Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
GOLONGAN MINERAL HALIDA, FOSFAT, DAN NATIVE ELEMENT
A. MINERAL HALIDA Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5). Halida cenderung memiliki strukur yang rapi dan simetri yang baik. Contoh mineral halida : 1. Fluorite
Nama Mineral
:
fluorite
Rumus kimia
:
CaF2
Berat Jenis
:
3,1 – 3,3
Sistim Kristal
:
reguler
Kilap
:
kilap kaca
Belahan / Pecahan
:
sempurna / choncoidal
Warna
:
hampir setiap warna.
Ungu, hijau, tidak berwarna, putih, kuning, merah muda, merah, biru dan hitam. Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Page 1
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
Gores
:
putih
Tenacity
:
brittle
Kekerasan
:
4 skala mohs
Persebaran di Indonesia
: beberapa lokasi temuan
fluorit di Indonesia antara lain di Aceh Tenggara, Sumatera Barat
serta Sulawesi
Tenggara dan belum
sempat
dikembangkan. Genesa
: terbentuk melalui proses
hidrotermal, dan dijumpai dalam urat-urat, baik sebagi mineral utama maupun sebagai mineral geng bersama mineral-mineral bijih metalik, khususnya timbal dan perak. Umumnya dalam dolomit dan batugamping ; dan dapat pula terbentuk pada lingkungan batuan beku dan pegmatit. Berasosiasi dengan beberapa mineral, antara lain kalsit, dolomit, gipsum, selestit, barit, kuarsa, galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin, dan apatit. Kegunaan
:
dipakai dalam industri
kimia, peleburan besi baja, gelas, Kaca-serat ( fiberglass ) dan tembikar.
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Page 2
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
2. Halit
Nama Mineral
:
halit
Rumus kimia
:
NaCl
Berat Jenis
:
2,1 – 2,2
Sistim Kristal
:
reguler
Kilap
:
kilap kaca
Belahan / Pecahan
:
sempurna / uneven to
choncoidal Warna
: tidak berwarna atau putih;
juga kuning, oranye, kemerahan, ungu, biru atau hitam. Gores
:
putih
Tenacity
:
brittle
Kekerasan
:
2 – 2,5 skala mohs
Genesa
: dapat ditemukan baik di
batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf. Kegunaan
: sebagai penghasil Na dan
Cl serta untuk pembuatan macam-macam soda seperti bikarbonat, caustic soda dll.
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Page 3
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
B. MINERAL FOSFAT Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO43- dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh mineral fosfat : 1. Apatite
Nama Mineral
:
apatite
Rumus kimia
:
Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)
Berat Jenis
:
3,16 – 3,22
Sistem Kristal
:
hexagonal
Kilap
:
kilap kaca
Belahan / Pecahan
:
tidak jelas / choncoidal
:
tidak berwarna, putih,
sampai uneven
Warna
kuning, coklat, abu-abu, merah, pink, ungu, biru, hijau. Beberapa spesimen warna-warni.
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Gores
:
putih
Kekerasan
:
5 skala mohs
Page 4
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
Tenacity
: brittle
Persebaran di Indonesia
: keterdapatannya di Propinsi
Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Genesa
: dalam batuan magmatik,
sebagai urat hidrotermal dalam batuan yang kaya zat besi. Juga dalam batuan sedimen.
Kegunaan
: banyak dipertambangkan
untuk pembuatan pupuk yang mengandung fosfor.
2. Lazulite
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Nama Mineral
:
lazulite
Rumus kimia
:
(Mg,Fe2+)Al2(PO4)2(OH)2
Berat Jenis
:
3,10
Sistem Kristal
:
monoklin
Page 5
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
Kilap
:
kilap kaca
Belahan / Pecahan
:
indistinct / uneven,
:
biru-azure, biru langit,
splintery Warna
putih kebiruan, kuning-hijau, biru-hijau, jarang hijau Gores
:
putih
Tenacity
:
brittle
Kekerasan
:
5,5 - 6 skala mohs
Tempat ditemukan
: ditemukan di Salzburg, Austria,
Zermatt, Swiss, Minas Gerais, Brasil, Lincoln County, Georgia, Inyo County, California, Yukon di Kanada, dan di tempat lain.
C. MINERAL NATIVE ELEMENT Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga.
Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya antimony, bismuth, graphite dan sulfur.
Sistem kristal pada native element dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Dan jika unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Page 6
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Dalam grup native element ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides. Contoh mineral native element : 1. Intan
Nama Mineral
:
intan
Rumus kimia
:
C
Berat Jenis
:
3,5
Sistim Kristal
:
reguler
Kilap
:
kilap intan
Pecahan
:
choncoidal
Warna
:
biasanya kuning, coklat
atau abu-abu sampai tidak berwarna. Jarang biru, hijau, hitam, merah muda, ungu, oranye, ungu dan merah.
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Gores
:
tidak berwarna
Kekerasan
:
10 skala mohs
Persebaran di Indonesia
:
Kalimantan Selatan
Page 7
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
Genesa
:
intan
terbentuk
pada
pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Kegunaan
:
digunakan dalam industri
sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batupermata.
2. Emas
Nama Mineral
: emas
Rumus kimia
:
Au
Berat Jenis
:
19,3
Sistim Kristal
:
reguler
Kilap
:
kilap logam
Belahan / Pecahan
:
tidak ada / hackly
Warna
:
kuning keemasan sampai
:
kuning keemasan
kekuning-kuningan Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Gores
Page 8
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013
Kekerasan
:
2,5 – 3 skala mohs
Tenacity
:
ductile dan malleable
Persebaran di Indonesia :
Potensi
endapan
emas
terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
Genesa
: kebanyakan emas terdapat
dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan sering bersama-sama pirit dan mineralmineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan
turmalin.
Bila
urat-urat
mengandung
emas
melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal.
Kegunaan untuk
membuat
: sumber logam emas; dipakai perhiasan,
instrumen-instrumen
saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.
Hanna Medy Christya 111.130.168 PLUG 1
Page 9