FISIOLOGI
Sistem Skeleton Sistem rangka pada kadal dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
Eksoskeleton berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan dan ekor.
Endoskeleton terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk.
Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks, lumbar, sacral, dan kaudal. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang tampak jelas.
Sistem Otot Kadal memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat. Otot aksial (otot badan) kadal mulai menunjukkan beberapa speasialisasi seperti yang dikelompokkan pada mamal. Otot kadal terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada kadal. Jaringan tungkai pada kadal menunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya.
Sistem Pencernaan Kadal umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut yang lebih baik. Hal ini dihubungkan dengan keperluan untuk pelumasan makanan yang kering agar mengurangi gesekan saat ditelan. Kelenjar-kelenjar ini antara lain di daerah fasial, lingual dan sublingual. Kelenjar racun pada reptil berasal dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada kadal beracun merupakan modifikasi dari kelenjar sublingual. Lidah dapat dijulurkan dengan mudah (bebas). Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esofagus dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke intestinum., rektum, dan
kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigigigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang faring terdapat esofagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian fundus yang agak bulat dan bagian kecil disebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering disebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductive.
Sistem Respirasi Paru-paru kadal berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru kadal kebun lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada kadal pertukaran gas tidak efektif. Udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam (di belakang velum) kemudian ke glottis (dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-paru (dengan kapiler-kapilernya). Laring tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita suara (bagi yang bersuara). Selanjutnya berhubungan dengan trakea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang menjadi dua bronki, yang selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian bagian interior yang lebih kompleks daripada amfibia yang mengandung kapilar pulmonalis. Paru-paru kadal dilingkapi oleh tulang iga dan paru-paru di potong longitudinal sehingga deretan faveolus tampak.
Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi pada kadal lebih sempurna daripada Amfibi oleh sebab adanya paru-paru fungsional dan ginjal metanefros. Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonari (bercabang dua), vena paru-paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis ke kepala dan kaki depan. Yang ke belakang memberi darah untuk ruang tubuh, kaki belakang dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior (di kedua belah sisi kepala dan leher), vena cava posterior, vena porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya dialirkan kembali ke sinus venosus tersebut.
Sistem Ekskresi Sistem ekskresi pada reptil pada umumnya berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Sedangkan jika pada hasil metabolismenya bercampur berwarna gelap (hitam, coklat, dsb), umumnya itu merupakan hasil metabolisme yang tidak sempurna dari apa yang telah dimakan oleh hewan ini. Ginjal kadal trutama kadal kebun, sama sepeti halnya pada burung dan mamalia, di kenal sebagai metanefros, sedangkan ginjal pada saat embrio adalah pronefros dan metanefros. Pada hewan jantan sebelum bermuara di kloaka ureter itu bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang pada hewan betina langsung ke kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung tipis yang terletak di dekat kloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi sebagai kumpulan urine sementara. Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung, dan di keluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
Sistem Saraf dan Sensori Otak terdiri dari 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus optikus, serebellum, dan medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf kranial dan pasang-pasang saraf spinal pada tiap somit tubuh.
Lidah sebagai organ perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal (di bawah kulit, dengan membran timpani), dan tiga buah saluran semisirkular yang merupakan organ pendengar. Terdapat saluran eustacius yang bermuara pada atap faring di belakang hidung dalam. Enchephalon terdiri atas dua lobus olfactorius yang panjang yang berhubungan dengan haemisphaericum cerebri yang terletak di muka. Mesencephalon yang tertutup oleh haemisphaerium cerebri terbagi oleh sulcus medianus menjadi dua corpora bigemina. Cerebellum (myencephalon) berbentuk kecil terletak di belakang mesencephalon. Di sebelah bawah cerebellum terdapat medulla oblongata yang lebar di sebelah anterior yang mempunyai cekung fossa rhomboidea yang sebagian ditutupi cerebellum. Di sebelah dorsal dari mesencephalon suatu bulatan kecil epihyse, sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata (metencephalon) dilanjutkan oleh medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi cerebrales. Otak tengah pada reptil telah mengalami perubahan pada cerebrum yang diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium. Cerebellum reptil relatif lebih besar dari pada amfibi. kemampuan ini dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan reptile memiliki 12 saraf kranial.
Sistem Reproduksi Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis (seperti pada penyu) di dekat kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke dalam kloaka kadal betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar). Telur yang diletakkan di tanah brkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan mudah merupakan miniatur hewan dewasa.