FLAVONOID
A.
PEND PENDAH AHUL ULUA UAN N
Flavon Flavonoid oid adalah adalah senyaw senyawaa fenol fenol alam yang yang terdap terdapat at dalam dalam hampir hampir semua tumbuhan. Di dalam tumbuhan tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan dengan gula sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula tadi disebut aglikon8. Aglikon flavonoid terdapat dalam dalam berbagai bentuk struktur, semuan semuanya ya mengan mengandun dung g 15 atom atom karbon karbon (C) dalam dalam inti inti dasarn dasarnya ya yang yang tersusun dalam konfigurasi
C6 – C3 – C6, yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Ketiga cincin tersebut diberi tanda A, B, dan C. Atom karbon diberi nomor menurut sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C serta angka beraksen untuk cincin B
Gambar 1. Kerangka Dasar Flavonoid beserta Penomorannya
6
6
Berdasarkan pada jenis atom yang berikatan antara gula dan aglikon, maka flavonoid dapat dibedakan : 1.
Flav Flavon onoi oid d O-gli O-gliko kosi sid da
Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida; pada senyawa tersebut, gugus hidroksil hidroksil pada aglikon dengan gula membentuk suatu ikatan hemiasetal yang tak tahan asam.
Gambar 2. Flavonoid O-glikosida
8
1
Flavonoid Flavonoid
O-glikosid O-glikosidaa
mudah
dihidrolisis dihidrolisis
dengan dengan
katalis katalis
asam
menghasilkan aglikon dan gula. Gula yang lazim adalah glukosa, namun juga ditemukan galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa. Kadang – kadang ditemu ditemukan kan juga juga alosa, alosa, manosa manosa,, dan frukto fruktosa. sa. Selain Selain berika berikatan tan dengan dengan monosakari monosakarida da ditemukan ditemukan juga ikatan aglikon dengan di, tri dan tetra sakarida. 6,8
2.
Flavonoid C-glikosida
Gula dapat juga terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon – karbon karbon (C-C) yang tahan tahan asam. asam. Sekara Sekarang ng gula gula yang yang terikat terikat pada pada atom atom C hannya ditemukan pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid. Jenis gula yang terlibat jauh lebih sedikit dibanding jenis gula pada O-glikosida yaitu : glukosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. 8
Gambar 3. Flavonoid C-glikosida
8
Biflavonoid adalah flavonoid biner, Flavonoid yang biasanya terlibat adalah
flavon dan flavanon flavanon yang secara biosintesi biosintesiss mempunyai mempunyai pola oksigenasi oksigenasi yang sederhana 5,7,4’ ( atau kadang – kadang 5,7,3’,4’) dan ikatan antarflavonoid berupa ikatan karbon – karbon atau (kadang – kadang) ikatan eter. Monomer flavonoid yang digabungkan menjadi biflavonoid dapat berjenis sama atau berbeda, dan letak ikatannya berbeda – beda. Biflavonid jarang ditemukan dalam bentuk glikosida dan penyebarannya terbatas
6
2
B.
KLASIF KLASIFIKA IKASI SI FLAVON FLAVONOID OID
Kelas – kelas yang berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik – oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan. 7 Penggolongan jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan tumbuhan mula - mula didasarkan didasarkan pada pada telaah sifat kelarutan kelarutan dan reaksi reaksi warna. Kemudian diikuti dengan pemeriksaan ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis secara kromatografi satu arah dan pemeriksaan ekstrak etanol secara dua arah. Akhirnya flavonoid flavonoid dapat dipisahkan dipisahkan secara kromatografi. kromatografi. Komponen masing – masing diidentifikasi dengan membandingkan kromatograf kromatografii dan spektrum spektrum dengan memakai memakai senyawa senyawa pembandin pembanding g yang sudah dikenal 2.Kerangka dasar tipe– tipe flavonoid terlihat seperti gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Dasar Tipe – Tipe Flavonoid
5
3
C.
