Jesi Anggraini – 1102007156 1102007156
1.
Hormon estrogen
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid kelamin, karena mempunyai struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem produksi wanita. Pria juga memproduksi estrogen tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit, fungsi utamanya berhubungan erat dengan fungsi alat kelamin primer dan sekunder wanita. Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia subur ialah sekresinya dari ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam mempersiapkan kehamilan. Hormon ini juga berperan dalam perubahan habitus seorang anak perempuan menjadi wanita dewasa, kemudian menjelang akhir masa reproduksi produksinya mulai menurun dan sekresinya tidak lagi bersifat siklik. Hormon steroid termasuk ikatan hormon hidrogen yang mempunyai bermacammacam pengaruh yang khas, tergantung dari perbedaan dalam susunan gugus metal, ikatan rangkap, hidroksi atau kelompok keton. Hormon ini termasuk zat lipofil yang sedikit larut dalam air. Ada tiga macam estrogen, estradiol (E2) merupakan estrogen yang paling potensial, pada wanita diproduksi oleh ovarium, estriol (E3) diproduksi selama kehamilan, estrone (E1) merupakan estrogen yang paling dominan pada wanita menopause. Sintesis hormon estrogen terjadi di dalam sel-sel teka dan sel-sel granulose ovarium, di mana kolesterol merupakan zat pembakal dari hormon ini, yang pembentukannya melalui beberapa serangkaian reaksi enzimatik. Kolesterol sebagai pembakal (prekursor) steroid disimpan dalam jumlah yang banyak di sel-sel teka. Pematangan folikel yang mengakibatkan meningkatnya biosintesa steroid dalam folikel diatur oleh hormon gonadotropin.
Gambar 2.
Regulasi estrogen estrogen
1
Selama pembentukan hormon steroid, jumlah atom karbon di dalam kolesterol atau di dalam molekul steroid lainnya dapat diproduksikan tapi tidak pernah ditingkatkan proses pembentukkan hormon steroid dapat terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Reaksi desmolase : pemecahan atau pembelahan rantai disamping Konversi kelompok hidroksi menjadi keton atau kelompok keton menjadi kelompok hidroksil : reaksi dehidrogenase Reaksi hidroksilasi : perubahan kelompok OH Pemindahan hidrogen : terbentuknya ikatan ganda Saturasi : penambahan hidrogen untuk mengurangi ikatan ganda
Gambar 1.
Sintesis estrogen
Kolesterol mengandung 27 atom karbon, setelah hidroksilasi dari kolesterol pada atom C20 dan atom C 22 terjadi pemecahan rantai samping menjadi bentuk pregnenolon dan asam isokaproat, pemecahan ini di samping adanya enzim 20β hidroksilasi dan 22β hidroksilasi juga adanya peran LH dalam meningkatkan aktivitas enzim. 2
Sumber utama estradiol pada wanita adalah sel-sel teka dan granulosa ovarium dan turunan luteinisasi dari sel-sel ini. Sel-sel teka mensekresikan androgen yang menyebar ke sel-sel granulosa teraromatisasi menjadi estrogen. Kedua bentuk sel ini mungkin mampu untuk membentuk androgen dan estrogen. Estron dan estriol utamanya dibentuk di hati dari estradiol. Kolesterol adalah prekursor estrogen yang umum. Aktivitas 17β hidroksidehidrogenase akan mengkonversi androstenedion menjadi testoteron yang mana bukan merupakan produksi terbesar yang dihasilkan dari ovarium. Testoteron ini cepat mengalami demetilasi pada posisi C19 dan proses aromatisasi menjadi estradiol yang merupakan estrogen terbanyak yang disekresi ovarium. Estradiol juga meningkat sampai mencapai jumlah yang cukup banyak dari androstenedion melalui estone. Estriol merupakan metabolit perifer dari estone dan estradiol dan bukan merupakan sekresi dari ovarium. Pembentukkan estriol merupakan konversi dari material biologis yang aktif menjadi bentuk kurang aktif. Konversi steroid di jaringan perifer tidak selalu merupakan bentuk yang inaktif. Androgen bebas dikonversi di perifer untuk menjadi bebas, misalnya di kulit dan sel adiposa.
