I.
NAMA FORMULA Balsem
II. KOMPOSISI A. Formula Acuan Vaselin Putih
ad
1 ons
Lilin kuning
¼ ons
Minyak Permen
10 ml
Minyak Cengkeh
10 ml
Minyak Gandapura
10 ml
Menthol
10 gr
Champora
5 gr
B. Master Formula Lilin kuning
¼
Minyak Permen
10 ml
Minyak adas manis
10 ml
Minyak Gandapura
10 ml
Menthol
10 gr
Champora
5 gr
Vaselin Putih
ad
20 gr
1
FORMULA INDUK BALSEM
NO REG : QD151700021
RILEX BALM
Jumlah produksi
PT AKFARYAMASI
1 botol@20gram
MAKASSAR - INDONESIA TANGGAL FORMULA
NO
1
NAMA OBAT
VASELIN PUTIH
TANGGAL PRODUKSI
FUNGSI
ZAT
JUMLAH
JUMLAH
PERSATUAN
PERBATCH
13 G
26 G
5G
10 G
5.6 ml
11.2 ml
5.6 ml
11.2 ml
5.6 ml
11.2 ml
TAMBAHAN 2
LILIN KUNING
ZAT PENGERAS
3
MINYAK PERMEN
ZAT TAMBAHAN
4
5
MINYAK
ZAT
ADAS MANIS
TAMBAHAN
METIL SALISILAT
ZAT TAMBAHAN
6
MENTHOL
ANTIIRITAN
1 G
2 G
7
KAMFER
ANTIIRITAN
1 G
2 G
2
BAB I PENDAHULUAN I. TEORI RINGKAS Balsam adalah salah satu dari berbagai zat bergetah aromatik yang digunakan untuk penyembuhan dan menenangkan, diterapkan secara eksternal sebagai obat atau mengurangi iritasi. Manfaat balsam bagi masyarakat telah dikenal cukup lama, diantaranya ialah untuk mengobati masuk angin,nyeri perut atau mulas, baik pada orang dewasa maupun anak-anak dan bayi. Pada umumnya penanganan yang pertama dilakukan adalah dengan cara memborehkan minyak kayu putih, minyak urut atau balsam obat gosok pada bagian yang sakit. Pengertian atau definisi balsam obat gosok adalah suatu produk yang mirip dengan salep, bentuknya lembek, mudah dioleskan dan mengandung bahan aktif, digunakan sebagai obat luar yang berfungsi untuk melindungi atau melemaskan kulit dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri (Arif, 2006). Balsem merupakan produk kimia sederhana yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai obat gosok untuk menghangatkan bagian tubuh tertentudan sebagai obat penyembuh rasa gatal, apabila diperhatiakn dari zat pembentukannya, balsam tersusun dari banyak campuran terutama minyak. Minyak adalah lemak yang berupa cairan pada suhu kamar, umumnya berasal dari
3
perubahan dari banyak mengundang asam lemak tak jenuh (memiliki ikatan rangkap pada strukturnya). Minyak biasanya diperoleh dari hasil ekstraksi dan tambahan seperti misalnya minyak cengkeh diperoleh dari hasil destilasi pucuk kelimbung methae Piperatae mengandung kurang lebih dari 50% menthol. Semua minyak yang digunakan pada pembuatan balsam berfungsi untuk memberikan aroma dan rasa hangat. Lilin berfungsi sebagai bahan pemadat/pengental bersama vaselin dan kamfer sebagai pengawet. Adapun
pengaroma
yang
dinginkan/digunakan
dalam
pembuatan balsam salah satunya yaitu aroma oleum anisi. Salah satu cara membuat minyak lavender dengan metode infus, sebagai berikut : Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana dan ditambahkan dengan air. Alirkan uap air yang berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah. Dari kedua cara diatas pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan yaitu air dan minyak atsiri. Letak iyak atsiri dan
4
air yang tergantung pada berat bejananya. Jika Bj minyak atsiri lebih besar dari Bj air maka minyak atsiri berada dibawah dan sebaliknya. Kedua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat dikeringkan dengan menggunakan zat-zat pegering, contohnya Na2SO4 exicatus. Pengeringan sisa air ini perlu dilakukan sebab dengan adanya sisa air tersebut minyak atsiri cepat rusak atau menjadi tengik. Ila lapisan minyak atsiri dan air sukar dipisahkan dapat ditambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I.
