BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakan Belakang g Masa Masalah lah Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern manusia tidak akan lepas dari fungsi normal system musculoskeletal. Salah satunya tulang yang merupakan alat alat gerak gerak utama utama pada pada manusi manusia, a, namun namun dari dari kelain kelainan an ataupun ataupun ketida ketidaksi ksipli plinan nan dari dari manusia itu sendiri patah tulang! fraktur adalah hilangnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra"an sendi, tulang ra"an epifisis baik yang bersifat total maupun partial . fraktur biasanya terjadi pada cruris, karena cruris sangat kurang di lindungi oleh jaringan lunak, sehingga mudah sekali mengalami kerusakan #asjad, $%%&!. Berbagai penelitian di 'ropa, Amerika Serikat, dan Australia menunjukkan bah"a resiko resiko terjadi terjadinya nya patah patah tulang tulang tidak tidak hanya hanya ditent ditentukan ukan oleh oleh densit densitas as massa massa tulang tulang melainkan juga oleh faktor-faktor lain yang berkaitan deng an kerapuhan fisik frailty! dan meningkatkannya resiko untuk jatuh. Sudoyo( )*$*!. +ematian dan kesakitan yang terjadi akibat patah tulang umumnya disebabkan oleh komplikasi akibat patah tulang tulang dan imobilisa imobilisasi si yang ditimbulkannya. ditimbulkannya. Beberapa dian dianta tara ra
komp kompli lika kasi si
ters terseb ebut ut
adal adalah ah
timb timbul ulny nyaa
diku dikubi bitu tuss
akib akibat at
tira tirah h
bari baring ng
berkepanjangan, perdarahan, trombosis ena dalam dan emboli paru infeksi pneumonia atau infeksi saluran kemih akibat tirah baring lama gangguan nutrisi dan sebagainya. Sudoyo( )*$*!. alaupun dalam kasus yang jarang terjadi kematian, namun bila tidak ditangani secara tepat atau cepat dapat menimbulkan komplikasi yang akan memperburuk keadaan penderita. Sehingga pera"at perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menangani pasien dengan den gan kasus kega"at daruratan fraktur.
B. /ujuan Makalah ini disusun dengan tujuan ( 0mum ( Mahasis"a mampu menerapkan konsep asuhan kepera"atan kega"at daruratan pada pasien dengan fraktur +husus( $. Mahasi Mahasis"a s"a mamp mampu u menjela menjelaska skan n konsep konsep fraktu fraktur r
). Mahasis"a mampu menjelaskan konsep metodologi asuhan kepera"atan kega"at daruratan pada pasien fraktur
BAB II KONSEP TEORI
A. Anatomi 1isiologi /ulang /ulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. #uang di tengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik, yang membentuk sel darah. /ulang juga merupakan tempat primer untuk meyimpan dan mengatur kalsium dan pospat. +omponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan jaringan organik kolagen, proteoglikan!. +alsium dan phospat membenuk suatu kristal garam hidroksiapatit!, yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 2* 3 dari osteoid adalah kolagen tipe $ yang kaku dan memberikan ketegaran tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat. 4ampir semua tulang berongga dibagian tengahnya. Struktur demikian memaksimalkan kekuatan struktural tulang dengan bahan yang relatif kecil atau ringan. +ekuatan tambahan diperoleh dari susunan kolagen danmineral dalam jaringan tulang. 5aringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lameral. /ulang yang berbentuk anyaman terlihat saat pertumbuhan cepat, seperti se"aktu perkembangan janin atau sesudah terjadinya patah tulang, selanjutnya keadaan ini akan diganti oleh tulang yang lebih de"asa yang berbentuk lameral. 6ada orang de"asa tulang anyaman ditemukan pada insersi ligamentum atau tendon. /umor sarkoma osteogenik terdiri dari tulang anyaman . tulang lameral terdapat seluruh tubuh orang de"asa.tulang lameral tersusun dari lempengan-lempengan yang sangat padat, dan bukan merupakan suatu massa kristal. 6ola susunan semacam ini melengkapi tulang dengan kekuatan yang besar. /ulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari 7 jenis sel( osteoblas, osteosid dan osteoklas. 8steoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe $ dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. +etika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. 8steosit adalah sel-sel tulang de"asa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimia"i melalui tulang yang padat.8steoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi.9itamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang. 9itamin D dalam jumlah besar dapat
menyebabkan absorbsi tulang seperti yang terlihat pada kadar hormon paratiroid yang tinggi. Bila tidak ada itamin D hormon paratiroid tidak akan menyebabkan absorbsi tulang. 9itamin D dalam jumlah yang sedikit membantu kalsifikasi tulang, antara lain dengan meningkatlan absorbsi kalsium dan fosfat oleh usus halus.6rice dan ilson( $%%:!
