BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara sebagaimana telah dikemukakan oleh para ekonom klasik (Adam Smith, David Ricardo dan J.S. ill! adal adalah ah bers bersum umbe berr dari dari perb perbed edaa aan n prod produk ukti tivi vita tas s tena tenaga ga ker"a ker"a (tena (tenaga ga ker"a ker"a merupakan merupakan satu#satu satu#satunya nya faktor faktor produksi produksi yang yang secara secara eksplisit eksplisit diperhitun diperhitungkan! gkan!.. Dalam teori tersebut tidak di"elaskan secara rinci mengenai sebab#sebab perbedaan tingkat produktivitas itu sendiri. $eori %ecksc %eckscher her#&h #&hlin lin (%#&! (%#&! yang yang dikemu dikemukak kakan an oleh oleh 'li %ecksc %eckscher her dan seoran seorang g mahasi mahasis sany anya a bernam bernama a )ertil )ertil &hlin &hlin untuk untuk perta pertama ma kaliny kalinya a menela menelaah ah sebab#sebab munculnya keunggulan komparatif bagi setiap negara dan dampak yang ditimbulkan oleh hubungan perdagangan terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang melakukan hubungan perdagangan. enurut teori %#& baha adanya hubungan perdagangan berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara, selain disebabkan oleh perbedaan produktivitas tenaga ker"a "uga disebabkan oleh adanya perbedaa perbedaan n karunia karunia sumber sumber daya, daya, atau variasi variasi dalam dalam kepemilikan sumber daya di negara yang satu dengan yang di miliki oleh negara lain. Kita Kita memper memperlua luas s perda perdagan gangan gan ke dua arah arah pentin penting. g. *ertam *ertama a kita kita akan akan men"elaskan dasar dari ( apa yang menentukan ! keunggulan komparatif. Kita telah melihat sebelumnya baha perbedaan harga komoditas relative antar dua +egara adalah bukti keunggulan komparatif mereka dan membentuk landasan perdagangan untuk keuntungan mereka. kita kita seka sekara rang ng mela melang ngka kah h lebi lebih h lan" lan"ut ut dan dan men" men"el elas aska kan n alas alasan an,, atau atau penyebab, ter"adinya perbedaan harga komoditas relatif dan keunggulan komparatif antara kedua +egara . ara kedua untuk memperluas model perdagangan kita adal adalah ah deng dengan an meng mengan anal alis isis is peng pengar aruh uh perd perdag agan anga gan n inte intern rnas asio iona nall terh terhad adap ap pendapatan dari factor produksi di kedua +egara yang terlibat perdagangan. perdagangan. Artinya, kita ingin mengu"i pengaruh perdagangan internasional terhadap pendapatan tenaga ker"a dan perbedaan perbedaan pendapata pendapatan n internasio internasional. nal. kedua kedua pertanya pertanyaan an penting penting yang yang tersis tersisa a sebagi sebagian an besar besar masih masih belum belum ter"a ter"aab ab oleh oleh Ricard Ricardo o dan mill. mill. menuru menurutt ekonomi ekonomi klasik, klasik, keunggula keunggulan n komparatif komparatif didasarkan didasarkan atas perbedaa perbedaan n produktiv produktivitas itas tenaga ker"a. teori %eckscher#ohlin men"ela"ah lebih "auh dengan memperluas model perdagangan pada sebelumnya untuk meneliti dasar keunggulan komparatif dan perdagangan pada pendapatan dari faktor produksi kedua +egara. $eori %eckscher#&hlin (%#&! men"elaskan beberapa pola perdagangan dengan baik baik,, nega negara ra#n #neg egar ara a cend cender erun ung g untu untuk k meng mengek eks spor por bara barang ng#b #bar aran ang g yang ang menggu menggunak nakan an faktor faktor produk produksi si yang yang relati relatiff melimp melimpah ah secara secara intens intensif. if. enuru enurutt %eckscher#&hlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain 1
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. )asis dari keunggulan komparatif adalah. /aktor /aktor endoment, endoment, yaitu yaitu kepemilikan kepemilikan faktor#fa faktor#faktor ktor produksi produksi di dalam dalam suatu negara. 0. /aktor intensity intensity,, yaitu yaitu teknologi yang digunakan digunakan di dalam dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
1.2
Rumusan Masalah . )agaimana )agaimana Keungg Keunggulan ulan Komparatif Komparatif didasar didasarkan kan pada perbeda perbedaan an dalam factor factor pendukung di seluruh negara1 0. Apa alasan alasan penyebab penyebab dan ter"adiny ter"adinya a perbedaan perbedaan harga komodita komoditas s relative1 relative1 2. Apa penga pengaruh ruh perdag perdagang angan an intern internas asion ional al terhad terhadap ap penda pendapat patan an dari dari factor factor produksi dikedua +egara yang terlibat perdagangan1
1.3
Manfaat Penulisan Makalah . Dapat Dapat mengetahui mengetahui keunggul keunggulan an komparatif komparatif didasarka didasarkan n pada perbedaan perbedaan dalam dalam factor pendukung di seluruh negara#negara. 0. Dapa Dapatt meng menger erti ti baga bagaim iman ana a perd perdag agan anga gan n memp mempen enga garu ruhi hi harg harga a fact factor or produksi relative di dalam dan di antara +egara#negara. 2. Dapa Dapatt meng menger erti ti bah baha a perd perdag agan anga gan n mung mungki kin n hany hanya a alas alasan an keci kecill untu untuk k tingginya kesen"angan upah antara tenaga terampil dengan tidak terampil.
1.
!u"uan !u"uan Penulisan Makalah . en" en"el elas aska kan n baga bagaim iman ana a keunggulan komparatif didasarkan pada perbedaan dalam factor pendukung di seluruh negara#negara. 0. en"elaska en"elaskan n bagaimana bagaimana perdaganga perdagangan n mempengaruh mempengaruhii harga factor produksi produksi relative di dalam dan di antara +egara#negara. 2. en" en"el elas aska kan n meng mengap apa a perd perdag agan anga gan n mung mungki kin n hany hanya a alas alasan an keci kecill untu untuk k tingginya kesen"angan upah antara tenaga terampil dengan tidak terampil.
BAB II PEMBAHA#AN
2.1
!e$ri !e$ri He%ks%her&'hlin He%ks%her& 'hlin
2
Jika tenaga ker"a merupakan satu 3 satunya factor produksi sebagaimana yang di asumsikan oleh model perdagangan Ricardo, maka keunggulan komperatif hanya akan berlaku apabila terdapat perbedaan dalam produktifitas antar +egara. +amun, dalam dunia nyata selain akan dapat di"elaskan berdasarkan adanya perbedaan dalaam dalaam produk produktifi tifitas tas teaga teaga ker"a, ker"a, hubung hubungan an perdag perdagang angan an "uga "uga mencer mencermin minkan kan perbedaan dalam karunia sumber daya atau dalam kepemilikan sumber daya antara +egara yang satu dengan +egara yang lain. 4una una men" men"e elask laska an pera eranan nan perb erbeda edaan karun arunia ia sumbe umberd rday aya a dala alam perdagangan internasional maka munculah suatu model yang secara khusus telah menetapkan perbedaan di dalam karunia sumber daya antar +egara sebagai satu # satunya satunya faktor faktor ter"adinya ter"adinya perdagang perdagangan an internasio internasional. nal. 4agasan 4agasan yang menyataka menyatakan n baha sumber utama perdagangan internasional adalah adanya perbedaan karunia sumber 3 sumber daya antar 3+egara merupakan salah satu landasan teori yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional. $eorinya sendiri di kembangkan oleh dua ekonom terkemuka berkebangsaan sedia, yakni 'li %eckscher dan )ertil &hlin ( &hlin memperoleh %adiah +obel untuk bidang ekonomi pada tahun 566!, sehingga teori ini di kenal sebagai te$ri He%ks%her ( 'hlin . &leh karena itu teori ini sangat menekankan saling keterkaitan antara perbedaan proporsi penggunaannya dalam memproduksi berbagai macam te$ri )r$)$ )r$)$rsi rsi fakt$r fakt$r bara barang ng,, maka maka teor teorii ini ini "uga "uga serin eringk gkal alii di sebut ebut sebg sebgai ai te$ri )r$*uksi ( factor – proportion theory). $eori %#7 mempuny mempunyai ai dua defini definisi si konsep konsep kelimp kelimpaha ahan n faktor faktor produk produksi si yaitu yaitu definisi fisik dan definisi harga faktor. Diasumsikan di sini hanya ada dua negara (% dan 7, dua komoditi komoditi yaitu komoditi komoditi dan komoditi komoditi 0 serta dua faktor produksi produksi yaitu yaitu moda modall dan dan tena tenaga ga ker"a ker"a.. Kedu Kedua a nega negara ra ters terseb ebut ut hany hanya a berb berbed eda a dala dalam m ha ha kelim elimpa pah haan aan fakt faktor or prod produ uksin ksiny ya. enur enurut ut defi defin nisi isi fisi fisik k, suatu uatu negar egara a % berkelimpahan modal apabila rasio total "umlah modal terhadap total "umlah tenaga ker"a di negara if lebih besar dibandingkan dengan di negara / (K%89% : K,;9/!, sedangka sedangkan n menurut menurut definisi definisi harga faktor, faktor, suatu negara % berkelimp berkelimpahan ahan modal apabila rasio harga
penyamaan harga faktor produksi di negara % dan /, baik secara relatif maupun secara secara absolu absolut. t. Dalam Dalam teori teori %#7 ditela ditelaah ah sebab# sebab#seb sebab ab muncu munculny lnya a keung keunggul gulan an komparatif bagi setiap negara dan dampak#dampak yang ditimbulkan oleh hubungan dagang terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang bersangkutan. enurut %#7, perbedaan kelimpahan faktor produksi men"adi penentu keunggulan komparatif bagi masing#masing negara yang selan"utnya akan men"adi landasan berl berlan angs gsun ungn gnya ya perd perdag agan anga gan. n. *erd *erdag agan anga gan n "uga "uga dapa dapatt berf berfun ungs gsii seba sebaga gaii pengganti mobilitas faktor produksi internasional dalam menyamakan tingkat harga faktor produksi atau pendapatan faktor produksi baik secara relatif atau absolut di antara negara yang terlibat dalam hubungan dagang tersebut
2.2
Asumsi !e$ri
Sala Salah h satu satu land landas asan an teor teorii yang yang pali paling ng berp berpen enga garu ruh h dala dalam m ilmu ilmu ekon ekonom omii internasional adalah gagasan yang menyatakan baha sumber utama perdagangan =nternasional adalah adanya perbedaan karunia sumber#sumber daya antar negara. $eori eori ini dikembangkan oleh 'li %eckscker dan )ertil &hlin, sehingga dikenal dengan nama teori %eckscker#&hlin dimana penekanan utamanya pada saling keterkaitan antara perbedaaaan proporsi faktor#faktor produksi antar negara dan perbedaan proporsi penggunaan dalam memproduksi berbagai macam barang, atau dikenal "uga dengan teori proporsi faktor (factor proportion theory). Atau dapat dikatakan baha baha $eori ini dirumuska dirumuskan n berdasark berdasarkan an konsep konsep keunggul keunggulan an komparativ komparative e yang bersu bersumbe mberr dari dari perbed perbedaan aan atau atau varias variasii dalam dalam kepem kepemili ilikan kan sumber sumber daya daya antara antara negara. >ntuk menyederhanakan rumusan permasalahannya, maka ada asumsi# asumsi dasar yang digunakan alaupun asumsi#asumsi tersebut memiliki beberapa kelemahan yang men"adikan teori tersebut tidak sepenuhnya dapat men"elaskan hubungan dagang pada masa kini. Kita akan menyederhanakan asumsi#asumsi ini dalam dalam bab beriku berikutny tnya a dan mengu" mengu"ii pengar pengaruh uh penye penyeder derhan hanaan aan terseb tersebut ut pada pada kesimpulan yang dicapai dalam bab ini .
2.2.1 Asumsi&asumsi terse+ut ,aknia) %anya terdapat dua negara dan dua komoditi (komoditi ? dan komoditi @!
serta dua faktor produksi tenaga ker"a dan modal!. Kedua negar negara a terseb tersebut ut memili memiliki ki dan menggu menggunak nakan an metode metode atau atau tingka tingkatt b) Kedua teknologi produksi yang persis sama. c) Komoditi ? secara umum bersifat padat karya atau padat tenaga ker"a ( labor intensive!,sedangkan komoditi @ secara umum bersifat padat modal (capital intensive). d) Kedua komoditi tersebut sama#sama diproduksikan berdasarkan skala hasil yang konstan (constant scale of return). Spesialisasi asi produksi produksi yang yang berlangsu berlangsung ng dikedua dikedua negara negara sama#sama sama#sama tidak e) Spesialis
lengkap atau tidak tidak menyeluruh. f) Selera atau preferensi permintaan konsumen kedua negara persis sama. g) $erdapat kompetisi sempurna dalam pasar produk dan dalam pasar faktor produksi. 4
h) $erdapat mobilitas faktor yang sempurna dalam ruang lingkup masing#masing
negara namun tidak ada mobilitas faktor faktor antar negara. i) Sama sekali tidak ada biaya#biaya transportasi, tarif atau berbagai bentuk hambatan lainnya yang dapat mengurangi kebebasan arus perdagangan antara kedua negara. j) Semua sumber daya produktif atau faktor produksi pada masing#masing negara dapat dikerahkan secara penuh dalam kegiatan produksi. k) *erdagangan internasional yang ter"adi sepenuhnya seimbang (total nilai ekspor sama dengan total nilai impor!.