ISOLASI FLAVONOID
Banyak senyawa dari golongan ini yang mudah larut dalam air terutama bentuk bentuk glikosidan glikosidanya, ya, dan oleh karena itu senyawa senyawa ini berada dalam ekstrak air tumbuhan. Bahkan senyawa yang larut sedikit dalam air kepolarannya memada memadaii untuk untuk diekst diekstrak raksi si dengan dengan baik baik memaka memakaii metano metanol, l, etanol etanol,, atau aseton7. Metode Metode untuk untuk mengis mengisola olasi si masing masing masing masing kompon komponen en flavon flavonoid oid biasanya dilakukan dengan teknik kromatografi yaitu : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, tipis, kromatografi kolom kolom dan kromatografi cair kinerja tinggi 8.Kromatogr .Kromatografi afi lapis tipis biasanya dilakukan dilakukan untuk mikroanalisis mikroanalisis cepat yang memerlukan memerlukan bahan bahan sangat sedikit. sedikit. Untuk kromatogra kromatografi fi kolom skala isolasinya dapat ditingkatkan hampir ke skala industri. Kromatografi cair kinerja kinerja tinggi tinggi untuk untuk mikroanalis mikroanalisis is kuantitatif kuantitatif 6. Namun yang paling umum digunakan digunakan untuk mengidentifikasi mengidentifikasi flavonoid flavonoid adalah kromatogra kromatografi fi kertas
5,6,9
Isolat flavonoid sebelum diidentifikasi lebih lanjut, diuji
kemurniannya (misalnya dengan kromatografi lapis tipis dua dimensi).
D.
HIDR HIDROL OLIS ISIS IS DAN DAN ANAL ANALIS ISIS IS GL GLIK IKOS OSID IDA A
Bila Bila flavono flavonoid id telah telah diisol diisolasi asi dengan dengan cara kromat kromatogr ografi, afi, dan keberar keberartia tian n warna bercak, Rf, dan spektrum UV-tampak untuk menentukan menentukan struktur struktur telah dinilai sebagaimana mestinya, penentuan struktur glikosida lebih lanjut dilakukan dengan usaha memutuskan gula dari aglikon dengan cara hidrolisis. Biasanya dipakai 3 cara hidrolisis yaitu hidrolisis asam, enzim dan basa 6
E.
KARA KARAKT KTER ERIS ISAS ASII DAN DAN IDEN IDENTI TIFI FIKA KASI SI FLAV FLAVON ONOI OID D
1. Kromatografi Kromatografi
Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau atau amonia; jadi mereka mudah dideteksi pada kromatogram atau larutan.
2,7
Deteksi paling sederhana jika senyawa
menunjukkan penyerapan di daerah UV gelombang pendek (254nm) atau jika senyawa tersebut dapat dieksitasi ke fluoresensi radiasi UV gelombang
4
panjang (365 nm) 11. Kebanyakan flavonoid tidak terlihat pada aras yang dijump dijumpai ai pada pada kromat kromatogr ografi afi kertas kertas,, karena karena alasan alasan itu untuk untuk mendet mendeteks eksii bercak, bercak, kromatogram kromatogram diperiksa diperiksa dengan dengan sinar UV 366 nm bukan bukan 254 nm, dengan atau tanpa diuapi amonia 6. Pada tabel I dapat dilihat warna bercak dari segi struktur flavonoid. Tabel I. Penafsiran warna bercak dari segi struktur flavonoid
6
Warna bercak dengan sin ar ar UV Jenis flavonoid yang mungkin Sinar UV tanpa NH3 Sinar UV dengan NH3 Lembayung gelap Kuning, hijau-kuning, atau 1. Biasan Biasanya ya 5-OH flavon flavon atau flavonol flavonol (tersulih hijau pada 3-O dan mempunyai 4’-OH) 2. Kadang Kadang – kadang kadang 5-OH flavanon flavanon dan 4’-OH khalkon tanpa OH pada cincin B Perubahan warna sedikit 1. Biasanya Flavon atau flavonol tersulih pada 3-O atau tanpa tanpa perubahan perubahan mempunyai 5-OH tetapi tanpa 4’-OH bebas warna 2. Beberapa Beberapa 6- atau 8-OH flavon flavon dan flavonol tersulih pada 3-O serta mengandung 5-OH 3. Isoflavon, dihidroflavonol, dihidroflavonol, biflavonil dan beberapa flavonon yang mengandung 5-OH 4. Khalkon yang mengandung 2’ atau 6’-OH tetapi tidak mengandung 2-atau 4-OH bebas.
