Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya
Andrew Logan Kelompok F1 - NIM : 102012289 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna utara nomor nomor 6, Jakarta Barat E-mail :
[email protected] [email protected]
Pendahuluan Pada zaman sekarang, globalisasi telah meluas dan memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari kita. Banyak peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, seperti transportasi. Peningkatan teknologi di bidang transportasi ini memudahkan seseorang untuk berpindah dari suatu tempat ke te mpat lain yang diinginkannya. Tentu hal ini memiliki dampak positif yang bermakna, namun ia juga memiliki dampak negatif dalam berbagai bidang, seperti pada bidang kesehatan. Dengan mudahnya seseorang untuk berpindah-pindah, maka penyakit juga dapat dengan mudah berpindah-pindah. Di Indonesia sangat banyak orang-orang yang dari desa pindah ke kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini tentu membawa dampak buruk terhadap lingkungan, seperti sampah menumpuk dimana-mana, meningkatnya polusi udara, meningkatnya pemukiman kumuh, dll. Lingkungan yang buruk ini tentu dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Pengetahuan masyarakat yang rendah akan kesehatan juga sangat mempermudah menularnya sebuah penyakit. Banyak sekali penyakit menular di Indonesia yang disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat, misalnya diare, dll. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis membuat makalah ini dengan tujuan masyarakat dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menimbulkan dan menularkan penyakit agar dapat mengetahui bagaimana cara mencegahnya. Dengan itu, taraf kesehatan masyarakat pun dapat meningkat.
1
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya
Isi 2.1 Konsep Sehat-sakit
Konsep sehat-sakit merupakan konsep yang kompleks dan multiinterprestasi dimana beragamnya pengertian sehat dan sakit itu sendiri, karena setiap orang memiliki definisi mengenai sehat/sakit yang berbeda tergantung daripada paradigmanya. 1 Menurut WHO (World ( World Health Organization), Organization ), sehat merupakan kondisi yang tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan, melainkan juga adanya keseimbangan yang sempurna antara fisik, mental, dan sosial.1,2 Menurut Parson, sakit adalah keadaan dimana adanya ketidakseimbangan fungsi normal pada tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaiannya. Selain itu menurut Bauman, ada tiga kriteria penentu keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi mengenai keadaan sakit yang dirasakan, dan menurunnya kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari.1 Setelah memahami definisi dari sehat dan sakit, kita akan membahas mengenai faktor yang mempengaruhi timbulnya suatu penyakit pada manusia dan faktor yang mempengaruhi menularnya suatu penyakit. 2.1.1 Faktor timbulnya penyakit
Menurut Gordon dan La Richt, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ada tiga, yaitu pejamu (host (host ), ), penyebab penyakit (agent ( agent ), ), dan lingkungan (environment ( environment ). ). Gordon mengemukakan bahwa penyakit timbul karena adanya ketidakseimbangan antara agent dan host , dimana keadaan keseimbangan ini dipengaruhi pada sifat / karakteristik dari agent dan dan host yang yang berinteraksi. Interaksi tersebut berhubungan langsung dengan keadaan lingkungan. 3 Pejamu adalah manusia yang menjadi tempat persinggahan penyakit atau memberikan tempat dan penghidupan suatu patogen/penyebab penyakit. 4 Faktor pejamu adalah semua faktor pada manusia yang mempengaruhi timbulnya suatu perpindahan penyakit. Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi proses kejadian penyakit pada pejamu. 3,5,6 1. Faktor keturunan atau genetik. Ada penyakit-penyakit yang dapat diturunkan dari orangtua ke keturunannya, misalnya adalah penyakit asma, diabetes melitus, buta warna, hemofilia, dll. 2