2.2.2 Makna *ari asumsi . %anya ada 0 negara yang memperdagangkan 0 "enis barang (barang ? dan barang @!, dan dalam menghasilkan kedua "enis barang tersebut digunakan 0 "enis faktor produksi, yaitu modal dan tenaga ker"a. *enggunaan asumsi ini bertu"uan untuk mengilustrasikan teori pada suatu gambar dua dimensi. 0. Kedua negara yang melakukan hubungan perdagangan memiliki dan menggunakan metode arau tingkat teknologi yang sama. )erdasarkan asumsi ini, seandainya harga faktor produksi di kedua negara sama, maka maka para produsen negara A maupun negara ) akan menggunakan tenaga ker"a dan modal dalam "umlah dan komposisi yang sama dalam memproduksi setiap "enis barang (? dan @!. +amun karena harga faktor produksi di kedua negara berbeda, maka produsen dari setiap negara akan mengunakan lebih banyak faktor produksi yang harganya relatif lebih murah guna meminimalkan biaya produksi. Dengan demikian, pengutamaan barang yang dihasilkan kedua negara akan berbeda. )ila negara A mengutamakan (berspesialisasi! pada barang ?, maka negara ) akan berspsialisasi pada barang @, karena pada sektor itulah harga faktor produksi yang dibutuhkannya secara relatif lebih murah. 2. )arang ? merupakan barang padat tenaga ker"a (labor intensive!, sedangkan barang @ merupakan barang padat modal (capital intensive!. Asumsi ini mengisyaratkan baha barang ? memerlukan lebih banyak tenaga ker"a dibanding modal dalam proses produksinya. Sebaliknya barang @ memerlukan lebih banyak modal dalam proses produksinya. Secara tekniks, asumsi ini mengisyaratakan baha rasio tenaga ker"a#modal (labor#capital ratio, 98K! dalam produksi barang ? lebih tinggi dibanding rasio dalam produksi barang @. Dalam bentuk yang lain tetapi mempunyai makna yang sama yaitu rasio modal#tenaga ker"a (capital#labor ratio, K89! untuk barang ? lebih rendah dibanding rasio untuk barang @. Rasio K89 atau 98K untuk barang ? begitu pula untuk barang @ berbeda di kedua negara. ;. )arang ? dan barang @ sama#sama diproduksi dalam kondisi skala hasil yang konstan (constant scale of returns!. Asumsi ini mengandung pengertian baha peningkatan "umlah tenaga ker"a dan modal dalam produksi setiap barang akan meningkatkan outputnya dalam proporsi yang sama. Atau 5
dengan kata lain baha peningkatan "umlah penggunaan faktor produksi akan proporsional dengan peningakatan produksi. . Spesialisasi produksi yang tidak penuh di kedua negara atau spesialisasi tidak sempurna (incomplete specialiBation!. Asumsi ini mengisyaratkan baha meskipun kedua negara terlibat dalam perdagangan, kedua negara akan tetap memproduksi kedua "enis barang sekaligus. Artinya kedua negara akan tetap memproduksi barang ? maupun barang @. Dengan demikian dalam teori %#& secara implisit "uga mengasumsikan baha di antara kedua negara tidak ada yang kekuatan ekonomi sangat lemah. C. Selera dan preferensi permintaan konsumen di kedua negara sama. Asumsi ini bermakna baha preferensi#preferensi permintaan yang tercermin pada bentuk dan lokasi kurva#kurva indeferensi di kedua negara identik. Jadi, apabila harga relatif barang di kedua negara itu sama (karena berlangsungnya perdagangan bebas di natara kedua negara!, maka kedua negara itu akan mengkonsumsikan barang ? dan @ dalam proporsi yang sama. 6. Adanya persaingan sempurna (perfect comptetition!, baik di pasar barang maupun di pasar faktor produksi. Asumsi ini bermakna baha "umlah produsen, konsumen barang ? dan @ di kedua negara sangatlah banyak. Seorang produsen dan seorang konsumen tidak memiliki kemampuan mempengaruhi harga barang ? maupun barang @ atau harga faktor produksi tenaga ker"a maupun modal. %arga tercipta sepenuhnya atas dasar mekanisme pasar. Kompetisi sempurna "uga dapat ditafsirkan sebagai suatu kondisi tertentu di mana dalam "angka pan"ang harga#harga barang yang berlaku akan sama besarnya dengan biaya produksi, sehingga "ika semua biaya diperhitungkan (termasuk implicit cost!, sehingga tidak ada lagi laba ekonomis yang tersisa. Kompetisi sempurna adalah kompetisi yang sangat ketat, sehingga memaksa setiap pihak yang terlibat untuk menekan harga serendah mungkin agar tidak tersingkir dari pasar. Kompetisi sempurna "uga berarti semua produsen, konsumen dan pemilik faktor produksi memiliki pengetahuan dan informasi yang sempurna mengenai harga#harga yang sedang berlaku di setiap sektor ekonomi di mana ter"adi persaingan. . $erdapat mobilitas faktor produksi yang sempurna di dalam negeri (internal factor mobility! masing#masing negara, namun tidak ada mobilitas faktor produksi antar negara. Asumsi ini mengisyaratkan baha modal dan tenaga ker"a dapat bergerak bebas di dalam negeri masing#masing negara, yakni dari sektor yang hasilnya relatif lebih rendah ke sektor yang hasil relatif lebih tinggi, akan tetapi faktor#faktor produksi tersebut tidak dapat bergerak8berpindah secara bebas ke luar negeri. Atas dasar asumsi ini, teori %#& secara tegas menyatakan baha mobilitas faktor produksi internasional (international factor mobility! sama dengan nol. 5. )iaya transportasi diabaikan, tarif dan berbagai bentuk kebi"akan perdagangan internasional "uga diabaikan. Asumsi ini mengisyaratkan baha 6
kegiatan#kegiatan spesialisasi produksi (untuk semua "enis barang yang diperdagangkan! akan terus berlangsung sampai harga#harga relatif dan absolut dari berbagai barang yang diperdagangkan persis sama di kedua negara. Seandainya biaya transportasi dan tarif diperhitungkan, maka spesialisasi itu akan terhenti apabila harga#harga relatif maupun absolut dari berbagai barang yang diperdagangkan mempunyai selisih yang tidak lebih dari "umlah atau besaran biaya trasnportasi atau tarif itu sendiri. 7.Semua sumber daya produktif atau faktor produksi yang ada di masing# masing negara dapat dikerahkan secara penuh dalam kegiatan#kegiatan produksi (full employment!. Asumsi ini menandakan baha dalam model %#& tidak diperhitungkan adanya faktor produksi yang menganggur. Semua faktor produksi (modal dan tenaga ker"a! yang ada dapat diserap sepenuhnya dalam sektor#sektor ekonomi produktif di kedua negara. . $er"adi keseimbangan perdagangan kedua negara (besarnya ekspor sama dengan besarnya impor!. Asumsi ini bermakna baha total nilai ekspor dari suatu negara (misalnya negara A! sama dengan total nilai impor dari negara lain yang men"adi mitra dagangnya (misalnya negara )!. %al ini berarti tidak ada negara yang akan mengalami defisit maupun surplus perdagangan.
2.3
Intensitas akt$r /Factor Intensity) *an 0elim)ahan akt$r Pr$*uksi *an Bentuk aris Batas Pr$*uksi 2.3.1 =ntensitas faktor (factor intensity!
)erdasarkan asumsi dua barang (? dan @! dan dua faktor produksi (modal dan tenaga ker"a! yang dihasilkan dalam suatu perekonomian, maka kita dapat menyatakan baha barang @ merupakan barang padat modal apabila rasio modal# tenaga ker"a (K89! yang digunakan dalam memproduksi @ lebih besar dibanding rasio K89 yang digunakan dalam memproduksi ?. >ntuk mengukur intensitas faktor dalam menentukan apakah sesuatu barang merupakan padat modal atau padat tenaga ker"a tidak didasarkan pada "umlah absolut modal dan tenaga ker"a yang digunakan dalam memproduksi sesuatu barang, akan tetapi didasarkan pada "umlah modal per unit tenaga ker"a atau sebaliknya "umlah tenaga ker"a per unit modal yang digunakan dalam proses produksi sesuatu barang. Sebagai contoh, di negara A untuk memproduksi barang @ dibutuhkan dua unit modal (0K! dan dua unit tenaga ker"a (09!, maka rasio modal#tenaga ker"a untuk memproduksi satu unit @ adalah K89 E 080 E . )ila dalam aktu yang sama untuk memproduksi satu unit ? dibutuhkan K dan ;9, maka rasio K89 untuk memproduksi ? adalah K89 E F. &leh karena rasio K89 E untuk barang @, sedangkan untuk barang ? rasio K89 E F, maka barang @ merupakan barang pada modal dan barang ? merupakan barang padat tenaga ker"a.
am+ar 1 - intensitas fakt$r negara A 7
K K89 E untuk @ ; 2 0
K89 E F untuk ?
0
2
;
9
)erdasarkan gambar di atas tampak baha di negara A garis intensitas faktor untuk barang @ (K89 E ! lebih condong ke sumbu modal (K! dibanding garis intensitas faktor untuk barang ? (K89 E F!. Sebaliknya garis intensitas faktor untuk barang ? lebih condong ke sumbu tenaga ker"a (9! dibanding garis intensitas faktor untuk barang @. Dengan demikian barang @ merupakan barang padat modal dan barang ? merupakan barang padat tenaga ker"a. Selan"utnya di negara ) untuk memproduksi barang @ dibutuhkan dua unit modal (0K! dan satu unit tenaga ker"a (9!, maka rasio modal#tenaga ker"a untuk memproduksi satu unit @ adalah K89 E 08 E 0. )ila dalam aktu yang sama untuk memproduksi satu unit ? dibutuhkan 2K dan 09, maka rasio K89 untuk memproduksi ? adalah K89 E 280 E ,. &leh karena rasio K89 E 0 untuk barang @, sedangkan untuk barang ? rasio K89 E ,, maka barang @ merupakan barang padat modal dan barang ? merupakan barang padat tenaga ker"a.
am+ar 2 - intensitas fakt$r negara B
K
K89 E 0 untuk @ K89 E , untuk ?
; 2 8
0
0
2
;
9
)erdasarkan gambar di atas tampak baha di negara ) garis intensitas faktor untuk barang @ (K89 E 0! lebih condong kesumbu modal (K! dibanding garis intensitas faktor untuk barang ? (K89 E ,!. Sebaliknya garis intensitas faktor untuk barang ? lebih condong ke sumbu tenaga ker"a (9! dibanding garis intensitas faktor untuk barang @. Dengan demikian barang @ merupakan barang padat modal dan barang ? merupakan barang padat tenaga ker"a. )erdasarkan contoh negara ) di atas tampak baha secara absolut penggunaan modal lebih banyak dalam proses produksi barang ? dibanding dalam proses produksi barang @, akan tetapi yang disebut sebagai barang padat modal adalah barang @ karena rasio K89 untuk @ lebih besar dari pada rasio K89 untuk ? (K89@ : K89 ?!. Selan"utnya bila dibandingkan antara negara A dengan negara ), tampak baha barang @ merupakan padat modal di kedua negara. +egara ) menggunakan rasio K89 yang lebih tinggi baik untuk barang @ (K89 E 0! maupun barang ? (K89 E ,! di banding negara A untuk @ (K89 E ! dan untuk barang ? (K89 E F!. Dengan demikian negara ) merupakan negara yang lebih padat modal dibanding negara A dalam memproduksi kedua "enis barang. *ertanyaannya adalah - mengapa negara ) menggunakan teknik produksi yang lebih padat modal dibanding negara A 1. Jaabannya adalah, karena harga modal di negara ) secara relatif lebih murah dibanding di negara A, sehingga dengan teknik produksi yang demikian negara ) bisa menghemat biaya produksi.
