HAKIKAT MANUSIA MENURUT FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT
DISUSUN OLEH
ANGGI SEPTIYANI
NIM 201460046
FAKULTAS PSIKOLOGI
SEMESTER SATU
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia itu amat tinggi derajatnya karena akal budinya, dan karena itu manusia lebih tinggi dari makhluk lain di dunia ini. Manusia selalu ingin tahu mengenai hakikatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Keingintahuan manusia ini melahirkan pertanyaan pertanyaan mendasar mengenai hakikat manusia sehingga menimbulkan pemikiran filsafat. Melalui tugas yang diberikan oleh Bp.Trubus Raharjo S.psi,M.psi selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat saya akan menjelaskan mengenai hakikat manusia dilihat dari sudut pandang filsafat Materialisme dan Idealisme.
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Filsafat Materialisme dan Idealisme?
Bagaimana latar belakang Filsafat Materialisme dan Idealisme?
Apa saja ciri ciri aliran Materialisme dan Idealisme?
Siapa Tokoh filsafat Materialisme dan Idealisme? Jelaskan pandangan dari masing masing tokoh tersebut!
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME
Filsafat Materialisme
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural.
Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
Materialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada unsure fisik. Materi adalah sesuatu hal yang kelihatan, dapat diraba berbentuk, menepati ruang. Hal-hal yang bersifat kerohanian seperti pikiran, jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasa senang tidak lain hanyalah ungkapan proses kebendaan.
Aliran Filsafat Materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka. Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun modern, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme mengatakan bahwa pada akhirnya, jadi pada prinsipnya, pada dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material; dengan kata lain materi, betul-betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang Sapi, Batu, atau Pohon, tetapi pada eksistensinya manusia sama saja dengan Sapi. Dilihat dari segi keberadaannya juga sama.
Istilah Materialisme dapat didefinisikan dengan beberapa cara:
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsure-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran, termasuk didalamnya segala proses fisikal merupakan mode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsure-unsur fisik.
Materialisme adalah doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Kedua definisi tersebut mempunyai implikasi yang sama walaupun cenderung untuk menjanjikan bentuk materialisme yang lebih tradisional. Pada akhir-akhir ini, doktrin tersebut dijelaskan sebagai energism yang mengembalikan segala suatu pada bentuk energy, atau sebagai suatu bentuk dari positivisme yang member tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature, of reality.
Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu merupakan kesatuan materiil yang tak terbatas: alam, termasuk kesatuan material yang tak terbatas; alam, termasuk didalamnya segala materi dan energy (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada, dan bahwa alam adalah realitas yang keras, dapat disentuh, materiil, objektif, yang dapat diketahui oleh manusia. Materialisme modern mengatakan bahwa materi itu ada sebelum jiwa , dan dunia materiil adalam yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua.
Filsafat Idealisme
Arti dari kata idealisme sendiri adalah suatu setandar kesempurnaan, Keunggulan, Keindahan, dan kebaikan, dapat juga diartikan sebagai objek tujuan sempurna dan hasrat untuk mencupai suatu keinginan, Dalam Filsafat idealisme doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya bias difahami dengan ketergantungan pada jiwa dan spitirit, Istilah ini diambil dari kata "idea" yang berarti jiwa.
Secara mudah idealisme dapat diartikan sebagai cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang atau kelompok orang. Idealisme bukan sebarang cita-cita, namun cita-cita yang tinggi dan luhur, suatu nilai kebenaran dan harga diri, serta hasrat untuk mencapai hasil yang istimewa. Pada dasarnya setiap orang mempunyai idealisme, dan merupakan salah satu hal penting dalam hidup seseorang. Dengan idealisme orang dapat melakukan hal yang luar biasa, bertahan pada suatu prinsip yang diyakini bahkan rela hidup menderita demi mempertahankan pandangan dan kehormatan. Untuk apa mempertahankan idealisme? Jawabnya, untuk mendapatkan kepuasan jiwa yang begitu mahal harganya. Kepuasan dan kebahagiaan itu, tentu saja tidak dapat diukur dengan nilai uang atau materi.
LATAR BELAKANG FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME
Filsafat Materialisme
Awal Materialisme dalam filsafat adalah lahirnya naturalism, demikian Juhaya S. Pradja (2000:96) menjelaskan, kata "nature" atau alam yang dipakai dalam filsafat bukan hanya terbatas pada alam lautan, gunung, dan kehidupan liar. Akan tetapi, tercakup didalamnya astronomi yang mencakup bagian-bagian yang luas dari ruang dan waktu, dari Fisika dan Kimia serta analisisnya yang bersifat atom dan sub atom. Dalam perspektif ini, kehidupan manusia mungkin tampak sebagai suatu perincian, tetapi kata "alam" tidak merupakan kebalikan dari manusia, karya-karyanya serta kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dalam suatu system fenomena yang satu serta tidak terbagi-bagi.