URAIAN BAHAN a. VASELINUM ALBUM Nama Lain
: Vaselin Putih
Pemerian
: massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa di aduk berflorensasi lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau, hamper tidak berasa.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P; dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang berflorensasi lemah.
Khasiat
: zat tambahan.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
b. CERA FLAVA Nama Lain
: Malam kuning / lilin kuning
Pemerian
: Zat padat, coklat kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh, jika dingin, menjadi elastic, jika hangat dan bebas patahan buram dan berbutir-butir.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam
6
etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam eter P. Stabilitas
: jika dipanaskan di atas 150°c maka akan meleleh.
Inkompatibilitas : tidak kompetibel dengan zat pengoksidasi kuat. Khasiat
: sebagai pengeras
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
c. OLEUM MENTHAE PIPERATAE Nama Lain
: minyak permen
Pemerian
: cairan tidak berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan, bau aromatic, rasa pedas, dan hangat kemudian dingin.
Kelarutan
: dalam etanol larut dalam dan bagian volume etanol (70%) P, opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat dan opalesensi larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5ml perak nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml Natrium Klorida 0.02 N dan 50 ml.
Khasiat
: zat tambahan (penyegar), karminativa (untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh).
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
7
d. METHYL SALICYLAT Nama Lain
: Metil Salisilat
Pemerian
: cairan tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau khas dan rasa seperti gandapura, mendidih antara 219° dan 224° di sertai pelarutan.
Kelarutan
: sukar larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam asam asetat glacial.
Khasiat
: mengurangi pegal, keseleo, meredakan gigitan serangga.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
e. MENTHOL (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition : 433) Nama resmi
: MENTHOLUM
Nama lain
: mentol
Pemerian
: hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen ;
rasa panas dan aromatic di
ikuti rasa dingin. Kelarutan
: sukar larut dalam air, sangat mudah larut
8
dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P, mudah larut dalam paraffin cair P, dan dalam minyak atsiri. Kestabilan
: stabil dalam keadaan kedap udara dan sejuk
Inkompablitas
: terhadap hidrobutikloral, kloralhidrat, karomintrioksida,
B-naftol,
kalium
permanganate, fenol, pirogallol Khasiat
: korigen ; anti iritan
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi
: 0,05% - 10%
f. KAMFER (Farmakope Indonesia ed III, 1979 : 133, Martindale 36th editon : 2273 FI.ed IV hal 167, Martindalle hal 1665) Nama resmi
: CHAMPORA
Nama lain
: kamfer
Pemerian
: hablur putih, atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatic.
Kestabilan
:-
Inkompailitas
:-
9
Khasiat
: anti iritan
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
Konsentrasi
: 1 - 11%
g. OLEUM ANISI Nama lain
: Minyak adas manis
Nama tanaman asal
: Pimpinella anisum
Kegunaan
: Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas
Pemerian
: Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, membias cahaya dengan kuat, bau khas aromatic, rasa khas
agak
manis,
jika
sejuk
menghabur. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya jika menghablur sebelum digunakan harus dipanaskan hingga mencair.
10
ALASAN PENAMBAHAN BAHAN a. VASELIN PUTIH Vaselin kuning digunaka untuk formulasi farmasi. Penggunaan topical dan kosmetik sebagai dasar salep dengan sifat emolien. Vaselin juga banyak digunakan pada cream dan lotion selian itu dapat pula digunakan untuk menyerap eksudat luka. b. LILIN KUNING Lilin kuning digunakan dalma produk makanan kosmetik dan permen,
kegunaan
utamanya
yaitu
sebagai
formulasi
farmasi.
