TEUKU ZULFIKAR Bag/SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Sub Divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas FK Unsyiah-RSUDZA
Anatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafas
Anatomi Pleura
Anatomi Pleura
Pengertian dispnea
Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan bernapas yang bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda intensitinya
Merupakan hasil interaksi berbagai faktor fisiologi, faktor fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologi dan perilaku sekunder
Pengertian dispnea
Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan bernapas yang bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda intensitinya
Merupakan hasil interaksi berbagai faktor fisiologi, faktor fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologi dan perilaku sekunder
Comroe (1996)
“…bukan takipnea, bukan hiperkapnea dan bukan hiperventilasi tapi pernapasan yang sulit, sejenis seje nis pernapasan yang tidak menyenangkan maupun menyakitkan
Pengertian awam
Dispnea/breathlessness/sesak napas
Tidak bisa menghirup cukup udara Udara tidak masuk sempurna Rasa penuh di dada Dada terasa berat, sempit
Pengertian awam
Dispnea/breathlessness/sesak napas
Tidak bisa menghirup cukup udara Udara tidak masuk sempurna Rasa penuh di dada Dada terasa berat, sempit Rasa tercekik Napas pendek Napas berat
Pembagian dispnea
Dispnea akut
Sesak napas yang berlangsung kurang dari 1 bulan
Dispnea kronik
Sesak napas yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Pembagian dispnea
Dispnea akut
Sesak napas yang berlangsung kurang dari 1 bulan
Dispnea kronik
Sesak napas yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Mekanisme dispnea
Sensasi dispnea berawal dari aktivasi sistem sensorik yeng terlibat dalam sistem respirasi.
Informasi sensorik sampai pada pusat oernapasan di otak dan memproses respiratory-related signals
Mekanisme dispnea
Sensasi dispnea berawal dari aktivasi sistem sensorik yeng terlibat dalam sistem respirasi.
Informasi sensorik sampai pada pusat oernapasan di otak dan memproses respiratory-related signals dan menhasilkan pengaruh kognitif, kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi dispnea
Efferent and Afferent Signals That Contribute to the Sensation of Dyspnea
Efferent and Afferent Signals That Contribute to the Sensation of Dyspnea
N Eng Med Journal 1995; 223: 1547-53
Reseptor pada sistem respirasi
Kemoreseptor
Hiperkapnia Hipoksia
Mekanoreseptor
Saluran napas atas
Reseptor pada sistem respirasi
Kemoreseptor
Hiperkapnia Hipoksia
Mekanoreseptor
Saluran napas atas Reseptor di paru Reseptor di dinding dada
Afferent
mismatch
Cortical areas involved in the perception of dyspnea
Cortical areas involved in the perception of dyspnea
von Leupoldt, A. et al. Chest 2005;128:345-354
Penilaian terhadap sesak napas (dispnea) Kuesioner skala dispnea
Borg Scale American Thoracic Society Scale
Penilaian terhadap sesak napas (dispnea) Kuesioner skala dispnea
Borg Scale American Thoracic Society Scale St George Respiratory Questionaire (SGRQ) Visual Analogue Scale for dyspnea
Skala sesak napas American Thoracic Society (ATS) Deskripsi
Nilai
Derajat
Tak terganggu oleh sesak saat bergegas waktu jalan atau sedikit mendaki
0
-
Terganggu oleh sesak saat bergegas waktu berjalan atau sedikit mendaki
1
Ringan
Jalan lebih lambat dibanding orang seumur krn
2
Sedang
Skala sesak napas American Thoracic Society (ATS) Deskripsi
Nilai
Derajat
Tak terganggu oleh sesak saat bergegas waktu jalan atau sedikit mendaki
0
-
Terganggu oleh sesak saat bergegas waktu berjalan atau sedikit mendaki
1
Ringan
Jalan lebih lambat dibanding orang seumur krn sesak atau harus berhenti utk bernapas saat jalan biasa
2
Sedang
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 yard / setelah berjalan beberapa menit pada ketinggian tetap
3
Berat
Teralmpau sesak untuk keluar rumah / sesak saat berpakaian atau melepas pakaian
4
Sangat berat
Organ dan sistem organ terkait dengan dispnea
Sistem respirasi Sistem neuromuskular Sistem kardiovaskular Sistem hematologi Sistem ginjal / metabolik
Organ dan sistem organ terkait dengan dispnea
Sistem respirasi Sistem neuromuskular Sistem kardiovaskular Sistem hematologi Sistem ginjal / metabolik Sistem endokrin Intoksikasi Psikogenik Obesiti
Kategori fisiologik penyakit penyebab dispnea Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi Kelemahan pompa napas (respiratory pump) 3. Peningkatan respiratory drive 4. Ventilasi rugi (wasted ventilation) 1. 2.
