Mahasiswa dapat memahami, mengerti dan menjelaskan konsep kinetika stabilitas obat, stabilitas obat, fenomena antarmuka, koloid, mikromeritik, rheologi, laru la ruttan da dan n ke kela larrut uta an, di disp spen ensi si ka kasa sar, r, farm rma asi fisik da dan n desain prod odu uk obat, difusi dan disolusi,ilmu polimer
Mahasiswa dapat memahami, mengerti dan menjelaskan konsep kinetika stabilitas obat, stabilitas obat, fenomena antarmuka, koloid, mikromeritik, rheologi, laru la ruttan da dan n ke kela larrut uta an, di disp spen ensi si ka kasa sar, r, farm rma asi fisik da dan n desain prod odu uk obat, difusi dan disolusi,ilmu polimer
Bobot
SKS : 2 SKS
Kode mata kuliah : FAF 244 Sistem penilaian : 10 % kehadiran b. 20 % Tugas terstruktur a.
c.
30 % Ujian Tengah Semester
d.
40 % Ujian Akhir A khir Semester
Evaluasi
Hasil :
1.
> 80 : A
2.
70-79 : B
60-69 : C 4. 50-59 : D 3.
5.
< 50 : E
No.
POKOK BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN
1
2
3
1.
2.
3.
Pendahuluan
1. Menjelaskan kompetensi dalam TIU & TIK 2. Menjelaskan kontrak kuliah dan metode pembelajaran. Kinetika Stabilitas Obat 1. Laju, order, dan molekularitas. 2. Persamaan laju dan reaksi orde satu. 3. Waktu paruh. 4. Masa simpan. 5. Reaksi orde dua. 6. Reaksi orde nol. 7. Laju reaksi dan suhu. Stabilitas Obat
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Oksidasi dan stabilitas radikal bebas. Pencegahan deteriorasi oksidatif. Autoksidasi lemak dan minyak. Penuaan dan hidrolisis. Contoh obat yang mudah terhidrolisis. Mekanisme degradasi lainnya.
4.
Fenomena Antarmuka
1. 2. 3. 4.
Antar muka cairan. Adsorpsi pada antarmuka cairan. Adsorpsi pada antarmuka padatan. Sifat listrik antarmuka
5.
Koloid
1. 2. 3. 4. 5.
Tipe sistem koloid. Sifat optik koloid. Sifat kinetis koloid. Sifat elektris koloid. Solubilisasi.
6.
Mikromeritik
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ukuran partikel dan distribusi ukuran. Metode untuk menentukan ukuran partikel. Bentuk partikel dan luas permukaan. Metode untuk menentukan luas permukaan. Ukuran pori. Sifat-siat yang diturunkan dari serbuk.
7.
Rheologi
8.
Dispensi Kasar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sistem Newton. Sistem non-Newton. Thiksotropi. Penentuan sifat-sifat rheologis. Viskoelastisitas. Psikorheologi. Penerapan di bidang Farmasi. 1. Pengertian suspensi. 2. Sifat antarmuka dari partikel suspensi. 3. Pendiaman Suspensi. 4. Formulasi Suspensi. 5. Pengertian emulsi. 6. Stabilitas fisik suspensi. 7. Pengawetan emulsi. 8. Sifat rheologi emulsi. 9. Kesetimbangan fase dan Formulasi emulsi. 10.Sistem Emulsi khusus. 11.Semisolid (setengah padat)
9.
Larutan dan Kelarutan
1. Pengertian larutan, sifat larutan, tipe larutan padat. 2. Penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih. 3. Osmosis. 4. Sifat koligatif larutan elektrolit. 5. Pengertian kelarutan. 6. Prinsip umum kelarutan solute dalam solven. 7. Kelarutan cairan dalam cairan. 8. Kelarutan zat padat dalam cairan. 9. Kelarutan elektrolit yang sukar larut. 10. Pengaruh surfaktan pada kelarutan.
10. Difusi dan Disolusi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
11.
1. Disolusi dan bioabsorpsi. 2. Terapi obat terkontrol.
Farmasi Fisik dan Desain Produk Obat
Difusi masa-tunak Prosedur dan alat. Disolusi. Pelepasan obat. Prinsip difusi dalam sistem biologis. Sorpsi uap dan transmisi. Termodinamika Difusi. Difusi dan Ekologi
12. Ujian Tengah Semester 13. Ujian Akhir Semester 14. Kuis
Cairns. D, 2004 (diterjemahkan oloh Rini Maya Puspita), Intisari Kimia Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Martin et. Al., 1990, (diterjemahkan oleh Yoshita, Farmasi Fisik, jilid I, Edisi ketiga, IU Press, Jakarta Moechtar., 1990, Farmasi Fisik, Bagian Struktur Atom dan Molekul Zat Padat dan Mikromeritika, UGM Press, Yogyakarta.
