EVALUASI DAN SUPERVISI BAB I PENGERTIAN DAN TUJUAN EVALUASI SUPERVISI A. PENGERTIAN EVALUASI Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling terlebih dahulu perlu dibahas dan dikaji pengertian tentang eveluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling sebagai berikut: 1. Menurut Nana Sudjana, 1991. Evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu . Menurut Moh. Surya dan !o"hman Nata#idjaja, Nata#idjaja, 19$%. Evaluasi adalah upaya menelaah atau menganalisis program layanan &' yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan se"ara khusus dan program pendidikan di sekolah ( termasuk madrasah ) se"ara umum. *. Menurut +.S +inkel, 1991: 1* Evaluasi program bimbingan adalah men"akup usaha menilai e-esiensi dan e-ektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. elaksanaan evaluasi menuntut diadakan penelitian, dengan mengumpulkan data se"ara sistematis,, mengadakan pena-siran dan meren"anakan langkah/langkah perbaikan. sistematis 0. Menurut Sukardi, 199: 02 Menyatakan eveluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan menga"u pada kriteria atau patokan/patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. . Menurut 3e#a 'etut Sukardi, 199: 02 Evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan dera de raja jatt ku kual alit itas as ke kema maju juan an ke kegi giat atan an ya yang ng be berk rkai aita tan n de deng ngan an pe pela laks ksan anaa aan n pr prog ogra ram m bimbingan dan konseling di sekolah dengan menga"u pada kriteria atau patokan/patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. 4adi pelaksanaan program bimbingan merupakan salah satu usaha untuk menilai e-esiensi dan e-ektivitas pelayanan bimbingan dan konseling konseling demi peningkatakn peningkatakn mutu program bimbingan dan dan konseling %. Menurut 5itri +ahyuni, 9 Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah usaha penelitian dengan "ara mengumpulkan data se"ara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh se"ara objekti-, mengadakan pena-siran dan meren"anakan langkah/langkah perbaikan, pengembangan pengembangan dan pengarahan sta-. sta-. &erdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan bah#a: 1. Eva Evalua luasi si pro progra gram m bim bimbin bingan gan dan kon konsel seling ing mer merupa upakan kan su suatu atu usa usaha ha unt untuk uk men menila ilaii e-ensiensi dan e-ektivitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkan mutu program bimbingan dan konseling. konseling. . Evaluasi program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian dengan "ara meng me ngum umpu pulk lkan an da data ta se se"a "ara ra si sist stem emat atis is,, me mena nari rik k ke kesi simp mpul ulan an at atas as da dasa sarr da data ta ya yang ng diperoleh se"ara objekti-, mengadakan pena-siran dan meren"anakan langkah/langkah perbaikan, pengembangan pengembangan dan pengarahan sta-. sta-. *. 4adi dengan demikian dapat dikatakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konsel kon seling ing mer merupa upakan kan su suatu atu keg kegiat iatan an yan yang g san sangat gat pen pentin ting g ka karen renaa ber berdas dasark arkan an has hasil il evaluasi itulah dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan itu dapat di"apai sasaran yang diharapkan se"ara e-ekti- dan e-esien atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau atau tidak dan sebagainya. sebagainya.
1. .
*.
0.
'arena itu kegiatan Evaluasi program bimbingan dan konseling untuk: Meneliti se"ara periodik hasil pelaksanaan program &' agar dapat diketahui bagian program mana yang perlu perlu ditingkatkan dan di perbaiki. perbaiki. Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari pelaksanaan program &'. Salah satu asums asu msii at atau au pe perki rkiraa raan n yan yang g ber berken kenaan aan den dengan gan eva evalua luasi si ada adalah lah apa apaka kah h pro progra gram m da dan n laya la yana nan n &' te tela lah h be bena nar/ r/be bena narr ee-ek ekti ti-- me memb mban antu tu si sis# s#aa di dise seko kola lah h da dan n ma madr dras asah ah mengembangkan se"ara memuaskan perilaku yang positi-. Meleng Mel engka kapi pi bah bahan/ an/bah bahan an inin-orm ormasi asi dan dat dataa yan yang g dip diperl erluka ukan n unt untuk uk pel pelaya ayanan nan &' kepada sis#a se"ara perorangan. Misalnyaprogram pengumpulan data ( testing ) yang men"akup ke"erdasan, bakat dan tes hasil belajar, akan sangat membantu konselor dan petugas/petugas bimbingan yang lainnya dalam menentukan jenis bantuan yang perlu diberikan kepada sis#a. Untuk Unt uk mem memper perole oleh h das dasar ar yan yang g kua kuatt se sebag bagai ai kel kelan" an"ara aran n pel pelaks aksana anaan an pro progra gram m &' disekolah dan madrasah berkenaan dengan masyarakat.
B. PENGERTIAN SUPERVISI 'eterampilan utama dari seorang 'epala Sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada konselor untuk se"ara terus menerus meningkatkan kualitas proses bimbingan yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar sis#a. sis# a. Untuk dapat men" men"apai apai komp kompetens etensii terse tersebut but 'epa 'epala la Sekol Sekolah ah dihar diharapka apkan n dapat melakukan supervisi yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan konselor. Glickman (1981), mendefinisikan supervisi adalah serangkaian kegiatan untuk membantu konselor mengembangkan kemampuannya mengelola proses bimbingan demi pencapaian tujuan bimbingan. Supervisi merupakan upaya membantu konselor mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan bimbingan.. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi itu sama sekali bukan bimbingan menilai unjuk kerja konselor dalam mengelola proses bimbingan, melainkan membantu konselor mengembangkan kemampuan profesionalismen!a. "rinsip#prinsip supervisi modern !ang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi di sekolah#sekolah, !aitu sebagai berikut. a. $upervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan !ang harmonis, bersifat terbuka, kesetiaka%anan, dan informal. &ubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan konselorkonselor, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain !ang terkait dengan program supervisi. b. $upervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. $upervisi bukan tugas bersifat sambilan !ang han!a dilakukan se%aktu#%aktu jika ada kesempatan. 'pabila konselor telah berhasil mengembangkan dirin!a tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. &al ini logis, mengingat problema proses bimbingan selalu muncul dan berkembang. c. $upervisi harus demokratis. $upervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. itik itik tekan supervisi !ang demokratis, aktif dan kooperatif. $upervisor harus melibatkan secara aktif konselor !ang dibinan!a. anggung ja%ab perbaikan program bukan han!a pada supervisor melainkan juga pada konselorkonselor. arena itu, program supervisi sebaikn!a direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan konselorkonselor, kepala sekolah, dan pihak lain !ang terkait di ba%ah koordinasi supervisor.