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya 2. Usia. Ada jenis-jenis penyakit yang hanya menyerang jangkauan umur tertentu, misalnya penyakit difteri atau campak pada balita atau anak-anak, kanker pada usia pertengahan, dan peyakit aterosklerosis pada usia lanjut. 3. Jenis kelamin. Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi daripada penyakit pada wanita. Selain itu, ada jenis penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu, misalnya kanker prostat yang hanya diderita laki-laki, serta kanker serviks dan penyakit pada kehamilan ataupun persalinan yang hanya diderita wanita. 4. Ras. Ada jenis-jenis penyakit yang hanya menyerang ras tertentu saja. Hal ini disebabkan oleh tradisi, adat istiadat, perkembangan kebudayaan, perbedaan cara hidup, nilai sosial, dan faktor genetika. Misalnya seperti sickle cell anemia anemia pada ras Negro. 5. Sosial-ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi. ekonomi. 6. Pekerjaan. Pekerjaan atau profesi juga memiliki hubungan erat dengan jenis-jenis penyakit yang dapat diperoleh karena pekerjaan tersebut, misalnya kecelakaan kerja, silikosis, asbestoris, dll. 7. Status perkawinan. Ada penyakit jenis tertentu bahkan kematian yang berhubungan dengan status perkawinan. 8. Status nutrisi. Gizi yang buruk menyebabkan sistem pertahanan tubuh secara umum menurun sehingga dapat mempermudah pejamu menderita penyakit infeksi seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolestrol tinggi, dll. 9. Gaya hidup. Gaya hidup yang buruk dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya minum alkohol, narkoba, atau merokok. 10. Mekanisme pertahanan tubuh sangat mempengaruhi apakah pejamu dapat terjangkit penyakit atau tidak. Mekanisme pertahanan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Mekanisme pertahanan tubuh umum itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu first line defence, defence, yaitu kulit, mukosa, dan bulu hidung, dan second line defence, defence , yaitu tonsil, hepar, dan kelenjar getah bening Mekanisme pertahanan tubuh khusus juga terbagi menjadi dua, yaitu : a. Cellular action : action : leucositosis & leucositosis & fagositosis fagositosis b. Humoral action : i. Innate immunity, immunity, adalah imunitas alamiah yang dibawa sejak lahir dan tidak berasal oleh karena infeksi sebelumnya ataupun vaksinasi.
3
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya ii. Acquired immunity, immunity, terbagi menjadi empat, yaitu aktif alami (seseorang telah sembuh dari suatu penyakit dan tubuh secara alamiah membuat imunitas terhadap penyakit tersebut), aktif buatan (melakukan imunisasi dengan cara memasukkan kuman/bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan agar tubuh membuat imunitas), pasif alami (bayi yang memperoleh imunitas ibunya dari plasenta), dan pasif buatan (imunitas yang diperoleh dengan memberikan serum, misalnya dengan memberikan ATS(Anti tetanus serum) kepada seseorang yang terluka dan memiliki potensi terkena penyakit tetanus. iii. Herd immunity, immunity, yaitu kekebalan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran penyakit. Semakin banyak proporsi orang yang kebal berarti semakin tinggi herd immunity kelompok tersebut sehingga semakin sulit menyebarnya suatu penyakit. Tingginya suatu herd immunity dipengaruhi oleh proporsi penduduk yang kebal, kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier, dan kebiasaan hidup penduduk tersebut. Misalnya seorang manajer yang flu memiliki seorang asisten yang telah berkeluarga. Jika asisten nya rentan, maka asisten tersebut beserta dengan keluarganya terkena flu. Namun bila asistennya kebal, maka ia tidak terkena flu dan keluarganya juga. Sehingga asisten tersebut menjadi perisai bagi keluarganya. Agent adalah suatu substansi tertentu penyebab penyakit, dimana kehadiran atau ketidakhadirannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menyebabkan suatu penyakit ataupun memengaruhi perpindahan penyakit. 3,4 Agen penyakit ini dapat berupa benda hidup atau benda mati, namun ada penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, seperti penyakit jantung koroner, penyakit penyakit ulkus peptikum, dll.
