Tujuan Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat adalah melindungi Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta untuk menjalankan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pembangunan nasional secara terarah, terencana dan berkesinambungan. embangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar ter!ujud derajat kesehatan "ang optimal. #aitann"a dengan bidang kesehatan bulan $eptember tahun %&&&, seban"ak 1'9 negara anggota BB "ang sebagian besar di!akili oleh kepala pemerintahan berkumpul d alam #on(erensi Tingkat Tinggi Tinggi )#TT* +ilenium erserikatan BangsaBangsa )BB*, "ang didalamn"a telah tercipta Deklarasi sebagai mimpi besar bersama, terikat dalam sebuah komitmen para pemimpin dunia "ang tak pernah ada sebelumn"a untuk menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, kesehatan, hak asasi dan kebebasan (undamental, terkemas dalam satu paket dengan beberapa tujuan, "aitu +illenium De-elopment oals )+Ds*. +Ds "ang didasari pada konsensus dan kemitraan global ini menempatkan pembangunan manusia sebagai (okus utama pembangunan serta memiliki tenggat !aktu dan kemajuan terukur. Dalam jangka !aktu dari tahun %&&& hingga %&15, maka +Ds "ang memiliki beberapa tujuan beserta indikatorn"a harus terealisasikan dan menjadi solusi dalam permasalahan dunia "ang telah berkembang saat ini. +ahasis!a kesehatan di"akini memiliki peran "ang sangat penting dalam men"ambung tali kesehatan mas"arakat Indonesia di masa "ang akan datang. Dan potensi peran "ang besar ini bisa dijadikan semacam cambuk untuk bisa berperan sejak masih kuliah. +Ds bisa menjadi trigger sehingga seorang mahasis!a kesehatan bisa memberikan kontribusi positi( bagi percepatan pencapaian target +Ds. $etidakn"a ada / peran kontributi( "ang bisa dimainkan seorang mahasis!a kesehatan demi tercapain"a +Ds "aitu agent of health, agent of change, dan agent of development . ertama, sebagai agent of health. 0pabila kita langsung kaitan dengan +Ds maka seorang agent of health merupakan garda terdepan dalam membina hubungan "ang baik kepada mas"arakat. Tentun"a Tentun"a
dengan tujuan agar mas"arakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan mereka dan pada akhirn"a mereka (aham bah!a kesehatan adalah suatu hal "ang mahal. +isaln"a dengan akses n"a "ang lebih leluasa dalam bidang kesehatan maka mahasis!a akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan "ang merangsang mas"arakat akan pentingn"a kesehatan. #edua, sebagai agent of change. Tentun"a Tentun"a kita mengharapkan kualita kesehatan mas"arakat Indonesia terus meningkat dan mencapai +Ds empat tahun "ang akan datang. +ahasis!a bisa menjadi penggerak perubahan tersebut. +isaln"a, dengan pengetahuann"a akan baha"a merokok seorang mahasis!a kesehatan mengadakan seminar, kampan"e bebas rokok, sampai dengan aksi long march di ari Tanpa Tembakau sedunia "ang jatuh pada /1 +ei. #etiga, sebagai agent of development . eran ini bersinergi dengan peran agent of change. $etiap usaha "ang dilakukan demi menuju perubahan "ang lebih baik, utaman"a menuju +Ds, bisa terus dipertahankan dan dikembangkan pada masa "ang akan datang. Tentun"a Tentun"a +Ds bukanlah tujuan akhir dari setiap tujuannn"a. +ahasis!a kesehatan baik saat ini dan seterusn"a mempun"ai tanggung ja!ab meneruskan citacita +Ds.
Diluar semakin dekatn"a akhir dari program ambisius +illenium De-elopment oals pada tahun %&15, saat ini mahasis!a memiliki peranan penting "ang setidakn"a dapat membantu mempercepat ter!ujudn"a +Ds. $ecara khusus bagi mahasis!a kesehatan, ia memiliki peran "ang besar terkait dengan peranann"a sebagai agent of health, agent of change, dan agent of development . Dari setiap perann"a tersebut maka bukan tidak mungkin program +Ds bisa terus bergulir !alaupun telah mele!ati tahun %&15 dan akan muncul +Ds+Ds dalam rentang tahun selanjutn"a. +aka Indonesia "ang sehat akan segera hadir dihadapan mas"arakat Indonesia, tentun"a dihadirkan oleh seorang mahasis!a kesehatan Indonesia.
