Racmad Pratama Suhardi Putra 13011101084 15 ANATOMI-FISIOLOGI KESAARAN AN PEN!R!NAN KESAARAN KES AARAN
Pusat pengaturan kesadaran pada manusia secara anatomi terletak pada serabut transversal retikularis dari batang otak sampai thalamus dan dilanjutkan dengan formasio activator reticularis, yang menghubungkan thalamus dengan korteks cerebri. Formasio reticularis terletak di substansi grisea otak dari daerah medulla oblongata sampai midbrain dan thalamus. Neuron formasio reticularis menunjukkan hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio reticularis midbrain membangkitkan gelombang beta, individu menjadi dalam keadaan bangun dan terjaga. Lesi pada formasio reticularis midbrain mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang delta. adi formasio reticularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular Activating System), System) , suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam !"!#, yang juga mengirimkan serabut difus ke semua area di korteks cerebri $%ardiati, &''(). Formasio reticularis secara difus menerima dan menyebarkan rangsang, meneria imput dari korteks cerebri, ganglia basalis, hipothalamus, sistem limbik, cerebellum, medula spinalis dan semua sistem sensorik. #edangkan serabut efferens formasio retikularis yaitu ke medula spinalis, cerebellum, hipothalamus, sistem limbik dan thalamus yang lalu akan berproyeksi ke korteks cerebri dan ganglia basalis $Price, *++(). !"!# juga mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di korteks, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi korteks secara khusus kh usus untuk tempat tertentu. Eksitasi !"!# umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus. alam keadaan normal, se-aktu perjalanan ke korteks, sinyal sensorik dari serabut sensori aferens menstimulasi !"!# melalui cabangcabang kolateral akson. ika sistem aferens terangsang seluruhna, proyeksi !"!# memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga $%ardiati, &''(). Neurotransmitter yang berperan pada !"!# yaitu neurotransmitter kolinergik, monoaminergik dan G!/!. 0orteks serebri merupakan bagian yang terbesar dari susunan saraf pusat di mana korteks ini berperan dalam kesadaran akan diri sendiri terhadap lingkungan atau inputinput rangsang sensoris $ awareness awareness). ). adi kesadaran
akan bentuk tubuh, letak berbagai bagian tubuh, sikap tubuh dan kesadaran diri sendiri merupakan funsi area asosiasi somestetik $area 1 dan 2 brodmann) pada lobus parietalis superior meluas sampai permukaan medial hemisfer $Price, *++(3 4jokronegoro, *++5). aras kesadarannya6 masukan impuls dari pusat sensorik pada korteks serebri menuju !"!# 7 diproyeksikan kembali ke korteks cerebri 7 terjadi peningkatan aktivitas korteks dan kesadaran $Price, *++(). Tingkat Kesadaran Manusia : $Price, *++() •
Sadar → sadar penuh, orientasi baik terhadap orang, tempat dan waktu, kooperatif, dapat mengingat angka yang diberitahukan beberapa
•
menit sebelumnya. Otomatisme → tingkah laku normal, dapat bicara, kesulitan mengingat,
•
bertindak otomatis tanpa tahu apa yang baru saja dilakukan. Konfusi → canggung, mengalami gangguan daya ingat, kurang
•
kooperatif, sulit dibangunkan, bingung. Delirium → disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif,
•
agitasi, gelisah, sulit dibangunkan dari tidurnya. Stupor → diam, tidur, berespon terhadap rangsang suara keras dan
•
cahaya, berespo baik terhadap rangsang sakit. Stupor dalam → bisu, sulit dibangunkan, masih berespon terhadap
•
nyeri. Koma → tidak sadar, tidak berespon, reeks masi ada.
•
Koma ireersibel!mati → reeks tidak ada, pupil dilatasi, tidak ada denyut jantung dan nafas.
Penurunan Kesadaran, disebabkan oleh6 $4jokronegoro, *++5)
".
#esi masa supra $infra tentorium% ditandai dengan peningkatan &'K dan disertai kelainan fokal. Kelainan ini dapat berupa neoplasma, hematoma, infark cerebri dengan oedema, abses, fokal ensefalitis, enus sinus trombosis.
(.
#esi destruktif pada subtentorial $lokal efek toksik% biasanya merupakan kerusakan langsung dari )*)S, yang dapat berupa infark
batang otak, rhombensefalitis, demyelinasi batang otak, keracuana obat sedatif. +.
#esi difus pada korteks cerebri yang merupakan lesi bilateral umumnya karena hipoksia, iskemia, hipoglikemia, ketoasidosis, kelainan elektrolit, meningitis, ensefalitis, ensefalomielitis,subarachnoid hemorrhage.