2.3.2
0elim)ahan akt$r 9
Konsep kelimpahan faktor dapat di"elaskan dalam dua cara. Pertama, kelimpahan faktor yang didasarkan pada unit#unit fisik, yakni didasarkan pada keseluruhan faktor produksi modal dan tenaga ker"a yang tersedia bagi setiap negara. Kedua, kelimpahan faktor yang didasarkan atas harga#harga relatif faktor produksi modal dan tenaga ker"a ( relative factor price) , yaitu didasarkan atas harga atau sea modal dan upah tenaga ker"a yang berlaku di masing#masing negara. )erdasarkan pada unit#unit fisik, negara ) disebut sebagai negara yang berkelimpahan modal apabila rasio total "umlah modal terhadap total "umlah tenaga ker"a ($K8$9! di negara ) lebih besar dibanding di negara A ($K8$9 ) : $K8$9 A!. Galaupun misalnya negara A memiliki total "umlah modal yang lebih besar dari pada total "umlah modal negara ), akan tetapi negara ) dikatakan sebagai negara yang berkelimpahan modal apabila - $K8$9 ) : $K8$9 A, sebaliknya negara A merupakan negara yang berkelimpahan tenaga ker"a karena $98$K A : $98$K). isalnya total "umlah modal di negara A sebanyak 0 unit dan total "umlah tenaga ker"a C7, maka $K8$9 E 08C7 E 7,67. $otal "umlah modal di negara ) sebanyak 7 unit dan total "umlah tenaga ker"a , maka $K8$9 E 78 E ,0. Dengan demikian $K8$9 ) : $K8$9 A, sehingga negara ) layak disebut negara yang berkelimpahan modal. Selan"utnya berdasarkan harga ralatif faktor#faktor produksi, negara ) dikatakan sebagai negara yang berkelimpahan modal apabila rasio harga modal terhadap harga tenaga ker"a lebih kecil dibanding negara A, yaitu apabila r8 ) H r8 A, di mana r adalah harga atau sea modal dan adalah harga atau upah tenaga ker"a. isalkan harga modal di negara A Rp..078unit dan harga tenaga ker"a Rp.7778tk, maka r8 A E .078.777 E ,0. %arga modal di negara ) sebesar Rp..C78unit dan harga tenaga ker"a Rp.0.778tk, maka r8 ) E .C780.77 E 7,7. Dengan demikian
r8 ) H r8 A, sehingga negara ) layak
disebut negara yang berkelimpahan modal. >kuran kelimpahan faktor pada ukuran yang pertama (berdasarkan unit fisik faktor produksi! hanya memperhatikan aspek penaaran faktor produksi. 10
*ada ukuran kelimpahan faktor yang kedua (berdasarkan harga relatif faktor# faktor produksi! selain memperhatikan aspek penaaran "uga dari aspek permintaan. %ubungan antara ukuran kelimpahan faktor yang pertama dengan yang kedua adalah - oleh karena $K8$9) : $K8$9 A, di mana negara ) sebagai negara yang berkelimpahan modal, maka harga relatif modal terhadap harga tenaga ker"a di negara ) lebih rendah dibanding harga relatif modal terhadap harga tenaga ker"a di negara A, sehingga rasio r8 ) H r8 A. Dengan demikian dapat disimpulkan "ika $K8$9) : $K8$9 A, maka r8) H r8 A. Kesesuaian kesimpulan antara kedua ukuran kelimpahan faktor tersebut di atas tidak selamanya ter"adi. Sebagai contoh, apabila "umlah permintaan @ yang merupakan barang padat modal meningkat sangat tinggi di negara ) melebihi permintaan @ di negara A, maka permintaan terhadap modal "uga mengalami peningkatan di negara ) (berdasarkan permintaan turunan terhadap faktor produksi!. Konsekuensinya adalah harga modal di negara ) akan mengalami kenaikan dibanding harga modal di negara A (meskipun penaaran modal di negara ) lebih tinggi dibanding di negara A!. Dalam kasus seperti ini, negara ) hanya dapat dikatakan sebagai negara berkelimpahan modal berdasarkan unit fisik. Akan tetapi bila didasarkan pada harga relatif faktor produksi, maka negara ) dikatakan sebagai negara yang berkelimpahan tenaga ker"a, karena rasio r8 ) : r8 A. Dalam kasus seperti dikemukakan di atas, maka kita akan mengambil kesimpulan pengertian kelimpahan faktor produksi (sumber daya! berdasarkan harga relatif faktor produksi, yang berarti baha negara A merupakan negara yang berkelimpahan modal, sedangkan negara ) merupakan negara yang berkelimpahan tenaga ker"a.
2.3.3 0elim)ahan akt$r Pr$*uksi *an Bentuk aris Batas Pr$*uksi )agaimanakah bentuk kurva kemungkinan produksi suatu negara berdasarkan kelimpahan faktor 1 )ila negara ) merupakan negara yang berkelimpahan modal, dan barang @ merupakan barang padat modal, maka negara ) akan memproduksi lebih banyak @ dibanding negara A. Di lain pihak, karena negara A adalah negara yang berkelimpahan tenaga ker"a, maka negara 11
Akan memproduksi barang ? (barang padat tenaga ker"a! dalam "umlah yang lebih banyak dibanding negara ). Adapun bentuk kurva kemungkinan produksi ( production possibility curve) kedua negara adalah-
am+ar 3 - 0ura kemungkinan )r$*uksi negara A *an negara B @ @n
** negara )
@m
7
** negara A
?m
?n
?
4ambar di atas menun"ukkan baha kurva ** negara A lebih landai dan melebar mendekati sumbu ? (barang padat tenaga ker"a! yang mengisyaratkan negara A sebagai negara yang berkelimpahan tenaga ker"a akan memproduksi lebih banyak barang ? sebanyak 7?n dan barang @ hanya sebanyak 7@m, sedangkan negara ) memiliki kurva ** yang lebih mendekati sumbu @ mengisyaratkan baha negara ) sebagai negara yang berkelimpahan modal akan memproduksi lebih banyak @ sebanyak 7@ n dan barang ? (barang padat tenaga ker"a! hanya sebanyak 7@m.
2. #tu*i 0asus &1 #um+er Da,a Ba4aan Relatif *ari Ber+agai Negara *an 5ila,ah $abel . memperlihatkan pembagian sumber daya baaan dunia yang terdiri atas modal, tenaga ker"a terampil dan tenaga ker"a tidak terampil di berbagai negara ilayah pada 552. $abel tersebut memperlihatkan baha Amerika Serikat memiliki 07. persen modal dunia, 5, ; persen peker"a terampil dan 0,C persen peker"a tidak terampil dunia. Jumlah ini merupakan ,C persen "umlah sumber daya dunia dalam faktor#faktor produksi terbsebut.
12
Kerena Amerika Serikat mempunyai "umlah bagian relatif modal dan tenaga ker"aterampil lebih besar (masng#masing 07, persen dan 5,; persen, dibandingkan dengan ,C persen sumber daya dunia yang terdiri atas gabungan modal, tenaga ker"a terampil, dan tenaga ker"a tidak termapil!, kita bisa mengatakan baha Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas yang bersifat modal intensif dan tenaga ker"a terampil intensif, dan kelemahan komparatif pada komoditas yang intensif dalam tenaga ker"a tidak terampil. Situasi ini sama dengan negara#negara industri yang lain. >ntuk ina, =ndia, negara Asia yang lain, 'ropa $imur(termasuk Rusia!, &*', dan negara#negara lain didunia, keadaannya adlah seblaiknya. eksiko dan negara#negara Amerika 9atin lainnya terlihat memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas modal#intensif (padat modal!, memiliki kelemahan komparatif dalam komoditas dengan tenaga ker"a terampil intensif, dan tidak mempunyai baik keunggulan maupun kelemahan komparatif dalam komoditas yang bersifat intensif#tenaga ker"a tidak termapil untuk eksiko, dan keunggulan komparatif di negara Amerika 9atin lainnya. %ong Kong, Korea Selatan, dan Singapura terlihat intensif. Seperti yang akan terlihat pada Studi Kasus #2, sumber daya baaan relatif terlihat me"adi pertanda bagi keunggulan Komparatif yang terdapat dalam berbagainegara atau ilayah.
!a+el .1 FaktoFaktor Produksi !a"aan dari !erbagai #egara dan $ilayah, dalam Presentase dari %otal &unia
Negara65ila,ah Amerika Serikat >ni 'ropa Jepang Kanada +egara anggota &'D lainnya eksiko +egara Amerika 9ainnya ina =ndia %ongkong, $aian, Korea Selatan, Singapura
M$*al
!enaga 0er"a !eram)il
!enaga 0er"a !i*ak !eram)il
#eluruh #um+er Da,a
07,7I 07,6 7, 0 0,2 C,; ,2 2
5,;7I 2,2 ,0 ,6 0,C ,0 2,6 0,6 6,
0,C7I ,2 ,C 7,; 0 ,; ,2 27,; ,2
,C7I C,5 0,5 7,C 0,0 ,; , 0,; 2,6
0,
2,6
7,5
,; 13
+egara Asia 9ainnya 2,; ,2 5, ,6 'ropa $imur (termasuk Rusia! C,0 2, ,; 6,C +egara Anggota &*' C,0 ;,; 6, C,6 +egara 9ainnya di dunia 0, ; 7 ,5 $otal 77,77I 77,77I 77,77I 77,77I &'D E &rganisasi Ker"asama dan *embangunan 'konomi yang meliputi semua negara industri &*' E &rganiosasi +egara#+egara *engekspor inyak )umi 'umber Siolah dari G.R. line, $rade and =ncome Distribution (Gashington D. - =nstitute for
=nternasional 'conomic, 556!, hlm. 2#.
2..1 #tu*7 0asus &2 Rasi$ M$*al !enaga 0er"a *i Be+era)a Negara $abel .0 memberikan perbandingan modal saham per tenaga ker"a di beberapa negara ma"u dan berkembang tahun 556. odal saham diukur dalam harga dolar pada 557 untuk mencerninkan kekuatan daya beli aktual dolar masing#masing negara, yang dengan demikian akan dapat diperbandingkan di seluruh dunia. $abel tersebut memperlihatkan Amerika Serikat mempunyai nilai modal saham per peker"a yang lebih rendah dibandingkan dengan negara#negara industri dan ma"u (bagian kiri dari tabel! tapi mempunyai nilai modal saham per peker"a lebih tinggi dibandingkan dengan negara#negara berkembang (bagian dari kanan tabel!. Dari $abel .0 kita bisa menyimpulkan baha Amerika Serikat mempunyai keunggulan komparatif dalam komoditas padat modal (modal intensif! dibandingkan dengan negara# negara berkembang tapi tidak terhadap negara#negara industri dan ma" lainnya. %al ini Lecara umum konsisten dengan data yang disa"ikan dalam $abel .
!a+el .2 odal 'aham per %enaga Kerja di !eberapa #egara pada *++ (dalam harga dolar pada *++-)
Negara Ma"u
1889
Jepang Jerman Kanada *rancis Amerika Serikat =talia Spanyol =nggris
66,;05 C,C62 C,06; 5,C70 7,022 ;,5;2 2,56 27,00C
Negara Berkem+ang Korea Selatan ile eksiko $urki $hailand /ilipina =ndia Kenya
1889 0C,C2 6.C55 ;.727 7.67 .7C C,75 2,75; ,;0
'umber A, %eston, R. Summers, dan ). Aten, Penn $orld %abe/ersion 0.*, &ktober 0770. *erhitungan
penulis pada hasil sebelumnya tidak termsuk modal konstruksi perumahan
2.
akt$r Ba4aan Dan !e$ri He%ks%her&'hlin 14
*ada tahun 55, 'li %eckscher, seorang ekonom Sedia, menerbitkan sebuah artikel ber"udul M $he 'ffect &f /oreign $rade &n $he Distribution &f =ncomeN, yang menya"ikan garis besar apa yang akan men"adi Mteori perdagangan internasional modernN. Artikel tersebut sebagian besar tidak diketahui selama lebih dari sepuluh tahun sampai )ertil &hlin, ekonom Sedia lain dan mahasisa dari %ecksher, mengambilnya, menyusun ulang artikel tersebut, melakukan klarifikasi, dan pada tahun 522 menerbitkan bukunya yang terkenal, =nterregional and =nternational $rade. Kita hanya akan membahas pada penelitian &hlin karena didalamnya sudah mencakup penelitian %eckscher dan lebih banyak lagi. +amun, karena esensi dari model ini pertama kali diperkenalkan oleh %eckscher, maka penghargaan diberikan kepadanya dengan memberikan nama teori ini sebagai
!e$ri He%ks%her&'hlin . &hlin berbagi dengan (James eade! hadiah +obel tahun 566 di bidang ekonomi untuk karyanya dalam penghargaan internasional.
!e$ri He%ks%her&'hlin (1eckscher2hlin312 theory) dapat di"elaskan secara singkat dalam bentuk dua teori- teori %#& (yang berkaitan dengan dan prediksi pola perdagangan! dan teori penyamaan harga faktor produksi (yang berkaitan dengan pengaruh perdagangan internasional terhadap harga faktor produksi!. $eori penyeimbangan harga faktor produksi akan dibahas di )agian .. Di bagian ini, kita mempresentasikan dan mendiskusikan teori %#&. Kita mulai dengan pernyataan dari teori ini dan secara singkat men"elaskan maknanya. Kemudian, kita memeriksa sifat ekuilibrium umum dari teori teori %#&, dan akhirnya kita membahas interpretasi geometris dari model ini.