5
Penyebab penyakit / bibit penyakit diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu agen biologis, agen nutrien, agen a gen fisik, agen kimiawi, dan agen mekanis. Dari Dar i lima l ima kelompok ini, dibagi menjadi dua kategori, yaitu benda biotis dan benda abiotis. Berikut uraiannya. 3,5 1. Benda biotis, yaitu agen biologis. Agen biologis terbagi menjadi mikroorganisme (bakteri, virus, riketsia), non-mikroorganisme (protozoa dan metazoa), dan tumbuhan(jamur). Dalam menyebabkan penyakit, agen biologis dipengaruhi oleh empat faktor : 4
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya a. Patogenicity, Patogenicity, yaitu kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu atau merusak jaringan tubuh sehingga menyebabkan timbulnya penyakit pada pejamu b. Virulensi, yaitu tingkat atau derajat keganasan dari bibit penyakit. Jika kerusakan yang ditimbulkan bibit penyakit hebat/ganas, maka golongan bibit penyakit tersebut disebut virulen c. Antigenicity, Antigenicity, yaitu kemampuan bibit penyakit merangsang tubuh membentuk pertahanan tubuh (antibodi/antigen) pada diri diri pejamu d. Infectivity, Infectivity, yaitu kemampuan bibit penyakit untuk menginfeksi, menyesuaikan diri, hidup, dan berkembang biak di dalam tubuh manusia 2. Benda abiotis. Benda abiotis terbagi menjadi : a. Nutrient agent atau agen nutrien, yaitu yang apabila kelebihan/kekurangann akan menyebabkan penyakit. Agen nutrien ini adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dll. b. Chemical agent atau agen kimiawi. Agen kimiawi ini dapat bersifat endogen maupun eksogen. Contoh yang endogen adalah asidosis, hiperglikemia, uremia, dll. Contoh yang eksogen adalah zat kimia, gas, debu, pestisida, bahan pengawet makanan, limbah industri, obat-obatan, dll. c. Physical agent atau agen fisik, yaitu getaran, panas, radiasi, dingin, kelembapan, tekanan, cahaya, dan kebisingan. d. Mechanical agent atau agen mekanik, yaitu adanya gesekan, benturan, dan/atau pukulan yang dapat menyebabkan adanya kerusakan jaringan pada host . Lingkungan atau environment adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia . Lingkungan hidup manusia terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal dan lingkungan hidup eksternal. Lingkungan hidup internal adalah keadaan atau kondisi yang dinamis dan seimbang, disebut hemostasis. Lingkungan hidup eksternal terbagi menjadi tiga ti ga komponen, yaitu : 5 1. Lingkungan fisik, bersifat abiotik, seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, dll. Lingkungan fisik ini memiliki peranan yang penting dalam proses terjadinya dan menularnya penyakit pada manusia dimana ia berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu.
5
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya 2. Lingkungan biologik, bersifat biotik, seperti hewan, virus, bakteri, tumbuh-tumbuhan, jamur, parasit, serangga, dll. Lingkungan biologik ini dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoir penyakit, penyakit, vektor penyakit, ataupun host intermediate. intermediate. 3. Lingkungan sosial, yaitu kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar
dan
gaya
hidup,
pekerjaan,
kehidupan
perekonomian,
kehidupan
kemasyarakatan, organisasi sosial, politik, dan berbagai media seperti TV, radio, majalah, lagu, cerita, seni, literatur, pers, dll. 2.1.2 Faktor menularnya penyakit
Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit ada tiga, yaitu : 1. Cara keluarnya bibit penyakit (mode (mode of exit ). ). Terdapat tiga cara, yaitu melalui : a. Saluran pernafasan b. Saluran pencernaan c. Luka tubuh terbuka 2. Cara berpindahnya bibit penyakit (mode ( mode of transmission) transmission) a. Langsung i. Sexual transmitted ii. Droplet (percikan ludah) iii. Kontak tubuh yang lama iv. Melalui plasenta b. Tidak langsung i. Airborne ii. Foodborne iii. Waterborne iv. Arthropode borne v. Vechicle borne 3. Cara masuknya bibit penyakit (mode ( mode of entry) entry) a. Saluran pernafasan b. Saluran pencernaan c. Percutaneous d. Parentral e. Transplasenta f.
