dosen pengampu: Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M.T .14811471-2
Tugas:
Sejarah Teori dan Kritik Arsitektur Semester Ganjil 2014
FILOSOFI TATA RUANG PADA RUMAH ADAT SUNDA
1403124085
Rangga Panji Sangkala
Jurusan Desain Interior , Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung
Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung 40257 Indonesia
ABSTRAK
Masyarakat Sunda memiliki filosofi-filosofi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan mereka. Filosofi tersebut juga mempengaruhi bentuk bangunan rumah adat suku sunda sendiri. Rumah adat suku sunda berbentuk rumah panggung. Pada bentuk panggungnya itu memiliki filosofi tersendiri. Masyarakat suku sunda membagi dunia menjadi tiga, yaitu dunia atas atau buana nyungcung, dunia tengah atau buana panca tengah, dan dunia bawah atau buana larang. Mereka meyakini bahwa manusia itu hidup di tengah-tengah antara dunia atas dan dunia bawah. Dunia atas menurut mereka ialah tempatnya para dewa, sedangkan dunia bawah merupakan tempat untuk orang yang sudah meninggal dunia. Tidak hanya bentuk rumah suku sunda pun memiliki tata ruang didalamnya. Tata ruang rumah sunda juga mengandung filosofi-filosofi didalamnya. Masyarakat suku sunda membagi ruang menjadi tiga bagian, yaitu ruang depan dan belakang, serta ruang tengah yang menjadi penghubung ruang depan dan belakang. Ruang depan merupakan ruang yang khusus untuk laki-laki dan ruang belakang merupakan ruang yang khusus untuk perempuan.
Kata Kunci : Rumah Adat Sunda, Tata Ruang, Filosofi Tata Ruang
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah Negara dengan suku bangsa yang beragam didalamnya. Tak heran jika Indonesia dianggap oleh Negara lain sebagai sebuah Negara yang kaya akan budaya. Salah satu suku yang terbesar di Indonesia ialah suku Sunda. Suku Sunda sendiri ialah sebuah suku yang berasal dari bagian barat pulau Jawa. Suku sunda juga merupakan suku terbesar kedua di Indonesia.
Suku sunda memiliki rumah adatnya sendiri. Rumah adat itu pun dipengaruhi oleh filosofi-fiosofi yang berada dilingkungan orang suku sunda sendiri. Filosofi-filosofi tersebut mempengaruhi bentuk rumah adat sunda, material-material yang diterapkan pada bangunan rumah, hingga tatanan ruang rumah itu sendiri.
Latar Belakang
Permasalahan
Bentuk rumah adat sunda ialah rumah panggung. Hal tersebut dikarenakan oleh filosofi sekitar yang mengatakan bahwa tempat manusia tinggal itu berada di tengah bukan di bawah maupun di atas. Apabila rumah menyentuh atau menempel ke tanah maka dianggap tidak menghormati orang yang sudah meninggal dunia.
Terlihat jelas bahwa filosofi yang berada di sekitar masyarakat sunda mempengaruhi bentuk dari rumah adat sunda. Masyarakat Sunda juga membagi ruang dengan fungsinya masing-masing berdasarkan filosofi-filosofi yang mereka yakini. Pembagian ini dibagi berdasarkan jenis kelamin dan urutan keluarga.
Tujuan
Tata ruang rumah adat sunda tidak hanya bertujuan untuk memfasilitasi segala aktivitas masyarakat sunda setiap harinya.Tetapi tata ruang itu sendiri mengandung filosofi didalamnya. Oleh karena itu penulisan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tata ruang rumah adat sunda.
Studi Literatur / Kajian Pustaka / Tinjauan Teori
Bahan
Sistem pembagian ruangan pada rumah tempat tinggal berhubungan dengan pandangan masyarakat tentang kedudukan dan fungsi masing-masing anggota keluarga penghuni suatu rumah. Pembagian itu didasarkan pada tiga daerah yang terpisah dibedakan penggunaannya, yaitu: daerah wanita, daerah laki-laki, dan daerah netral (dipergunakan bagi wanita dan laki-laki). Konsep dasar pembagian ruang pada rumah tradisional Sunda, berlaku klasifikasi dua, yaitu ruang tepas 'depan' dan ruang belakang; terdiri atas ruang padaringan 'tempat menyimpan beras' dan dapur. Di antara kedua ruang tersebut ada ruang pemisah atau ruang antara, yaitu ruang tengah yang berfungsi sebagai ruang penghubung. Tepas adalah ruang laki-laki, berfungsi sebagai tempat menerima tamu, walaupun wanita boleh masuk ke ruangan ini. Ruang tengah 'tengah imah' merupakan daerah netral digunakan untuk berkumpul seluruh anggota keluarga, mereka berbaur di tempat ini, dan berfungsi pula sebagai penghubung antara ruang tepas 'depan' dengan ruang belakang 'dapur'. ( Sumber : www.sundasamanggaran.blogspot.com )
Di dalam rumah suku sunda terdapat pembagian ruang, yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Setiap ruangan memiliki fungsi tertentu. Ruang dep an memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu. Ruang tengah berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga atau tempat mengadakan acara keluarga, seperti selamatan. Ruang belakang berfungsi sebagai tempat untuk memasak, menyimpan bahan makanan, dan bahan hasil bumi. ( Sumber : Hendi Anwar dan Hafizh, 2013: 22 )
Methodology
Metode yang diterapkan pada penulisan paper ini ialah metode deskriptif. Metodologi Deskriptif ialah sebuah metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. ( Sumber : www.belajarpsikologi.com )
Metode deskriptif juga merupakan metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung. ( Sumber : elib.unikom.ac.id )
Pembahasan
Rumah Adat Sunda
Rumah adat sunda memiliki bentuk rumah panggung. Bentuk rumah panggung ini sangat cocok ditempatkan pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi seperti di Indonesia. Dengan posisi lantai yang tidak menempel ke tanah penghuni rumah tidak akan merasakan udara yang dingin. Kesehatan penghuni rumah pun terjaga.