Dokter adalah seorang cendikiawan yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat.Dalam menjalankan profesinya ini, dokter dibekali nilai profesiyang menjadi arahan dalam melakukan segala tindakannya. . Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). WHO sendiri pada tahun 1! telah memperkenalkan konsep dokter ideal yang dikenal dengan five stars doctor atau dokter berbintang lima. Dalam dunia militer saja, kita ketahui bahwa pangkat tertinggi adalah jenderal berbintang empat. "aka konsep fi#e stars doctor sebenarnya ingin menunjukan bahwa dokter harus memiliki kualifikasi dengan standar tinggi melebihi profesi lain karena tanggung jawabnya yang sangat berat. $onsep fi#e stars doctor mencakup kriteria dokter sebagai health provider , decision maker , community leader , manager dancommunicator . %ntuk mewujudkan kriteria&kriteria tersebut, selain diperlukannya kemampuan analitis 'hard skill ( yang didapat dari ruang kuliah, diperlukan juga kemampuan interaksi sosial 'soft skill (, yaitu kemampuan&kemampuan tak terlihat yang juga diperlukan untuk meraih kesuksesan. )dapun soft skill yang perlu dimiliki mahasiswa kedokteran untuk mencapai hal tersebut , diantaranya ialah komunikasi, karena pada umumnya orang yang kita hadapi tidak mempunyai kemampuan telepati. *adi, mereka tidak bisa membaca apa yang ada di pikiran kita. "aka diperlukan komunikasi untuk menyampaikan pendapat, juga untuk mengerti apa yang diinginkan oleh orang lain. $omunikasi adalah kebutuhan mutlak dalam setiap sisi kehidupan. +rofesi apapun, pasti membutuhkan komunikasi dengan orang lain, terutama dokter. $omunikasi penting untuk memberikan informasi kepada pasien, memberikan instruksi kepada perawat, mengurangi ketidakpuasan stress pasien, serta memberikan emotional support kepada pasien. Dengan terciptanya komunikasi yang baik, maka akan menguntungkan kedua belah pihak. $emampuan berkomunikasi yang diperlukan tidak hanya komunikasi #erbal saja, melainkan dalam bentuk tertulis juga. Di bangku perkuliahan ada beberapa soal dalam bentuk esai, dan kita dituntut pula untuk menulis tugas akhir. Dalam dunia kerja, resep adalah salah satu bentuk komunikasi tertulis bagi seorang dokter. -erfikir logis, adalah soft skill lain yang harus dimiliki karena untuk menyelesaikan masalah diperlukan kemampuan logika yang baik. +ermasalahan 'kasus( yang dihadapi di dunia nyata, berbeda dengan soal perkuliahan. Hal ini bukan berarti perkuliahan bukan bagian dari dunia nyata, namun perlu disadari bahwa soal&soal dalam perkuliahan telah di desain untuk belajar. -obotnya telah ditentukan dalam kurikulum. edangkan permasalahan yang nanti dihadapi di dunia kerja cenderung lebih kompleks dan tidak terduga. $emampuan bekerja sama, juga diperlukan. Dalam dunia nyata, kita akan sangat sering dituntut
untuk bekerja sama.$erja sama antara dokter dan perawat, serta petugas kesehatan lain, serta kerja sama dalam sebuah tim operasi contohnya. -ekerja sama dengan orang lain tidaklah sederhana, amat penting bagi kita untuk belajar bersinergi dengan orang lain. /tika adalah hal lain yang diperlukan. /tika adalah belajar membedakan yang benar dan salah, lalu melakukan apa yang benar. /tika kerja adalah keyakinan, nilai dan prinsip yang akan membimbing indi#idu berinteraksi dalam kaitannya dengan pekerjaan dan tanggung jawab akan suatu tugas, yang akan membimbing bagaimana berprilaku. Di dunia kedokteran sendiri ada yang dinamakan kode etik kedokteran. $emampuan organisasi pun perlu dimiliki oleh mahasiswa kedokteran, dimulai dari manajemen waktu 'karena