EKOWISATA RESORT DAN SPA DI PULAU LANJUKANG
SKRIPSI PERANCANGAN TUGAS AKHIR PERIODE IV TAHUN 2013 / 2014
Sebagai Persyaratan Untuk ujian sarjana Teknik Arsitektur Oleh : GLENN RICHARD HARYANTO D511 10 266
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
PENGESAHAN SKRIPSI PERANCANGAN
PROYEK
:
TUGAS SARJANA ARSITEKTUR
JUDUL
:
EKOWISATA EKOWISATA
RESORT
DAN
SPA
DI
PULAU
LANJUKANG PENYUSUN :
GLENN RICHARD HARYANTO
NO. STB
:
D511 10 266
PERIODE PERIODE
:
IV – 2013/2014
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Ria Wikantari Rosalia, M.Arch. Ph.D
Syahriana Syam,ST,MT.
NIP. 196109151988112001
NIP. 197511242006042032
Dosen Pembimbing Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Baharuddin Hamzah, ST, M. Arch, Ph.D NIP. 19690308 199512 1 001
KATA PENGANTAR Ucapan puji syukur tak terhingga, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Skripsi perancangan ini dapat diselesaikan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dengan segala keterbatasan waktu,tenaga dan kemampuan yang penulis miliki menyadarakan penulis bahwa hasil yang dicapai masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya suatu kesempurnaan dan menjadi bekal dimassa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dr.Ir.Ria Wikantari,,M.Eng, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Syahriana
Syam,ST,MT
selaku
dosen
pembimbing
II
atas
bimbingannya selama penulisan laporan perancangan ini. 2. Bapak Baharuddin Hamzah,ST.M.Arch.Ph.D.,selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur. 3. Bapak Dr.Eng.Abdul Mufti Radja,ST.,MT, Selaku Kepala Laboratorium Perancangan Studio Akhir Arsitektur. 4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, terimah kasih atas ilmu-ilmunya yang berharga dan juga bantuannya selama ini. 5. Ayahanda tercinta Yang Haryanto dan Ibunda Mien yang telah memberikan limpahan kasih saying dan perhatiannya dan tak lupa buat saudara-saudaraku yang terkasih dan
iii
tersayang Vecky,Merlin,Hony,Meyke serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan doa selama ini. 6. Teman –teman seperjuangan di Jurusan Arsitektur angkatan 2010, Dan juga teman – teman Studio Akhir Periode IV Tahun 2013-2014, terimah kasih atas segla doa, dukungan, serta bantuannya selama ini. 7. Serta seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Laporan Perancangan ini. Akhirnya semoga Laporan Perancangan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.
Makassar,26 Juli 2014
Glenn R Haryanto D51110266
iv
ABSTRAK
Pariwisata merupakan sektor ekonomi terpenting untuk Indonesia. Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki penduduk yang sangat banyak. Tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia itu didukung dengan warisan budaya yang kaya dan mencerminkan sejarah serta menunjukan beragamnya etnis Indonesia yang dinamis. Keberadaan Pulau Lanjukang sebagai pulau yang secara geografis memiliki posisi yang kurang strategis akan tetapi memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang potensial, sehingga banyak menyimpan peristiwa-peristiwa sejarah yang menarik untuk digali dan dikaji, salah satunya adalah sektor pariwisata. Hal ini tentu saja merupakan aset serta potensi yang sangat berharga
bagi
dunia
kepariwisataan
Kota
Makassar
karena
dari
keanekaragaman sumber daya alam dan penduduknya tersebut tentu dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik wisatawan domestik
maupun
wisatawan
mancanegara.
Maka
dari
itu
sudah
seharusnyalah Pulau Lanjukang menjadi salah satu tujuan pariwisata utama di antara pulau-pulau tujuan wisata yang lain di Makassar. Seiring berkembangnya jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan kenyamanan, keamanan, kepuasan dan kesehatan dalam perjalanan dan munculnya kebutuhan akan rekreasi sambil belajar disamping kebutuhan akan tempat beristirahat, makan dan minum, maka Ekowisata Resort yang merupakan perkembangan dari sebuah resort yang tidak hanya menyediakan tempat tinggal tetapi mengajak orang yang datang belajar menghargai lingkungan yang kita tinggali melestarikan dan meningkatkan ekonomi penduduk yang tinggal di Pulau tersebut dan ini diharapkan mampu memenuhi semua
kebutuhan
tersebut
dan
kepariwisataan di Kota Makassar.
menjadi
suatu
unsur
pokok
dalam
Kata kunci: pariwisata, rekreasi, Ekowisata, resort, Pulau lanjukang
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. .................................................................. i LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................... ii KATA PENGANTAR……….................................................................. iii DAFTAR ISI....................................... .................................................. v DAFTAR GAMBAR ……………………………………. .......................... ix DAFTAR TABEL……………………………………………………………..x i DAFTAR SKEMA…………................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan ........................................... 6 D. Batasan Pembahasan ............................................................... 6 E. Metode Dan Sistematika Pembahasan ..................................... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ecotourism/Ekowisata ............................................ 9 B. Tinjauan Umum Ecotourism/Ekowisata .................................... 9 C. Pendekatan Pengolahan Ekowisata ......................................... 10 D. Prinsip Pengembangan Ecotourism/Ekowisata ........................ 12 E. Pengertian Resort .................................................................... 18 F. Tinjauan Terhadap Hotel Resort ............................................... 19 G. Tinjauan SPA ........................................................................... 22 H. Pembagian Jenis SPA............................................................... 24 I.
Fungsi dan Manfaat SPA .......................................................... 25
J. Studi Pustaka ............................................................................ 27 K. Studi Banding ............................................................................ 31 L. Kesimpulan Studi Literatur dan Studi Banding .......................... 34 BAB III. TINJAUAN KHUSUS TERHADAP EKOWISATA RESORT DAN SPA DI PULAU LANJUKANG
A. Kondisi Fisik Pulau Lanjukang .................................................. 36 B. Tinjauan Kawasan Wisata Pantai di Makassar ......................... 37 C. Persyaratan Dan Prinsip Dasar Perencanaan Hotel Resort 1. Persyaratan Dasar ............................................................... 42 2. Prinsip Dasar ..................................................................... 43 D. Arus Pengunjung Wisatawan .................................................... 45 E. Lama Tinggal Wisatawan………………………………………….. 47 F. Estimasi Pengunjung dan Kebutuhan Jumlah Kamar a. Dasar Perhitungan Jumlah Pengunjung Wisatawan ............ 47 b. Dasar Perhitungan Kamar ................................................... 49 G. Pelaku Kegiatan 1. Analisa Pelaku Kegiatan ...................................................... 51 2. Pelaku Kegiatan ................................................................... 51 3. Aktivitas Pelaku Kegiatan .................................................... 52 4. Hubungan Antar Pelaku Kegiatan........................................ 52 5. Kegiatan............................................................................... 53 H. Wadah Aktivitas ....................................................................... 53 I.
Pola Gerak Aktivitas .................................................................. 54
BAB IV PENDEKATAN KONSEP MAKRO DAN MIKRO A. Tinjauan Makro Pulau Lanjukang 1. Gambaran Umum……………………………………………….55 2. Potensi dan Kendala Pulau Lanjukang ................................ 56 3. Keterpaduan Sistem Transportasi Pulau Lanjukang dengan Sistem Transportasi Kota Makassar ...................... .............. 58 4. Kebijakan Pengembangan Pulau Lanjukang ....................... 59 B. Tinjauan Mikro Pulau Lanjukang 1. Batas Wilayah Pulau Lanjukang .......................................... 62 2. Kondisi Bioekologi Pulau Lanjukang .................................... 62 3. Infrastruktur ......................................................................... 63 4. Penduduk Dan Sosial Budaya ............................................. 66 C. Pendekatan dan Konsep Dasar Acuan Makro
1. Penentuan Tapak ................................................................ 67 2. Pengolahan Tapak/Site........................................................ 67 3. Pendekatan dan Konsep Penzoningan Tata Massa ............ 72 4. Pendekatan dan Konsep penempatan Entrance ................. 74 5. Pendekatan dan Konsep Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ..... 75 6. Pendekatan dan Konsep Penataan Luar ............................. 76 7. Pendekatan Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan .... 78 D. Pendekatan dan Konsep Tata Ruang MIkro 1. Pendekatan dan Konsep Ruang dalam Interior .................. 80 2. Pendekatan Pengelompokan Ruang ................................... 82 3. Pendekatan Pola Hubungan Ruang .................................... 84 4. Pendekatan Konsep Besaran Ruang ................................... 86 5. Pendekatan dan Konsep Sistem Sirkulasi ........................... 87 6. Pemilihan Konsep Struktur,Konstruksi, Modul, dan Material Bangunan ............................................................................ 88 7. Pendekatan dan Konsep Sistem Perlengkapan Bangunan . 95 BAB V KONSEP PERANCANGAN MAKRO DAN MIKRO A. Konsep Dasar Perancangan Makro 1. Analisis Lokasi ..................................................................... 110 2. Analisis Tapak/Site ............................................................. 111 3. Aksebilitas Pencapaian lokasi .............................................. 114 B. Konsep Dasar Perancangan Mikro 1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola dan Pengunjung Resort dan Spa .................................................................... 115 2. Kebutuhan Ruang ................................................................ 119 3. Sirkulasi Ruang.................................................................... 125 4. Organisasi Ruang ................................................................ 126 5. Besaran Ruang .................................................................... 128 C. Konsep Dasar Perancangan Fisik Bangunan 1. Penampilan Bangunan......................................................... 134 2. Struktur Bangunan ............................................................... 136
D. Konsep Dasar Perancangan Sistem Pengkondisian Bangunan 1. Penghawaan Alami .............................................................. 137 2. Sistem Pencahayaan ........................................................... 138 3. Konsep Utilitas Bangunan.................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 145 DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... 146
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pulau-Pulau Sprmonde Di Pulau Makassar……….. .......... 4 Gambar 2. Destinasi Perjalanan .......................................................... 4 Gambar 3. Sipadan Water Village........................................................ 28 Gambar 4. Shangri-La's Villingili Resort............................................... 29 Gambar 5. Hilton Maldives Irufushi Resort & Spa ................................ 29 Gambar 6. Meritus Pelangi Beach Resort & Spa ................................. 31 Gambar 7. Hotel Resort Tok Senik ...................................................... 31 Gambar 8. Facial room…..................................................................... 32 Gambar 9. Ruang Spa/ Message ......................................................... 32 Gambar 10. Sauna……….. .................................................................. 32 Gambar 11. Ruang Message ............................................................... 32 Gambar 12. Ruang sauna ................................................................... 33 Gambar 13. Ruang Oksigen ................................................................ 33 Gambar 14. Ruang wax dan spa ......................................................... 33 Gambar 15. Ruangan wax dan Spa ..................................................... 34 Gambar 16. RTRW Kota Makassar ..................................................... 35 Gambar 17. Pulau barrang caddi ………………………………………..36 Gambar 18. Pulau samalona ............................................................... 39 Gambar 19. Existing Pulau lanjukang .................................................. 55 Gambar 20. Pulau Lanjukang ............................................................. 60 Gambar 21. Rumah yang lantainya dicor ............................................. 64 Gambar 22. Panel surya disetiap rumah .............................................. 64 Gambar 23. Salah satu sumber air ...................................................... 65 Gambar 24. Pola Hubungan Ruang ..................................................... 85 Gambar 25. Lokasi………. ................................................................... 110 Gambar 26. Analisis Lokasi (Potensi) .................................................. 110 Gambar 27. Analisis Lokasi (Potensi) .................................................. 111 Gambar 28. Analisis Tapak ................................................................ 111
Gambar 29. Analisis Tapak .................................................................. 112 Gambar 30. Aksebilitas Pencapaian Lokasi ......................................... 113 Gambar 31. Mikro Manusia dan Makro Kosmos Masyarakat Bugis Makassar……………………………………………………………………..114 Gambar 32. Konsep Struktur ............................................................... 136 Gambar 33. Penghawaan Alami…………………………………………..137 Gambar 34. Penghawaan Buatan dengan Ac split .............. ................ 137 Gambar 35. Pencahayaan Alami ………………………………………..138 Gambar 36. aliran lisrtik dari genset ke rumah …………………………139 Gambar 37. Distribusi air bersih ke rumah-rumah …………………….140 Gambar 38. Pengolahan limbah pada STP…………………………… 143
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kesimpulan Studi Pustaka ..................................................... 34 Tabel 2. Kesimpulan Studi Banding ..................................................... 34 Tabel 3. kelebihan dan kekurangan pulau spermonde di Makassar. ... 40 Tabel 4. jumlah Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara periode 2011-2013 ke Sulawesi Selatan ....................... 45 Tabel 5. Tingkat Penghunian Kamar di Kota Makassar juli 2011Oktober 2011 ..................................................................................................... 46 Tabel 6. .Lama tinggal wisatawan di Kota Makassar juli 2011Oktober 2011 ..................................................................................................... 46 Tabel 7. Pencahayaan buatan ............................................................. 97 Tabel 8. Tamu yang menginap di hotel………………………………….115 Tabel 9. Tamu tidak menginap di hotel/ ruang luar .............................. 116 Tabel 10. Tamu dan pengunjung ke Spa ............................................ 117 Tabel 11. Karyawan / Administrasi ....................................................... 117 Tabel 12. Karyawan / staf bagian service ............................................ 118 Tabel 13 .Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung ..................... 120 Tabel 14. Penerimaan Dan Registrasi Tamu ....................................... 128 Tabel 15. Ruang Akomodasi................................................................ 128 Tabel 16. Ruang Administrasi .............................................................. 129 Tabel 17. Fasilitas Karyawan ............................................................... 129 Tabel 18. Penunjang/Rekreasi............................................................. 130 Tabel 19. Purcashing ........................................................................... 130 Tabel 20. Food & Bavarage Arcade ..................................................... 131 Tabel 21. Laundry & Housekeeping ..................................................... 131 Tabel 22. Mekanikal Elektrikal ............................................................. 132 Tabel 23. Shopping Arcade ................................................................. 132 Tabel 24. Spa....................................................................................... 133
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Sistem Pengadaan dan distribusi air bersih …………………104 Skema 2. Sistem pengolahan air bersih .................................................... 105 Skema 3. Distribusi Air Bersih ..................................................................... 106 Skema 4. Sirkulasi Air Kotor ................................................................ 106 Skema 5 .Sirkulasi Air Kolam Renang ................................................. 107 Skema 6. Sistem Pembuangan sampah .............................................. 108 Skema 7. Sirkulasi Tamu Yang Menginap ........................................... 125 Skema 8. Sirkulasi Tamu Yang Tidak Menginap ............. .................... 126 Skema 14. Organisasi Ruang Pengelola ......................... .................... 127 Skema 15. Organisasi Ruang Servis ........................ ........................... 127 Skema 16. Alur Komunikasi……………………………………………….140 Skema 17. Pengolahan Air Dengan R everse Osmosis ………………..141 Skema 18. Pengolahan Air Dengan Hasil olahan STP ………………..141 Skema 19. Distribusi air hasil osmosis…………………………………. 142 Skema 20. Sistem Pembuangan sampah………………………………..143 Skema 21. penanganan terhadap kebakaran,……………………… . ... .144
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan, luas wilayah lautnya lebih besar dari pada daratannya dengan perbandingan dua per tiga laut dan satu per tiga daratannya. Bahkan total garis pantai Indonesia adalah terpanjang di dunia. Masa depan kita akan lebih banyak ditentukan pada kemampuan kita memberdayakan sumber daya laut, karena pemberdayaan daratan sudah hampir jenuh (hutan-hutan telah rusak). Bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari dengan hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik sumber daya hayati maupun sumber daya linnya. Sebagai bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di dalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa
Indonesia
juga
ditentukan
dalam
memanfaatkan
dan
mengelola wilayah laut yang luas tersebut. Keunikan dan keindahan serta
keanekaragaman
kehidupan
bahwa
laut
dari
kepulauan
Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya. Ada beberapa aspek pemanfaatan dan pengelolaan potensi laut yang dapat memberikan manfaat kepada manusia dibeberapa bidang, diantaranya yaitu : 1. Transportasi, laut sebagai medium transportasi telah dikenal sejak dahulu,baik antar pulau antar benua mulai dari
teknologi
sederhana
hingga
saat
ini
dengan
teknologi modern, 2. Sumber makanan, makanan, laut sebagai sumber sumber protein protein hewani (perikanan), nabati (rumput laut). Peran ini bukan hanya menjadi sumber makanan saja, tetapi menjadi komoditi
perdagangan.
Laut
sebagai
sumber
daya
alam,
kelestarian laut dapat terganggu atau terjadi kerusakan karena dieksploitasi dan berimbang serta dicemari oleh berbagai limbah akibat aktivitas manusia di daratan maupun di laut dan 3. Sementara itu, kualitas kehidupan 4,3 juta nelayan pesisir yang mencari nafkah di laut masih sangat rendah akibat
terbatasnya
alat
produksi
berupa
kapal
penangkapan ikan traditional yang tidak bisa berlayar jauh. Kekayaan laut kita justru sering diambil oleh nelayan asing yang memiliki peralatan lebih modern. salah satu upaya untuk mewujudkan visit to Makassar ialah menginformasikan dan mempublikasikan kekayaan potensi laut (laut sebagai sumber makanan baik hewani maupun nabati, laut sebagai medium transportasi) selain itu umumnya masyarakat kota, seperti kota-kota besar di Indonesia yang salah satunya adalah kota Makassar yang terkenal sebagai kota Daeng yang selalu ramai dan sibuk dengan rutinitas kesibukan sehari-hari yang intensif dalam rangka memenuhi tuntutan kehidupan hidup yang tinggi. Kondisi yang demikian itu membuat
masyarakat
kota
lebih
berpotensi
untuk
mengalami
kejenuhan sehngga perlu sarana rekreasi sebagai kebutuhan utama. Dan kota yang manusiawi harus menyediakan fasilitas rekreasi yang memadahi bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. maka diperlukan fasilitas –fasilitas maupun lokasi yang dapat mewadahi kepentingan yang bersifat rekreatif dan sekaligus kepentingan edukatif yang berkaitan dengan dunia bahari karena kota Makassar memiliki gugusan pulau-pulau kecil (spermonde) antara lain pulau samalona, pulau lae-lae, pulau barang lompo, pulau barrang caddi, pulau bone tambung, pulau lumu lumu, kodingareng keke, dan pulau lanjunkang.
Pulau pulau kecil di Makassar saat ini memiliki satu masalah yaitu kehancuran biota laut akibat dari penangkapan ikan secara massal dengan menggunakan bom ikan tetapi dari berbagai pulau kecil yang ada di Makassar. Pulau Lanjukang adalah pulau yang sebagian keindahan bawah lautnya masih terawat selain itu Pulau Lanjukang merupakan pulau terluar yang berjarak 40 km dari kota Makassar,Pada timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang menjorok keluar (spit). Sedangkan di sisl barat bagian tengah, terdapat mercusuar. Walaupun fasilitas sangat terbatas, bagi mereka yang menyenangi suasana alami, pulau ini salah satu tempat yang ideal bagi mereka yang ingin melakukan camping atau sekedar berjemur di pantai pasir putih yang indah dan bersih, atau bagi mereka yang gemar bersnorkling disekitar perairan pulau ini, panorama taman laut dan keanekaragaman biotanya dengan laut yang bersih menjadi daya tarik tersendiri. Pulau Lanjukang memiliki daya Tarik yang sangat banyak bagi wisatawan di bidang wisata bahari, daya Tarik Pulau Lanjukang sendiri antara lain : 1. Kondisi terumbu karang karang di sekitar pulau umumnya umumnya masih baik dan sangat menarik untuk kegiatan snorkling. Kita dapat menjumpai berbagai jenis spesies karang, karang lunak, ikan karang, dan ikan hias, serta biota lautnya. Pulau Lanjukang sangat ideal untuk dijadikan tempat Ekowisata resort karena terumbu karang yang masih baik dan banyak jenis biota laut serta keindahan pantainya. 2. Hamparan Tumbuhan Tumbuhan Rumput Laut yang yang belum dibudidayakan dibudidayakan sehingga rumput laut tersebut menjadi rumah bagi ikan- ikan kecil yang ada disana. 3. Bentuk fisik penduduk Pulau Lanjukang terbilang unik, sebagian dari jumlahnya memiliki postur tubuh kecil, pendek dan nyaris bongkok, paling tinggi hanya 150 cm.
4. Penduduk dari Pulau Lanjukang sangat menghormati Alam karna jika alam Pulau dirusak maka wisatawan tidak akan dating ke Pulau tersebut. (RT Lanjukang)
Gambar 1. Pulau-pulau spermonde di Makassar Sumber : http://amaliarosadotcom.wordpress.com
Gambar 2. Destinasi perjalanan Sumber : http://danlangkah.blogspot.com
B. Rumusan Masalah 1. Non Arsitektural a. Bagaimana suatu Resort dan Spa dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara ? b. Bagaimana
Resort
dan
Spa
dapat
kebutuhan jasmani dan rohani
memenuhi
serta memberi
kenyamanan bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke tempat wisata c. Dapatkah
Resort
dan
Spa
yang
bertemakan
ekowisata dapat memberi perubahan pola hidup bagi para wisatawan setelah berkunjung ?
