Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran
dalam,, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan dalam mesin.. mesin
Komposisi gas buang Sisa hasil pembakaran berupa air air (H (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO 2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran s erta partikel lepas.
Dampak negatif Kerugian yang ditimbulkan dari emisi gas buang adalah:
Pemicu hipertensi Penyebab iritasi mata Penurunan kecerdasan otak Mengganggu perkembangan mental anak Tenggorokan gatal dan batuk-batuk Mengurangi fungsi reproduksi laki-laki
Strategi menurunkan emisi gas buang, yaitu sebagai berikut:
Pengetatan standar emisi gas buang melalui teknologi teknologi.. Kebijakan fiskal Pajak kendaraan Pajak kendaraan o Pajak bahan bahan bakar o Insentif fiskal untuk alat yang ramah lingkungan o Peningkatan kelancaran lalu lintas Pembatasan lalu lintas o Sistem lalu lintas pintar (intelligent (intelligent transport system) system) o Peningkatan kapasitas infrastruktur o Peningkatan kualitas bahan bakar Optimasi kualitas bahan bakar o Pengembangan bahan Pengembangan bahan bakar nabati o Pengembangan bahan bakar alternatif o Hidrogen Listrik
Pemasyarakatan akan kepedulian terhadap lingkungan khususnya pencemaran udara sudah menjadi keharusan bagi semua lapisan masyarakat, untuk itu kita
tidak harus menunggu hingga kondisi udara yang kita hirup setiap hari menjadi lebih buruk lagi, khususnya kota-kota besar di Indonesia yang kita cintai ini, tentunya kita sudah mengetahui bahwa Jakarta sudah menjadi kota tercemar nomer tiga setelah Meksiko dan Bangkok, tidak mustahil akan naik peringkat menjadi nomer satu bila kita tidak peduli dan tidak melakukan aksi dari peran kita masing-masing. Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari kendaraan lebih tinggi dari area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi sumber pencemar tidak bergerak, sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang memadai mengatasi hal tersebut.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari luar ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya. A.PROSES TERJADINYA EMISI GAS BUANG Alat transportasi kendaraan bermotor yang digunakan sehari-hari guna mendukung mobilitas masyarakat dalam segala bentuk aktifitas ternyata tidak sepenuhnya menjanji-kan harapan yang positif.
Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau boleh dikatakan sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap masyarakat lingkungannya. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi gas buang dari knalpot tiap kendaraan. Hal yang sama terjadi juga di bengkel-bengkel mobil, terminal, pool bus/truk dan pada kondisi macet total, kendaraan menjadi sumber pencemar tidak bergerak layaknya pabrik. Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi kotakota besar di Indonesia yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun
tidak harus menunggu hingga kondisi udara yang kita hirup setiap hari menjadi lebih buruk lagi, khususnya kota-kota besar di Indonesia yang kita cintai ini, tentunya kita sudah mengetahui bahwa Jakarta sudah menjadi kota tercemar nomer tiga setelah Meksiko dan Bangkok, tidak mustahil akan naik peringkat menjadi nomer satu bila kita tidak peduli dan tidak melakukan aksi dari peran kita masing-masing. Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari kendaraan lebih tinggi dari area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi sumber pencemar tidak bergerak, sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang memadai mengatasi hal tersebut.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari luar ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya. A.PROSES TERJADINYA EMISI GAS BUANG Alat transportasi kendaraan bermotor yang digunakan sehari-hari guna mendukung mobilitas masyarakat dalam segala bentuk aktifitas ternyata tidak sepenuhnya menjanji-kan harapan yang positif.
Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau boleh dikatakan sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap masyarakat lingkungannya. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah emisi gas buang dari knalpot tiap kendaraan. Hal yang sama terjadi juga di bengkel-bengkel mobil, terminal, pool bus/truk dan pada kondisi macet total, kendaraan menjadi sumber pencemar tidak bergerak layaknya pabrik. Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi kotakota besar di Indonesia yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun
tersebut telah menelan banyak korban meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di media cetak, hal tersebut belum cukup menyadarkan manusia bahwa lingkungannya tidak seramah dulu lagi dan Jakarta adalah urutan ketiga kota tercemar di dunia, bisa jadi akan menyusul menjadi peringkat dua. Penyuplai pencemaran udara tersebut terbesar (±70-80%) adalah kendaraan bermotor dari segala jenis dan model yang digunakan masyarakat. Sudah saatnya kita sama-sama peduli kondisi ini dan hal tersebut dapat diatasi bila kita mau peduli kondisi tersebut dan saya percaya di tengah kondisi ekonomi yang diawali krisis moneter tahun lalu hingga krisis di berbagai bidang saat ini yang melanda bangsa Indonesia. Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di dalam (Internal combustion engine), dengan penyempurnaan konstruksi dan teknologi yang diterapkan, tetap menghasilkan emisi gas buang, hal ini terjadi karena perubahan wujud bahan bakar dan udara pada saat terjadi proses pembakaran. B.JENIS
BAHAN
BAKAR
Bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor dan didapatkan dari Pom bensin (SPBU) dan eceran melalui truk tangki terbagi menjadi 3 kelompok 1.
Bensin
2.
Solar
3.
Gas
a.Bensin Bahan bakar bensin dibagi menjadi beberapa jenis dengan perbedaan nilai octan (RON=Research Octane Number) dan kandungan timah hitam. Bahan timah hitam (Pb) pada bensin berfungsi menaikkan nilai octan dengan senyawa organik TEL(Tetra ethyl lead) yang tentunya menghasilkan partikel debu timah hitam. 1.Bensin premium Bahan bakar ini yang banyak dikonsumsi kendaraan yang menggunakan mesin/motor bensin 4 langkah , 2 langkah dan rotari dengan nilai oktan min 88. Bahan bakar ini dijumpai di semua pom bensin (SPBU) di seluruh Indonesia 2.Bensin premix Bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4 langkah dan rotari yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar dengan nilai octan min.92, hal ini disebabkan tuntutan teknologi mekanisme engine dan sistem pendukung lainnya, sehingga engine dapat beroperasi dengan baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi engine tersebut. 3.Bensin super TT Bensin super tanpa timbal (TT) mempunyai nilai octan min.98 bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin yang menggunakan sistem engine management yang mengintegrasikan kerja sistem pendukung dan menggunakan katalisator katali sator yang menekan emisi gas buang sekecil mungkin.
4.Bensin
petro
2T/Bensin
BB2L
Bahan bakar bensin jenis ini pada umumnya digunakan pada kendaraan dengan mesin/ motor 2 langkah. Nilai octan min.74 sehingga bahan bakar ini cocok untuk mesin/engine dengan tekanan kompresi rendah. Catatan
:
Katalisator menuntut penggunaan bahan bakar yang bebas timbal agar kinerja alat tersebut tidak terganggu mengkatalisasi emisi gas buang tersebut. Pengganti timah hitam untuk menaikkan nilai octan digunakan bahan lain yang bukan logam seperti MTBE (Methyl tertiary buthyl ether) juga sebagai bahan Additive anti knocking. b.Solar Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor diesel baik 2 langkah dan 4 langkah membutuhkan nilai cetana yang tinggi, nilai cetana yang dipersyaratkan untuk motor-motor diesel min.45. Untuk motor dies el dengan high performance atau dengan diesel engine management menuntut nilai cetane mencapai 50. c.Gas Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota besar yang dapat dikonsumsi motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba) terdiri dari : d.CNG Bahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) yang dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan engine/mesin bensin 4 langkah dan diesel yang sedang diuji coba, gas ini disuplai ke tangki-tangki gas pada kendaraan dengan menggunakan tekanan yang tinggi . Pada umumnya kendaraan yang menggunakan gas juga memiliki sistem bahan bakar lainnya (Dual sistem). e.LPG Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya mempunyai bahan dasar butane dan propane dan dikonsumsi kendaraan dengan mesin/engine bensin dengan instalasi sistem bahan bakar gas di samping sistem bahan bakar bensin, nilai octan bisa mencapai 100, saat ini masih digunakan terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di negara lain seperti Australia sudah memasyarakat penggunaannya C.PEMBAKARAN
DALAM
MESIN
1.PROSES PEMBAKARAN Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara bahan bakar bensin dengan persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21 % dengan perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang sempurna
menghasilkan
CO2
2.REAKSI Reaksi
2C8H18 Reaksi
(Carbon
dioksid)
kimia +
kimia
tidak
sempurna
air).
+ ruang
18H2O bakar
engine
CO + CO2 + HC + Nox + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya
3.ASPEK PENDUKUNG 1.Ratio perbandingan antara volume
bahan
3.Pengatomisasian 4.Homogenisasi
di
(Uap
PEMBAKARAN sempurna,
16CO2
pembakaran
2.Kwalitas
H2O
pembakaran
25O2
C8H18 + 02 + N2
dan
PROSES bahan bakar
bakar
dan
bahan campuran
PEMBAKARAN dan debit udara
Kwalitas
bakar bahan
udara (Carburation)
bakar
dan
udara
5.Hambatan proses pembakaran (Tidak tepatnya waktu penyulutan (ignited) 6.Mekanisme 7.Teknologi
engine/mesin sistem
bahan
bakar
dan
pengapian
8.Waktu (Timing) injeksi 4.PROSES PEMBAKARAN MOTOR BENSIN Proses pembakaran pada motor bensin terjadi setelah bahan bakar dan udara yang bercampur oleh sistem aliran udara akibat langkah hisap (pengisian) pada sistem bahan bakar menggunakan karburator, sedangkan pada sistem injeksi bensin menyuplai dengan informasi yang diterima sebelumnya dari beberapa sensor sehingga jumlah bahan bakar yang diperlukan lebih proporsional Bahan bakar dan udara yang tercampur secara homogen akibat turbulensi dan gesekan udara pada ruang silinder saat langkah kompresi dan berubah ujud menjadi gas yang siap untuk dibakar.