Gambar 4.1: Bentuk rumah adat sundaSumber: Rumah Etnik SundaGambar 4.1: Bentuk rumah adat sundaSumber: Rumah Etnik Sunda
Gambar 4.1: Bentuk rumah adat sunda
Sumber: Rumah Etnik Sunda
Gambar 4.1: Bentuk rumah adat sunda
Sumber: Rumah Etnik Sunda
Selain hal tersebut, bentuk rumah adat sunda pun dipengaruhi filosofi-filosofi yang berasal dari nenek moyang mereka. Bentuk rumah panggung menepatkan manusia atau penghuni rumah tidak berada pada permukan tanah. Penghuni itu sendiri berada pada tengah-tengah bangunan. Ini berdasarkan dari filosofi orang sunda sendiri dimana pada suku sunda memiliki pembagian tiga dunia, yaitu sebagai berikut :
Buana nyungcung (dunia atas), yaitu tempat para dewa.
Buana panca tengah, yaitu tempat manusia dan makhluk lainnya.
Buana larang, tempat orang yang sudah meninggal.
Dari pembagian jagat raya tersebut masyarakat sunda memiliki kepercayaan bahwa manusia harus hidup pertengahannya atau ditengah-tengah dari dunia langit dan bawah. Konsep rumah panggung pun diterapkan oleh masyarakat sunda untuk memenuhi filosofi tersebut. Selain bentuk rumah, filosofi yang berada di suku sunda pun mempengaruhi terhadap tata ruang rumah adat sunda.
4.2 Tata Ruang Rumah Adat Sunda
Ada pembagian ruangan pada rumah adat sunda, yaitu ruang depan atau biasa disebut tepas, ada juga ruang tengah yang biasa disebut tengah imah, dan yang terakhir adalah ruang belakang yang terdiri dari pawon dan padaringan.
Ruangan tersebut memiliki fungsi masing-masing. Ruang depan atau tepas memiliki fungsi sebagai ruang untuk menerima tamu. Pada ruangan ini biasanya tidak disediakan furniture, apabila ada tamu biasanya pemilik rumah menyediakan tikar. Kemudian pada bagian tengah ialah berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para keluarga.
RUANG BELAKANGRUANG BELAKANG
RUANG BELAKANG
RUANG BELAKANG
RUANG TENGAHRUANG TENGAH
RUANG TENGAH
RUANG TENGAH
RUANG DEPANRUANG DEPAN
RUANG DEPAN
RUANG DEPAN
Gambar 4.2: Tata ruang rumah adat SundaSumber: Data pribadiGambar 4.2: Tata ruang rumah adat SundaSumber: Data pribadi
Gambar 4.2: Tata ruang rumah adat Sunda
Sumber: Data pribadi
Gambar 4.2: Tata ruang rumah adat Sunda
Sumber: Data pribadi
Diruangan ini terdapat ruang keluarga dan ruang kamar. Terakhir ialah ruang belakang yang terdiri dari pawon dan padaringan. Pawon adalah dapur sedangkan padaringan adalah tempat menyimpan beras atau bahan makanan lain.
4.3 Filosofi Tata Ruang Rumah Adat Sunda
RUANG PEREMPUANRUANG PEREMPUAN Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas penataan ruang tersebut memiliki fiolosofi tersendiri yang terkandung
RUANG PEREMPUAN
RUANG PEREMPUAN
RUANG NETRALRUANG NETRAL
RUANG NETRAL
RUANG NETRAL
RUANG LAKI-LAKIRUANG LAKI-LAKI
RUANG LAKI-LAKI
RUANG LAKI-LAKI
Gambar 4.3: Penataan ruang sesuai dengan pengguna ruanganSumber: Data pribadiGambar 4.3: Penataan ruang sesuai dengan pengguna ruanganSumber: Data pribadi
Gambar 4.3: Penataan ruang sesuai dengan pengguna ruangan
Sumber: Data pribadi
Gambar 4.3: Penataan ruang sesuai dengan pengguna ruangan
Sumber: Data pribadi
didalamnya. Pada filosofinya tata ruang rumah adat sunda terdiri dari dua bagian yaitu ruang depan atau tepas dan ruang belakang yang berfungsi sebagai dapur dan tempat penyimpanan bahan makanan. Di tengah ruangan tersebut tedapat ruang tengah yang merupakan ruang penghubung antara ruang depan dan ruang belakang.