2. Arsitektural a. Bagaimana menentukan lokasi tapak yang strategis dan sesuai
untuk
pengadaan
Resort
dan
Spa
dengan
bertemakan ekowisata ? b. Bagaimana mewadahi kegiatan yang terjadi di dalam Resort dan spa yang bertemakan ekowisata guna membuat program ruang Resort dan spa, meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang dan persyaratan ruang, tata letak dan sifat ruang,
sehingga
dapat
memberi
kenyamanan
bagi
pengunjung? c. Bagaimana menciptakan desain bentuk dan penampilan Resort dan spa yang sesuai dengan fungsi bangunan dan tema yaitu ekowisata/ ekologi? d. Bagaimana menentukan dengan
prinsip-prinsip
struktur, material arsitektur
ekologi
dan
utilitas
sehingga
mendukung fungsi bangunan sebagai hotel resort dan spa ?
C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan 1. Tujuan Pembahasan Menyusun suatu acuan perancangan tata fisik bangunan Resort yang efektif dan efisien dengan fasilitas rekreasi edukatif sebagai sarana/ media untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
rekreasi
yang
bersifat
edukatif
serta
menumbuhkan
kesadaran, kepedulian dan kecintaan masyarakat terhadap potensi laut yang dimiliki dan mendukung berbagai kegiatan ilmiah atau penelitian tentang kelautan. serta kegiatan penunjang lainnya sebagai daya tarik terhadap konsumen yang didukung oleh lokasi yang strategis, faktor penampilan bangunan, program ruang, dan tata ruang yang fungsional yang kemudian ditransformasikan ke dalam program perancangan fisik bangunan.
2. Sasaran Pembahasan
Secara keseluruhan pembahasan ini diarahkan kepada acuan
perancangan,
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
persyaratan dan kriteria-kriteria perencanaan tapak, tata fisik, sirkulasi, sistem struktur, utilitas, dan penampilan bangunan.
D. Batasan Pembahasan 1. Resort dan SPA yang direncanakan akan mewadahi kegiatan penginapan
pengunjung,
penyediaan
fasilitas
restoran,
pendidikan/pelajaran mengenai kehidupan laut, pemeliharan terumbu karang ,kegiatan service, kegiatan administrasi dan fasilitas penunjangnya. 2. Skala pelayanan Resort untuk wilayah tempat wisata dan sekitarnya. 3. Perencanaan dan perancangan arsitektural yang titik beratkan pada akselerasi fungsi yang terpadu dan saling terkait.
4. Perancangan didasarkan pada standar-standar ruang yang telah dianalisis dan dibahas pada acuan perancangan yang disesuaikan dalam perancangan fisik. 5. Masalah struktur dan utilitas dibatasi pada masalah yang
berkaitan langsung dengan sistem yang sesuai dengan rancangan bangunan hotel dan fasilitas penunjangnya. E. Metode Dan Sistematika Pembahasan 1. Metode Pembahasan Metode yang digunakan adalah secara analisa deskriptif berdasarkan data dan studi literatur, kunjungan dan wawancara dengan pihak terkait dan mengadakan pengamatan dilapangan, kemudian disimpulkan dan dijadikan titik tolak dalam menyusun acuan perancangan. 2. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini disusun sebagai berikut : a. Tahap I. Pendahuluan Merupakan
pengenalan
dengan
mengemukakan
latar
belakang, mengungkapkan masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode dan sistematika pembahasan. b. Tahap II. Kajian Pustaka Membahas
mengenai
pengenalan
Hotel
Resort,
dan
Menguraikan gambaran umum Hotel Resort beserta fasilitas penunjangnya, ulasan data-data hotel resort secara umum dan menjelaskan keberadaan wadah tersebut. c. Tahap III. Analisis Pendekatan Pengadaan Hotel Resort Mengemukakan membahas
existing
mengenai
condition
analisa
Hotel
pendekatan
Resort yang
dan akan
digunakan dan menginventarisasi data yang menyangkut
pola kegiatan, pola ruang, kondisi fisik bangunan dilihat dari fungsinya sebagai wadah wisata dan rekreasi. d. Tahap IV. Kesimpulan dan Acuan Perancangan Pada tahap kesimpulan yang berkaitan dengan studi literatur dengan studi kasus pada pembahasan terdahulu yang dijadikan sebagai titik tolak dari konsep perancangan.Pada tahap konsep dasar perancangan membahas tahapan transformasi yang menguraikan pendekatan kearah konsep dasar perancangan fisik bangunan Hotel Resort melalui pendekatan makro dan mikro meliputi konsep pemilihan lokasi, konsep pemilihan site, konsep pengolahan tapak, konsep penzoningan, kebutuhan ruang, besaran ruang, pola ruang, pola pencapaian ruang, sirkulasi dalam bangunan, parkir,
pengkondisian
ruang,
bentuk
dan
penampilan
bangunan, sistem struktur dan material, sistem utilitas dan kelengkapan bangunan, sistem keamanan bangunan, tata ruang dalam serta tata ruang luar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ecotourism Ecotourism adalah berwawasan
salah
satu
kegiatan
pariwisata
yang
lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi
alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta pembelajaran dan pendidikan (www.wikipedia.com).
B. Tinjauan umum Ecotourism (Ekowisata) Rumusan Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos Lascurai pada tahun1987 yaitu sebagai berikut: ”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.” ”wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuhan-tumbuhan dan satwa liar,serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.” Pada awal tahun 1990 disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) yaitu sebagai berikut: ”Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.” ”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempattempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.” Menurut Western dalam Fendeli (1998) mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan
bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Fenel (1999) mendefinisikan ekowisata sebagai bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus terutama pada mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal (kontrol,manfaat dan keuntungan dan skala). Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang
berkelanjutan
merupakan dilindungi
usaha
(s u s t a i n a b l e untuk
dengan
development ).
melestarikan
memberikan
kawasan
peluang
Ecotourism yang
ekonomi
perlu
kepada
mesyarakat yang ada disekitarnya.Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar
back to nature
ini merupakan usaha
pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Ecotourism adalah
gabungan
antara
konservasi
dan
pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.
C. Pendekatan pengolaan ekowisata Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk
memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang. Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah alami. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki
objek
alam
sebagai
daya
tarik
ekowisata
dapat
dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu atau muara
sungai
dapat
pula
dipergunakan
untuk
ekowisata.
Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut tetap lestarisebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarianlingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan konservasi (UNEP,1980) sebagai berikut: a. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung sistem kehidupan; b. Melindungi keanekaragaman hayati; c. Menjamin
kelestarian
dan
pemanfaatan
spesies
dan
ekosistemnya. Didalam
pemanfaatan
area`
alam
untuk
ekowisata
mempergunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan. Pendekatan ini jangan justru dibalik. Kemudian
pendekatan
keberpihakan
kepada
lainnya
adalah
masyarakat
pendekatan
setempat
agar
pada mampu
mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood (1999) memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that meet
the needs of local rural populations” . Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur
conservation tax untuk
membiayai secara langsung kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.
D. Prinsip pengembangan Ecotourism. Secara konseptual, Ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung budaya)
upaya-upaya
dan
pengelolaan
pelestarian
meningkatkan sehingga
lingkungan
partisipasi
memberi
manfaat
(alam
dan
masyarakat
dalam
ekonomi
kepada
masyarakat setempat. Secara konseptual ecotourism menekankan pada prinsip dasar sebagai berikut yang terintergrasi: 1. Prinsip konservasi Pengembangan Ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. A. Prinsip konservasi alam Memiliki
kepedulian,
tanggung
jawab
dan
komitmen
terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Kriteria konservasi alam antara lain: a. Memperhatikan
kualitas
daya
dukung
lingkungan
kawasan tujuan,melalui zonasi. b. Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan.
c.
Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya.
d. Memanfaatkan sumber
daya
secara
lestari
dalam
penyelenggaraan kegiatan ecotourism. e. Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat
ramah lingkungan dan Mengelola usaha secara
sehat.
B. Prinsip konservasi budaya Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. Kriteria konservasi budaya antara lain: a. Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata. b. Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya (multistakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata. c. Melakukan mencari
pendekatan,
masukan
meminta
dari
saran-saran
tokoh/pemuka
dan
masyarakat
setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai langkah-langkah
dalam
proses
pengembangan
ekowisata. d. Melakukan penelitian dan
pengenalan aspek-aspek
sosial budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.
2. Prinsip partisipasi masyarakat Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati
nilai-nilai budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan.
Kriteria: a. Melakukan
penelitian
dan
perencanaan terpadu
dalam pengembangan ekowisata. b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat
dalam
proses
perencanaan
dan
pengelolaan ekowisata. c. Menggugah
prakarsa
dan
aspirasi
masyarakat
setempat untuk pengembangan ekowisata. d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata. e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata. f.
Membuka dengan
kesempatan seluruh
stakeholders)
untuk
pihak
dalam
melakukan
yang
proses
terlibat
perencanaan
dialog (multidan
pengelolaan ekowisata. g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.
3. Prinsip ekonomi Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang
berimbang
pelestarian
(balance
lingkungan
development)
dan
antara
kepentingan
kebutuhan
semua
pihak.
Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan. Kriteria: a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk
membuka
pelaku-pelaku
usaha
ekonomi
ekowisata kegiatan
dan
menjadi
ekowisata
baik
secara aktif maupun pasif. b. Memberdayakan
masyarakat
dalam
upaya
peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat. c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata. d. Menakan tingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah rendahnya. e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
4. Prinsip edukasi Pengembangan
ekowisata
harus
mengandung
unsur
pendidikan untuk mengubahsikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kapedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait. Kriteria: Pengembangan produk ekowisata harus: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.
b. Memafaatkan
dan
mengoptimalkan
pengetahuan
tradisional berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah. c. Mengoptimalkan
peran
masyarakat
sebagai
interpreter lokal dari produk ekowisata. d. Memberikan
pengalaman
yang
berkualitas
dan
bernilai bagi pengunjung. e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif.
5. Prinsip wisata Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman ekowisata
kepada dapat
pengunjung
berkelanjutan.
untuk Selain
memastikan itu
usaha
pengembangan
ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan
kepuasan
serta
menambah
pengalaman
bagi
pengunjung. Kriteria: a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata. b. Membuat Standar Prosedur Operasi (SPO) untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan
pengunjung,
kondisi
setempat
dan
mengoptimalkan kandungan material lokal. d. Memperioritas kan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa. e. Memberikan
kemudahan
pelayanan
jasa
dan
informasi yang benar. f.
Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.
J. Stphen, Page dan Dowling K. Ross (2000) meringkas konsep dasar ekowisata menjadi lima prinsip inti. Mereka termasuk yang berbasis alam, berkelanjutan secara ekologis, lingkungan edukatif, dan lokal wisatawan bermanfaat dan menghasilkan kepuasan. a. Nature based (Berbasis alam) Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b. Ecologically sustainable (Berkelanjutan secara ekologis) Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan dapat membuat ekologi yang berkesinambungan. c. Environmentally
educative
(Pendidikan
Lingkungan)
Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. d. Locally beneficial (Manfaat bagi Masyarakat Lokal) Pengembangan ecotourism harus dapat menciptakan keuntungan
yang
nyata
bagi
masyarakat
sekitar.
Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan
masyarakat
menghormati
nilai-nilai
setempat social
serta
budaya
peka dan
dan tradisi
keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan. e. Generates tourist satisfaction (Menghasilkan kepuasan wisatawan) Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan memastikan
pengalaman usaha
kepada
ekowisata
pengunjung dapat
untuk
berkelanjutan.
Selama
lima
prinsip
diatas,
dalam
penerapan
pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk memperhatikan aspek legalitas
di
tingkat
lokal,regional,
nasional
dan
internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.
E. Pengertian Resort Menurut Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah Air Indonesia, 1998:13. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan, serta keperluan usaha lainnya. Resort
menurut
John
M.
Echols,
Kamus
Inggris-Indonesia,
Gramedia, Jakarta, 1987 adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. Resort menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. Resort menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini.
F. Tinjauan Terhadap Hotel Resort Resort hotel memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis hotel yang lain, yaitu : 1. Segmen Pasar Resort hotel merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang
dan
melupakan
rutinitas
kerja
sehari-hari
yang
membosankan.
2. Lokasi Umumnya resort hotel berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi
wisata
yang
baik,
misalnya
tempat-tempat
dengan
pemandangan alam yang indah seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, serta polusi udara, meskipun ada juga resort jenis tertentu yang justru memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya. Lokasi memegang peranan penting bagi kesuksesan sebuah resort hotel karena kedekatan dengan atraksi utama dan hubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan berpengaruh pada harganya. Sebagai sebuah bangunan yang terletak di lokasi dengan potensi alam yang menarik, rancangan resort hotel sebaiknya didahului dengan analisis potensi site dan lingkungan dengan teliti.
3. Fasilitas Motivasi pengunjung resort hotel untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut tersedianya fasilitas pokok serta
fasilitas rekreasi indoor dan outdoor. Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari 2 kategori utama yaitu: a. Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan, hiburan, relaksasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini. b. Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi
yang
lebih
spesifik
dan
dapat
menggambarkan kealamian resort.
4. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke resort hotel cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel lain. Wisatawan pengunjung resort hotel lebih cenderung memilih penampilan bangunan dengan tema alami atau tradisional dengan motif dekorasi interior yang bersifat etnik dan atau ruang luar dengan sentuhan etnik.
Berdasarkan
letak
dan
fasilitasnya,
resort
hotel
dapat
daerah
pantai,
diklasifikasikan sebagai berikut : a. Beach
Resort
Hotel,
terletak
di
mengutamakan potensi alam pantai dan laut sebagai daya tariknya. Pemandangan yang lepas ke arah laut, keindahan pantai, dan fasilitas olahraga air sering kali dimanfaatkan sebagai pertimbangan utama perancangan bangunan. b. Marina Resort
Hotel, terletak di
kawasan marina
(pelabuhan laut). Rancangan resort ini memanfaatkan potensi utama kawasan tersebut sebagai kawasan perairan. Biasanya respons rencangan hotel resort ini
diwujudkan dengan melengkapi resort dengan fasilitas dermaga serta mengutamakan penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan dengan aktivitas olahraga air dan kegiatan yang berhubungan dengan air c. Mountain Resort Hotel, terletak di daerah pegunungan. Pemandangan daerah gunung yang indah merupakan kekuatan
lokasi
yang
dimanfaatkan
sebagai
ciri
rancangan resort ini. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan
pada
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
lingkungan alam dan rekreasi yang bersifat kultural dan natural seperti mendaki gunung, hiking dan aktivitas lainnya. d. Health Resorts and Spas, dibangun di daerah-daerah dengan potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan, misalnya melalui aktivitas spa. Rancangan resort semacam ini dilengkapi dengan fasilitas untuk pemulihan kesegaran jasmani, rohani, maupun mental serta kegiatan yang berhubungan dengan kebugaran. e. Rural Resort and Country Hotel, merupakan resort yang dibangun di daerah pedesaan, jauh dari area bisnis dan keramaian. Daya tarik resort ini adalah lokasi nya yang masih alami, diperkuat denganfasilitas olahraga yang jarang ada di kota. f. Themed Resort, merupakan resort yang dirancang dengan tema tertentu, menawarkan atraksi yang spesial sebagai daya tariknya. g. Condominium, time share, and residential development, merupakan resort yang mempunyai strategi pemasaran yang menarik. Sistem ini dapat dilakukan sebagai daya
tarik untuk memfasilitasi serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan di resort tersebut. h. All-suites Hotels, merupakan jenis resort mewah dimana semua kamar yang disewakan dalam hotel tersebut tergolong ke dalam kelas suite. i. Sight-seeing Resort Hotel, merupakan resort yang terletak di daerah yang mempunyai potensi khusus atau tempat-tempat
menarik
seperti
pusat
perbelanjaan,
kawasan bersejarah, tempat hiburan, dan sebagainya.
G. Tinjauan Spa SPA merupakan suatu singkatan kata
dari bahasa latin
yanb berasal dari kata Solus Per Aqua (Solus = Pengobatan atau Perawatan, Per = Dengan dan Aqua = Air). Berdasarkan arti tersebut maka dapat dikatakan bahwa SPA adalah suatu sistem pengobatan atau perawatan dengan air atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Hydrotherapy. Secara lebih rinci SPA didefinisikan sebagai
suatu
cara
penatalaksanaan
kesehatan
dengan
mempergunakan air dalam berbagai bentuk untuk mengobati suatu penyakit
atau
untuk
mempertahankan
kesehatan
individu.
(Menelusuri Asal Usul Spa, 2014, www.conectique.com, 18 Februari 2014). Konsep dari Spa sebenarnya berasal dari zaman kekaisaran Romawi 3000 tahun yang lalu,ketika pasukan Legion terkena luka ringan akibat perang. Mereka berusaha untuk mencari cara untuk sembuh dari luka-luka ringan tersebut. Mereka mencari galian sumber air panas dan kemudian membuat koalm-kolam mandi supaya mereka dapat menyembuhkan tubuh yang terluka. Mereka menamai tempat itu dengan “aquae” dan kegiatan mandinya disebut spa, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Sanus per Aquam yang berarti perawatan dan penyembuhan
melalui air.Kemudian kota spa, di Belgia didirikan untuk tujuan ini, yang kemudian menjadi terkenal pada abad ke-14 dan masih ada sampai sekarang (Sumber: Brown, Anitra). Secara Etimologi menurut kamus bahasa Inggris MeriemWebster, kata spa berarti tempat yang berair di kota kecil provinsi Belgia Liege, Belgia. Di kota Spa ini, ada sebuah mata air terkenal yang mengandung mineral dan telah dikunjungi sejak abad ke-14, temperatur mata airpanas sekitar 32°C. Penggunaan Spa sebagai sarana pengobatan telah tercantum dalam suatu kepustakaan medis pada tahun 1500 SM dengan judul Rig Veda yang berarti “perawatan air untuk penyembuhan demam”. Dalam dunia kedokteran, “Hipokrates” sebagai Bapak Kedokteran Modern telah mempergunakan Spa secara luas untuk pengobatan sejak tahun 400 SM. Ia juga menjelaskan secara luas indikasi dan kontra-indikasi perawatan dengan air. Prinsip prinsip dasar yang diuraikan Hipokrates ini menjadi titik tolak munculnya Spa Medic (Terapi Air). Di jaman modern perawatan Spa Medic dimulai pada abad 17 (1697), diperkenalkan oleh Sir John Floyer dalam tulisannya yang berjudul The History of Cold Bathing. Mengikuti cara Floyer yang mempunyai dasar ilmiah klinis kuat mengenai penggunaan air sebagai upaya penyembuhan maka di daratan Eropa mulai muncul beberapa ahli baik medis maupun non-medis yang berkecimpung dalam dunia SPA di antaranya adalah Priessnitz, Raussedan Father Kneipp. Mereka sangat populer dalam mempergunakan SPA sebagai metode pengobatan sampai akhir abad 19. (Asal Usul Spa(Solus Per Aqua), 2012). Dalam menawarkan
perkembanganya beragam
program
spa
bermunculan
bagi
yang
untuk
membutuhkan
kesegaran, tenaga serta semangat yang baru. Bahkan dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia, spa modern tidak lagi sekedar kegiatan berendam di air panas atau pijat tradisional, tapi
lebih dari itu spa ini telah menjadi pendekatan holistik atau sarana yang bertujuan untuk menyelaraskan kehidupan manusia melalui terapi alternatif secara tiga dimensi yaitu tubuh, pikiran dan emosi yang disalurkan melalui enam indra. Enam indra yang dimaksud antara lain sebagai berikut: 1. Indra mata, melalui warna serta keindahan ruang atau apa yang disebut sebagai atmosfer terapi. 2. Indra hidung, melalui penciuman atau aroma terapi, karena dengan mencium aroma terapi essensial yang khas dapat menimbulkan efek menyenangkan. 3. Indra telinga, melalui musik terapi dengan mendengarkan musik-musik yang tenang. 4. Indera lidah, melalui minuman dan makanan yang sehat tentunya menjadi suguhan setiap tamu di spa guna menunjang perawatan spa. 5. Indra kulit, melalui pijatan yang lembut sehingga membuat perasaan yang nyaman yang disebut pijatan terapi. 6. Indra otot, melalui tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu akan di capai efek rileks. (Benge and Tara, 2004)
H. Pembagian jenis Spa Menurut ISPA (International Spa Association) ada 7 kategori Spa, antara lain : 1. Club Spa Biasanya lebih banyak menawarkan fasilitas kebugaran dengan penawaran pelayanan di siang hari. 2. Cruisheship Spa Spa diatas kapal pesiar dengan pelayanan professional, tersedia personal training (pelatih pribadi) dan pelayanan kecantikan di salon.
3. Day Spa Spa dengan pelayanan terorganisir secara profesional yang ditawarkan dalam 1 hari, dengan pelayanan dari penataan rambut hingga perawatan kaki. 4. Destination Spa Spa yang berfokus pada peningkatan gaya hidup dan perbaikan kesehatan melalui pelayanan yang terorganisir secara profesional, menyediakan kebugaran fisik, program edukasi dan fasilitas penginapan. Biasanya terletak di tempat terpencil dan harus menginap beberapa hari. 5.
Medi Spa Spa secara individual, berkelompok dan secara institusi dimana
menggabungkan
pengobatan
medis
dan
spa
tradisional dibawah pengawasan dokter. 6.
Mineral Spring Spa Perawatan hidroterapi yang menggunakan mineral alami atau air panas atau air laut yang berada disumber lokasi tersebut.