Pembakaran terjadi karena penyulutan (spark) oleh busi dari kerja sistem pengapian dan diatur sedemikian rupa waktu penyalaannya.dan pembakaran ini menghasilkan explorasi yang besar menekan piston ke bawah . Gaya tersebut akan tersimpan pada roda gaya untuk melakukan langkah berikutnya dan tenaga yang dihasilkan untuk memikul beban kendaraan 5.PROSES PEMBAKARAN MOTOR DIESEL Proses pembakaran motor diesel terjadi setelah udara yang terhisap ke dalam silinder pada saat langkah hisap (pengisian ) menjadi panas akibat langkah
kompresi. Beberapa derajat engkol piston akan mencapai titik mati atas, injektor oleh sistem bahan bakar diesel menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (combustion chamber ) atau ruang muka, dengan cepat bahan bakar solar yang diinjeksi dengan pengatomisasian yang tinggi menyerap panas dan terbakar dengan sendirinya. Pembakaran ini menimbulkan explorasi yang besar dan menghasilkan tenaga yang digunakan untuk melanjutkan langkah berikutnya dari siklus kerja engine dan tenaga untuk menggerakkan serta memikul beban/muatan kendaraan Perbandingan campuran pada bahan bakar dan udara pada motor diesel cenderung lebih kurus dengan lambda 1,1 s/d 1,2. Hal ini menyebabkan kecenderungan menghasilkan Nox lebih tinggi, disamping saat injeksi yang harus tepat. Perubahan saat injeksi 1 derajat engkol akan mempengaruhi Nox 5% dan HC 15% D.GAS BUANG (EXHAUST GAS) Gas buang motor bensin dan diesel terdapat banyak persamaan, dan jika dibandingkan terdapat yang dominan karena perbedaan bahan bakar dan proses pembakarannya.
Jenis motor bensin lebih dominan terhadap CO, HC, dan Pb sedangkan motor diesel lebih dominan terhadap SO2 dan unsur C yang menimbulkan kepekatan asap knalpot. Wujud gas pencemar dari knalpot kendaraan bermotor, hanya sebagian kecil yang dapat diinterpretasikan dengan kemampuan indra manusia selebihnya harus mengggunakan peralatan pengukur sehingga diketahui jenis dan jumlahnya. E.EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding dengan mesin diesel, emisi gas buang mesin bensin pada umumnya tidak terlihat oleh mata namun sangat membahaya-kan untuk kelangsungan hidup manusia
CO (Corbon monoksida) tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C tidak mendapat ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke ruang silinder kurang atau suplai bahan bakar berlebihan HC (Hidro carbon) Warna kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam , gas i ni terjadi apabila proses pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan bakar berlebihan Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki berat jenis lebih berat dari udara , partikel ini terjadi pada semua bahan bakar yang menggunakan timbal seperti bensin dan premix CO2 (Carbon dioksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar dan udara dalam hal ini oksigen
Nox (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox Partikel asap (Smoke) berwarna hitam keabu-abuan dari hasil pembakaran engine/mesin diesel, hal ini terjadi karena kurangnya suplai udara yang akan bersenyawa dengan bahan bakar, tekanan pembukaan injector rendah, saat penginjeksian tidak tepat dan beban yang berlebihan Bila kandungannya pada suatu ruangan men-capai 3000 ppm (Part per million) dapat membunuh manusia dalam waktu ±30 menit, karena sifat carbon monoksida mudah beradap-tasi dengan darah dan kandungan CO pada darah aka n menolak oksigen yang dibutuhkan oleh darah sehingga tubuh kekurangan oksigen dan tamatlah riwayatnya. Gas ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan dan pada akhirnya menjadi penyakit yang serius Partikel ini sangat berbahaya bagi kelangsung-an hidup generasi penerus karena partikel melayang pada ketinggian kurang dari 1 meter dari permukaan tanah dan konsumennya adalah anak-anak, partikel ini akan merusak jaringan otak anak dan menurunkan tingkat kecerdasan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga cepat sekali bergerak ke atas dan mengakibatkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara dan mengambil tempat di awan dan menimbulkan hujan asam yang mempengaruhi tumbuh-tumbuhan Partikel asap ini dapat menimbulkan iritasi mata, saluran pernafasan, tenggorokan dan gejala kanker F.PENYEBAB
CARBON
MONOKSIDA
a.E ngine (volume) bahan
4.Katup
Choke udara
bensin bakar tidak (spuyer)
terlalu
terlalu
tinggi
pada
(Spuyer) kembali pada
TINGGI
karburator
campuran
3.Jet
5.Jet
TERLALU
menggunakan
1.Penyetelan 2.Tinggi
(CO)
pada
tinggi ruang
plampung
terlalu
besar
posisi
karburator
semula tersumbat
6.Filter udara tersumbat (kotor)
b.E ngine
dengan
sistem
injeksi
bensin
1.Penyetelan campuran terlalu gemuk atau regulasi pembukaan injektor terlalu lama
2.Tekanan
bahan
3.Terdapat 4.Sensor
bakar
pada
kebocoran/tetesan temperatur
tidak
sistem pada
bekerja
5.Filter
terlalu saat
besar
(Regulator
injektor
posisi
(Informasi
ke
ECU
6.Throtle
sensor
7.Tahanan
rusak
(Tidak
kabel
8.Penyetelan
dingin)
tersumbat mengirim
tegangan saat
tertutup
engine
udara
rusak)
sinyal
tinggi
dengan tidak
pengapian
tidak
baik) merata tepat
9.Pemakaian busi tidak sesuai dengan kondisi engine atau kondisi busi yang sudah jelek
c.Dampak
CO
yang
1.Menurunkan
terlalu
kemampuan
2.Melemahkan
tinggi berfikir
refleksi
tubuh
3.Radang
tenggorokan
4.Menurunkan
aktifitas
5.Jika menghirup udara dengan kadar CO ± 0,3 %, dapat mengakibatkan kematian G.PENYEBAB
HIDRO
a.E ngine
TERLALU
menggunakan
1.Bensin
terlalu
2.Main 3.Jet
CARBON
jet udara
untuk
diruang
Idle main
4.Filter 5.Terdapat
karburator
tinggi dan
pelampung
jet dan
terlalu idle
jet
udara silinder
yang
6.Penyetelan
tidak
saat
besar tersumbat tersumbat
bekerja
(tidak
katup-katup
7.Penyetelan
TINGGI
terjadi
terlalu
pengapian
tidak
pembakaran) rapat tepat
8.Tekanan kompresi rendah atau tidak merata pada masing-masing silinder 9.Choke
tidak
kembali
pada
posisi
semula
10.Ventilasi
karter
rusak
atau
terganggu
11.Pompa akselerasi bocor
b.E ngine
dengan
sistem
1.Injektor
kotor
pada
2.Filter
bibir
tersumbat
flow
meter
4.Sensor
rusak
temperatur
5.Throtle
sensor
6.Penyetelan silinder
8.Sistem
tidak
bekerja
tidak
(tidak
terjadi
dingin
katup
10.Throtle
berfungsi
pengapiaan
start
9.Penyetelan
rusak
tidak
saat
injection penyemprot
udara
3.Air
7.Terdapat
electronic
terlalu sensor
(rusak) tepat pembakaran) rusak rapat rusak
11.ECU tidak berfungsi dengan baik sehingga pembukaan inkjektor tidak dapat diregulasi dengan baik
c.D ampak
HC
1.Terjadi
terhadap iritasi
kesehatan
ki ta mata
2.Batuk-batuk 3.Ngantuk 4.Bercak-bercak 5.Perubahan
dikulit kode
genetik
6.Dan dampak lainnya H.KEPEKATAN ASAP MOTOR DIESEL TERLALU TINGGI Kepekatan dinyatakan terlalu tinggi bila melampaui ambang batas yang ditentukan oleh pemerintah sebesar 50 % atau nilai koeficient (K faktor) ± 1.9, kepekatan tersebut disebabkan,
1.Filter
udara
tersumbat
2.Tekanan
pembukaan
3.Terdapat
kebocoran
4.Terdapat
kotoran
injektor pada
Injektor
pada
lubang
5.Tekanan
terlalu
rendah
(Injektor
Menetes)
penyemprot
Injektor
kompresi
6.Saat
rendah
penyemprotan/injeksi
7.Tekanan
pembukaan
injektor
tidak
sama
terlambat satu
dengan
lainnya
8.Volume penyemprotan tidak merata antara injektor satu dengan lainnya (kalibrasi pompa tidak tepat) 9.Terdapat
kotoran
pada
katup
dan
dudukannya
10. Dan penyebab lainnya
EMISI GAS BUANG DAN PERMASALAHANNYA By : Sasongko. Widyaiswara Madya Dept Otomotif Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar udara di banyak kota besar dunia, gas-gas beracun dari jutaan knalpot setiap harinya menimbulkan masalah serius di banyak negara tak terkecuali Indonesia, kendaraan berbahan bakar bensin menjadi salah satu sumber pencemar udara terbesar melebihi industri dan rumah tangga. Erwin (2006) menyebutkan bahwa polusi udara dari kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik, industri dan rumah
tangga
menyumbang
70
%
dengan
komposisi
kuantitas
karbonmonoksid(CO) 99 %, hidrokarbon(HC) sebanyak 89 %, dan oksida nitrogen(Nox) sebanyak 73 % serta partikulat lainnya yang meliputi timah hitam,sulfur oksida dan partikel debu. Sugiarto (2006) menyatakan bahwa dari data WHO sekitar 3 juta orang meninggal karena polusi udara setiap tahun atau sekitar 5 % dari 55 juta orang meninggal setiap tahun di dunia.
1,5 juta orang yang meninggal sebelum
waktunya terjadi di kota-kota Asia, kehidupan yang produktif diperpendek oleh masalah kesehatan yang disebabkan menghirup udara yang kotor.
