Flotasi Dalam Pertambangan Pertambangan Flotasi adalah proses pengapungan. Di bidang metalurgi, flotasi atau lebih spesifik lagi flotasi buih adalah metode fisika kimia di mana partikel-partikel dari mineral yang berbeda dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan mengapungkan mineral tertentu ke permukaan air. Mekanisme flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa jenis partikel mudah basah (hydrophil) dan lainnya tidak demikian mudah (hidrofhob). Menurut sifat permukaannya, mineral dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : ). !idrofilik Mineral yang permukaannya mempunyai lapisan polar polar,, sehingga sukar dibasahi air, tetapi mudah melekat pada gelembung udara. "). !idrofobik Mineral yang permukaannya permukaannya mempunyai lapisan non polar , sehingga mudah dibasahi air, tetapi sukar melekat pada gelembung udara. #eterapungan #etera pungan (float ability) dari suatu mineral ditentukan dengan ke$enderungannya untuk menempel pada permukaan gelembung udara, dan hali ini dipengaruhi oleh sifat-sifat permukaan mineral. Dengan menggunakan berbagai reagent flotasi, sifat-sifat permukaan mineral dapat diubah dan dikendalikan. #euntungan dari proses flotasi antara lain adalah % •
•
•
!ampir semua bahan galian dapat dipisahkan dengan proses flotasi. &ifat permukaan dapat dikontrol dan diubah-ubah dengan reagent flotasi. &angat $o$ok digunakan untuk pemisahan mineral-mineral sulfida.
#erugian dari proses flotasi antara lain adalah % •
'iayanya mahal
•
Metodenya rumit, karena harus diapungkan
•
Dipengaruhi oleh slime
.
A.
SUDUT KONTAK
#ontak antara permukaan padatan dan gelembung udara di dalam air ditunjukkan pada gambar di bawah ini (permukaan padatan-udara dan padatan-air digambarkan di atas bidang yang sama). ada keadaan setimbang, tegangan antar muka pada titik kontak fase : *pu + *pa *ua $os *pu + tegangan antar muka padatanudara os + *pu / *pa *ua + tegangan antar muka udara-air *ua *pa + tegangan antar muka padatan-air + sudut kontak diukur melalui air. 0ika + 12 berarti permukaan partikel diselimuti air (hidrofobilik), + 312berarti udara menutupi partikel (hidrofilik). #enyataannya sudut kontak terbesar yang diketahui ialah 12. ada sistem flotasi sudut kontak 412sudah $ukup untuk berlangsungnya flotasi dengan baik. 5ntuk memperbesar sudut kontak, maka $os harus diperke$il, ini berarti *pu / *pa diperke$il, dan *ua diperbesar. &udut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidrofobian permukaan partikel mineral dan perhatian dipusatkan pada adsorbsi, pada antarfasa padatan-air yang akan menurunkan tegangan antar muka. .
B.
REAGENT FLOTASI
roses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral tertentu terhadap udara (hidrofob), dan terhadap air (hidrofil). 5ntuk membantu proses flotasi dengan mengubah sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan 6at-6at kimia berupa reagent. 7eagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi dapat digolongkan menjadi : .
1.
olle$tor
olle$tor adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral menjadi suka udara, yaitu dengan $ara melapisi permukaan polar dari partikel mineral dengan reagent. &ehingga pada bagian luar dari mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar yang mudah menarik udara, dan mineral kan mudah menempel pada gelembung udara. ontoh kolektor untuk mineral sulfida adalah 8anthate, dan Dithiophosphate. &edangkan untuk mineral non sulfida adalah Fatty a$id jenuh dan tidak jenuh. .
2.
Frother
Frother 6at kimia yang digunkan untuk membantu menstabilkan gelembung udara yang terbentuk, sehingga tidak mudah pe$ah. 9elembung-gelembung
udara yang terbentuk harus dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat mengambil partikel-partikel mineral berharga, kemudian diapungkan ke dalam pulp. ontoh dari frother adalah D2F72*! Flotation Frother &eries, M;', dan olyalko
3.