Penggunaan topical untuk mengeraskan formulasi salep dan cream pada konsentrasi 5-20%. Lilin kuning digunakan dalam emulis karna air akan menyatu. Pada minyak pada emulsi atau bertindak sebagai emulsifier sebagai polisim lilin kuning dapat bereaksi dalam zat aktif untuk melepaskan diri saat pertukaran ion terjadi dalam tubuh karena sifat yang dapat mengembalikan pelepasan zat aktif dalam sediaan dalam pemakaian lilin kuning hapir disetiap sediaan salut enteric. c. MINYAK PERMEN Minyak permen memiliki aroma yang khas yang memiliki efek hangat yang dapat menambah efektifitas sediaan sebagai salep untuk massage dan couthr iriten d. MINYAK GANDAPURA Gandapura dalam produk makanan tidak boleh digunakan berlebihan karena bersifat toksit. Persyaratan yang dianjurkan 0.04% atau untuk campur permen sekitar 0.2-0.5 mg/100mg. produk-produk
11
obat gosok, terutama untuk pegal-pegal dan rematik yang menggunakan bahan ini bisa digunakan sebagai insektisida atau insek, roppellent, metode ekstraksi, minyak ini berpengaruh terhadap rasa, aroma, kenampakan dan komposisi kimia dari produk berbeda dengan hasil yang menggunakan pelarut organik. e. MENTHOL Mentol secara luas digunakan dalam produk farmasi, permen, dan sebagai zat tambahan pewangi dalam produk perlengkapan mandi memeberikan sensasi dingin, sebagai zat tambaahn pemberi rasa mint, mentol
secara
alami
juga
memberikan
sensasi
dingin
yang
meneyegarkan untuk sediaan topical. Tidak seperti mentol yang memberikan efek dan fungsi yang sama, hanya saja memberikan efek samping yang panas. Digunakan dalam bentuk cairan dan di semprotkan ke media padat . digunakan untuk menambah kekencangan kulit dan juga mewangi-wangian. f.
KAMFER Paling banyak digunakan untuk daerah topical seperti pada produk hdesi laprab. Digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi gatal pada kulit. Secara topical kamfer berfungsi sebagai untuk meningkatkan aliran darah, menghilangkan rasa sakit dan mengurangi gatal pada kulit. Penggunaan secara topical juga dapat mengobati penyakit saluran pernafasan dan untuk penyakit gejala penyakit jantung dan mengobati luka bakar ringan.
12
g. Minyak Anisi Minyak adasmanis digunakan dalam formula balsam karena mengandung
anetol
untuk
memberikan
rasa
nyaman
(menenangkan) selain itu anetol juga berfungsi untuk menghalu serangga. Minyak adas manis juga memberikan rasa hangat jika digunakan dalam formula salep atau balsem.
13
BAB III METODE KERJA I.
PERHITUNGAN BAHAN
Formula Faselin alba ad
1
ons
Lilin kuning
¼
ons
M . permen
10 ml
M . lavender
10 ml
Metil salisilat
10 ml
Menthol
10 gram
Kamfer
5
gram
1. Lilin kuning
= 20/28 x 7gram
= 5 gram
2. M . permen
= 20/28 x 10 ml
= 5.6 ml
3. M . lavender
= 20/28 x 10 ml
= 5,6 ml
4. M. salisil
= 20/28 x 10 ml
= 5,6 ml
5. Menthol
= 5/100 x 5
=1 gram
6. Kamfer
= 5/100 x 5
= 1 gram
7. Vaselin
= 20 – (5 + 1+1 ) = 20 – 7 = 13
14
Untuk 2 botol
II.
