur •
Bagian mesial masing-masing dikurangi 1,4 mm
•
Bagian distal masing-masing dikurangi 1,4 mm
•
Pengurangan dilakukan sejajar/parallel aksis gigi
•
Setelah
diperoleh
preparasi
gigi
yang
lurus/sejajar kemudian dibuat kemiringan ke arah oklusal ± 5˚
13
b.
Pengurangan bagian bukal dan palatal
•
Pengurangan bagian bukal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
•
Pengurangan bagian palatal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
•
Pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan proksimal
•
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
•
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat kemiringan ke arah oklusal ± 5º
c. Pengurangan permukaan oklusal •
Pertahankan bentuk anatomi permukaan oklusal
•
Menggunakan round edge wheel bur
•
Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,4 mm
•
Periksa kontak dengan gigi antagonisnya
d.
Pengurangan sudut aksial
•
Sudut- sudut aksial yang ada ditumpulkan dengan cylindris tappered bur terutama pada daerah margin gingiva
•
Untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bisa menggunakan cylindris fissure bur
e. •
Pembentukan finishing line Finishing line berbentuk chamfer dan terletak di subgingiva, untuk mendapatkan finishing line yang baik maka dilakukan retraksi gingiva dengan cara sebagai berikut : -
Gigi pegangan diisolasi dengan cotton roll , kemudian dikeringkan
-
Benang retraksi direndam di dalam larutan adrenalin
-
Benang dilingkarkan ke sekeliling gigi pegangan, kemudian ditekan ke arah apikal
-
Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dengan bantuan instrumen seperti sonde
-
Dibiarkan selama 10 menit
-
Benang diangkat dari sulkus gingiva
14
• Setelah gingiva diretraksi dilakukan pembentukan finish line menggunakan bur chamfer terutama pada daerah gingiva tepi, sehingga terbentuk finish line berbentuk chamfer. f. Penghalusan hasil preparasi •
Menggunakan sand paper disc
•
Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.
Langkah-langkah preparasi gigi 7| : a. Pengurangan bagian proksimal •
Permukaan distal dikurangi dengan flat disc bur untuk menghilangkan contact point dengan gigi tetangganya kemudian dilanjutkan dengan tapered bur .
•
Bagian mesial, mesiobukal dikurangi 1,6 mm dan mesiopalatal dikurangi 1,4 mm.
•
Bagian distal, distobukal dikurangi 1,4 mm dan distopalatal dikurangi 1,6 mm.
•
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
•
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat kemiringan ke arah oklusal ± 5º
b.
Pengurangan bagian bukal dan palatal •
Pengurangan bagian bukal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
•
Pengurangan bagian palatal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
•
Pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan proksimal
•
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
•
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat kemiringan ke arah oklusal ± 5º
c. Pengurangan permukaan oklusal •
Pertahankan bentuk anatomi permukaan oklusal
15
d.
•
Menggunakan round edge wheel bur
•
Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,4 mm
•
Memeriksa jarak dengan gigi antagonisnya
Pengurangan sudut aksial •
Sudut-sudut aksial yang ada ditumpulkan dengan cylindris tappered bur terutama pada daerah margin gingival
•
Untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bias menggunakan cylindris fissure bur .
e.
Pembentukan finishing line •
Finishing line berbentuk chamfer dan terletak di subgingiva, untuk mendapatkan finishing line yang baik maka dilakukan retraksi gingiva dengan cara sebagai berikut : -
Gigi pegangan diisolasi dengan cotton roll , kemudian dikeringkan
-
Benang retraksi direndam di dalam larutan adrenalin
-
Benang dilingkarkan ke sekeliling gigi pegangan, kemudian ditekan ke arah apikal
-
Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dengan bantuan instrumen seperti sonde
-
Dibiarkan selama 10 menit
-
Benang diangkat dari sulkus gingiva
• Setelah gingiva diretraksi dilakukan pembentukan finish line menggunakan bur chamfer terutama pada daerah gingiva tepi, sehingga terbentuk finish line berbentuk chamfer. f. Penghalusan hasil preparasi •
Menggunakan sand paper disc.
•
Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.