terlambat beberapa menit saja, nyawa seseorang sudah tidak dapat diselamatkan( hingga kepemimpinan. $epemimpinan mampu menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling ketergantungan dengan membangkitkan moti#asi dan inspirasi. $epemimpinan menyelaraskan gerak, agar semua potensi berintegrasi, menyatu menuju satu arah dengan komitmen yang tinggi. Dunia kedokteran adalah dunia yang berubah dengan cepat, tak jarang seorang dokter dituntut untuk menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang sebenarnya nyaris mustahil mencukupi. Oleh karena itu mahasiswa kedokteran dituntut untuk memiliki ketahanan menghadapi tekanan. 0lmu kedokteran yang terus berkembang menuntut seorang dokter untuk melakukan pembelajaran seumur hidupnya. Dalam bidang apapun seseorang berkarir , sedikit banyak akan ada hal yang harus dipelajari. Oleh karena itu kemampuan kemauan belajar harus dimiliki mahasiswa kedokteran. Dua komponen penting sebenarnya yang mendasari pencapaian karakter tersebut yang dapat mengarahkan pada nilai profesi , yaitu profesionalisme dan kepemimpinan atau manajerial. +rofesionalisme menuntut terpenuhinya pelayanan kedokteran yang sesuai dengan standar operating prosedur atau standar pelayanan medis dan standar etika profesi sedangkan kepemimpinan menuntut kemampuan dokter dalam mempengaruhi klien 'indi#idu atau komunitas( dengan komunikasi efektif supaya bisa bekerja sama dalam program promotif, pre#entif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan tercapainya hal diatas, maka diharapkan seorang lulusan fakultas kedokteran memiliki kompetensi mampu berfikir analitis, berkomunikasi tertulis, bekerja dalam tim, berfikir logis, berkomunikasi lisan, bekerja mandiri, serta memiliki ilmu pengetahuan & teknologi. ang dengan kompetensi yang dimilikinya itu diharapkan seorang dokter selain melakukan inter#ensi fisik, juga harus berperan dalam inter#ensi mental dan sosial di tengah masyarakat. Dokter dalam kiprahnya seyogianya menerapkan trias peran dokter: sebagai agent of treatment, agent of change dan agent of development.
$ejarah mengatakan bah!a lebih dari seabad lalu kelompok pertama "ang memiliki semangat nasionalisme adalah dokter. eriode 19&', mahasis!a kedokteran "ang !aktu itu bernama sto-ia menjadi cerminan kekuatan pergerakan mahasis!a di Indonesia. +ahasis!a kedokteran berhasil menunjukkan jati diri sesungguhn"a sebagai garda terdepan dan menjadi ujung tombak perjuangan kemerdekaan untuk memperjuangkan Indonesia. +ereka tidak han"a memikirkan cara agar gelar dokter bisa bertengger di belakang naman"a, namun mereka menjadi trigger analisis masalah bangsa,
mulai dari masalah sosial, politik, pendidikan hingga masalah kesehatan "ang sejatin"a merupakan ranah pemikiran mahasis!a kedokteran. 2amun kita tidak sedang duduk pada tahun 19&' atau pada 3aman ketika mahasis!a kedokteran menjadi motor untuk pergerakan mahasis!a di Tanah 0ir. 0patis, egois, eksklusi(, indi-idualis, stud" oriented, mungkin itulah paradigma dari mahasis!a (akultas lain bahkan dari mas"arakat terkait kondisi mahasis!a kedokteran saat ini. +ungkin sudah jarang sekali mahasis!a kedokteran berdiskusi mengenai masalah kebangsaan terutama dalam bidang kesehatan dan han"a berkutat pada diktat teoritis tanpa memperdulikan realitas "ang ada dalam mas"arakat. 