B. 6engertian 1raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa Brunner;Suddarth( )**)!. 1raktur adalah pemisahan atau patahnya tulang Doenges, $%%%!. 1raktur adalah terputusnya keutuhan tulang,
umumnya
akibat
trauma
/ambayong( )***!. 1raktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik 6rice, $%%:!. Sehingga dapat disimpulkan bah"a fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan trauma atau tenaga fisik dan menimbulkan nyeri serta gangguan fungsi.
<. 'tiologi 'tiologi dari fraktur menurut 6rice dan ilson $%%:! ada 7 yaitu( $.
D. Manifestasi +linis Adapun tanda dan gejala dari fraktur, sebagai berikut ( $. =yeri =yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai
fragmen
tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. ). 4ilangnya fungsi dan deformitas
Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah.
. +repitus Saat bagian tibia dan fibula diperiksa, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainya. :. 6embengkakan lokal dan 6erubahan "arna /erjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. /anda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.
'. +lasifikasi 1raktur $. Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar di bagi menjadi ) antara lain( a! 1raktur tertutup closed! Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih karena kulit masih utuh! tanpa komplikasi. 6ada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu( $! /ingkat * ( fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. )! /ingkat $ ( fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 7! /ingkat ) ( fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. >! /ingkat 7 (
Laserasi ) cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas. 7! Derajat @@@ Luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar. ). Menurut derajat kerusakan tulang dibagi menjadi ) yaitu( a! 6atah tulang lengkap . Menurut jumlah garis patahan ada 7 antara lain( a! 1raktur +omunitif ( fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. b! 1raktur Segmental( fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan. c! 1raktur Multiple ( fraktur diman garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. Mansjoer( )***!
1. 6atofisiologi 1raktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. /ertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit. Se"aktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. #eaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel- sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut aktiitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsidan sel- sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. @nsufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun jaringan otot. +omplikasi ini di namakan sindrom compartment Brunner dan Suddarth, )**)!. /rauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup. 1raktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan pembuluh darah Smelter dan Bare, )**$!. 6asien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain ( nyeri, iritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. +urang pera"atan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan kemampuan pra"atan diri. #eduksi terbuka dan fiksasi interna 8#@1! fragmen- fragmen tulang di pertahankan dengan pen, sekrup, plat, paku. =amun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. 6embedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi 6rice dan ilson( $%%:!.
E. +omplikasi +omplikasi fraktur menurut Smelter dan Bare )**$! antara lain( $. +omplikasi a"al fraktur antara lain( syok, sindrom emboli lemak, sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi, aaskuler nekrosis.
a! Syok Syok hipoolemik atau traumatic, akibat perdarahan banyak kehilangan darah eksternal maupun yang tidak kelihatan yang biasa menyebabkan penurunan oksigenasi! dan kehilangan cairan ekstra sel ke jaringan yang rusak, dapat terjadi pada fraktur ekstrimitas, thoraks, pelis dan ertebra. b! Sindrom emboli lemak 6ada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi stress pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan terjadinya globula lemak pada aliran darah. c! Sindroma +ompartement Sindrom kompartemen ditandai oleh kerusakan atau destruksi saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh pembengkakan dan edema di daerah fraktur. Dengan pembengkakan interstisial yang intens, tekanan pada pembuluh darah yang menyuplai daerah tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah tersebut kolaps. 4al ini menimbulkan hipoksia jaringan dan dapat menyebabkan kematian syaraf yang mempersyarafi daerah tersebut. Biasanya timbul nyeri hebat. @ndiidu mungkin tidak dapat menggerakkan jari tangan atau kakinya. Sindrom kompartemen biasanya terjadi pada ekstremitas yang memiliki restriksi olume yang ketat, seperti lengan.resiko terjadinya sinrome kompartemen paling besar apabila terjadi trauma otot dengan patah tulang karena pembengkakan yang terjadi akan hebat. 6emasangan gips pada ekstremitas yang fraktur yang terlalu dini atau terlalu ketat dapat menyebabkan peningkatan di kompartemen ekstremitas, dan hilangnya fungsi secara permanen atau hilangnya ekstremitas dapat terjadi.
splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. e! @nfeksi Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. 6ada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit superficial! dan masuk ke dalam. @ni biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. f! Aaskuler nekrosis Aaskuler nekrosis A9=! terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis tulang dan di a"ali ).
dengan adanya 9olkmanFs @schemia Smelter dan Bare, )**$!. +omplikasi dalam "aktu lama atau lanjut fraktur antara lain( mal union, delayed union, dan non union. a! Malunion Malunion dalam suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring.
rotasi dari fragmen-fragmen
tulang yang patah
kurang
diperhatikan. Akibatnya sesudah gibs dibung ternyata anggota tubuh bagian distal memutar ke dalam atau ke luar, dan penderita tidak dapat mempertahankan tubuhnya untuk berada dalam posisi netral. +omplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat se"aktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa a"al periode penyembuhan. Eibs yang menjadi longgar harus diganti seperlunya. 1ragmenfragmen tulang yang patah dn bergeser sesudah direduksi harus diketahui sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan radiografi serial. +eadaan ini harus dipulihkan kembali dengan reduksi berulang dan imobilisasi, atau mungkin juga dengan tindakan operasi. b! Delayed 0nion Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Delayed union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan "aktu yang
dibutuhkan tulang untuk menyambung. @ni disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang. c! =onunion =onunion merupakan kegagalan
fraktur berkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah C-% bulan. =onunion di tandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseuardoarthrosis. Banyak keadaan yang merupakan faktor predisposisi dari nonunion, diantaranya adalah reduksi yang tidak benar akan menyebabkan bagian-bagian tulang yang patah tetap tidak menyatu, imobilisasi yang kurang tepat baik dengan cara terbuka maupun tertutup, adanya interposisi jaringan lunak biasanya otot! diantara kedua fragmen tulang yang patah, cedera jaringan lunak yang sangat berat, infeksi, pola spesifik peredaran darah dimana tulang yang patah tersebut dapat merusak suplai darah ke satu atau lebih fragmen tulang.
4. 6enyembuhan 1raktur Akibat terjadinya keretakan atau patah tulang, tulang akan mengadakan adaptasi terhadap kondisi tersebut, diantaranya mengalami proses penyembuhan dan perbaikan tulang. 1aktor tersebut dapat diperbaiki terapi prosesnya agak lambat karena melibatkan pembentukan tulang baru. Ada lima stadium penyembuhan tulang Brunner ; suddarth ( )**)-))CC!, yaitu( $. @nflamasi /erjadui perdarahan dalam jaringan yang cedrea dan terjadi pembentukan hematom pada tempat patah tulang . ujung fragmen tulang mengalami deitalisasi karena terputusnya pasokan darah. /ahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengka kan dan nyeri. ). 6roliferasi Sel 6ada stadium initerjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum, endosteum,dan bone marro" yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan
terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang patah. 7. 6embentukan +allus 6ertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang ra"an tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. 1ragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus dan tulang ra"an. 6erlu "aktu 7 sampai > minggu agar tulang tergabung dalam tulang ra"an dan jaringan fibrus >. +onsolidasi Bila aktiitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis patah tulang, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. @ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk memba"a beban yang normal. :. Stadium Lima-#emodelling /ahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. #eomodeling memerlukan "aktu berbulan bulan sampai bertahun-tahun.