Seorang farmasis harus mengetahui profil suatu obat. Sifat fisika kimia, stabilitas. Sifat tersebut menjadi dasar dalam keputusan seorang farmasis, peresepan, maupun desain dan formulasi. Selain itu kinetika suatu obat menjadi dasar dalam menentukan waktu kadaluarsa dari suatu obat Farmasis harus menjamin obat stabil sampai ditangan pasien
Kestabilan dan tak tercampurkan : proses laju rekasi menyebabkan ketidakaktifan obat melalui penguraian obat, hilangnya khasiat obat akibat perubahan fisik dan kimia Disolusi : kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan molekular
Proses absorpsi, distribusi dan eliminasi : Kerja obat pada tingkat molekuler
Identifikasi reaktan dan produk Tuliskan reaksi kimia-nya Menghitung konsentrasi salah satu reaktan atau produk selama interval waktu tertentu
OBAT
: p.o
MASUK KEDALAM TUBUH MELEWATI SAL. PENCERNAAN : LAMBUNG, USUS COLON. MENGALAMI DISINTEGRASI DAN DISOLUSI
ABSORPSI, DISTRIBUSI , METABOLISME
TEMPAT AKSI OBAT ORGAN SEL ( MOLEKULER)
JARINGAN
Kinetika Kimia mempelaj ari laju reaksi kimia dan mekanism e (tahapan) reaksinya
Begitu
banyaknya tahap yang dilewati suatu obat tentunya banyak hal yang akan berpengaruh. Dalam tubuh begitu kompleks, sehingga besar kemungkinan terjadi interaksi obat yang akan memperkecil efek obat
A +
B
C
Ket :
Kecepatan terbentuknya molekul C dalam waktu tertentu
Kecepatan berkurangnya molekul A dan B dalam waktu tertentu
Perjuangan Calon sarjana farmasi + Darah Air mata Uang Waktu
Sarjana Farmasi Apoteker
Laju reaksi : kecepatan pembentukan sarjana farmasi dalam waktu tertentu
menggambarkan seberapa cepat reaktan terpakai dan produk terbentuk Kecepatan : turunan reaksi/ diferensial Contoh : CH3COOH + C2H5OH H20
CH3COOC2H5 +
Asam asetat etil alkohol air
etil asetat
Definisi Matematika Perubahan kuantitas reaktan atau produk selang waktu tertentu Kuantitasnya dapat berupa : massa, volume, konsentrasi, tekanan, dll
Laju
kuantitas final ± kuantitas initial = waktu final ± waktu initial ([
=
]
(p
or (t
(t
Hukum aksi massa : laju reaksi sebanding dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang dipangkatkan dengan koefisien reaksi a A + b B = Produk Laju = - 1/a (d (A)) / d t = - 1/b (d (B) ) / dt Laju = k (A)a (B)b
Laju (v)= k (A)a (B)b Ket : K : konstanta laju reaksi A : molaritas A a : koefisien reaksi A orde reaksi B : molaritas B b : koefisien reaksi B orde reaksi Total orde : a + b Terkadang koefisien reaksi tidak selalu sama dengan orde reaksi
Orde
reaksi : pangkat dari tiap konsentrasi rekatan Orde reaksi total / keseluruhan : jumlah pangkat konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan garis lurus Macam-macam orde reaksi 1. Orde reaksi nol 2. Orde reaksi satu 3. Orde reaksi dua
: k (CH3COOH) (C2H5OH) Asam asetat : orde pertama Etanol : orde pertama Total orde : orde kedua V
Ket : ketika salah satu reaktan mempunyai konsentrasi yang sangat besar maka dianggap konstan sehingga orde menjadi orde satu (orde reaksi semu)
Bahwa
suatu pembentukan suatu zat melibatkan tahapan-tahapan (reaksi elementer) dengan jumlah molekul tertentu, (stoikiometri) Maka suatu orde reaksi elementer menggambarkan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi tersebut
2 NO2 N2O4 V=
- dA/dt = k (No2)2
CH3CL + NH3 CH3NH3 + CLV=
-dA/dt = - dB/dt = kAB
Faktor yang tetap berpengaruh Dapat berupa : temperatur, pelarut Dalam setiap reaksi suatu zat tentunya mempunyai perbedaan kondisi sehingga k akan berbeda-beda
Orde
nol : -dA/dt : mol / liter.detik
Orde
pertama : -dA/dt (1/A)
=
Orde
kedua : -dA/dt (1/A2)
liter /detik. mol
=
1/detik
Waktu
yang dibutuhkan oleh suatu obat sehingga tersisa 50 % dari zat awal. Atau terurai setengahnya
Waktu
dimana obat yang tersisa 90 % dan telah terurai sebesar 10%
Contoh ; suspensi, konsentrasi bergantung pada kelarutan obat. Sewaktu obat terurai, lebih banyak obat yang dilepaskan dari partikel suspensi, konsentras tetap konstan. Konsentrasi merupakan kelarutan obat daslam kesetimbangan dalam suatu partikel pelarut pada temperatur tertentu Konsentrasi : konstan Jumlah obat dalam larutan tetap : walau terurai A ² A0 = - kt K = A0 ² A t
Misal : suatu zat telah terurai 75% dari konsentrasi awal setelah satu tahun, reaksi dianggap orde nol. Hitung nilai k K = A0 ² A = 100 ² 25 = 75%/tahun t
1
A = A0/2 A ² A0 = - kt (A0/2 ² A0) = - k t50 - A0/2 = - k t50 t 50 = Ao/ 2k Maka hitung rumus t90 ?
T 50 = 100 / 2 (75) = 0.667 tahun
Ln A ² Ln A0
=
- k (t-0)
Ln A = Ln A0 ² k t Log A = Log A0 ² kt/2.303 A = A0 10 ² k t / 2.303
k =
2,303 t
log
0
atau k =
2,303 lo t
atau ln
C0 C0
=
C
kt
g
0 0
X
t 50 % = t ½ = ATAU t 50 % = t ½ =
0,693 k 1 C 0 k
Dalam bentuk eksponensial menyatakan konsentrasi berkurang secara eksponensial terhadap waktu. Gambar 740 Contoh dapat dilihat halaman 741-742