Gambar 3.
Hubungan lemak dengan produksi estrogen
Pada wanita menopause, kelenjar adrenal tetap merupakan sumber utama androgen bersirkulasi. Pada laki-laki hampir semua estrogen bersirkulasi dihasilkan dari konversi androgen di perifer. Dari keterangan di atas jelas bahwa estrogen yang bersirkulasi pada wanita merupakan sekresi ovarium langsung yaitu estradiol dan estrone, ditambah konversi dari prekursor C19. Sejumlah estrogen telah ditemukan dalam cairan folikuler, urin, darah, feses, plasenta dan kandung empedu wanita. Organ-organ tersebut juga ditemukan sejumlah estrogen. 3
Jumlah estrogen yang cukup dibentuk dari aromatisasi androgen. Pada laki-laki, aromatisasi testoteron ke estradiol mencapai 80% dari apa yang diproduksi. Pada wanita, hampir 50% dari estradiol yang dibentuk selama kehamilan berasal dari aromatisasi androgen. Konversi androstendione untuk estrone adalah sumber utama estrogen pada wanita pasca menopause. Aromatase adalah enzim yang dibutuhkan untuk mengubah androgen menjadi estrogen. Aromatase diaktifkan di sel adiposa, sel hati, sel kulit dan jaringan lainnya. Dengan lemak tubuh yang berlebih, produksi estrogen meningkat. Inilah sebabnya mengapa kondisi kesehatan seperti ginekomastia, gangguan reproduksi, dan kanker payudara terkait dengan obesitas, serta mengapa aromatase inhibitor sering diberikan pada kondisi tersebut.
2.
Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa kimia yang secara alamiah dibuat oleh tubuh. Kolesterol merupakan kombinasi dari lipid (lemak) dan sterol (kombinasi steroid dan alkohol). Sekitar 80% kolesterol diproduksi di hati, selebihnya diperoleh dari makanan (diet). Diet kolesterol terurama berasal dari daging, ayam, dan ikan.
Gambar 4.
Struktur molekul kolesterol
Kolesterol berperan dalam banyak proses metabolisme tubuh, sintesis hormon seperti estrogen, testoteron dan aldrenalin, produksi vitamin D, dan asam empedu yang membantu tubuh mencerna lemak dan mengabsorpsi vitamin larut lemak dalam saluran pencernaan, serta menyekat akson-akson pada sel-sel saraf.
3.
Neoplasma
Tumor, dalam arti sempit, disebut juga neoplasma, yakni pertumbuhan sel atau jaringan baru di luar kendali tubuh. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena sel berkembang biak secara tidak terkendali 4
sehingga tumbuh terus dan merusak bentuk serta fungsi organ tempat tumbuhnya. Neoplasma jinak memiliki batas yang tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi dapat terus membesar sehingga menekan jaringan sekitarnya. [Sjamsuhidajat, 2011] Telah terdapat 4 faktor penyebab kanker : faktor lingkungan yang terdiri dari bahan-bahan kimia berbahaya, penyinaran sinar ultra lembayung, sinar gamma yang berlebihan, merokok, dan polusi udara. Sedangkan faktor biologis terdiri dari infeksi virus, faktor hormon dan keturunan (genetik). Faktor bahan tambahan makanan seperti nitrosamin, bahan pengawet dan pewarna buatan. [Havin & Thompson, 2008]
Gambar 5.