d. "rogram supervisi harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upa!a per%ujudan prinsip ini diperlukan hubungan !ang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan. e. $upervisi harus komprehensif. "rogram supervisi harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan, %alaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek# aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan sebelumn!a. f. $upervisi harus konstruktif. $upervisi bukanlah untuk mencari kesalahan# kesalahan konselorkonselor, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas konselor dalam memahami dan memecahkan problem#problem !ang dihadapi. g. Dalam men!usun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus ob!ektif berdasarkan kebutuhan n!ata pengembangan profesional konselorkonselor C. PERBEDAAN EVALUASI DAN SUPERVISI Sesuatu yang disebut program, merupakan rangkaian kegiatan yang teren"ana yang lengkap dengan rin"ian tujuan beserta jenis/jenis kegiatannya. Untuk mengetahui apakah program yang diimplementasikan benar/benar berhasil atau program yang dilaksanakan sesuai dengan ren"ana yang dibuat, diperlukan Supervisi dan evaluasi. 1. SUPERVISI Supervisi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan in-ormasi untuk mengontrol manajemen dan pengambilan keputusan dengan maksud untuk memastikan hal/hal apapun dari suatu program yang sedang dijalankan dapat berjalan se"ara e-ekti-, e-isien sesuai dengan langkah atau ren"ana yang telah disusun sebelumnya. Supervisi harus dilakukan se"ara kontinyu atau reguler, misalnya bulanan, per/semester, tahunan, dan lain sebagainya. 3alam melakukan Supervisi, harus jelas indikator/indikator apa saja yang harus dipantau. Supervisi dilakukan dengan tujuan untuk: Pertama, menghasilkan kinerja yang terbaik dengan "ara memperoleh -eedba"k dari semua pihak atau aspek yang sedang kita kerjakan. Kedua, meningkatkan ren"ana kerja dan melakukan tindakan perbaikan segera terhadap beberapa penyimpangan (3eviasi) yang mungkin terjadi. Ketiga, menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi input, proses maupun output melalui sistem pelaporan dan pen"atatan reguler. Keempat, membantu pengambil keputusan, seperti manajer program dalam menentukan hal/hal apa saja yang memerlukan -okus perhatian penuh atau usaha yang lebih dan hal mana yang kurang prioritas, atau hal mana yang harus segera diluruskan, dikembalikan, diarahkan menuju tujuan ideal sesuai ren"ana. Kelima, 6emuan hasil Supervisi selanjutnya akan menjadi bahan atau bagian dari alat evaluasi untuk intervensi selanjutnya. 2. EVALUASI Evaluasi adalah sekumpulan akti-itas yang diran"ang untuk menentukan nilai atau harga dari suatu program atau intervensi tertentu. Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah proyek tersebut berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Namun demikian, evaluasi bisa bersi-at -ormati-, artinya temuan evaluasi dijadikan sebagai a"uan untuk melakukan revisi atau perbaikan, tapi bisa juga bersi-at sumati- untuk menentukan e-ekti- atau tidak, berhasil atau tidak, layak atau tidak sehingga memungkinkan suatu program perlu dilanjutkan atau distop. 3engan demikian tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dan menilai pengaruh, hasil atau produk dan dampak dari suatu intervensi7program sebagai a"uan pengambilan
keputusan baik selama pelaksanaan program maupun untuk tindak lanjut pelaksanaan porogram ke depan. Evaluasi suatu program biasanya terbagi dalam (dua) tingkatan, yakni: ertama, Evalusai 6engah rogram (Mid/6erm Evaluation). 'edua, Evalusai 8khir rogram (rogram ompletion Evaluation). Evalusai 6engah rogram dimaksudkan untuk revie# kemajuan dan usulan/usulan alternative desain program untuk sisa #aktu pelaksanaan program. Sedangkan Evalusai 8khir rogram dimaksudkan untuk menilai dan mendokumentasikan sumberdaya yang digunakan, hasil/hasil kemajuan tujuan program. Evalusai 8khir rogram bertujuan untuk merumuskan pelajaran yang dietik (;esson ;earn) sebagai pijakan bagi peran"ang program, pelaksana program dan para penerima man-aat program dalam perbaijan desain program dimasa/masa mendatang. 3. PERBEDAAN SUPERVISI & EVALUASI Se"ara prinsip Supervisi dan evaluasi dapat dibedakan dari dari * (tiga) sisi, yakni: Pertama, 3ari Sisi 6ujuan Utama. Supervisi bertujuan untuk membuat tetap pada jalur, menyesuaikan dengan ren"ana dan meningkatkan e-isiensi. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan, meningkatkan e-ekti-itas, mengukur dampak, dan melakukan perbaikan kedepan. Kedua, 3ari Sisi 5rekuensi. Supervisi bersi-at reguler dan kontinyu, sedangkan evaluasi bersi-at episodik (#aktu/#aktu tertentu ketika suatu proyek, program selesai). Ketiga, 3ari Sisi 5o"us. Supervisi mem-okuskan diri pada input, output, proses dan ren"ana kerja. Sedangkan evaluasi mem-okuskan diri pada e-ekti-itas, relevansi, dampak, dan e-ekti-itas biaya. 4. PRINSIP MELAKSANAKAN SUPERVISI DAN EVALUASI Supervisi dan evaluasi ini harus ditujukan untuk mengetahui apakah strategi yang dipergunakan "ukup e-ekti- atau harus dirubah dan apakah isue ini masih dapat diteruskan atau tidak. Untuk melakukan evaluasi dan supervisi, ada sejumlah prinsip yang harus dipegang teguh, yakni: Pertama,
#$ S%aing, Sta--ing atau penyusunan personalia adl penarikan (re"ruitment) latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karya#an dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan produkti-. '$ L(a'ing, ;eading atau -ungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karya#an melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan. ($ C)n%!)lling, atau evaluasi adalah penemuan dan penerapan "ara dan alat untuk menjamin bah#a ren"ana telah dilaksanakan sesuai dengan yg telah ditetapkan.
a)
b)
") d)
Sementara itu ada juga pembagian manajemen yang disederhanakan menjadi empat -ungsi saja berikut penjelasannya: Planning merupakan -ungsi manajemen yang berkenaan dengan pende-inisian sasaran utk kinerja organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas/tugas dan sumber daya/sumber daya yg digunakan yang dibutuhkan untuk men"apai sasaran tersebut. !gani"ing merupakan -ungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan mengelompokkan tugas/tugas ke dalam departemen/departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen. L(a'ing -ungsi manajemen yg berkenaan dengan bagaimana menggunakan pengaruh utk memotivasi karya#an dalam men"apai sasaran organisasi. C)n%!)lling -ungsi manajemen yg berkenaan dengan kepala sekolah terhadap aktivitas karya#an menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dengan sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan. 3ari sini jelas bah#a kedudukan evaluasi dan supervisi merupakan salah satu bagian dari manejemen, yaitu "ontroling. erbedaan istilah antara "ontrolling dan evaluasi Supervisi hanyalah pada penggunaan kata/katanya saja tetapi arti dari istilah itu relati- sama.