7. Resort Hotel Spa Spa yang menjadi satu lokasi dengan sebuah resort atau hotel, dengan pelayanan spa yang terorganisir secara professional dengan pilihan pelayanan bermacam-macam selain spa, juga makanan sehat yang tersedia, bisa dilakukan dalam sehari maupun beberapa hari.
I.
Fungsi dan manfaat Spa Fungsi
spa
bukan
untuk
menyembuhkan
penyakit,
melainkan untuk membuat seseorang merasa nyaman, baik tubuh maupun jiwanya. Spa adalah terapi dengan menggunakan air, serta air garam, minyak dan aromaterapi, hubungan antara tubuh, pikiran
dan jiwa, aliran energi positif dan negative dalam diri anda dan pusat energi tubuh. Kesegaran tubuh dan jiwa membuat seseorang mampu melakukan banyak aktivitas dan rutinitasnya dengan lebih baik dan penuh semangat. Manusia selalu membutuhkan stamina fisik, pikiran serta emosi yang prima agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik serta kecepatan yang konsisten. (Benge and Tara, 2003). Spa juga berfungsi sebagai media membuang racun dari dalam tubuh biasa dikenal dengan detoxifying spa. Perawatan spa ini dapat membantu efektivitas pembuangan racun melalui kulit. Penumpukan racun dalam tubuh dapat mempengaruhi kebugaran tubuh seseorang. Setelah menjalani perawatan spa orang tersebut diharapkan dapat mendaptkan kembali kebugaran tubuhnya . Manfaat spa sendiri banyak sekali diantarany menghaluskan kulit, mengencangkan,memutihkan dan memberi nutrisi pada kulit, mengendurkan ketegangan otot, detoksifikasi tubuh. Disamping itu spa
juga
dapat
meningkatkan
sistem
kekebalan
tubuh,
menghilangkan kecemasan, kemarahan dan depresi, mencegah alergi, tanda-tanda diabetes. Selanjutnya migrain dan asma, menurunkan tekanan darah tinggi dan hipertensi, mengurangi insomnia, stress dan kelelahan, mengembalikan keseimbangan alami tubuh, mencapai kebahagiaan, percaya diri dan kreativitas serta memperlambat proses penuaan. Melakukan perawatan tubuh sebaiknya sebanyak satu sampai dua kali dalam sebulan. Setelah perawatan kita akan lebih percaya diri dan siap lagi menghadapi aktivitas rutin berikutnya. Spa diperlukan untuk menghindari stress dan penuaan kulit sebelum waktunya. Aktivitas yangberlebihan dan kelelahan, bisa membuat kulit menjadi stress dan kendur. (Asal Usul Spa (Solus PerAqua), 2012)
J. Studi Pustaka 1.
Sipadan Water Village Sipadan Water Village adalah sebuah resort indah dibangun dengan desain arsitektur Bajau.Bagian dari Pulau Pulau Mabul juga rumah bagi kelompok nelayan Bajau yang telah membangun rumah-rumah jerami tradisional mereka. Laut Bajau, suku satusatunya di dunia gipsi laut, nomaden menghabiskan kehidupan mereka
di
atas
air.
Selama
bertahun-tahun,beberapa telah
memasuki transisi dari laut nomaden ke kehidupan desa menetap di lokasi bekas pelabuhan besar seperti Pulau Mabul. Seluruh resort yang dibangun diatas air panggung terbuat dari Kayu Belia biasa disebut kayu besi, diletakkan di dalam titik tertentu sehingga untuk meminimalkan kerusakan pada terumbu karang yang ada. Dalam desain, Sipadan water village telah mencapai dekat utopia dalam tata letak over-the air -nya, akomodasi pondok indah air dengan bunga-bunga trotoar,masakan Benua Asia yang sempurna dan layanan yang menarik. Sipadan
Water
Village
adalah
salah
satu
pelopor
dalam
pengembangan rekreasi menyelam dan manajemen resor di Pulau Mabul. Resort ini dikelola oleh Sabah Tan Sri Datuk Haji Panglima Sakaran Bin Dandai, yang secara resmi dibuka pada tanggal 29 Desember 1995.
Gambar 3. Sipadan water village (sumber: www.google.com)
2.
Maldives , sri langka Maldives sudah berkali-kali masuk dalam daftar Best Country Brand for Beach, Rest and Relaxation serta dalam kategori Worlds Most Romantic Destination. Maldives, nama resminya Republik Maldives, adalah sebuah negara pulau mengandungi gugusan kepulauan terumbu karang yang terletak di Lautan Hindi, di selatan pulau Lakshadweep, India. Ia terletak kira-kira 700 kilometer atau (435 batu) ke barat daya Sri Lanka.Keindahan pantainya membuat tempat ini dijuluki sebagai Last Paradise on Earth. Dengan pulau tropis yang masih alami, ombak yang tenang dan air sebening kristal sampai-sampai dasarnya terlihat dari permukaan! Tapi sebenarnya, daya tarik utama pantai-pantai di Maldives adalah kualitas, privasi dan eksklusivitas.
Gambar 4. Shangri-La's Villingili Resort Sumber : http://www.velassaru.com/
Gambar 5. Hilton Maldives Irufushi Resort & Spa Sumber : http://www.velassaru.com/
3.
Hotel resort di pulau langkawi , Malaysia Pulau Langkawi adalah sebuah pulau wisata di seberang kota Alor Star, ibukota negara bagian Kedah, Malaysia.Dulunya adalah pulau terlantar, yang kemudian dibangun dan disulap oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad, menjadi pulau wisata, yang jumlah wisatawannya Melampaui bali. Sebaliknya, Bali adalah pulau dewata yang keindahannya turun temurun sejak zaman Majapahit, namun kini diterlantarkan dan dirusak oleh
kesembronoan rezim reformasi, sehingga jumlah wisatawannya Semakin merosot. Di Pulau Langkawi, alamnya dijaga keasliannya, tidak dirusak oleh bangunan-bangunan modern yang mengganggu lingkungan. Karena itu, hotel-hotelnya kebanyakan dibangun dengan arsitektur ala kampung atau Rumah Panggung Melayu yang
menggunakan
material
kayu
jati
dan
atap
rumbia.
Salah satunya adalah Hotel Resort Tok Senik dan meritus pelangi beach and spa yang berada di kawasan kampung (mukim) Ulu Melaka, Langkawi. Namun, meskipun dibangun dengan gaya rumah kampung, didalam kamarnya tentu tersedia peralatan modern yang lengkap, dan karena itu tarifnya adalah standard International. Selain kamar-kamar yang dalamnya didesain modern, tersedia lapangan golf, ada jacuzzi, ada kolam renang, lapangan tenis, pemandian air hangat dan sebagainya.
4.
Meritus Pelangi beach resort and spa Meritus Pelangi Beach Resort & Spa, Langkawi merupakan sebuah
dunia
dengan
keindahan
etnis
khas
kehidupan
perkampungan tradisional Malaysia yang terletak disepanjang pantai pasir putih. Dengan luas 14 ha di tepi pantai, Resort ini menawarkan sebuah atmosfir santai di tengah-tengah suasana tropis dan taman-taman yang telah memenangkan berbagai penghargaan lanskap. Didesain untuk menggambarkan kehidupan desa yang santai, tempat ini menawarkan 51 rumah kayu berlantai satu dan dua yang terbuat dari kayu dengan atap miring, genteng atap terbuka dan penopang serta taman di sepanjang pantai berpasir. Ditopang oleh kayu dengan beranda luas terbuka, rumah kayu ini dilengkapi dengan kemudahan modern untuk kenyamanan Anda.
Gambar 6. Meritus Pelangi Beach Resort & Spa Sumber : http://www.splendia.com
Gambar 7. Hotel Resort Tok Senik Sumber : properti.pelitaonline.com K. Studi Banding Tempat Spa di Makassar 1. Martha tilaar Hotel Clarion Convention
Gambar 8. Facial room Sumber : Penulis
Gambar 9. Ruang Spa/ Message Sumber : Penulis
Gambar 10. Sauna Sumber : Penulis 2. My Place Spa
Gambar 11. Ruang Message Sumber : Penulis
Gambar 12. Ruang sauna Sumber : Penulis
Gambar 13. Ruang Oksigen Sumber : Penulis
3. Poetri Spa
Gambar 14. Ruang wax dan spa Sumber : Penulis
Gambar 15. Ruangan wax dan Spa Sumber : Penulis
L. Kesimpulan Studi Pustaka dan Studi Banding Tabel 1. Kesimpulan Studi Pustaka Objek (Resort)
Konsep Bangunan
Daya Tarik Pulau
Maldives
Arsitektur Vernakular
-
Terumbu
karang
yang masih baik -
air yang masih
jernih seperti Kristal - Privasi pengunjung sangat dijaga secara eksklusif
serta
kualitas Resort yang masih baik. Langkawi resort
Arsitektur Kampung Melayu Mengambil Ekologi
konsep
Lingkungan
Arsitektur dijaga dan
keasliannya
tidak
oleh
masih
diganggu bangunan-
bangunan, bangunan resortnya
sendiri
menggunakan bahanbahan alami seperti kayu jati serta atap
rumbia. Sipadan
Water Arsitektur
Village
Vernakular
Nelayan Terumbu karang yang
Bajau
sangat
dijaga
agar
tidak rusak. Tabel 2. Kesimpulan Studi Banding
Objek (Spa)
Konsep
Pola Tata Ruang
My Place
Japanese
My place terbagi atas 4 SPA yang hanya
Tradisional
lantai dimana lantai 1 diperuntukan sampai
Spa Khusus
lantai
merupakan
3 Untuk laki-laki.
tempat
fasilitas
SPA
sementara di Lantai 4 merupakan Kantor. Poetri Spa
Tradisional
Poetri
Jawa
atas 2 lantai dimana diperuntukan lantai kantor
SPA
1
terbagi SPA yang hanya
merupakan untuk perempuan dan
tempat saja.
untuk
membilas
sedangkan
lantai
2
dijadikan untuk fasilitas SPA Martha Tilaar
Traditional jawa
Martha Tilaar hanya 1 Tempat lantai
dan
SPA
memiliki Khusus
pola tata ruang dan Perempuan Saja. konsep yang baik dari SPA yang lain.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS TERHADAP
EKOWISATA RESORT DAN SPA DI PULAU LANJUKANG
Gambar 16. RTRW Kota Makassar Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Makassar A. Kondisi Fisik Pulau Lanjukang Pulau Lanjukang, merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Spermonde. Secara administratif, Pulau Lanjukang berada di Kelurahan Barrangcaddi, Kec. Ujung Tanah, Kota Makassar dan merupakan pulau terluar di Makassar. Jarak
Secara
administrasi
sekitar
40
km
dari
kota
Makassar.. Bentuk pulau ini memanjang baratdaya - timurlaut, dengan luas mencapai lebih 6 ha, dengan rataan terumbu yang mengelilingi seluas 11 ha. Pada timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang menjorok keluar (spit). Sedangkan di sisi barat bagian tengah, terdapat mercusuar. Vegetasi di pulau ini cukup padat, dengan sebaran pohon merata, 36
didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa serta pohon pisang dibagian tengah pulau. Batas wilayah Pulau lanjukang : 1. Sebelah Utara : pulau kapoposang 2. Sebelah Selatan : pulau lang kai 3. Sebelah Timur : pulau lumu-lumu 4. Sebelah Barat : laut jawa
B. Tinjauan Kawasan Wisata laut Makassar 1.
PULAU BARRANG CADDI
Gambar 17. Pulau barrang caddi Sumber: http://wisatasulawesi.wordpress.com
Pulau ini terletak di sebelah timur P. Barranglompo, berbentuk memanjang timur laut – barat daya, dengan luas 4 ha. Berjarak 11 km dari Makassar dan termasuk pulau yang padat penduduknya, dengan jumlah 1263 jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan tradisional, hal ini tercermin dari peralatan tangkap yang mereka gunakan masih sederhana, seperti bubu, pancing,rengge,dan lepa-lepa.Fasilitas umum yang tersedia 37
berupa instalasi listrik, penyaringan air laut menjadi air tawar (bantuan jepang) dan sebuah dermaga di sisi barat pulau ini. Untuk kesehatan, dapat dijumpai 1 Puskesmas Pembantu dan 1 Posyandu dengan seorang tenaga kesehatan dan seeorang dukun terlatih, sedangkan untuk pendidikan, terdapat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Tersedia sarana transportasi reguler dari Makassar dengan biaya Rp. 6.000 per orang sekali jalan. Kedalaman perairan disekitar pulau ini umumnya besar dari 25 meter, sehingga menjadi bagian dari alur pelayaran masuk-keluar
Pelabuhan soekarno hatta Makassar. Konsep zonasi sudah diterpkan pada pemanfaatan ruang laut di perairan pulau ini. Seperti pada perairan sisi baratnya, merupakan daerah perlindungan yang dibagi atas beberapa zona, antara lain zona yang paling dekat dengan pulau disebut zona inti dan yang kearah laut lepas merupakan zona penyangga yang dicanangkan sekitar bulan Desember 2003 lalu. Kegiatan ini juga, merupakan usaha perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang disekitar pulau Barrang Caddi yang diinisiatif oleh forum kemitraan bahari Sulawesi Selatan. Obyek wisata budaya yang menarik di pulau ini adalah mengunjungi tempat pembuatan perahu tradisional pada sisi barat pulau ini, ataukah hanya sekedar melihat kehidupan sehari-hari masyarakat P. Barrang Caddi. Kalau kita beruntung, maka kita dapat menjumpai upacara penurunan kapal (apparoro), atau upacara pembuatan rumah atau kegiatan mesyarakat duduk bersama Untuk Membicarakan sesuatu.
38
Pada beberapa spot, kehidupan kondisi terumbu karangnya dijumpai dalam kondisi baik, beberapa spesies karang dan ikan perairan bagian barat. Tempat ini juga menarik bagi mereka yang hanya sekedar untuk melakukan snorking, walaupun sebagian karangnya ikut hancur akibat eksploitasi yang tidak ramah lingkungan.
2.
PULAU SAMALONA
Gambar 18. Pulau samalona Sumber:http://wisatasulawesi.wordpress.com Pulau
Samalona,
secara
administratif
termasuk
Kecamatan Mariso, berjarak 7 km dari kota Makassar, selain terkenal dengan pantai pasir putihnya juga memiliki tempat pemancingan. Pulau ini relatif berbentuk bulat, luas lebih 2 ha, dengan jumlah penduduk mencapai 82 jiwa. Belum tersedia transportasi reguler ke pulau ini, namun demikian para wisatawan dapat menyewa kapal motor 40 PK dengan jumlah penumpang 10 orang, Konsentrasi penduduk merata di tengah pulau, dengan bangunan rumah panggung. Pulau ini cukup rindang dengan sejumlah pohon besar yang 39
terdapat di pulau ini, seperti pohon cina, tammate, dan pohon kelapa sedangkan pada sisi baratlaut terdapat hamparan pasir putih yang cukup luas, oleh pengunjung dimanfaatkan sebagai tempat bermain pantai. Di pulau ini, dapat dijumpai juga sebuah kompleks makam tua yang dikeramatkan oleh masyarakat Samalona, letaknya di sisi Utara
pulau.
Kondisi
ekonomi
masyarakat
setempat
bergantung dari sektor pariwisata yang berkunjung ke Pulau Samalona. Fasilitas Yang tersedia di Pulau ini berupa instalasi listrik dari PLN dengan 4 buah mesin Pembangkit listrik yang beroperasi antara pukul 18.00-22.00 Wita, dan bila hari libur hingga pukul 24.00 Wita. Di pulau ini terdapat pula satu buah mushallah yang merupakan bantuan dari wisatawan lokal. Terdapat sebuah sumur dengan kondisi air yang payau di bagian tengah pulau, beberapa rumah panggung milik penduduk yang disewakan, dilengkapi dengan MCK. Perairan di sekitar pulau mencapai kedalaman diatas 10 m, pada sisi Barat Laut terdapat mercusuar, gosong terdekat berada pada perairan sisi Tenggara yaitu Taka Bako (± 2 km). Bagi mereka yang menyenangi kegiatan berenang, pantai Samalona merupakan salah tempat ideal, namun sejumlah spot snorkling dapat dijumpai di perairan bagian barat P. Samalona. Pulau ini, sehingga pulau ini menjadi salah satu tempat yang paling digemari oleh masyarakat kota
Makassar
untuk
sekadar
menikmati
putih
atau
berenang. Table 3. kelebihan dan kekurangan pulau spermonde di Makassar.
40
No
Pulau-Pulau Spermonde di
1.
Pulau samalona
Kekurangan
Kelebihan
Makassar
Memiliki pasir putih,
Pantai samalona
Pemandangannya
mengalami abrasi,
masih alami, air laut
terumbu karangnya
yang masih
sebagian besar
bersih,perairannya
mengalami
dangkal, terdapat
kerusakan.
jetski dan alat snorkeling yang modern.
2.
Pulau Barrang
Fasilitas umum yang Pulau ini sangat
lompo
sudah
maju,
adat padat, terumbu
istiadat masih kental karangnya sebagian di pulau ini, ritual adat besar mengalami di
pulau
ini
untuk kerusakan
menarik
para
wisatawan.
3.
Pulau
Memiliki hamparan
Air laut yang kotor ,
khayangan
pasir putih, memiliki
terdapat
fasilitas yang baik
bulu babi.
banyak
seperti kamar sewa, restaurant,kolam renang dll.
41
4.
Pulau lae-lae
Memiliki
hamparan Pulau sangat padat
pasir putih, memiliki dengan banyaknya fasilitas umum yang penduduk.air
5.
Pulau lanjukang
memadai.
lautnya sangat kotor
Memiliki hamparan
Pulau ini adalah
pasir putih, memiliki
pulau terluar dari
keindahan bawah laut,
kota Makassar,
memiliki air laut yang
fasiltas umum
jernih.
kurang memadai.
Sumber : Hasil survey sendiri dan www.Google.com C. Persyaratan dan Prinsip Dasar Perencanaan Resort 1. Persyaratan Dasar Merancang suatu resort membutuhkan suatu dasar yang kemudian dijadikan pedoman untuk mendesain resort tersebut. Suaturesort tentunya memiliki persyaratan-persyaratan tertentu sehingga dapat dikatakan sebagai resort. Mengingat alasan utama si pengunjung mengunjungi resort adalah untuk rekreasi dan refreshing maka perlu disesuaikan dengan hal tersebut sehingga resort memiliki persyaratan yang tidak dimiliki oleh resort-resort jenis lain. Adapun kecenderungan yang dituntut resort adalah : a. Lokasi dan Lingkungan. Lokasi suatu resort harus berada di atau dekat tempat wisata agar memudahkan akses si pengunjung dalam beraktivitas wisata. Lingkungan resort harus
menghindari
pencemaran
yang
diakibatkan
42
gangguan luar yang berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat. b. resort harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan. c. Resort
harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu
resort. d. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi e. Menjamin faktor aman, privacy, comfort , dan air bersih. f.
Bangunan resort
memenuhi persyaratan perizinan
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. 2. Prinsip Dasar Menurut buku Time-saver Standards for Building Types hal 870, “The primary function of a hotel has not changed from the earliest recorded hostelry to the present-day hotel, whether that be a hotel of 100 rooms, whether it be an incity hotel or a resort hotel, whether it be a convention hotel or a family-type hotel. The earliest hostelry of fered “bed and board” as well as pleasant surroundings in which to enjoy both commoditions. The earliest hostelries and caravansaries worked on the sam principle.” Sehingga
pada
menyediakan
dasarnya,
sebuah
prinsip
penginapan
sebuah yang
hotel layak
adalah bagi
pengunjungnya. Mulai dari pengunjung tiba di depan pintu utama hotel hingga pada pelayanan-pelayanan yang disediakan terhadap aktivitas yang dilakukan dalam lingkup hotel tersebut. Penekanan perencanaan resort
yang diklasifikasikan
sebagai hotel resort dengan tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan 43
sekitarnya,
sehingga
dapat
diciptakan
harmonisasi
yang
selaras. Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat
wisata
memiliki
karakter
yang
berbeda,
yang
memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam merencanakan sebuah hotel resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut: a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata. 1) Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan hiburan. 2) Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok. 3) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan Negara baru dengan standar kenyamanan rumah sendiri. b. Pengalaman unik bagi wisatawan. 1) Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi. 2) Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau, dan sebagainya. 3) Memiliki skala yang manusiawi. 4) Dapat
melakukan aktivitas
yang berbeda
seperti
olahraga dan rekreasi. 5) Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja 6) Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda. 44
c.
Menciptakan suatu citra wisata yang menarik 1) Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik mungkin. 2) Menyesuaikan
fisik
bangunan
terhadap
karakter
lingkungan setempat. 3) Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat. D. Arus pengunjung / Wisatawan Meningkatnya arus wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara ke Sulawesi selatan, kota Makassar sendiri memiliki daya Tarik tersendiri sebagai daerah tujuan wisata maupun bisnis, yang berpotensi untuk dikembangkan. Tabel 4.Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara periode 2011-2013 ke Sulawesi Selatan Kunjungan Tahun
Wisatawan
Pertumbuhan
Mancanegara / Nusantara
3.059.481
32.385 /3.027.096
-
4.936.567
64.601/ 4.871.966
61,35%
5.100.000
100.000/5.000.000
3,31%
2011 2012 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) E. Lama tinggal Wistawan Lama tinggal Wisatawan di tahun 2011 dari bulan juli sampai bulan oktober dapat dilihat pada tabel berikut.