Biru muda Merah atau jingga
Fluoresensi Biru Muda
Tak nampak Kuning redup dan kuning atau fluoresensi jingga Fluoresensi kuning Hijau kuning, hijau biru atau hijau
Merah jingga redup atau merah senduduk Merah jambu atau fluoresensi kuning
Beberapa 5-OH flavanon Khalkon Khalkon yang mengandu mengandung ng 2- dan / atau 4’-OH bebas Fluoresensi hijau-kuning 1. Flavon dan flavanon yang tak mengandung 5atau hijau biru OH 2. Flavanol tanpa 5-OH bebas tetapi tersulih pada 3-OH Perubahan warna sedikit Isoflavon yang tak mengandung 5-OH bebas atau tanpa perubahan Fluoresensi murup biru Isoflavon yang tak mengandung 5-OH bebas muda Fluoresensi biru muda Isoflavon tanpa 5-OH bebas Perubahan warna sedikit Flavonol yang mengandung 3-OH bebas dan ada atau tanpa perubahan atau tidak ada 5-OH bebas (kadang (kadang – kadang kadang berasal dari dihidroflavonol) dihidroflavonol) Jingga atau merah Auron yang mengandung 4’-OH bebas dan beberapa 2- atau 4-OH khalkon Perubahan warna sedikit 1. Auron yang tak mengandung 4’-OH bebas dan atau tanpa perubahan flavanon tanpa 5-OH bebas 2. Flavonol Flavonol yang mengandung mengandung 3-OH bebas dan disertai atau tanpa 5-OH bebas. Biru Antosianin 3-glikosida Biru
Sebagian besar antosianidin antosianidin 3,5 diglikosida
2. Spektroskopi Serapan Ultraviolet - Tampak (UV- Vis)
Spektrosko Spektroskopi pi UV – Vis digunakan digunakan untuk membantu membantu mengidentif mengidentifikasi ikasi jenis flavonoid dan menentukan pola oksigenasinya. Disamping itu, kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan menamb menambah ah ”pereak ”pereaksi si geser geser ” ke dalam dalam laruta larutan n cuplik cuplikan an dan mengam mengamati ati pergeseran puncak serapan yang terjadi. Spektrum flavonoid biasanya
5
ditentukan dengan pelarut metanol atau etanol. Spektrum khas terdiri atas 2 maksima pada rentang 240– 280 nm (pita II) dan dan 300 – 550 nm (pita I). Kedudukan yang tepat dan kekuatan nisbi maksima tersebut memberikan informasi yang berharga mengenai sifat flavonoid dan pola oksigensainya. Ciri khas dalam spektrum tersebut adalah memberikan puncak relatif rendah pada pada pita pita I untuk untuk flavon flavonoid oid golong golongan an hidrof hidroflav lavon, on, dihidr dihidrofl oflavo avonol nol,, dan isoflavon. Untuk khalkon, auron, dan antosianin memberikan puncak relatif tinggi tinggi.. Ciri Ciri ini tidak tidak beruba berubah h walaup walaupun un pola pola oksig oksigena enasin sinya ya beruba berubah h
6,8
.
Petunjuk mengenai rentang maksima utama yang diperkirakan untuk setiap jenis flavonoid dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. Rentangan serapan spektrum UV-Vis flavonoid Pita II (nm) 250-280 250-280 250-280 245-275
275-295 230-270 (kekuatan rendah) 230-270 (kekuatan rendah) 270-280
Pita I (nm) 310-350 330-360 350-385 310-330 bahu Kira – kira 320 puncak 300-330 340-390 380-430 465-560
6
Jenis Flavonoid
Flavon Flavonol (3-OH tersubtitusi) Flavonol (3-OH bebas) Isoflavon Isof Isofla lavo von n (5-d (5-deo eoks ksi, i, dioksigenasi) Flavanon dan dihidroflavonol Khalkon Auron Antosianin
6,7 6,7
6
Gambar 5. Spketrum serapan UV-tampak jenis flavonid yang berbeda Tetapi pola hidroksilasinya sama 6
Informasi Informasi tambahan tambahan untuk mengidentifikasi mengidentifikasikan kan flavonoid flavonoid dapat diperoleh diperoleh dengan menggunakan pereaksi dianostik. Adapun pereaksi diagnostik yang digunakan adalah NaOH, AlCl 3, HCl, Natrium Asetat anhidrat, dan asam borat anhidrat. Spektrum ”NaOMe” merupakan spektrum flavonoid yang gugus gugus hidroksil hidroksil fenolnya sampai batas tertentu terionisasi. terionisasi. Karena itu spektrum ini biasanya merupakan petunjuk ”sidik jari” pola hidroksilasi dan juga bermanfaat untuk menentukan gugus hidroksil yang lebih asam dan tidak tersubtitusi. Degradasi atau pengurangan kekuatan spektrum setelah waktu waktu tertent tertentu u merupa merupakan kan petunj petunjuk uk baik baik akan akan adanya adanya gugus gugus yang yang peka peka terhadap basa. Spektrum ’AlCl3’ dan ’AlCl3 / HCl’ menunjukkan terbentuknya kompleks tahan asam antara gugus hidroksil dan keton yang bertetangga dan membentuk kompleks yang tak tahan asam dengan gugus orto-d orto-dihi ihidro droksi ksil. l. Pereak Pereaksi si ini dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk mendet mendeteks eksii kedua kedua gugus tersebut 6.