Kategori fisiologik penyakit penyebab dispnea Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi Kelemahan pompa napas (respiratory pump) 3. Peningkatan respiratory drive 4. Ventilasi rugi (wasted ventilation) 5. Disfungsi psikologik 1. 2.
Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi
Obstruksi aliran napas (sentral atau perifer) Asma, PPOK Tumor endobronkial Stenosis trakea / laring
Gangguan pengembangan paru (stiff lung)
Interstitial fibrosis Gagal jantung kiri
Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi
Obstruksi aliran napas (sentral atau perifer) Asma, PPOK Tumor endobronkial Stenosis trakea / laring
Gangguan pengembangan paru (stiff lung)
Interstitial fibrosis Gagal jantung kiri Tumor linfangitik
Gangguan pengembangan dinding dada atau diafragma
Penebalan pleura, kifoskoliosis, obesiti, masa intraabdomen, kehamilan
Kelemahan pompa napas (respiratory pump)
Absolut
Riwayat poliomielitis Penyakit neuromuskular (Sindrom Guillain Barre, muscular dystrophy, SLE, hipertiroidisme)
Kelemahan pompa napas (respiratory pump)
Absolut
Riwayat poliomielitis Penyakit neuromuskular (Sindrom Guillain Barre, muscular dystrophy, SLE, hipertiroidisme)
Relatif
Hiperinflasi Efusi pleura Pneumotoraks
Peningkatan respiratory drive
Hipoksemia
Asidosis
metabolik
Penyakit ginjal Anemia, hemoglobinopati Penurunan curah jantung
Peningkatan respiratory drive
Hipoksemia
Asidosis
metabolik
Penyakit ginjal Anemia, hemoglobinopati Penurunan curah jantung
Stimulasi reseptor intrapulmoner
Infiltrative lung disease, hipertensi pulmoner, edem paru
Ventilasi rugi (wasted ventilation)
Destruksi kapiler
Misal pada emfisema, interstitial lung disease
Obstruksi pembuluh darah besar
Misal emboli paru, vaskulitis pulmoner
Ventilasi rugi (wasted ventilation)
Destruksi kapiler
Misal pada emfisema, interstitial lung disease
Obstruksi pembuluh darah besar
Misal emboli paru, vaskulitis pulmoner
Disfungsi psikologik Somatisasi Ansietas Depresi
Disfungsi psikologik Somatisasi Ansietas Depresi
Diagnosis banding dispnea akut
Cardiac: congestive heart failure, coronary artery disease, arrhythmia,pericarditis, acute myocardial infarction, anemia
Pulmonary : chronic obstructive pulmonary disease, asthma, pneumonia,pneumothorax, pulmonary embolism, pleural effusion, metastatic disease, pulmonary edema, gastroesophageal reflux disease with aspiration, restrictive lung disease
Psychogenic: panic attacks, hyperventilation, pain, anxiety
Upper airway obstruction: epiglottitis, foreign body, croup, Epstein-Barr virus
Diagnosis banding dispnea akut
Cardiac: congestive heart failure, coronary artery disease, arrhythmia,pericarditis, acute myocardial infarction, anemia
Pulmonary : chronic obstructive pulmonary disease, asthma, pneumonia,pneumothorax, pulmonary embolism, pleural effusion, metastatic disease, pulmonary edema, gastroesophageal reflux disease with aspiration, restrictive lung disease