Komite penghapusan bensin bertimbal menyebutkan bahwa pada tahun 2002 Jakarta merupakan kota nomor 3 terpolusi di dunia setelah Mexico dan Bangkok. Sugiarto (2006), Ubaydillah (2009) menyatakan bahwa kota Mexico dan Bangkok sudah tidak masuk dalam katagori 5 besar kota terpolusi di dunia, 5 kota terpolusi dari 15 kota terpolusi di dunia terdapat di Asia urutan kota-kota tersebut adalah no.1. Katmandu, Nepal, no.2. New Dehli, India, no.3. Jakarta, Indonesia no.4. Chongqing China, no.5. Calcutta, India, sepertiga dari pencemaran karbondioksida(CO) di dunia dikeluarkan dari daerah ini. Sudrajad
(2005)
menyatakan
data
Indeks
Standar
Pencemaran
Udara
(ISPU) hasil pemantauan kualitas udara di 10 kota di Indonesia, melalui 33 stasiun dan 9 stasiun bergerak(mobil pemantau udara) terdapat beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat yakni Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat dengan berbagai merk dan tipe akan meningkatkan konsumsi pemakaian bahan bakar minyak dan menimbulkan efek pencemaran udara, kenaikan konsumsi BBM sangat wajar jika melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan jumlah penjualan kendaraan bermotor meningkat cukup signifikan sejak empat tahun terakhir. Jumlah kendaraan di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Republik
Indonesia
mulai
tahun
2009
sampai
dengan
2012
menunjukkan adanya kenaikan jumlah kendaraan yang luar biasa. Tabel data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia No 1 2 3 4
Jenis Mobil Bus Truk Sepeda motor Jumlah total
2009 7.910.407 2.160.973 4.452.343 52.767.093 67.290.816
Data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
20010 8.891.041 2.250.109 4.687.789 61.078.188 76.907.127
2011 9.548.866 2.254.109 4.958.738 68.839.341 85.601.054
2012 10.432.25 2.273.82 5.286.06 76.381.18 94.373.32
Melihat permasalahan tersebut maka sudah menjadi suatu keharusan bagi pemerintah dan industri kendaraan bermotor serta masyarakat di Indonesia untuk menyadari sedini mungkin efek bahaya yang ditimbulkan oleh polutan emisi gas buang dan secara bersama-sama mengupayakan suatu tindakan bagaimana agar udara yang terhirup bisa berkurang dari pencemaran yang diakibatkan oleh polutan emisi gas buang serta ramah lingkungan. Proses pembakaran motor bensin yang terdiri atas unsur bensin (Heptane C7H16 dan Iso Oktana C8H18 ) dengan udara ( O2, N2, dan unsur yang lain) akan menghasilkan emisi gas buang yang meliputi Hidrokarbon (HC), Carbon Monoxid (CO), Carbon Dioxid (CO2), Nitrogen Oxid (NOx) Tetra Ethyl Lead/Timah Hitam (Pb),dan Sulfur/belerang (SO2) serta bahan partikulat yang lainnya. (Spuller, 1987. Petter, 1989. Robert, 1993.)
Adapun karakteristik dari emisi gas buang adalah : A. HC atau Hidrokarbon Hidrokarbon(HC) merupakan unsur senyawa bahan bakar bensin, HC yang ada pada gas buang adalah dari senyawa bahan bakar yang tidak terbakar habis dalam proses pembakaran motor, HC diukur dalam satuan ppm (part permillion) (Robert, 1993. Weller, 1989. Spuller, 1987.). Hidrokarbon total yang
ada di atmosfir menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas, kebanyakan hidrokarbon yang dilepas adalah metan. Hidrokarbon merupakan gas toxid bagi manusia, hidrokarbon yang bersifat karsinogenik dapat berbahaya karena hidrokarbon didalam udara mengalami reaksi foto kimia sehingga dapat berubah menjadi gas yang lebih berbahaya dari pada asalnya (menjadi peroxiasetil nitrat, keton, dan aldihida) sehingga hidro karbon pada konsentrasi yang sedang sampai tinggi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan
terutama
pada
selaput
lendir,
mata,
hidung
dan
tenggorokan dan jika terakumulasi dalam waktu yang agak lama hidrokarbon juga berpotensial menyebabkan penyakit kanker. (Spuller, 1987. Petter, 1989. Robert, 1993. Soemirat, 2004 ) Hidrokarbon yang tinggi dapat disebabkan gangguan pada sistem pengapian, misalnya kabel busi yang jelek, koil yang jelek, busi yang jelek, saat pengapian terlalu maju serta tekanan kompresi yang rendah, sehingga dengan adanya gangguan tersebut diatas akan mengakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan menghasilkan emisi HC yang besar. B. CO atau Karbonmonoksid Karbonmonoksid(CO) merupakan senyawa gas beracun yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dalam proses kerja motor, gas CO merupakan gas yang relatif tidak stabil dan cenderung bereaksi dengan unsur lain, CO dapat diubah dengan mudah menjadi karbon dioksida(CO2) dengan bantuan sedikit oksigen dan panas, CO diukur dalam satuan % pervolume atau dalam ppm tetapi dalam industri otomotif sesuai dengan alat ukur yang digunakan sering diukur dalam satuan % per volume (Spuller, 1987. Weller, 1989. Robert, 1993, Anonymoys,1994) Karbonmonoksid(CO) akan menyebabkan berkurangnya kemampuan darah dalam menyerap oksigen yang dibutuhkan organ tubuh yang sangat vital yakni otak, paru dan jantung serta jaringan tubuh, akibat dari adanya kandungan CO dalam aliran darah (karena kestabilan karboksimoglobin kira-kira 140 kali kestabilan oksimoglobin sehingga darah akan lebih mudah mengikat CO daripada O2 yang secara otomotis fungsi darah sebagai pengangkut oksigen untuk bagian vital tubuh menjadi terganggu). CO pada kadar konsentrasi yang
rendah sampai sedang akan dapat menimbulkan efek penyakit Cardiovascular effect (adanya ancaman kesehatan akibat menghirup CO dalam konsentrasi rendah) serta ancaman yang serius bagi penderita penyakit jantung seperti angina, clogged arteries, sedangkan efek menghirup CO pada konsentrasi sedang
sampai
penglihatan,
tinggi
kemampuan
menyelesaikan
rangkaian
dapat
menyebabkan
konsentrasi tugas,
dalam
dalam
langsung bekerja,
konsentrasi
gangguan kesulitan
yang
tinggi
pada dalam dapat
menyebabkan kematian (Spuller, 1987, Petter, 1989, Robert, 1993, Wardana ,2001, Soemirat, 2004 ). Kadar CO yang besar diakibatkan oleh perbandingan campuran antara bahan bakar bensin dan udara tidak sesuai, dimana kandungan bensin terlalu banyak, tetapi disini walaupun kandungan bahan bakar bensin terlalu banyak tetapi masih dapat terbakar sehingga menghasilkan emisi CO yang besar, CO besar dapat disebabkan oleh kesalahan dalam penyetelan karburator sehingga homogenitas campuran menjadi jelek, filter udara yang kotor juga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kedalam silinder. C. NOx atau Nitrogen Oksid Adalah unsur dari Nitrgen Oksida (NO) dan Nitrogen Oksida (NO2) tetapi dalam dunia otomotif sering dinyatakan dalam NOx saja, NOx juga merupakan senyawa gas beracun yang ditimbulkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna serta juga diakibatkan oleh suhu pembakaran diruang bakar yang cukup tinggi (Spuller, 1987. Weller,1989. Robert, 1993) NOx adalah gas toksid bagi manusia, efek yang terjadi tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang, pada konsentrasi berkisar 50 – 100 ppm dan terpapar dalam waktu beberapa saja orang dapat terkena peradangan paru-paru, pada fase ini orang masih sembuh kembali dalam waktu 6 hingga 8 minggu, pada konsentrasi 150 – 200 ppm dapat menyebabkan pemampatan broncholi dan disebut bronchilitis fibrosis obliterns, orang dapat meninggal dunia dalm waktu 3 – 5 minggu setelah
pemaparan,
konsentrasi 500 ppm dapat mematikan dalam waktu 2 – 10 hari.(Wakdbott, GeorgeL. 1973 dalam Soemirat, 2004)
D. Pb atau Timah Hitam Timah hitam(Pb) merupakan senyawa beracun yang terkandung dalam bahan bakar bensin dengan tujuan untuk menaikkan angka oktan bensin sehingga pada waktu pembakaran dalam proses kerja motor tidak mudah terjadi detonasi atau knocking (Spuller, et, al. 1987). Timah hitam adalah neurotoksin racun penyerang syaraf bersifat akumulatif yang dapat merusak pertumbuhan otak pada anak-anak. Pada saat ini kandungan Pb/timbal dalam premium masih ada walaupun dalam kandungan yang sangat kecil ( 0,013 gr/l) untuk premium tanpa timbal dan 0,3 gr/l untuk premium dengan timbal, data dari Pertamina (Anonymoys,2014) Studi mengungkapkan bahwa dampak timah hitam sangat berbahaya pada anak-anak karena berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan (IQ), selain itu timah hitam (Pb) sebagai salah satu komponen polutan udara mempunyai efek toksit yang luas pada manusia dan hewan dengan mengganggu fungsi ginjal, saluran pencemaan, sistem saraf pada remaja, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa dan meningkatkan spermatozoa abnormal serta aborsi spontan. (Anonymous, 2001) Timah hitam (Pb) adalah metal
kehitaman
yang
bersifat
racun
sistemik,
keracuanan Pb akan menimbulkan gejala-gejala rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, anorexia, muntah-muntah, kolik, encephlitis, wrist drop, irritable, perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan, basophilic stippling dari sel darah merah merupakan gejala patognomonis bagi keracunan Pb, gejala lain adalah berupa anemia dan albuminuria. Pb organik cenderung menyebabkan encepahlopathy, pada keracunan akut terjadi gejala mengines dan cerebral diikuti dengan stupor, koma dan kematian.(McKinney, Jammes. D. 1980 dalam Soemirat. 2004) E. CO2 atau Karbon Dioksida Karbon dioksida(CO2) merupakan senyawa yang tidak beracun dari hasil pembakaran motor pada kondisi pembakaran yang baik akan dihasilkan CO2 yang tinggi (min 12% volume), peningkatan CO2 di atmosfer akan membawa dampak terhadap pemanasan global melalui efek rumah kaca, Menurut penelitian Intergovernmental Panel on Climate Change, emisi CO2 antropogenik