2.: !he$rema He%ks%her&'hlin Dimulai dengan asumsi yang disa"ikan, kita dapat menyatakan te$ri
He%ks%her& 'hlin (1eckscher2hlin %heorem) sebagai berikut. 'uatu negara akan mengekspor komoditas yang produksinya memerlukan penggunaan intensif faktor produksi negara yang jumlahnya relatif berlimpah dan murah dan mengimpor komuditas yang produksinya memerlukan penggunaan intensif faktor produksi negara yang jumlahnya relatif langka dan harganya mahal . Singkatnya, negara yang 15
relatif kaya akan faktor tenaga ker"a akan mengekspor komoditas yang relatif padat karya dan mengimpor komoditas yang relatif padat modal. Dalam diskusi kita sebelumnya, ini berarti baha +egara akan mengekspor komoditas ? karena komoditas ? adalah komoditas 4#intensif (padat karya! dan 4 adalah faktor yang relatif berlimpah dan murah di +egara . Di sisi lain, +egara 0 akan mengekspor komoditas @ karena komoditas @ adalah komoditas K #intensif (padat modal! dan K adalah faktor yang relatif berlimpah dan murah di +egara 0 (yaitu r3" lebih rendah di +egara 0 daripada di +egara !. Dari semua kemungkinan alasan untuk perbedaaan harga komoditas relatif dan keunggulan kompratif antar negara, teori %#& mengisolasi perbedaan dalam kelimpahan faktor produksi relatif, atau faktor produksi baaan, antar negara sebagai penyebab dasar atau penentu keunggulan komopratif dan perdagangan internasional. >ntuk alasan ini, model %#& sering disebut sebagai te$ri fakt$r
)r$*uksi )r$)$rsi atau fakt$r )r$*uksi +a4aan (factorpropostion of factor endo"ment theory !. Artinya, setiap negara mengkhususkan diri dalam produksi dan
ekspor komoditas yang intensif dalam faktor produksi yang relatif berlimpah dan murah dan mengimpor komoditas yang intensif dalam faktor produksi yang relatif langka dan mahal. Dengan demikian, teory %#& men"elaskan apa keunggulan komparatif itu dari pada hanya mengasumsikannya (seperti yang ter"adi pada teori dari para ekonom klasik!. Artinya, teori %#& mendalilkan baha perbedaan relatif dalam kelimpahan dan harga faktor produksi merupakan penyebab perbedaan harga komoditas relatif antara dua +egara sebelum ter"adi perdagangan. *erbedaan dalam faktor produksi relatif dan harga komoditas relatif
ini kemudian di ter"emahkan
kedalam perbedaan faktor absolut dan harga komoditas antara kedua negara. "adi, perbedaan harga komoditas absolut (mutlak! di dua negara merupakan penyebab langsung ter"adinya perdagangan.
2.:.1 0erangka Ekuili+rium Umum !e$ri He%ks%her&'hlin Sifat ekuilibrium umum teori %#& dapat divisualisasikan dan di"elaskan menggunakan 4ambar .2. ulai dari sudut kanan diagram, kita melihat baha selera dan distribusi dalam kepemilikan faktor produksi (yaitu distribusi pendapatan! 16
bersama#sama menentukan permintaan untuk komoditas. *ermintaan untuk komoditas menentukan permintaan turunan untuk faktor#faktor produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan komoditas tersebut. *ermintaan untuk faktor#faktor produksi, bersama dengan pasokan faktor produksi, bersama#sama dengan teknologi, menentukan harga komoditas akhir. *erbedaan harga komoditas relatif antar
negara
menentukan
keunggulan
komparatif
dan
menentukan
pola
perdagangan (yaitu negara mana yang mengekspor komoditas apa!. 4ambar .2 menun"ukan dengan "elas bagaimana semua kekuatan ekonomi bersama#sama menentukan harga komoditas akhir. =ni adalah apa yang dimaksud ketika kita mengatakan baha model %#& adalah model ekuilibrium umum. +amun, dari semua kekuatan yang beker"a bersama#sama, teori %#& membatasi dalam perbedaan ketersediaan fisik atau "umlah persediaan dan faktor produksi antar negara (dalam menghadapi selera dan teknologi yang sama! untuk men"elaskan perbedaan harga komoditas relatif dan perdagangan antar negara. Secara khusus, &hlin mengasumsikan selera (dan distribusi pendapatan! yang sama antar negara. %al ini memunculkan tuntutan serupa untuk komoditas akhir dan faktor#faktor produksi di negara#negara yang berbeda merupakan penyebab.
17
AMBAR .3 Kerangka 'kuilibrium >mum $eori %eckscher#&hlin. Dimulai dari sudut kanan baah dari diagram, kita melihat baha distribusi kepemilikan faktor produksi atau pendapatan dan selera menentukan permintaan untuk komoditas. *ermintaan dari faktor#faktor produksi berasal dari permintaan untuk komoditas akhir. *ermintaan dan penaaran faktor produksi menentukan harga faktor produksi. %arga faktor produksi dan teknologi menentukan harga komoditas akhir. *erbedaan harga komoditas relatif antarnegara kemudian menentukan keunggulan komparatif dan pola perdagangan. *erbedaan harga faktor produksi relatif di negara#negara yang berbeda. Akhirnya, teknologi yang sama tetapi harga faktor produksi yang berbeda menyebabkan perbedaan harga komoditas relatif dan perdagangan diantara negara#negara. Dengan demikian, perbedaan dalam penaaran relatif faktor produksi menyebabkan perbedaan harga faktor produksi relatif dan harga komoditas relatif yang ditun"ukan oleh garis ganda pada 4A)AR .2. *erhatikan baha model %#& tidak mengharuskan selera, distribusi pendapatan, dan teknologi persis sama di kedua negara untuk mendapatkan hasil yang valid. $eori ini hanya mensyaratkan secara luas serupa. Asumsi selera, distribusi pendapatan, dan teknologi yang sama memang menyederhanakan pen"elasan dan ilustrasi grafis teori ini.
2.:.2 Ilustrasi !e$ri He%ks%her&'hlin $eori %#& di ilustrasikan dalam 4ambar .;. *anel kiri dari gambar menun"ukan garis batas produksi +egara dan +egara 0, seperti pada 4ambar .0. sebagaimana ditun"ukan dalam bagian .2, garis batas +egara melengkung mendekati sumbu ? karena komoditas ? adalah komoditas 4#insentif, +egara adalah negara dengan 4 berlimpah, dan kedua negara menggunakan teknologi yang sama. Selain itu, karena kedua negara memiliki selera yang sama, mereka menghadapi kurva indeferen yang sama. Kurva indeferen (yang sama untuk kedua negara! bersinggungan dengan garis batas produksi +egara dititik A dan garis batas produksi +egara 0 di titik AO. Kurva indeferen adalah kurva indeferen tertinggi yang dapat dicapai +egara dan +egara 0 dalam isolasi, dan titik A dan A meakili titik ekuilibrium mereka dalam produksi dan konsumsi pada kondisi tidak ada perdagangan.perhatikan baha meskipun kita asumsikan baha kedua negara 18
memiliki selera (kurva indefere! yang identik, kedua negara tidak harus berada pada kurva indeferen yang sama dalam isolasi dan berakhir pada kurva indeferen yang sama dengan adanya perdagangan. Kita hanya melakukannya dalam rangka untuk menyederhanakan gambar. $itik singgung kurva indeferen = di titik A dan A mendefinisikan kondisi dimana perdagangan tidak ada, atau autarki, ekuilibrium harga komoditas relatif +egara dan
, di +egara 0 (lihat gambar!. Karena
H
di
+egara memiliki
keunggulan komporatif dalam komoditas ?, dan +egara 0 memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas @. *anel kanan menun"ukan baha dengan adanya perdagangan, +egara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas ? dan +egara 0 mengkhususkan diri dalam produksi komoditas @ (liahat arah panah di garis batas produksi kedua negara!. Spesialis dalam hasil produksi akan terus berlangsung sampai +egara mencapai titik ) dan +egara 0 telah mencapai titik )O, dimana kurva transformasi dari kedua negara yang bersinggungan dengan garis harga relatif di titik
. +egara
maka akan mengekspor komoditas ? dalam perdagangan dalam komoditas @ dan mengonsumsi pada titik konsumsi 5 pada kurva indeferen == (lihatt perdagangan segitiga )'!. Disisi lain, +egara 0 akan mengekspor @ untuk mendapatkan ? dan mengonsumsi pada titikh konsumsi 56, yang bertepatan pada titik ' (lihat perdagangan segitiga )OO'O!. *erhatikan baha ekspor komoditas ? +egara menyamai impor +egara 0 untuk komoditas ? (yaitu ) E O'O!. Demikian pula, ekspor negara 0 dalam komoditas @ sama dengan impor komoditas @ dari +egara (yaitu )OOE '!. *ada 8
:
, +egara ingin mengekspor lebih banyak komoditas ? dari yang diminta
oleh +egara 0 pada harga ? yang relatif tinggi, dan 8
H
8
"atuh ke
. Di sisi lain,
, +egara ingin mengekspor lebih sedikit komoditas ? dari yang diimpor
19
+egara 0 pada harga ? relatif rendah, dan 8
8
naik kearah
. Kecenderungan
ini "uga dapat men"elaskan fenomena dalam komoditas @. Selain itu, perlu untuk dicatat adalah baha titik 5 melibatkan lebih banyak @
tetapi lebih sedikit ? dari titik A. eski demikian, keuntungan dari perdagangan +egara lebih besar karena titik 5 berada pada kurva indeferen == yang levelnya lebih tinggi. Demikian pula, meskipun titik 57 melibatkan lebih banyak ? dan lebih sedikit @ dari titik AO, +eagara 0 "uga mendapatkan lebih banyak keuntungan karena titik 56 berada dalam kurva indeferen == yang levelnya lebih tinggi. *ola spesialisasi dalam produksi, perdagangan dan komsumsi akan teteap sama sampai ada perubahan dalam permintaan dan penaaran yang mendasari kondisi dipasar komoditas dan faktor produksi disalah satu atau dua negara. Sekarang kita berhenti sebentar untuk membandingkan 4ambar .; dengan 4ambar 2.;. *ada 4ambar 2.;, perbedaan dalam garis bataas produksi kedua negara diperkuat oleh perbedaan merekadalam selera sehingga membuat harga komoditas relatif autarki di kedua negara berbeda, bahkan lebih dari pada 4ambar .;. Disisi lain, selera kedua negara bisa berbeda sedemikian rupa untuk menciptakan perdagangan yang saling menguntungkan dengan kedua negara. %al ini akan ter"adi "ika kurva indeferen yang berbeda di kedua negara bersinggungan dengan batas#batas produksi masing#masing sedemikian rupa untuk menghasilkan harga komoditas relatif autarki yang sama dikedua negara. Di akhir bab Soal ; akan membahas hal ini dan "aaban akan permasalahan ini terdapat dibagian akhir buku ini. *erhatikan "uga baha teori %#& tidak mensyaratkan selera yang identik (yaitu kurva indeferen yang sama! di kedua negara. $eori ini hanya mensyaratkan "ika selera memang berbeda, mereka tidak cukup berbeda hingga bisa menetralkan kecenderungan faktor pendukung dan kuva kemungkinan produksi mengarah ke arah harga komditas relatif dan keunggulan komparatif yang berbeda di kedua negara. Dengan demikian, 4ambar 2.; dapat dianggap sebagai gambaran yang lebih umum dari model %#& pada 4ambar .;. Studi kasus #2 membahas pola keunggulan dan kelemahan komparatif yang terungkap dari berbagai negara atau 20
ilayah, sedangkan Studi kasus #; mengidentifikasi faktor intensitas serta keunggulan dan kelemahan komparatif sebagai industri di Amerika Serikat .
AMBAR .. odel %eckscher#&hlin. Kurva indeferen = sama untuk kedua negara karena asumsi selera yang sama. Kurva indeferen = bersinggungan dengan garis batas produksi +egara pada titik A dan bersinggungan dengan garis batas produksi +egara 0 di AO. =ni mendefinisikan harga ekuilibrium relatif komoditas pada kondisi tidak ada perdagangan atau sebelah kiri!. Karena
H
di +egara dan
di +egara 0 (lihat panel
, +egara memiliki keunggulan komparatif dalam
komodita ? dan +egara 0 dalam komoditas @. Dengan adanya perdaggangan (lihat panel sebelah kanan! +egra memproduksi pada titik ! dan dengan men"ual ? untuk mendapatkan @ mencapai titik konsumsi 5 (lihat segitiga perdagangan !85 !. +egara 0 memproduksi pada titik !6 dan dengan men"ual @ untuk mendapatkan ? mencapai titik konsumsi 56 (yang bertepatan dengan 5 !. Kedua negara memperoleh keuntungan dari perdagangan karena mereka mengonsumsi pada level yang lebih tinggi dari kurva indeferen ==.
2.9
Pen,eim+angan Harga akt$r Pr$*uksi *an Distri+usi Pen*a)atan *ada bagian ini, kita akan membahas mengenai teori penyeimbangan harga
faktor produksi, yang merupakan sebuah konsukuensi, karena mengikuti langsung 21
hasil dari %#& dan berlaku hanya "ika teori %#7 berlaku. *aul Samuelson (paraih +obel
di
bidang
ekonomi
567!
adalah
tokoh
yang
membuktikan
teori
penyeimbangan harga faktor produksi (konsukuensi!. >ntuk alasan ini, kadang# kadang teori ini disebut sebagai teorema %eckscher#&lin#Samuelson (teorema %#&, untuk kependekannya!. Dalam )ab .A, kita akan menyatan teori ini dan men"elaskan maknanya. )agian )ab .) enya"ikan bukti intuitif dari teori penyeimbngan harga faktor produksi. Dalam )ab . kita meneliti pertanyaan terkait pengaruh perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan dalam setiap negara yang terlibata perdagangan. )agian .D memperluas analisis untuk kasus dimana satu atau lebih faktor produksi tidak bergerak tetapi khusus untuk suatu industrui tertentu. Akhirnyan bagian .', kita secara singkat membahas relevensi empiris dan teori penyeimbangan harga faktor produksi. )ukti kuat dari teori penyeimbangan harga faktor produksi dan model faktor produksi secara spesifik disa"iakan dalam lampiran bab ini dan membutuhkan alat#alat analisis teori ekonomi mikro yang diluas dalam lampiran bab 2.