45
Tabel 5.Tingkat Penghunian Kamar di Kota Makassar juli 2011Oktober 2011 Kelas hotel bintang TPK (%)
Seluruh kelas
*
**
***
****
*****
hotel
29,26
42,95
43,47
41,17
75,17
46,4
36,66
37,05
42,64
54,05
62,99
46,89
43,69
50,89
52,70
56,29
60,68
52,85
44,85
50,98
51,71
56,97
60,39
52,98
Juli Agustus September Oktober Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tabel 6.Lama tinggal wisatawan di Kota Makassar juli 2011Oktober 2011 Kelas hotel bintang Asal Tamu
Seluruh
*
**
***
****
*****
kelas hotel
Juli
2,53
6,55
2,37
2,17
2,93
3,31
Agustus
2,81
0,00
3,74
3,02
2,08
2,33
September
-
-
-
-
-
2,82
Oktober
-
-
-
-
-
2,72
Mancanegara
46
Juli
1,57
2,18
1,74
2,02
3,37
2,17
Agustus
1,73
2,03
2,18
1,59
2,57
2,02
September
-
-
-
-
-
2,08
Oktober
-
-
-
-
-
1,93
Nusantara
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) F. Estimasi Pengunjung dan Kebutuhan Jumlah Kamar a. Dasar perhitungan jumlah pengunjung/ wisatawan Pertimbangan : 1) Pertumbuhan wisatawan pada tahun 2011 a) Wisatawan mancanegara
= 37,10 %
b) Wisatawan lokal
= 39, 40%
2) Proyeksi kebutuhan kamar diprediksi berdasarkan jumlah wisatawan yang datang ke makassar dari data 3 tahun terakhir ( 2011-2013). 3) Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011 a) Wisatawan mancanegara
= 32.385 orang
b) Wisatawan lokal
= 3.027.096 orang
4) Resort dan spa akan dibangun di Pulau Lanjukang dengan prediksi 10 tahun yaitu pada tahun 2021. 5) Menurut survey saya Pak RT Pulau Lanjukang sangat menginginkan banyaknya orang yang datang ke pulau lanjukang, selama ini hanya beberapa orang saja yang datang ke pulau lanjukang di tahun 2014, tidak terkecuali teman-teman dan sahabat dari pemilik Resort di Pulau Lanjukang, tapi harapan dari Pak RT Pulau lanjukang semoga wisatawan dapat mengetahui Pulau L anjukang yang 47
banyak akan kelebihannya dibandingkan dengan pulau lain, sehingga ia mengatakan prediksi 2021, pengunjung Pulau Lanjukang yaitu 1% dari jumlah wisatawan bahari yang ke Makassar. 6) Rumus yang digunakan untuk perhitungan ini adalah : Pt = Po (1 + ) Keterangan : Pt
= jumlah wisatawan sampai tahun prediksi
Po
= Jumlah Wisatawan Tahun dasar
r
= presentase kenaikan rata-rata per tahun
n
= selisih tahun/ tahun prediksi
perhitungan : 1) Jumlah wisatawan mancanegara Pt
= Po (1 + ) = 32.385 (1 + 37,10%) = 32.385 ( 23.46) = 759.752 orang 2) Jumlah wisatawan Lokal
Pt
= Po (1 + ) = 3.027.096 (1 + 39,40%) = 3.027.096 ( 30,704) = 92.943.955 orang
Jadi Jumlah wisatawan keseluruhan pada tahun 2021 ke kota Makassar adalah : 759.752 + 92.943.955 = 93.703.707 orang Dari kantor Bapeda tingkat 1, bidang wiasata bahari, diperoleh data jumlah wisatawan terbanyak ke obyek wisata pantai/ pulau yakni pada waktu puncak (hari minggu / hari 48
raya dan pada musim kemarau mei- oktober ) adalah sebesar 60 %. Jadi dari data tersebut diketahui bahwa jumla wisatawan pantai/pulau pada tahun 2021 adalah: Jumlah wisatawan per minggu
= 93.703.707 / 48 minggu = 1.952.160 orang
Jumlah wisatawan waktu puncak = 60% x 1.952.160 = 1.171.296 orang. b. Dasar perhitungan kamar Adapun hal- hal yang perlu dipetimbangkan dalam jumlah kamar sebagai berikut : 1) Pertumbuhan
jumlah
wisatawan
yang
dating
ke
Makassar pada tahun 2011 dan jumlah wisatawan yang khususnya berwisata bahari di kotamadya Makassar. 2) Jumlah kunjungan wisatawan ke Makassar sesuai tahun prediksi (2021) = 93.703.707 orang. 3) Jumlah wisatawan yang melakukan wisata bahari di Makassar sesuai tahun prediksi (2021) = 1.952.160 orang. 4) Jumlah wisatawan yang berkunjung di Pulau Lanjukang sesuai tahun prediksi 2021 = 1%x 1.952.160= 19.521 orang. 5) Rata-rata lama menginap pada hotel berbintang di Makassar 3hari (berdasarkan table 4). 6) Masa-masa tertentu yaitu kebutuhan target hidup pada bilan –bulan terpadat (±4bulan per tahun). Dimana 49
jumlah maksimum wisatawan terbanyak ke obyek wisata pantai/ pulau yakni sebesar 60% selama setahun, dengan rata-rata pengunjung per bulan 60%/ 4 bulan= 15%. 7) Rumus yang digunakan ∑TT =
LOSx Jumlah pengunjung jumlah harix BOR
Dimana : ∑TT
= jumlah kamar tidur yang dibutuhkan
BOR = tingkat hunian kamar tidur ( Bed Occupancy Rate) LOS
= lama tingal tamu rata-rata (length of stay)
Perhitungan : Dari rumus diatas maka perhitungan jumlah tempat tidur pada tahun 2021 adalah : 1) LOS (length of stay)
= 3 hari
2) BOR ( Bed Occupancy Rate) = 15% 3) Jumlah hari terpadat
= 120 hari
4) Jumlah tamu/ pengunjung ke pulau lanjukang = 15%x 19.521 = 2.928 orang. Maka : x 228 ∑TT = 2x5%
100% = 488
5) Jika setiap kamar diisi 2 tempat tidur , maka kebutuhan kamar sebanyak 244. 6) Dengan jumlah kamar tersebut tidak seluruh wisatawan yang datang menginap di Resort ini, namun diharapkan dengan asumsi 20% dari jumlah kamar yang dibutukan
50
dapat dilayani oleh Resort dan Spa ini, mengingat lokasi Resort yang berada di Pulau kecil yaitu Pulau Lanjukang. Maka jumlah kamar yang direncanakan : 20 % x 244 = 49 kamar tidur. 7) Dengan asumsi perbandingan jumlah kamar tidur yaitu 50 % x 49 kamar
= 25 kamar standar
25 % x 49 kamar
= 12 suite room
25 % x 49 kamar
= 12 double room
Ditambah dengan 2 presidential room Hal ini melihat orientasi hotel sebagai jenis hotel resort bintang 5. G. Pelaku Kegiatan 1. Analisis Pelaku Kegiatan Terdapat dua jenis pelaku kegiatan pada resort hotel yaitu: a. Tamu yang Menginap, yaitu seluruh pengunjung baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara yang menginap di Resort ini, dan b. Tamu
yang tidak menginap yaitu
karyawan-karyawan
yang
termasuk
pengelola beserta dalam
kegiatan
pengelolaan Resort. 2. Pelaku Kegiatan a. Pengunjung/Tamu yang menginap b. Pengelola Resort, antara lain :General manager (GM), Resident Manager (RM), Room Divison Manager (RDM), Food & Beverage Manager (FBM), Sales & Marketing (SM), Chief Engineer (SM), Restaurant Manager/Head Waiter , Bar Manager , Assistant Departmen Manager
51
c. Karyawan biasa (worker ), terdiri dari : Waiter/ess, Greeters, Clerker (reception, receiving, accounting), Room Boy/Maid, Gardener/yadman, Steward , dll 3. Aktivitas Pelaku Kegiatan Jenis aktifitas pada Resort dapat dibedakan antar pengelola dan pemakai tamu Resort : a. Aktifitas pengelola 1) Pengelola melakukan kewajibannya sesuai dengan tugasnya masing-masing 2) Staf melakukan tugasnya masing-masing meliputi: Operasional akomodasi seperti mempersiapkan guest room, mencuci, membersihkan, dan merawat unit-unit guest room, Operasional administrasi, seperti mengatur penjadwalan
penggunaan
akomodasi,
mengatur
pelaksanaan program pertukaran liburan, mengontrol kegiatan hotel dalam manajerial, Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan makanan, pelayanan kesehatan, pertunjukan seni dan budaya, rekreasi, olahraga dan lain-lain. b. Aktifitas pemakai (tamu hotel) 1) Aktifitas sosial (berkumpul, berbincang-bincang antara sesama
tamu
hotel,
makan,
minum,
membaca,
bermain, dan lain-lain. 2) Berekreasi di alam terbuka dan beberapa lokasi wisata pada kawasan tersebut. 3) Mengikuti acara-acara pada waktu tertentu, baik yang diadakan
oleh
pihak
pengelola
atau
acara
dari
tamu/pengunjung hotel itu sendiri.
4. Hubungan Antara Pelaku Kegiatan 52
Hubungan
antar
pelaku
kegiatan
pada
Resort
yaitu
pengelola melakukan tugasnya sebagai pengelola Resort dan pengunjung melakukan aktivitasnya sebagai pengunjung hotel. Selain
itu
dibutuhkan
pengelola oleh
wajib
pengunjung
melakukan dan
pelayanan
pengunjung
yang
mematuhi
peraturan yang ada di Resort tersebut. 5. Kegiatan Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola antara lain yaitu mempersiapkan guest room, mencuci, membersihkan, dan merawat unit-unit guest room, Operasional administrasi, seperti mengatur penjadwalan penggunaan akomodasi, mengontrol kegiatan hotel dalam manajerial, Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan makanan, pelayanan kesehatan, pertunjukan seni dan budaya, rekreasi, olahraga dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan oleg pengunjung antara lain yaitu aktifitas sosial seperti berkumpul, berbincang-bincang antara sesama tamu hotel, makan, minum, membaca, bermain, dan lain-lain. Melakukan kegiatan rekreasi di alam terbuka dan beberapa lokasi wisata pada kawasan tersebut.
H. Wadah Aktivitas Aktifitas-aktifitas yang dilakukan di dalam bangunan hotel resort harus diberikan wadah, wadah-wadah aktifitas ini berupa ruanganruangan yang dibutuhkan dalam melakukan berbagai aktifitas baik itu dari pihak pengelola maupun dari pihak pengunjung hotel. Aktifitas tersebut antara lain : 1. Kegiatan utama seperti reservasi, menginap, spa, kegiatankegiatan administrasi memerlukan wadah seperti kamar tidur, meja resepsionis serta kantor. 53
2. Kegiatan makan
dan minum
memerlukan wadah seperti
restoran, bar, lobby bar, pool bar, dan lain-lain. 3. Kegiatan penunjang seperti: belajar tentang penangkaran terumbu karang ,shoping arcade, klinik kesehatan hotel, salon money changer dan barber shop, taman baca, dan lain-lain. 4. Kegiatan rekreasi seperti: lapangan olahraga (tennis, volley ball, dan
lain-lain),
fasilitas
olahraga
air
(
kolam
renang,
menyelam/diving , surfing, ski air, perahu layar, dan lain-lain), dan fasilitas kebugaran. I.
Pola Gerak Aktivitas Aktifitas yang terjadi pada bangunan hotel resort harus memiliki pola
gerak
yang
jelas
sehingga
dapat
membantu
dalam
penyusunan aktifitas-aktifitas ke dalam tingkatan penggunaan, sebagai berikut : 1. Publik, fasilitas ini terbuka bagi semua orang yang datang ke resort ini sehingga harus memiliki akses langsung dari luar. 2. Semi publik, fasilitas ini hanya dapat dipergunakan oleh semua penghuni resort, dan tidak memperkenankan orang luar mempergunakan
dengan
alasan
menjaga
ketenangan
penghuni. 3. Privat, fasilitas ini bersifat sangat privat dan hanya dapat dipergunakan oleh orang yang berkepentingan langsung dengan fasilitas tersebut (seperti guest room). 4. Service, fasilitas ini merupakan fasilitas pendukung dari seluruh fasilitas dan pelayanan di kawasan Resort ini.
54
BAB IV PENDEKATAN KONSEP MAKRO DAN MIKRO A. TINJAUAN MAKRO PULAU LANJUKANG 1. Gambaran Umum
Dari sejumlah Pulau yang ada di Makassar, Pulau Lanjukang adalah salah satu pulau terluar dari kota makassar ,ini menjadikan Pulau Lanjukang kurang menjadi kunjungan wisata karena letaknya yang jauh serta kurangnya fasilitas wisata tetapi potensi wisata di Lanjukang sangat besar.
Gambar 19. Existing Pulau lanjukang Sumber : Survey Penulis Pulau Lanjukang adalah pulau yang sebagian keindahan bawah lautnya masih terawat selain itu Pulau Lanjukang merupakan pulau terluar yang berjarak 40 km dari kota Makassar, termasuk kelurahan Barrang Caddi Kecamatan Ujung Tanah , Bentuk Pulau ini memanjang barat daya – timur
laut, dengan luas mencapai
lebih 6 ha, dengan rataan terumbu yang mengelilingi seluas 11 ha. Pada timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang menjorok keluar (spit). Sedangkan di sisi barat bagian tengah,
55
terdapat mercusuar. Vegetasi di pulau ini cukup padat, dengan sebaran pohon merata, didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa, pohon pepaya serta pohon pisang dibagian tengah pulau. Fasilitas resort sudah tersedia berupa 2 buah bangunan rumah kayu sebagai guest house bagi wisatawan ke pulau ini. Walaupun fasilitas sangat terbatas, bagi mereka yang menyenangi suasana alami, pulau ini ini salah satu tempat yang ideal bagi mereka yang ingin melakukan camping atau sekedar berjemur di pantai pasir putih yang indah dan bersih, atau bagi mereka yang gemar bersnorkling disekitar perairan pulau ini, panorama taman laut dan keanekaragaman biotanya dengan laut yang bersih menjadi daya tarik tersendiri. Kondisi terumbu karang di sekitar pulau umumnya masih baik dan
sangat
menarik
untuk
kegiatan
snorkling.
Kita
dapat
menjumpai berbagai jenis spesies karang, karang lunak, ikan karang, dan ikan hias, serta biota lautnya. Pulau Lanjukang sangat ideal untuk dijadikan tempat ekowisata resort karena terumbu karang yang masih baik dan banyak jenis biota laut serta keindahan pantainya.
2. Potensi dan Kendala Pulau lanjukang
Kota Makassar diketahui memiliki potensi wilayah, seni budaya dan sejarah yang dapat dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisata (ODTW). Salah satunya dari segi potensi wisata perairan dalam wilayah kota Makassar yang berupa gugusan pulau-pulau yang tersebar dipantai manapun di selat Makassar yang disebut sebagai kepulauan spermonde yang mempunyai spesifikasi yang menarik, sehingga 56
pulau-pulau tersebut sangat potensial sebagai tempat rekreasi, salah satunya adalah pulau lanjukang. Adapun potensi Pulau Lanjukang yaitu dengan adanya spot – spot untuk menyelam seperti: a. Karang Alami/ Natural Reef Di pulau lanjukang sendiri terdapat spot-spot untuk menyelam dan khususnya berada pada daerah utara pulau lanjukang karena dibagian utara terdapat karang karang yang masih terjaga sedangkan di bagian selatan pulau kita dapat menikmati keindahan terumbu
karang
di
kedalaman
10m.
(
hasil
percakapan dengan Ketua RT Pulau Lanjukang). Terumbu karang yang masih alami dengan air laut yang masih jernih diharapkan dapat menjadi objek pengembangan wisata bahari di pulau lanjukang yang membedakannya dengan pulau yang lainnya. b. Pasir putih Semua permukaan Pulau Lanjukang adalah pasir putih kecuali arah menuju pemukiman penduduk sudah dibuat paving block mengarah ke rumah rumah penduduk. c. Rumput laut Di pulau lanjukang belum ada penduduk Pulau Lanjukang
yang
membudidayakan
rumput
laut
sehingga di pantai masih terdapat banyak rumput laut yang tumbuh , yang menjadi tempat sembunyi ikan – ikan kecil.
57
Meskipun demikian, disadari bahwa kendala bagi Pulau Lanjukang adalah daya serap wisatawan yang masih lemah, daya serap yang kurang kuat itu terjadi karena potensi obyek dan daya tarik wisata belum ditata dan dikelola secara baik dan professional. Upaya diversifikasi produk masih perlu dipacu secara selektif dengan memberikan prioritas pada obyek dan daya tarik wisata yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Oleh karena itu dengan melihat jumlah pengunjung dan daya tarik wisata ,dapat dijadikan dasar seberapa minat masyarakat terhadap kegiatan wisata bahari yang mempunyai kaitan dengan perancangan dan konsep hotel resort dan spa dengan fasilitas-fasilitas seperti menyelam, sarana bermain dll. 3. Keterpaduan Sistem Transportasi Pulau Lanjukang dengan Sistem Transportasi Kota Makassar
Salah satu faktor penting dalam penentuan daerah tujuan wisata adalah sarana transportasi untuk mencapai Pulau Lanjukang dari kota Makassar diperlukan adanya keterpaduan antara sistem transportasi di kota Makassar dengan Pulau Lanjukang. Hal itu di dukung dengan adanya pelabuhan rakyat kayu bengkoa, panyua dan popsa sebagai pelabuhan untuk menuju Pulau Lanjukang. Akan tetapi pelabuhan seperti bengkoa dan panyua kurang menarik perhatian dikarenakan desainnya yang tidak mendukung , khususnya transportasi yang akan menuju pulau lanjukang masih berupa carteran. Dengan adanya rencana Pemkot Makassar sekarang untuk meredesain pelabuhan rakyat kayu bengkoa dengan desain yang telah direalisasikan oleh kantor PU serta dengan adanya perencanaan resort dan spa di Pulau Lanjukang sebagai tujuan wisata, maka 58
diharapkan dapat semakin memperlancar jalur transportasi antara kota Makassar dengan Pulau Lanjukang. 4. Kebijakan Pengembangan Pulau lanjukang
Pulau Lanjukang diharapkan menjadi area wisata bahari yang dapat menunjang kotamadya Makassar , khususnya dalam bidang wisata pulau. Adapun jenis- jenis wisata yang akan dikembangkan di Pulau Lanjukang adalah : a. Wisata selam Adapun beberapa faktor yang mendukung dapat dilaksanakannya wisata selam di pulau ini adalah : 1) Faktor oseanografi Hal ini menjadi faktor penentu layak tidaknya menjadi tempat wisata selam, karena hal ini berkaitan dengan keamanan dan keselamatan dari penyelam dalam menikmati keindahan bawah laut. 2) Faktor bioekologi Dengan adanya faktor ini, merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan. Karena para wisatawan cenderung memilih lokasi penyelaman dengan kondisi terumbu karang yang baik dengan jumlah ikan karang yang melimpah. 3) Spot Penyelaman Spot penyelaman di Pulau Lanjukang berada pada daerah selatan pulau dimana kondisi terumbu karang yang alami dan terjaga dapat menjadi keindahan bawah laut yang dapat dinikmati secara gratis.
59
4) Infrastruktur Para penyelam yang biasanya ingin melakukan night dive memerlukan suatu tempat akomodasi. Akan tetapi bagi para penyelam yang hanya ingin menyelam pada siang hari, cenderung hanya membutuhkan tempat berteduh sementara, karena
biasanya
setelah
menyelam
mereka
jarang
menginjakan kaki kembali di pulau dan memilih langsung pulang. b. Wisata renang 1) Faktor oseanografi Hal ini menjadi faktor penentu layak tidaknya menjadi tempat wisata renang, karena hal ini berkaitan dengan keamanan dan keselamatan orang yang berenang. Disamping itu pengunjung akan lebih tertarik untuk berenang di air yang jernih.
Gambar 20. Pulau Lanjukang ( pantai dan air laut yang bersih) Sumber : hasil survey penulis
60
2) Infrastruktur Ketersediaan
sarana
dan
prasarana
untuk
renang
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya sebab para pengunjung
biasanya
membutuhkan
ruang
untuk
membersihkan badan , makan, minum, ataupun menyewa peralatan renang seperti pelampung, bagi yang belum mahir berenang. Namun, area yang tidak dapat dikembangkan sebagai lahan wisata renang memilikifaktor pembatas yaitu kedalaman. Kondisi dari lahan yang layak tersebut yakni berada di sekitar pantai hingga ke laut lepas dengan batas maksimum adalah 10 meter karena pada daerah tersebut sudah merupakan area dengan kedalaman untuk para penyelam ( hasil survey penulis). c. Wisata rekreasi Adapun beberapa faktor yang mendukung dapat dilaksanakannya wisata rekreasi di pulau ini adalah : 1) Infrastruktur Faktor utama yang sangat menunjang dalam kegiatan wisata rekreasi adalah ketersediaan infrastruktur pulau yang baik. Hal ini dikarenakan aktivitas wisata rekreasi keseluruhannya dilakukan didaratan atau di pulau, dan pada umumnya wisatawan adalah penduduk kota yang menyukai hal-hal yang praktis. 2) Faktor bioekologi Hal ini dikarenakan tujuan utama dari wisata rekreasi adalah menikmati lingkungan darat pulau, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk bias menikmati ekosistem bawah air
61
tanpa harus turun maenyelam. Hal ini dapat dilakukan dengan penyediaan kapal yang memiliki bottom glass. 3) Faktor oseanografi Kondisi oseanografi yang dimaksud disini adalah bagaimana besarnya ombak, arus serta kecerahan perairan yang juga mempengaruhi kegiatan wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Lanjukang.wisatawan umumnya akan lebih memilih untuk tidak berkunjung ke pulau jika pada saat tersebut kondisi ombak sangat besar terlebih lagi jika sedang terjadi badai. Pantai yang kondisi kecerahan perairan yang tinggi ditambah dengan pasir putih halus juga akan memiliki nilai estetika yang baik serta memberikan gambaran yang eksotik.