Modifier (Modifying =gent)
Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat permukaan ke yang aslinya. *ujuannya adalah untuk meningkatkan sele$ti>ity . Modifying agent dapat dikelompokkan menjadi kelompo, yaitu : a). 7egulating dan Dispersing =gent 7egulor berfungsi untuk mengendalikan p!, menghilangkan pengaruh gangguan slime, $olloid, dan garam laut. ontohnya adalah a2, ?a"2 Dispersing =gent berfungsi untuk melepaskan slime pada pemukaan mineral. ontohnya adalah ?a"&i2 b). =kti>ator 'ertujuan meningkatkan akti>itas permukaan mineral agar dapat berinteraksi dengan kolektor, sehingga adsorbsi kolektor pada permukaan partikel menjadi lebih baik. ontohnya adalah u untuk mengapungkan sfalerit, dan a untuk mengapungkan kuarsa. $). Depresant Men$egah pengapungan mineral tertentu tanpa menghalangi pengapungan mineral lainnya. Digunakan apabila float ability mineral yang tidak diinginkan mengapung sama dengan mineral yang akan diapungkan oleh kolektor tertentu. ontohnya adalah ? - (pyrit, sfalerit), dan @n(sfalerit) .
C.
MEKANISME FLOTASI
9elembung-gelembung udara yang terbentuk karena adanya udara yang dihisap ke dalam pulp, dan frother yang membentuk energi bebas permukaan pada antar muka air dan udara. 5ntuk membantu proses flotasi, partikel-partikel mineral feed harus berukuran halus. !al ini karena walaupun densitynya besar, ukuran partikel yang halus akan menyebabkan density asosiasi partikel-gelembung menjadi lebih ke$il dari density air. #arena ion permukaan dilapisi melalui reaksi se$ara adsorbsi fisik atau kimia dengan bagian ionik kolektor dan bagian organiknya merubah sifat permukaannya misalnya menjadi hidrofob. Dengan sifat tersebut partikel menjadi adhesif terhadap gelembung udara, sehingga gelembunggelembung udara akan mengalami aerasi. artikel-partikel mineral yang menempel pada permukaan gelembung akan terbawa naik ke permukaan
pulp, dan terpisahkan. Aangkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah : .
enghan$uran dan penghalusan (#ominusi)
".
Desliming
.
ulp on$entration
B.
onditioning
C.
=eration
4.
emisahan
.
D.
VARIABEL DALAM FLOTASI
ariabel yang mempengaruhi proses flotasi adalah : .
#eadaan dan ukuran butir
5kuran butir mineral yang akan mempengaruhi partikel mineral akan lebih besar dari density air, sedangkan jika terlalu ke$il akan menimbulkan slime yang akan mengganggu jalannya proses flotasi. .
ulp preparation
enyediaan pulp diusahakan supaya $o$ok untuk proses pengolahan yang umumnya berkaitan dengan persen solid yang sesuai. .
;ntensitas pengadukan dan pemberian udara
engadukan dalam flotasi dilakukan dengan mesin flotasi. .
#ekentalan pulp
5ntuk suspensi pulp yang lebih kental akan diperoleh re$o>ery yang lebih baik. .
aktu kontak dan waktu flotasi
#enaikan re$o>e ry terjadi pada suatu waktu tertentu, yang tergantung pada :
•
#omposisi mineral bijih
•
#eadaan dari partikel-partikel bijih
•
0umlah kolektor yang ditambahkan
•
Aama pengadukan
•
5kuran kemudahan mengapung suatu mineral (float ability)
•
5kuran butir
.
engaruh p!
*ujuan dari pengaturan p! adalah untuk menurunkan sudut kontak. .
engaruh olle$tor
Eang harus diperhatikan adalah sifat-sifat dari kolektor yang akan digunakan, misalnya 8anthate, sangat baik untuk merubah sifat permukaan mineral-mineral sulfida dan batubara, mudah larut dalam air dan tidak akan menimbulkan frother. .