/ hasil kegiatan manusia total adalah 7,1 Giga ton karbon per tahum (Weller, 1989. Sumarwoto, 1992. Robert, 1993;). Sumbangan Indonesia pada emisi CO2 sedunia adalah sekitar 1,3%, dan sumbangan ini terus meningkat karena meningkatnya konsumsi energi menyusutnya luas lahan hutan dan kebakaran hutan, kadar CO2 dalam atmosfer pelan-pelan naik dari 280 ppm dalam periode praindustri yaitu sebelum tahun 1750 menjadi 358 ppm pada tahun 1994 (Soemarwoto, 2001 ), tingkat emisi gas rumah kaca cenderung meningkat dari waktu ke waktu akibat meningkatnya aktivitas manusia setelah era industri. Apabila laju peningkatan emisi gas rumah kaca ini tidak diturunkan maka dikhawatirkan dalam waktu seratus tahun mendatang, konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dua kali lipat dari konsentrasi saat ini serta dapat meningkatkan suhu udara global sampai 6,5 °C, peningkatan suhu global sebesar ini akan menyebabkan terganggunya kondisi iklim global dan aktivitas biologis di muka bumi (Boer, 2002 dalam Soemarno, 2006). F. SO2 atau Sulfur Pembakaran bahan bakar, gas dan batubara mengandung sulfur tinggi, dan diperkirakan memberi kontribusi sebanyak sepertiga dari seluruh gas SO2 atmosfir pertahun, akan tetapi karena hampir seluruhnya berasal dari buangan industri dan kendaraan bermotor maka hal ini dianggap cukup gawat, apabila pembakaran bahan bakar fosil ini bertambah di kemudian hari, maka dalam waktu singkat sumber-sumber buatan ini akan dapat memproduksi lebih banyak SO2 dari pada sumber alamiah, didalam udara sulfur dioksida mengalami reaksi fotokimia dan berubah menjadi berbagai macam senyawa sebelum jatuh ke permukaan bumi, gas SO2 misalnya dapat teroksidasi menjadi –SO3 yang mempunyai sifat iritian yang lebih kuat daripada SO2. Selain itu –SO3 ini bekerja sinergistik dengan SO2 yang selanjutnya baik SO2 mapun –SO3 dapat bereaksi dengan air dan menjadi asam sulfat yang merupakan iritan yang kuat, jumlah SO2 dalam udara sangat bervariasi dengan musim maupun dengan keadaan cuaca sehingga didapat varisasi yang tidak menentu (Soemirat, 2004). Wakdbott dan George L (1973) dalam Soemirat (2004) menyatakan bahwa SO2 dikenal sebagai gas yang tidak berwarna bersifat iritan yang kuat bagi kulit
dan lendir, pada konsentrasi 6 – 12 ppm SO2 mudah diserap oleh selapu lendir saluran pernapasan. Selain berpengaruh terhadap kesehatan manusia sulfur dioksida(SO2) juga berpengaruh terhadap tanaman, hewan dan gedung-gedung yang mempunyai arti sejarah, patung-patung bernilai seni dapat rusak karena SO2 mudah menjadi H2SO4 yang bersifat korosif, demikian juga yang terjadi pada knalpot kendaraan seringkali terjadi korosi(keropos) yang tidak disadari oleh para pemilik kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2001.http//:www.geogle.com/portofolio bahan bakar cair/universitas Indonesia. Desember, 24, 2006. Anonymous. 2004. Komite Penghapusan Bensin Bertimbal. April, 30, 2004 Anonymous. 2006. http//: www.bps.go.id Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Jumlah Kendaraan Bermotor 2009 – 2012 . Jakarta. Januari , 5, 2012 Anonymous.
2014.
http://triwisibolang.blogspot.com/2012/12/apakah-
bensin-premium-bebas-timbal.htm. januari. 29. 2014 Heisler Heinz. 1994. Advanced Engine Technology , The College of Notrh West London, Willesden Centre, London UK. p 688-710. Juhara Erwin. 2006 Demi Anak-anak Kita Kurangi pemakaian Kendaraan Bermotor, Pikiran Rakyat Bandung Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.045 th 1997. tentang Indeks Standar Pencemaran Udara Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.23 /10/ th 1997. Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah No. 41 th 1999. Udara
tentang
tentang Pengendalian Pencemaran
Petter A Weller. 1989. Fachkunde Fahrzeugtechnik, Holland+Johenshands Germany. p 107 – 173 Robert, 1993. Automotive Band Book , VDI Verlag Germany. p 108 -184 Roekmijati, 2002. Senyawa Aditif Pengganti TEL, Kilang edisi, IMGP. Soemarno, 2006. Materi Kuliah PAT “ Hutan – Ozon – Pemanasan Global, Boer, 2002 ”
Sumarwoto Otto. 1994. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global , PT Gramedia Pustaka Utama. p 217 - 218 Spuller, 1987. Bahan Bakar Step IV , VEDC Malang. 61 15 45 90. p 1-4 Soemirat Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan.Gadjahmada University Press Ubaydilah, 2009. Fenomena Hutan Beton dan Polusi, http://antasari.net.com September, 9,2009 Wardana.Wisnu Arya.2001, Dampak Pencemaran Lingkungan.PT Andi Yogya p 23-26
Jakarta – Selama ini kita sering dengar kasak-kusuk orang ngomongin soal EURO atau standar emisi kaitannya dengan lingkungan sehat dan udaran bersih.
Tingginya tingkat pencemaran udara akibat industri, khususnya industri kendaraan bermotor, memaksa banyak negara menerapkan standarisasi emisi gas buang, bernama EURO. Tapi pasti banyak yang belum tau apa itu EURO dan darimana istilah itu berasal . Kata “EURO” dipakai
karena memang negara-negara Eropa-lah yang pertama kali merintis standarisasi ini. Amerika dan Jepang juga punya standar buangan gas karbon, tetapi apa yang dirumuskan di Eropa jauh lebih baik. Diperkenalkan di Eropa pada tahun 1992, standar EURO punya misi utama mengurangi emisi gas buang pada kendaraan. Sebab bila dibiarkan terus-menerus, diyakini kondisi lingkungan hidup di masa depan akan rusak parah. Tingkat standar EURO terbaru yang sedang dikembangkan sudah mencapai level EURO6, bagaimana Indonesia? Standar Emisi EURO2, Masih Layak di Indonesia?
Tabel Euro Standard Pada Kendaraan
Meski negara lain sudah menuju pada standarisasi EURO4 dan Euro5, bahkan di Eropa sedang dikembangkan regulasi masuk pada standar EURO6, tapi di Indonesia masih EURO 2. Kita sudah jauh tertinggal dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Australia, yang kini sudah menerapkan EURO 4.
Tantangannya adalah bagaimana pihak PT Pertamina (Persero) dan pemerintah menyediakan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sesuai dengan teknologi mesin terkini. Karena bila dilihat dari sisi industri otomotifnya sendiri, rata-rata merek yang ada di Indonesia sudah cukup mampu menciptakan kendaraan dengan teknologi mesin ramah lingkungan. Kembali lagi, siapkah PT Pertamina (Persero) dan pemerintah menerima tantangan ini? Atau sebaliknya, industri otomotif yang diharapkan untuk lebih dulu menjual kendaraan dengan teknologi mesin tercanggih dan paling ramah lingkungan?
Pemerintah Indonesia, seperti diberitakan media-media nasional, termasuk Kompas.com (3/4/2017), memutuskan untuk segera memberlakukan standar emisi Euro 4 dan industri kendaraan di Indonesia menyatakan siap memenuhi aturan tersebut. Aturan baru tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Kendaraan kategori M adalah kendaraan roda 4 untuk mengangkut penumpang. Kategori N adalah kendaraan bermotor beroda empat atau lebih pengangkut barang, sedangkan kategori O adalah kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel. Standar Euro 4 untuk kendaraan roda dua belum akan diberlakukan dalam waktu dekat. "Motor itu kan sampai saat ini Euro 3. Bertahap lah, nanti kami urus satu-satu," kata Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian LHK, Dasrul Chaniago kepada Viva.co.id , (4/4). Beberapa produsen kendaraan roda empat di Indonesia menyatakan siap untuk mematuhi peraturan tersebut. GM Strategi Pemasaran PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Budi Nur Mukmin, mengatakan pihaknya tentu akan taat pada peraturan pemerintah. Dia juga menegaskan NMI akan menyediakan dan menjual produk yang sesuai dengan peraturan tersebut. "Pada dasarnya Nissan punya engine (mesin) yang sudah siap untuk Euro 4, karena Euro 4 sudah jalan di negara-negara lain," kata Budi dalam perbincangan dengan Beritagar.id pada Rabu (5/4).
Tanggapan yang sama dilontarkan oleh BMW Group Indonesia. Melalui Head of Corporate Communication, Jodie O'tania, BMW Indonesia menyatakan secara prinsip mereka mendukung peraturan pemerintah tersebut. Menurut dia, selain berdampak pada kebersihan lingkungan dan kesehatan, peningkatan standar emisi itu juga akan memicu para produsen untuk memproduksi mesin kendaraan yang lebih mumpuni dan ramah lingkungan. "Kendaraan yang ada di Indonesia dari sisi spesifikasi bisa ditambahkan karena memang beberapa negera sudah mengadopsi Euro 4 dan bisa beragam," kata Jodie kepada Kumparan (5/4). "Kendaraan BMW terbaru kami sudah Euro 6, (meskipun) ada perbedaan tapi sudah dikondisikan (sesuai standar emisi) untuk kondisi pasar Indonesia," tambahnya. Walau standar emisi Euro 4 untuk roda dua belum ditetapkan, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), melalui GM Aftersales & Public Relation, Muhammad Abidin, kepada Beritagar.id (5/4) mengatakan sudah menyusun rencana jika peraturan tersebut diberlakukan untuk sepeda motor. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya memperkirakan standar Euro 4 ini baru akan diterapkan pada 2019. Akan tetapi mereka mendukung percepatan rencana tersebut. Mereka berharap agar pemerintah segera menyelesaikan masalah logistik berkaitan dengan pemerataan penyebaran BBM yang memenuhi standar tersebut ke seluruh Indonesia. Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyatakan standar Euro 4 memang perlu disegerakan agar produk otomotif Indonesia bisa semakin bersaing di pasar internasional. Apa itu Euro 4?