B. TINJAUAN MIKRO PULAU LANJUKANG 1. Batas wilayah Pulau Lanjukang
Adapun batas-batas Pulau anjukang adalah: a. Sebelah Utara dan Selatan : Kabupaten Pangkep dan pulau Langkai b. Sebelah Timur dan Barat : Pulau Lumu- Lumu dan Kepulauan Pangkajene 2. Kondisi alam di Pulau lanjukang
a. Kondisi tanah Dari hasil survey penulis, tanah di Pulau Lanjukang ditutupi oleh pasir putih, keadaan tanah pulau Lanjukang seperti Pulau-pulau lainnya yakni mengurangi bangunan yang menggunakan material berat sehingga permukaan tanah tidak menurun. b. Angin
62
Dari hasil survey penulis pada siang hari angin lebih banyak berhembus dari sisi barat pulau sedangkan menjelang sore hari angina lebih banyak berhembus dari sisi utara pulau. 3. Kondisi Bioekologi Pulau lanjukang
a. Tutupan Karang Hidup Dari hasil survey COREMAP dikatakan bahwa disisi selatan pulau ini terdapat terumbu karang kondisinya sedang ( tutupan karang hidup 25%) namun banyak yang juga sudah mati, di bagian utara terdapat banyak rumput laut dengan jarak 8 meter dari garis pantai (hasil survey penulis). b. Ikan Karang Berdasarkan standar kesesuaian, bahwa kategori suatu perairan dikatakan sangat sesuai untuk daerah penyelaman memiliki ikan karang dengan jumlah family > 10, sesuai 5-10 famili dan tidak sesuai <5 famili, salah satu daya tarik ikan karang ini adalah corak warna yang dimilkinya unutk menarik wisatwan dalam menikmati keindahan panorama bawah laut. Dari hasil survey COREMAP diketahui bahwa di Pulau Lanjukang terdapat 18 Famili ikan, seperti scaridae,balistidae dll. 4. Infrastruktur
a. Penginapan Hasil survey yang dilakukan, bahwa di Pulau Lanjukang terdapat dukungan fasilitas berupa tempat tinggal penduduk yang dapat dimanfaatkan bagi pengunjung/wisatawan dan 2 buah Resort yang sudah ada yang dapat disewa oleh pengunjung dan wisatawan , kebanyakan rumah di Pulau Lanjukang ialah rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu tetapi ada jg sebagian rumah yang lantainya sudah di cor. 63
Gambar 21. Rumah yang lantainya dicor Sumber : survey penulis b. Listrik Penduduk Pulau Lanjukang mendapatkan pasokan listrik dari mesin diesel yang penggunaannya memiliki waktu tertentu ( listrik dialirkan kerumah –rumah penduduk
dari
pukul 18. 00- 21.00 WITA). Namun di Pulau Lanjukang selain menggunakan mesin diesel rumah warga sudah dilengkapi dengan sistem panel surya .
Gambar 22. Panel surya disetiap rumah Sumber : survey penulis
64
c. Ketersediaan air bersih Sekitar 3 buah sumur umum yang terdapat di Pulau Lanjukang dengan 3 titik kamar mandi umum dengan kondisi air yang cenderung asin.
Gambar 23. Salah satu sumber air Sumber : survey penulis Air sumur ini digunakan untuk keperluan mandi, mencuci dan Wc, Sedangkan untuk kebutuhan air minum dan masak didatangkan dari pulau lain atau dari Makassar . d. Toko / Warung Dari hasil survey , hanya terdapat satu buah toko dengan kondisi barang jualan yang apa adanya( tidak lengkap) e. Transportasi Salah satu faktor penentuan daerah tujuan wisata adalah sarana transportasi. Untuk mencapai Pulau Lanjukang dari kota Makassar dapat dicapai dengan menggunakan kapal bermesin yang terdapat di pelabuhan rakyat bangkoa , panyua, atau popsa dengan daya tempuh sekitar ± 120 menit.
65
5. Penduduk dan Sosial Budaya
a. Minat terhadap wisata Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua RT Pulau Lanjukang dapat disimpulkan bahwa masyarakat Pulau Lanjukang menaruh minat yang besar terhadap pariwisata. Hal ini dikarenakan Pulau Lanjukang memiliki daya tarik yang luar biasa selain itu pariwisata dapat meningkatkan taraf ekonomi warga disana. b. Pemahaman tentang konservasi Tingkat
pemahaman
masyarakat
setempat
tentang
konservasi cukup tinggi. Penduduk Pulau Lanjukang memiliki kesadaran sendiri untuk tidak membuang sampah di pantai karena akan mengurangi daya tarik pengunjung. c. Pengetahuan tentang potensi alam Dari hasil survey , potensi alam menurut pemahaman masyarakat yang dapat dikembangkan untuk wisata yaitu pantai berpasir, terumbu karang yang bagus dan ikan yang banyak. d. Tingkat kepadatan penduduk Penduduk Pulau Lanjukang umumnya berasal dari etnis Makassar , jumlah penduduknya ± 50 orang dengan 14 kepala keluarga. Dengan membndingkan jumlah penduduk dengan luas pulau , bisa dikatakan bahwa pulau lanjukang tidak padat, dan ini mendukung kegiatan pariwisata yaitu memberikan kenyamanan wisatawan melakukan aktifitas wisata di Pulau Lanjukang.
66
C. PENDEKATAN DAN KONSEP DASAR (ACUAN) MAKRO 1. Penentuan Tapak
Dasar
pertimbangan
yang
dilakukan
dalam
pendekatan
penentuan tapak pada bangunan Resort dan Spa ini untuk mengolah
area
di
Pulau
Lanjukang
ini
sehingga
mampu
memaksimalkan fungsi sebagai suatu saran akomodasi rekreasi pulau dan juga sebagai tempat dengan tujuan rekreasi ekowisata yaitu rekreasi sambil belajar. Untuk itu dasar pemikiran dalam pendekatan penentuan terhadap tapak adalah:. a. Potensi pengembangan alam ( view nature) yang baik. Khususnya view laut yang memiliki air yang jernih b. Potensi alam yang menguntungkan khususnya sebagai tempat rekreasi berwawasan ekologi yang kaya akan terumbu karang. c. Pemanfaatan unsur lansekap yang ada. d. Aksebilitas yang baik ke potensi-potensi pendukung dan obyek wisata airnya. e. Mampu memberika rasa aman dan nyaman bagi pengunjung serta memberikan pemandangan yang baik secara timbal balik. f. Dengan perletakan bangunan diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan merupakan elemen tambahan yang harmonis dan membentuk kesatuan lingkungan yang kompak.
2. Pengolahan Tapak/ site
a. Pendekatan pengolahan tapak Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan tapak pada bangunan Resort dan spa dengan sistem ekowisata ini adalah: 1. Tautan terhadap lingkungan 67
Lingkungan
sekitar
tapak
yang
akan
direncanakan
diupayakan berbatasan langsung dengan laut. Namun tetap juga memperhatikan elemen psikologis seperti pengaruh sosial, persepsi panca indera, skala, dan keseimbangan. 2. Sirkulasi Mengetahui dengan baik pola-pola pergerakan pengunjug / tamuserta nelayan di sekitar rencana tapak yang akan digunakan, hal ini penting untuk melihat tingkat kepadatan sirkulasi pada tapak yang direncanakan. 3. Potensi fisik alamiah dan buatan Keadaan fisik dari rencana tapak yang akan digunakan harus diketahui, baik keadaan fisik alamiah seperti arah angin, suhu, kondisi oseanografi, kondisi bioekologi,topografi maupun keadaan fisik buatan seperti utilitas, struktur, dan lapisan perkerasan. 4. Faktor kualitatif dan estetika Faktor ini mempertimbangkan bagaimana pemandangan dari tapak ke luar dan begitupun sebaliknya dari luar tapak ke tapak, serta bagaimana bentuk dan raut yang akan diperoleh setelah pengolahan tapak. 5. Zoning (pembagian daerah/area) Massa bangunan khususnya ruang tidur harus terhindar dari kebisingan
atau
berada
pada
area
dengan
tingkat
kebisingan rendah. Fasilitas umum dan rekreasi berada pada area dengan tingkat kebisingan sedang. 6. Utilitas Jenis-jenis utilitas yang terdapat di sekitar tapak yang direncanakan seperti listrik, telepon,gas,air bersih,air kotor,
68
dan juga mengetahui dengan baik kondisinya untuk dikelola lebih lanjut. 7. Entrance Entrance terlihat jelas dan mudah dikenali dari dermaga pulau, serta tidak menggangu kemudahan sirkulasi. 8. Orientasi bangunan Orientasi massa bangunan mengarah sesuai dengan hasil analisis tapak yang akan dilakukan serta mengacu pada peraturan yang berlaku. 9. Penampilan fisik Dalam pengolahan tapak memperlihatkan keadaan fisik tapak, penataan tapak dengan kata lain harus memberikan kesan representatif dan kesan mengundang. b. Konsep pengolahan tapak 1) Existing condition Pulau Lanjukang, yang merupakan salah satu wisata pulau yang belum diketahui masyarakat luas, memiliki luas ± 4ha dan jarak tempuh ± 40 km dari kota Makassar dan menggunakan speed boat atau perahu nelayan dengan 2 mesin mobil dalam waktu ± 2jam. Pada pulau ini pun beberapa hunian milik penduduk setempat , akan tetapi 70 % lahan pulau merupakan lahan kosong dengan pasir putih. Oleh karena itu tapak memanfaatkan seluruh pulau dan sebagian pinggiran laut yang berpotensi untuk diolah dengan pengaturan massa bangunan dan perumahan penduduk yang tetap ada.
69
2) Orientasi terhadap sinar matahari Hal
ini
mempengaruhi
tata
letak
massa
serta
pertimbangan terhadap pemanfaatan pencahayaan alami dari sinar matahari yang masuk kedalam bangunan. Oleh karena itu , daerah yang paling banyak menerima sinar
matahari
perlu
penyaringan
30%
sinar
dengan
penggunaan overstek, pemasangan sunscreen, penggunaan material yang menyaring panas pada bangunan yang terkena langsung
sinar
matahari
,
serta
dapat
juga
melalui
penggunaan elemen interior bangunan. 3) Orientasi terhadap arah angin Hal ini mempengaruhi kenyamanan terhadap ruang di dalam dan di luar bangunan. Oleh karena itu, angin yang bertiup kencang di perlembut dengan penggunaan tanaman luar serta pengaturan massa dan bentuk bangunan yang dibuat, sehingga angin tersebut dapat
dimanfaatkan
sebagai
penghawaan
alami
yang
digunakan pada ruang melalui bukaan-bukaan jendela. Bentuk bangunan diusahakan bentuk yang tidak memblok pergerakan
angin
namun
yang
bersifat
mengalirkan/meneruskan angin. 4) Orientasi terhadap arah arus dan ombak Dalam
hal
ini
mempengaruhi
kenyamanan
dan
keamanan pada ruang di luar bangunan. Oleh
karena
itu
untuk
menghindari
ruang
dalam
bangunan yang berada di atas air terkena hantaman ombak, maka
dibuat
maksimal
bangunan
ombaknya/
dengan untuk
mengikuti
ketinggian
menghindari
terjadinya
70
kerusakan pada bangunan apabila terjadi tsunami, maka diusahakan ground floor bangunan dibuat terbuka. 5) View a) View dari luar tapak kedalam tapak View atau sudut pandang terbaik dari luar ke bangunan adalah dari segala arah serta dari penampakan atas. Hal ini dapat diwujudkan dengan pengaturan pola tata massa dalam site (site design). Sedangkan pada bangunan menggunakan bentukan yang sesuai dengan tema hotel tersebut. b) View dari dalam tapak ke luar View terbaik adalah view ke arah barat dan selatan dengan pemandangan laut lepas. Sedangkan pada malam hari view yang baik adalah ke arah utara 6) Noise/ Kebisingan Noise atau Kebisingan Yang cukup tinggi berada di sebelah barat pulau,karena merupakan tempat singgah perahu perahu nelayan.sementara disisi lainnya cenderung tenang, dikarenakan pulau ini berada di tengah-tengah laut. Oleh karena itu hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan ini adalah: a) Peninggian lantai dasar bangunan b) Pemanfaatan unsure lansekap di sekeliling bangunan 7) Pencapaian Pencapaian dari luar ke dalam tapak adalah melalui jalur transportasi laut yaitu speedboat , kapal pesiar, perahu nelayan dan transportasi laut lainnya. Sehingga diperlukan adanya dermaga yang cukup besar untuk menampung kapalkapal yang merapat. 71
3. Pendekatan dan Konsep Penzoningan dan Tata Massa
a. Pendekatan penzoningan Untuk mendapatkan penzoningan site ruang dalam tapak maka dianalisa dengan pertimbangan antara lain: 1) Kondisi lingkungan tapak yang ada 2) Iklim, oseanografi dan orientasi bangunan. a) Orientasi matahari
terhadap dan
menimbulkan
matahari,pemanfaatan
faktor
pemanasan
pemborosan
dalam
yang
sinar akan
pengkondisisn
ruang. b) Orientasi terhadap arah angin, dapat dimanfaatkan untuk memberikan kenyamanan pada tempat-tempat tertentu. c) Orientasi terhadap view, baik dari dalam bangunan terhadap lingkungan sekitarnya maupun sebaliknya. d) Orientasi terhadap arah arus dan ketinggian ombak, sehingga dapat dimanfaatkan dalam menentukan ketinggian bangunan dari muka air laut pasang 3) Kondisi topografi tapak. 4) Tingkat kebisingan yang terjadi. 5) Sifat dan fungsi ruang. 6) Kondisi spot-spot penyelaman. b. Penzoningan tapak dari analisis site dan kebutuhan ruang , fasilitas dibagi dalam empat Zona yaitu : 1) Zona private : unit-unit hunian. 2) Zona semi publik: fasilitas SPA, rekreasi berwawasan ekologi, rekreasi air dan olahraga. 3) Zona publik : dermaga ,bangunan utama/main building. 72
4) Zona Service : Area Service Dan ME Untuk bangunan yang sifatnya privasi ditempatkan pada bagian barat untuk memaksimalkan privasi karena noise yang rendah, juga lebih mengarah ke view yang baik, yaitu laut lepas sebagai potensi alam yang dominan memberikan rasa nyaman. Sedangkan untuk bangunan yang bersifat mendidik terletak di sebelah utara dimana lingkungannya merupakan view terbaik dengan pantai dan terumbu karang yang masih baik.sementara untuk fasilitas rekreasi terletak di tengah pulau yang cocok dengan fungsi rekreasi. Area service ME atau generator, dan sebagainya diletakan disebelah timur dan jauh dari area privat. Pada tengah pulau juga terletak bangunan utama/ main building dan bangunan asli warga setempat sebagai pusat Pulau Lanjukang. c. Pendekatan pola tata massa Didasarkan pada pertimbangan berikut: 1) Sirkulasi
pengunjung,
penyelam,
karyawan,
dan
penduduk sekitar. 2) Sirkulasi perahu, kapal pesiar, speed boat dan barang. 3) Mengikuti pola pendaerahan tapak. 4) Harmonisasi dengan lingkungan sekitarnya. 5) Penggabungan jenis kegiatan yang saling menunjang. Penataan massa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa pendekatan seperti karateristik taoak, upaya untuk
mendapatkan
pemandangan
maksimal
serta
pernacangan lansekap yang disesuaikan. 73
d. Pola tata massa Tata massa yang digunakan adalah pola radial atau square yang memungkinkan pencapaian dari suatu tempat ke tempat yang lain secara efektif, karena mempunyai pola jangkauan ke segala arah serta pemusatan aktifitas. Pola radial konsetris dapat memberikan kesan mudah dijangkau dari segalah arah,sehingga pencapaian dari suatu ke tempat lain lebih mudah dan efektif. 4. Pendekatan dan Konsep Penempatan Entrance
a. Main entrance Persyaratan main entrance (pencapaian utama) : -
Kemungkinan arah dating pengunjung terbesar
-
Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan;
-
Kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya.
Perletakan main entrance dipertimbangkan agar : 1) Mudah diliat, dengan cara membuat ruang penerima pada entrance. 2) Harus dekat dengan arah datangnya pengunjung, yaitu dari dermaga pulau. Main entrance terletak disebelah selatan yaitu dengan dengan jalan masuk dermaga atau tempat kapal singgah. b. Side entrance Side entrance sebagai jalan bagi para pengelola, karyawan, infrastruktur,
dan
barang-barang
keperluan
hotel.
Dalam
perencanaan, dijadikan dua arah dengan pertimbangan : 1) Tidak menggangu sirkulasi dalam ruang penggunjung/ tamu. 74
2) Memudahkan pengawasan. 3) Keamanan lebih terjamin dan terkontrol. 4) Fleksibilitas ruang lebih baik. Side entrance terletak di sebelah timur dan utara tapak. Hal ini disebabkan karena pencapaiannya lumayan dekat dari dermaga dan dekat dari zona service. c. Service entrance Service entrance merupakan alternatif pencapaian bagi sirkulasi kegiatan service bangunan, kegiatan persiapan pertunjukan dan sebaginya dan hanya digunakan secara berkala atau pada saat – saat tertentu saja. 5. Pendekatan dan Konsep Sistem Sirkulasi Dalam Tapak
Sistem sirkulasi dalam tapak harus memperhatikan : a. Pelaku kegiatan Resort dan Spa. b. Aktivitas pelaku kegiatan. c. Pembatasan yang jelas antara sirkulasi dermaga perahu/ kapal pesiar dengan unit hunian (cottage) dan pusat rekreasi dan ekologi, demi keamanan penghuni dan kelancaran sirkulasi dalam tapak. d. Kemudahan,
kejelasan,
keamanan
dan
kenyamanan
sirkulasi. e. Perletakan main entrance, side entrance dan service entrance. f. Pencapaian beberapa fungsi yang ada dalam bangunan. Sirkulasi dalam tapak dibuatkan jalan paving atau selasar dan dermaga pada massa yang terletak di atas air, agar lebih teratur, rapi dan nyaman serta menghindari terjadinya crossing. Sirkulasi yang terjadi di dalam site terdiri atas: 75
-
Sirkulasi pejalan kaki
-
Sirkulasi kendaraan;
-
Sirkulasi barang.
6. Pendekatan dan Konsep Penataan Ruang Luar
a. Pendekatan ruang luar (landscape) Penataan
ruang
luar
harus
berdasarkan
pada
pertimbangan terhadap : 1) Fungsi dan tujuan bangunan, sebagai sarana akomodasi untuk berwisata bahari, belajar
dan
pusat rekreasi air. 2) Tata rung luar harus dapat memisahkan daerah privat dan publik secara visual dan struktural dengan tidak menghilangkan sudut pandang yang menarik,
misalnya
dengan
mempertahankan
kondisi topografi tapak. 3) Mengungkapkan
kondisi
tapak
dan
vegetasi
lingkungan dengan kesan alamiah. Dipertegas dengan pemakaian unsur-unsur penunjang seperti lampu hias, dan vegetasi. 4) Fungsi masing-masing elemen lansekap. b. Tata ruang luar (landscape) Elemen-elemen lansekap yang digunakan adalah : 1) Elemen
lunak, seperti tanaman yang
berfungsi
sebagai peneduh, pembatas, pengarah, mengurangi kebisingan,
melembutkan
memperindah
hembusan
pemandangan.
