Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
FACET JOINT PAIN
PENDAHULUAN
6, 11
Nyeri pinggang dan nyeri leher merupakan keluhan um u mum yang pernah dialam dialami oleh ham ha mpir sem semua orang, na mun jarang berakibat fatal. Meskipun dem demikian, sejak seseorang belajar berdiri dan berjalan, sejak itu pulalah ia dihadapkan pada risiko nyeri pada leher dan dan pinggang. Keluhan ini merupakan salah satu penyebab uta ma mangkir kerja dan meningkatnya biaya pengobatan. Nyeri yang berasal dari tulang belakang ini dapat disebabkan oleh berbagai etiologi. Salah satu penyebab utam uta manya adalah karena terjadinya perubahan osteoartritik pada sendi faset atau disebut juga sendi zygoapohysial; berasal dari kata dasar Yunani zygos yang berarti jem jembatan dan physis yang berarti tonjolan. Perubahan hipertrofi hipertrofi akibat osteoartritis pada sendi faset menim enimbulkan sensasi nyeri atau disebut juga sebagai sindrom faset .
Nam Namun, kelainan pada sendi faset ini jarang sekali
melibatkan saraf spinal..
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI
3, 4, 6, 8, 10
Istilah sendi faset merupakan istilah yang kurang tepat dipakai karena persendian terjadi antara kedua processus zygoapophysial atau disebut juga processus articularis superior dan inferior tulang vertebrae yang kem ke mudian membentuk articulatio bentuk articulatio synovialis. synovialis. Sedangkan faset merupakan kartilago sendi pada sendi-sendi kecil yang terdapat di seluruh tubuh ( misalnya sendi antar falang antar falang , sendi costotransversus dan sendi costovertebrae). costovertebrae).
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
1
T uga H
pan
aan
pa n N u o og a Fa on an uha ad a a B n Sa u Bah 0507101010101 b b ng Sp S Q
I
P
S
R
P
T
n
U
Q
S no
T
Q
U
Q
Q
S
S
P
V
W
P
R
S
P
P
P
Y
Q
b
Q
S
X
U
e
P
h
U
P
R
`
a
P
R
R
d
c
h
U
Q
W
f
Q
Q
H
W
S
H
c
g
U
Q
W
Q
Q
W
S
H
H
q
W
S
s
c
P
i
V
p
V
P
X
p
p
r
Ga bar 2: Arah gerakan sendi tulang belakang.
Sendi faset
e ilik i serat saraf nosiseptor dar i ganglia simpatik dan
parasimpatik yang dapat dirangsang oleh tekanan lokal atau regangan pada kapsul. Reseptor nosiseptif tipe V ditemukan pada kapsul f ibrosus. Reseptor ini merupakan pleksus serabut saraf yang tidak ber mielin dan mekanoreseptor korpuskular tipe dan
. Ujung serabut saraf tidak ber mielin tipe
dan
bersifat mekanosensitif dan
berfungsi member ikan infor masi propioseptif dan protek tif ke sistem saraf pusat. Sendi faset juga dapat menyebabkan perangsangan neuron ak ibat pelepasan mediator inf lamasi secara alami seper ti subst
P dan fosfolipase A2. Ujung saraf
per ifer kemudiannya melepaskan mediator k imia seper ti bradik inin, serotonin, histamin dan prostaglandin yang bersifat racun dan menyebabkan timbulnya nyer i. Substance P juga ter libat karena dapat bereaksi langsung dengan ujung serabut saraf atau secara tidak langsung melalui vasodilatasi, ekstravasasi plasma dan pelepasan histamin. Fosfolipase A2 menghidrolisis fosfolipid untuk menghasilkan asam
|B
x
u
t
v
t
w
S F y
e y
w
t
v
S
t
t
F
w
sy
v
t
3
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
arakidonat yang menyebabkan reaksi infla masi, edema dan eksitasi nosiseptif yang berkepanjangan. Nyeri pada sendi faset dihubungkan dengan proses degeneratif di mana sifat elastisitas kolagen sendi semakin berkurang dengan berta mbahnya usia. Selain proses degenerasi, hal lain yang bisa menimbulkan nyeri sendi faset adalah: 1.