E. TUJUAN EVALUASI SUPERVISI 6ujuan Evaluasi dan Supervisi elaksanaan rogram &imbingan dan 'onseling di Sekolah. 'egiatan evaluasi bertujuan mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan keter"apaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. 1. T*+*an U* Se"ara umum, penyelenggaraan Evaluasi dan Supervisi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan sebagai berikut: a) Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah meman-aatkan layanan bimbinga dan konseling. b) Mengetahui tingkat e-esiensi dan e-ekti-itas strategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun #aktu tertentu. ") Se"ara operasional, penyelenggaraan Evaluasi dan Supervisi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk : / Meneliti se"ara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling. / Mengetahui tingakat e-esiensi dan e-ekti-itas dari layanan bimbingan dan konseling. / Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan. / Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling. / Memperoleh gambaran sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling. / Mengetahui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap pen"apaian tujuan pendidikan pada umumnya, 6>' dan 6>U pada khususnya. / Mendapat in-ormasi yang adekuat dalam rangka peren"anaan langkah/langkah pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya. / Membantu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dan kebutuhan.
2. T*+*an K-** Sedangkan se"ara khusus tujuan Evaluasi dan Supervisi program bimbingan dan konseling adalah: a) Untuk mengetahui jenis/jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada atau belum diberikan kepada sis#a di sekolah ( madrasah ). b) Untuk mengetahui e-ektivitas dan e-esiensi layanan yang diberikan itu dalam -ungsinya untuk memenuhi kebutuhan/kebutuhan semua individu disekolah ( madrasah ) dan diluar sekolah ( madrasah ). ") Untuk mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap program pendidikan se"ara keseluruhan di sekolh ( madrasah ) yang bersangkutan. d) Untuk mengetahui apakah teknik/teknik atau program yang digunakan berjalan se"ara e-ekti- dalam men"apai tujuan/tujuan bimbingan. e) Untuk mengetahui aspek/aspek lain apakah yang perlu dimasukkan kedalam program bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan. -) Untuk membantu kepala sekolah ( madrasah ), konselor/konselor termasuk pembimbing atau konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tiap/tipa sis#a. g) Untuk mengetahui dalam bagian/bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan perbaikan/perbaikan. h) Untuk mendorong semua personil bimbinga agar bekerja leih giat dalam mengembangkan program/program bimbingan. i) Menunjukkan sampai sejauh manakah sumber/sumber masyarakat telah digunakan atau diikutsertakan dalam program bimbingan untuk tujuan/tujuan pengembangan serta perbaikan program dan pelayanan bimbingan. /. PENTINGN0A EVALUASI DAN SUPERVISI 3alam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap kee-ektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. 3engan in-ormasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. &erdasarkan in-ormasi ini dapat ditetapkan langkah/langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. 'egiatan Evaluasi dan Supervisi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan keter"apaian tujuan dari program yang telah ditetapkan. 'arena itu Evaluasi dan Supervisi program bimbingan dan konseling di sekolah penting karena: 1. Memberikan umpan balik (-eed ba"k) kepada konselor pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling. . Memberikan in-ormasi kepada pihak pimpinan sekolah, konselor mata pelajaran, dan orang tua sis#a tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat keter"apaian tugas/tugas perkembangan sis#a, agar se"ara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program &' di sekolah.
BAB II MDEL DAN PENDEKATAN EVALUASI BIMBINGAN KNSELING A. JENIS EVALUASI PRGRAM BK 4enis Evaluasi elaksanaan rogram &imbingan dan 'onseling di Sekolah. 1. Evaluasi eserta 3idik ( >nput )
emahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan konseling penting dan perlu. emahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin. Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima oleh dekolah bersangkutan. 8dapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: kemampuan sekolastik, bakat, minat, kepribadian, prestasi belajar, ri#ayat kependidikan, ri#ayat hidup, "itia/"ita pendidikan atau jabatan, hobi dan penggunaan #aktu luang, kebiasaan belajar, hubungan sosial, keadaan -isik dan kesehatan, kesulitan/ kesulitan yang dihadapi dan minat terhadap mata pelajaran sekolah. . Evaluasi rogram 4enis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program bimbingan dan konseling di sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu: a) ;ayanan kepada peserta didik. b) ;ayanan kepada guru7konselor7konselor7konselor. ") ;ayanan kepada kepala sekolah. d) ;ayanan kepada orang tua sis#a atau masyarakat. 'egiatan operasional dari masing/masing layanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika tertentu. 4enis evaluasi pelaksanaan program ini memerlukan alat/alat atau instrumen evaluasi yang baik. *. Evaluasi roses 3alam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling se"ara keseluruhan dari mulai peren"anaan hingga pelaksanaan. Eveluasi proses ini bertujuan untuk mengetahui e-esiensi dan e-ektivitas proses dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas proses bimbingan itu sendiri. Untuk men"apai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, dituntut suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. 3idalam proses pelaksanaan program &imbingan dan 'onseling di sekolah banyak -aktor yang terlihat khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. ?al itu dapat diuraikan seperti berikut : a)