Psychogenic: panic attacks, hyperventilation, pain, anxiety
Upper airway obstruction: epiglottitis, foreign body, croup, Epstein-Barr virus
Endocrine: metabolic acidosis, medications
Central: neuromuscular disorders, pain, aspirin overdose
Pediatric: bronchiolitis, croup, epiglottitis, foreign body aspiration, myocarditis
Diagnosis banding dispnea kronik
Cardiac Congestive heart failure Coronary artery disease Cardiac arrhythmias Pericardial disease Valvular heart disease
Pulmonary
Diagnosis banding dispnea kronik
Cardiac Congestive heart failure Coronary artery disease Cardiac arrhythmias Pericardial disease Valvular heart disease
Pulmonary Chronic obstructive pulmonary disease Asthma Interstitial lung disease Pleural effusion Malignancy (primary or metastatic) Bronchiectasis
Diagnosis banding dispnea kronik
Noncardiac or nonpulmonary (less common)
Thromboembolic disease Psychogenic causes (GAD, PTSD, panic disorders) Deconditioning Pulmonary hypertension Obesity (massive) Severe anemia Gastroesophageal reflux disease Metabolic conditions (acidosis, uremia)
Diagnosis banding dispnea kronik
Noncardiac or nonpulmonary (less common)
Thromboembolic disease Psychogenic causes (GAD, PTSD, panic disorders) Deconditioning Pulmonary hypertension Obesity (massive) Severe anemia Gastroesophageal reflux disease Metabolic conditions (acidosis, uremia) Liver cirrhosis Thyroid disease Neuromuscular disorders (myasthenia gravis, amyotrophic lateral sclerosis) Chest wall deformities (kyphoscoliosis) Upper airway obstruction (laryngeal disease,tracheal stenosis)
Gawat nafas dapat diakibatkan oleh berbagai penyebab, dimana ditemukannya nafas yang pendek, kesulitan dalam inspirasi, bahkan dimana seseorang merasa kehabisan udara.
Petugas medis harus melakukan tindakan cepat dan tepat untuk mengatasi
Gawat nafas dapat diakibatkan oleh berbagai penyebab, dimana ditemukannya nafas yang pendek, kesulitan dalam inspirasi, bahkan dimana seseorang merasa kehabisan udara.
Petugas medis harus melakukan tindakan cepat dan tepat untuk mengatasi kegawatdaruratan nafas tersebut sebelum pasien mengalami jatuh ke tahap gagal nafas (apneu).
Tanda Gawat nafas
Sesak nafas, nafas tidak teratur, Frekuensi meningkat
Didapatkan suara nafas tambahan wheezing, rhonki.
Didapatkan gurgling
Sianosis perifer dan central
Nyeri
dada yang dirasakan cukup hebat biasanya terjadi pada kasus trauma, emboli paru).
Menggunakan otot nafas
Tanda Gawat nafas
Sesak nafas, nafas tidak teratur, Frekuensi meningkat
Didapatkan suara nafas tambahan wheezing, rhonki.
Didapatkan gurgling
Sianosis perifer dan central
Nyeri
dada yang dirasakan cukup hebat biasanya terjadi pada kasus trauma, emboli paru).