Euro adalah nama yang digunakan pada standar emisi gas buang kendaraan yang dijual di negara-negara anggota Uni Eropa. Kesadaran untuk mengurangi polusi udara dari hasil gas pembuangan mesin kendaraan menjadi dasar pene rapan standar tersebut. Standar itu kemudian banyak diadaptasi oleh negara-negara di luar Benua Biru tersebut. Saat ini standar emisi di Eropa sudah mencapai Euro 6, yang mulai diberlakukan pada September 2014. Euro 4 sendiri telah diberlakukan di Eropa sejak Januari 2005 dan digantikan Euro 5 pada September 2009.
Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan, semakin kecil batas kandungan gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia ataupun lingkungan pada emisi mesin kendaraan. Untuk Euro 4, seperti dikutip dari situs Gaikindo, kandungan NOx pada kendaraan berbahan bakar bensin tidak boleh lebih dari 80 mg/km, 250 mg/km untuk mesin diesel, dan 25 mg/km untuk diesel particulate matter . Sejak 2005 hingga saat ini, Indonesia masih menggunakan standar Euro 2 untuk kendaraan roda empat dan lebih. Dengan keluarnya Permen LHK No. 20/2017 itu berarti pemerintah melompati Euro 3 dan langsung menuju Euro 4. Indonesia bisa dibilang sudah tertinggal karena beberapa negara Asia Tenggara lainnya sudah lebih dulu memberlakukan standar emisi Euro 4. Singapura sudah sudah menerapkannya sejak 2006, disusul Thailand dan Filipina pada 2012, serta Malaysia pada 2013. Jika pada 2018 aturan ini diberlakukan, maka tak lagi ditemui di SPBU Pertamina jenis bahan bakar Premium dengan RON (registered octane number) 88, Pertalite (RON 90), dan Pertamax (RON 92). Keuntungan standar Euro 4
Ada beberapa keuntungan yang didapat dari penerapan standar emisi Euro 4 tersebut. Pertama, tentu saja, mengurangi polusi sehingga kualitas udara semakin baik. Hal itu akan menguntungkan semua orang, bukan pengguna kendaraan saja. Selain itu, pemanufaktur otomotif di Indonesia tidak perlu lagi membuat dua mesin dengan standar emisi berbeda untuk produk yang sama. Dengan demikian, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), M. R Karliansyah, kepada detikOto (3/4), biaya produksi bisa lebih ditekan. Karliansyah juga mengatakan Kementerian Perhubungan bersama dengan BPP Teknologi sedang menyiapkan fasilitas uji laik jalan kendaraan bermotor roda dua dan empat, menggunakan metode uji Euro-4. Sanksi untuk pelanggar
Mengenai sanksi bagi para pelanggar, Karliansyah menyatakan bahwa permen itu memang tidak mengatur mengenai sanksi.
"... hanya saja pernyataan yang tertera adalah perintah atau amanah dari Peraturan Pemerintah, dan juga itu amanah dari Undang-undang. Artinya kalau melanggar, sanksinya tentu menurut undang-undang," ujar Karliansyah. Undang-undang yang dimaksud, menurut Ototainment, adalah UU No 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 90-93 UU tersebut menyatakan bukan hanya pemerintah pusat dan daerah yang bisa mengajukan gugatan terhadap pelanggar, tapi juga masyarakat dan organisasi-organisasi lingkungan hidup. Lalu, pada pasal 98-120 dijelaskan lebih terperinci mengenai bentuk sanksi yang bisa dikenakan, yaitu berupa kurungan atau denda yang mencapai angka miliaran rupiah.
Meningkatnya penggunaan kendaraan mengakibatkan meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Akibatnya, gas buang (emisi) yang mengandung polutan juga akan bertambah dan Emisi kendaran bermotor mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain. Gas-gas ini berdampak negatif pada manusia maupun lingkungan jika melebihi ambang konsentrasi tertentu. Karena itulah nega-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (European Union – EU) berupaya mengurangi emisi gas buang. Sejak tahun 1990-an mereka
mengeluarkan peraturan yang mewajibkan katalis untuk mobil bensin yang sering disebut dengan standar Euro 1. Secara bertahap EU memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 pada tahun 1996, Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009), dan Euro 6 (2014).
Persyaratan yang sama juga diberlakukan pada mesin diesel. Penerapan sta ndar emisi tersebut diikuti dengan peningkatan kualitas BBM. Contohnya Euro 1 mengharuskan mesin diproduksi dengan teknologi yang hanya menggunakan bensin tanpa timbal. Euro 2 untuk mobil diesel harus menggunaan solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm. Bagaimana dengan Indonesia? Seperti dikutip laman gaikindo.or.id saat ini Indonesia masih menggunakan Euro2, berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru sejak 2007. Baru 6 tahun kemudian, tepatnya di awal 2013 pemerintah Indonesia mulai menerapkan Euro 3 pada kendaraan bermotor roda dua. Sepeda motor diwajibkan harus menggunakan BBM standar Euro 3 dengan BBM beroktan 91 dan tanpa timbal.
Pesannya, gunakanlah BBM yang sesuai dengan yang disarankan. Selain memperpanjang umur mesin juga untuk meningkatkan kualitas udara. Sudah saatnya nih para bikers peduli lingkungan Standar emisi EURO bisa kita definisikan sebagai Standar gas buang kendaraan versi eropa. Di Indonesia sendiri Standar emisi EURO baru sampai standar EURO 3. Sering kita lihat di body bus atau kendaraan lainnya tertulis EURO 2, EURO 3/ EURO NG, di Eropa sendiri tempat asal standar emisi EURO sudah sampai EURO 5 (diterapkan sejak September 2010), dan EURO 6 (rencananya mulai September 2015). Standar emisi EURO dirintis mulai tahun 1992. Tahun 1996 standar emisi EURO 2 diperkenalkan dengan sasaran kendaraan jenis bus dan truk. Standarisasi EURO dijalankan dengan penuh ketelitian dan dilakukan secara bertahap. Jika standarisasi ini dijalankan secara sembarangan bisa kita bayangkan betapa rusaknya kualitas udara kita saat ini. Walaupun di Indonesia standar EURO sudah mencapai EURO 3, tapi banyak sekali kendaraan pribadi atau umum yang masih dengan standar emisi EURO 1. Standar emisi ini sangat berperan sekali dalam kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara. Dengan penggunaan EURO 3 akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik masyarakat, konsumen otomotif, maupun pemerintah dan industri. Bagi konsumen, jelas penggunaan standar Euro 3 akan menjadikan kendaraan hemat bahan bakar. Yang lebih penting, emisi gas buangnya pun jadi sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan kendaraan lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, masyarakat bisa mengurangi ongkos belanja bahan bakar dan beban biaya kesehatan akibat penurunan kualitas udara. Meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan di berbagai belahan dunia dapat menimbulkan persoalan serius, yaitu terjadinya meningkatnya pemanasan global, antara lain dipicu oleh tidak terkendalinya gas buang yang disemburkan milyaran kendaraan tersebut. Peranan standar emisi ini sangat penting sekali, hal yang mempengaruhi gas buang juga adalah kualitas bahan bakar yang kita produksi. BBM yang diproduksi di Indonesia sendiri hanya mempunyai kualitas standar emisi EURO 2. Untuk itulah Indonesia belum meningkatkan standar emisi ke EURO 4. Sebagai masyarakat bumi yang baik sudah seharusnya kita menghargai apa yang bumi kita berikan terhadap kehidupan kita. Dengan memenuhi standar emisi gas buang, setidaknya sudah berusaha untuk menekan emisi gas buang dan turut menjaga lingkungan. Dalam hal ini sebenarnya pemanasan global tidak hanya diakibatkan oleh berkurangnya ruang hijau, namun juga oleh polusi yang ditimbulkan dari asap kendaraan yang pekat hitam dan sangat merusak. Mari kita jaga lingkungan agar tetap sehat dan asri.
Catatan : Pada umumnya kendaraan (mobil berbahan bakar bensin) dapat dibagi 3 kategori: System Carburator (Carb) System Elektronic Fuel Injection (EFI) System Catalyst (Cat)Dibawah ini adalah Emisi Gas Buang Standard EURO:
Emisi CO (Carbon monoxide) Mesin Carb 1,5- 3,5 % EFI 0,5- 1,5 % Cat 0,0- 0,2 % Catatan: CO makin kecil, bensin makin irit. CO mengenai campuran bensin dengan udara.
Emisi HC (Hydro carbon) Mesin Carb 200 - 400 % ppm EFI 50- 200 % ppm Cat 0 - 50 % ppm Catatan : HC makin kecil , pembakaran makin sempurna. HC mengenai proses pembakaran yg menyisakan lebih atau sedikit bahan bakar mentah (gas yg tdk terbakar setelah gagal pengapian) yg terbuang.
Emisi CO2 (Carbondioxide) Mesin Carb 12 - 15 % EFI 12 - 16 % Cat 12 - 17 %
Catatan : CO2 makin tinggi, semakin sempurna pembakaran, makin bagus akselerasinya. CO2 mengenai efisiensi pembakaran & kinerja mesin. Kalau kadar CO2 rendah menandakan kerak di blok mesin sdh pekat, kudu overhaul engine. Ingat rumus kimia : C2H18 (bensin) + O2 (udara) >>> CO2 (gas lemas) + H2O (air) Indikasi knalpot mengeluarkan air, itu berarti kinerja mesin & pembakarannya masih baik.