1. /a( P(!iaan, ada -ase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi/kisi evaluasi. 3alam kegiatan penyusunan kisi/kisi evaluasi ini langkah/langkah yg dilalui adalah: a) ;angkah pertama penetapan aspek/aspek yang dievaluasi. 8spek/aspek yang dievaluasi adalah: 1) enentuan dan perumusan masalah yang hendak dipe"ahkan atau tujuan yang akan di"apai. ) rogram kegiatan bimbingan. *) ersonel atau ketenagaan. 0) 5asilitas teknik dan administrasi bimbingan. ) embiayaan. %) artisipasi personel. 2) roses kegiatan. $) 8kibat sampingan. b) ;angkah/langkah kedua penetapan kriteria keberhasilan evaluasi. Misalnya, bila proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria yang dapat dievaluasi ditinjau dari: lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah. ") ;angkah ketiga penetapan alat/alat7 instrument evaluasi.. Misalnya aspek proses kegiatn yang hendak dievaluasi dengan kriteria bagian b di atas, maka instrument yang harus digunakan ialah: "eklis, observasi kegiatan, tes situsasi, #a#an"ara, dan angket d) ;angkah keempat penetapan prosedur evalusi.Seperti "ontoh pada butir b) dan ") di atas, maka prosedur evaluasinya mlalui: penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil kerja, kon-rensi kasus, dan lokakarya e) ;angkah kelima penetapan tim penilaian atau evaluator .&erkaitan dengan "ontoh diatas, maka yang harus menjadi evaluator dalam penilaian proses kegiatan ialah: ketua bimbingan dan konseling, kepala sekolah, tim bimbingan dan konseling, dan konselor. 2. /a( (!iaan ala% a%a* in%!*(n% (al*ai 3alam -ase kedua ini dilakukan kegiatan di antaranya: a) Memilih alat/alat atau instrumen evaluasi yang ada atau menyusun dan mengembangkan alat/alat evaluasi yang diperlukan. b) enggandaan alat/alat instrumen evaluasi yang akan digunakan. ") 5ase pelaksanaan kegiatan evaluasi. 3alam -ase pelaksanaan evaluasi ini, evaluator melalui kegiatan, yaitu: 1) ersiapan pelaksanaan kegiatan evaluasiA ) Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jad#al yang telah ditetapkan. 3. /a( (nganalii -ail (al*ai 3alam -ase analisis hasil evaluasi dan pengolahan data hasil evaluasi ini dilakukan menga"u kepada jenis datanya. 3ata/data itu, diantarnya: a) 6abulasi dataA b) 8nalisis hasil pengumpulan data melalui statistik atau non/statistik ") 5ase pena-siran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi. ada -ase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan kriteria penilaian keberhasilan B kemudian diinterprestasikan dng memakai kode/kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan atau pengembangan program layanan &imbingan 'onseling.
BAB III 5AMBATAN MELAKUKAN EVALUASI BK SERTA METDE 0ANG DIGUNAKAN A. 5aa%an65aa%an Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()la-. 8da beberapa hambatan yang dirasakan sampai saat ini dalam evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu: 1. elaksana bimbingan di sekolah tidak mempunyai #aktu yang "ukup memadai untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program &'. . elaksana bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program &' sangat bervariasi termasuk dalam menyusun, membakukan dan mengembangkan instrumen evaluasi. *. &elum tersedianya alat/alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang valid, reliable, dan objekti-. 0. &elum diselenggarakannya penataran, pendidikan, atau pelatihan khusus yang berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling pada umumnya, penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. . enyelenggaraan evaluasi membutuhkan banyak #aktu dan uang. 6idak dapat diragukan lagi untuk memulai mengadakan evaluasi tampaknya memerlukan baya yang "ukup mahal dan perlu biaya yang banyak. %. &elum adanya guru7konselor7konselor7konselor inti atau instruktur &' yg ahli dlm bidang evaluasi pelaksanaan peogram &' di sekolah. Sampai saat ini kebanyakan yg
terlibat dlm bidang ini adalah dari perguru7konselor7konselor7konseloran tinggi yang sudah tentu konsep dan kerangka kerjanya tidak berorientasi kepada kepentingan sekolah 2. erumusan kriteria keberhasilan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan yang tegas dan baku belum ada sampai saat ini. B. M)'(l P(n'(a%an 'ala Eal*ai 3i dalam melakukan evaluasi terhadap suatu program7kebijakan, dapat digunakan sejumlah pendekatan yang berbeda yang tentunya akan mempengaruhi indikator yang digunakan, antara lain : 1. endekatan berdasarkan sistem nilai yang dia"u. . endekatan berdasarkan dasar evaluasi. *. endekatan berdasarkan kriteria evaluasi. 1. P(n'(a%an B(!'aa!an Si%( Nilai 7ang Dia#*
endekatan berdasarkan sistem nilai yang dia"u ada tiga jenis, yaitu evaluasi semu, evaluasi teori keputusan dan evaluasi -ormal. a. Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) Si-at dari Evaluasi semu ini adalah melakukan penilaian berdasarkan parameter tertentu yang se"ara umum disepakati ( self evident ) dan tidak kontroversial (uncontroversial ). ?asil evaluasinya mudah diterima oleh publik dan tidak terlalu rumit ( complicated ). enilaiannya berkisar antara gagal atau berhasil. Pseudo evaluation ini seringkali dijadikan sebagai salah satu metode monitoring. b. Evaluasi Teori Keputusan (Decision Theoretic Evaluation/ DTE) Si-at dari 36E adalah melakukan penilaian berdasarkan parameter yang disepakati oleh pihak/pihak yang terkait se"ara langsung7pihak yang bersitegang. Sistem nilainya juga berdasarkan kesepakatan antara pihak yang bersitegang. &iasanya berkisar antara benar atau salah. c.
1) ) *) 0)
Evaluasi ormal (ormal Evaluation) Si-at dari evaluasi -ormal adalah melakukan penilaian berdasarkan parameter yang ada pada dokumen -ormal seperti tujuan dan sasaran yang ter"antum dalam dokumen kebijakan ren"ana tata ruang, peraturan perundang/undangan dan sebagainya. 3alam evaluasi -ormal, metode yang ditempuh untuk menghasilkan in-ormasi yang valid dan reliable ditempuh dengan beberapa "ara antara lain: Merunut legislasi (peraturan perundang/undangan)A Merunut kesesuaian dengan kebijakan yang ter"antum pada dokumen -ormal yang memiliki hierarki diatasnyaA Merunut dokumen -ormal (kesesuaian dengan hasil yang diharapkan 7tujuan dan sasaran)A dan !ntervie" dengan penyusun kebijakan atau administrator program. Evaluasi -ormal terbagi atas jenis, yaitu summative evaluation dan formative evaluation. Summative evaluation adalah upaya untuk mengevaluasi program7kegiatan yang telah dilakukan dalam kurun #aktu tertentu, umumnya dilakukan untuk mengetahui7mengevaluasi program7kegiatan yang relati- sering dilakukan dan karena indikatornya tetap7baku. ormative evaluation adalah upaya untuk mengevaluasi pelaksanaan program7kegiatan se"ara kontinyu, karena merupakan program7kegiatan yang relati- baru dan indikatornya dapat berubah/rubah.