Menggunakan otot nafas tambahan
Tanda Klinis Sianosis, stridar inspirasi,bradikapnea/ takipnea,Kussmaul,Cheyno-Stokes DJ < 60/m, Agitasi,stupar,koma Tanda Lab SaO2 < 92% APE < 150 l/m walaupun inhalasi berulang
Tanda Klinis Sianosis, stridar inspirasi,bradikapnea/ takipnea,Kussmaul,Cheyno-Stokes DJ < 60/m, Agitasi,stupar,koma Tanda Lab SaO2 < 92% APE < 150 l/m walaupun inhalasi berulang 2agonist EKG : blok A-V,peny-koroner akut
Asthma
Pulmonary Embolus
Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Asthma
Pulmonary Embolus
Ca. Pulmonary
Chronic Obstructive Pulmonary Disease
Pneumothoraks
Anatomi & FisiologiPleura Pleura-> suatu lapisan ganda terdiri sel-sel mesotelial, kapiler, limfe Pleura terdiri dari 1. Pleura parietal melapisi rongga dada
Anatomi & FisiologiPleura Pleura-> suatu lapisan ganda terdiri sel-sel mesotelial, kapiler, limfe Pleura terdiri dari 1. Pleura parietal melapisi rongga dada 2. Pleura visceral menyelubungi setiap paru
Pleura parietal memproduksi cairan 2400ml/hari dan diserap oleh pleura visceral dlm jumlah hampir sama Terdapat cairan 10-20ml dalam ruang pleura
Pleura parietal memproduksi cairan 2400ml/hari dan diserap oleh pleura visceral dlm jumlah hampir sama Terdapat cairan 10-20ml dalam ruang pleura Tebal rongga pleura antara kedua lapisan pleura 10-20 mikron Tekanan intrapleura normalnya selalu negatif mencegah kolaps paru
Penyakit Pleura Pneumotoraks Efusi
Pleura Hemotoraks Kilotoraks Fibrotorak
Penyakit Pleura Pneumotoraks Efusi
Pleura Hemotoraks Kilotoraks Fibrotorak Kalsifikasi Pleura Tumor pleura
Kegawatan PenyakitPleura Pneumotorak Tension Pneumotorak Efusi pleura masif
Kegawatan PenyakitPleura Pneumotorak Tension Pneumotorak Efusi pleura masif
Pneumotoraks Definisi Keadaan dimana terdapat udara bebas didalam rongga pleura
Klasifikasi 1. Pneumotoraks spontan • •
2. 3.
Primer Sekunder
Pneumotoraks traumatik Pneumotoraks iatrogenik
Pneumotoraks Definisi Keadaan dimana terdapat udara bebas didalam rongga pleura
Klasifikasi 1. Pneumotoraks spontan • •
2. 3. 4.
Primer Sekunder
Pneumotoraks traumatik Pneumotoraks iatrogenik Pneumotoraks katamenial
Berdasarkan jenis kebocoran Pneumotoraks tertutup 1. 2. Pneumotoraks terbuka 3. Pneumotoraks ventil
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas di dalam rongga pleura, yaitu rongga di antara pleura parietalis dan viseralis.
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas di dalam rongga pleura, yaitu rongga di antara pleura parietalis dan viseralis.
Pneumotoraks merupakan suatu kegawatan medik yang membutuhkan pengenalan dini dan penanganan secepatnya.
Patogenesis Ruptur bleb pelura di daerah apeks akan menyebabkan pneumotoraks spontan primer Robekan pleura viseral menyebabkan penumotoraks spontan
Patogenesis Ruptur bleb pelura di daerah apeks akan menyebabkan pneumotoraks spontan primer Robekan pleura viseral menyebabkan penumotoraks spontan sekunder Pneumotoraks traumatik dapat menyebabkan diseksi pohon trakeobronkial
Patofisiologi
karena terdapat udara bebas, maka tekanan di dalam rongga pleura meningkat menjadi lebih positif dari tekanan normal dan bahkan dapat melebihi tekanan atmosfir.
Akibat peningkatan tekanan di dalam rongga pleura, jaringan paru akan mengempis yang derajatnya tergantung pada besar kenaikan tekanan, pengembangan
Patofisiologi
karena terdapat udara bebas, maka tekanan di dalam rongga pleura meningkat menjadi lebih positif dari tekanan normal dan bahkan dapat melebihi tekanan atmosfir.
Akibat peningkatan tekanan di dalam rongga pleura, jaringan paru akan mengempis yang derajatnya tergantung pada besar kenaikan tekanan, pengembangan jaringan paru sisi yang sehat terganggu, dan mediastinum dengan semua isinya terdorong ke arah sisi sehat dengan segala akibatnya
Diagnosis ANAMNESIS Sesak napas tiba-tiba Nyeri dada yang menusuk (Pleuritic Pain) Batuk-batuk
Diagnosis ANAMNESIS Sesak napas tiba-tiba Nyeri dada yang menusuk (Pleuritic Pain) Batuk-batuk Perburukan gejala yang cepat (bila ventil) Riwayat trauma, penyakit paru / tindakan medis
Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita bernapas tersengal, pendekpendek, dengan mulut terbuka. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan. Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita bernapas tersengal, pendekpendek, dengan mulut terbuka. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan. Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien. Denyut jantung meningkat. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang. Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 510% pasien, biasanya pada jenis pneumotoraks spontan
primer.
