LINGKUNGAN JUGA PENTING DALAM PENDIDIKAN
Indonesia. Jika mendengar satu kata itu, apa yang terpikir dari benak kita? Pasti Pasti yang yang terpiki terpikirr itu adalah adalah bangsa bangsa yang yang memilik memilikii sumber sumber daya daya alam alam yang yang melimpah ruah, bangsa yang memiliki letak strategis tepat di garis khatulistiwa, bangsa yang terbentang dari pulau-pulau, dan bangsa yang memiliki ragam budaya, bahasa, suku, agama, dan adat istiadat. Memang pada kenyataannya seperti itu, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan alamnya, dengan segala keunikannya. Namun sangat disayangkan, kekayaan tersebut belum mampu dijad dijadik ikan an sebag sebagai ai sala salah h satu satu sekto sektorr pemb pemban antu tu peni pening ngka kata tan n kesej kesejah ahte teraa raan n masyar masyaraka akat, t, juga juga pendor pendorong ong pening peningkat katan an Sumber Sumber aya aya Manusi Manusia. a. !erbi" !erbi"ara ara mengenai Sumber aya Manusia, disadari maupun tidak, Sumber aya Manusia di Indo Indone nesi siaa
memb membut utuh uhka kan n
perh perhat atia ian n
dan dan
peng pengol olah ahan an yang yang ters terstr truk uktu turr.
ibutuhkan perhatian yang khusus dari semua kalangan masyarakat. !ukan hanya pejabat pemerintahan melainkan juga insan akademik serta masyarakat pada umumnya. alam hal ini dapat melalui perbaikannya pola akademik yang berlaku di Indonesia seperti dari segi kurikulumnya. #emudian juga dapat melalui pola pemikiran para insan akademiknya, seperti siswa, guru, mahasiswa, ataupun dosen. $ontoh hal ke"il sikap perbaharuan dari siswa dan mahasiswa yaitu dengan meningkatkan minat belajarnya dan pola pikirnya. ewasa ini, meningkatkan minat belajar di kalangan insan akademik ataupun pada umumnya pemuda penerus bangsa
"ukup menjadi tantangan tersendiri.
Selain itu tidak hanya pada generasi mudanya saja, bahkan meningkatkan minat belajar pada usia dini sampai remajapun butuh kesabaran, kesiapan mental, dan ketang ketangguh guhan an tersen tersendir diri. i. %al tersebu tersebutt "ukup "ukup saya saya alami alami selama selama menjad menjadii salah salah seorang relawan pendidikan di kota asal saya. $ukup berhasil membuat hati saya teriris ketika saya harus terjun langsung ke sebuah lingkungan yang membutuhkan perhatian khusus, sebuah pemukiman yang dihuni oleh anak didik kami yang sebagian besar hidup sebagai anak jalanan. !agaimana perasaan kita sebagai insan akadem akademik ik yang yang dengan dengan mudahn mudahnya ya mendap mendapatk atkan an jaringa jaringan n untuk untuk memper memperole oleh h
pendidikan yang layak, kemudian untuk pertama kalinya se"ara langsung melihat sebuah lingkungan yang kumuh dan memprihatinkan? Pasti miris bukan? Itulah kesan pertama yang saya alami ketika itu. Selain hal itu, bahkan menurut saya dan para relawan lainnya, kita seakanakan dibawa ke dunia per&ilm-an yang sedang men"eritakan problematika kehidupan. !ahkan menurut saya seakan-akan kita sedang "ek lokasi untuk lokasi syuting. Saya bisa beranggapan demikian karena sebelumnya saya hanya melihat kehidupan mereka sepintas di pusat kota juga di tele'isi tanpa terjun langsung ke lapangan. Sebuah kondisi yang lebih mengiris hati yaitu disaat saya tahu bahwa anak usia kisaran ( ) *+ tahun dijadikan mesin uang oleh orang tuanya. Padahal seharusnya usia kisaran itu layak mendapatkan pendidikan dasar yang sepantasnya mereka peroleh. Pada saat anak-anak lain dapat duduk di bangku sekolah, ber"anda bersama teman sebayanya, menikmati indahnya masa ke"il dengan kasih sayang orang tua, sebagian dari mereka harus merasakan rumitnya problematika kehidupan. inggal dipemukiman kumuh dan