1. Lilin kuning
=5x2
= 10 gram
2. M . permen
= 5,6 ml x 2 = 11,2 ml
3. M . lavender
= 5.6 ml x 2 = 11,2 ml
4. Metil salisilat
= 5,6 ml x 2
= 11,2 ml
5. Menthol
=1gx2
= 2 gram
6. Kamfer
=1gx2
= 2 gram
7. Vaselin albom
= 13 x 2
= 26 gram
Alat dan bahan II.1 Alat yang digunakan 1. Pipet 2. Gelas ukur 3. Batang pengaduk 4. Botol balsem II.2 Bahan yang digunakan 1. Vaselin 2. Lilin putih 3. Minyak papermint 4. Oleum anisi 5. Mintak gandapura 6. Menthol kristal 7. Kamfer kristal 15
III. Prosedur kerja : 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang vaselin sebanyak 5,83 lalu masukkan ke dalam botol 3. Ditimbang celaflava sebanyak 5 gram , lalu masukkan kedalam botol balsem , lalu lebur diatas water bagg , sesekali di aduk . 4. Diukur minyak permen sebanyak 5,6 ml , diukur minyak anisi sebanyak 5,6 ml . diukur m.salisilat sebnayak 5,6 ml lalu masukkan kedalam botol balsem yang masih dilebur 5. Ditimbang menthol dan kamfer , lalu masukkan kedalam botol yang masih dilebur dan sesekali di aduk 6. Di dingingkan balsem yang telah lebur kemudian dimasukkan kedalam wadah dan kemasan. 7. Di berikan etiket dan label.
16
BAB IV PEMBAHASAN
Salah satu produk berbasis minyak atsiri yang dibuat pada praktikum kali ini adalah balsam. Balsam merupakan produk aromatik yang bersifat sebagai obat luar atau salep yang dioleskan di kulit tubuh. Pembuatan balsam pada umumnya adalah proses pencampuran bahan-bahan dasar seperti vaseline dan lilin kuning. Vaselin digunakan sebagai basis salep dalam pembuatan balsam. Cera flava merupakan bahan tambahan untuk menghasilkan tekstur yang lebih keras sehingga memiliki bentuk yang stabil serta tidak encer. Praktikum ini menggunakan bahan berupa vaselin, cera flava,metil salisilat, menthol, serta champora ditambahkan pula minyak atsiri berupa minyak peppermint dan minyak anisi. Penambahan minyak atisri ini digunakan sebagai bahan aktif dalam balsam untuk memberikan efek setelah dioleskan dan aroma. Prinsip pembuatan balsam adalah pencampuran seluruh bahan aktif sehingga sekali dioleskan langsung terasa khasiatnya. Bahan aktif yang terkandung
dalam
balsam
harus
tercampur
seluruhnya.
Proses
pencampuran bahan dilakukan dengan proses pemanasan. Apabila proses pencampuran tidak berjalan dengan baik, maka akan dihasilkan balsem yang berbintik-bintik atau berbutir-butir.
17
BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Balsem merupakan senyawa organic yang dibuat dalam sediaan seperti salep yang digunakan unuk mencegah,mengobati dan meringankan suatu penyakit dengan prinsip pembuatannya menggunakan dasar salep yaitu vaselin dan cera juga ditambahkan kamfer dan mentol serta bahan pengaroma aromatik seperti mentae piperitae oil, minyak gandapura dan minyak anisi. V.2 SARAN Praktikum sudah dilakukan dengan cukup baik, kedepannya bisa ditambah produk-produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan minyak atsiri yang lain sehingga keterampilan mahasiswa tentang produk minyak atsiri semakin baik
18
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmaceutical Association. 2006.“ Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition”. London : The Pharmaceutical Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979.“ Farmakope Indonesia Edisi III”. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995.“ Farmakope Indonesia Edisi IV”. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
www.radenrendang.co.id/2010/10/percoban.membuat-balsem.html randitanjung.blogspot.com
19