2.9.1 !e$rema Pen,eim+angan Harga akt$r Pr$*uksi $eori *enyeimbangan %arga /aktor *roduksi (factor price ePualiBation theorem 3 %#S theorem!sebagai berikut. Perdagangan internasioanal akan memba"a pemerataan dalam hasil relatif dan absolut untuk faktor homogen di berbagai negara.Dengan demikian, perdagangan internasional adalh penggantian
mobilitas internasional dari faktor produksi. %al ini berarti baha perdagangan internasional akan menyebabkan upah tenaga ker"a
homogen
(misalnya, tenaga ker"a
dengan tingkat
keahlian,
keterampilan, dan produktivitas yang sama! harus sama di semua negara yang terlibat dalam perdagangan ( "ika semua asumsi )agian .0.A berlaku!. Demikian pula, perdagangan internasional akan menyebabkan hasil modal yang homogen (misalnya modal untuk usaha dengan produktivitas dan resiko yang sama! harus sama
disemua
negara
yang
terlibat
perdagangan.
Artinya,
perdagangan
internasional akan membuat yang sama di +egara dan +egara 0, demikian "uga, itu akan menyebabkan r yang sama di kedua negara. %arap faktor produksi relatif dan absolut akan menyeimbangkan kedudukan. 22
Dari )agian .;, kita tahu baha dengan tidak adanya perdagangan, harga komoditas relatif ? lebih rendah di +egara dibandingkan di +egara 0 karena harga relatif tenaga ker"a, atau tingkat upah, lebih rendah di +egara . Seiring +egara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas ? (komoditas 9#intensif! dan mengurangi produk komoditas @ (komoditas K#intensif!, permintaan relatif tenaga ker"a relatif naik, menyebabkan upah (! meningkat, sementara permintaan relatif modal "atuh, menyebabkan tingkat bunga (r! "atuh. @ang sebaliknya "uga ter"adi pada +egara 0 artinya, seiring +egara 0 mengkhususkan diri dalam produksi @ dan mengurangi produksi
? dengan perdagangan, permintaan untuk 9 "atuh,
menyebabkan "atuh, sementara permintaan naik untuk K, menyebabkan r meningkat. >ntuk meringkas, perdagangan internasional menyebabkan meningkat di +egara (negara berupah rendah! dan turun di +egara 0 (negara dengan tingkat upah tinggi!. Dengan demikian perdagangan internasional mengurangi perbedaan sebelum ter"adi perdagangan antara kedua negara. Demikian pula, perdagangan internasional menyebabkan r "atuh di +egara (negara K#mahal! dan naik di +egara 0 (+egara K#murah!, sehingga mengurangi perbedaan r sebelum perdagangan di antara kedua negara. %al ini membuktikan baha perdagangan internasioanl cendrung mengurangi perbedaan sebelum perdagangan dalam dan r antara kedua negara. Kita bisa melangkah lebih "auh dan menun"ukan baha perdagangan internasional tidak hanya cendrung mengurangi perbedaan internasional dalam hasil faktor produksi homogen tetapi sebenarnya hanya akan membaa pemerantaan lengkap dalam harga faktor produksi relatif ketika semua asumsi yang dibuat terpenuhi. %al ini ter"adi karena selama harga faktor produksi relatif berbeda, harga komoditas relatif akan berbeda dan perdagangan terus akan berkembang. +amun, ekspansi perdagangan mengurangi perbedaan harga faktor produksi antarnegara. Dengan demikian, perdagangan internasional harus berkembang sampai harga komoditas relatif benar#benar menyeimbangkan kedudukannya, yang berarti baha harga faktor produksi relatif "uga men"adi sama dikedua negara.
2.9.2 Pen,eim+angan Harga akt$r Pr$*uksi Relatif *an A+s$lut
23
Kita dapat menun"ukan dengan grafik baha harga faktor relatif diseimbangkan kedudukan melalui perdagangan kedua negara ("ika semua asumsi )agaian .0A berlaku pada 4ambar ., harga relatif tenaga ker"a (8r! diukur sepan"ang sumbu horiBontal, dan harga komoditas relatif ? (*?8*@! diukur sepan"ang sumbu vertikal. Karena setiap negara beroperasi di baah persaingan sempurna dan menggunakan teknologi yang sama, ada hubungan satu 3 satu antara titik 3 titik 8r dan * ?8*@. Artinya, masing 3 masing rasio 8r dikaitkan dengan rasio *?8*@ tertentu
am+ar .. *enyeimbangan %arga /aktor *roduksi Relatif. Sumbu horiBontal mengukur 8r dan sumbu vertikal mengukur * ?8*@. Sebelum perdagangan, +egara berada pada titik A, dengan 8r E (8r!, dan *?8*@ E * A sementara +egara 0 berada pada titik AO, dengan 8r E (8r!0 dan *?8*@ E * AO. Karena 8r lebih rendah di +egara dibandingkan di +egara 0 * A lebih rendah dari * AO , sehingga +egara memiliki keunggulan
komperatif
dalam
komoditas
?.
Seiring
dengan
+egara
mengkhususkan dari dalam produksi komoditas ? dengan adanya perdagangan dan meningkatkan permintaan tenaga ker"a relatif terhadap modal, 8r men"adi naik. Seiring +egara 0 mengkhususkan diri dalam produksi komoditas @ dan meningktkan permintaan relatif untuk modal, r8 naik ( dengan kata lain, 8r "atuh!. %al ini akan berkelan"utan sampai titik ) E )O, dimana *) E *)O dan 8r E (8r!Q di kedua negara. Sebelum perdagangan, +egara berada pada titik A, dengan 8r E (8r! dan *?8*@ E * A, sedangkan +egara 0 berada pada titik AO, dengan 8r E (8r!0 dan *?8*@ E 24
* AN Dengan demikian 8r lebih rendah di +egara dibandingkan +egara 0 tanpa adanya perdagangan, * A lebih rendah dari * A, sehingga +egara memiliki keunggulan komparatif dalam komoditas ?. Seiring +egara (negara yang relatif 9#berlimpah! mengkhususkan diri dalam produksi komoditas ? (komoditas yang bersifat 9#intensif! dan mengurangi produksi komoditas @, permintaan tenaga ker"a meningkat relatif terhadap permintaan modal dan 8r dalam +egara naik. %al ini menyebabkan * ?8*@ meningkat di +egara . Disisi lain, seiring dengan +egara 0 (negara dengan K berlimpah! mengkhususkan diri dalam produksi komoditas @ (komoditas yang bersifat K#intensif!, permintaan relatif untuk modal meningkat dan r8 naik (dengan kata lain 8r "atuh!. %al ini menyebabkan *?8*@ naik (dengan kata lain, *?8*@ "atuh! di +egara 0. *roses ini akan berlan"ut sampai titik ) E ) , di mana *) E * ), dan 8r E (8r!Q di kedua negara (lihat 4ambar .!. *erhatikan "uga baha * ) E *) , terletak antara * A dan * A, dan (8r!Q terletak di antara (8r! dan (8r!0. >ntuk meringkas, *?8*@ akan men"adi sama sebagai akibat dari perdagangan, dan ini akan ter"adi hanya ketika 8r "uga men"adi sama di kedua negara (asalkan kedua negara terus memproduksi kedua komoditas!. Sebuah bukti yang paling dalam dan nyata dari teori penyamaan harga faktor produksi relatif diberikan dalam lampiran. *aragraf sebelumnya menun"ukan proses yang relatif, tidak mutlak, bagaimana
harga
3
harga
faktor
produksi
menyeimbangkan
kedudukan.
*enyeimbangan harga faktor produksi mutlak berarti perdaganagan internasional yang bebas "uga menyetarakan upah rill untuk "enis tenaga ker"a yang sama dikedua negara dan tingkat suku bunga rill untuk "enis modal yang sama di kedua negara. +amun, mengingat baha perdagangan menyetarakan harga faktor produktif relatif, dimana persaingan sempurna ada di semua komoditas dan pasar faktor produksi, dan baha kedua negara menggunakkan teknologi yang sama dan menghadapi hasil yang konstan atas skala dalam produksi kedua komoditas, perdagangan "uga menyeimbangkan hasil mutlak dari faktor 3 faktor produksi yang homogen. Sebuah bukti kuat dan mendalam mengenai penyeimbangan harga faktor produksi absolut disa"ikan dalam lampiran bab ini, menyusul bukti penyeimbangan harga faktor produksi relatif.
25
*erhatikan baha perdagangan bertindak sebagi pengganti untuk mobilitas internasional dari faktor 3 faktor produksi dalam pengaruhnya terdapat harga 3 harga faktor produksi. Dengan mobilitas yang sempurna (yaitu dengan informasi yang lengkap dan tidak ada pembatasan hukum atau biaya transportasi!, tenaga ker"a akan bermigrasi dari negara berupah rendah ke negara dengan upah tinggi sampai upah di kedua negara men"adi sama. Demikian pula, modal akan bergerak dari negara dengan tingkat bungan rendah ke negara dengan tingakat bunga yang tinggi sampai tingkat bunga yang seimbang ter"adi di kedua negara. Sementara perdagangan beroperasi dalam permintaan untuk faktor produksi, mobilitas faktor produksi beroperasi pada penaaran (pasokan! faktor produksi. Dalam kedua kasus diatas, hasilnya adalah penyeimbangan menyeluruh dalam hasil absolut faktor produksi yang homogen. Dengan mobilitas parsial (bukan sempurana! internasional faktor produksi volume yang relatif kecil dalam perdagangan akan diperlukan untuk meu"udkan kesetaraan dalam hasil faktor produksi antara kedua negara.
2.9.3 Pengaruh Per*agangan terha*a) Distri+usi Pen*a)atan Sementara di bagian sebelumnya kita meneliti efek dari perdagangan internasional pada perbedaan harga faktor produksi antara negara#negara, di bagian ini kita menganalisis pengaruh perdagangan internasional terhadap harga faktor produksi relatif dan pendapatan di setiap negara. Kedua pertanyaan ini tentu terkait, tetapi mereka tidak sama. Secara khusus, kita telah melihat dalam )agian .A baha perdagangan internasional cenderung menyeimbangkan di kedua negara dan "uga menyeimbangkan r di kedua negara. Kita sekarang ingin melihat bagaimana perdagangan internasional memengaruhi upah riil dan pendapatan riil tenaga ker"a dalam kaitannya dengan tingkat bunga riil dan pendapatan riil pemilik modal di masing#masing negara. Apakah upah riil dan pendapatan riil tenaga ker"a mengalami kenaikkan atau penurunan dalam kaitannya dengan tingkat bunga riil dan pendapatan riil dari pemilik modal di negara yang sama sebagai akibat dari perdagangan internasional1 Dari pembahasan kita di )agian .A, kita tahu baha perdagangan meningkatkan harga faktor produksi yang berlimpah dan murah di suatu negara dan secara bersamaan mengurangi harga faktor produksi yang langka dan mahal. Dalam contoh kita, naik dan r "atuh di +egara , sedangkan "atuh dan r meningkat di +egara 0. Karena tenaga ker"a dan modal diasumsikan tetap beker"a penuh sebelum dan setelah perdagangan, pendapatan riil tenaga ker"a dan pendapatan riil pemilik modal bergerak dalam arah yang sama dengan pergerakan harga#harga faktor produksi. Dengan demikian, perdagangan menyebabkan pendapatan riil tenaga ker"a meningkat dan pendapatan riil pemilik modal "atuh untuk +egara = (negara dengan tenaga ker"a murah dan modal mahal!. Di sisi lain, perdagangan internasional menyebabkan pendapatan riil tenaga ker"a turun dan pendapatan riil pemilik modal meningkat di +egara 0 (negara dengan tenaga ker"a mahal dan modal murah!. =ni 26
adalah kesimpulan dari teori Stopler#Samuelson, yang akan dibahas secara rinci dalam )agian .;. Karena di negara#negara ma"u (misalnya, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, *rancis, =nggris, =talia, Kanada! faktor modal relatifberlimpah (seperti dalam +egara 0!, perdagangan internasional cenderung mengurangi pendapatan riil tenaga ker"a dan meningkatkan pendapatan riil pemilik modal. =nilah sebabnya mengapa serikat buruh di negara#negara ma"u umumnya mendukung pembatasan perdagangan. Di sisi lain, di negara#negara kurang ma"u (misalnya, =ndia, esir, Korea, eksiko!, tenaga ker"a adalah faktor produksi @ang cukup berlimpah, dan perdagangan akan meningkatkan pendapatan riil tenaga ker"a dan mengurangi pendapatan riil pemilik modal. Karena menurut teori %eckscher#&hlin perdagangan internasional menyebabkan upah dan pendapatan riil peker"a "atuh di negara yang mempunyai modal berlimpah dan tenaga ker"a langka seperti Amerika Serikat, bukankan semestinya pemerintah Amerika Serikat membatasi perdagangan1 Jaabannya adalah hampir selalu tidak. Alasannya adalah kerugian yang disebabkan dari perdagangan yang ditanggung &leh tenaga ker"a (tenaga ker"a terampil khususnya, lihat Studi Kasus #! nilainya kurang dari keuntungan yang diterima &leh pemilik modal. Dengan kebi"akan redistribusi yang tepat dari pa"ak atas pemilik modal dan subsidi untuk tenaga ker"a, keduakelas @ang besar dari faktor#faktor produksi bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan internasional Seperti contohnya, kebi"akan redistribusi dapat menciptakan tidak hanya bentuk pelatihan ker"a ulang bagi tenaga ker"a yang tergusur &leh komoditas impor tetapi "uga berupa keringanan *a"ak untuk tenaga ker"a dan penyediaan beberapa layanan sosial.