DIAGNOSIS BANDING 1. Emfisema pulmonum 2. giant bullae 3. Kista paru 4. Infarkjantung 5. Infark paru
DIAGNOSIS BANDING 1. Emfisema pulmonum 2. giant bullae 3. Kista paru 4. Infarkjantung 5. Infark paru 6. Pleuritis 7. Abses paru dengan kavitas
Pemeriksaan Fisis Gejala ringan sampai berat, umpamanya : Gelisah Sesak
- kesadaran menurun
napas
Pemeriksaan Fisis Gejala ringan sampai berat, umpamanya : Gelisah Sesak
- kesadaran menurun
napas
Takikardi
sampai bradikardi
Paru
~ Inspeksi :
~ Palpipasi :
- statis : asimetris, bagian yang sakit cembung - dinamis : yang sakit tertinggal - sela iga melebar - fremitus lebih lemah
Paru
~ Inspeksi :
~ Palpipasi : ~ Perkusi : ~ Auskultasi :
- statis : asimetris, bagian yang sakit cembung - dinamis : yang sakit tertinggal - sela iga melebar - fremitus lebih lemah - hipersonor - pergeseran mediastinum - suara napas melemah - hilang
Inspeksi : Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding dada) Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
Inspeksi : Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi dinding dada) Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura tinggi Auskultasi : Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negatif
Emergency Penatalaksanaan
Pada kasus pneumothoraks langkah awal yang dilakukan adalah ABC Airway Menilai
bahwa jalan nafas bebas, tidak ditemukan adanya sumbatan, maupun lidah tidak jatuh ke belakang.
Breathing Menilai pasien dapat bernafas
spontan, kemudian menilai kualitas pernafasan
Emergency Penatalaksanaan
Pada kasus pneumothoraks langkah awal yang dilakukan adalah ABC Airway Menilai
bahwa jalan nafas bebas, tidak ditemukan adanya sumbatan, maupun lidah tidak jatuh ke belakang.
Breathing Menilai pasien dapat bernafas
spontan, kemudian menilai kualitas pernafasan Circulations Menilai pulsasi, akral hangat,
serta vena jugularis.
Foto toraks PA + lat :
~ Garis penguncupan paru (halus) ~ Paru kolaps ~ Bayangan radiolusen / avaskuler ~ Air-fluid level
Foto toraks PA + lat :
~ Garis penguncupan paru (halus) ~ Paru kolaps ~ Bayangan radiolusen / avaskuler ~ Air-fluid level ~ Pendorongan mediastinum CT Scanning ( jika diperlukan)
Tension Pneumotorak Complete rightsided pneumothorax
Shift of heart and trachea to left
Tension Pneumotorak Complete rightsided pneumothorax
Shift of heart and trachea to left
Lung is compressed against mediastinum
With person lying on their back, air in pleural space rises to top and displaces normal lung
With person lying on their back, air in pleural space rises to top and displaces normal lung
Penatalaksanaan Tension
Pneumotorak segera lakukan dekompresi dengan jarum,Mini WSD/Abbocath no 14 atau dengan WSD Pneumotoraks < 15% observasi Cari penyakit utama
Penatalaksanaan Tension
Pneumotorak segera lakukan dekompresi dengan jarum,Mini WSD/Abbocath no 14 atau dengan WSD Pneumotoraks < 15% observasi Cari penyakit utama