Cedera
tulang belakang
2. Fraktur 3. R obekan pada ligamentum 4. Gangguan diskus Penyebab tersering nyeri sendi faset adalah karena proses
mekanik.
Mengangkat beban berat pada posisi membungkuk menyamping menyebabkan otot tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thoracal dan lu mbal, sehingga pada saat sendi faset lepas dan disertai tarikan dari sa mping, terjadi gesekan pada kedua per mukaan faset. Gesekan pada sendi faset yang terjadi dala m jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur sendi. Menurut Eisenstein et al. (1987) perubahan yang paling sering terjadi adalah nekrosis fokal pada seluruh ketebalan kartilago.
FREKUENSI
6, 7
Belum ada data yang menyebutkan angka prevalensi nyeri sendi faset di dunia per tahun. Na mun, nyeri sendi facet merupakan penyebab terjadinya 15 hingga 40 % kasus nyeri pinggang bawah kronik. Menurut penelitian terhadap 500 penderita dengan nyeri tulang belakang yang dilakukan oleh Manchikanti et al. (2004), prevalensi nyeri sendi faset dengan nyeri servikal kronik adalah 55%, nyeri torakal 42%, dan pada lu mbal 31%.
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
4
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
DIAGNOSA
1.
2,5,6,9
Anamnesis
Untuk menegakkan diagnosa sindrom faset diperlukan pemeriksaan yang sangat teliti dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosa yang lain hal yang perta ma harus ditanyakan dalam anamnesis adalah bagaimanakah sifat nyeri yang timbul. nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersu mber dari sendi, tulang dan liga men; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot. Ke mudian harus ditanyakan juga lokasi nyeri. Nyeri biasanya dirasakan pada leher atau pinggang. Nyeri sendi faset biasanya bersifat pseudoradikuler atau kurang menjalar karena nyeri faset jarang melibatkan penekanan pada radiks saraf spinal kecuali jika telah terjadi hipertrofi sendi faset. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosa nyeri sendi faset harus dilakukan dengan benar. Seperti yang telah disebutkan di atas, nyeri belakang terutama pada leher dan pinggang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab. Pada pasien dengan keluhan nyeri pada leher, untuk mengetahui apakah nyeri berasal dari sendi faset atau tidak dapat dilakukan Tes Spurling. Pasien di minta duduk dengan kepala sedikit diangkat sa mbil melihat ke satu sisi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dengan satu tangan diletakkan di atas kepala pasien. Dengan tangan yang lain pemeriksa mengetuk (memberi kompresi) dengan pelan pada tangan yang diletakkan di atas kepala pasien. Jika pasien dapat menahan prosedur yang dilakukan tadi, prosedur diulang dengan leher sedikit diangkat. Pemeriksaan ini memberikan bukti klinis adanya sindrom faset atau kompresi radiks saraf spinalis. Jika terjadi iritasi pada sendi faset, maka pasien akan merasakan nyeri. Untuk mengetahui adanya iritasi pada bagian lumbal akibat proses degenerasi dapat dilakukan tes ketuk prosesus spinosus (Spinosus
rocess Tap
Test ). Tes ini dapat mengidentifikasi adanya sindrom lumbalis. Pasien diperiksa dalam posisi duduk dengan tulang belakang sedikit fleksi. Pe meriksa kemudian mengetuk prosesus spinosus tulang lu mbal dan otot-otot disekitarnya dengan menggunakan palu refleks. Nyeri lokal mengindikasikan adanya iritasi pada segmen
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
5
T uga
pan
aan
pa n N u o og a Fa on an uha ad a a B n Sa u Bah 0507101010101 b b ng Sp S
n
S no
j
l
o
k
h
m
n
j
j
j
j
j
z
k
spinal ak ibat proses degeneratif sedangkan nyer i radikuler mengindikasikan adanya perubahan patologis pada diskus ver t ebralis. Menurut Wilde et al.(2007), terdapat dua belas indikator yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa nyer i sendi faset yaitu hasil positif pada tes injeksi sendi faset, nyer i belakang unilateral ter lokalisasi, positif tes blok cabang medial, nyer i tekan pada sendi faset atau prosesus tranversus, nyer i dirasakan kurang menjalar, nyer i berkurang dengan gerakan f leksi, dan jika ada nyer i alihterasa di atas dar i lutut.