Emisi O2 (Oxygen) Mesin Carb 0,5 - 2 % EFI 0,5 - 2 % Cat 0 % Catatan : O2 makin tinggi menandakan knalpot ada masalah, baik itu bocor atau mampet. O2 mengenai gas buang yg mengindikasikan pembakaran miskin (lean combustion) atau sebaliknya.
Standard Indonesia (sumber pemprov DKI 2006) : Mesin Carb Max CO 3,5 % Max HC 800 % ppm Mesin EFI Max CO 2,5 % Max HC 500 % ppm
Standar emisi EURO bisa kita definisikan sebagai Standar gas buang kendaraan versi eropa. Di Indonesia sendiri Standar emisi EURO baru sampai standar EURO 3. Sering kita lihat di body bus atau kendaraan lainnya tertulis EURO 2, EURO 3/ EURO NG, di Eropa sendiri tempat asal standar emisi EURO sudah sampai EURO 5 (diterapkan sejak September 2010), dan EURO 6 (rencananya mulai September 2015).
Standar emisi EURO dirintis mulai tahun 1992. Tahun 1996 standar emisi EURO 2 diperkenalkan dengan sasaran kendaraan jenis bus dan truk. Standarisasi EURO dijalankan dengan penuh ketelitian dan dilakukan secara bertahap. Jika standarisasi ini dijalankan secara sembarangan bisa kita bayangkan betapa rusaknya kualitas udara kita saat ini. Walaupun di Indonesia standar EURO sudah mencapai EURO 3, tapi banyak sekali kendaraan pribadi atau umum yang masih dengan standar emisi EURO 1. Standar emisi ini sangat berperan sekali dalam kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara.
Dengan penggunaan EURO 3 akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik masyarakat, konsumen otomotif, maupun pemerintah dan industri. Bagi konsumen, jelas penggunaan standar Euro 3 akan menjadikan kendaraan hemat bahan bakar. Yang lebih penting, emisi gas buangnya pun jadi sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan. Dengan kendaraan lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, masyarakat bisa mengurangi ongkos belanja bahan bakar dan beban biaya kesehatan akibat penurunan kualitas udara.
Meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan di berbagai belahan dunia dapat menimbulkan persoalan serius, yaitu terjadinya meningkatnya pemanasan global, antara lain dipicu oleh tidak terkendalinya gas buang yang disemburkan milyaran kendaraan tersebut.
Peranan standar emisi ini sangat penting sekali, hal yang mempengaruhi gas
buang juga adalah kualitas bahan bakar yang kita produksi. BBM yang diproduksi di Indonesia sendiri hanya mempunyai kualitas standar emisi EURO 2. Untuk itulah Indonesia belum meningkatkan standar emisi ke EURO 4.
Sebagai masyarakat bumi yang baik sudah seharusnya kita menghargai apa yang bumi kita berikan terhadap kehidupan kita. Dengan memenuhi standar emisi gas buang, setidaknya sudah berusaha untuk menekan emisi gas buang dan turut menjaga lingkungan. Dalam hal ini sebenarnya pemanasan global tidak hanya diakibatkan oleh berkurangnya ruang hijau, namun juga oleh polusi yang ditimbulkan dari asap kendaraan yang pekat hitam dan sangat merusak. Mari kita jaga lingkungan agar tetap sehat dan asri.
Catatan : Pada umumnya kendaraan (mobil berbahan bakar bensin) dapat dibagi 3 kategori: System Carburator (Carb) System Elektronic Fuel Injection (EFI) System Catalyst (Cat)
Dibawah ini adalah Emisi Gas Buang Standard EURO: Quote:Emisi
CO (Carbon monoxide)
Mesin Carb 1,5- 3,5 %
EFI 0,5- 1,5 %
Cat 0,0- 0,2 %
Catatan: CO makin kecil, bensin makin irit.
CO mengenai campuran bensin dengan udara.
Quote:Emisi
HC (Hydro carbon)
Mesin Carb 200 - 400 % ppm
EFI 50- 200 % ppm
Cat 0 - 50 % ppm
Catatan : HC makin kecil , pembakaran makin sempurna.
HC mengenai proses pembakaran yg menyisakan lebih atau sedikit bahan bakar mentah (gas yg tdk terbakar setelah gagal pengapian) yg terbuang.
Quote:Emisi CO2
(Carbondioxide)
Mesin Carb 12 - 15 %
EFI 12 - 16 %
Cat 12 - 17 %
Catatan : CO2 makin tinggi, semakin sempurna pembakaran, makin bagus akselerasinya.
CO2 mengenai efisiensi pembakaran & kinerja mesin.
Kalau kadar CO2 rendah menandakan kerak di blok mesin sdh pekat, kudu overhaul engine.
Ingat rumus kimia : C2H18 (bensin) + O2 (udara) >>> CO2 (gas lemas) + H2O (air)
Indikasi knalpot mengeluarkan air, itu berarti kinerja mesin & pembakarannya masih baik.
Quote:Emisi
O2 (Oxygen)
Mesin Carb 0,5 - 2 %
EFI 0,5 - 2 %
Cat 0 %
Catatan : O2 makin tinggi menandakan knalpot ada masalah, baik itu bocor atau mampet.
O2 mengenai gas buang yg mengindikasikan pembakaran miskin (lean combustion) atau sebaliknya.
Quote:Standard
Indonesia (sumber pemprov DKI 2006) :
Mesin Carb Max CO 3,5 %
Max HC 800 % ppm
Mesin EFI Max CO 2,5 %
Max HC 500 % ppm Quote:Miris
Gan
Kualitas BBM Indonesia Kalah Dengan Afrika dan India
Emisi dan standar Bahan Bakar Minyak di Indonesia Indonesia ketinggalan dari negara lain di dunia. Jika di Indonesia standarnya masih Euro2, negara lain sudah mengarah ke Euro4 dan Euro5, Afrika saja sudah Euro4, India saja sekarang sudah Euro4, dia lompat dari Euro2.
Padahal mesin- mesin kendaraan saat ini sudah meminta spesifikasi bahan bakar yang bagus. Akibatnya beberapa mobil harus batal masuk ke Indonesia atau
dipertimbangkan lagi oleh ATPM. Pemerintah mengaku kesulitan untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Masyarakat masih lebih memilih BBM murah meskipun kualitasnya tidak memenuhi untuk kendaraan yang dipakainya.
Sebenarnya kalau pakai BBM non bersubsidi itu lebih untung karena mesin tidak cepat rusak, pembakaran lebih sempurna. Tapi orang lebih banyak mempertimbangkan aspek keekonomian, Seperti diketahui, saat ini harga BBM non subsidi seperti pertamax berada di sekitar Rp 8.600 per liter. Sedangkan BBM subsidi Rp 4.500 per liter.
Seperti diketahui, realisasi konsumsi BBM bersubsidi sudah mencapai 34 juta KL dari Januari hingga Oktober 2011, melebihi kuota dalam APBN-P 2011. Peningkatan konsumsi terutama disebabkan karena peningkatan jumlah kendaraan motordengan yang signifikan. mata uang atau ajang liga sepak bola negara-negara eropa. Kali ini saya akan membahas Euro yang berkaitan dengan emisivitas karbon.