Adapun
angin
dan
jenis-jenis
tanaman yang dapat hidup di daerah pantai yang akan digunakan adalah:
76
a) Jenis tanaman soliter (palma) : kelapa, kelapa gading, pinang kelapa, palem raja, lontar, phoenix dan sikas. b) Jenis tanaman pelindung : flamboyant dan cemara. c) Jenis tanaman hias : pandan bali, agave, bougenville, dan asoka adam hawa. 2) Elemen keras, seperti selasar atau jalan setapak yang
berfungsi
sebagai
pengarah,
pembatas,
pelindung,pengikat unit unit bangunan dan area untuk aktifitas
ruang,
diberi
perkerasan
dengan
menggunakan paving block atau batu-batuan alam. 3) Plaza a. Fungsi Sebagai pengikat dan pengarah b. Unsur penunjang Jenis tanaman, batuan dan lampu 4) Elemen penerang, seperti lampu penerang ruang luar yaitu: a. Lampu
di
sepanjang
pantai,tinggi
maksimun
5,00m. b. Lampu
jalan
setapak
atau
selasar
dan
dermaga,tinggi 2,00-4,00 m. c. Penunjuk jalan untuk member kejelasan. d. Untuk menerangi bangunan, lampu taman yang digunakan hampir menyetuh tanah dan cahaya yang diarahkan ke bangunan ( sorot), dapat diletakan
di
taman-taman
unit-unit
hunian/
bangunan. 77
7. Pendekatan Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan.
Sesuai dengan karateristik fungsi wadah sebagai sarana akomodasi , sarana pembelajaran ,dan sarana rekreasi yang mencerminkan bentuk modern tetapi tidak lepas dari pengaruh budaya
daerah
setempat
namun
tempat
mencerminkan
suasana nyaman, aman dan sehat tapi tidak meninggalkan unsur
estetika,maka
diharapkan
dapat
bentuk
dan
menciptakan
alur
penampilan sirkulasi
bangunan yang
jelas
sehingga menciptakan karakteristiknya. a. Bentuk dasar Faktor
utama
bangunan
dalam
adalah
penentuan
fungsi
serta
bentuk sifat
dasar
suatu
kegiatan
yang
ditampungnya. Dalam hal ini bangunan yang direncanakan adalah bersifat hunian sehingga pendekatan terhadap bentuk dasarnya diperoleh dengan pertimbangan terhadap kepentingan dan keinginan pemakaian yang dalam hal ini adalah pengunjung. Pada dasarnya bentuk massa bangunan adalah :
Segi empat
cross
jajar genjang
Segitiga
Pendekatan terhadap dasar bangunan juga mengacu pada pertimbangan dasar , yaitu : 1. Fungsi sebagai bangunan hunian sementara ( hotel ) dan pusat penyelaman serta sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang ditampung. 78
2. Kondisi dan bentuk tapak. 3. Efisiensi terhadap lingkungannya. 4. Harmonisasi bentuk terhadap lingkungan sekitarnya. 5. Pengaturan dari pemakaian ruang secara maksimal. b. Penampilan bangunan Resort dan spa yang akan ditempatkan di Pulau Lanjukang
akan
menjalani
fungsi
pelayanan
kepada
masyarakat umum, sehingga dalam penampilannya bersifat terbuka,menarik, dan mengundang. Penampilan bangunan yang direncanakan memiliki cirri tersendiri, tidak menyerupai bangunan disekitarnya tetapi mengadakan penyesuaian diri. Penampilan bangunan adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu perancangan. Dalam hal ini meliputi penampilan luar dan tata ruang dalam bangunan. Faktor
yang
mempengaruhi
penampilan
bangunan
adalah : 1) Fungsi
utama
dari
kegiatan
dalam
bangunan,
mencerminkan bangunan resort dan spa tepian air. 2) Orientasi bangunan adalah sarana akomodasi dan pusat ekologi yang bernuansa wisata bahari atau laut. 3) Keadaan lingkungan tapak dan keserasian antara ruang yang ada di dalamnya dengan alam sekitarnya. 4) Kesan yang ditampilkan. Memberikan rasa nyaman baik didalam maupun di luar bangunan. 5) Memperhatikan skala manusia. 6) Kegiatan dalam bangunan. 7) Unsur estetis serta material finishing luar bangunan.
79
Penampilan bangunan, dalam hal ini filosofi bentuk yang akan diterapkan pada bangunan Resort dan Spa yang berwawasan ekowisata yang direncanakan sehingga mudah dikenali oleh pengunjung dan memilki ciri khas tersendiri di lingkungan adalah : 1) Penampilan bangunan pada bangunan utama mengikuti budaya daerah setempat. 2) Menggunakan bahan bangunan alami karena tema dari resort dan spa ialah ekowisata.
D. Pendekatan dan Konsep Tata Ruang Mikro. 1. Pendekatan dan Konsep Ruang Dalam (Interior)
a. Pendekatan Ruang Dalam interior Perancangan ruang dalam disesuaikan dengan standar dan ruang gerak manusia,besaran perabot dan fungsi ruang itu serta kapasitasnya. Sesuai dengan tuntutan fungsionalnya yang menyangkut hal- hal antara lain: 1. Bentuk dan besaran ruang 2. Memberikan suasana yang menarik dan 3. Ketenangan dan kenyamanan bagi pengunjung Berikut beberapa pertimbangan untuk mendapatkan suatu besaran ruang : 1) Standar ruang dan persyaratan ruang Ukuran – ukuran luas ruang interior , luas lantai, ukuran bidang horizontal terkecil dan ketinggian langit-langit dari tiap
ruang
ditentukan
melalui
pemakaian
standar
minimum dari peraturan bangunan. 2) Analisis Bentuk dasar ruang
80
Pendekatan pola bentuk ruang dipengaruhi oleh : a) Pola kegiatan dan sifat kegiatan b) Jenis dan dimensi ukuran kegiatan c) Organisasi antar fungsi kegiatan. Pengaruh
tersebut
dipertimbangkan
untuk
memperoleh : a) Suasana comfortable (nyaman) b) Keserasian dengan karateristik dari kegiatan yang dituangkan dalam bentuk ruang c) Kesesuaian dengan fungsinya. Pemilihan bentuk ruang dari masing masing kegiatan dipertimbangkan dengan beberapa kriteria yaitu: a) Kemudaetakan perabotan dalam teknis pelaksanaan. b) Efektivitas terhadap perletakan perabot Pengunaan bentuk dasar dengan satu alternatif boleh saja digunakan, namun bisa juga gabungan dari beberapa alternatif sesuai fleksibilitas ruang. b. Tata ruang dalam (Interior) Adapun perencanaan disesuaikan dengan standar dan ruang gerak manusia, besaran perabot dan fungsi ruang itu sendiri, yang mana menyangkut dengan kenikmatan penghuni, kegairahan dan ketenangan bagi tamu atau pengunjung, serta membrikan suasana yang menarik. Untuk menciptakan hal itu maka unsur terebut diatas diperoleh dengan :
81
1) Penggunaan
warna,
tekstur,
dan
ornamen
sederhanayang dapat memberikan suasana yang menarik dan nyaman. 2) Penggunaan perabot yang fungsional dan menarik. 3) Penggunaan skala,proporsi yang sesuai. 4) Adanya
penunjang
seperti
pencahayaan
dan
penghawaan alami dan penggunaan material – material yang bersifat akustik. 2. Pendekatan pengelompokan ruang
Pendekatan terhadap pengelompokan ruang dari berbagai kegiatan yang ditampung didalam wadah ini dilakukan dasar pertimbangan sebagai berikut : a. Jenis kegiatan yang diwadahi tiap ruang. b. Pengelompokan kegiatan yang saling mendukung. c. Kejelasan pemisahan kegiatan yang berbeda. d. Kemudahan pencapaian antar ruang dari luar ke dalam ruang. e. Faktor estetika dalam tata letak tiap ruang. Ruang - ruang dalam Resort ini dapat dikelompokan berdasarkan letaknya: a. Ruang dalam Berdasarkan sifat kegiatan maka penzoningan ruang- ruang dapat dibagi atas : 1) Daerah publik a) Entrance Harus dapat dilewati oleh beberapa orang yang keluar masuk bersamaan pada waktu tersibuk (peak
82
hour). Dan juga diperhitungkan bila orang menjinjing tas/barang bawaan lainnya. b) Lobby Harus mampu menampung penghuni atau tamu pada waktu tersibuk (peak hour). c) Penerimaan dan registrasi Tempat mereservasi atau registrasi kamar, bertanya/ meminta informasi, dan kegiatan lainnya. d) Sirkulasi Meliputi lift penumpang,lift barang,tangga normal dan tangga darurat serta koridor atau selasar menuju masing-masing fasilitas. e) Toilet 2) Daerah semi publik a) SPA, Restaurant , coffee shop, fitness centre terbuka untuk
pengunjung
maupun
tamu
hotel
serta
pengunjung
hotel
pengunjung. b) Fasilitas administrasi/ kegiatan pengelola 3) Daerah private Terdiri
dari
kamar-kamar
dimana
melakukan segala aktivitasnya, yang meliputi istirahat, tidur, makan dan membersihkan tubuh. 4) Daerah service a) Pemeliharaan kebersihan dan laundry (laundry dan housekeeping) b) Pembelian
dan
penerimaan
(purchasing
and
receiving) c) Periapan makanan (food preparation)
83
Ruang ini digunakan untuk menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan minuman. d) Fasilitas karyawan e) Ruang menchanical electrical Ruang ini digunakan untuk ruang boiler, gudang bahan bakar dan lainnya. b. Ruang luar Ruang luar terbentuk karena susunan dari pola bangunan. 1) Daerah publik a) Daerah dermaga/ marina Daerah
ini
digunakan
sebagai
tempat
merapat
speedboat/ perahu motor , perahu nelayan dan kapal pesiar yang ingin masuk ke dalam lingkungan hotel atau pusat penyelaman (dive centre). Dermaga ini khusus buat pengunjung Resort dan dive centre serta pengelola dan karyawan hotel. 2) Daerah semi publik a) Fasilitas penyelaman (dive centre) Terbuka untuk pengunjung Resort dan pengunjung yang khusus melakukan kegiatan penyelaman. b) Fasilitas penunjang dan kawasan rekreasi pantai
Kolam renang
Volley beach
Fasilitas menara pengawas
Beach bar
3. Pendekatan Pola Hubungan Ruang
Dasar
pertimbangan
yang
dipakai
dalam
pendekatan
pola
hubungan ruang, yaitu:
84
a. Kemudahan dalam
kegiatan operasional, opera sional, baik
dari segi
kelancaran pelayanan maupun dari segi penggunaan fasilitas dan pengelolaan wadah. b. Fungsi ruang. c. Hubungan kegiatan. d. Kontinuitas hubungan kegiatan dalam bangunan. e. Kebutuhan dan fasilitas kegiatan. f. Sifat kegiatan dan efek gangguan gangguan yang ditimbulkan terhadap ruang lainnya.
Gambar 24. Pola Hubungan Ruang Sumber : Penulis
85
4. Pendekatan dan Konsep Besaran Ruang
a. Pendekatan perhitungmbangkan besaran ruang Dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang mendukung terwujudnya suatu besaran ruang yang optimal dan efektif antara lain: 1) Jenis dan fungsi kegiatan yang diwadahi. 2) Jenis ruang yang dibutuhkan. 3) Jumlah, jenis dan dimensi perabot dan peralatan. 4) Sirkulasi manusi dan barang. 5) Fleksibilitas dalam pemanfaatan ruang. 6) Standar-standar yang umum berlaku. 7) Jumlah pengunjung maupun karyawan yang melakukan aktifitas. Kebutuhan besaran ruang Resort dan spa ini didekati berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung, standar ruang gerak, pelaku kegiatan dan besar perabot / fasilitas yang disediakan. a. Kebutuhan ruang Pendekatan dalam analisis kebutuhan, karateristik dan besaran ruang adalah berdasarkan standar literatur. Adapun literatur literatur yang yang digunakan digunakan adalah: adalah: 1) Time sever standar for building types, by joseph de chiara & jhon Hanock Callender, Mencoba. Grow hill Book, 1974 (TSS). 2) Principle of Hotel Design, Arsitek journal, the architect press,London, 1970(HPD). 3) Architect Data, Ernst Neufert (AND). 86
4) Hand of of Sport AND Rekreation( Rekreation( HSR).
5. Pendekatan dan Konsep Sistem Sirkulasi
a. Pendekatan sistem sirkulasi bangunan Beberapa hal sebagai dasar pertimbangna dari pola sirkulasi adalah : 1) Aktivitas utama 2) Organisasi ruang 3) Pencapaian yang efektif 4) Pencahayaan dan penghawaan dalam bangunan Sistem sirkulasi dalam bangunan dibedakan menjadi : 1) Sistem sirkulasi vertikal Sistem sirkulasi ini menggunakan lift dan tangga normal,
yaitu
merupakan
flow
sirkulasi
yang
menghubungkan antara lantai dengan lantai. 2) Sistem sirkulasi Horizontal Sistem sirkulasi ini berupa selasar yang merupakan fasilitas servis dalam bangunan yang terbentuk dari beberpa faktor: a) Lay out bangunan b) Faktorefisiensi Faktorefisiens i bangunan c) Flow pemakai dan aktivitas d) Faktor kebakaran e) Faktor struktur Sedangkan beberpa jenis selasar, adalah: a) Eksterior koridor, merupakan selasar selasar yang melayani satu deretan ruang dikanan dan di kiri. b) Interior koridor, merupakan selasar yang melayani ruang-ruang yang mengelilinginya. 87
b. Sirkulasi dalam bangunan 1) Untuk sirkulasi vertikal digunakan
lift dan
tangga,
sedangkan sirkulasi horizontal yaitu koridor. Tangga, dengan radius pelyanan maksimal 30 m dan lebar minimum 110 cm. 2) Elevator / lift yang dibedakan atas lift penumpang dan lift barang. Sedangkan untuk jenis, kecepatan, kapasitas, dan jumlah lift digunakan standar. 6. Pemilihan Konsep Sistem Struktur, Konstruksi, Modul, dan Material Bangunan
a. Struktur 1) Pemilihan struktur bangunan Dalam
menentukan
struktur
bangunan
yang
akan
dipergunakan perlu mempertimbangkan faktor- faktor sebagai berikut : a) Jenis dan bahan struktur. b) Kuat c) Memiliki kelenturan yang stabil. d) Tidak terjadi penurunan pada bagian struktur yang direncanakan. e) Dapat menahan beban, antara lain angin, gempa, arus dan sebagainya. f) Dimensi dari kolom ditentukan berdasarkan :
Ketinggian bangunan
Jarak bentangan
Daya dukung tanah
88
Dengan struktur
berdasarkan
yang
dapat
pertimbangan
dipergunakan
tersebut,maka
adalah
sebagai
berikut: a) Struktur atap (upper structure) Yang menjadi dasar pertimbangan struktur atas adalah :
Kekuatan menghadapi gaya lateral
Penampilan bangunan
Faktor efektifitas
Pemeliharaan Terdapat
beberapa
alternatif
bentuk
upper
structure:
Rangka baja
Rangka kuda-kuda kayu
Plat beton
Space frame
b) Struktur pendukung (super structure) Dasar pertimbangan dalam pemilihan super structure ini adalah :
Fleksibilitas bentuk dan fungsi ruang
Ketahanan meberima beban
Kemudahan maintenance Berdasarkan dasar pertimbangna di atas maka dapat diusulkan beberapa alternatif sistem super structure seperti :
Sistem bearing wall
Sistem shear wall
Sistem rigid frame
89
c) Struktur bawah (sub struktur) Yang menjadi dasar pertimbangan sub struktur adalah :
Kondisi tanah setempat
Kondisi arus dan gelombang setempat
Kemungkinan terjadinya penurunan tanah
Beban bangunan Terdapat beberapa alternatif untuk sub struktur
antara lain :
Pondasi tiang pancang Keuntungannya :
Pelaksanaanya mudah
Kualitas
lebih
terjaga,
sebab
merupakan
produk pabrik
Untuk pondasi dengan kedalaman maksimal
stabil terhadap beban
memungkinkan bentangan lebar
ekonomis untuk bangunan tinggi
Kerugiannya pada
pelaksanaanya
menimbulkan
suara
bising dan getaran yang terkadang merusak bangunan lain
perlu uang yang besar untuk alat berat yang digunakan pada pemasangan.
Pondasi rakit
90
Keuntungannya :
Pelaksanaannya tidak bising
Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang
Efektif bila permukaan air cukup tinggi
Kekuatan besar
Dapat digunakan pada kondisi tanah rawa/ gembur
Kerugiannya :
Pemakaian bahan boros
Sulit dalam pelaksanaan
Pondasi sumuran (caisson) Keuntungannya :
Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang
Efektif bila kerapatan (kepadatan) tanah kurang
Kerugiaanya :
Pemakaian bahan boros
Sulit dalam pelaksanaan
Pondasi setempat Keuntungannya :
Pelaksanaannya tidak bising
Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang
91
Efektif bila permukaan air cukup tinggi
Kekuatan besar
Dapat digunakan pada kondisi tanah rawa/ gembur
Kerugiannya :
Pemakaian bahan boros
Sulit dalam pelaksanaan
2) Struktur bangunan Pemilihan kondisi
fisik
sitem
struktur
setempat,
perlu
seperti
mempertimbangkan
daya
dukung
tanah,
ketinggian air tanah, angin , gempa, pasang surut dan curah hujan. a) Untuk bangunan utama yaitu bangunan 2-3 lantai menggunakan
pondasi
setempat
atau
pondasi
sumuran , rangka kuda-kuda kayu/bambu. b) Untuk cottage menggunakan pondasi setempat, dan rangka kuda-kuda kayu/bambu. c) Untuk
dive
centre
(pusat
penyelaman),
menggunakan pondasi tiang pancang, dan space frame dengan kaca dan almunium. d) Untuk SPA menggunakan pondasi setempat dan rangka kuda-kuda kayu/bambu. b. Konstruksi Sistem yang dipergunakan pada struktur bangunan misalnya: 1) Konstruksi baja. 2) Konstruksi beton bertulang.
92
3) Konstruksi kayu ulin. c. Modul 1) Pendekatan modul Satuan unit yang terkecil yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan ruang komponen-komponen dalam bentuk kelipatan. Fungsinya adalah : a) Efisiensi b) Mempermudah dalam penataan perabot c) Ekonomis dan kemudahan dalam pelaksanaan maka penentuan modul didasarkan pada : a) Dimensi ruang gerak manusia. b) Dimensi dari perlengkapan ruang yang digunakan. c) Sesuai dengan dimensi bahan yang berlaku di pasaran. d) Disesuaikan
dengan
jark
bentang
maksimal
dari
struktur. 2) Modul a) Modul dasar Adalah modul yang didasarkan pada ukuran tubuh dan area gerak tubuh.untuk mendapatkan besarnya terlebih dahulu
diketahui
unit
dasar
kemudian
ditetapkan
dimensinya yang dapat mewakilinya. b) Model fungsi Merupakan modul ruang yang didasarkan pada fungsi
ruang
yang
direncanakan.
Terlebih
dahulu
diketahui unit fungsi, selanjutnya ditetapkan dimensi yang mewakili. Dari luas unit terkecil, angka 30 cm merupakan kelipatan terkecil yang dapat menjadi interval dari besaran 60,90,120,150,180 dan sterusnya. Dengan 93
demikian modul dasar yang dapat diwakili adlah ukuran 30 cm atau 0,3 m. c) Modul perancangan Merupakan kelipatan modul fungsi, dimana harga dasarnya ditetapkan dengan satuan m (meter). Bentuk kelipatannya biasanya mencapai 0,9m; 1,8m; 2,7m; 3,6m; 7,2m; 8,1m; 9m; 12m; dan seterusnya. d. Material 1) Pemilihan material Sebagai pengisi/ non struktural, meliputi : a) Lantai Syarat :
Dapat menahan beban yang berasal dari manusia dan perlengkapan ruang.
Tidak menimbulkan kelelahan pada mata.
Tidak terlalu licin.
Tidak menghantar panas.
b) Dinding Syarat dan fungsi :
Dapat menahan beban diatasnya.
Sebagai penutup dan pembatas ruang
Sebagai pelindung terhadap pengaruh alam, isalnya angin, hujan dan matahari.
Awet dan kuat.
Mudah dalam pelaksanaan dan perawatan.
c) Plafond Syarat :
Ketinggian rata-rata disesuaiakan.
94
Tidak menimbulkan radiasi panas.
Kuat dan awet.
Mudah dalam pelaksanaan dan perawatan.
Sebagai akustik ruangan.
2) Material a) Lantai Pada
bangunan
utama
dan
pusat
penyelaman
mengunakan parquet dan karpet sedangkan pada cottage dan tempat SPA menggunakan kayu dan glass floor. b) Dinding Pada bangunan utama menggunakan dinding batu bata beton dan curtain wall (dinding kaca) dengan sunscreen. Sedangkan cottage menggunakan kayu dan kaca. c) Plafond Pada
bangunan
utama
menggunakan
gypsum/
calsiboard.
7. Pendekatan dan Konsep Sistem Perlengkapan Bangunan
a. Pencahayaan (penerangan) Adalah suatu sistem pengadaan dan pengaturan cahaya sehingga membuat sesuatu dapat dilihat dalam batas-batas kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan fungsi dan tuntutan yang akan dicapai, maka ada beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan antara lain : 1) Comfort (kenyamanan) 2) Efisiensi
95
3) Efektivitas 4) Fleksibilitas ruang Adapun
pada
bangunan
Resort
dan
Spa
ini
,
mengoptimalkan pencahayaan alami pada siang hari dan pada malam hari menggunakan pencahayaan buatan dengan penerangan listrik. Pencahayaan menurut sumbernya dapat dibagi menjadi : 1) Pencahyaan alami Pencahayaan ini digunakan pada pagi dan siang hari dengan pertimbangan dan memperhatikan : a) Luas bukaan minimum b) Pengaruh penggunaan warna dalam ruang dimana penggunaan warna muda dan lembut sangat membantu efek penerangan. c) Jenis material yang digunakan. d) Penerangan yang sama rata tiap hari. Pencahayaan alami yang digunakan secara optimal untuk menghidupkan
suasana
bangunan
serta
karakternya
melalui bukaan- bukaan yang lebar serta bangunan yang terbuka. Untuk pencahayaan siang hari, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Menindari penyinaran matahari langsung 45º. 2) Bukaan 20% dari luas lantai pada ruang- ruangan yang menghadap lapangan (open space). Standar kebutuhan bukaan menurut jenis ruang :
Ruang tidur :
96
Ruang umum :
Ruang administrasi :
Gudang :
2) Penchayaan Buatan Persyaratan ini digunakan apabila : a) Pada malam hari di mana aktifitas dalam ruang akan atau sedang berlangsung. b) Keadaan
cuaca
buruk
sehingga
membutuhkan
cahaya tambahan. c) Menambah nilai estetika, dalam hal ini permainan cahaya untuk menimbulkan kesan tertentu agar terkesan indah dan nyaman. Menggunakan lampu penerangan yang bersifat diffuser ( tidak menyilaukan) dengan syarat, posisi cahaya
dari
mendapatkan
samping gambaran
dan
merata.
mengenai
Untuk standard
anbesaran penerangan (pencahayaan buatan) pada ruang-ruang hotel. Tabel 7. Pencahayaan buatan Area in hotel
Tingkat
keterangan
pencahayaan (lux)
Lobby, koridor
100
Pencahayaan pada bidang vertikalsangat penting untuk menciptakansuasana/kesan ruang yang baik
Ballroom
200
Sistem pencahayaan harus dirancang untuk menciptakansuasana yang sesuai. Sistem
97
pengendalian dapat
“switching”
digunakan
dan“dimming”
untukmemperoleh
berbagai efekpencahayaan. Restaurant
250
Café
250
Kamar tidur
150
Diperlukan lampu tambahan padabagian kepala tempat tidur dancermin.