Gambar 3: Tes Spur li
6
|B
|
{
}
{
~
S F
e y
~
{
}
S
{
{
F
~
sy
}
{
T uga
pan
aan
pa n N u o og a Fa on an uha ad a a B n Sa u Bah 0507101010101 b b ng Sp S
n
S no
h
Gambar 4: P recessus Spi »
¼
sus Tap Test
3. Pemer iksaan Penunjang Pemer iksaan laborator ium umumnya tidak diper lukan untuk membantu menegakkan diagnosa sindrom faset. Pemer iksaan radiologiyang ser ing dilakukan adalah foto polos servikal atau lumbosakral dengan posisi anteroposter ior, lateral dan oblik. Pemer iksaan radiologi lainnya seper ti CT scan atau MR tidak begitu ber manfaat kecuali telah ter jadi perubahan patologi pada struk tur sendi atau untuk mennyingk irkan diagnosa diferensial lain seper ti tumor, frak tur, atau kelainan metabolisme.
DIAGNOSA BANDING
1.
K elainan y
y
6, 12
perkembangan 7
Spondilolisis Spondilolistesis
|B
ª
«
¬
S F ®
¯
°
±
²
³
e y
¬
µ
´
«
S
·
¶
F
¸
¹
¬
sy
«
º
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
y
Skoliosis
y
Kifosis juvenilis
y
Penyakit Schuermann
2. Proses inflamasi y
Diskitis
y
Osteomielitis
y
Infeksi sendi sakroiliaka
y
Kelainan rheumatologi
vertebralis
R heumatoid arthritis juvenilis
Sindrom Reiter
Arthritis
psoriatik
Arthritis
enteropatik
Arthritis
reaktif
3. Tumor medula spinalis y
y
Tumor intra medula
Astrositoma
Ependimoma
Tumor metastase
Tumor kongenital
Hemangioblastoma
Tumor ekstra medula
Granuloma eosinofilik
Osteoblastoma
Aneurysmal
Hemangioma
Ewing sarkoma
Neuroblastoma
Ganglioneuroma
Osteogenik
bone cyst
8
sarkoma
4. Trauma dan kelainan mekanik
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
y
Cedera
y
Kompresi vertebra
y
Fraktur atau dislokasi faset
y
Fraktur prosesus transversus atau prosesus spinosus
y
Kelainan degeneratif mekanik kronik
TERAPI
jaringan lunak
Protrusi atau herniasi diskus
Postural imbalans
Sindrom overuse
1, 6, 11
Terapi untuk nyeri sendi faset terdiri dari terapi medikamentosa, operatif dan rehabilitatif. Terapi medikamentosa bertujuan terutama menghilangkan rasa nyeri akibat proses inflamasi. Golongan obat yang sering digunakan ter masuk golongan OAINS
seperti ibuprofen, golongan muscle relaxan seperti siklobenzaprin, golongan
analgesik opioid seperti oksikodon, dan golongan antidepresan seperti a mitriptilin. Terapi operatif bukanlah terapi lini perta ma untuk mengatasi nyeri sendi faset atau nyeri pinggang bawah. Na mun tindakan operasi bisa menjadi indikasi sekiranya timbulnya tanda dan gejala keganasan. Tindakan radiofrequency medial branch neurotomy dikatakan mampu mengurangkan nyeri sehingga 80% pada 60% pasien dengan nyeri sendi faset.
