BAB 14
EKUITAS : SALDO LABA, DIVIDEN, SAHAM TREASURI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN OLEH : MIA OKTAVIANI
(1441173404176)
RIDHA ANNISA
(1441173404195)
RETNO TRI YUANA
(1441173404199)
INTERMEDIATE FINANCIAL ACCOUNTING II
SALDO LABA Saldo Laba (Retained Earnings) merupakan akumulasi laba yang diperoleh perusahaan yang tidak didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan tetap diinvestasikan dalam perusahaan tersebut. Secara teknis formula untuk menghitung saldo laba adalah sebagai berikut. Saldo Laba = Saldo Laba Awal + Laba (Rugi) Bersih – Dividen
Restriksi atas Saldo Laba
Perusahaan dapat mengambil kebijakan untuk merestriksi (melakukan pembatasan) atau mengalokasikan atas penggunaan (apropriasi) sebagian dari saldo untuk tujuan tertentu. Restriksi atau apropriasi diantaranya mencakup hal berikut ini. Restriksi Hukum : banyak Negara yang mensyaratkan perusahaan untuk mestriksi biaya dari saham treasuri bagi pembagian deviden. Restriksi Kontraktual : kontrak utang jangka panjang dapat membatasi penggunaan dari aset untuk pembayaran dividen sebagai bagian covenant utang, segingga hal tersebut dapat merestriksi penggunaan saldo laba untuk pembayaran dividen. Restriksi Sukarela : apropriasi saldo laba untuk tujuan khusus.
Contoh saldo laba LAPORAN SALDO LABA PT KTH Untuk periode berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 : Saldo Laba (awal) Rp. 200.000.000 Laba bersih setelah pajak Rp. 24.000.000 Deviden Rp. 10.000.000 Saldo Laba (akhir) Rp. 214.000.000 Perhitungan : Rp. 200.000.000 + Rp. 24.000.000 - Rp. 10.000.000 = Rp. 214.000.000
DIVIDEN Dividen merupakan bagian laba yang didistribusikan kepada pemegang saham. Pembelajaran dividen merupakan mekanisme pengalokasian kesejahteraan kepada pemegang saham. Perusahaan mengeluarkan deviden berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bentuk-bentuk dari dividen : 1. Dividen Kas 2. Dividen Saham 3. Dividen Properti 4. Dividen Scrip 5. Dividen Likuidasi
Beberapa pertimbangan perusahaan dalam memberikan dividen, yaitu : Memenuhi ketentuan yang disebutkan dalam perjanjian dengan kreditor. Memenuhi ketentuan pendirian perusahaan. Memenuhi pendanaan yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka pertumbuhan atau ekspansi lebih lanjut. Menciptakan skema pembagian dividen yang stabil (smoothing out). Menciptakan bantalan (cadangan) untuk menghadapi potensi kerugian yang dihadapi perusahaan dimasa mendatang.
Dividen Kas Dividen dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Bentuk yang paling umum adalah dividen kas, yaitu perusahaan mendistribusikan kas kepada pemegang saham sebesar proporsi tertentu, mengacu pada rasio pembagian dividen, dari laba bersih. Dalam pendistribusian dividen kas terdapat empat tanggal yang relevan untuk diperhatikan oleh pemegang saham, yaitu sebagai berikut. Tanggal pengumuman, biasanya merupakan tanggal dilakukannya RUPS dan diumumkannya pembagian dividen. Tanggal ex-dividen, merupakan tanggal apabila terjadi peralihan kepemilikan pemilik batu tidak lagi berhak atas dividen, biasanya berlangsung satu samapi dua hari kerja sebelum tanggal pencatatan. Tanggal pencatatan, merupakan tanggal perusahaan membuat memorandum pencatatan dividen tunai untuk mengidentifikasi pemegang saham yang berhak atas dividen Tanggal pembayaran, merupakan tanggal pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Contoh Dividen Kas PT. JJK mengumumkan dividen pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 25 Maret 2014 (tanggal deklarasi) dan mendeklarasikan akan terutang pada tanggal 20 April 2014 (tanggal pembayaran) kepada pemegang saham pada tanggal 10 April 2014 (tanggal pencatatan ). Jumlah dividen yang dideklarasikan adalah Rp550 per lembar saham, dan jumlah saham yang beredar adalah 10.000.000 lembar saham. Jurnal yang dibuat: 25 Maret 2014 Saldo Laba 5.500.000.000 Utang Dividen 5.500.000.000 (pada tanggal pengumuman) 10 April 2014 (tidak ada pencatatan jurnal pada tanggal tersebut) 20 April 2014 Utang Dividen
5.500.000.000
Dividen Saham
Pembagian saham perusahaan yang bersangkutan secara pro-rasa kepada pemegang sahamnya. Jika dividen tunai dibayarkan dalam bentuk tunai, maka dividen saham dibayarkan dalam bentuk saham. Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang jenis sama maupun yang jenis berbeda. Tujuan dividen saham ialah sebagai berikut : Memenuhi harapan pemegang saham untuk mendapatkan dividen tanpa mengeluarkan uang tunai. Meningkatkan daya jual perusahaan. Menekankan bahwa sebagian dari ekuitas pemegang saham telah diinvestasi ulang secara permanen ke dalam usaha (dan tidak tersedia untuk dividen tunai).