2. P(n'(a%an B(!'aa!an Daa! Eal*ai
endekatan berdasarkan dasar evaluasi ada % jenis yaitu: a. #efore vs after comparison (pembandingan antara sebelum dan sesudah)
'arakteristik dari pendekatan jenis ini antara lain hanya berlaku untuk satu komunitas yang sama dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah adanya intervensi. b. $ith vs "ithout comparisons (pembandingan antara dengan atau tanpa intervensi) 'arakteristik dari pendekatan jenis ini antara lain hanya berlaku untuk lebih dari satu komunitas (C1) dengan membandingkan antara komunitas yang diberi intervensi dengan komunitas yang tidak diberi intervensi dalam #aktu yang bersamaan. c. %ctual vs planned performance comparisons (pembandingan antara kenyataan dengan ren"ana) 'arakteristik dari pendekatan jenis ini antara lain membandingkan antara ren"ana dengan kenyataan di lapangan (sesuai atau tidak). d. E&perimental (controlled ) models 'arakteristik dari pendekatan ini adalah melihat dampak dari perubahan kebijakan7 polic' terhadap suatu kegiatan yang memiliki standar ketat. 3ampaknya dilihat dari proses dan hasil kegiatan tersebut. e. uasi e&perimental (uncontrolled ) models 'arakteristik dari pendekatan ini adalah melihat dampak dari perubahan kebijakan7 polic' terhadap suatu kegiatan yang tidak memiliki standar tidak memiliki standar. 3ampaknya dilihat hanya berdasarkan hasilnya saja, sedangkan prosesnya diabaikan. f.
E-isiensi penggunaan dana (ost *riented %pproach) ost
kepada target grup. Standar tingkat keuntungan dan man-aat sangat relati- sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada target grup tersebut. Se"ara umum, pendekatan yang dipakai untuk melaksanakan studi evaluasi ini adalah pendekatan evaluati- empiris. Ei!i, yaitu melihat apa dan bagaimana konsep dan frame"or pelaksanaan mitigasi ben"ana di provinsi dan kabupaten. endekatan empiris merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh data lapangan dan memetakan strategi mitigasi ben"ana di beberapa tingkatan pemerintahan yang berlaku selama ini. ?asil pemetaan ini juga akan menjadi dasar untuk memilah dan menganalisa kegiatan mitigasi ben"ana di sejumlah departemen7lembaga dan pemerintah daerah. Eal*a%i , yaitu menilai kee-ekti-an pelaksanaan kebijakan, strategi dan operasional mitigasi ben"ana dan normati- dengan mengusulkan konsep dan frame"or pelaksanaan mitigasi ben"ana sebagai masukan untuk penyempurnaan kebijakan, strategi dan operasional yang sudah ada. C. S*(! Da%a Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()la-. Untuk mendapatkan data yang tepat dalam akurat dalam program evaluasi, program bimbingan dan konseling, diperlukan sumber data yang relevan. 8dapun sumber data yang perlu di hubungi, sangat tergantung pada jenis data atau in-ormasi yang di perlukan. Sumber/sumber data yang dapat dihubungi, yaitu: 1. 'epala sekolah . +akil kepala sekolah *. 'oordinator bimbingan dan konseling 0. konselor sekolah . =uru7konselor7konselor7konselor mata pelajaran %. ersonel sekolah lainnya 2. Sis#a dan teman terdekatnya $.
D. A(6A( 0ang Di Eal*ai. Menurut buku, F bimbingan dan konseling F, terbitan direktorat tenaga kependidikan direktorat jendral peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, departemen pendidikan nasional ( $: * ), 8da dua ma"am aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil. enilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kee-ektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh in-ormasi kee-ektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. 8spek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: 1. 'esesuaian antara program dengan pelaksanaanA . 'eterlaksanaan programA *. ?ambatan/hambatan yang dijumpaiA 0. 3ampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajarA . !espon sis#a, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbinganA %. erubahan kemajuan sis#a dilihat dari pen"apaian tujuan layanan bimbingan, pen"apaian tugas/tugas perkembangan, dan hasil belajarA dan keberhasilan sis#a setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat. 8pabila dilihat dari si-at evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersi-at Fpenilaian dalam proses yang dapat dilakukan dengan "ara berikut ini. 1. Mengamati partisipasi dan aktivitas sis#a dalam kegiatan layanan bimbingan.
. Mengungkapkan pemahaman sis#a atas bahan/bahan yang disajikan atau pemahaman7pendalaman sis#a atas masalah yang dialaminya. *. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi sis#a dan perolehan sis#a sebagai hasil dari partisipasi7aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan. 0. Mengungkapkan minat sis#a tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut. . Mengamati perkembangan sis#a dari #aktu ke #aktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan). %. Mengungkapkan kelan"aran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
E. M(%)'( a%a* Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()la-. endekatan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai "ara dan kegiatan. 8da beberapa metode yang digunakan untuk menyelnggarakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu: 1. M(%)'( *!(i. Metode ini mungkin sering menggunakan metode evaluasi dalam setting sekolah. Metode ini dimaksudkan guna mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan sikap dan pandangan personel sekolah lainnya, sikap dan pandangan sis#a terhadapa program bimbingan. 4adi metode survei ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari suatu sekolah se"ara menyeluruh sebagaimana adanya. ?al tersebut sangat berguna untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal/hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan sis#a, melengkapi kebutuhan yang belum terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur/unsur yang mendukung kehidupan sekolah tersebut. 2. M(%)'( )(!ai. Sebelum melaksanakan observasi dibutuhkan suatu ren"ana yang terin"i, yang men"akup perilaku/perilaku sis#a yang akan diamati, kapan yang akan diamati, oleh siapa yang akan diamati, akan direkam dengan "ara yang bagaimana, dan akan diberi interpretasi eveluati- menurut apa. 4adi, sebelum observasi dilaksanakan, observer perlu membuat pedoman atau kriteria terlebih dahulu agar dapat yang diperoleh lebih terarah dan tepat. Unsur objektivitas dapat dikurangi dengan "ara melibatkan banyak orang. 3engan demikian, peen"anaan yang rin"i, pembuatan pedoman atau kriteria dan keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan diperoleh data yang lebih terarah, tepat dan objekti-. 3. M(%)'( ((!i(n%al. &entuk ini yang paling tepat memerlukan dengan membentuk kelompok sis#a yang satu diantaranya dijadikan kelompok eksperimental dan kelompok yang lainnya menjadi kelompok kontrol, yaitu yang satu menjadi kelompok yang mendapat pelayanan bimbingan dan konseling dan kelompok yang lainnya tidak mendapat layanan bimbingan dan konseling. 'alau hasil perkembangan dalam suatu periode tertentu dari kedua kelompok diperbandingkan, dari hasil perbandingan tersebut tampak sampai sejauh mana program bimbingan dan konseling dapat membantu perkembangan sis#a yang memperolehnya. 4. M(%)'( %*'7 a*. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang sis#a yang dijadikan objek studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus perlu ditetapkan hal/hal yang dianggap penting tentang diri seorang sis#a (klien) yang berkaitan dengan usaha layanannya. Metode studi kasus "ukup banyak memakan #aktu, akan tetapi memiliki beberapa keuntungan tertentu. enekanannya pada perkembangan individu dan perkembangan kepribadiannya, disamping itu metode ini banyak man-aatnya bagi konselor dalam
mengevaluasi e-esiensi dilaksanakannya.