Sumber :Standar Nasional Indonesia (SNI) b. Penghawaan Sistem penghawaan bangunan dipriotaskan pada penghawaan alami.
Penghawaan
alam
tidak
konstan
sehingga
perlu
mempertimbangkan faktor-faktor alamiah seperti: -
Radiasi matahari
-
Arah angin
-
Topografi (bangunan sekitar).
Penyinaran langsung dapat mengakibatkan penetrasi suhu lebih cepat sehingga perlu direduksi atau dikurangi dengan pengolahan pembayang (baik vertikal maupun horizontal), skay court, shan shading dll. Pengudaraan alami dengan memanfaatkan angin darat dan laut digunakan pada selasar dan ruang –ruang yang bersifat rekreatif. Penghawaan alami dilakukan dengan pertimbangan ekonomis, disamping itu memberikan karakter bangunan yang dapat menyatu dengan lingkungannya. Tujuan utama dari sistem penghawaan alami adalah mendapatkan udara bersih dalam ruang , dengan sirkulasi yang
98
baik akan memberikan rasa nyaman, sejuk dan kenikmatan dalam bangunan. Adapun sistem penghawaan dalam bangunan dibedakan atas : 1) Penghawaan alami Dapat diciptakan dengan memanfaatkan potensi alam sebanyak-banyaknya, menggunakan sistem penghijauan/pohon-pohon untuk menangulangi panas serta kecepatan angin dan penataan serta jenis ventilasi yang digunakan. 2) Penghawaan buatan Dapat diciptakan dengan air condition system berupa: a) Room unit (window and peckage unit) b) Central unit (chiller water system) Pada Resort dan Spa ini , selain menggunakan penghawaan alami
karena
berkonsep
ekologi
juga
menggunakan
penghawaan buatan. Penghawaan
buatan
yang
digunakan
pada
bangunan
utamaadalah system AC central, sedangkan untuk bangunan cottage dan bangunan SPA menggunakan system AC split. Sistem pendingin udara yang digunakan adalah water cooled system sebab sistem ini bersifat ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon Karena tidak mengandung CFC. Saat ini AC dengan water cooled system merupakan cara yang paling efektif untuk mereduksi panas dan tidak mengeluarkan suara ketika bekerja.
99
Sementara untuk ruang-ruang service menggunakan exhaust fan. c. System jaringan listrik Tenaga listrik ini dibutuhkan untuk : 1) Lampu-lampu penerangan 2) Outlet-outlet 3) Alat pengkondisian udara 4) Peralatan maintenance 5) Peralatan komunikasi 6) Peralatan komunikasi System jaringan listrik yang digunakan pada bangunan yang direncanakan adalah system hybrid yang menggunakan 2 sistem pembangkit listrik PLTS- Genset. Tujuan utama system ini adalah mengombinasikan keunggulan dariSetiap pembangkit (dalam hal ini genset& PLTS) sekaligus menutupi kelemahan masing-masing
pembangkit
untuk
kondisi-kondisi
tertentu,
sehingga secara keseluruhan system dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien.kombinasi hybrid PLTS- Genset Akan mengurangi Jam operasi Genset (Misalnya 24 Jam per hari menjadi 4 jam per hari saja ) sehingga biaya operation and maintenance dapat lebih efisien. Sistem hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut : 1) generator set (genset) Membangkitkan listrik AC, untuk system hybrid umumnya dilengkapi dengan automatic starter, agar nyala- matinya genset dapat diatu otomatis dari electronic controller. 100
2) PLTS (PV) Mengkoversi sinar matahari menjadi listrik DC mengingat System Hybrid menggunakan Modul Surya ( solar Panel ) dalam
jumlah
yang
cukup
banyak
dan
semuanya
disambungkan baik seri maupun parallel. Maka modul surya dengan kapasitas per panel yang besar (>100 Wp/Panel) Yang digunakan, karena dapat mengurangi kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya sebelum masuk ke jaringan distribusi, dikonversi menjadi listrik AC (alternatif current) .oleh karena itu digunakan modul surya 160wp dengan system voltage 24V DC. Hal ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi seri/pararel antar modul surya juga disertai dengan kodekode pengaman (bypass dikode &blocking diode) untuk mencegah short circuit, hot spot, dan reverse current. 3) Electronic controller / Bi Directional Inverter Sering disebut sebagai power conditioner. Yang berfungsi sebagai : a) Voltage conditioning sebelum di catu ke load b) Berfungsi sebagai inverter dengan mengkonversi listrik DC yang dihasilkan solar PV system menjadi listrik AC yang akan dicatu ke load c) Berfungsi sebagai charger untuk mencharge battery dengan memanfaatkan kelebihan listrik dari genset. d) Berfungsi mengatur charging battery dari solar module. e) Mengatur dan mengelola pembangkit mana yang harus bekeja
sesuai
dengan
kebutuhan
load,
termasuk
mematikan dan menyalakan genset. 101
4) Baterei Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antar dihasilkannya listrik oleh (PV ataupun genset) dengan waktu digunakannya listrik oleh load. Ukuran baterei yang dipakai sangat tergantung pada ukuran genset, ukuran solar panel,dan load pattern. Ukuran baterei yang terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya berlebih dari pembangkit dan genset terlalu sering menyala.
d. Akustik Penentuan sistem akustik didekati dari sumber : 1) Gangguan yang berasal dari luar bangunan : a) Penentuan kedudukan dan orientasi dari bangunan pada zoning dari sumber bunyi. b) Pencegahan bidang-bidang terbuka terhadap daerah bising, yang merupakan pengantar bising ke dalam ruang. c) Pemanfaatan
elemen-elemen
landscape
sebagai
penyerap kebisingan (green buffer). 2) Kebisingan yang berasal dari dalam bangunan a) Perencanaan kedudukan plafon dengan ketinggian posisi tertentu dengan penggunaan bahan pelapis absorbs kedap suara. b) Gangguan bunyi yang berasal dari sistem pendingin, digunakan sistem pelapis isolasi pada saluran (duct) udara yang berada dalam ruangan. c) Sistem struktur yang baik dan kuat dapat menanggulangi getaran sekecil mungkin dari mesin mesin generator yang berada di lantai dasar. 102
Untuk mencegah terjadinya kegaduhan khususnya pada daerah yang membutuhkan tingkat ketenangan tinggi seperti ruang hunian, maka sistem pencegahannya dilakukan dengan cara : 1) Sumber bunyi dari luar bangunan di eliminir dengan cara menggunakan pohon-pohon pelindung dan mengatur jarak bangunan sesuai tingkat privacy antar bangunan. 2) Sumber bunyi yang berasal dari dalam bangunan di eliminir dengan cara menggunakan material yang dapat menyerap bunyi dan memisahkan ruang serta jarak antar ruang yang menjadi sumber bising. 3) Pemanfaatan elemen-elemen ruang yang ada, terutama pada plafon dengan material yang nilai waktu keredamannya kurang dari satu detik, sebagai penyerap suara (acoustic control). e. Sistem komunikasi Pendekatan terhadap sistem komunikasi mempunyai dasar pertimbangan : 1) Keleluasan dan kemudahan bagi pengunjung yang akan menggunakan alat komunikasi. 2) Pemisahan yang jelas antara jaringan antara pengelola dan jaringan komunikasi untuk pengunjung. 3) Macam komunikasi ke luar dan kedalam serta antar pengunjung. 4) Kebutuhan fasilitas komunikasi menyangkut jenis peralatan yang digunakan. Sistem komunikasi yang digunakan dalam bangunan yang menghubungkan ruang-ruang menggunakan intercom
103
dan sound system call, sedangkan untuk komunikasi keluar bangunan
menggunakan
sistem
jaringan
lan
yang
berhubungan dengan satelit operator telepon selular tertentu lalu disambungkan ke jaringan telephone, PABX (Private Automatic Branch Exchange), dan Modem wireless dimana fsilitas tersebut dapat memudahkan hubungan antar pelaku kegiatan baik didalam maupun diluar bangunan. Sistem pengawasan yang digunakan adalah sistem pengawasan yang dilakukan oleh petugas keamanan yang telah ditugaskan, dan system pengawasan menggunakan SCCTV (System Close Circuit Televition). Sedangkan system sound yang digunakan merupakan system single line block.
f. Sistem Plumbing 1) Air bersih System yang digunakan untuk mengolah air asin menjadi air tawar adalah dengan system osmosis. Keunggulan teknologi membrane osmosa balik adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Pada unit pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti penggerakan dan anti penyumbatan bakteri. Sistem membran reverse yang dipakai dapat berupa membran hollow fibre, lempeng/ plate atau berupa spiral wound. Membran ini mampun menurunkan kadar garam hingga 95-98%. Air hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum. Skema 1. Sistem Pengadaan dan distribusi air bersih 104
Teknologi ini banyak dipakai untuk memasok kebutuhan air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawarnya. Pemakai lain adalah kapal laut, indutri farmasi, industry elektronika, dan rumah sakit.
Skema 2. Sistem pengolahan air bersih
Sumber air bersih berasal dari pengolahan air laut yang didistribusikan melalui pompa (water pump) ke water reservoir tank yang berada pada top floor bangunan untuk didistribusikan keseluruh bangunan.
105
Skema 3.Distribusi Air Bersih 2) Air kotor Pendistribusian air kotor ditampung di bak peresapan untuk mengurangi tingkat pencemaran air tanah lalu diolah dengan menggunakan sewage treatment plan. Agar pada saat diarahkan ke laut, air tersebut sudah bersih dan tidak mencemari laut.
Skema 4. Sirkulasi Air Kotor 3) Air kolam renang Air laut hasil penyaringan masuk ke saluran disisi kolam kemudian masuk kedalam bak penampungan sementara. Dari abk air disedot drngan pompa melalui filter rambut
106
untuk
menahan
kotoran
padatnya
yang
kemudian
dialirkan kedalam filter. Setelah air keluar dari filter, dimasukkan kembali kedalam kolam dengan sedikit tambahan chlor/Hcl. Bila diperlukan dengan cara injeksi agar kadar pH tetap sesuai. Pada saat filter ini diganti maka perlu di adakan pembersihan/pencucian filter dengan istilah “back wash”
yaitu dari abk penampungan dimasukkan kedalam filter dari
bagian
bawah
filter,
kemudian
dibuang
ke
penampungan air kotor. Penggantian air kolam sekali 2 1/2 - 4 jam dan back washing dalam waktu 3- 4 hari.
Skema 5 .Sirkulasi Air Kolam Renang 4) Air laut Dasar pertimbangannya : a) Salinitas. b) Tidak tercemar. g. Sistem pengolahan sampah
107
Sistem pembuangan sampah dengan cara distribusi vertikal melalui shaft –shaft sampah yang ada pada tiap lantai sampai ke bak penampungan diangkut oleh petugas atau karyawan hotel. Dan begitu pun distribusi horizontal adalah melalui penampungan sementara pada tempat-tempat tertentu sebelum diteruskan ke bak penampungan.
Skema 6. Sistem Pembuangan sampah h. Sistem pengamanan kebakaran Pencegahan dan pemadaman api pada bangunan terbagi atas : 1) Pencegahan pasif, terdiri atas: a) Tangga darurat : 1) Jarak tangga dari setiap titik efektif tanpa ruang sirkulasi maksimal 25m 2) Lebar tangga minimal 120 cm 3) Pintu kebakaran dengan lebar minimal 90 cm indeks tahan api 2-3 jam
108
b) Penerangan darurat : 1) Menggunakan sumber daya baterai. 2) Adanya lampu indicator dan penerangan pada pintu keluar tangga kebakaran dan koridor sebagai alat bantu evakuasi. 2) Pencegahan aktif a) Box hydrant Dengan jarak antara 35 msatu dengan yang lainnya. b) Sprinkler Untuk menangulang kebakaran pada tingkat awal yang bekerja secara otomatis. Daya layan 1 sprinkler 25 meter media pemadam dapat ruang khasanah dan computer menggunakan media gas. c) Fire alarm Untuk mendeteksi sedini mungkin adanya bahan bahaya kebakaran secara otomatis terdiri dari fire detector dan smoke detector dengan area pelayanan 92m/unit. i.
Sistem penangkal petir Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sangkar faraday. 1) Sangkar faraday Syarat- syaratnya sebagai berikut : a) Konduktor horizontal (KH) dipasang sekeliling bidang tepi atap. Untuk bidang atap lebar, dipasang beberapa deret konduktor dengan ketentuan jarak maksimum tepi 9 m, dan jarak maksimum konduktor pararel maksimum 18m. b) Pada sepanjang KH dipasang antene (final) dengan ketentuan tinggi diatas permukaan atap datar antara 2025 cm dan jark masing-masing final maksimum 7,5m. 109
BAB V KONSEP DASAR PERANCANGAN A. KONSEP DASAR PERANCANGAN MAKRO 1. Analisis Lokasi
Gambar 25 . Lokasi Sumber . Penulis
Potensi – Potensi Yang terdapat pada Pulau Lanjukang Potensi sosial dan potensi alam pulau lanjukang.
Gambar 26. Analisis Lokasi (Potensi) Sumber : Penulis
110
Gambar 27. Analisis Lokasi (Potensi) Sumber : Penulis Potensi alam dari pulau lanjukang yaitu potensi rumput laut dan terumbu karang
sedangkan potensi sosial dari pulau lanjukang
adalah rumah-rumah penduduk. 2. Analisis Tapak/Site
Gambar 28. Analisis Tapak Sumber : penulis
111
Gambar 29 . Analisis Tapak Sumber : penulis A: Dermaga B: Entrance C: Lobby D : Kawasan Penduduk yang harus dilestarikan , tidak dirusak dan menjadi pusat konsentrasi Pulau. E: Caffe/ Bar pool F : Restoran diletakan pada sisi selatan Pulau untuk memudahkan pengunjung menikmati View Pantai. G : Kolam H.: Spa diletakan berdekatan dengan fasilitas rekreasi lainnya dan juga berdekatan dengan cottage. I :Lapangan Volley J : Cottage diletakan di bagian barat karena dapat wisatawan yang menginap dapat menikmati semua potensi yang ada di Pulau Lanjukang dengan baik. K :Fasilitas Diving dan Snorkling, diletakan pada sisi selatan Pulau dikarenakan pada bagian selatan pulau masih terdapat terumbuh karang yang masih baik.
112
L : Penangkaran Terumbu Karang diletakan dengan fasilitas Diving dan Snorkling dikarenakan wisatawan yang ingin melakukan diving maupun snorkeling dapat mempelajari bagaimana penangkaran terumbu karang supaya ketika mereka melakukan diving maupun snorkeling mereka tidak merusaknya tetapi menanam terumbu karang yang telah dioperasi maupun ditransplantasi. M : Cottage Pantai. N : Fasilitas Mancing , diletakan pada bagian selatan Pulau dikarenakan ikan akan banyak bersembunyi dibalik terumbu karang.
113
3. Aksebilitas Pencapaian Lokasi
Gambar 30. Aksebilitas Pencapaian Lokasi Sumber : Penulis
114
B. KONSEP DASAR PERANCANGAN MIKRO 1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola dan Pengunjung Resort dan Spa.
Aktivitas
yang berlangsung dalam
sebuah
resort
dapat
dibedakan atas subyek yang melakukan aktivitas pada resort antara lain: Tabel 8. Tamu yang menginap di hotel Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Informasi untuk check in dan check out
Resepsionis, meja informasi
Menitip barang berharga
Safety deposit room
Menerima relasi
Membutuhkan alat bantu
Membutuhkan pembawa koper dari/ke
Bellboy / Room boy
kamar
Tangga, Selasar, Koridor
Ruang Tidur
Istirahat
Lobby Gudang
Membersihkan diri
Kamar mandi/ Toilet
Menitip kunci kamar
Key rack
Makan & minum
Coffe shop/ restoran
Makan/ minum sambil dengar musik
Bar / lounge
Membeli keperluan sehari-hari
Retail shop
Membeli cindera-mata
Souvenir area
Membersihkan/mencuci baju
Menata/mencukur rambut
Mengadakan pertemuan
Ruang Konvensi/Ballroom
Area telepon
Menelpon
Loundry Salon
115
Membutuhkan/menukarkan uang
Bank / money changer
Memesan tiket
Travel agency
Membayar penginapan
Menikmati sunset/pemandangan
Kasir
Olahraga
Teras / balkon, hall
Lap.tennis,
fitness
centre,
jogging track, penyewaan alat
Rekreasi
berenang,snorkling (menyelam) Sumber : Identifikasi Penulis Tabel 9. Tamu tidak menginap di hotel/ ruang luar Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Memasuki hotel
Menemui relasi
Makan / minum
Coffe shop/ Restoran
Pertemuan
Function room
Pesta
Lap volley,fitness centre, jogging
Lobby
track, berenang, menyelam
Olahraga
Dermaga
Menikmati pemandangan
Membeli tiket
Rekreasi
Entrance hall
Travel
agency
dan
penunjang lainnya
116
fasilitas
Tabel 10. Tamu dan pengunjung ke Spa Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Mendaftrkan diri
Menunggu giliran
Ruang tunggu
Menerima pelayanan konsultasi
Beauty consultant
Menyimpan barang
Locker room
Mengganti baju
Toilet / WC
Menuju ruangan ruangan yang telah
Message Room
ditunjukan.
Receptionist
Relaksasi
Makan dan minum
Bilas
Ruang terapis
Ruang facial
Sauna
Spa single dan spa couple
Ruang bilas
Sumber : Identifikasi Penulis Tabel 11. Karyawan / Administrasi Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Menerima tamu menginap
Resepsionist
Memberi informasi
Information desk
Mengawasi dan menerima tamu
Ruang penerima barang
Mengawasi keluar masuk pegawai
Time keeper
Pembayaran tu
Mengurus kepegawaian
Ruang personalia
Mengurus administrasi
Front office
Melayani surat ,pos, telegram,urusan
Secretariat service Dept
Kasir
kesekretariatan
117
Menerima publik
Buang hajat / membersihkan diri
Menitipkan barang
Ganti pakaian seragam
Ruang ganti
Mempertimbangkan
Sales manager room
Ruang rapat
Toilet Locker
harga
sewa
kamar
Public relation room
Rapat / pertemuan Sumber : Identifikasi Penulis
Tabel 12. Karyawan / staf bagian service Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Menjaga keamanan
Ruang security
Membawa koper tamu
Porter station / ruang penerima
Mengurus kebersihan kamar
Mengantar makanan
Mengurus makanan dan minuman
Bell boy station
Mengurus dapur
Food & beverge room
Chief kitchen room
Memasak
barang Housekeeping
Dapur
Menyiapkan makanan
Menyiapkan bahan makanan
Mendinginkan daging
Gudang basah / kering
Makanan dan minuman staf
Gudang pendinginan
Pantry
Cafetaria
Istirahat
Sembahyang
Menyiapkan pakaian / sprei
Ruang istirahat
Mushallah
118
Mencuci,
mengeringkan,
dan
Ruang linen
menyetrika
Memperbaiki kerusakan
Mengontrol AC
Ruang AHU
Memasang diesel
Ruang genset
Memasang air mandi
Ruang boiler
Ganti pakaian dan menyimpan barang
Ruang ganti locker
Membersihkan badan / buang air
Toilet / kamar mandi
Loundry Bengkel
Sumber : Identifikasi Penulis
2. Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang pada hotel resort dengan failitas penyelam ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Macam , sifat dan unsur pelaku kegiatan.
Kelompok – kelompok kegiatan.
Efektifitas dan kelancaran dari pelaksanaan kegiatan secara menyeluruh.Berdasarkan pelaku kegiatan, maka dalam resort dan spa dengan fasilitas penyelam di pulau lanjukang dapat dibagi dalam :
119
Tabel 13 .Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Lingkup
Pelaku
Aktivitas
Karakteristik
pelayanan
Ruang
Perencanaan
Akomodasi
Tamu
Karyawan
- istirahat, tidur, mandi
Daerah yang tenang
& Makan/minum.
dan
-melayani
memberikan
pengunjung/ tamu
tentram.
dan membersihkan
Pelayanan
ruangan.
bersih & ramah
- kamar tidur
nyaman,
Standart room
kesan
Suite room
cepat,
Presidential room
-koridor - Tangga darurat.
Ruang penerima
Tamu /
registrasi
- check in dan check
Kesan ruang
-entrance hall
out, membayar
mengundang, ramah
- lobby hall
- memperoleh info
yang menunjukkan
- lounge
- Bertemu relasi
image sebagai kesan
- front office
pertama.