ALGORITMA PENANGANAN PNEUMOTORAKS GEJALA KLINIS PNEUMOTORAKS
DIAGNOSIS PASTI 1
PNEUMOTORAKS < 20 %
FOTO TORAKS
PNEUMOTORAKS > 20% 2 FOTO LATERAL DECUBITUS, FOTO PA BERDIRI,, CT SCAN (TERBAIK)
OBSERVASI
UDARA DIABSORBSI
PASIEN PULANG
DIAGNOSIS MASIH RAGU
PNEUMOTORAKS LUAS
KEJADIAN 1 DAN 2
terjadi
≥
IPSILATERAL PLEROSCOPY
ALGORITMA PENANGANAN PNEUMOTORAKS GEJALA KLINIS PNEUMOTORAKS
DIAGNOSIS PASTI 1
PNEUMOTORAKS < 20 %
FOTO TORAKS
DIAGNOSIS MASIH RAGU
PNEUMOTORAKS > 20% 2 FOTO LATERAL DECUBITUS, FOTO PA BERDIRI,, CT SCAN (TERBAIK)
OBSERVASI
UDARA DIABSORBSI
PASIEN PULANG
PNEUMOTORAKS LUAS
KEJADIAN 1 DAN 2
terjadi
≥
IPSILATERAL PLEROSCOPY
CHEST TUBE
PARU TIDAK MENGEMBANG > 10 HARI
PARU MENGEMBANG
CHEST TUBE DILEPAS
FOLLOW UP DENGAN FOTO TORAKS
PLEUROSCOPY
NORMAL
FIBROSIS PLEURA
BLEBS, FISTEL(-)
PERLENGKETAN
BLEPS KOLAPS PARU
BULLA,EMFISEMATOUS BESAR
LEPASKAN PERLENGKETAN
DEKORTIKASI
PLEUROSCOPY
NORMAL
FIBROSIS PLEURA
BLEBS, FISTEL(-)
PERLENGKETAN
BLEPS KOLAPS PARU
BULLA,EMFISEMATOUS BESAR
DEKORTIKASI
LEPASKAN PERLENGKETAN
TALCAGE TORAKOTOMI,,
RESEKSI SEBAGIAN
Contoh kasus
Seorang laki-laki umur 58 tahun dengan keluhan sesak napas tibatiba, sambil memegang dadanya sebelah kanan yang terasa nyeri, satu minggu yang lalu os juga mengeluh dada terasa sakit bila menarik napas dalam. 3 minggu sebelumnya os mengeluh batuk batuk , sputum hijau, demam naik turun, penurunan berat badan, nafsu makan menurun,keringat malam, os juga punya kebiasaan merokok kretek Dji Sam Soe 3 bungkus/hari selama 30 tahun (index bringhman berat). Pekerjaan os adalah petani. Pada vital sign : Respiratory Rate: 46x/menit( takipnea), Nadi :120x/menit (takikardi), Tekanan Darah: 130/80 mmHg, Suhu: 38,5 0 C. Pada pemeriksaan didapatkan muka pucat, jari tangan sianosis, hemitoraks kanan didapatkan inspeksi:
Contoh kasus
Seorang laki-laki umur 58 tahun dengan keluhan sesak napas tibatiba, sambil memegang dadanya sebelah kanan yang terasa nyeri, satu minggu yang lalu os juga mengeluh dada terasa sakit bila menarik napas dalam. 3 minggu sebelumnya os mengeluh batuk batuk , sputum hijau, demam naik turun, penurunan berat badan, nafsu makan menurun,keringat malam, os juga punya kebiasaan merokok kretek Dji Sam Soe 3 bungkus/hari selama 30 tahun (index bringhman berat). Pekerjaan os adalah petani. Pada vital sign : Respiratory Rate: 46x/menit( takipnea), Nadi :120x/menit (takikardi), Tekanan Darah: 130/80 mmHg, Suhu: 38,5 0 C. Pada pemeriksaan didapatkan muka pucat, jari tangan sianosis, hemitoraks kanan didapatkan inspeksi: dada tampak asimetris, gerakan napas tertinggal, Palpasi: fremitus melemah, perkusi: hipersonor l, auskultasi: vesikuler melemah, saturasi oksigen 94 %. Pada foto toraks didapatkan: gambaran Avaskular , jantung dan trakea terdorong ke kiri, emfisematous paru kiri serta infiltrat di apek paru kiri