Saluran kelamin 6
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya 2.2 Pencegahan penyakit
Untuk mencegah penyakit, kita harus mengerti akan prinsip pokok pencegahan penyakit dan tingkatan-tingkatan pencegahan penyakit. 2.2.1 Prinsip pokok
Prinsip pokok dalam mencegah penyakit ada dua, yaitu mengetahui riwayat alamiah perjalanan penyakit dan memutuskan rantai penularan penularan penyakit. Riwayat alamiah perjalanan penyakit adalah proses perkembangan atau perjalanan suatu penyakit tanpa adanya pengobatan apapun atau intervensi dari manusia dengan sengaja ataupun terencana.3,6 Tujuan mengetahui riwayat alamiah perjalanan penyakit adalah mengenali penyakit atau masalah kesehatan dengan mengetahui gejala, tanda, dan hasil pemeriksaan.3 Dengan mengenali penyakit atau masalah kesehatan tersebut, maka kita dapat memahami akibat dari penyakit, perbedaan tingkat pencegahan penyakit, dan bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasikan atau mengatasi masalah penyakit tersebut. Ada dua tahapan besar pada riwayat alamiah perj alanan penyakit, yaitu :3,5 1. Tahap pra-patogenesis, adalah tahap dimana mulai terjadi adanya gangguan terhadap keseimbangan antara host, agent, dan environment sehingga sehingga membentuk suatu kondisi yang merugikan manusia dan menguntungkan agen penyakit. Beberapa hal yang penting dalam tahap ini : a. Adanya interaksi dengan agent b. Agent belum belum masuk atau menginfeksi host c. Host masih dalam keadaan sehat, namun telah terpajan dan memiliki risiko terkena penyakit d. Belum terdeteksi adanya penyakit baik secara klinis maupun laboratorium 2. Tahap
patogenesis.
Bila
keadaan
lingkungan
yang
merugikan
host
dan
menguntungkan agent seperti seperti yang disebutkan di atas tadi berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama, maka akan memasuki tahap patogenesis. Tahap patogenesis ini terdiri dari berbagai tahap, yaitu : a. Tahap inkubasi, yaitu tahap dimana bibit penyakit telah masuk dan menginfeksi manusia, namun belum muncul gejala. Jika daya tahan pejamu tidak kuat, maka akan terjadi ter jadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh
7
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya b. Tahap penyakit dini, yaitu tahap dimana mulai timbulnya gejala penyakit yang sifatnya masih ringan dan pejamu masih bisa beraktivitas. Gejala penyakit ini sudah dapat terdeteksi dengan pemeriksaan lab atau pemeriksaan fisik c. Tahap penyakit lanjut, yaitu tahap dimana penyakit semakin bertambah hebat sehingga pejamu memerlukan perawatan dan aktivitasnya terganggu d. Tahap akhir penyakit, yaitu tahap terkahir dari perjalanan penyakit tersebut pada orang yang diserangnya. Pejamu dapat memasuki lima jenis keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, kronis, atau meninggal dunia. Rantai penularan penyakit adalah reservoir , cara atau media penularan, dan host . Memutuskan rantai penularan penyakit berarti memutuskan hubungan antara host, agent , dan lingkungan. Kita dapat mencegah terjadinya atau menularnya penyakit dengan memutuskan rantai penularan penyakit. Cara memutuskan rantai penularan penyakit adalah sebagai berikut. 1. Menghilangkan
atau
membasmi
agent /
bibit
penyakit,
misalnya
dengan
menggunakan obat-obatan. Dengan menghilangkan bibit penyakit, maka penyakit tersebut tidak akan menular kepada host lain, sehingga terputus sudah penularan penyakit tersebut. 2. Menghilangkan reservoir / sumber penularan bibit penyakit tersebut, misalnya dengan membasmi sarang nyamuk Aedes aegypti dengan 3M (menutup, menguras, menimbun). Dengan menghilangkan sumber penularan bibit penyakit, maka putuslah penularan penyakit tersebut. 3. Mengenal dan memahami cara menularnya bibit penyakit (transmisi). Dengan mengetahui cara penularan bibit penyakit, maka kita dapat menentukan cara-cara yang tepat untuk mencegah penularan penyakit tersebut. 4. Meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh host . Dengan meningkatnya mekanisme pertahanan tubuh host , maka host tidak rentan terhadap penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan imunisasi, memberikan serum, dll. 5. Memperbaiki kualitas lingkungan, misalnya dengan menyediakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, dll. Dengan adanya a danya perbaika kualitas lingkungan, maka penyakit infeksi menular dapat dicegah.