7
Gambar 6. Reaksi Pembentukan Kompleks antara flavonod dengan AlCl 3 6
Spektrum ’NaOAc’ hanya menyebabkan pengionan yang berarti pada pada gugus hidroksil yang paling asam yaitu untuk mendeteksi ada atau tidaknya gugus gugus 7-OH bebas. Spektrum Spektrum ’NaOAc/H ’NaOAc/H 3BO3’ menjembatani kedua gugus -OH pada gugus ortodihidroksi dan digunakan untuk mendeteksinya 6.
Gambar 7. Kompleks Flavonoid dengan Natrium Asetat dan Asam Borat
5
3. Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (RMI)
Untuk penentuan struktur flavonoid digunakan RMI – 1H dan 13 C. I. RMI – 1H
Spektrum RMI – 1H terlihat terutama di daerah 0 – 10 ppm medan bawah dari sinyal acuan tetrametilsilan (yang berdasarkan perjanjian ditetapkan pada 0 ppm). Hanya proton yang menghasilkan sinyal (beresonansi) di daerah ini dan
8
proton yang secara kimia sama memberikan sinyal yang sama. Ukuran sinyal (integrasi) berbanding lurus dengan jumlah proton yang menghasilkan sinyal 6. Pada identifikasi identifikasi flavanoid flavanoid Spektrosko Spektroskopi pi Resonansi Magnet Inti (RMI – 1H ) digunakan khas untuk : a. Penentuan Penentuan pola pola oksigen oksigenasi asi (pada (pada ketiga ketiga lingkar) lingkar) b. Penentuan jumlah gugus metoksi (dan kedudukannya) c. Pembedaan isoflavon, flavonon, dan dihidroflavonol d. Penentuan Penentuan jumlah jumlah gula yang ada (dan penentua penentuan n apakah ikatannya ikatannya α – atau β ) e. Pendeteksian rantai samping hidrokarbon seperti –CH3 yang terikat pada C dan prenil yang terikat pada C (atau O).
Tabel III. Geser kimia kira – kira dari berbagai jenis proton* Geser Kimia (ppm)
0 0 - 0,5 k. 1,0 k. 1,7 k. 2,0 2–3 3,5 – 4,0 4,2 – 6,0 k. 6,0 6,0 – 8,0 7,5 – 8,0 12 - 14
6
Jenis Proton
Tetrametisilan (pembanding) Gugus eter trimetilsilil C-CH3 ramnosa (doblet lebar) Gugus metil pada prenil (-CH 2-CH=C(CH3)2) (Proton lain 3,5 dan 5,2 ppm) Asetat (-OCOCH 3 dan C-CH3 aromatik) H-3 flavonon (multiplet – dua proton) Kebanyakan C-H gula H-1 gula (juga H-2 dihidroflavonol), 5,0 ppm Dan H-2 flavanon 5 - 5,5 ppm Metilendikoksi (O-CH 2-O), singlet Proton pada cincin A dan B H-2 isoflavon (singlet) 5 – OH (hanya terlibat bila pelarutnya DMSO-d 6)
*angka yang dikutip adalah turunan eter – TMS flavonoid k. – kira – kira
II. RMI – 13C
9
Kelimpahan alam 13C hanya 1, 1% dan yang 1,1 % pada setiap flavonoid ini yang menghasilkan spektrum RMI – 13C. Resonansi terjadi pada daerah 0 – 200 200 ppm ppm meda medan n bawa bawah h dari dari tetr tetram ameti etils lsila ilan n (TMS (TMS); ); seti setiap ap karb karbon on yang yang berlainan akan menghasilkan satu sinyal. Berbeda dengan sinyal resonansi proton, proton, kekuatan kekuatan sinyal sinyal resonansi resonansi karbon – 13 tidak menunjukka menunjukkan n jumlah jumlah karbon dan dengan demikian integrasi RMI – 13C jarang ada gunanya.