tepat dipinggir rel kereta menjadikan mereka pribadi yang keras dan tangguh. angguh menghadapi kenyataan bahwa mereka harus merelakan masa ke"ilnya untuk belajar demi men"ari na&kah untuk bertahan hidup. isaat kami para relawan menjemput mereka untuk belajar, ada beberapa diantara mereka lebih memilih mengamen dan meminta-minta, bahkan ada juga yang tidak diiinkan orang tuanya dengan anggapan bahwa itu hanya membuang-buang waktu saja. !ahkan yang lebih memperhatinkan itu ketika saya tahu bahwa disana anak usia tahun sudah bisa menodong orang, sudah mengenal minuman keras, sudah mengenal obat-obatan terlarang, bahkan anak usia */ tahun harus merasakan dinamika kehidupan berumah tangga. Sulit dipahami namun hal ini sungguh nyata ada di negeri ini. #eadaan seperti itu dapat terjadi dikarenakan kondisi lingkungannya yang memprihatinkan dan kejam yang dilandasi oleh &aktor perekonomian masingmasing. #ebiasaan yang tumbuh di lingkungan tersebut dapat tumbuh dan berkembang dikarenakan kurangnya bimbingan dan perhatian dari pemerintah dan elemen masyarakat yang lain terutama generasi muda. #ebiasaan yang buruk
tersebut jika terus-menerus dibiarkan dapat menjadi sebuah persoalan besar kedepannya karena kebiasaan tersebut dapat bere&ek pada kondisi psikis anak atau orang-orang sekitar. Jika saya tinjau dari segi &isik, kesehatan mereka "ukup baik, namun tidak dengan kondisi kejiwaannya. 0da beberapa diantara mereka yang mudah tergerus aman karena tidak kuat mental, ada yang mudah terganggu kondisi kejiwaannya karena kurang bimbingan dalam bidang keagamaan. engan kondisi yang seperti ini, bagaimana negara Indonesia akan maju apabila generasi mudanya pun masih memiliki kebiasaan buruk dan kondisi psikis seperti itu. 0pabila kondisi psikisnya saja sudah terganggu, bagaimana bisa para generasi muda itu menjadi generasi penerus yang unggul yang menjadi kebanggaan Indonesia. Mengapa saya mengaitkan antara Sumber aya Manusia dengan pendidikan juga dengan lingkungan di Indonesia? !egini. Menurut saya Sumber aya Manusia menjadi titik paling penting dalam sebuah negara. Jika sebuah negara memiliki Sumber aya Manusia yang bagus maka bagus semualah aspek yang lainnya, bukan hanya pendidikannya, sudah jelas jika pendidikannya itu pasti berhasil. namun jika Sumber aya Manusia negara itu buruk, maka buruklah semua aspeknya. Seperti pada negara 1inlandia, kita lihat saja negara tersebut memiliki sistem pendidikan yang baik, dan hal tersebut berimbas pada aspek lainnya. seperti negara tersebut berhasil men"iptakan suatu produk yang disukai hampir semua orang di dunia yaitu Nokia. Selain itu, kita lihat juga negara Jepang, negara maju yang memiliki sistem pendidikan yang sama bagusnya dengan 1inlandia, dengan pendidikan yang baik maka kualitas Sumber aya Manusianya pun juga dikatakan baik, hal ini berimbas kepada kemajuan teknologinya. %ampir seluruh produk Jepang tidak diragukan lagi. Maka dari itu, dalam hal ini butuhnya kesadaran dari semua kalangan masyarakat untuk memperbaiki kondisi ini. 2ntuk memperbaiki kondisi ini dapat dilakukan dengan "ara pemerintah mem&asilitasi program kegiatan pembelajaran, pembinaan yang terstruktur baik pembinaan &isik dan mental, pendekatan sosial, pembinaan dan pembekalan moral, pembinaan kerohanian, juga dengan mendirikan komunitas-komunitas sosial yang bergerak dibidang pendidikan di
seluruh daerah yang ada di Nusantara seperti yang saya jalani di kota saya. #emudian peran kita sebagai insan akademik yaitu membantu pemerintah dalam memperbaiki semuanya, bukan hanya menuntut melainkan memberi tuntunan, bukan hanya men"a"i tapi memberi solusi, bukan hanya menunggu melainkan berjuang.