ESTIMASI BIAYA
WBS WB S
Ery Ery Radya Radya Juar Juarti ti,, ST. ST.,, MT. MT.
Jurus Ju rus an Teknik Sipi l Politeknik Negeri Bandung
WBS(1) • Langkah pertama dalam menghitung RAB bangunan adalah “mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam proyek yang sedang dihitung” atau yang sering dikenal dengan sebutan WBS. • WBS (Work Breakdown Structure) merupakan suatu cara untuk membagi-bagi / memecahmecah pekerjaan secara hirarkis dan logis menjadi divisi-divisi dan subdivisi-subdivisi, sampai ke bagian terkecil yang disebut dengan paket pekerjaan.
WBS(2) • WBS merupakan diagram terstruktur dan hierarki berupa diagram pohon ( tree structure diagram). • Penyusunan WBS dilakukan dengan cara topdown, dengan tujuan agar setiap komponenkomponen kegiatan (hasil pemecahan pekerjaan) tetap berorientasi ke tujuan proyek. • Manfaat pemecahan pekerjaan ini al : – Memudahkan pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya proyek. – Menentukan siapa yang harus bertanggungjawab. – Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek.
WBS(3) • Agar WBS yang kita buat dianggap sudah cukup memadai, ada beberapa batasan yang harus dipenuhi al : – Pekerjaan cukup mudah dilaksanakan – Dapat ditentukan waktu penyelesaiannya – Bisa diukur kemajuannya – Dapat diidentifikasi sumber daya apa yang diperlukan dan – Biaya yang diperlukan bisa dihitung.
WBS(4) • Lebih detail lagi, ada beberapa faktor umum yang harus dipertimbangkan dalam menyusun WBS, yaitu berdasarkan klasifikasi sbb : – Pembagian berdasarkan area/lokasi yang berbeda. – Pembagian kategori yang berbeda untuk tenaga kerja, peralatan dan material. – Pembagian subdivisi pekerjaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan. – Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, subkontraktor dan pemasok.
WBS(5) • Klasifikasi tsb dapat membantu menentukan tingkatan WBS untuk – memudahkan monitoring terhadap bagianbagiannya serta – Menentukan penanggungjawab masing-masing elemen pada setiap tingkatan.
• Berikut contoh struktur WBS dengan kegiatan beserta identitas kode yang digunakan.
WBS(6) • WBS (Work Breakdown Structure) 1. Proyek Rumah 2 lantai (Level-1) 1.1. Pekerjaan Persiapan (L-2) 1.2. Pekerjaan Tanah (L-2) 1.3. Pekerjaan Struktur (L-2) 1.3.1. Struktur Bawah (L-3) 1.3.1.1. Pekerjaan Pondasi (L-4) 1.3.2. Struktur Atas (L-3) 1.3.2.1. Pekerjaan Beton (kolom, balok, pelat) (L-4)
WBS(7) • WBS (Work Breakdown Structure) 1.3.2.1. Pekerjaan Beton (kolom, balok, pelat) (L-4) 1.3.2.1.1. Pekerjaan Bekisting (L-5) 1.3.2.1.2. Pekerjaan Pembesian (L-5) 1.3.2.1.3. Pekerjaan Pengecoran Beton (L-5) 1.3.3. Struktur Atap (L-3) 1.3.3.1. Pekerjaan Rangka Atap (L-4) 1.4. Pekerjaan Arsitektur (L-2) 1.5. Pekerjaan M/E (L-2)
WBS(8) • WBS diatas menggunakan pengkodean, berdasarkan tingkatan (level) sd paket pekerjaan terakhir. • Berikut uraian mengenai dasar pertimbangan yang digunakan didalam menentukan level/ tingkatan WBS : − L-1 : Proyek Rumah 2 lantai − L-2 : Persiapan, Pekerjaan Tanah, Struktur, Arsitektur dan M/E. Dibagi berdasarkan spesifikasi pekerjaan.
WBS(9) − L-3 : Struktur Bawah, Struktur Atas dan Struktur Atap. Dibagi berdasarkan lokasi/tempat pekerjaan.
− L-4 : Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Beton dan Pekerjaan Rangka Atap. Dibagi berdasarkan pembagian pihak yang akan mengerjakan.
− L-5 : Pekerjaan Bekisting, Pekerjaan Pembesian dan Pekerjaan Pengecoran Beton. Dibagi berdasarkan pembagian kategori yang berbeda terkait tenaga kerja, material dan peralatan.
WBS(10) Contoh : Level-1 : Proyek Level-2 : Tugas
Rumah dua lantai
Pekerjaan Tanah
Persiapan
Level-3 : Sub-tugas Level-4 : Paket Pekerjaan
Struktur
Mekanikal & Elektrikal
Arsitektur
Struktur bawah
Struktur Atas
Struktur Atap
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton (Kolom, Balok, Pelat)
Pekerjaan Rangka Atap
Level-5 : Sub-Paket pekerjaan
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pengecoran Beton
Gbr. 3. WBS dari Pro yek Rumah Dua Lantai