6
Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (RMI – 13 C) digunakan khas untuk : a. Identifikas Identifikasii gula yang terikat terikat pada C- (dan (dan O-) b. Penentuan Penentuan titik ikatan antar glikosida glikosida c. Identifikas Identifikasii penyulih penyulih asil dan dan titik titik asilasi asilasi d. Penentuan titik ikatan –C (misalnya (misalnya pada C-glikosida, biflavonoid)
Tabel IV. Rentangan geser kimia karbon-13 dari berbagai jenis karbon flavonoid6 Jenis Karbon
Karbonil (4-keto, asil) Aromatik dan olefina : a. teroksigenasi
b. tak teroksigenasi Alifatik: a. teroksigen teroksigenasi asi (gula) b. tak teroksigenas teroksigenasii (C-2,3 flavanon) Metilenadioksi O-CH3 C-CH 3, CO CH3 Isopropenil (-CH 2CH=C(CH3)2)
Rentangan Geser Kimia yang Lazim (ppm dari TMS)
210 – 170 165 – 155 (tanpa oksigenasi o dan p) 150 – 130 (ada oksigenasi o dan p) 135 -125 (tanpa oksigenasi o dan p) 125 – 90 ( ada oksigenasi o dan p) 83 – 69 (C-1 pada O-glikosida, sekitar 100 ppm) 80 – 40 (C-4 epikatekin, 28 ppm) Sekitar 100 55 – 63 (60 – 63 = o-dwisubstitusi) Sekitar 17 – 20 21 (CH 2), 122 (CH), 131 (C), 18 (CH 3)
10
Seperti terlihat pada tabel di atas kedudukan ini (geser kimia) dipengaruhi oleh penyulih yang berdekatan. Data pergeseran yang penting (untuk flavonoid) bila ada penyulih pada kedudukan ’C-1’, orto, meta, dan para adalah sebagai berikut : C-1 +26.9 +31.4 +8.9 +23.0
Hidroksil Metoksil Metil Asetoksil
Orto -12.7 -14.4 +0.7 -6.4
Meta +1.4 +1.0 -0.1 +1.6
P a ra -7.3 -7.7 -2.9 -2.3
4. Spektroskopi Massa (SM)
Spektroskopi inframerah digunakan untuk mengukur penyerapan radiasi infra inframe merah rah atau atau tingk tingkat at vibr vibras asii dan dan rotas rotasii dala dalam m mole moleku kull dari dari seny senyaw awaa tertentu. Spektroskopi massa pada flavonoid digunakan khas untuk : a.
Pene Penent ntua uan n bobo bobott mole moleku kull
b.
Menetap Menetapkan kan penyeb penyebara aran n penyul penyulih ih pada pada cincin cincin A dan cincin cincin
B c.
Menen Menentu tuka kan n sifat sifat dan dan titi titik k ikat ikatan an gula gula pada pada C - dan dan
O-
glikosida flavonoid Prasyarat yang harus dipenuhi agar SM berhasil ialah flavonoid dapat menguap pada keadaan hampa udara dalan spektrometer massa.
6
F. AKTIVITAS BIOLOGIS FLAVONOID
Senyawa flavonoid diketahui memiliki beberapa aktivitas biologis diantaranya yaitu : 1.
Seba Sebaga gaii anti antiok oksi sida dan n
Mekanisme reaksi flavonoid sebagai antioksidan terjadi melalui proses
scavenging scavenging reactive reactive oxygen species
10
yang dapat dituliskan dituliskan sebagai
berikut :
11
Gambar 8. Scavenging radikal bebas oleh flavonoid 10 Keterangan : R* : radikal bebas FL-OH : senyawa golongan flavonoid FL-O FL-O* * : radi radika kall flav flavon onoi oid d
Radikal Radikal flavonoid flavonoid (FL-O*) (FL-O*) dapat bereaksi kembali dengan dengan senyawa senyawa radikal bebas kedua, membentuk struktur kuinon yang stabil. Radikal flavon flavonoid oid (FL-O* (FL-O*)) akan akan mengal mengalami ami reaksi reaksi termina terminasi si dengan dengan radika radikall bebas (R*) membentuk membentuk senyawa senyawa flavonoid flavonoid – radikal radikal
(FL-OR)yang (FL-OR)yang
stabil dan tidak reaktif. 10 FL-O* + R -------------> Fl-OR Contoh senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas a ntioksidan adalah Rutin, Quercetin, dan lain - lain.