2.9.
M$*el akt$r Pr$*uksi #)esifik *engaruh perdagangan internasional pada distribusi pendapatan yang
dibahas di bagian sebelumnya didasarkan pada asumsi baha faktor#faktor produksi berpindah secara sempurna di antara industri#industri dan sektor#sektor dalam satu negara. eskipun hal ini mungkin benar dalam "angka pan"ang, hal itu mungkin tidak benar dalam "angka pendek ketika beberapa faktor produksi, misalnya modal, mungkin tidak bebas bergerak atau terkonsentrasi untuk beberapa industri atau Sektor sa"a. Dalam hal ini, kesimpulan dari model %eckscher#&hlin tentang efek perdagangan internasional pada distribusi perlu dimodifikasi seperti yang di"elaskan &leh model faktor produksi spesifik (specificfactors model!. >ntuk mengu"i model faktor produksi spesifik, misalkan baha sebuah negara @ang relatif mempunyai tenaga ker"a berlimpah menghasilkan dua komoditas, 27
komoditas ? yang 9 intensif dan komoditas @ yang K intensif. Kedua komoditas tersebut diproduksi dengan tenaga ker"a dan modal tetapi perpindahan tenaga ker"a antara dua industri berlangsung lebih mudah, sementara modal bersifat spesifik untuk setiap industri. Artinya, modal yang digunakan dalam produksi ? (misalnya, makanan! tidak dapat digunakan dalam produksi @ (misalnya, kain!, dan sebaliknya. =ni seperti memiliki tiga faktor produksi- tenaga ker"a (yang digunakan dalam produksi ? dan @ dan dapat berpindah dengan mudah!, sumber daya alam (lahan! yang hanya digunakan dalam produksi ?, dan modal yang hanya bisa digunakan dalam produksi @. Dengan pembukaan perdagangan, negara akan mengkhususkan diri dalam produksi dan ekspor komoditas ? (komoditas padat karya! dan impor komoditas @ (komoditas padat moda yang spesifik!. =ni akan meningkatkan harga relatif? (yaitu *8*@!, permintaan, serta tingkat upal nominal buruh di negara tersebut. )eberapa tenaga ker"a akan berpindah dari produksi @ ke produk ?. Karena mobilitas tenaga ker"a di antara kedua industri ini mudah, industri @ akan terpaksa membayar tingkat upah nominal yang lebih tinggi untuk tenaga ker"a bahkan ketika menghada penurunan *8*@dan perpindahan dari beberapa tenaga ker"anya ke produksi ?. *engaruh ke"adian ini pada tingkat upah riil tenaga ker"a di suatu negara masih ambigu. Alasannya adalah baha peningkatan *l*@ dan nilai permintaan tenaga ker"a akan lebih daripada kenaikan tingkat upah nominal (karena penaaran tenaga ker"a tidak vertikalT di"elaskan dan ditun"ukkan dalam 4ambar .5 di lampiran!, sehingga tingkat upah riil tenaga ker"a "atuh dalam kaitannya dengan komoditas ?. Di Sisi =ain, karena tingkat upah nominal meningkat tetapi harga komoditas @ (komoditas saingan impor! menurun di negara tersebut, tingkat upah riil meningkat dalam kaitannya dengan komoditas @. Dengan demikian, tingkat upah riil di negara tersebut turun dalam kaitannya dengan ?, namun naik dalam kaitannya dengan @. 'fek pada upah riil tenaga ker"a, oleh karena itu, men"adi ambigu. >pah riil dan pendapatan akan "atuh untuk para peker"a yang terutama mengonsumsi komoditas ? dan akan meningkat bagi peker"a yang mengonsumsi komoditas @. %asil untuk modal spesifik tidak ambigu. Karena modal spesifik untuk setiap industri, dengan membuka perdagangan, tidak akan mengarah pada transfer modal dari produksi komoditas @ ke produksi komoditas ? di negara ini. Dengan lebih banyak tenaga ker"a yang digunakan dengan modal spesifik yang diberikan dalam 28
produksi ? (komoditas ekspor negara tersebut!, hasil modal riil dalam produksi ? naik. Di sisi lain, dengan tenaga ker"a yang berkurang digunakan dengan "umlah modal spesifik yang sama untuk produksi @ (komoditas saingan impor negara tersebut!, hasil riil modal spesifik yang digunakan dalam produksi @ turun. Kesimpulan yang dicapai oleh model faktor produksi spesifik adalah perdagangan akan memiliki efek yang ambigu pada faktor#faktor produksi yang dapat berpindah dengan mudah dalam negara tersebut, menguntungkan bagi faktor produksi spesifik yang tidak mudah berpindah untuk komoditas atau sektor ekspor negara tersebut, dan merugikan faktor produksi spesifik yang tidak mudah bergerak untuk komoditas atau sektor saingan impor negara tersebut. Dalam contoh yang telah disebutkan sebelumnya, pembukaan perdagangan akan memiliki efek ambigu pada upah riil dan pendapatan tenaga ker"a (faktor produksi yang mudah bergerak di negara tersebut!, akan meningkatkan hasil riil modal spesifik yang digunakan dalam produksi ? (negara ekspor komoditas !, dan akan mengurangi hasil riil pada faktor spesifik lain yang digunakan dalam produksi komoditas @ (komoditas impor saingan dari negara tersebut!. Jika faktor produksi spesifik yang digunakan dalam produksi ? adalah sumber daya alam, membuka perdagangan akan meningkatkan hasil riil atau sea atas tanah, mengurangi hasil riil atas modal yang digunakan dalam produksi @, dan memiliki efek ambigu pada tenaga ker"a (lihat 9ampiran A.; untuk bukti kuat dari teorema ini!.
2.9.
Releansi Em)iris
Apakah perdagangan internasional menyeimbangkan nilai hasil faktor produksi yang homogen di negara#negara yang berbeda di dunia nyata1 )ahkan, pengamatan sederhana dengan "elas menun"ukkan baha perdagangan internasional tidak menyebabkan hal tersebut. &leh karena itu, upah untuk dokter, insinyur, teknisi, mekanik, sekretaris, dan buruh di Amerika Serikat dan Jerman "auh lebih tinggi daripada di Korea dan eksiko. Alasan untuk hal tersebut adalah baha banyak asumsi yang dignakan dalam teori %#S tidak ter"adi atau terpenuhi dalam dunia nyata. isalnya, negara tidak menggunakan teknologi yang sama persis, dan biaya transportasi dan hambatan perdagangan mencegah permerataan harga komoditas 29
relatif di negara#negara yang berbeda. Selain itu, banyak industri beroperasi di baah kondisi persaingan tidak sempurna dan skala hasil yang tidak konstan. Seharusnya, hal ini tidak mengherankan karena berbagai sebab yang diuraikan di atas, baha perdagangan internasional belum dapat menyeimbangkan upah dan suku bunga untuk faktor produksi yang homogen di berbagai negara yang berbeda. Dalam
keadaan ini, akan
lebih
realistis
untuk
mengatakan
baha
perdagangan internasional telah mengurangi, bukan benar#benar menghilangkan, perbedaan internasional dalam hasil faktor produksi yang homogen. eskipun perdagangan internasional mengurangi perbedaan dalam hal upah riil di bidang manufaktur antara negara#negara industri terkemuka (lihat studi Kasus #C!, hal ini tidak dapat dianggap sebagai UbuktiU dari teori ini, dan bahkan lebih sulit untuk memberikan "aaban yang "elas bagi negara#negara lain dan faktor#faktor produksi lainnya. Alasannya adalah baha bahkan, "ika perdagangan internasional ditun"ukan untuk mengurangi perbedaan absolut dalam tingkat hasil faktor produksi antarnegara, banyak kekuatan lain yang beroperasi pada saat yang sama, yang menyebabkan hubungan antara dua hal tersebut men"adi kurang "elas. Sebagai contoh, sementara perdagangan internasional mungkin telah cenderung mengurangi perbedaan upah riil dan pendapatan untuk "enis ker"a yang sama antara Amerika Serikat dan esir, kema"uan teknologi ter"adi lebih cepat di Amerika Serikat daripada di esir, sehingga perbedaan dalam pendapatan pada kenyataannya meningkat. %al ini tampaknya memang apa yang sebenarnya ter"adi antara kelompok negara#negara yang ma"u dan sebagian besar negara#negara berkembang se"ak *erang Dunia ==. Sekali lagi, hal ini tidak membuktikan baha teori penyeimbangan harga faktor produksi salah, karena dengan tidak adanya perdagangan, mungkin perbedaan#perbedaan internasional tersebut akan "auh lebih besar dari yang ada sekarang. Dalam hal apapun, teori penyeimbangan harga faktor produksi berguna karena mengidentifikasi kekuatan penting yang memengaruhi harga faktor produksi dan memberikan aasan penting ke sifat ekuilibrium umum dari model perdagangan dan ekonomi pada umumnya. Satu hal yang tidak dikatakan oleh teori penyeimbangan harga faktor produksi adalah baha perdagangan internasional akan menghilangkan atau mengurangi 30
perbedaan internasional dalam pendapatan per kapita. $eori ini hanya memprediksi baha perdagangan internasional akan menghilangkan atau mengurangi perbedaan internasional dalam hasil faktor produksi homogen. )ahkan, "ika upali riil iVu akan diseimbangkan di antara negara#negara, pendapatan per mereka masih bisa tetap sangat berbeda. *endapatan per kapita tergantung pada kekuatanmlain yang tidak secara langsung berhubungan dengan teori penyeimbangan harga faktor produksi. Kekuatan#kekuatan lain meliputi rasio tenaga ker"a terampil terhadap tenaga ker"a tidak terampil, tingkat partisipasi dalak angkatan ker"a, tingkat ketergantungan, "enis usaha yang dilakukan oleh peker"a, dan sebagainya. isalnya, Jepang memiliki rasio yang lebih tinggi tenaga ker"a terampil terhadap tenaga ker"a tidak terampil dibandingkan =ndia, tingkat partisipasi yang lebih tinggi dan tingkat ketergantungan yang lebih rendah, dan peker"a Jepang tampaknya sangat menyukai peker"aan dan hasil yang presisi. Jadi, bahkan "ika upah untuk "enis tenaga ker"a yang sama men"adi sama persis di Jepang dan =ndia, Jepang akan berakhir dengan pendapatan per kapita "auh lebih tinggi dibandingkan =ndia.
2.;
Pengu"ian Em)iris M$*el He%ks%her&'hlin )agian ini menya"ikan dan memgevaluasi hasil u"i empiris dari model hecksher#
ohlin. Semua model harus berhasil diu"i secara empiris sebelum diterima sebagai suatu teori. Jika model ini bertentangan dengan bukti empiris, model tersebut harus ditolak dan model alternatif akan disusun sebagai penggantinya. Dalam bagian .CA, kita menya"ikan hasil pengu"ian empiris dari model heckscher#ohlin yang dilakukan oleh $assily 4eontief . Karena hasil ini sangat bertentangan
dengan
model,
banyak
upaya
yang
dilakukan
untuk
menyamakan hasil u"i empiris dengan model, dalam prosesnya, berbagai u"i empiris lainnya di"alankan. %al ini dibahas dalam bagian .C). dalam bagian .C, kita membahas situasi yang disebut pembalikan intensitas faktor produksi, yang mana sangat populer, "uga akan menyebabkan penolakan dari model %#&. +amun, u"i empiris menun"ukkan baha ini bukan ke"adian yang sangat sering ter"adi di dunia nyata.