Tahapan karsinogenesis
Pertumbuhan neoplasma ganas umumnya berlangsung dalam 3 tahap yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi sel terpapar bahan inisiator yang berlangsung secara tepat dan bersifat reversibel. Ditemukan pula mutasi pada DNA sel yang terpapar 5
bahan karsinogen menjadi sel yang terinisiasi (initiated cell ). Di dalam sel ini terjadi perubahan urutan nukleotida DNA dan proto onkogen sehingga mengalami perubahan ekspresi gen membentuk protein abnormal. [Tjahjono, 1998] Tahap berikutnya adalah promosi di mana paparan karsinogen yang sama atau bahan lain menyebabkan perubahaan kromososm maupun DNA serta perubahan ekspresi protein akibat sel yang mengalami transformasi (transformed cell ). Hasil akhir paparan ini berupa onkoprotein. Onkoprotein memicu pertumbuhan sel menjadi tidak normal, membelah diri dan tumbuh secara otonom serta tidak terkoordinasi dan tidak terkendali. Tahap promosi berlangsung cukup lama serta bersifat tidak balik akibat paparan bahan promotor yang terus menerus. Pada tahap akhir yang berupa fase progresi terjadi perubahan fenotip sel kanker, dan pemeriksaan klinik telah teraba massa yang berupa benjolan. Pada tahap ini, sel neoplasma juga mengadakan infiltrasi di antara sel jaringan sekitar dan mampu menyebar keseluruh tubuh atau metastasis. [Tjahjono, 1998]
Bahan promotor/ karsinogen
Keganasan
Racun dalam asap rokok
Paru, vesika urinaria
Kelebihan kalori
Semua
Kelebihan lemakmhewani
Prostat, kolon, payudara, uterus
Asbes
Pleura, paru
Alkohol
Mulut, faring, esofagus, hepar Tabel 1.
Promotor onkologik
Penyebab neoplasma umumnya bersifat multifaktoral. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasma antara lain meliputi bahan kimia, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, hormon, gaya hidup, serta penurunan imunitas. [Sjamsuhidajat, 2011] 1) Karsinogen kimiawi Bahan kimia dapat berpengaruh secara langsung atau memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasma. Bahan kimia ini dapat berupa alami (aflatoksin, fumonisin, nikotoksin, pestisida alami) atau bahan sintetik atau semisintetik yang merupakan bahan antara lain vinilklorida, benzo(a)piren, suatu pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja. Kemungkinan adanya bahan karsinogenik akibat pekerjaan di lingkungan kedokteran juga penting diingat, misalnya akibat penggunaan kemoterapi dalam onkologi. [Sjamsuhidajat, 2011] 2) Karsinogen fisik Sinar ionisasi ternyata dapat bersifat karsinogenik. Radiasi gelombang radioaktif sering menyebabkan keganasan hematologis, payudara, dan tiroid. [Sjamsuhidajat, 2011] 6
4.
Penanganan kanker payudara stadium dini
Bagi dokter, berlaku satu aturan, yaitu setiap tumor payudara harus dianggap ganas sampai dapat dibuktikan sebaliknya. Terdapat dua alasan mengapa demikian. Pertama, di dunia, kanker payudara menempati peringkat kedua kanker yang terbanyak dan kelima sebagai penyebab kematian akibat kanker [WHO, 2006]. Sedangkan Indonesia, DepKes RI menyatakan bahwa kanker payudara menempati peringkat pertama yang terbanyak menyalib kanker leher rahim. Kedua, kanker hanya memberikan satu kesempatan untuk sembuh yaitu bila ditemukan dalam stadium dini dan ditangani dengan benar. [dr. Bahar, 2008] 1) Non-neoplasma curiga jinak atau ganas, dipilah melalui pengumpulan data yang diperoleh dari anamnesa atau pengambilan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi.
Gambar 6.