Front desk
Safe deposit box
Bel boy station
-
Melayani
dan
memberi informasi
-telepon umum - security - lavatory - rg saji/pantry Function
Tamu dan
room
pengunjun g
-
-
Karyawan
Melakukan
Ruang –ruang formil
-
Ballroom
kegiatan bisnis
yang tenang, ruang
-
Ballroom foyer
Pertemuan,
ruang
-
Banquet room
pameran
berhalangan kolom
-
Meeting room
-
Meeting
Menyiapkan ruang melayani
luas
tidak
dan
room
foyer -
Exibhition hall
-
Bussines centre
-
Telepon umum
-
Gudang
-
Lavatory
120
Shopping
Tamu
-
area
Melakukan
-
Memberikan
-
Rg saji/pantry
-
Money changer
transaksi jual-beli
pelayanan
yang
-
Biro travel
Pengunju
melengkapi
optimal
pada
-
Souvenir
ng
kebutuhan
tamu pengunjung
-
Bank /ATM
Mendapatkan
-
Lounge
layanan jasa dan
-
Drug store
-
Rg manager
Karyawan
komersial
-
Melayani
tamu
dan pengunjung Administrasi
Pengelola
-
-
Mengelola
Dapat
pelayanan sesuai
pelayanan
yang
-
Rg.Resident mgr
dengan
optimal
pada
tamu
-
Rg. Serketaris
masing –masing
dan
pengunjung
-
Rg.Accounting
Mengendalikan
adanya
opersional
sirkulasi antara front
bidang
hotel
dan spa
memberikan
pemisahan
Mgr -
of the house& back of the house.
Rg.
F
&
B
manager -
Rg. PR manager
-
Rg. Staf Adm.
-
Rg. Tamu
-
Rg. Rapat
-
Rg. HK Manager
-
Rg.
Locker
&
Lav. Food and
Tamu/
Beverage
pengunjun
santai
g
minum.
pengolahan makanan
Melayani tamu
harus jauh dari tamu/
-
Coffee shop
pengunjung.
-
Coffee
Outlet
-
Karyawan
Bertemu
relasi, makan/
Kesan ruang nyaman
-
Restoran utama
dan
-
Dapur
tentram,
area
saji/
pantry
shop
pantry -
Pool side rest
-
Lounge
-
Lavatory.
121
Fasilitas
Tamu/
-
Bertemu relasi
Berkesan
rekreatif,
rekreasi
pengunjun
-
Bersantai
mendidik,
santai,
g
-
Rekreasi
segar, nyaman dan
gazebo
-
Olahraga
tenang.
pool
Melayani Karyawan
-
Outdoor
dan
kolam renang
snak,
bar
membantu tamu
volley
penangkaran
terumbu karang -
in door
fitness centre
squash
ruang bilas
ruang ganti + locker room
-
SPA
Message
Ruang pijat
Jakusi
Tempat
relaksasi
Fasilitas
Staff
service
karyawan
-
Melayani Secara
-
tamu tdak
Raung back of the house
harus
dapat
langsung
terisolasi
dari
Beristirahat
tamu dan pengunjung
-
Sauna
Ruang facial.
Dapur
para
dapur
sirkulasi dalam ruang harus
mampu
Rg. Dapur utama
memperlancar kegiatan dalam ruang
Rg. Kepala
Gudang makanan
Gudang minuman
122
Gud.
Pecah
belah
Gud.
Bahan
bakar
Rg. Sampah Room security
-
Housekeeping
Rg.
Kabag.
Hk
Rg.
Laund
dry clean
Linen room
Sewing room
Room
boy
stat. -
Time keeper
-
Rg. Security
-
Rg. P3k
-
Rg. Makan peg.
-
Rg. Locker peg
-
Rg. Istirahat
-
Mushallah
-
Lavatory
-
Rg sampah
-
Loading dock
-
Gudang umum
-
Purch.
&receiv.
Area -
Workshop
-
Rg.penerima barang
123
Engineering
Pengelola
-
-
Parkir
Tamu
Mengelola
sist.
Dapat
menciptakan
Rg.
Chief
M&E bangunan
keamanan
serta
Mengoperasikan
kententraman
tamu
-
Rg. Staf teknik
alat,
perawatan
dalam
melakukan
-
Rg. Pompa
alat
dan
-
Rg. Chller
meperbaiki
-
Rg. Boiler
kerusakan
-
Rg. Genset
-
Rg. Panel
-
Rg. Travo
-
Rg. Switch
-
Rg. Bahan bakar
-
Workshop
-
parkir tamu
-
parkir karyawan
aktivitas di hotel.
/
-
Sirkulasi
Menciptakan
pengunjun
-
memarkir
keamanan
g
-
dan
engineer
kenyamanan
pengelola/ karyawan
124
3. Sirkulasi Ruang
Skema 7. Sirkulasi Tamu Yang Menginap
Skema 8. Sirkulasi Tamu Yang Tidak Menginap
125
Skema 9. Sirkulasi Karyawan dan Staff
4. Organisasi Ruang a. Ruang Publik dan Tamu Resort
Skema 10. Organisasi Ruang Publik dan Tamu Resort
126
b. Ruang Pengelola
Skema 14. Organisasi Ruang Pengelola
c. Ruang Pelayanan
Skema 15. Organisasi Ruang Servis
127
5. Besaran Ruang
Tabel 14. Penerimaan Dan Registrasi Tamu Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Lobby & sirkulasi Teras / foyer
0,90 m2 / kmr
HMC
1/6 Lobby
HMC
49 unit 44.10m 2 /
44.10m 2 7,35 m2.
6 Kasir
0,05 m2 / kmr
HMC
49 unit
2,45 m2.
Reservasi &
0,036 m 2 / kmr
HPD
49 unit
1,76 m2.
Roomboy station
0,03 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,47 m2.
Luggage
0,027 m 2 / kmr
HPD
49 unit
1,32 m2.
Safe Deposite Box
0,015 m 2 / kmr
HPD
49 unit
0,73 m2.
Telepon Umum
0,75 m2 / unit
HPD
2 unit
1,50 m 2.
Toilet
24,00 m 2 / unit
ASUMSI
2 unit
48,00 m 2.
registrasi
SIRKULASI 30 %
32,6m 2.
TOTAL
141,28 m2.
Tabel 15. Ruang Akomodasi Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Standar room
30,24 m 2.
SP + SB
25 unit
756 m 2.
Suite room
30,24 m 2.
SP + SB
12 unit
362,88 m 2.
Family room
60,48 m 2.
SP + SB
12 unit
725,76 m 2.
President suite
519,75 m 2.
SP + SB
2 unit
1.039,50 m 2.
SIRKULASI HORIZONTAL 30 %
865,24 m 2.
SIRKULASI VERTIKAL 30 %
865,24 m 2.
TOTAL
4.614,62 m 2.
128
Tabel 16. Ruang Administrasi Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) 0,05 m2 / kmr
HPD
17 kamar
0,85 m 2.
R sekretaris
2,3 m2 / org
HPD
1 org
2,30 m 2.
R general mgr.
15 m2 / org
HPD
1 org
15,00 m 2.
Food & beverage
9,5 m2 / org
HPD
1 org
9,50 m 2.
Sales & PR mgr.
9,5 m2 / org
HPD
1 org
9,50 m 2.
R rapat
1,5 m2 / org
HPD
15 org
22,50 m 2.
R staff
2,0 m2 / org
HPD
10 org
20,00 m 2.
0,0018 m 2 / kmr
HPD
49 unit
0,08 m 2.
R arsip
0,02 m2 / kmr
HPD
49 unit
0,98 m2.
Gudang
0,027 m 2 / kmr
HPD
49 unit
1,323 m 2.
Toilet
24,00 m 2 / unit
asumsi
2 unit
48,00 m 2.
R tunggu
mgr.
R foto copy
SIRKULASI VERTIKAL 30 %
39 m 2.
TOTAL
172 m2.
Tabel 17. Fasilitas Karyawan Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) R personil mgr.
9,5 m2 / kmr
HPD
1 org
9,50 m 2.
R training
0,04 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,96 m 2.
R arsip
0,01 m2 / kmr
HPD
49 unit
0,49 m2.
R P3K
0,02 m2 / kmr
HPD
49 unit
0,98 m2.
R keamanan
0,02 m2 / kmr
HPD
49 unit
0,98 m 2.
Mushallah
0,8 m2 / kmr
HPD
49 unit
39,2 m2.
1,6 / org
HMC
49 unit
78,4 m 2.
Locker & toilet
0,36 m2 / kmr SIRKULASI 30 %
39,45 m 2.
129
TOTAL
170,95 m2.
Tabel 18 . Penunjang/Rekreasi Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Out bond
0,25 m2
Asumsi
50 unit
12,50 m 2.
Gudang
6 m2 / unit
Asumsi
2 unit
12,00 m 2.
Locker
2x0,36 m 2 / kmr
AD
25 unit
12,00 m 2.
0,27 m2 / kmr
AD
25 unit
6,75 m 2.
-
Asumsi
1unit
Swimpool Fitness centre
200 m 2
SIRKULASI 30 %
72,975 m 2.
TOTAL
316,225 m 2.
Tabel 19 . Purcashing Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) R Purchasing mgr.
9,5 m2 / kmr
TSS
1 org
9.,50 m 2.
Receiving area
0,03 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,47 m2.
R conpactor
0,04 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,96 m2.
R canwas
0,02 m2 / kmr
HMC
49 unit
0,98 m2.
General storage
0,4 m2 / kmr
HPD
49 unit
19,60 m 2.
Loading dock
0,07 m2 / kmr
HMC
49 unit
3,43 m2.
Tempat Sampah
0,04 m 2 / kmr
HPD
49 unit
1,96 m2.
SIRKULASI 30 %
11,67 m 2.
TOTAL
50,57 m2.
130
Tabel 20 . Food & Bavarage Arcade Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Restoran utama
0,8 m2 / kmr
HMC
49 unit
1,6 m2 / krs
39 krs 62,4 m2
Main kitchen
50% restoran
TSS
49 unit
31,2 m2
Food preparation
0,081 m 2 / kmr
HPD
49 unit
3,96 m2
Food bar
0,081 m 2 / kmr
HPD
49 unit
3,96 m2
0,7 m2 / kmr
TSS
49 unit
34 krs
Coffee shop
1,3 m2 / krs Bar + lounge
0,6 m2 / kmr
44,2 m2 TSS
49 unit
29,40 m 2
SIRKULASI 30 %
52,5 m 2
TOTAL
227,6 m 2
Tabel 21 . Laundry & Housekeeping Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) 9,5 m2 / kmr
TSS
1 org
9,50 m 2.
9,5 m2 / kmr
TSS
1 org
9,50 m 2.
R Chief laundry
9,5 m2 / kmr
TSS
1 org
9,50 m 2.
R laundry
0,7 m2 / kmr
TSS
49 unit
34.3 m2.
Valet laundry
0,03 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,47 m2.
Soiled linen
0,03 m2 / kmr
AD
49 unit
1,47m 2.
Linen storage
0,4 m2 / kmr
AD
49 unit
19,6 m2.
Uniform issue
0,09 m2 / kmr
HPD
49 unit
4,41 m2.
Lost & found
0,03 m2 / kmr
HPD
49 unit
1,47 m2.
Maid station
15 kmr / org
AD
49 unit
3 org
R housekeeping mgr. R Chief housekeeping
12 m2 / org
3 org
36,00 m 2.
131
General storage
0,4 m2 / kmr
HPD
49 unit
11,60 m 2.
Cold storage
0,14 m2 / kmr
HPD
49 unit
6,86 m2.
R control makanan
0,02 m2 / kmr
HPD
49 unit
0,98 m2.
R chief cook
9,5 m2 / kmr
HPD
1 org
9,50 m 2.
SIRKULASI 30 %
46,84 m 2.
TOTAL
203 m2
Tabel 22 . Mekanikal Elektrikal Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) R M&E manager
9,5 m2 / org
HPD
1 org
9,50 m 2.
R staff teknik
7,5 m2 / org
HPD
3 org
22,50 m 2.
R pompa
0,2 m2 / kmr
HPD
49 unit
9,80 m2.
R genset
0,09 m2 / kmr
TSS
49 unit
4,41 m2.
PLN &Trafo
0,18 m2 / kmr
HPD
49 unit
8,82 m2.
R control panel
0,09 m2 / kmr
HPD
49 unit
2,61 m2.
R bahan bakar
0,2 m2 / kmr
HPD
49 unit
9,80 m2.
SIRKULASI 30 %
20,23 m 2.
TOTAL
87,6 m2.
Tabel 23. Shopping Arcade Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Money changer
0,07 m2 / kmr
HPD
49 unit
3,43 m2.
Biro travel
0,19 m2 / kmr
HPD
49 unit
9,31 m2.
ATM
0,07 m2 / kmr
HPD
49 unit
3,43 m2.
Art shop
0,19 m2 / kmr
HPD
49 unit
9,31 m2.
SIRKULASI 30 %
7,64 m 2.
TOTAL
33,124 m 2.
132
Tabel 24. Spa Kebutuhan ruang
Standar
Sumber
Kapasitas
Besaran Ruang
(unit) Lobby
60 m 2
DM
50 org
60 m 2.
R Resepsionist
28 m2
DA
5 org
28 m 2.
R.Kasir
16 m2
DA
3 org
16 m 2.
R. Tunggu
45 m2
DM
15 org
45 m 2.
R.Konsultasi SPA
16 m2
DA
3 org
16 m 2.
R.Perawatan Pria
36 m2
DA
3 org
36 m 2
R.Perawatan Wanita
36 m2
DA
3 org
36 m 2
R.Perawatan Couple
40 m2
DA
2 org
40 m 2
R.Sauna Pria
28 m2
DM
4 org
28 m 2
R.Sauna Wanita
28 m2
DM
4 org
28 m 2
Whirpool Pria
16 m2
DM
4 org
16 m 2
Whirpool wanita
16 m2
DM
4 org
16 m 2
R.Manicure dan
26,25 m 2
DM
5 org
26,25 m 2
26,25 m 2
DM
5 org
26,25 m 2
R.Ganti dan Loker Pria
15 m2
DA
3 org
15 m 2
R.Ganti dan Loker
15 m2
DA
3 org
15 m 2
R.Bilas Pria
9 m2
DA
3 org
9 m2
R.Bilas Wanita
9 m2
DA
3 org
9 m2
Toilet Pria
6 m2
DA
2 org
6 m2
Toilet Wanita
6 m2
DA
2 org
6 m2
Pedicure R.Relaksasi
Wanita
SIRKULASI 30 %
143,25 m 2.
TOTAL
620,75 m2.
133
Jadi luas keseluruhan bangunan adalah : a) Penerimaan dan registrasi tamu
:
141,28 m2
b) Ruang Akomodasi
:
4.614,62 m2
c) Area administrasi
:
172 m2
d) Shopping Arcade
:
33,124 m2
e) Penunjang/Rekreasi
:
316,225 m2
f)
:
50,57 m2
g) Food and beverage outlet
:
227,6 m2
h) Laundry and housekeeping
:
203 m2
i)
Mekanikal elektrikal
:
87,6 m2.
j)
Fasilitas karyawan
:
170,95 m2
k)
SPA
:
620,75 m2
:
6.637,719 m2
Purchasing
TOTAL
Luas lahan
= ± 4ha = 40.000 m2
Building Coverage Ratio
Luas area terbangun
= 40.000x 30 % = 12.0000 m2
Luas area tidak terbangun
= 40.000 x 70% = 28.000 m2
C. Konsep Dasar Perancangan Fisik Bangunan 1. Penampilan Bangunan
Penampilan bangunan merupakan visualisasi tiga dimensional yang dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dikenali dan mempunyai ciri khas tersendiri di lingkungannya serta mampu menarik wisatawan sebagai tempat akomodasi.
134
Unit bangunan hunian yang keseluruhannya berupa cottage nantinya akan didesain dengan mengadaptasi dari huruf segi empat yaitu sulapaq eppa. Sulapaq eppa adalah istilah huruf segi empat yang diperkenalkan
oleh matullada , menurutnya aksara lontaraq pada awalnya berpangkal
pada
kepercayaan
orang
bugis/Makassar
yang
memandang alam ini terdiri atas sulapaq eppa wolasuji (segi empat/ belah ketupat). Secara makro, sarwa alam semesta adalah satu kesatuan yang dinyatakan dalam simbol Sa (s) yang berarti (tunggal atau esa). Demikian juga secara mikro manusia merupakan satu kesatuan
dalam
wujud
sulapaq
eppa
(segi
empat),
yang
mewujudkan kepala di bagian atas, kanan kiri adalah tangan dan di bawah adalah kaki. Akan tetapi akan terjadi transformasi pada peralihan fungsi ruang dan bahan bangunan yang akan digunakan akibat adanya dinamika luar (alam lingkungan/ ekologi) serta di dalamnya (manusia). Memanfaatkan bahan yang tersedia seperti prinsip arsitektur ekologi, agar terciptanya keselarasan antara tapak dan fisik bangunan dan tak lepas dari rasa menghargai alam sekitar.
Gambar 31. Mikro Manusia dan Makro Kosmos Masyarakat Bugis Makassar Sumber : Penulis
135
2. Struktur Bangunan
Pada struktur resor akan memakai sistem sutruktur rangka rumah tradisional Bugis dengan elemen utama adalah tiang-tiang vertikal yang disebut Aliri dan balok-balok horizontal yang disebut Arateng, Bareq, Pattolo riawa, dan Pattolo riase. Baik tiang maupun balok merupakan kayu utuh (tidak disambung). Tiang-tiang dab balok dirangkai dengan cara lubang dan pasak.
Gambar 32. Konsep Struktur Sumber : Penulis
Elemen struktur utama terdiri atas: a) Aliri (tiang); berfungsi memikul seluruh beban bangunan. Profil tiang adalah bundar atau persegi dengan ukuran diameter yang bervariasi, berkisar 25-40cm. b) Arateng; balok utama bawah yang berfungsi memikul beban lantai badan rumah. Balok berbentuk pipih dan panjang.
136
c) Bareq; adalah balok utama atas yang berfungsi memikul lantai rakkkeang. d) Pattolo riase; adalah balok utama pengikat bagian atas deretan tiang searah lebar badan rumah. Panjangnya lebih dari pada lebar badan rumah. Pattolo riawa; adalah balok utama yang mengikat bagian bawah deretan tiang searah badan rumah. D. Konsep Dasar Perancangan Sistem Pengkondisian Bangunan 1. Penghawaaan Alami
Gambar 33. Penghawaan Alami Sumber : Penulis 2. Penghawaan Buatan
Gambar 34. Penghawaan Buatan dengan Ac split Sumber : http://2.bp.blogspot.com
137
2. Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan dibedakan atas dua jenis, yaitu: a. Pencahayaan Alami
Bersumber dari sinar matahari, otensi cahaya yang dapat dimanfaatkan
semaksimal
mungkin
dengan
tujuan
penghematan listrik, akan tetapi karena sinar matahari yang mengandung ultraviolet dapat menimbulkan panas dan silau sehingga perlu mempertimbangkan: 1) Menghindarkan cahaya dari sinar matahari langsung 2) Posisi atau letak ruang terhadap orientasi matahari
Gambar 35. Pencahayaan Alami Sumber : Penulis
b. Pencahayaan Buatan
Sumber pencahayaan buatan yang sering digunakan adalah penggunaan lampu bohlam, baik pijar maupun tl. Penggunaan cahaya buatan dilakukan pada ruang yang kemungkinan tidak
138
mendapat cahaya alami serta tututan fungsi ruang yang harus tertutup.
3. Konsep Utilitas Bangunan a. Listrik
Gambar 36. aliran lisrtik dari genset ke rumah Sumber : http://kompiancur.blogspot.com
Gambar 37. Bagan distirbusi listrik dari solar panel Sumber : http://kompiancur.blogspot.com 139
B. Komunikasi
Skema 16. Alur Komunikasi
C. Air bersih
Gambar 38. Distribusi air bersih ke rumah-rumah Sumber. http://yudirachman.blogspot.com
140
Skema 17. Pengolahan Air Dengan Reverse Osmosis Sumber :http://www.kelair.bppt.go.id
Skema 18 . Hasil olahan STP
141
Skema 19. Distribusi air hasil osmosis.
a. Distribusi disposal cair dan padat
Disposal cair maupun padat adalah limbah yang harus dibuang tetapi tidak untuk dibuang ke laut maupun di sungai tetapi limbah tersebut dapat diolah melaui STP ( Sewage Treatment Plant). STP ( Sewage Treatment Plant ) ialah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air bersih yang sudah layak untuk digunakan lagi( bukan untuk diminum ) atau dialirkan ke saluran pembuangan kota / sungai. Hasil-hasil buangan dari Sewage Treatment Plant seperti minyak dan lemak dari buangan dapur harus dipisahkan dahulu minyak dan lemaknya dari air sebelum masuk ke bak bak pengolahan, sedangkan Hasil dari buangan WC atau Toilet diperlukan penghancur untuk benda benda kasar dan kemudian disaring, baru hasil buangan tersebut masuk ke dalam bak-bak pengolahan sehingga effluent dari prosess pengolahan sewage ini dapat dibuang ke saluran kota dengan kualitas yang disyaratkan, bahkan dapat di recycling untuk penyiraman tanaman.
142
Gambar 38. Pengolahan limbah pada STP Sumber : http://septictank-02150510802.blogspot.com 4. Sistem Pengolahan Sampah
Skema 20. Sistem Pembuangan sampah
143
6. Sistem pengamanan kebakaran
Skema 21. penanganan terhadap kebakaran
144