@. 6enatalaksanaan $. 6enatalaksanaan kedaruratan 1raktur biasanya menyertai trauma. 0ntuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas air"ay!, proses pernafasan breathing! dan sirkulasi circulation!, apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara terperinci. aktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di #S, mengingat golden period $-C jam. Bila lebih dari C jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap. +emudian lakukan foto radiologis. 6emasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto. Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila dicurigai adanya fraktur, penting untuk mengimobilisasi bagain tubuh segara sebelum pasien
dipindahkan. Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan diba"ah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Eerakan fragmen patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut. =yeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. 6embidaian yang memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang. Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. @mobilisasi tulang panjang ekstremitas ba"ah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang cedera. 6ada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau lengan ba"ah yang cedera digantung pada sling. 6eredaran di distal cedera harus dikaji untuk menntukan kecukupan perfusi jaringan perifer. 6ada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih steril! untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam. 5angan sekali-kali melakukan reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. 6asanglah bidai sesuai yang diterangkan diatas. 6ada bagian ga"at darurat, pasien diealuasi dengan lengkap. 6akaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi cedera. 6akaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. 'ktremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
). 6enatalaksanaan bedah ortopedi Banyak pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal harus menjalani pembedahan untuk mengoreksi masalahnya. Masalah yang dapat dikoreksi meliputi stabilisasi fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau nekrosis, gangguan peredaran darah mis sindrom komparteman!, adanya tumor. 6rpsedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi #eduksi /erbuka dengan 1iksasi @nterna atau disingkat 8#@1 8pen #eduction and 1iGation!. Berikut diba"ah ini jenis-jenis pembedahan ortoped dan indikasinya yang laim dilakukan (
a! #eduksi terbuka ( melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah b! 1iksasi interna ( stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku dan pin logam c! Eraft tulang ( penggantian jaringan tulang graft autolog maupun heterolog! untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yang berpenyakit. d! Amputasi ( penghilangan bagian tubuh e! Artroplasti ( memperbaiki masalah sendi dengan artroskop suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar! atau melalui pembedahan sendi terbuka f! Menisektomi ( eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak g! 6enggantian sendi ( penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetis h! 6enggantian sendi total ( penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendi dengan logam atau sintetis i! /ransfer tendo ( pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi j! 1asiotomi ( pemotongan fasia otot untuk menghilangkan konstriksi otot atau mengurangi kontraktur fasia. #amadhan( )**&!
7. /erapi Medis 6engobatan dan /erapi Medis a. 6emberian anti obat antiinflamasi seperti ibuprofen atau prednisone b. 8bat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut c. 8bat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot d. Bedrest, 1isioterapi #amadhan( )**&! >. 6rinsip > # pada 1raktur Menurut 6rice $%%:! konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada "aktu menangani fraktur yaitu ( rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. a! #ekognisi 6engenalan ! #i"ayat kecelakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.
b! #eduksi manipulasi? reposisi! #eduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. 0paya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimal. #eduksi fraktur dapat dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. #eduksi fraktur dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. 6ada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulai mengalami penyembuhan Mansjoer, )**)!. c! #etensi @mmobilisasi! 0paya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimal. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau di pertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. @mobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. @mplan logam dapat di gunakan untuk fiksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. 1iksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternal bars. /eknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan pelis Mansjoer, )***!. d! #ehabilitasi Mengembalikan aktifitas fungsional
semaksimal
mungkin
untuk
menghindari atropi atau kontraktur. Bila keadaan mmeungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan-latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi Mansjoer, )***!.
5. 6emeriksaan 6enunjang $. 6emeriksaan rongent( Menentukan lokasi atau luasnya fraktur atau trauma .
). Scan tulang, tomogram, scan ?M#@( Memperlihatkan fraktur( juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak. 7. 4itung Darah Lengkap( 4t mungkin meningkat hemokonsentrasi! atau menurun perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel!. 6eningkatan jumlah SD6 adalah respon stress normal setelah trauma. >. Arteriogram( dilakukan bila kerusakan askuler dicurigai. :. +reatinin( /rauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal. C. 6rofil +oagulasi ( 6erubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multipel, atau cedera hati. Dongoes( $%%%! ).) +onsep AS+'6 EAA/ DA#0#A/ 1#A+/0# A. 6engkajian $. 6engkajian primer a. Air"ay Adanya sumbatan?obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk b. Breathing +elemahan menelan? batuk?
melindungi
jalan
napas,
timbulnya
pernapasan yang sulit dan ? atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi ?aspirasi c.
c! #egion ( radiation, relief( apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. d! Seerity Scale! of 6ain( seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan
seberapa
jauh
kemampuan fungsinya. e! /ime( berapa lama nyeri
rasa
sakit
berlangsung,
mempengaruhi kapan,
apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. b. #i"ayat 6enyakit Sekarang 6engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. @ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain @gnataicius, Donna D, $%%:!. c. #i"ayat 6enyakit Dahulu 6ada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. 6enyakit penyakit
tertentu
seperti
kanker
tulang
dan
penyakit
pagetFs yang
menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang @gnataicius, Donna D, $%%:! d. #i"ayat 6enyakit +eluarga 6enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik @gnataicius, Donna D, $%%:!. e. #i"ayat 6sikososial Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat @gnataicius, Donna D, $%%:!.
f.