0ntusiasme mahasis!a kedokteran terhadap diskusi terbuka mengenai kajian atau pembahasan "ang mendalam mengenai kesehatan di Indonesia dan problematikan"a cenderung rendah. #ajiankajian mengenai permasalahan kesehatan mas"arakat saat ini telah berubah menjadi kegiatankegiatan insidental "ang menjadikan organisasi mahasis!a han"a sebatas event organizer tanpa mengetahui man(aat dan dampak "ang bisa diberikan kepada lingkungan. +enjadi mahasis!a kedokteran jangan han"a terjebak pada rutinitas sempit "ang han"a mempelajari segala sesuatu tentang pen"akit sehingga akibatn"a ke!ajiban untuk men"ehatkan rak"at indonesia han"a sekedar menganjurkan minum obat, -itamin, dan sebagain"a. arus diingat bah!a selain melakukan inter-ensi (isik, dokter juga berperan dalam inter-ensi mental dan sosial di tengah mas"arakat. erlu dicatat bah!a kelak dokter tidak sematamata han"a berkiprah sebagai sosok pro(esional "ang han"a menjadi agen pengobatan )agent o( treatment* semata, namun juga sebagai pelaku pengubah )agent o( social change* dan pelaku signi(ikan dalam pembangunan )agent o( de-elopment*. +aka, mengetahui permasalahan bangsa terutama mengenai kesehatan dan bergerak dalam rangka me!ujudkan perubahan kearah "ang lebih baik merupakan sesuatu "ang harus dilakukan mahasis!a kedokteran. 0pabila kita berbicara sudah sejauh mana peran "ang dilakukan oleh mahasis!a kedokteran dalam membantu memperbaiki atau meningkatkan kesehatan di Indonesia, maka coba kita tan"akan terlebih dahulu sudah sejauh mana kita )mahasis!a kedokteran* mengerti tentang berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia. Tahukah kita mengenai sistem
kesehatan nasional saat ini Tahukah kita mengapa pen"akit in(eksi tropis seperti TB, +alaria, dan DBD masih me!abah setiap tahunn"a padahal program eradikasi telah diterapkan pada pen"akit tersebut Tahukah berapa anggaran "ang disediakan oleh pemerintah di dalam 0B2 untuk masalah kesehatan +ungkin ma"oritas dari kita tidak mengetahui beberapa permasalahan kesehatan "ang tadi telah disebutkan dan menganggap ketidaktahuan itu adalah sesuatu "ang biasa. adahal masalah kesehatan adalah masalah "ang menjadi (okus pemikiran di dalam diri mahasis!a kedokteran. $udah seharusn"a pertan"aanpertan"aan tersebut berada pada tataran pengkajian di dalam organisasi mahasis!a dan berupa"a mencari solusi permasalahan dengan berbagai tindakan "ang n"ata.erlu disadari kembali bah!a sejatin"a mahasis!a tanpa ada hak untuk menolak telah dibebani tiga buah peran "akni sebagai agen perubahan )agent o( change*, penjaga nilai )guardian o( -alue*, dan cadangan masa depan )iron stock*. $udah saatn"a kini mahasis!a kedokteran akti( berdiskusi mengenai kepentingan rak"at "ang mungkin digerus oleh kebijakankebijakan "ang tidak menguntungkan. $udah saatn"a kita mengembalikan peran lembaga mahasis!a kedokteran "ang han"a sebagai event organizer menjadi basis pembentukan karakter mahasis!a ideal. $udah saatn"a pula kita menghilangkan stigma mas"arakat tentang citra buruk mahasis!a kedokteran "ang terlihat apatis, indi-idualis, pragmatis, dan oportunis. +ahasis!a kedokteran adalah pelaku sekaligus cadangan masa depan dalam inter-ensi men"eluruh terhadap permasalahan kesehatan (isikmentalsosial bangsa. +ahasis!a kedokteran harus sudah mulai membuka mata, hati, dan pikiran dalam diri agar lebih mengenal kompetensi inti dan membangun kapasitas dalam berkontribusi serta menja!ab kebutuhan mas"arakat. Tugas mahasis!a kedokteran tidak han"a berkutat dalam ruang lingkup akademis saja, namun ada beban serta tanggungja!ab moril "ang lebih besar dari itu. ermasalahan kesehatan bukan han"a menjadi tanggung ja!ab pemerintah, ini adalah hal "ang harus kita hadapi dan menjadi (okus utama kita semua secara bersama, terpadu dan terarah secara kolekti( "ang mengatasnamakan bangsa Indonesia.