Faktor risiko kanker payudara
2) Dini atau lanjut, dilakukan dengan pemeriksaan lanjutan selain untuk menentukan keadaan umum yang diperlukan, juga untuk meperkirakan tindakan selanjutnya, juga metastasis. Kemudian, konfirmasi dilakukan dengan biopsi (pengambilan sampel) dengan operasi. Biopsi dapat dilakukan dengan aspirasi, insisi, dan eksisi. Aspirasi adalah mengambil sampel langsung dari tumor dengan jarum suntik tanpa anestesi. Insisi adalah mengambil sampel dengan melukai tumor. Insisi dilakukan pada kanker payudara lanjut dengan anestesi lokal atau umum. Pemeriksaan dilakukan dengan
7
cara parafin untuk menentukan morfologi (jenis) kanker dan immunohistochemistry untuk menghitung estrogen reseptor dan progesteron reseptor. Eksisi adalah mengambil tumor dengan satu lapisan di sekelilingnya. Eksisi dilakukan pada kanker payudara dini dan curiga jinak dengan anestesi umum atau lokal. Seperti insisi, pemeriksaan dilakukan dengan cara parafin untuk menentukan morfologi (jenis) kanker dan immunohistochemistry untuk menghitung estrogen reseptor dan progesteron reseptor. Pemeriksaan jaringan pada kanker payudara dini dapat dilakukan dengan frozen section yang hasilnya didapat lebih kurang 1 jam dapat ditunggu.
Gambar 7.
Klasifikasi kanker payudara
Kanker payudara stadium dini adalah stadium I, II A dan II B. Langkah pertama pengobatan kanker payudara dini adalah Mastektomi Radikal, adalah pengangkatan seluruh payudara sengan rantai KGB axilla dengan batas vena axilla en block. Pada hari ke tujuh, saat pasien melakukan pemeriksaan untuk kontrol dan pemeriksaan jaringan sudah selesai. Lihat hasil pemeriksaan jaringan seperti, morfologi (jenis kanker), sifat dalam jenis yang di atas, ada atau tidaknya sel kanker yang sudah melakukan invasif, grading tumor, jumlah KGB dan berapakah diantaranya yang mengandung kanker, profil hormon yaitu estrogen reseptor dan progesteron reseptor. Keenam hasil tersebut berperan dalam menentukan apakah pengobatan akan dilanjutkan dengan terapi ajuvan atau tidak. Terapi ajuvan, adalah pengobatan untuk membasmi sisa-sisa sel kanker dalam tubuh. Tiga modalitas dapat dipergunakan yaotu kemoterapi, hormon, dan r adiasi.
8
Pemilihannya tergantung atas umur apakah pre menopause (<50 tahun) atau post menopause (>50 tahun) yang menentukan sifat keganasan. Kanker pada golongan pre menopause bersifat lebih ganas dari post menopause hingga kemoterapi lebih diutamakan. Sebaliknya kanker golongan menopause lebih respon atas pengobatan hormon. [dr. Bahar, 2008]
Gambar 8.
Manajemen kanker payudara dini
9
Kesimpulan
1. Kolesterol merupakan prekursor dari estrogen. Kolesterol merupakan bagian dari lemak, sehingga konsumsi lemak secara tidak langsung berhubungan dengan sintesis hormon estrogen. 2. Daerah perindustrian terdapat banyak alat-alat yang berbahan logam berat. Logam merupakan salah satu zat karsinogen kimiwa, yang dapat menginisiasi sel menjadi sel tumor.
10
Daftar Pustaka
R. Sjamsuhidajat dan Wi de Jong. 2011. Buk u Aj ar I lmu Bedah edisi k e 3 . EGC : Jakarta Tjahjono. 1998. Deteksi D i ni Kank er Per an Pemer ik saan Sit ologi dan A nti sipasi Er a Pasca . Universitas Diponegoro. Semarang Genom Precision Nutrition in All About Estrogen. Diunggah dari www.precisionnutrition.com tanggal 4 Mei 2012 dr. Bahar dalam artikel Penanganan Kanker Payudara Stadium Dini 2008. Diunggah dari www.suaradokter.com tanggal 4 Mei 2012
11