2.;.1
Hasil U"i Em)iris&Para*$ks Le$ntief 31
>"i empiris utama dari model %#& dilakukan oleh $assily 4eontif tahun 5 menggunakan data Amerika Serikat untuk tahun 5;6.karena Amerika Serikat adalah negara dengan K#berlimpah terbesar didunia, leontief berharap untuk menemukan baha Amerika Serikat akan mengekspor komoditas K#intensif dan mengimpor komoditas 9#insentif. >ntuk u"i ini, leontief memanfaatkan tabel inputoutput ekonomi Amerika Serikat untuk menghitung "umlah tenaga ker"a dan modal dalam Ohimpunan perakilanOO dari ekspor AS dan pengganti import untuk tahun 5;6 yang bernilai W "uta. ( ta+el in)ut&$u)ut adalah tabel yang menun"ukkan asal dan tu"uan dari setiap produksi perekonomian. 9oentief sendiri telah memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan teknik analisis baru akan ini akan menerima hadiah nobel pada tahn 562 atas kontribusinya.! *erlu untuk dicatat baha loentief memperkirakan K89 untuk subtitusi impor AS ketimbang impor. #u+titusi im)$r (import subtitutes! adalah komoditas, seperti mobil, di mana Amerika Serikat memproduksi didalam negeri tetapi "uga mengimpor dari luar negeri (karena spesialisasi penuh dalam produksi!. 9oentief terpaksa menggunakan data AS pada subtitusi impor karena data produksi asing pada komoditas impor AS sebenarnya tidak tersedia. +amun, leontief beralasan baha meskipun subtitusi impor AS akan lebih K intensif dibandingkan impor yang sebenarnya (karena K relatif murah di AS daripada diluar negeri!, mereka masih akan kurang K insentif daripada ekspor AS "ika model %#& memang benar adanya. $entu sa"a, penggunaan data barang subtitusi impor AS dan bukannya data yang berasal dari luar negeri berkaitan dengan impor AS yang sebenarnya, "uga membuat dihilangkannya dari perhitungan komoditas yang tidak di produksi sama sekali di AS, seperti kopi dan pisang. %asil u"i leontief sangat menge"utkan. Subtitusi. Subtitusi impor AS adalah sekitar 27I lebih K intensif daripada ekspor AS. Artinya, AS tampak seperti mengeskpor komoditas yang 9#intensif dan mengimpor komoditas K#intensif . ini adalah kebaikan dari apa yang diprediksi dalam model %#&, dan hal tersebut men"adi yang dikenal sebagai
)r$*uksi le$ntif6leontief parado9 (lihat Studi Kasus #6!. Dalam studi tersebut, leontif mencoba merasionalisasi hasilnya daripada langsung menolak model %#&. Dia beragumen baha apa yang dia miliki disini adalah ilusi optik. Se"ak tahun 5;6, tenaga ker"a di AS sekitar tiga kali lebih produktif dibandingkan tenaga ker"a asing, Amerika Serikat benar#benar negara 32
dengan 9#berlimpah "ika kita kalikan tiga angkatan ker"a AS dan dibandingkan hasilnya dengan ketersediaan modal dinegara ini. &leh karena itu, adalah tepat baha ekspor AS harus 9#intensif dalam kaitannya dengan komoditas sutitusi impor AS. *en"elasan ini tidak dapat diterima, dan leontief pasti lebih produktif daripada tenaga ker"a asing (meskipun angka lipat tiga yang digunakan oleh leontief sebagian besar hanyalah perkiraan!, begitu "uga modal AS harus dilakukan dengan pengali yang hampir sama, sehingga menghasilkan kelimpahan relatif modal di AS lebih kurang tidak pengaruh. *en"elasan lain yang "uga tidak valid adalah baha selera AS telah bias dengan lebih mengingkan komoditas K#intensif, sehingga menghasilkan harga relatif lebih tinggi untuk komoditas ini di AS. &leh karena itu, AS akan mengekspor komoditas yang relatif 9#intensif. Alasan pen"elasan tidak dapat diterima adalah baha selera tidak dapat diterima baha selera diketahui sama diseluruh negara. Sebuah studi oleh houthekker tahun 56 tentang pola konsumsi rumah tangga banyak negara menemukan baha elastisitas pendapatan dari permintaan untuk makanan, pakaian dan kelas#kelas barang lain sangat serupa diseluruh negara. Akibatnya pen"elasan paradoks leontief berdasarkan perbedaan dalam selera "uga tidak diterima.
2.;.2 Pen"elasan Para*$ks Le$ntief *an U"i Em)iris Lain *ari M$*el H&' Satu pen"elasan yang masuk akal mengenai paradoks leontief adalah baha tahun 5;6, data yang leontief digunakan untuk pengu"ian, terlalu dekat dengan perang dunia == untuk men"adi referensi data. 9eontief sendiri men"aab kritik ini dengan mengulangi studinya pada tahun 5C dengan menggunakan tabel input output ekonomi AS tahun 5;6 dan data perdagangan tahun 5. (tahun 5
biasanya diambil untuk menandai selesainya rekonstruksi pascaperang!. Analisis ini menun"ukkan baha ekspor AS serikat hanya C persen lebih 9 intensif dibandingkan dengan komoditas subtitusi imopor Amerika Serikat. 9eontief telah mengurangi paradoks, tetapi tidak sepenuhnya menghilangkannya (lihat studi kasus .C! Sebuah penyebab bias yang masuk akal adalah leontief menggunakan model dua faktor (9 dan K! sehingga pengaruh dari faktor#faktor lain seperti sumber daya alam (tanah,iklim,deposit,mineral,hutan,dll! men"adi abstrak. +amun, komoditas yang mungkin padat akan sumber daya alam sehingga mengklasifikasikan mereka hanya menggunakan K atau 9 intensief (dengan model dua faktor! "elas tidak akan 33
memadai, selain itu proses produksi banyak menggunakan sumber daya alam# seperti pertambangan batubara, produksi ba"a, dan pertanian#"uga memerlukan se"umlah besar modal fisik. Ketergantungan Amerika Serikat pada banyka impor pada sumber daya alam, mungkin membantu men"elaskan besarnya intensitas modal industri impor saingan Ameriak Serikat. Kebi"akan tarif Amerika Serikat adalah suatu sumber bias dalam penelitian 9eontief. $arif tidak lain merupakan pa"ak atas impor. Dengan demikian mengurangi impor dan merangsang produksi dalam negeri subtitusi impor. Dalam sebuah penelitian tahun 5C, Kravis menemukan baha sebagian besar industri yang sangat di lindungi di Amerika Serikat adalah industri yang bersifat 9#intensief. =ni menyebabkan bias dalam pola perdagangan dan mengurangi intensitas tenaga ker"a pada komoditas substitusi impor AS, sehingga memberikan kontribusi bagi keberadaan paradoks 9eontief. ungkin, sumber terbesar terhadap bias adalah fakta baha 9eontief hanya memasukkan modal fisik dalam pengurangannya (seperti mesin peralatan lain, bangunan dan sebagainya! dan modal manusia benar#benar diabaikan. M$*al
manusia (human capital) yang mengacu pada pendidikan pelatihan ker"a, dan kesehatan diu"udkan dalam para peker"a, yang meningkatkan produktivitas mereka. =mplikasinya adalah karena tenaga ker"a AS meu"udkan modal manusia lebih besar daripada tenaga ker"a asing, menambahkan komponen modal manusia untuk modal fisik akan membuat ekspor AS lebih K intensief relatif terhadap komoditas substitusi impor AS. (namun, hal ini bukan sepenuhnya kesalahan 9eontief harus dikatakan baha analisis modal manusia baru sepenuhnya dikembangkan dan terkenal setelah adanya substitusi yang dilakukan 'chult: pada tahun 5C dan )ecker pada tahun 5C;!. Agar terkait dengan modal manusia adalah pengaruh penelitian dan perkembangan (RXD! dalam ekspor AS. odal MpengetahuanN yang dihasilkan RXD menyebabkan peningkatan nilai hasil yang berasal dari persediaan materi dan sumber daya manusia. )ahkan pengamatan sederhana menun"ukkan baha sebagian besar ekspor AS adalah komoditas yang padat RXD keterampilan. Dengan demikian,
manusia dan modal pengetahuan merupakan pertimbangan penting
dalam menetukan pola perdagangan AS. =ni tidak dipertimbangkan oleh 9eontief didalam penelitiannya. 34
Diantara banyak studi empiris pendekatan sumber daya manusia yang dilakukan yang paling terpengaruh adalah studi yang dilakukan oleh Kravis, Keesing, Kenen dan )aldin dalam dua penelitian yang diterbitkan pada tahun 5C, Kravis menemukan baha upah diindustri ekspor AS tahun 5;6 dan 5 adalah sekitar persen lebih tinggi daripada upah di industri saingan impor AS. Kravis berpendapat baha upah yang lebih tinggi dalam industri ekspor AS adalah refleksi dari produktivitas dan modal manusia yang lebih besar yang diu"udkan dalam ekspor AS daripada dalam komoditas substitusi impor Amerika Serikat. Dalam sebuah penelitian 5CC, keesing menemukan baha ekspor AS lebih padat karya untuk tenaga ker"a terampil daripada ekspor dari sembilan negara industri lainnya untuk tahun 56. =ni mencerminkan fakta baha
AS memiliki
angkatan ker"a yang paling terampil, sebagai peru"udan modal manusia yang lebih baik dibandingkan negara#negara lain. Semua ini kemudian menu"u kenen, dalam sebuah studi tahun 5C, untuk benar#benar memperkirakan modal manusia yang diu"udkan dalam ekspor dan impor komoditas saingan AS, menambhakan hasil perkiraan ini dengan kebutuhan modal fisik, kemudian menghitung ulang nilai K89 untuk ekspor AS dan substutusi impor AS menggunakan data tahun 5;6 tanpa memasukkan produk dengan kandungan sumber daya alam yang penting (seperti dalam studi leontief!, kenen berhasil menghilangkan paradoks leontief. Dalam sebuah studi tahun 56, )aldin memperbaruhi studi 9eontief dengan menggunakan data tabel input#output tahun 5 dan data untuk perdagangan AS tahun 5C0 )aldin menemukan baha hanya dengan tidak memasuki industri sumber daya alam tidak cukup untuk menghilangkan paradoks kecuali modal manusia disertakan (lihat studi kasus #6! namun, paradoks tetap sa"a ter"adi untuk negara#negara berkembang dan untuk kanada. %asil serupa memperlihatkan paradoks dengan menggunakan data negara#negara lain. Sebuah studi tahun 566 oleh )ranson dan onoyios "uga mengangkat beberapa pertanyaan tentang kelayakan menghubungakan modal manusia dan fisik men"adi ukuran tunggal untuk tu"uan pengu"ian model perdagangan %#& Dalam publikasi tahun 57 dan 5;, 9eamer berpendapat baha dalam dunia multifaktor, kita harus membandingkan rasio K89 dalam produksi dengan konsumsi daripada dalam ekspor dengan impor. engambil pendekatan 9eontief 35
untuk data tahun 5;6, 9eamer (5;! menemukan baha rasio K19 yang diu"udkan dalam produksi AS memang lebih besar daripada yang di u"udkan dalam konsumsi AS, sehingga paradoks itu menghialng. %al ini dikonfirmasi oleh studi dari Stern dan askus pada tahun 5 untuk data tahun 56 dan dalam studi tahun 557 oleh Salvatore dan )araBesh untuk data dari tahun 5 sehingga 5 dengan pengecualian indiustri sumber daya alam. +amun dalam sebuah studi tahun 56, )oen, 9eamer, dan Sveikauskas, menggunakan data cross#sectional yang lebih kengkap dari tahun 5C6 mengenai perdagangan, kebutuhan input faktor produksi, dan faktor produksi baaan untuk 06 negara, 0 faktor produksi (sumber daya!, dan banyak komoditas, menemukan baha model perdagangan %#& hanya didukung sekitar setengah dari aktu. %al ini tampaknya menimbulkan pukulan yang menghancurkan terhadap validitas model %# &. *enelitian berikutnya, sayangnya, tidak memberikan dukungan untuk beberapa bentuk terbatas dari model perdaganagn %#& dalam sebuah studi tahun 552, )recher dan houdhri menemukan bukti produksi untuk mendukung model %#& untuk perdagangan antara negara ma"u dengan berkembang berdasarkan perbedaan ketersediaan relatif keterampilan dan lahan, dan begitu pula studi tahun 55; oleh Good memberikan dukungan untuk model %#& untuk perdagangan antara negara ma"u dengan berkembang berdasarkan perbedaan ketersediaan relatif dalam keterampilan an lahan, dan begitu pula sebuah studi tahun 55 oleh )nak Dunia (lihat studi kasus #! bukti tambahan untuk mendukung model %#& untuk perdagangan barang#barang manufaktur diantara negara#negara industri termuka "uga diberikan pada tahun 55C oleh James dan 'lmslie, dan lebih luas lagi, namun tetap berkualitas, oleh 9eamer (552,55!, dan ord (556! )ukti yang lebih meyakinkan dalam mengesahkan bentuk memenuhui syarat atau terbatas dari teori %#& berasal dari penelitian yang baru, menggunakan data pada sampel besar yang terdiri atas negara ma"u dan berkembang selama periode 567#550 dan mengakui besar adanya perbedaan dalam teknologi antara negara# negara tersebut. %arrigan dan Yakra"sek (0777! menun"ukkan baha faktor produksi baaan memang men"elaskan keunggulan komparatif. Schoot
#tu*i 0asus .; M$*el H&' *engan !enaga 0er"a !eram)il *an !anah
36
4ambar .C memperlihatkan baha Afrika (! dengan "umlah tanah yang relatif yang berlimpah dan lebih sedikit tenaga ker"a terampil mengekspor lebih banyak komoditas primer, sedangkan perekonomian pasar industri (! dengan "umlah relatif tenaga ker"a terampil lebih tinggi mengekspor lebih banyak produk manufaktur. Di antara Afrika di antara negara#negara industri, terdapat Amerika latin (0!, Asia Selatan (2!, dan Asia $imur (;!, yang mempunyai semakin sedikit lahan (tanah! dan semakin banyak tenaga terampil dibandingkan dengan Afrika dan mengekspor lebih banyak barang hasil manufaktur daripada Afrika, tetapi masih lebih sedikit dibandingkan dengan negara#negara industri. 4aris lurus yang terdapat dalam gambar merupakan garis regresi yang memperlihatkan hubungan umum antara faktor produksi baaan relatif. Dengan tipe komoditas ekspor. Diperkirakan, untuk tahun 5, dan 0C titik data (tidak diperlihatkan pada gambar!, masing#masing meakili satu negara, dan memperlihatkan hubungan positif yang "elas antara ketersediaan tenaga ker"a terampir dengan ekspor komoditas hasil manufaktur. 9ingkaran#lingkaran bernomor didalam gambar memperlihatkan rata#rata regional.
