PENYAKIT BUSUK BUAH ( Gloeosporium gloeosporides) PADA APEL
DISUSUN OLEH GERALD KEVIN B.H
135040200111226
ADLU FAHIR
135040201111249
MIFTACHUL FITRIYAH 135040200111059 ERI WIDIYANTI
135040201111050
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016
Gejala Penyakit Busuk Buah Apel (Gloeosporium gloeosporides) Pada buah di bawah kulit terdapat bagian yang warnanya berubah menjadi coklat muda. Bagian ini melebar dan pusatnya mengendap, sehingga mirip dengan kerucut. Infeksi yang terjadi di kebun menjelang buah dipetik dapat berkembang terus selama buah diangkut dan disimpan sebagai penyakit pascapanen. Penyakit dapat menyerang batang juga dan menyebabkan terjadinya kanker yang jorong dan mengendap (Pathak,1976) Penyebab Penyakit Busuk Apel (Gloeosporium gloeosporides) Busuk buah pada apel termaksud antraknos yang disebabkan oleh jamur Gloeosporium gloeosporides dan juga Gloeosporium fructigenum Berk., yang juga dikenal sebagai Gloeosporium cingulatum Atk., dan teleomorfnya disebut Glomerella cingulata (Ston) Spauld. Et Schrenk. Ukuran aservulus tidak menentu, kadang-kadang sampai bergaris tengah 50 nm. Konidium seperti tabung dengan ujung-ujung tumpul, kadang-kadang berbentuk bulat telur dengan ujung yang membulat, dengan pangkal yang agak mendatar, hialin, bersel 1, berukuran 9-24 x 3-6nm (Holliday,1980) Daur penyakit Busuk Buah Apel (Gloeosporium gloeosporides) Kanker pada batang, kayu-kayu mati dan mummi buah dapat bertindak sebagai sumber infeksi. Konidium terutama dipencarkan oleh air hujan yang memercik. Tetapi disamping itu dapat juga dipencarkan oleh serangga atau burung , dan dalam keadaan kering juga dipencarkan oleh angin. Jamur dapat mengadakan infeksi langsung dengan menembuh kutikula setelah pembentukan apresorium. Meskipun demikian, jamur sering mengadakan infeksi melalui lentisel (lihat Pathak,1976). Menurut Suharto et al. (1985) jeruk,pisang,buncis,cabai, dan apokat dapat menjadi tumbuhan inang bagi G.fructigenum. Pengendalian Hayati pada busuk buah ( Gloeosporium Sp) Pengendalian biologi (hayati) menunjukkan alternatif
pengedalian yang dapat
dilakukan tanpa harus memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan dan sekitarnya, salah satunya adalah dengan pemanfaatan agens hayati seperti virus, jamur atau cendawan, bakteri atau aktiomisetes. Beberapa jamur atau cendawan mempunyai potensi sebagai agens
hayati dari dari jamur patogenik diantaranya adalah Trichoderma spp.(Baker dan Cook,1983 dalam Tindaon, 2008). Jamur Trichoderma spp.digunakan sebagai jamur atau cendawan antagonis
yang
mampu
menghambat
perkembangan
patogen
melalui
proses
mikroparasitisme,antibiosis, dan kompetisi (Mukerji dan Garg, 1988 dalam Rifai, et. al.,1996). Potensi jamur Trichoderma spp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma spp. juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur
Trichoderma spp.
pada
pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh. Trichoderma spp.adalah jenis cendawan yang tersebar luas di tanah, dan mempunyai sifat mikoparasitik. Mikoparasitik adalah kemampuan untuk menjadi parasit cendawan lain. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai biokontrol terhadap jenis-jenis cendawan fitopatogen. Beberapa cendawan fitopatogen penting yang dapat dikendalikan oleh Trichoderma spp.antara lain: Rhizoctonia solani, Fusarium spp, Lentinus lepidus, Phytium spp, Botrytis cinerea, Gloeosporium gloeosporoides, Rigidoporus lignosusdan Sclerotium roflsii yang menyerang tanaman jagung, kedelai, kentang, tomat, dan kacang buncis, kubis, cucumber, kapas, kacang tanah, pohon buah- buahan, semak dan tanaman hias (Wahyudi, 2002 dalam Tindaon, 2008). Sehingga dari hal ini termasuk didalamnya pengendalian penyakit busuk buah pada apel (Gloeosporium Sp) juga bisa dilakukan degan pemanfaatan agen antagonis Trichoderma spp. Talanca, dkk., (1998) dengan mengutip beberapa penulis lain memberikan penjelasan bahwa kemampuan antagonis Trichoderma spp.berhubungan dengan mekanisme-mekanisme berikut : a. Trichoderma spp.mengeluarkan toksin yang menyebabkan terlambatnya pertumbuhan bahkan mematikan inangnya b. Trichoderma spp.menghasilkan enzim hidrolitik -1,3 glukanase, kitinase dan selulase. Pengendalian Secara Kultur Teknis
Pengendalian Gloeosporium sp secara kultur teknis dapat dilakukan antara lain dengan memetik buah apel tidak terlalu masak. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman apel menggunakan varietas yang tahan penyakit Gloeosporium sp, yaitu varietas Manalagi. Hal lain yang dapat dilakukan ialah dengan mengatur kelembaban kebun dengan melakukan pemangkasan untuk perbaikan sirkulasi udara.
DAFTAR PUSTAKA Holliday, P. (1980), Fungus Dieases of Tropical Crops. Cambridge Univ. Press, Cambridge, 607 p. Pathak, V.N (1976), Dieases of fruit Crops. Dept. Primary Indust, Queensland, 114 p. Rifai, M., Mujim, S., dan Aeny, T.N., 1996. Pengaruh Lama Investasi Trichoderma viride Terhadap Intensitas Serangan Pythium sp. Pada Kedelai. Jurnal Penelitian Pertama VII : 8 : 20-25 Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Suharto, M.Y., Eko R. Murwani dan Ir. Sastrahidayat (1985), Kepekaan buah apel dan inang lain terhadap jamur Gloeosporium fructigenum Berk. Kongr. Nas. VIII PFI, Cibubur, Jakarta, Okt. 1985: 113-114. Swastika, I. W. 2014. Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt) Utama Pada Tanaman Mangga (Mangifera Indica) Dan Pengendaliannya Di Kota Denpasar. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kota Denpasar Talanca, A.H. Soenartiningsih dan Wakman, W., 1998. Daya Hambat Jamur Trichoderma spp..pada Beberapa Jenis Jamur Patogen. Risalah Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan XI PEI,PFI dan HPTI Sul-sel, Maros 5 Desember 1998 Hal 317-322. Tandion, H., 2008. Pengaruh Jamur Antagonis Trichoderma harzianum dan Pupuk Organik Untuk Mengendalikan Patogen Tular Tanah Sclerotium roflsii Sacc. Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) di Rumah Kasa. http://repository.usu.ac.id.pdfAkses 10 Agustus 2010