Dengan kesadaran, semangat, serta kesungguhan dari dalam diri, diharapkan kelak kita akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa "ang sehat seutuhn"a, menjadi bangsa "ang sehat baik dari segi (isik, mental, maupun sosial. $emoga tulisan ini dapat menjadi bahan renungan untuk mengembalikan makna, (ungsi, dan peran identitas mahasis!a khususn"a mahasis!a kedokteran untuk mengambil peran dalam berkontribusi dalam me!ujudkan indonesia sehat. idup mahasis!a idup rak"at Indonesia
Urgensi Organisasi 02JUL +ahasis!a selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. 6oda sejarah demokrasi selalu men"ertakan mahasis!a sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. al tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat. emikiran kritis, demokratis, dan konstrukti( selalu lahir dari pola pikir para mahasis!a. $uarasuara mahasis!a kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial "ang terjadi di mas"arakat. $ikap idealisme mendorong mahasis!a untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri. Tidak dapat dipungkiri bila generasi muda khususn"a para mahasis!a, selalu dihadapkan pada permasalahan global. $etiap ada perubahan, mahasis!a selalu tampil sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral dan kekuatan pendobrak untuk melahirkan perubahan. 7leh karena itu kiran"a sudah cukup mendesak untuk segera dilakukan penataan seputar kehidupan mahasis!a tersebut. Dalam sejarahn"a mahasis!a merupakan kelompok dalam kelas menengah "ang kritis dan selalu mencoba memahami apa "ang terjadi di mas"arakat. Bahkan di 3aman kolonial, mahasis!a menjadi kelompok elite paling terdidik "ang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaann"a. ergolakan dan perjalanan mahasis!a Indonesia telah tercatat dalam rentetan sejarah "ang panjang dalam perjuangan bangsa Indonesia, seperti gerakan mahasis!a dan pelajar tahun 1988 dan tahun 199'. +asih dapat kita ingat ' tahun "ang lalu gerakan mahasis!a Indonesia "ang didukung oleh semua lapisan mas"arakat berhasil menjatuhkan suatu re3im tirani "aitu ditandain"a dengan berakhirn"a re3im $oeharto. egenda perjuangan mahasis!a di Indonesia sendiri juga telah memberikan bukti "ang cukup n"ata dalam rangka melakukan agenda perubahan tersebut. Tinta emas sejarahn"a dapat kita lihat dengan lahirn"a angkatan :&', :%', :45, :88, :;4, "ang masingmasing memiliki karakteristik tersendiri tetapi tetap pada konteks kepentingan !ong cilik. Terakhir lahirlah angkatan bungsu :9' tepatn"a pada bulan +ei 199' dengan gerakan 6<=76+0$I "ang telah berhasil menurunkan residen $oeharto dari kursi kekuasaan dan selanjutn"a menelurkan >isi 6e(ormasi "ang sampai hari ini masih dipertan"akan sampai dimana telah dipenuhi. Dengan demikian adalah sebuah keharusan ba gi mahasis!a untuk menjadi pelopor dalam melakukan (ungsi control terhadap jalann"a roda pemerintahan sekarang. Bukan malah sebalikn"a. 0genda
re(ormasi adalah tanggung ja!ab kita semua "ang masih merasa terpanggil sebagai kaum intelektual, kaum "ang kritis dan memiliki semangat "ang kuat. Dan tanggung ja!ab ini han"a bisa dilakukan oleh orangorang "ang mempun"ai rasa sosial "ang tinggi. Bukan orangorang kerdil "ang han"a memikirkan perut, golongann"a dan tidak bertanggung ja!ab. an"a lobanglobang kematianlah "ang mampu menjadikan mereka untuk berpikir bertanggung ja!ab. ?angan pikirkan mereka, mari pikirkan solusi untuk menghibur Ibu erti!i "ang selalu menangis dengan u lahulah anak bangsan"a sendiri. #ondisi tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasis!a memiliki agenda dan garis perjuangan "ang berbeda dengan mahasis!a lainn"a. $ekarang ini