engaruh Frother
Digunakan untuk menstabilkan gelembung udara untuk waktu yang relatif lama. ersentase solid 1 $ukup baik karena dapat men$iptakan 6ona tenang di bawah lapisan buih yang biasanya antara 1-C solid. Dengan demikian partiel yang tidak diinginkan akanturun ke dasar sel. ersentase solid ditentukan oleh ukuran butir. Dalam per$obaan persentase solid tidak konstan 1 karena terjadi penambahan air untuk batas muka air agar lapis buih dapat melewati bibir sel flotasi. *emperatur per$obaan dapat mempengaruhi re$o>ery (yield). ada kondisi temperatur diatas B1 menyebabkan gelembung udara mudah terbentuk karena tegangan permukaan yang menurun. er$obaan dilakukan pada suhu kamar antara "C-B1 , masih dalam batas normal dan $ukup memenuhi syarat untuk flotasi. #e$epatan putar impeler antara 111-"11 rpm $ukup memadai untuk men$iptakan kondisi pengadukan merata dan menyebar reagen keseluruh bagian sel flotasi utaran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gelembung udara mudah pe$ah sehingga akan menurunkan efisiensi alat. 0ika terlalu rendah akan
memperpanjang waktu $onditioning. Dari data kelompok terlihat gejal ketidakteraturan (teoritis) hubungan antara yield dengan waktu flotasi. #e$enderungan adalah terjadinya peningkatan yield pada awal per$obaan sampai titik maksimum dan berbalik menurun. Fungsi M;' selain sebagai frother juga dapat berperan sebagai $olle$tor, depresan limb, dan pengapung sulfur, jika M;' digunakan dalam jumlah minimal. 'atubara bersih didepre dan sulfurnya diapungkan sehingga akan diperoleh batubara bersih (dari sulfur) sebagai tailing. enambahan kolektor dalam flotasi batubara akan meningkatkan yield sampai batas optimal. Dari data per$obaan diektahu bawa yield terbesar G1,1" diperoleh dari penambahan kolektor sebanyak ",C kgHton. .
'ebarpa hal yang perlu diperhatikan dalam flotasi batubara :
•
=ir yang dipakai ber-p! 4 / G,C
•
ersen solid pulp 1 sampai 1
•
*emperatur ideal adlah di ats B12 , meski suhu kamar $ukup memenuhi syarat.
•
#e$epatan impeller
•
enambahan kolektor dan frother.
.
Flotasi batubara belum dilakukan dalam skala industri karena :
•
•
•
.
•
Memerlukan dewatering plant serta reagent-reagent yang banyak, sehingga tidakHbelum ekonomis. asar batubara halus yang dihasilkan masih ke$il. !asil tambang batubara di ;ndonesia berukuran relatif kasar sehingga tidak ekonomis unutkdiolah dengan flotasi. erbedaan utama flotasi batubara dengan flotasi mineral sulfida adalah : #olektor pada flotasi batubara adalah minyak solar (diesel) yang bersifat non ioni6ing $olle$tor, sedangkan pada flotasi mineral sulfida digunakan amyl
•
5kuran partikel flotasi batubara berukuran halus yang tidak dapat diproses dengan konsentratsi gra>imetri. 5ntuk mineral sulfida untuk semua selang ukuran dapat diproses, tapi umumnya berukuran 4C mesh agar dieroleh derajat liberasi yang tinggi.
.
5mpan flotasi dapat dipakai pada metode &ink and Float menggunakan !ea>y Media &eparator karena ukuran -"3 mesh sampai "C mesh. 5ntuk ukuran kuranf dari 1, mm, !M& tidak efisien.
".
engaruh ukuran butir terhadap fraksi halus :
artikel halus dari batubara mengandung slime dan pengotor, sehingga modifier yang digunakan akan lebih banyak. #arena selekti>itas partikel yang halus akan berkurang dengan banyaknya slime yang menutupi bidang kontak antara gelembung udara dan permukaan partikel mineral. &elain itu slime juga dapat membuat gelembung udara sulit pe$ah, sehingga menggangu proses pengapungan. .
•
•
•
Masalah-masalah yang dihadapi dalam proses flotasi batubara : enghilangan sulfur yang sukar dilakukan se$ara mekanis sehingga perlu menggunakan multipler stage flotation. emilihan reagent flotasi yang tidak tepat untuk setiap jenis batubara akan menghalangi pen$apaian hasil optimum. Membersihkan permukaan batubara yang mengandung slime yang tinggi sebelum flotasi dilakukan.
•
'iaya dewatering dan thi$kening yang tinggi.
.