Setelah dipreparasi dibuat cetakan model kerja : Sendok cetak
: perforated stock tray no. 3
16
Bahan cetak
: elastomer (aquasil)
Metode
: double impression one stage
Cara mencetak: Bahan cetak putty yang terdiri dari base dan katalis dengan perbandingan 1 : 1 diaduk/diuleni dengan tangan kemudian setelah mencapat konsistensi tertentu, kemudian bahan cetak diletakkan dalam sendok cetak. Selanjutnya, bahan cetak aquasil injection (base dan katalis jadi satu dalam pistol) diletakkan di atas sendok cetak yang sudah diberi putty pada region gigi yang dipreparasi kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting , maka sendok cetak dikeluarkan dari mulut pasien. Hasil cetakan diisi dengan glass stone, kemudian dilakukan model malam pada hasil cetakan tersebut sesuai dengan bentuk gigi yang hilang menggunakan malam biru. Selanjutnya model kerja dikirim ke laboratorium untuk pemrosesan gigi tiruan cekat.
Pembuatan GTC sementara Sebelum pasien pulang terlebih dahulu dibuatkan GTC sementara. GTC sementara dibuat dari self curing acrylic dengan metode indirek sebagai berikut: -
gigi sebelum dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak exaflex (I). Exaflex digunakan pada tahap ini karena: a. material ini mudah digunakan dan memiliki tingkat akurasi yang baik. b.
Working time yang panjang sehingga memudahkan manipulasi
c. Memiliki stabilitas dimensi yang baik. Model dapat bertahan hingga 2 minggu dari waktu penyetakan.
-
gigi pegangan dipreparasi
-
gigi sesudah dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak alginate kemudian diisi dengan gips stone. Setelah gips stone mengeras dan dilepas dari cetakan didapatlah model gigi setelah preparasi (II)
-
cetakan (I) diisi dengan self curing acrylic
-
model gigi setelah preparasi (II) dimasukkan ke hasil cetakan (I)
17
-
fiksasi sampai self curing acrylic mengeras
-
lakukan pengurangan pada GTC sementara tersebut dan cobakan pada pasien
-
GTC sementara dipasang dengan freegenol
Kunjungan III (Try in)
Gigi Tiruan Cekat pada kasus ini terdiri dari 2 retainer dan 1 pontik yang dihubungkan secara rigid oleh konektor sehingga termasuk GTC tipe fixed-fixed bridge. Bentuk pontik yang digunakan pada kasus ini adalah ridge lap pontic, pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal, sedangkan permukaan bukalnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan faktor estetis. Hal-hal yang dilakukan saat try in adalah: 1. Pengepasan gigi tiruan cekat, yang harus diperhatikan adalah retensi, stabilisasi, oklusi. Perhatikan juga kontak proksimal antara gigi tiruan cekat dengan gigi sebelahnya dan tepi gigi tiruan cekat yang tidak boleh menekan gingiva. Retensi Kemampuan GTC
untuk
melawan gaya
pemindah
yang
cenderung
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi. Stabilisasi Merupakan
perlawanan
atau
ketahanan
GTC
terhadap
gaya
yang
menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini. Oklusi
18
Pemeriksaan aspek oklusi pada posisi sentrik, lateral dan anteroposterior, dicek balancing side, working side, serta ada tidaknya prematur kontak. Caranya dengan memakai articulating paper yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan menguyah, setelah itu articulating paper diangkat dan oklusal gigi diperiksa. Bila terlihat warna yang tidak merata pada permukaan oklusal gigi, maka dilakukan pengurangan pada oklusal gigi yang bersangkutan. Pengecekan ini dilakukan sampai tidak terdapat trauma oklusi. 2.
Setelah gigi tiruan cekat pas pada tempatnya dilakukan pemasangan
sementara dengan freegenol . Cara pemasangan gigi tiruan cekat yaitu: Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi yang
-
akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi yang akan dipasangi GTC diisolasi dengna cotton roll. Freegenol diaduk dengan konsistensi yang tepat, kemudian dioleskan pada
-
gigi abutment dan bagian dalam GTC. Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang kemudian pasien disuruh menggigit secara
-
oklusi beberapa menit. Sisa-sisa freegenol dibersihkan. -
Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (dengan articulating paper ).
-
Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu.