mahasis!a menghadapi pluralitas gerakan "ang sangat besar. +eski begitu, setidakn"a mahasis!a masih memiliki idealisme untuk memperjuangkan nasib rak"at di daerahn"a masingmasing. +ahasis!a sudah telanjur dikenal mas"arakat sebagai Agent Of Change, Agent Of Control, Agent Of Balancing, Agent Of Modernization, atau agenagen "ang lain. al ini memberikan konsekuensi logis kepada mahasis!a untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar "ang disandangn"a. +ahasis!a harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akarakarn"a. Dengan adan"a sikap kritis dalam diri mahasis!a diharapkan akan timbul sikap korekti( terhadap kondisi "ang sedang berjalan. emikiran prospekti( ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasis!a. $ebalikn"a, pemikiran konser-ati( prostatus @uo harus dihindari. +ahasis!a harus men"adari, ada ban"ak hal di negara ini "ang harus d iluruskan dan diperbaiki. #epedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan harus diinterpretasikan oleh mahasis!a ke dalam halhal "ang positi(. Tidak bisa dimungkiri, mahasis!a sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirin"a sendiri. $ehingga mahasis!a harus menghindari tindakan dan sikap "ang dapat merusak status "ang disandangn"a, termasuk sikap hedonismaterialis "ang ban"ak menghinggapi mahasis!a. #arena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. +ahasis!a dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu "ang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di mas"arakat kelak. eran dan (ungsi mahasis!a dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda "ang diperjuangkan. $emangat menga!al dan menga!asi jalann"a re(ormasi, harus tetap tertanam dalam ji!a setiap mahasis!a. $ikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasis!a, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai pen"ele!engan "ang terjadi terhadap perubahan "ang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasis!a tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerak"atan. eran organisasi kemahasis!aan cukup signi(ikan, baik untuk lingkup nasional, regional maupun internal dan eAternal kampus itu sendiri. #e d epan, peran strategis ini seharusn"a juga dimainkan oleh lembaga lembaga (ormal maupun organisasi kampus lainn"a seperti pers mahasis!a, atau kelompok studi pro(esi ataupun organisasi pengkaderan la"akn"a +II. $ecara garis besar, menurut $arlito ira!an, ada sedikitn"a tiga tipologi atau karakteristik mahasis!a "aitu tipe pemimpin, akti-is, dan mahasis!a biasa. Pertama, Tipologi Mahasiswa Pemimpin, adalah indi-idu mahasis!a "ang mengaku pernah
memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes mahasis!a di perguruan tinggin"a.
+ereka itu umumn"a memersepsikan mahasis!a sebagai kontrol sosial, moral (orce dan dirin"a leader tomorro!. +ereka cenderung untuk tidak lekas lulus, sebab perlu mencari pengalaman "ang cukup melalui kegiatan dan organisasi kemahasis!aan. Kedua, Tipologi Aktivis ialah mahasis!a "ang mengaku pernah akti( turut dalam gerakan atau aksi protes mahasis!a di kampusn"a beberapa kali )lebih dari satu kali*. +ereka merasa men"enangi kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan temantemann"a. +ahasis!a dari kelompok akti-is ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus, namun tidak ingin terlalu lama. +ereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorro! namun pengalaman hidup perlu dicari di luar studi (ormaln"a. $udah barang tentu jumlah mereka itu lebih ban"ak daripada kelompok pemimpin. Ketiga, Tipologi Mahasiswa Biasa adalah kelompok mahasis!a di luar kelompok pemimpin dan akti-is "ang jumlahn"a paling besar lebih dari 9&C. $esungguhn"a cenderung pada hurahura "aitu kegiatan "ang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersamasama. +ereka ingin segera lulus, bahkan tidak sedikit mahasis!a "ang tidak segansegan dengan cara menerabas )n"ontek, membuat skripsi 0spalE dan lainlain* agar segera lulus. 