Masalah-masalah yang dapat diatasi menggunakan flotasi batubara :
•
•
•
en$emaran air akibat pen$u$ian batubara. 'atubara halus dalam air pen$u$i dapat dipisahkan se$ara flotasi. 5ntuk mendapatkan batubara bersih dnegan kadar yang tinggi. 5ntuk mengolah batubara halus yang tidak dapat diolah dengan proses lain jika sudah tidak ekonomis.
Tinjauan Umum Terhadap Proses
Kompleks Pabrik Pengolahan Bijih yang berada di area MP74.
Pabrik Pengolahan menghasilkan konsentrat tembaga dan emas dari bijih yang ditambang dengan melalui proses memisahkan mineral berharga dari pengotor yang menutupinya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggilingan, pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan mengubah bentuk besaran bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yang mengandung tembaga dan emas. Pengapungan !lotasi" adalah proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas. Bubur konsentrat slurry" yang terdiri dari bijih yang sudah halus hasil gilingan" dan air dicampur dengan reagen dimasukkan ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel #lotasi, di mana penambahan udara dipompa ke dalam slurry tersebut. $eagen yang digunakan adalah kapur, pembuih #rother" dan kolektor. Pembuih membentuk gelembung yang stabil, yang mengapung ke permukaan sel #lotasi sebagai buih. $eagen kolektor bereaksi dengan permukaan partikel mineral sul#ida logam berharga sehingga menjadikan permukaan tersebut bersi#at menolak air hydrophobic". Butir mineral sul#ida yang hidro#obik tersebut menempel pada gelembung udara yang terangkat dari %ona slurry ke dalam buih yang mengapung di permukaan sel. Buih yang bermuatan mineral berharga tersebut, yang menyerupai buih deterjen metalik, meluap dari bibir atas mesin #lotasi kedalam palung launders" sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral berharga yang terkumpul di dalam palung tersebut adalah &konsentrat&. Konsentrat dalam bentuk slurry, '() padat menurut berat" dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry sepanjang **( km. +esampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sampai kandungannya hanya ) air dan kemudian dikapalkan untuk dijual.
+ Mill, Ball Mill, dan !lotasi.
Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di dasar sel #lotasi yang terakhir sebagai limbah yang disebut &tailing&. /ailing akhir ini disalurkan menuju suatu sistem pembuangan alami yang mengalir dari Mill menuju 0aerah Pengendapan jk1a yang diModi#ikasi Mod0".
22.3 !lotasi !lotasi merupakan proses pemisahan mineral dari pengotornya dengan cara pengapungan. Penambahan reagen kimia akan menyebabkan perbedaan tegangan permukaan antara mineral dengan gelembung udara sehingga gelembung udara tersebut dapat mengangkat partikel ke
permukaan. Proses #lotasi merupakan proses yang sangat kompleks. Proses #lotasi dapat terjadi apabila partikel-partikel yang ada akan di #lotasi harus dapat menempel pada gelembung udara bila permukaan partikel tersebut tidak suka air hidropobik", kondisi ini dapat terjadi bila air pada permukaan partikel dapat digantikan oleh buih. elembung udara yang terbentuk haruslah stabil agar partikel-partikel yang di#lotasi dapat mencapai permukaan sel #lotasi. elembung udara yang terbentuk diharapkan akan pecah setelah mencapai permukaan sel #lotasi. a.