8
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya 2.2.2 Tingkatan pencegahan penyakit
Pada dasarnya, level pencegahan penyakit terbagi menjadi tiga, yaitu pencegahan primer ( primary primary prevention), prevention), pencegahan sekunder ( secondary prevention), prevention), dan pencegahan tersier (tertiary prevention tertiary prevention). ). Pencegahan primer adalah pencegahan perkembangan bibit penyakit yang dilakukan pada tahap pra-patogenesis agar orang tetap sehat / mencegah terjadinya penyakit dengan mengurangi faktor risiko terpajan dan menjaga keseimbangan antara agent , host, dan lingkungan.2,5,6 Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan timbulnya atau menularnya suatu penyakit sebelum hal itu terjadi. 4 Pencegahan primer ini terdiri dari Health dari Health promotion dan spesific dan spesific protection. Pencegahan sekunder adalah tindakan mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat
progresifitas
penyakit,
menghindarkan
komplikasi,
dan
mengurangi
ketidakmampuan.6 Pencegahan sekunder biasanya banyak dilakukan pada penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus karena sulitnya dilakukan pencegahan primer pada penyakit kronis. Strateginya adalah adal ah dengan tes te s skrining (ditujukan untuk memisahkan orang sehat dengan orang yang berpotensi menderita suatu penyakit), mendeteksi penyakit, mendiagnosa dan mengobati sedini mungkin penyakit-penyakit yang tidak terlihat gejalanya atau penyakit kronis. 5 Pencegahan sekunder ini terdiri dari dari early diagnosis and prompt treatment dan dan disability limitation. limitation. Pencegahan tersier adalah pencegahan yang ditujukan pada pejamu dengan penyakit kronis atau penyakit yang sembuh dengan kecacatan selama ia belum meninggal, dimana pencegahan tersier ini menimalisir menimali sir akibat buruk atau ketidakmampuan dari penyakit tersebut agar pejamu dapat beraktivitas kembali dengan baik dan dapat diterima di masyarakat. 2,5,6 Pencegahan tersier ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan kembali fungsi organ yang cacat, membuat protesa ekstremitas akibat amputasi, dan mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik. Rehabilitation medik. Rehabilitation termasuk dalam pencegahan tersier. Terdapat lima tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark, yaitu : 1. Health promotion 2. Spesific protection 3. Early diagnosis and prompt prompt treatment 4. Disability limitation 9
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya 5. Rehabilitation Tingkat pertama, yaitu yaitu health promotion promotion atau promosi kesehatan. kesehatan. Menurut WHO, promosi kesehatan adalah gabungan konsep-konsep bagi mereka yang menyadari perlunya perubahan cara dan kondisi kehidupan dengan tujuan meningkatkan kesehatan. 7 Menurut Ottawa Charter, promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan / memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Jadi, promosi kesehatan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi seperti penyuluhan, pendidikan kesehatan, dan KIE (Komunikasi, informasi, dan edukasi) saja, tetapi juga menyangkut penyediaan berbagai dukungan di masyarakat. 8 Promosi kesehatan ini ditujukan kepada orang sehat. Konsep promosi kesehatan adalah pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan, yang dibentuk agar terjadinya perubahan paradigma kesehatan masyarakat sbb : 1. Perubahan pola penyakit 2. Gaya hidup (life (life style) style) 3. Kondisi kesehatan 4. Lingkungan kehidupan 5. Demografi Dengan terjadinya perubahan-perubahan tersebut, maka akan tercapai tujuan promosi kesehatan. Tujuan dari promosi kesehatan ini adalah : 1. Meningkatk
an daya tahan tubuh