(077hlm.CC! menun"ukkan Mdukungan kuat untuk spesialisai %.&N dengan memanfaatkan data yang lebih terpilih yang menun"ukkan baha negara#negara akan mengkhususkan diri dalam produksi kelompok barang tertentu yang paling cocok
untuk
faktor
produksi
(menun"ukkan,misalnya,menganggap
semua
baaan alat
khusus
elektronik
sebagai
mereka produk 37
berteknologi tinggi seperti yang dilakukan pada studi sebelumnya,adalah salah karena alat elektronik "uga termasuk radio portabel dirakit dengan tangan!. )ukti tambahan diungkapkan oleh Davis dan Geinstein(077!,Dengan memanfaatkan data perdagangan dari sepuluh negera (Amerika Serikat, Jepang, Jerman, *rancis, =mggris, =talia, Kanada, Australia, Denmark dan )elanda! dengan seluruh dunia,untuk 2; sektor,selama periode 567#55C dan mengakui adanya perbedaan teknologi dan harga faktor produksi di seluruh negara,ktersediaan barang yang
tidak
di perdangangkan,dan
biaya
transportasi,Davis
dan
Geinstein
menu"ukkan baha komoditas ekspor suatu negara cenderung lebih banyak pada komoditas yang faktor 3faktor produksinya relatif berlimpah dan murah dan mereka melakukannya dalam besaran yang telah direncanakan. 9ebih banyak bukti disediakan oleh Romalis (077;!,Dengan menggunakan versi model %eckscher 3&hlin untuk banyak negara dengan produk yang terdiferensiasi dan biaya trnsportasi dan rincian data perdangangan bilateral,Romalis (hlm.C6! berkesimpulan,N)anyak negara mendapatkan bagian yang lebih besar dari produksi dunia perdangangan pada komoditas yang lebih intensif menggunakan faktor produksi yang berlimpah di negara mereka.+egara#negara dengan cepat menumpuk faktor produksi akan melihat baha acara sistematis struktur ekspkor dan produksi mereka bergeser ke arah industri yang secara intensif menggunakan faktor produksi itu.N$refler dan Yhu (077! "uga memberikan bukti empiris untukN peran faktor produksi baaan sebagai sumber keunggulan komparatif M menggunakan tabel input#output untuk ; negara ma"u dan berkembang Dengan demikian ,tampaknya kita dapat mempertahankan model tradisional %ecksher#&hlin untuk men"elaskan perdangan antara negara ma"u dengan berkembang (sering disebut sebagai perdagangan >tara Selatan! dan versi yang memenuhi syarat atau terbatas dari model %#& untuk perdagangan yang "auh lebih besar di antara negara ma"u (yaitu perdangangan >tara#>tara! "ika model disesuaikan untuk mengakomidasi perbedaan teknologi dan harga faktor produksi diseluruh negara,ketersediaan barang yang tidak diperdagangkan ,skala ekonomi ,diferensiasi produk,dan biaya trnsportasi.+amun kemudian,sebagai orang akan berpendapat baha tidak banyak yang tersisa dari model %#& asli dan baha semua yang kita miliki adalah model perdangangan faktor produksi baaan umum.)ab berikutnya akan mengka"i skala ekonomi ,diferensiasi produk,dan 38
perbedaan teknologi sebagai faktor tambahan atau pelengkap yang menentukan keunggulan komparatif dan perdangangan internasional.
2.;.3
Pem+alikan Intensitas akt$r Pr$*uksi *embalikan intensitas faktor produksi ( /actor # intensity reversal ! mengacu
pada situasi di mana suatu komoditas adalah komoditas 9 # intensif di negara dengan 9 berlimpah dan komoditas K#intensif di negara yang berlimpah, isalnya, pembalikan intensitas faktor produksi hadir "ika komoditas ? adalah komoditas 9# intensif di negara ( negara dengan tingkat upah rendah !, dan pada saat yang sama, komoditas tersebut adalah komoditas K#intensif di negara 0 ( negara dengan tingkat upah yang tinggi !. >ntuk menentukan kapan dan mengapa pembalikan intensitas faktor produksi ter"adi, kita menggunakan konsep elastisitas subsitusi faktor produksi. Elastisitas
fakt$r )r$*uksi ( 'lasticity &f Subtitution ! mengukur dera"at atau kemudahan dimana salah satu faktor produksi dapat di gantikan dengan yang lain dalam produksi seiring menurunnya harga faktor produksi relatif misalnya, elastisitas subsitusi 9 terhadap K "auh lebih besar dalam produksi komoditas ? dari pada produksi komoditas @. =ni berarti baha lebih mudah untuk menggantikan 9 dengan K ( atau sebaliknya ! dalam produksi komoditas ? dari pada dalam produksi komoditas @. *embalikan intensitas faktor produksi lebih mungkin ter"adi ketika semakin besar perbedaan dalam elastisitas subsitusi 9 terhadap K dalam produksi kedua komoditas. Dengan elastisitas subsitusi 9 terhadap K yang besar dalam produksi komoditas
?, +egara akan menghasil kan komoditas ? dengan teknik 9 #
intensif karena tingkat upah yang rendah. Di sisi lain, +egara 0 akan menghasil kan komoditas ? dengan teknik K # intensif karena tingkat uoah yang tinggi. Jika pada saat yang sama elastisitas subtitusi 9 terhadap K sangat rendah dalam produksi komoditas @, kedua negara akan di paksa untuk menggunakan teknik yang mirip dalam memproduksi komoditas @ meskipun harga faktor produksi relatif mungkin berbeda "auh. Akibat nya, komoditas ? akan men"adi komoditas 9 # intensif di +egara dan men"adi komoditas K # intensif di +egara 0, dan kita memiliki kasus pembalikan intensitas faktor produksi.
39
Ketika pembalikan intensitas faktor produksi ter"adi, baik teori %#& maupun teori penyamaan harga faktor produksi men"adi tidak berlaku. odel %#& gagal karena akan memprediksi baha +egara (negara 9 # berlimpah! akan mengekspor komoditas ? (komoditas yang bersifat 9 intensif! dan baha +egara 0 (negara K berlimpah! "uga akan mengekspor komoditas ? (komoditas yang bersifat K intensif!. &leh karena kedua negara tidak mungkin mengekspor komoditas homogen yang sama satu sama lain, model %#& tidak lagi dapat memprediksi pola perdagangan. Dengan pembalikan intensitas faktor produksi, teori penyeimbangan harga faktor produksi "uga men"adi tidak berlaku. Alasan untuk ini adalah baha seiring +egara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas ? dan menuntut 9 lebih banyak, tingkat upah relatif dan absolut akan naik di +egara (negara dengan tingkat upah rendah!. Di sisi lain, karena +egara tidak 0 tidak dapat mengekspor komoditas ? ke +egara , +egara 0 harus mengkhususkan diri dalam produksi dan ekspor komoditas @. Karena komoditas @ adalah komoditas 9 # intensif di +egara 0, permintaan untuk 9 akan naik dan dengan demikian pula dengan upah di +egara 0. Apa yang ter"adi pada perbedaan upah relatif dan absolut antara +egara dan +egara 0 tergantung pada seberapa cepat upah meningkat di setiap negara. *erbedaan upah relatif dan absolut antara kedua +egara bisa menurun, meningkat, atau tetap tidak berubah sebagai akibat dari perdagangan internasional, sehingga teori penyamaan harga faktor produksi tidak lagi berlaku. Kenyataan baha pembalikan intensitas faktor produksi benar # benar ter"adi di dunia nyata tidak di ragukan lagi. *ertanyaan nya adalah seberapa laBim kah hal itu ter"adi. Jika pembalikan faktor produksi sangat laBim, teori %#& seluruh nya harus di tolak. Jika ter"adi tapi "arang, kita dapat mempertahan kan model %#& dan menganggap
pembalikan
faktor
produksi
sebagai
pengecualian.
/rekuensi
pembalikan faktor produksi dalam dunia nyata adalah sebuah pertanyaan empiris. *enelitian empiris pertama tentang topik ini adalah studi yang di lakukan oleh inhas pada tahun 5C0, di mana ia menemukan pembalikan faktor produksi cukup laBim ter"adi, sekitar sepertiga dari kasus # kasus yang ia teliti. +amun, dengan memperbaiki sumber penting yang bias dalam penelitian inhas, 9eontief menun"ukan pada tahun 5C; baha pembalikan faktor produksi ter"adi hanya sekitar persen dari kasus yang diteliti, dan baha "ika dua industri dengan 40
kandungan sumber daya alam yang penting di keluar kan, pembalikan faktor produksi ter"adi di hanya persen dari kasus. Sebuah studi oleh )all, diterbit kan pada tahun 5CC dan mengu"i aspek lain dari hasil penelitian inhas, menegaskan kesimpulan dari 9eontief baha pembalikan intensitas faktor produksi tampak nya men"adi ke"adian yang agak "arang ter"adi di dunia nyata. Akibat nya, asumsi baha satu komoditas adalah 9 intensitas dan komoditas lain nya adalah K intensif (asumsi 2 dalam bagian .0! pada semua harga faktor produksi relatif yang relavan pada umum nya berlaku, sehingga model %#& dapat dipertahan kan.
BAB III PENU!UP .1
0E#IMPULAN
$eori %ecksher#&hlin (%#7! men"elaskan perdagangan antara dua negara. $eori ini mengemukakan baha suatu negara akan mengekspor komoditi yang produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif melimpah dan murah, dan dalam aktu bersamaan akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan lebih banyak faktor produksi yang relatif langka dan mahal di negara tersebut. $eori %#7 mepunyai dua definisi konsep kelimpahan faktor produksi yaitu definisi fisik dan definisi harga faktor. Diasumsikan di sini hanya ada dua negara (% dan 7, dua komoditi yaitu komoditi dan komoditi 0 serta dua faktor produksi yaitu modal dan tenaga ker"a. Kedua negara tersebut hanya berbeda dalam ha kelimpahaan faktor produksinya. $eori %eckscher # &hlin di dasarkan pada se"umlah asumsi (sebagian dibuat hanya secara implisit oleh %eckscher dan &hlin!. Asumsi tersebut - (! dua negara, dua komoditas, dan dua faktor produksi, (0! kedua negara menggunakan teknologi yang sama, (2! komoditas yang sama adalah padat karya di kedua negara, (;! skala hasil konstan, (! spesialisasi penuh dalam produksi, (C! selera yang sama di kedua negara, (6! persaingan sempurna di kedua komoditas dan pasar faktor produksi, (! mobilitas faktor produksi yang sempurna secara internal dalam suatu negara namun tidak secara internasional, (5! tidak ada biaya transportasi, tarif, atau hambatan lain nya terhadap arus bebas perdagangan internasional, (7! semua sumber daya sepenuh nya di gunakan, (! perdagangan yang seimbang. 41
Dalam teori %#7 ditelaah sebab#sebab munculnya keunggulan komparatif bagi setiap negara dan dampak#dampak yang ditimbulkan oleh hubungan dagang terhadap pendapatan faktor produksi di kedua negara yang bersangkutan. enurut %#7, perbedaan kelimpahan faktor produksi men"adi penentu keunggulan komparatif bagi masing#masing negara yang selan"utnya akan men"adi landasan berlangsungnya perdagangan. *erdagangan "uga dapat berfungsi sebagai pengganti mobilitas faktor produksi internasional dalam menyamakan tingkat harga faktor produksi atau pendapatan faktor produksi baik secara relatif atau absolut di antara negara yang terlibat dalam hubungan dagang tersebut.
.2 #ARAN Sebaiknya teori#teori yang dikemukakan oleh para ahli diterapkan sebagai fundamen agar ekonomi =ndonesia bisa membaik. *engelolaan dan tata cara serta penerapannya harus di aplikasikan kedalam system perekonomian =ndonesia sehingga teori#teori ini tidak men"adi sekedar teori, akan tetapi dapat dipahami dan diterapkan secara maksimal mengingat ekonomi R= masih lemah.
42
BAB I< DA!AR PU#!A0A Salvatore, Dominick. 07;. 'konomi =nternasional. Jakarta- Salemba 'mpat http-88murtiningsih.blog.uns.ac.id80775878768teori#perdagangan#internasional8 http-88trionoakhmadmunib.blogspot.com8078708teori#perdagangan#internasional# smith.html https-88vianisilv.ordpress.com807;878028teori#heckscher#ohlin#teori#h#o8 https-88.scribd.com8doc8;C;0578$eori#*erdagangan#=nternasional#%eckscher
43