dan
e-ektivitas
kegiatan/kegiatan
bimbingan
yang
/. K!i%(!ia Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()laenetapan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program bimbingan dan konseling sudah lama merupakan persoalan yang belum terpe"ahkan se"ara tuntas. 'riteria sebagai patokan untuk menevaluasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah menga"u pada terpenuhi tidaknya kebutuhan/ kebutuhan peserta didik dan pihak/pihak yang terlibat baik se"ara langsung maupun tidak langsung, berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan perilaku ke arah yang lebih baik Selain itu kriteria keberhasilan program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah juga bisa ditentukan dengan: 1. 6ara- keberhasilan sis#a dalam belajar pada tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi. . erasaan puas dalam memangku jabatan di masyarakat. *. 8spirasi yang realistik dalam menyusun ren"ana masa depan. 0. 5rekuensi pengungkapan masalah yang mengganggu ketenangan hidup sis#a berkurang. . ?asil belajar di sekolah atau madrasah lebih baik ( meningkat ). %. 'eterlibatan sis#a dalam akademik meningkat. 2. 4umlah sis#a yang menimbulkan kasus problematika berkurang. $. ;ebih banyak sis#a yang meman-aatkan layanan/layanan bimbingan yang disediakan sekolah dan madrasah, misalnya layanan konseling. BAB IV T(ni6T(ni Eal*ai Biingan Dan K)n(ling A. T(ni6T(ni Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()la'egiatan penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah meliputi banyak aspek baik yang menyangkut S3M maupun instrumen pendukung kegiatan lainnya, y aitu sebagai barikut: 1. ;ingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah. . rogram kegiatan bimbingan. *. ersonal atau ketenagaan. 0. 5asilitas teknik dan -isik. . engelolaan dan administrasi bimbingan. %. embiayaan. 2. artisipasi personal. $. roses kegiatan 9. 8kibat sampinga &ila aspek proses kegiatan yang hendak dievaluasi dengan kriteria pada bagian 1 di atas (;ingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah ), instrumen teknik yang harus digunakan adalah: 1. hek list .
B. Langa-6Langa- Eal*ai P(laanaan P!)g!a Biingan Dan K)n(ling 'i S()la-. 3alam melaksanakan evaluasi program, ada beberapa hal yang harus ditempu sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. 'arena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan/pertanyaan yang terkait dengan hal/hal yang akan dievaluasi. ertanyaan/pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses), dan () tingkat keter"apaian tujuan program (aspek hasil). . Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan keter"apaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. >nstrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman #a#an"ara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi. *. Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum ter"apai. 0. Melakukan tindak lanjut (5ollo# Up). &erdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. 'egiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal/hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin di"apai, dan () mengembangkan program, dengan "ara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau e-ektivitas program. enilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung ja#ab kepala sekolah yang dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. 3i samping itu penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang ber#enang (kepala sekolah bimbingan dan konseling) dari instansi yang lebih tinggi (3epartemen endidikan Nasional 'ota atau kabupaten). Sumber in-ormasi untuk keperluan penilaian ini antara lain sis#a, kepala sekolah, para #ali kelas, guru7konselor7konselor7konselor mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud, organisasi pro-esi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya. enilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai "ara dan alat seperti #a#an"ara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja sis#a, dan sebagainya. enilaian perlu diprogramkan se"ara sistematis dan terpadu. 'egiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. 3engan dilakukan penilaian se"ara komprehensi-, jelas dan "ermat maka diperoleh data atau in-ormasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. 3ata dan in-ormasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungja#aban7 akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
BAB V SUPERVISI BIMBINGAN KNSELING A. La%a! B(laang P(!l*n7a S*(!ii 3alam menjaga mutu proses pendidikan diperlukan adanya kontrol mutu (-ualit' control) yang menga#asi jalannya proses dan segala komponen pendukung/nya. 5ungsi seorang kepala sekolah se"ara garis besar dikenal dengan istilah Emaslim, yaitu: eduator, maneer, administrator, supervisor, leader, inovator0 dan motivator . 'epala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengkoordinasikan program/program sekolah7madrasah7 , kelompok/kelompok , bahan, dan laporan/laporan yang berkaitan dengan sekolah7madrasah dan para guru7konselor7konselor7konselor. 'epala sekolah juga harus mampu berperan sebagai konsultan dalam manajemen sekolah7madrasah, memberi arah pada pengembangan kurikulum, teknologi pembelajaran7bimbingan7bimbingan, dan pengembangan sta-. 'epala sekolah harus melayani pendidik dan tenaga kependidikan, baik se"ara kelompok maupun individual. 8da kalanya supervisor harus berperan sebagai pemimpin kelompok dalam pertemuan/pertemuan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, pembelajaran7bimbingan7bimbingan atau manajemen sekolah7madrasah se"ara umum. 6erakhir, supervisor juga harus melakukan evaluasi terhadap pengelolaan sekolah7madrasah dan pembelajaran7bimbingan7bimbingan pada sekolah/sekolah7 madrasah/madrasah yang menjadi lingkup tugasnya. Untuk dapat melaksanakan tugasnya tersebut kepala sekolah tentu harus menguasai berbagai prinsip, metode dan teknik supervisi sehingga ia dapat menentukan strategi, pendekatan atau model supervisi yang "o"ok untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau program. Materi ini merupakan salah satu bahan yang ditujukan bagi supervisor untuk menguasai kompetensi tersebut. B. K)(%(ni K(ala S()la8da kompetensi atau keahlian yang mutlak harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah di dalam menjalankan tugas/tugasnya sehari/hari. 'elima kompetensi itu meliputi : kompetensi kepribadian, manejerial, sosial, ke#irausahaan dan supervisi.