0pakah hal ini merupakan indikator kurangn"a dorongan prestati( di kalangan mahasis!a, masih perlu diteliti. =akta membuktikan, dinamika kehidupan bangsa dan mahasis!a pada umumn"a ban"ak dimotori oleh tipe pemimpin dan akti-is ini. +eskipun secara kuantitas kecil tetapi mereka mampu menjadi pendorong dan agen utama perubahan dan dinamika kehidupan kampus. $ebagian mereka karena telah terlatih menjadi pemimpin dan akti-is, maka tidak sulit setelah selesai pada akhirn"a mereka juga menjadi pemimpin dan akti-is setelah terjun di mas"arakat dan pemerintahan. Urgensi bagi daerah
Dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas, para mahasis!a tetap saja merupakan komunitas elite "ang patut diperhitungkan dari dulu dan sampai kini terlebih bagi suatu daerah. Di daerah, masih relati( sedikit anggota mas"arakatn"a "ang dapat men"ekolahkan sampai tingkat perguruan tinggi. 7leh karena itu, keberadaan mahasis!a bagi suatu daerah merupakan modal sosial "ang luar biasa, "ang dapat diman(aatkan dan diberda"akan bagi pembangunan suatu daerah. 2amun mahasis!a, dapat juga menjadi suatu ancamanE bagi pemerintahan suatu daerah karena dapat bersikap kritis dan mengambil peran sebagai kekuatan kontrol. Demikian juga para mahasis!a harus mulai berorientasi ke daerah bukan lagi ke pusat karena usat selain sudah o-erload juga menjadi simbol ketimpangan pembangunan di Indonesia, sehingga diperlukan desentralisasi dan orientasi baru dalam pembangunan daerah. 7rganisasi kemahasis!aan, Dinamika kehidupan mahasis!a tidak bisa dilepaskan dari !adah atau organisasi "ang menjadi instrumen bagaimana gagasan atau program berusaha di!ujudkan, baik organisasi intra maupun ekstra kampus. 7rganisasi kemahasis!aan intra maupun eAtra perguruan tinggi merupakan !ahana dan sarana pengembangan diri mahasis!a ke arah perluasan !a!asan dan peningkatan kecendikia!anan serta integritas kepribadian mahasis!a untuk me!ujudkan tujuan pendidikan tinggi. $ecara implicit, organisasi adalah miniature mas"arakat. #ehidupan dalam organisasi adalah gambaran tentang kehidupan kita di masa depan. +engingat mahasis!a merupakan bagian dari ci-itas academica dan sebagai generasi muda dalam tahap pengembangan de!asa muda, maka dalam penataan organisasin"a disusun berdasarkan prinsip
dari, oleh, dan untuk mahasis!a dan merupakan subsistem dari perguruan tinggi "ang bersangkutan. engalaman selama ini menunjukkan, perguruan tinggi "ang telah berhasil membentuk organisasi kemahasis!aan sesuai prinsipprinsip tersebut cenderung akan diterima oleh para mahasis!a dan memperoleh partisipasi secara optimal. Dengan demikian, dapat diharapkan bah!a kegiatan kemahasis!aan di perguruan tinggi maupun antarkampus dapat berjalan dengan lancar. erlu dicatat, de!asa ini kecenderungan organisasi kemahasis!aan "ang bernuansa keilmuan dan pro(esi "ang kegiatann"a antarkampus. Bahkan kadangkadang berdimensi internasional cukup meningkat. al ini, jelas memerlukan uluran tangan pimpinan perguruan tinggi, baik dalam aspek bimbingan keilmuan maupun dukungan bia"a "ang tidak ringan. #eterlibatan ikatan pro(esi senior mereka dan dunia usaha, diharapkan dapat menunjang kegiatan ini. F di sampaikan dalam acara TaGaru( ergerakan +ahasis!a Islam Indonesia )+II* #omisariat 0l#hairat amekasan, 0had, &/ 7ktober %&1&. Share this: •
T!itter %
•
=acebook%