Jadi, EURO yang saya maksudkan disini adalah? European Emission Standards. Kalau ada rekan blogger yang memperhatikan sisi belakang mobil, biasanya ada yang masih dilekati dengan label Euro. Euro ini tidak hanya berlaku pada mobil saja tapi juga pada sepeda motor. Secara umum untuk kendaraan bermotor. Karena saya adalah pengguna sepeda motor, maka yang akan saya bahas adalah Euro untuk sepeda motor. Euro adalah standar emisi kendaraan bermotor di Eropa yang juga diadopsi oleh beberapa negara di dunia. Euro mensyaratkan, kendaraan yang baru diproduksi harus memiliki kadar gas buang seperti nitrogen oksida, hidrokarbon, dan karbon monoksida berada di bawah ambang tertentu. Standar emisi gas buang Euro-2 yang dikeluarkan Eropa tahun 1996 itu mengatur bahwa emisi CO dari kendaraan selama beroperasi di jalan maksimum 2,2 gram per kilometer. Standar emisi ini lebih rendah dibandingkan dengan Euro-1 yang 2,72 g per km. Sedangkan Euro-3 adalah regulasi yang berasal dari parlemen Eropa tertanggal 19 Juli 2002 perihal pengurangan emisi dari roda dua dan roda tiga berdasarkan amandemen langsung 97/24/EC. Pada tahun 2007 di Eropa, regulasi Euro-3 datang menggantikan Euro-2. Dengan regulasi baru ini, standar kebersihan emisi kendaraan lebih diperketat lagi. Sebuah kendaraan hanya boleh menghasilkan
0.3gr/km hidrokarbon (HC), 0,15 gr/km nitro oksida (NOx), dan hanya 2gr/km untuk karbonmonoksida (CO). Indonesia menetapkan standar emisi gas buang Euro-2 pada tahun 2003, dan masih menerapkan baku mutu Euro-2 yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2005 lalu, sehingga industri otomotif membutuhkan kepastian informasi mengenai regulasi emisi yang akan datang, khususnya untuk sepeda motor.?Saat ini peraturan mengenai kendaraan bermotor di dunia sebagian besar mengacu ke regulasi yang dikeluarkan oleh UN-ECE (United Nation-Economic Commission for Europe). Dan kini ada rencana Pemerintah akan menerapkan Euro-3 tahun 2013 mendatang. Namun seberapa pentingkah penerapan Euro-3 itu di Indonesia? Penerapan Euro 3 akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik industri maupun masyarakat konsumen. Bagi industri otomotif penetapan standar ini akan meningkatkan daya saing dengan industri di kawasan ASEAN. Sedangkan bagi konsumen, penerapan Euro-3 itu akan menghemat penggunaan bahan bakar. Negara2 Uni Eropa sendiri sudah menerapkan standar Euro-3 pada Januari 2006. Standar Euro-3 juga terdapat pada regulasi?Worldwide Motorcycle Emission Test Cycle (WMTC) & aturan inilah yang menjadi patokan dari AISI (Asosia si Industri Sepeda Motor Indonesia). Batas ambang batas gas buang standar Euro-3 dapat dilihat sebagai berikut : Kapasitas mesin di bawah 150 cc :
Kadar CO : 2.0 gram/km Kadar HC : 0.8 gram/km Kadar NOx: 0.15 gram/km
Kapasitas mesin di atas 150 cc :
Kadar CO : 2.0 gram/km Kadar HC : 0.3 gram/km Kadar NOx: 0.15 gram/km
Kecepatan motor di bawah 130 km/h :
Kadar CO : 2.62 gram/km Kadar HC : 0.75 gram/km Kadar NOx: 0.17 gram/km
Kecepatan motor di atas 130 km/h :
Kadar CO : 2.62 gram/km Kadar HC : 0.33 gram/km
Kadar NOx: 0.22 gram/km
Rencana penerapan Euro-3 sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari namun itu perlu persiapan matang salah satunya adalah kesiapan dari industri otomotif. Bagi produsen motor, butuh waktu antara 2-3 tahun untuk merancang motor dengan teknologi yang bisa menurunkan emisi menjadi rendah. Tentu saja guna memenuhi standar emisi yang ketat, teknologi mesin sepeda motor perlu disempurnakan & disertai juga kualitas bahan bakar yang baik pula. Untuk Euro-3, idealnya menggunakan bahan bakar sesuai WWFC ( World Wide Fuel Charter )?category 2 yaitu bensin ber-oktan (RON) 91 dan harus tanpa aditif metal seperti timbal, mangan dsb). Penerapan standar emisi gas buang Euro-3 tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan industri otomotif agar tidak tertinggal dari negara negara lain.?Pemerintah telah mempunyai fasilitas uji emisi untuk sepeda motor yang berada dibawah wewenang Kementerian Perhubungan yaitu Balai Pengujian Layak Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).?Beberapa Industri otomotif yang sudah mempunyai fasiltas uji emisi terakreditasi dan siap membantu melakukan pengujian antara lain PT. Astra Honda Motor, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan PT Suzuki Indomobil Motor. Ada yang menanggapi rencana ini dengan keraguan. Karena bahan bakar yang harganya cocok dengan kantong masyarakat saat ini yaitu Premium ber-oktan 88 (Bensin tanpa timbal) belum memenuhi standar yang bisa digunakan untuk mesin Euro-3. Bila ingin mengajak masyarakat, pemerintah harus bisa mensosialisasikan perhitungan secara jelas dan nyata efektifitas penghematan?dalam persentase total?bahan bakar yang bisa dicapai dengan menggunakan sepeda motor yang mengguakan Pertamax sebagai bahan bakar utamanya untuk tiap satuan kilometer dan berapa nilainya dalam rupiah. Bahan bakar yang bisa digunakan untuk Euro 3 adalah Pertamax. Namun, jumlah pasokan pertamax belum merata ke seluruh daerah Indonesia. Bila tidak diperhitungkan secara matang kebijakan ini justru akan merugikan produsen maupun konsumen. Secara persaingan produsen bisa menjual produk yang bersaing ke luar negeri, sedangkan di dalam negeri konsumen meragu untuk membelinya. Meragu akan ketersediaan bahan bakar untuk jangka panjang. Untuk daerah pulau Jawa mungkin bukan masalah, bagaimana dengan daerah-daerah yang di luar pulau Jawa?. Yang notabene sering mengalami kelangkaan BBM. Untuk Premium saja susah, apalagi Pertamax?. Lain halnya bila ada garansi dari pertamina, bahwa akan ada peningkatan jangkauan distribusi Pertamax di seluruh Indonesia. Mungkin yang jadi bisa bahan pertimbangan lain adalah harga jual Pertamax yang dirasa cukup tinggi. Sebenarnya secara tidak langsung kebijakan seperti ini bisa memaksa masyarakat secara tidak langsung untuk menggunakan Pertamax. Apakah ini memang
dirancang untuk seperti itu?. Entahlah, masing-masing orang bisa menyimpulkan sendiri. Mungkin ketika nantinya semua kendaraan telah berganti dengan kendaraan EURO 3, saat itulah negara ini bebas dari BBM bersubsidi. Diawali dengan strategi seperti ini. Kita lihat saja bagaimana kelanjutannya nanti pada tahun 2013. sumber: http://hembusananginlembut.wordpress.com/2012/03/21/menanti-kebijakan-euro3/ http://id.wikipedia.org/wiki/Oktan http://kangmase.wordpress.com/2011/06/04/euro3-2013-siapkah-pemerintah/ http://otomotif.antaranews.com/berita-otomotif/1329984308/motor-diharapkan pakai-bbm-standar-euro-3 http://blognyamitra.wordpress.com/2012/02/24/seminar-kesiapan-industri-sepedamotor-indonesia-menuju-standar-euro-3-yang-ramah-lingkungan-hemat-bbm/
Apa itu Standar Emisi EURO??? Jadi, EURO yang dimaksudkan disini adalah? E uropean E mission Standards. Euro adalah standar emisi kendaraan bermotor di Eropa yang juga diadopsi oleh beberapa negara di dunia. Euro mensyaratkan, kendaraan yang baru diproduksi harus memiliki kadar Gas Buang seperti Karbon Dioksida (C O2), N itrogen Oksida (N ox), K arbon Monoksida (CO), Volatile H ydro Carbon (VH C) berada di bawah ambang tertentu. Standar emisi EURO bisa kita definisikan sebagai Standar gas buang kendaraan versi eropa. Di Indonesia sendiri Standar emisi EURO baru sampai st andar EURO 3, di Eropa sendiri tempat asal standar emisi EURO sudah sampai EURO 6 (diterapkan sejak September 2015).
Sejarah Standar Emisi EURO??? Standar emisi EURO dirintis mulai tahun 1992. Tahun 1996 standar emisi EURO 2 diperkenalkan dengan sasaran kendaraan jenis bus dan truk. Standarisasi EURO dijalankan dengan penuh ketelitian dan dilakukan secara bertahap. Jika standarisasi ini dijalankan secara sembarangan bisa kita bayangkan betapa rusaknya kualitas udara kita saat ini. Walaupun di Indonesia standar EURO sudah mencapai EURO 3, tapi banyak sekali kendaraan pribadi (mobil,motor) atau
umum yang masih dengan standar emisi EURO 1. Standar emisi ini sangat berperan sekali dalam kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara. Sedangkan Euro-3 adalah regulasi yang berasal dari parlemen Eropa tertanggal 19 Juli 2002 perihal pengurangan emisi dari roda dua dan roda tiga berdasarkan amandemen langsung 97/24/EC. Pada tahun 2007 di Eropa, regulasi Euro-3 datang menggantikan Euro-2. Dengan regulasi baru ini, standar kebersihan emisi kendaraan lebih diperketat lagi. Sebuah kendaraan hanya boleh menghasilkan 0.3gr/km hidrokarbon (HC), 0,15 gr/km nitro oksida (NOx), dan hanya 2gr/km untuk karbonmonoksida (CO).
Indonesia menetapkan standar emisi gas buang Euro-2 pada tahun 2003, dan masih menerapkan baku mutu Euro-2 yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2005 lalu, sehingga industri otomotif membutuhkan kepastian informasi mengenai regulasi emisi yang akan datang, khususnya untuk sepeda motor.?Saat ini peraturan mengenai kendaraan bermotor di dunia sebagian besar mengacu ke regulasi yang dikeluarkan oleh UN-E CE (United Nation-E conomic Commission
for E urope) Kapan Indonesia Menerapkan EURO 3??? Negara2 Uni Eropa sendiri sudah menerapkan standar Euro-3 pada Januari 2006. Standar Euro-3 juga terdapat pada regulasi? Worldwide Motorcycle E mission Test Cycle (WMTC) & aturan inilah yang menjadi patokan dari AI SI (A sosiasi
I ndustri Sepeda Motor I ndonesia). Rencana penerapan Euro-3 sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari namun itu perlu persiapan matang salah satunya adalah kesiapan dari industri otomotif. Bagi produsen motor, butuh waktu antara 2-3 tahun untuk merancang motor dengan teknologi yang bisa menurunkan emisi menjadi rendah. Akhirnya pada 1 Agustus 2013 Pemerintah RI mulai menerapkan Euro 3 pada kendaraan bermotor roda dua. Sepeda motor harus menggunakan BBM standar Euro 3 dengan oktan 91 dan tanpa timbal. Tapi pelaksanaan kebijakan juga belum efektif, dikarenakan belum pahamnya masyarakat Indonesia serta kurangnya sosialisasi oleh pihak-pihak tekait mengenai kadar oktan 91 dan tanpa timbal khusus untuk digunakan kendaraan bermotor yang di produksi sesuai regulasi pemerrintah mengenai standar emisi gas buang. Produk Suzuki yang telah diproduksi mengikuti regulasi pemerintah Standar Euro3 ; Suzuki All New Satri a
F 150 Fi dan Suzuki Address F i.
Batas ambang batas gas buang standar Euro-3 dapat dilihat sebagai berikut : Kapasitas mesin di bawah 150 cc :
Kadar CO : 2.0 gram/km Kadar HC : 0.8 gram/km Kadar NOx: 0.15 gram/km
Kapasitas mesin di atas 150 cc :
Kadar CO : 2.0 gram/km Kadar HC : 0.3 gram/km Kadar NOx: 0.15 gram/km
Kecepatan motor di bawah 130 km/h :
Kadar CO : 2.62 gram/km Kadar HC : 0.75 gram/km Kadar NOx: 0.17 gram/km
Kecepatan motor di atas 130 km/h :
Kadar CO : 2.62 gram/km Kadar HC : 0.33 gram/km Kadar NOx: 0.22 gram/km Tentu saja guna memenuhi standar emisi yang ketat, teknologi mesin sepeda motor perlu disempurnakan & disertai juga kualitas bahan bakar yang baik pula. Untuk Euro-3, idealnya menggunakan bahan bakar sesuai WWF C (World Wide F uel Charter)? category 2 yaitu bensin ber-oktan (R ON) 91 dan harus tanpa
aditif metal seperti timbal, mangan dsb). Kualitas BBM Indonesia Kalah Dengan Afrika dan India??? Emisi dan standar Bahan Bakar Minyak di Indonesia Indonesia ketinggalan dari negara lain di dunia. Jika di Indonesia standarnya masih Euro3, negara lain sudah mengarah ke Euro4 dan Euro5, Afrika saja sudah Euro4, India saja sekarang sudah Euro4, dia lompat dari Euro2.