Filsafat Idealisme
Konsep ini dalam filsafat dikenal sebagai idealisme etis. Cita-cita manusia mengarah kepada tingkah laku dan kesusilaannya. Manusia itu amat tinggi derajatnya karena akal budinya, dan karena itu manusia lebih tinggi dari makhluk lain di dunia ini. Dikenal pula idealisme estetis yang menganggap kebaikan tertinggi adalah keindahan. Berarti manusia harus indah. Indah dalam hal ini adalah indah baik rohani maupun jasmaninya. Keindahan ini dicapai dengan menyempurnakan dirinya dan menyelaraskan segala kemampuannya dengan keadaan dunia yang mengelilinginya. Pada prakteknya kini ditempuh jalan tengah yang dikenal dengan idealisme realistis. Konsep ini berpangkal pada realita bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Dua-duanya tidak boleh diabaikan karena keduanya yang menjadikan manusia. Oleh karena itu sering muncul dua kutub idealisme dan realita yang nampaknya saling bertentangan. keterangannya tentang budi , dengan terang dikatakannya bahwa dengan budi murni mungkin orang tak mungkin mengenal yang diluar pengalaman. Karena pengetahuan budi ini selalu terkait dengan pengalaman : metafisika murni tak mungkin.
Ketidak puasan murid-murid Kant dengan batasan budi itu, sehingga mereka mencari suatu dasar untuk renungan mereka yang melahirkan system metafisika. Dan system tersebut dicari dan didapat dari dasar tindakan ialah aku sebagai subyek yang konkrit dari suatu dasar menurunkan kesimpulan-kesimpulan serta memberi keterangan keseluruhan ada itu ada yang menyebut idealisme.Oleh sebab itu karean idealisme ini berdasarkan atas subyek maka disebut idealisme subyektif , berlawanan dengan idealisme realistis yang diajukan oleh Plato.
CIRI CIRI ALIRAN FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME
Filsafat Materialisme
Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
Tidak meyakini adanya alam ghaib
Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak
Filsafat Idealisme
Jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya,sumber kehidupan
Penekanan adanya Roh (Tuhan) dalam kehidupan manusia tanpa menolak materialisme
Adanya kekuatan spiritual di belakang setiap kejadian
Melihat segala sesuatu yang terjadi berdasarkan dua sisi,sisi pertama apakah karena perbuatan manusia,sisi yang kedua ada otonom yang menggerakkan sesuatu terjadi.
Menekankan kebebasan manusia yang disebut personalisme,individu bebas mengekspresikan dirinya sendiri
TOKOH TOKOH FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME
Tokoh Filsafat Materialisme
Karl Marx (1818-1883)
Marx lahir di Trier Jerman pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang cukup berada, dan ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah dewasa Marx melanjutkan studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia memperoleh gelar doktor dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan Demoktirus. Kemudian, ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut Feurbach. Dalam usia dua puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran Rheinich Zeitung yang dibrendel pemerintahannya karena dianggap revolusioner.
Setelah ia menikah dengan Jenny Von Westphalen (1843) ia pergi ke Paris dan disinilah ia bertemu dengan F.Engels dan bersahabat dengannya. Tahun 1847, Marx dan Engels bergabung dengan Liga Komunis, dan atas permintaan liga komunis inilah, mereka mencetuskan Manifesto Komunis (1848).
Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan hal yang fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-xita politik atau teologi yang berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari sejarah ialah suatu masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah masyarakat komunis.
Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang material.
Hornby (1974)
Menurut Hornby materialisme adalah theory, belief, that only material thing exist (teori atau kepercayaan bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
Sebagian ahli lain mengatakan bahwa materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa materi dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan, kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi, materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu, malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya berkausa material. Pada ekselasi material menjadi suatu keniscayaan pada being of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan bahwa materi dan segala perubahannya bersifat abadi.
Tokoh Filsafat Idealisme
J.G. Fichte (1762-1814 M)
Johan Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-1788. Filsafat menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Ini sudah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip yang dimaksud ada di dalam etika. Bukan teori, melainkan prakteklah yang menjadi pusat yang disekitarnya kehidupan diatur. Unsur esensial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta.
Menurut pendapatnya subjek "menciptakan" objek. Kenyataan pertama ialah "saya yang sedang berpikir", subjek menempatkan diri sebagai tesis. Tetapi subjek memerlukan objek, seperti tangan kanan mengandaikan tangan kiri, dan ini merupakan antitesis. Subjek dan objek yang dilihat dalam kesatuan disebut sintesis. Segala sesuatu yang ada berasal dari tindak perbuatan sang Aku.
G.W.F Hegel (1798-1857 M)
Tema fisafat Hegel adalah Ide Mutlak. Oleh karena itu, semua pemikirannya tidak terlepas dari ide mutlak, baik berkenaan dari sistemnya, proses dialektiknya, maupun titik awal dan titik akhir kefilsafatannya. Oleh karena itu pulalah filsafatnya disebut filsafat idealis, suatu filsafat yang menetapkan wujud yang pertama adalah ide (jiwa).
Pusat fisafat Hegel ialah konsep Geist (roh,spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Istilah ini agak sulit dipahami. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, kongkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai world of spirit (dunia roh), yang menempatkan ke dalam objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu merupakan esensi manusia dan juga esensi sejarah manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hakikat manusia menurut Filsafat materialisme dipandang secara obyektif. Materialisme : pikiran atau roh hanyalah materi yang sedang bergerak.
Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak, Isep Zainal Arifin, Filsafat Umum, Bandung: Gema Media Pusakatama, 2002.
Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung: PT Pustaka Setia, 1997Beerling, R.F. 1966. Filsafat Dewasa Ini. Terj. Hasan Amin, Djakarta:Balai Pustaka.
Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Jakarta:Rineka Cipta.
Praja, juhaya s. 2006. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Bandung: Yayasan PIARA (Pengembangan Ilmu Agama dan Humaniora).
https://harkaman01.wordpress.com/2013/01/11/aliran-aliran-filsafat-idealisme-materialisme-eksistensialisme-monisme-dualisme-dan-pluralisme/