Kunjungan IV (Insersi)
Dilakukan pemeriksaan pada pasien apakah mempunyai keluhan, apakah ada peradangan pada jaringan sekitarnya. Apabila tidak ada keluhan, maka dapat dilakukan penyemenan permanen dengan menggunakan semen ionomer kaca tipe I. Cara penyemenan permanen gigi tiruan cekat: 1.
Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi
yang akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi yang akan dipasangi GTC diisolasi dengna cotton roll. 2.
SIK tipe I diaduk dengan konsistens i yang tepat, kemudian dioleskan pada
gigi abutment dan bagian dalam GTC.
19
3.
Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan tekanan maksimal, kemudian
pasien disuruh menggigit secara oklusi beberapa menit. Sisa-sisa semen dibersihkan. 4.
Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (dengan articulating paper ).
5.
Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada keluhan rasa sakit segera kembali untuk dikontrol.
Kunjungan V (Kontrol)
Pasien kontrol dengan melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif. 1. Pemeriksaan subjektif, ditanyakan apakah ada keluhan setelah gigi tiruan cekat dipasang dan dipakai. 2. Pemeriksaan objektif, dilihat keadaan jaringan mulut dan jaringan lunak di daerah sekitar gigi tiruan cekat apakah ada peradangan atau tidak. Retensi, stabilisasi, dan oklusi gigi tiruan cekat juga diperiksa.
20
V. DISKUSI
Pada kasus ini pasien mengeluhkan kenyamanan fungsi pengunyahan yang terganggu sejak hilangnya gigi 6 | sejak 4 bulan yang lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif, rencana perawatan untuk kasus ini yaitu pembuatan gigi tiruan cekat. Faktor usia dan keadaan kondisi gigi geligi pasien sesuai dengan indikasi gigi tiruan cekat. Hasil rontgen foto pasien menunjukkan keadaan jaringan pendukung pada daerah yang tak bergigi maupun di sekitar gigi tetangganya tidak menunjukkan suatu kelainan. Gigi 5 | dan 7 | terpilih sebagai abutment karena sesuai Hukum Ante bahwa luas jaringan periodonsium gigi abutment hendaknya sama/lebih besar daripada luas jaringan periodonsium gigi yang akan diganti. Selain itu, pertimbangan pemilihan gigi 5 | dan 7 | sebagai abutment dikarenakan kedua gigi tersebut memiliki rasio mahkota-akar yang cukup, status periodontal baik, jaringan pulpa sehat, dan posisi aksis gigi yang cukup normal. Preparasi gigi abutment dipilih full crown dengan pertimbangan retensi dan resistensinya bagus. Tipe retainer menggunakan extra coronal retainer yaitu full veneer crown dengan alasan lebih kuat, dapat melindungi gigi terhadap karies dan fraktur; preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan yang mudah. Bahan yang digunakan terbuat dari bahan porcelain fused to metal. Kombinasi bahan logam – porselin menjadikan restorasi kuat dan awet tanpa mengabaikan faktor estetis.
21
Bentuk pontik yang digunakan pada kasus ini adalah ridge lap pontic, pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal, sedangkan permukaan bukalnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan faktor estetis. Gigi Tiruan Cekat pada kasus ini terdiri dari 2 retainer dan 1 pontik yang dihubungkan secara rigid oleh konektor sehingga termasuk GTC tipe fixed-fixed bridge.
VI. PROGNOSA
Prognosa pembuatan GTC pada pasien ini adalah baik, karena: 1. Gigi abutment kuat untuk mendukung GTC
2. Jaringan pendukung sehat 3. Kesehatan umum dan kebersihan mulut baik 4. Pasien komunikatif dan kooperatif 5. Sosial ekonomi pasien baik. DAFTAR PUSTAKA
Ewing, J.E., 1959, Fixed Partial Prostheses, Lea & Febinger, Philadelphia. Alumni, Bandung Martanto, P., 1985, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan, edisi 2, Penerbit Alumni, Bandung. Myers, G.E. 1969. Textbook of Crown and Bridge Prosthodontics. The C.V.Mosby Company, Saint Louis Shillingburg, H.T., 1981, Fundamental of Fixed Prosthodontics, 2nd ed, Quintessence Publishing Co., Inc. Chicago. http://www.gcindiadental.com/?page_id=158
22