Ruang tepas merupakan ruang laki-laki, yang fungsinya untuk menerima tamu. Ruang tengah atau tengah imah merupakan ruangan netral, berfungsi untuk tempat kumpul keluarga, dan penghubung ruang depa dan belakang. Ada juga yang disebut dengan pangkeng atau disebut dengan ruang tidur. Ruang tidur ini termasuk pada bagian ruang wanita, orang lain tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan ini, hanya suami istri saja yang boleh memasuki ruangan ini. Ruang belakang merupaka ruangnya perempuan. Ruangan ini terdiri dari dapur dan tempat penyimpanan beras. Pada ruangan ini tercermin kewanitaan, karena terdapat penyimpanan beras yang merupakan perlambangan dari 'Nyi Sri', tabu sekali bagi laki-laki yang masuk ke ruangan ini, karena baik sesajen dan penempatan beras dibuat oleh wanita.
Konsep pembagian dua terhadap ruang-ruang rumah menjadi daerah laki-laki dan daerah perempuan, bisa kita lihat sebagai kategorisasi yang bersifat filosofi dan fungsional. Misalnya laki-laki secara adat tidak boleh masuk ke dalam padaringan, karena ruang tersebut hanya diperuntukkan untuk wanita saja. Daerah padaringan identik dengan Dewi Sri atau yang biasa orang awam sebut sebagai dewi pada yang memiliki sifat kewanitaan. Makhluk-makhluk halus (dedemit, jurig, ririwa, kelong) yang bertalian dengan dunia di luar rumah, cenderung bersifat laki-laki dan dengan demikian harus dihadapi oleh laki-laki pula.
Kesimpulan
Masyarakat Sunda membagi ruangan pada rumahnya menjadi tiga ruang. Pertama ruang depan atau tepas, ruang belakang, dan ruang tengah yang merupakan penghubung ruang depan dan belakang.
Pembagian ruangan tersebut mengandung filosofi-filosofi didalamnya. Masyarakat Sunda meyakini bahwa pembagian ruang memiliki sangkut paut dengan keberadaan Dewi Sri atau Dewi Padi.
Ruang depan merupakan ruang laki-laki, ruang belakang merupakan ruang perempuan, dan ruang tengah merupakan ruang netral. Ruang belakang dikhususkan untuk perempuan. Raung ini dianggap memiliki ciri kewanitaan, karena terdapat penyimpanan beras yang merupakan perlambangan dari 'Nyi Sri'.
Makhluk-makhluk halus (dedemit, jurig, ririwa, kelong) yang bertalian dengan dunia di luar rumah, cenderung bersifat laki-laki dan dengan demikian harus dihadapi oleh laki-laki pula. Oleh karena itu ruang depan merupakan ruang laki-laki.
Apabila filosofi pembagian ruang rumah adat sunda kita kaitkan dengan pembagian rumah sekarang, maka kita bisa mengartikan bahwa ruang belakang merupakan ruangan privasi untuk wanita. Laki-laki boleh saja memasuki ruangan tersebut, namun ditakutkan terjadi hal-hal negatif atau pemikiran negatif dari warga sekitar.
Laki-laki ditempatkan pada ruang depan. Ini melihat dari tugas laki-laki sebagai pemimpin keluarga. Dimana seorang pemimpin keluarga harus melindungi keluarganya dari berbagai macam ancaman.
Ruang depan juga dikatakan sebagai ruang publik, dimana merupakan ruangan yang pertama kali diakses oleh orang lain. Ruang tengah merupakan zona semi-private dimana hanya anggota keluarga atau saudara saja yang dapat mengaksesnya.
Daftar Pustaka
Anwar, Hendi dan Hafizh. (2013). Rumah Etnik Sunda. Jakarta: Griya Kreasi.
http://belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian-pendidikan/ ( 20 September 2014 )
http://fpelamonia.blogspot.com/2010/01/perkembangan-arsitektur-pada-rumah.html (20 September 2014).
http://gema-budaya.blogspot.com/2012/01/menelisik-rumah-adat-sunda.html ( 20 September 2014 )
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=110:rumah-tradisional-sunda&catid=41:umum ( 20 September 2014 )
http://sundasamanggaran.blogspot.com/2011/03/arsitektur-dan-tata-ruang-menurut.html (20 September 2014).