2. Menciptakan keadaan yang merugikan bibit penyakit 3. Menciptakan lingkungan yang menguntungkan penjamu Promosi kesehatan ini memiliki ruang lingkup berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan aspek kesehatan dan berdasarkan tatanan pelaksanaan (tempat). Berdasarkan aspek kesehatan, promosi kesehatan memiliki tiga lingkup : 1. Aspek promotif 2. Aspek preventif 3. Aspek kuratif
10
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya Berdasarkan tatanan pelaksanaan, promosi kesehatan memiliki lima lingkup : 1. Tatanan keluarga (rumah tangga), sasaran : a. Orangtua 2. Tatanan sekolah / institusi pendidikan, sasaran : a. Guru (perilaku) b. Lingkungan sekolah : fisik, sosial 3. Tatanan tempat kerja, sasaran : a. Pemilik/pemimpin/manajer b. Peduli kesehatan pekerja c. Unit pemeliharaan kesehatan d. Produktivitas optimal 4. Tatanan tempat umum, sasaran : a. Pengelola public area untuk mengelola fasilitas kebersihan, sanitasi, tempat sampah, himbauan kebersihan dan kesehatan 5. Tatanan fasilitas pelayanan kesehatan, sasaran : a. Pimpinan fasilitas sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan sehingga perlu diadvokasi b. Karyawan, misalnya dengan pelatihan tentang promosi kesehatan Tingkat kedua, yaitu spesific yaitu spesific protection. Tujuan dilakukannya spesific dilakukannya spesific protection protecti on adalah adalah agar melindungi penjamu dari kemungkinan terserang penyakit dan menghindarkan kontak bibit penyakit dengan penjamu. Tingkat ketiga, yaitu early diagnosis and prompt treatment. Tujuan treatment. Tujuan dilakukannya pencegahan tingkat ini adalah agar mengenal penyakit sedini mungkin agar meminimalkan akibat buruk, lalu memberikan pengobatan yang tepat. Pencegahan penyakit tingkat ini sangatlah penting pada penyakit kanker dan penyakit penyakit menular. Tingkat keempat, yaitu disability limitation. Pencegahan limitation. Pencegahan penyakit pada tingkat ini ditujukan pada orang yang telah sakit berat. Tujuannya adalah mencegah timbulnya cacat yang lebih lanjut atau meminimalkannya. Tingkat kelima, yaitu rehabilitation. Tujuannya rehabilitation. Tujuannya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan kondisi penderita pada kondisi semula.
11
Faktor-faktor Penularan Penyakit dan Pencegahannya
Penutup Menurut konsep sehat-sakit, anak di dalam kasus tersebut menderita penyakit. Penyakit yang dideritanya adalah penyakit menular, dimana ia dapat menular melalui saluran pernafasan dan kontak tubuh. Kedua teman yang ditularkan adalah host yang yang rentan sehingga mereka tertular penyakit, sedangkan teman lain yang yang belum tertular adalah host yang kebal / kuat. Hal yang pertama perlu diketahui adalah dengan mengidentifikasikan penyakit dan riwayat alamiah perjalanan penyakit tersebut, sehingga dapat memutuskan rantai penularan penyakit. Di dalam sekolah tersebut juga diperlukan adanya promosi kesehatan, seperti penyuluhan, dll. Juga diperlukan adanya proteksi spesifik, misalnya dengan dilakukan vaksinasi. Kemudian dilakukannya diagnosis dini pada siswa-siswi yang dicurigai menderita penyakit tersebut sehingga dapat dengan segera ditangani.
Daftar Pustaka 1. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC; 2008. 2. Green J, Tones K. Health promotion: planning and strategies. 2 nd ed. Padstow: SAGE; 2010. 3. Rajab W. Buku ajar epidemiologi untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC; 2009. 4. Timmreck T. Epidemiologi suatu pengantar. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2005. 5. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2009. 6. Dudiarto E, Anggraeni D. Epidemiologi. Jakarta: EGC; 2003. 7. Tones K, Tilford S. Health promotion: effectiveness, efficiency and equity. 3 rd ed. Cheltenham: Nelson Thornes; 2001. 8. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.
12