Padahal mesin- mesin kendaraan saat ini sudah meminta spesifikasi bahan bakar yang bagus. Akibatnya beberapa sepeda motor harus batal masuk ke Indonesia atau dipertimbangkan lagi oleh ATPM. Pemerintah mengaku kesulitan untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Masyarakat masih lebih memilih BBM murah meskipun kualitasnya tidak memenuhi standar untuk kendaraan yang dipakainya (produksi euro3). Sebenarnya kalau pakai BBM non bersubsidi itu lebih untung karena mesin tidak cepat rusak, pembakaran lebih sempurna. Tapi orang lebih banyak mempertimbangkan aspek keekonomian, Seperti diketahui, saat ini harga BBM non subsidi seperti pertamax berada di sekitar Rp 11.500 per liter. Sedangkan BBM subsidi Rp 6.450 per liter.
Penerapan standar emisi gas buang Euro-3 tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan industri otomotif agar tidak tertinggal dari negara negara lain.? Pemerintah telah mempunyai fasilitas uji emisi untuk sepeda motor yang berada dibawah wewenang Kementerian Perhubungan yaitu Balai Pengujian Layak Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
PREKONDISI Ruang Ukur 1. Bertemperatur 5 – 40 C. 2. Sirkulasi udara terjamin. Alat Uji Emisi 1. Alat uji emisi dalam keadaan Siap Ukur. (Kondisi Siap Ukur harus dipenuhi dari spesifikasi alat) 2. Sensor temperatur dalam keadaan Terpasang. (kondisi terpasang harus didefinisikan) 3. Sensor RPM dalam keadaan Terpasang. Kendaraan 1. Dalam keadaan hidup dan berada di tempat yang datar. 2. Semua peralatan pada kendaraan kecuali perlengkapan operasi standar mesin harus dimatikan (AC, Radio, Fan, Lampu, dll.). 3. Transmisi berada dalam posisi netral. 4. Choke / Cold start dalam keadaan non aktif. 5. Mesin bekerja dalam putaran idle (perlu masukan ATPM untuk range RPM yang optimal, ~ 600 – 800 rpm). 6. Temperatur mesin pada kondisi kerja (perlu masukan ATPM untuk range Temp. yang optimal, ~ 60 – 80 C) Komputer
1. Dalam keadaan tersambung dengan alat uji emisi. 2. Perangkat lunak penerima data dalam keadaan aktif. 3. Field Data kendaraan diisi sesuai dengan data kendaraan yang akan diuji.
PENGUKURAN Alat Uji Emisi 1. Sensor gas berada dalam keadaan Terpasang. 2. Alat uji berada dalam mode pengukuran. 3. Pengambilan data : Bensin : Pengambilan data dilakukan setelah angka CO, HC, O2, CO2 dan Lambda dalam keadaan Stabil. (kondisi stabil perlu didefinisikan) Diesel : Pengambilan data dilakukan setelah proses akselerasi selesai. Komputer 1. Pengambilan data : Bensin : Pengambilan data dilakukan setelah angka CO, HC, O2, CO2 dan Lambda dalam keadaan Stabil. (kondisi stabil perlu didefinisikan) Diesel : Pengambilan data dilakukan setelah proses akselerasi selesai.
Bagaimana Cara menguji Emisi Kendaraan Bermotor..?
Dibawah ini kami sampaikan cara-cara menguji kendaraan bermotor baik berbahan bakar bensin maupun solar.
== Prosedur Pengujian Emisi BB Bensin == 1. Nyalakan Alat uji Emisi (AUTOCHEK) Gas Buang anda +/- 1 menit. 2. Nyalakan Kendaraan yang akan di ukur dengan meng Off kan semua kelistrikan seperti (Radio, AC, Lampu dll kecuali mesi n kendaraan). 3. Lakukan pengegasan +/- 3 kali, agar kinerja mesin maximal. Atau ukur Temperatur mesin dengan OilTemp +/- 80C. 4. Cek kebocoran pada kenalpot kendaraan, jika terdapat kebocoran lakukan perbaikan terlebih dahulu. Note: Kebocoran Kenalpot tidak menghasilkan Emisi yang akurat.
5. Setelah pemasana alat dan kendaraan sudah memenuhi. Pilih Measurement pada alat ukur, lalu pilih bahan bakar (untuk menyesuaikan hasil ukur). 6. Cek kebocoran pada alat ukur apakah alat ukur tidak terjadi kebocoran juga. (ini juga mempengaruhi hasil ukur yang tidak maksimal). 7. Masukkan Gas Probe pada kenalpot kendaraan +/- 30cm. 8. Lihat pada layar alat pergerakan angka CO, CO2, HC, O2, NOX, LAMDA/AFR. 9. Pengukuran +/- 30 detik sejak Gas Probe dimasukkan kedalam kenalpot kendaraan. 10. Jika pergerakan angka tidak menunjukkan kenaikan atau penurunan yang cukup signifikan, maka pengukuran dapat diambil hasil cetaknya. 11. Eksekusi hasil tersebut agar tidak naik turun hasil yang akan diambil. 12. Sebelum mencetak hasil ukur, sesuaikan tahun kendaraan dengan BME (Baku Mutu Emisi) pada alat dan masukkan No Kend, Jenis/Model, Tahun Kendaraan. 13. Cetak hasil ukur. 14. Maka Pada hasil cetak akan menunjukkan Hasil pengukuran Baku Mutu Emisi Lulus atau tidaknya pengukuran tersebut. 15. Simpan hasil ukur pada alat ukur. 16. Lakukan pengukuran sesuai dengan langkah2 diatas. 17. Hasil yang baik menampilkan hasil cetak seperti ini: (lihat disini)
== Prosedur Pengujian Emisi BB Solar == 1. Nyalakan Alat uji Emisi (AUTOCHEK) Gas Buang anda +/- 5-10 menit. 2. Nyalakan Kendaraan yang akan di ukur dengan meng Off kan semua kelistrikan seperti (Radio, AC, Lampu dll kecuali mesin kendaraan). 3. Lakukan pengegasan +/- 3 kali ini bertujuan untuk membuang particle particle yang menempel pada kenalpot. Agar hasil yang diukur benar benar hasil pembakaran yang sebenarnya, 4. Cek kebocoran pada kenalpot kendaraan, jika terdapat kebocoran lakukan perbaikan terlebih dahulu.
Note: Kebocoran Kenalpot tidak menghasilkan Emisi yang akurat. 5. Setelah pemasana alat dan kendaraan sudah memenuhi. Pilih Measurement pada alat ukur, lalu pilih bahan bakar (untuk menyesuaikan hasil ukur). 6. Cek kesiapan pada alat ukur apakah alat ukur telah terkalibrasi internal. (ini juga mempengaruhi hasil ukur yang tidak maksimal). 7. Masukkan Smoke Probe pada kenalpot kendaraan +/- 30cm. 8. Lakukan Pengegasan secara lembut dengan ketentuan (5 detik hingga rpm 3000 - 3500) sesuai dengan langkah langkah pada alat. 9. Setelah langkah langkah tersebut dilakukan, maka akan didapatkan hasil Nilai Rata-rata AVERAGE satuan yang ditampilkan dapat berupa (K m-1 = Euro Standard / N % = Eropa Standard). 10. Jika hasil ukur telah didapatkan, maka pengukuran dapat diambil hasil cetaknya. 11. Lepas Smoke Probe dari kenalpot kendaraan. 12. Sebelum mencetak hasil ukur, sesuaikan tahun kendaraan dengan BME (Baku Mutu Emisi) pada alat dan masukkan No Kend, Jenis/Model, Tahun Kendaraan. 13. Cetak hasil ukur. 14. Maka Pada hasil cetak akan menunjukkan Hasil pengukuran Baku Mutu Emisi Lulus atau tidaknya pengukuran tersebut. 15. Simpan hasil ukur pada alat ukur. 16. Lakukan pengukuran sesuai dengan langkah2 diatas.
Emisi
ALAT UJI EMISI ini adalah sebuah alat uji untuk menganalisa dan mengetahui tingkat konsentrasi dari nilai HC, CO, dan OZ yang mengikat berubah didalam zat gas. pengujian juga dapat dilakukan untuk menguji perubahan kandungan gas berlebih. kegiatan pengujian ini baik dilakukan pengaplikasiannya pada mesinmesin industri maupun mesin-mesin kendaraan.
Instrument alat uji ini sangat mudah digunakan. A L A T UJ I E MIS I Kendaraan Bermotor untuk pengukuran Bahan Bakar Bensin, LPG, CNG dan SOLAR/DIESEL dengan kemampuan Ukur: CO, CO2, HC, O2 NOx, Lamda/AFR, RPM/Oil Temp dan Opacity.
Dilengkapi dengan Memori Internal dan PC Software pendukung untuk memudahkan menyimpan data baik di A L A T UJ I E MIS I maupun pada sistem Komputerisasi.
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.
Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida
yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
ALAT UJI EMISI yang dimiliki oleh alatuji.com telah sesuai dengan standard international ISO 3930 or OLMI R99 Class 0, anda dapat menghubungi kami lebih lanjut mengenai alat uji emisi ini agar bisa disesuaikan dengan aplikasi yang ada pada kebutuhan industri anda.
Carbon Monoxide Detector SPD200
Combustible Gas Detector BE8800A
Combustible Gas Detector SPD202
Gas & Smoke SN Autocheck
Oxygen Detector SPD201
Gas Detector CA 895
Carbon Monoxide Detector SPD200