2.
1
Seba Sebaga gaii anti antimi mikr krob obaa3
Abyssinone I (Gol. Flavanon) efektif terhadap Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis . 3.
Seba Sebaga gaii anti antifu fung ngii 3
Abyssinone I (Gol. Flavanon) efektif terhadap Sclerotinia libertiana 4.
Seba Sebaga gaii anti antika kank nker er
Isochamaesjasmin (Gol. Biflavonoid) dengan mencegah proses inisiasi dan promosi. 3
12
Mekanismenya
yaitu
dengan
menghambat
kerja
enzim
DNA
topoisomerase IB (topo I) dan topoisomerase II (topo II) pada sel kanker. Enzim Enzim tersebu tersebutt adalah adalah enzim enzim yang yang berper berperan an dalam dalam proses proses replik replikasi asi transkripsi dan rekombinasi DNA dan juga proses proliferasi dan diferensiasi sel kanker. dengan dihambatnya enzim DNA topoisomerase maka proses dalam sel akan terhenti dan akhirnya akan terjadi kematian sel tersebut13. 5.
Seba Sebaga gaii anti antivi vira rall 3
Fustin (Gol. Dihroflavonol) memiliki aktivitas antiviral terhadap virus Herpes Simplex tipe I 6.
Seba Sebaga gaii vaso vasodi dila lato tor r
Contoh : Hesperidin (Gol. Flavon) 4, Isoflavon 12
DAFTAR PUSTAKA
1. Brow Brown, n, J.E. J.E.,, Khod Khodr, r, H., H., Hide Hider, r, R.C. R.C.,, and and Rice Rice – Evan Evans, s, C.A. C.A.,, 1998 1998,, 2+ Structural Dependence of Flavonoid Interactions with Cu Ions : Implications for Their Antioxidant Properties , Biochem J. 330, 1173-1178 2. Harborne, Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Cetakan ke II, diterjemahkan oleh Kosasih Menganalisis Tumbuhan, Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB, Bandung. 3. Harbone, J.B., Baxter, H., and Moss, G.P., 1999, Phytochemical Dictionary, A Handbook of Bioactive Compounds from Plants , 2 nd ed., Taylor & Francis Ltd, Philadelphia, pp. 407-416 4. Ikan, Ikan, R., 1991, 1991, Natural Product, A Laboratory Guide, 2nd ed., Academic Press, San Diego, p.3 5. Mabry, Mabry, TJ., Markham Markham,, KR., KR., and Thomas, Thomas, M.B., M.B., 1970, 1970, The Systematic Identifications of Flavonoids, Springer – Verlag, Berlin. 6. Markha Markham, m, K.R., K.R., 1988, 1988, Cara Mengidentifikasik Mengidentifikasikan an Flavonoid, Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung 7. Robins Robinson, on, T., 1991, 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung 8. Sardjoko, Sardjoko, 1990, 1990, Analisis Metabolit Sekunder, Cetakan I, Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Antar Universitas (Bank Dunia XVII) – PAU Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 9. Seikel, Seikel, M.K., 1962, Chromatogra Chromatographic phic Methods of Separations, Separations, Isolation, Isolation, and Indentification of Flavonoid Compounds, in Geissman, The Chemistry of Flavonoid Compounds , The Macmillan Company, New York, pp.45-47 10. Siswono, Siswono, H., 2005, 2005, Mekani Mekanisme sme Kerja Kerja Vitam Vitamin in B2, Asam Asam Gala Galat, t, dan dan Somatotropin pada Penghambatan Proses Penuaan Dini, Kajian Aktivitas
13
Senyawa Gizi, Non Gizi dan Hormon Pertumbuhan sebagai Bahan Penghambat Proses Penuaan Dini, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya. 11. Stahl, Stahl, E., 1985, 1985, Analisis Analisis Obat secara secara Kromatogr Kromatografi afi dan Mikrosko Mikroskopi pi , Penerbit ITB, Bandung. 12. Tahara, S., and Ibrahim, R.K., 1995, Prenylated Isoflavonoids Update, Phythochemistry, The International Journal of Plant Biochemistry 100,. 10731094. 13. Weeb, M.R. and Ebeler, S.E., 2004, Comparative Analysis of Topoisomerase IBinhibition and DNA Intercalation by Flavonoids and Similar Compounds: Structural Determinates of Activity , Biochem. J. 384, 527-541
14