Mekanisme dan Prinsip !lotasi +ecara garis besar pemisahan mineral dengan cara #lotasi dilakukan dalam dua tahap yaitu, tahap conditioning dan tahap pengapungan mineral #lotasi". /ahap conditioning bertujuan untuk membuat suatu mineral tertentu bersi#at hidropobik dan mempertahankan mineral lain bersi#at hidropilik. +edangkan pada tahap aerasi merupakan tahap pengaliran udara kedalam pulp secara mekanis, baik melalui agitasi maupun injeksi udara. Mekanisme #lotasi didasarkan pada gejala bah1a beberapa partikel mudah dibasahi hidropolik" dan lainnya sulit dibasahi hidropobik".Partikelpartikel hidropilik akan tetap berada didalam air dan tidak terapung. Partikel mineral hidropilik akan menempel dipermukaan gelembung udara dan kemudian akan terangkat kepermukaan dalam bentuk busa. Busa yang mengandung partikel mineral ini kemudian diambil dan dikeringkan. Keterapungan dari suatu partikel mineral ditentukan oleh kecenderungannya untuk menempel pada permukaan gelembung udara. al ini tergantung pada si#at-si#at permukaan partikel mineral. Perbedaan si#at permukaan partikel mineral akan semakin besar dengan penambahan reagen #lotasi. Penggunaan reagen #lotasi ini tidak akan mengubah si#at kimia partikel mineral, tetapi hanya akan mengubah si#at permukaan mineral dengan cara menyerap reagen #lotasi. Keberhasilan #lotasi ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan dalam penambahan reagen #lotasi. Penambahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akan menyebabkan proses #lotasi terganggu dan akan mempengaruhi hasil akhir #lotasi. elembung udara dapat timbul karena adanya putaran impeller dari sel #lotasi didalam slurry. Putaran impeller ini menyebabkan tekanan udara dalam slurry yang berada disekitar impeller menjadi rendah. Pada saat aerasi, aliran udara yang tekanannya lebih besar akan mengalir kedalam slurry dan membentuk gelembung-gelembung udara. 5alaupun partikel mineral yang akan diapungkan memiliki berat jenis yang lebih besar daripada berat jenis air, partikel mineral tersebut akan tetap mengapung. al ini terjadi karena adanya gelembung udara yang membantu mineral untuk terangkat kepermukaan. Prinsip #lotasi tersebut dapat dilihat pada ambar *".
MB$ * P$26+2P !L/+2 Pada tahap conditioning beberapa reagen #lotasi dimasukkan kedalam pulp. dapun tujuan conditioning adalah8 *.
/ercipta lingkungan pada p tertentu yaitu dengan menggunakan p regulator
3.
+lime coating dapat dilepaskan dengan menggunakan d ispersan
9.
Mengendapkan ion-ion pengganggu
4.
Mengusahakan mineral-mineral yang tidak diinginkan tetap dibasahi dengan menambahkan despersan
(.
Mengusahakan agar kolektor itu bekerja lebih e#ekti# dan e#isien dengan menambahkan acti:ator
'.
Mengusahakan
lingkungan
yang
dapat
menghasilkan
gelembung
yang
stabil
dengan
menambahkan #rother b.
Mekanisme Penempelan $eagen Pada Permukaan Material Kontak antara permukaan padatan dan gelembung udara di
dalam air ditunjukkan pada
ambar 3" yang digambarkan diatas bidang yang sama. 0alam keadaan setimbang kondisi termodinamika 9 #asa yang saling terpisah satu sama lain dan dipisahkan oleh sebuah garis kontak diekspresikan oleh ;oung sebagai berikut8 os ? dimana8
?
= sudut kontak
MB$ 3 K6/K 6/$ @L@MBA6 A0$ 06 P0/6 0LM +A/A L2A20 /egangan permukaan <" dide#enisikan secara thermodinamika sebagai kerja re:ersible yang dilakukan sejumlah unit tertentu untuk menaikkan antar muka dua #asa dan dimensinya adalah energi persatuan luas. +udut kontak ?" adalah sudut yang terbentuk antara permukaan padat dan antar muka air-udara dan diukur melalui #asa air. +udut kontak ?" = C, berarti permukaan padatan diselimuti air hidropilik". +udut *DCE berarti udara menutupi padatan, namun pada kenyataannya sudut kontak 'CE sudah cukup untuk berlangsungnya #lotasi dengan baik. +udut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidropobikan permukaan mineral dan biasanya perhatian dipusatkan pada adsorpsi, pada antar #asa padatan-air, yang akan menurunkan tegangan antar muka. Mineral tidak akan dapat diapungkan pada suatu kondisi bila harga sudut kontaknya sama dengan nol. 6ilai sudut kontak dengan harga beberapa derajat menunjukkan ada sedikit kemampuan dari partikel mineral untuk mengapung. Besarnya sudut kontak antar gelembung udara dan permukaan mineral adalah merupakan ukuran hidropobisitet dari permukaan partikel. 2ni juga berarti merupakan ukuran dari e##isiensi dari suatu kolektor. Penempelan atau kontak dari mineral terhadap gelembung udara didapat dari dua cara yaitu8 a. Partikel mineral yang datang untuk mengadakan kontak dengan gelembung udara yang berada didalam larutan pulp b. elembung udara dari larutan menempel p ada permukaan partikel. 0engan kata lain dapat disimpulkan bah1a semakin permukaan mineral takut air maka makin mudah pengikatan gelembung. kti#itas #lotasi pada permukaan mineral akan menurun ketikan tegangan permukaan larutan menurun. 0ari penyelidikan yang telah dilakukan didapatkan bah1a gelembung udara kecil terbentuk lebih dahulu kemudian gelembung udara dengan ukuran yang lebih besar yang menyebabkan enegi bebas hilang. 0engan demikian penggabungan gelembung akan menyebabkan pergerakan yang lebih cepat. c.