6emeriksaan 1isik $. Aktiitas?istirahat a! kehilangan fungsi pada bagian yang terkena b! +eterbatasan mobilitas ). Sirkulasi a! 4ipertensi kadang terlihat sebagai respon nyeri?ansietas! b! 4ipotensi respon terhadap kehilangan darah! c! /achikardi d! 6enurunan nadi pada bagiian distal yang cidera e! . +enyamanan a! nyeri tiba-tiba saat cidera b! spasme? kram otot :. +eamanan a! laserasi kulit b! perdarahan c! perubahan "arna d! pembengkakan local
B. Diagnosa +epera"atan dan @nterensi N
Diagnosa
O
Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil
=yeri berhubungan dengan spasme otot
Intervensi $.
Rasional
$.
•
dan kerusakan sekunder terhadap fraktur. BAB
@9
6'=0/06
A.
Simpulan
1raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan trauma atau tenaga fisik dan menimbulkan nyeri serta gangguan fungsi. 1raktur disebabkan oleh cidera, fraktur patologi, dan
fraktur beban. Secara umum fraktur dibedakan menjadi ) yaitu terbuka dan tertutup. Manifestasi klinis dari fraktur itu sendiri yaitu nyeri, hilangnya fungsi dan deformitas, pemendekan ekstremitas,
krepitus,
6embengkakan
lokal
dan
6erubahan
"arna.
6enatalaksanaan fraktur terdiri dari ># yaitu rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. Sementara diagnosa kepera"atan yang mungkin muncul pada pasien fraktur adalah( $. =yeri berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur. ). Eangguan mobilitas
fisik
berhubungan
dengan kerusakan
rangka
neuromuskuler.
7. Defisit pera"atan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak sekunder terhadap fraktur. >.
#esiko
:.
#esiko
tinggi tinggi
kerusakan infeksi
integritas
berhubungan
jaringan dengan
berhubungan
kerusakan
dengan
kulit,
trauma
fraktur. jaringan.
B.
Saran
alaupun dalam kasus fraktur jarang terjadi kematian, namun bila tidak ditangani secara tepat atau cepat dapat menimbulkan komplikasi yang akan memperburuk keadaan penderita. Sehingga pera"at perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menangani pasien dengan kasus kega"at daruratan fraktur. 6asien harus mendapatkan pertolongan sesegera mungkin. 0ntuk itu dibutuhkan pera"at yang tanggap dalam menangani pasien ga"at darurat, terutama dalam hal ini adalah pasien dengan kega"at daruratan sistem muskuloskeletal, fraktur.
DA1/A#
60S/A+A
Brunner ; Suddarth. )**). Buku Ajar +epera"atan medikal Bedah. 'disi & 9ol 7. 5akarta( 'E<
'liabeth
5.
)**%.
Buku
Saku
6atofisiologi
'd,
7.
5akarta(
'E<
'ditor, Aru Sudoyo dkk. )*$*. Buku Ajar @lmu 6enyakit Dalam 5ilid @ edisi 9. 5akarta( @nterna 6ublishing Dongoes, Marilynn '. $%%%. #encana Asuhan +epera"atan 'disi 7. 5akarta( 'E< 'ditor,
#.
Mansjoer,
Sjamsuhidajat. Arif.
)***.
)**>.
+apita
Buku Selekta
Ajar
@lmu
+edokteran.
Bedah, 5akarta(
'd.).
5akarta(
Media
'E<
Aesculapius
6erry, 6otter. )**:. Buku Ajar 1undamental +epera"atan. +onsep, 6roses dan 6raktik 'disi >
9ol.$.
5akarta(
'E<
6rice, Silia Anderson dan Lorraine M ilson. $%%:. 6atofisiologi. +onsep +linis 6roses-6roses penyakit
'disi
9ol.
).
5akarta(
'E<
6rice A S, ilson. )**C. 6atofisiologi. +onsep +linis 6roses-6roses penyakit 'disi 9ol. ). 5akarta( #amadhan.
'E< )**&.
+onsep
1raktur
6atah
/ulang.
http(??forbetterhealth."ordpress.com?)**&?$)?))?konsep-fraktur-patah-tulang? diakses tanggal 7* maret
)*$7
#asjad,
5an.
)***
.
6atofisiologi.
5akarta(
'E<
ilkinson M 5. )**2. Buku Saku Diagnosis +epera"atan dengan @nterensi =@< dan +triteria 4asil =8<. 5akarta( 'E<