'ompetensi supervisi adalah kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan 'epala sekolahan akademik yakni menilai dan membina guru7konselor7konselor7konselor dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran7bimbingan7bimbingan yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar sis#a. 'ompetensi supervisi intinya adalah membina guru7konselor7konselor7konselor dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran7bimbingan7bimbingan.
1. a) b) ")
. a) b) ")
C. P(n'(a%an 'ala S*(!ii Menurut Sahertian (Sahertian, :00/). pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan Supervisi, ada *, yaitu: 1. Pendekatan Langsung (Direktif), endekatan direkti- adalah "ara pendekatan terhadap masalah yang bersi-at langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. a memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada konselor untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. 'onselor mengemukakan masalahnya supervisor men"oba mendengarkan, memahami, apa yang dialami konselor/konselor. erilaku supervisor
dalam pendekatan non/direkti- adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan meme"ahkan masalah 3. Pendekatan Kolaoratif, ang dimaksud dengan pendekata koplaborati- adalah "ara pendekatan yang memadukan "ara pendekatan direkti- dan non@direkti- menjadi pendekatan baru. ada pendekatan ini baik supervisor maupun konselor bersama/sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses per"akapan terhadap masalah yang dihadapi konselor. 3engan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. 3ari atas ke ba#ah dan dari ba#ah ke atas. erilaku supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, meme"ahkan masalah, dan negosiasi.
BAB VII METDE SUPERVISI A. METDE SUPERVISI 6erdapat dua metode Supervisi yang dapat dilakukan kepala sekolah. Metode/ metode tersebut dibedakan antara yang bersi-at individual dan kelompok. ada setiap metode supervisi tentunya terdapat kekuatan dan kelemahan. 1. 1etode supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada konselor tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersi-at perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang konselor yang dipandang memiliki persoalan tertentu. . 1etode supervisi elompo adalah satu "ara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. 'onselor/konselor yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan/kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu7bersama/sama. 'emudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. B. TE5NIK 8 TE5NIK SUPERVISI 8da berma"am/ma"am teknik supervisi dalam upaya pembinaan kemampuan konselor. 3alam hal ini meliputi pertemuan sta-, kunjungan supervisi, buletin pro-esional, perpustakaan pro-esional, laboratorium kurikulum, penilaian konselor, demonstrasi bimbingan, pengembangan kurikulum, pengembangan petunjuk bimbingan, darma#isata, lokakarya, kunjungan antarkelas, ba"aan pro-esional, dan survei masyarakat/sekolah. Sedangkan menurut =#yn, teknik/teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. 1. eknik $upervisi *ndividual eknik#teknik supervisi !ang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi+ kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. erikut ini dijelaskan pengertian#pengertian dasarn!a secara singkat satu persatu. a$ K*n+*ngan K(la unjungan kelas adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainn!a dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data !ang diperlukan dalam rangka pembinaan konselor. unjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan
pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari konselor itu sendiri. $ (!ai K(la -bservasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala !ang nampak.-bservasi kelas adalah teknik observasi !ang dilakukan oleh supervisor terhadap proses bimbingan !ang sedang berlangsung. $ecara umum, aspek#aspek !ang diamati selama proses bimbingan !ang sedang berlangsung adalah+ 1) usaha#usaha dan aktivitas konselor#sis%a dalam proses bimbingan ) cara penggunaan media imbingan /) reaksi mental para sis%a dalam proses belajar mengajar 0) keadaan media imbingan !ang dipakai dari segi materialn!a. 3$ P(!%(*an In'ii'*al "ertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor konselor, konselor dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional konselor. Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengem# bangkan segi#segi positif konselor, mendorong konselor mengatasi kesulitan#kesulitann!a, dan memberikan pengarahan, hal#hal !ang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi bimbingan !ang sedang dihadapi. 4$ K*n+*ngan An%a! K(la unjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara perorangan. onselor dari !ang satu berkunjung ke kelas !ang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adan!a kunjungan antarkelas ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman seja%atn!a mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas, dan sebagain!a. 9$ M(nilai Di!i S(n'i!i enilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan. "enilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional konselor. "enilaian diri sendiri memberikan informasi secara ob!ektif kepada konselor tentang peranann!a di kelas dan memberikan kesempatan kepada konselor mempelajari metoda 2ilai diri sendiri merupakan tugas !ang tidak mudah bagi konselor. 3ntuk mengukur kemampuan mengajarn!a, di samping menilai murid#muridn!a, juga menilai dirin!a sendiri. b. eknik $upervisi elompok enurut G%!nn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut. 1) epanitiaan#kepanitiaan ) erja kelompok /) 4aboratorium kurikulum 0) aca terpimpin 5) Demonstrasi bimbingan 6) Darma%isata 7) uliahstudi 8) Diskusi panel 9) "erpustakaan jabatan 1) -rganisasi profesional 11) uletin supervisi 1) "ertemuan konselor 1/) 4okakar!a atau konferensi kelompok eknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah ban!ak buku !ang secara khusus membahasn!a. $atu hal !ang perlu ditekankan
di sini bah%a tidak ada satupun di antara teknik#teknik supervisi kelompok di atas !ang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan konselor di sekolah. 'rtin!a, akan ditemui oleh kepala sekolah dan kepala sekolah adan!a satu teknik tertentu !ang cocok diterapkan untuk membina seorang konselor tetapi tidak cocok diterapkan pada konselor lain. -leh sebab itu, seorang kepala sekolah dan kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik#teknik mana !ang sekiran!a mampu membina keterampilan bimbingan seorang konselor. enetapkan teknik#teknik supervisi !ang tepat tidaklah mudah. $eorang kepala sekolah , selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan !ang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian konselor, sehingga teknik !ang digunakan betul#betul sesuai dengan konselor !ang sedang dibina melalui supervisi .
BAB VIII PROSES DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN A. Proses pengembangan instrumen evauasi !an supervisi $upervisi itu sama sekali bukan mengukur unjuk kerja gurukonselorkonselor dalam mengelola proses pembelajaranbimbingan, melainkan bagaimana membantu gurukonselorkonselor mengembangkan kemampuan profesionaln!a. eskipun demikian, supervisi tidak bisa terlepas dari pengukuran kemampuan gurukonselorkonselor dalam mengelola proses pembelajaranbimbingan. "engukuran kemampuan gurukonselorkonselor dalam mengelola proses pembelajaranbimbingan merupakan salah satu kegiatan !ang tidak bisa dihindarkan dalam proses supervisi pembelajaranbimbingan. *ni berarti dalam setiap merencanakan dan memprogram supervisi akademik selalu diperlukan instrumen pengukuran. roses supervisi akademik dapat digambarkan sebagai berikut:
Langa- I P(!%(*an P!a6(ngaa%an.