$eagen !lotasi
Keberhasilan proses pemisahan mineral secara #lotasi ditentukan oleh ketepatan penentuan reagen kimia yang digunakan. +ecara garis besar reagen yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kolektor, modi#ier dan #rother. *.
Kolektor
Kolektor adalah %at organik dalam bentuk asam, basa atau garam dimana dapat mendahului mengadsorpsi terhadap tipe khusus permukaan partikel dalam air dan dengan demikian sebagian dari permukaan partikel tersebut cukup takut phobi" air. tau dapat juga dikatakan, kolektor adalah senya1a organik yang ditambahkan kedalam pulp untuk mengubah permukaan mineral dari hidropilik menjadi hidropobik dengan proses penyerapan adsorpsi". !ungsi dari kolektor adalah untuk meningkatkan kontak antara partikel mineral dan geFembung ud ara didalam pulp. 0alam pemakaian harus diperhatikan mengenai jumlah kolektor. Kolektor yang digunakan bila terlalu sedikit tidak dapat mengapungkan mineral secara selekti#, sedangkan bila terlalu banyak akan menghasilkan #ormasi micelle dan hasil #lotasi juga tidak baik. 0engan bertambahnya konsentrasi kolektor maka kerapatan adsorpsi juga akan memperbesar sehingga akan membentuk lapisan teradsorpsi pada antar muka. 3.
Modi#ier
Modi#ier adalah reagen kimia yang diperlukan dalam proses #lotasi untuk mengintensi#kan selekti#itas dari pekerjaan kolektor. @#ek yang umum yang dihasilkan adalah menaikkan dan menurunkan hidropobisitet dari suatu permukaan partikel tertentu. +uatu jenis modi#ier akan memperkuat tarikan kolektor terhadap partikel mineral yang akan mengapung, tetapi sebaliknya jenis yang lain akan memperlemah tarikan tersebut yang menyebabkan si#at kebasaan dari permukaan mineral akan meningkat. 9.
!rother
!rother pembuih" adalah reagen kimia yang dipakai dalam #lotasi untuk membentuk buih dan busa. $eagen ini mempunyai permukaan yang akti# dan biasanya terkonsentrasi pada antar muka udaraair. Kehadiran #rother pada #asa cair pada larutan #lotasi akan meningkatkan kekuatan gelembung udara dan menolong agar gelembung menyebar. 2ni berarti memperbaiki kondisi penempelan partikel mineral dan menaikkan stabilitas busa. Pengaruh lain dari #rother pada penempelan mineralmineral adalah memberikan tendensi untuk membulatkan dan menghaluskan bentuk dari gelembung udara dalam kolom air. !rother yang umum dipakai dalam proses #lotasi batubara adalah senya1a heteropolar yaitu alkohol dengan rantai pendek seperti terpentin dan Metil 2sobutil >arbinol M2B>". d.
!aktor-!aktor ;ang Mempengaruhi !lotasi dapun #aktor-#aktor yang mempengaruhi #lotasi antara lain8 *.
Akuran partikel
Akuran partikel dalam #lotasi sangat menentukan apakah suatu mineral dapat mengapung atau tidak. 0engan kata lain ukuran pertikel sangat menentukan apakah partikel mineral dengan ukuran tertentu dapat menempel pada gelembung udara yang akan naik keatas sampai kepermukaan busa atau buih. Akuran partikel yang optimum untuk mendapatkan pengapungan yang baik tergantung pada si#at hidropobisitas dari partikel dan berat jenisnya.
Pada umumnya reco:ery tertinggi yang diperoleh ketika dimensi rata-rata partiekl mineral berkisar antara 3C sampai *CC Gm. asil #lotasi #luorite dengan ukuran (C - *CC Gm mempunyai tingkat keterapungan maksimum. 3.