9
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
T uga ½
pan
aan
pa n N u o og a Fa on an uha ad a a B n Sa u Bah 0507101010101 b b ng Sp S À
¾
¿
Â
Á
¿
Ã
n
Ä
À
S no
Ã
À
Ä
À
À
Â
Â
¿
Å
Æ
¿
Á
Â
¿
¿
¿
È
À
Ë
À
Â
Ç
Ä
Î
¿
h
Ä
¿
Á
É
Ê
¿
Á
Á
Í
Ì
Ñ
Ä
À
Æ
Ï
À
À
½
Æ
Â
½
Ì
Ð
Ä
À
À
Æ
À
Æ
Â
½
½
Ô
Æ
Â
Ö
Ì
¿
Ò
Å
Ó
Å
¿
Ç
Ó
Ó
Õ
Gambar 4: Radiograf i anteroposter ior menunjukkan jarum yang disuntikkan untuk med ial branch
bl ck L5 k ir i é
Terapi rehabilitatif ber tujuan untuk mengurangi keterbatasan gerakan yang menyebabkan gangguan ak tivitas sehar i-har i. Yang ter masuk terapi rehabilitatif adalah terapi edukatif dan f isioterapi. Terapi edukatif ber tujuan untuk member i infor masi kepada pasien tentang postur yang baik sehingga dapat mencegah proses mekanik yang dapat menimbulkan nyer i pada sendi faset. Fisioterapi umumnya untuk nyer i belakang terdir i dar i: a. H i h f requency current ( HFC CFM) ê
Arus kontinu elek tromagnetik (CEM) berfrekuensi
27MHz dan panjang
gelombang 11,06 m, dapat member ikan efek lokal antara lain : o
Mempercepat resolusi inf lamasi kronik
o
Mengurangi nyer i
o
Mengurangi spasme
o
Meningkatkan ekstensibilitas jar ingan f ibrous 10
b. Traksi Mekanik Traksi merupakan proses mekanik menar ik tulang sehingga sendi saling menjauh. Efek mekanis
traksi pada tulang belakang adalah :
|B
Û
Ø
×
Ù
×
Ú
S F Ü
Ý
Þ
ß
à
á
e y
Ú
ã
×
â
Ù
S
å
×
ä
×
F
æ
ç
Ú
sy
Ù
×
è
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
o
Mengulur otot-otot paravertebralis, liga men dan kapsul sendi
o
Peregangan terhadap diskus intervertebralis
o
Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus artikularis.
o
Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh
c. Bugnet Exercises Bugnet
exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan berdasarkan
kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap badan melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap tubuh melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap.
Aktivitas
motorik terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi mempertahankan sikap tubuh.
PROGNOSIS
6, 11
Pasien dengan nyeri sendi faset yang mengikutu program rehabilitatif secara aktif ± ter masuk pengobatan dengan anti infla masi, terapi fisik dan modifikasi aktifitas ± mampu untuk mengatasi perasaan nyeri yang timbul.
Hampir
80% yang
menjalani blok saraf pada sendi faset mengalami perbaikan terhadap nyeri yang dapat bertahan untuk beberapa bulan.
KESIMPULAN
Nyeri sendi faset merupakan salah satu penyebab uta ma dari nyeri daerah leher dan pinggang bagian bawah. Sendi faset bersa ma diskus intervertebralis berperan dalam pergerakan tulang belakang ke beberapa arah dala m batas yang wajar. Namun, karena proses degeneratif, sendi faset sering mengalami kelainan struktural sehingga pergerakan tulang belakang menjadi terbatas dan menimbulkan sensasi nyeri yang juga disebut Sindrom Faset.