'epala sekolah berusaha untuk menjelaskan pada guru7konselor kegiatan spesi-ik di kelas. &erunding dengan guru7konselor untuk membangun saling pengertian dan kemudahan komunikasi, sehingga kunjungannya dapat diterima dan tidak menakutkan. >a dapat mendiskusikan dan memutuskan hal/hal yang akan disupervisi, mulai dari metode, pengelolaan kelas sampai dengan evaluasi pembelajaran Langa-6II P(ngaa%an.
a. b. ". d. e.
Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan guru7konselor, 'epala sekolah harus memutuskan hal/hal yang harus diamati dari kejadian/kejadian yang ada, misalnya: 8pakah guru7konselor se"ara konsisten mendominasi proses konseling sepanjang #aktuG 8pakah ia melibatkan klien dalam prosesG 8pakah metodenya e-ekti-G 8pakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu bimbingan7konseling lainnya relevan dengan materi &'G Seberapa banyak aplikasi proses bantuan untuk kehidupan klienG Selama pengamatan, 'epala sekolah men"atat butir petunjuk konstrukti- dan positi-, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru7konselor. Langa-6III Analii -ail (ngaa%an 'epala sekolah membuat analisis yang menyeluruh7komprehensidata supervisi untuk mena-sirkan hasil pengamatannya. &erdasarkan analisisnya, 'epala sekolah kemudian mengidenti-ikasi perilaku konselor yang positi-, yang dipelihara dan perilaku negatiyang harus dirubah, agar menyelesaikan7menanggulangi masalah.
pada maka harus dapat
Langa-6IV P(!%(*an (%(la- (ngaa%an
3ata yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru7konselor. Umpan balik diberikan sedemikian sehingga guru7konselor dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridenti-ikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan. enerimaan dan internalisasi merupakan "apaian terbaik. ?al ini terjadi apabila hubungan antara guru7konselor dengan 'epala sekolah dapat digolongkan ke dalam si-at kooperati- dan kolegalitas yang tidak mengan"am. 3ari umpan balik 'epala sekolah dan dukungan pada guru7konselor, maka dapat ditentukan bersama: a. erilaku positi- proses konseling yang harus dipelihara. b. Strategi/strategi alternati- untuk men"apai perubahan yang diinginkan. ". 'elayakan7kepantasan dari menggunakan kembali metode yang pernah dilakukan. Langa-6V Eal*ai 5ail 3ari umpan balik 'epala sekolah dan dukungan pada guru7konselor, maka dapat ditentukan bersama: 1. erilaku positi- proses konseling yang harus dipelihara. . Strategi/strategi alternati- untuk men"apai perubahan yang diinginkan. *. 'elayakan7kepantasan dari menggunakan kembali metode yang pernah dilakukan.
B. Pengembangan instrumen Supervisi Menurut 8srori (: 0*/00) ada lima langkah utama dalam melakukan supervisi, yaitu: a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan. b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan "ara memeriksa hasil pekerjaan yang nyata telah di"apai. ". Membandingkan antara hasil penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya di"apai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan. d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi (bila ada). e. Melakukan tindakan korekti-, yaitu mengusahakan agar yang diren"anakan dapat menjadi kenyataan. &erdasarkan langkah/langkah dalam melaksanakan penga#asan tersebut, se"ara implisit terkandung langkah penyusunan instrumen atau alat pengumpulan data. Semakin baik instrumen yang digunakan maka akan semakin valid data penga#asan sekolah yang terkumpul. Sebaliknya bila instrumen pengumpulan data yang digunakan berkualitas rendah maka data yang terkumpul tidak akan menggambarkan kondisi yang sebenarnya. >nstrumen dapat diibaratkan sebagai alat pendiagnosa penyimpangan pelaksanaan. Melalui instrumen penga#asan akan terdeteksi di mana letak penyimpangan pelaksanaan kegiatan di suatu sekolah. Setidaknya ada dua "ara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiriA dan () dengan "ara menyadur (adaptation). Menurut 8rikunto (19$$: 0$/), langkah/langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen penga#asan sekolah adalah sebagai berikut: a. Merumuskan tujuan yang akan di"apai dengan instrumen yang akan disusun. ontoh: 6ujuan menyusun angket untuk mengumpulkan data tentang besarnya minat belajar dengan modul. b. Membuat kisi/kisi yang men"anangkan tentang perin"ian variabel dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan. ontoh: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas diperlukan angket, #a#an"ara, observasi, dan dokumen. ". Membuat butir/butir instrumen Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. &agi peneliti atau penga#as sekolah pemula, tugas menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang membosanan dan men'ebalan. Sebelum memulai pekerjaannya, mereka menganggap bah#a menyusun instrumen itu mudah. Setelah tahu bah#a langkah a#al adalah membuat kisi/kisi yang menuntut kejelian yang luar biasa. 6idak mengherankan kalau banyak di antara penga#as yang merasa kesulitan. d. Menyunting instrumen 8pabila butir/butir instrumen sudah selesai dilakukan, maka penilai atau penga#as melakukan pekerjaan terakhir dari penyusunan instrumen yaitu mengadakan penyuntingan (editing ). ?al/hal yang dilakukan dalam tahap/tahap ini adalah: 1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki penilai atau penga#as untuk mempermudah pengolahan data. ) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya. *) Membuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain.
8rikunto, S, (), Prosedur Penelitian, 4akarta: !ineka ipta 8rikunto, S,(19$$), Penilaian Program Pendidian, 4akarta, 3epdikbud
8srori, (). Sistem enga#asan 6erhadap >nvantarisasi rasarana dan Sarana endidikan pada Sekolah 3asar Negeri di 'ota &andung. 6esis pada S U> &andung: tidak diterbitkan =li"kman, . 3. (19$1). Developmental supervision : %ltenative practices for helping teachers. Ne# ork: ?olt, !inehart and +inston. =li"kman, . 3. (199). Supervision of instruction: % developmet approach (nd ed.). &oston: 8llyn and &a"on. Sahertian, iet, (), Konsep Dasar dan Teni Supervisi Dalam anga Pengembangan Sumber Da'a 1anusia, 4akarta , !ineka ipta