Persen padatan
Persen padatan adalah perbandingan antara berat padatan yang ada dalam pulp dengan berat pulp secara keseluruhan yang dinyatakan dalam persen )". Peningkatan persen padatan akan meningkatkan luas permukaan yang akan mengadsorpsi molekul kolektor. kibat peningkatan ini maka akan semakin banyak mineral yang bersi#at hidropobik sehingga semakin banyak mineral atau partikel yang dapat diapungkan. Pada persen padatan yang tinggi dapat menyebabkan ruang antar partikel-partikel mineral mengalami jarak yang sempit akibat partikel yang ada cukup banyak. al ini mengakibatkan gelembung udara yang memba1a partikel bahan galian menuju buih terganggu dan perolehan yang didapat akan semakin berkurang. !aktor lain pecahnya gelembung udara sebelum mencapai sel #lotasi akibat umpan yang digunakan terlalu banyak, selain itu bila persen padatan terlalu tinggi juga mempengaruhi selekti#itas pemisahan. 9.
5aktu pengkondisian
Pengkondisian adalah periode pengadukan medium dengan reagen sebelum pemberian udara dengan 1aktu yang ber:ariasi dari beberapa detik hingga 9C menit. Menurut . /aggart, 1aktu pengkondisian yang baik adalah antara 4,( menit sampai menit. 4.
5aktu pengapungan
+emakin lama 1aktu pengapungan maka perolehan yang didapatkan akan semakin tinggi. Kondisi ini disebabkan adanya partikel yang semula tidak bisa diapungkan kepermukaan menjadi memungkinkan untuk diba1a gelembung udara kepermukaan sel #lotasi sehingga perolehan bertambah. 5aktu pengapungan diterapkan secepat mungkin dengan perolehan yang tinggi, karena jika terlalu lama gelembung udara yang memba1a mineral berharga akan pecah. +elain #aktor-#aktor diatas penambahan kolektor dan #rother juga mempengaruhi perolehan seperti dijelaskan sebelumnya. e.
!aktor-!aktor ;ang Mempengaruhi Akuran elembung Adara +alah satu #aktor yang mempengaruhi penolehan hasil proses #lotasi adalah ukuran gelembung udara. Akuran gelembung udara ini dipengaruhi oleh beberapa #aktor, yaitu8 *.
Konsentrasi pembuih
+ecara teori semakin tinggi konsentrasi #rother yang ditambahkan kedalam slurry, maka akan semakin tinggi pula kemampuan antar muka udara-air untuk menurunkan tegangan permukaan permukaan air. al ini dapat mencegah penggabungan gelembung udara dan menjaga agar gelembung udara dapat tersebar dalam ukuran kecil. 3.
Kecepatan impeller
0e#ormasi ukuran gelembung udara meningkat ketika slurry bergerak secara turbulen. +emakin tinggi kecepatan impeller maka semakin tinggi pula kecepatan turbulen suspensi yang berada didekat gelembung udara, sehingga dapat dihasilkan gelembung udara yang berukuran kecil. 9.
Kecepatan aliran udara
+ecara teori, ukuran gelembung udara meningkat pada saat kecepatan aliran udara yang masuk kedalam sel #lotasi ditingkatkan. #.
!lotasi >ell Beberapa :ariabel yang mempengaruhi hasil #lotasi dengan menggunakan #lotasi cell adalah kecepatan pengaliran udara, gelas poros dari alat, densitas dari pulp, ukuran alat ketinggian kolom dari dasar sampai permukaan pulp" dan kondisi dari pulp P, adsorbsi, desorbsi". 0engan kondisi yang tertentu dari kecepatan aliran udara, ukuran atau diameter bukaan P = opening" dari gelas poros menghasilkan gelembung udara dengan diameter yang kecil. 0ensitas dari pulp, :olume dari pulp dan ukuran alat juga merupakan #aktor :ariabel yang penting. Hika densitasnya terlalu tinggi, tabrakan antar partikel akan lebih besar dan kemungkinan penempelan partikel-partikel yang mengapung harus diapungkan. ambaran skematis dari #lotasioan cell ditunjukan pada gambar diba1ah ini.