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
11
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
Sindrom faset atau nyeri sendi faset dapat ditegakkan diagnosanya melalui anamnesa yang terperinci, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya. Nyeri sendi faset dapat dibedakan dengan nyeri akibat stenosis nervus spinalis melalui sifat nyerinya yang pseudoradikuler. Melalui pe meriksaan radiologi, dapat diketahui apakah nyeri yang dirasakan berasal dari proses patologis pada sendi faset atau dari perubahan struktural tulang belakang yang lain misalnya spondilolisis atau akibat proses autoimun seperti pada rheumatoid artritis. Terapi nyeri sendi faset bertujuan teruta ma untuk menghilangkan rasa nyeri dan memperbaiki kualitas hidup yang terganggu akibat proses yang terjadi pada sendi faset. Terapi terdiri dari terapi medikamentosa, fisioterapi dan terapi operasi. Terapi medikamentosa biasanya menggunakan obat-obat dari golongan NS AID dan golongan barbiturat atau opioid. Fisioterapi pada nyeri sendi faset terdiri dari
H igh
frequency current ( HFC CFM), traksi mekanik dan Bugnet excercises. Nyeri sendi facet memiliki prognosis yang baik. Dengan terapi yang sesuai diharapkan pasien dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan mampu bekerja seperti sediakala.
12
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
DAFTAR PUSTAKA
1. Bogduk N. M anagement of chronic low back pain. Med J 2004;180(2):79-83.
Aust.
Jan 19
2. Buckup, Klause, 2004. C linical Tests for the M usculoskeletal System: Examinations²Signs² henomena. Thieme: Stuggart. ë
3. Dunlop R B, Adams MA, Hutton WC. Disc space narrowing and the lumbar facet joints. J Bone Joint Surg Br. Nov 1984;66(5) :706-10. 4. Eisenstein, S.M., 1987. The Lumbar Facet Arthrosis Syndrome: C linical resentation and Articular Surface C hanges. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery 0301-620X/87/l Ol 1. Available at: http://www.jbjs.org.uk/cgi/reprint/69-B/1/3.pdf ì
5.
Lilius
G, Laasonen EM, Myllynen P, Harilainen A, Grönlund G. Lumbar facet joint syndrome. A randomised clinical trial . J Bone Joint Surg Br. Aug 1989;71(4):681-4.
6. Malanga, Gerard A. et al. 2008. Lumbosacral Facet Syndrome. Available at: http://emedicine. medscape.com/article/94871-overview. Last Updated: Jul 15, 2008. 7. Manchikanti, Laxmaiah et. al. 2004. P revalence of Facet Joint P ain in C hronic Spinal P ain of C ervical, Thoracic, and Lumbar Regions. BMC M usculoskeletal Disorders 2004, 5:15. Available at: http://www.biomedcentral.com/1471-2474/5/15. 8. Schellinger D, Wener L, R agsdale BD, Patronas NJ. Facet joint disorders and their role in the production of back pain and sciatica . R adiographics. September 1987;7(5):923-44. 9. Wilde VE, Ford JJ, McMeeken JM. Indicators of lumbar zygapophyseal joint pain survey of an expert panel with the Delphi technique. Phys Ther. 2007;871348±1361. 13
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah
Tugas Kepaniteraan klinik Senior Departemen Neurologi Refrat Facet Joint Pain Oleh Muhamad Paisal Bin Samsul Bahri (0507101010101) Pembimbing : Dr.Dessy R. Emril, Sp.S
10. Snell, R ichard S., 1991. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Bagian 3 Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EG C: Jakarta. 11. Suharto, 2005. P enatalaksanaan Fisioterapi pada Nyeri P inggang Bawah Aspesifik akibat Joint Block Thoracal dan Lumbal . Akademi Fisioterapi Departemen Kesehatan RI, Makassar Available at: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/146_12PenatalaksanaanFisioterapiPing gangBawah.pdf/146_12PenatalaksanaanFisioterapiPinggangBawah.html 12. Tsementzis, Sotirios Thieme: Stuggart.
A.,
2000. Differential Diagnosis in Neurosurgery.
14
| Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Saraf FK Unsyiah