Contoh Dividen Saham Jumlah Kecil
Untuk dividen saham dalam jumlah kecil (kurang dari 25% saham beredar), maka saham yang akan diterbitkan sebagai dividen dinilai sebesar harga pasar PT KSJwajarnya. memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10% dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah : Tanggal pengumuman Laba ditahan (200rb lembar x Rp300)
60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan (200rb lembar x Rp200) Agio saham biasa
20 juta
Tanggal distribusi Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta Saham biasa
40 juta
40 juta
Contoh Dividen Saham Dalam Jumlah Besar Untuk dividen saham dalam jumlah besar (lebih dari 25% sisa saham belum terjual), maka saham yang akan diterbitkan sebagai dividen dinilai sebesar nilai nominal. PT KNJ memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 30% dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah: Tanggal pengumuman Laba ditahan (600rb lembar x Rp 200)
120 .000.000
Saham biasa yang dapat didistribusikan
120.000.000
Tanggal distribusi Saham biasa yang dapat didistribusikan 120.000.000 Saham biasa
120.000.000
Dividen Properti
Dividen properti merupakan pembagian dividen dalam bentuk aset perusahaan. Bentuknya dapat beragam seperti barang, persediaan perusahaan, real estate, investasi dan lain-lain. Perusahaan membagikan dividen properti karena keterbatasan kas atau perusahaan memiliki aset, baik itu persediaan ataupun investasi yang cukup banyak yang bisa jadi mengalami penurunan nilai. Apabila perusahaan hendak membagikan dividen dengan tipe ini, maka perusahaan harus melakukan penilaian atas nilai wajar dari aset tersebut, dan mengakui adanya keuntungan atau kerugian sebagai selisih dari nilai wajar aset dengan nilai buku aset pada tanggal deklarasi.
Contoh Dividen Properti PT MYG melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari 2013 kepada pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Tanggal pengumuman (12 Desember 2012) Rp 200.000,000. Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000 Investasi ekuitas 100.000.000 Laba ditahan 200.000.000 Utang dividen properti
200.000.000
Tanggal distribusi (2 Januari 2013) Utang dividen properti 200.000.000 Investasi ekuitas 200.000.000
Dividen Scrip Ada keadaan ketika perusahaan memiliki akumulasi saldo laba yang sesungguhnya sudah memungkinkan untuk membagikan dividen bagi para pemegang sahamnya, akan tetapi jumlah uang tunainya tidak mencukupi. Alternatif yang bisa diambil jika ingin membagi dividen adalah dengan menerbitkan promes atau janji membayar dikemudian hari (notes payable). Dividen semacam ini disebut “scrip dividend”.
Contoh Dividen Scrip Sebagai ilustrasi pada tanggal 1 Juni 2013, PT BIGHIT mengumumkan pembagian dividen berupa dividen scrip berjangka waktu 3 bulan sebesar Rp100/lembar untuk 3.000.000 lembar yang saham beredar. Tingkat bunga adalah 10% pertahun. Jurnal yang dibuat :
Pada tanggal pembayaran (1 Juni 2014) Laba Ditahan (Scrip Dividend) 300.000.000 Utang Promes (Utang Scrip Dividend) 300.000.000 Pada tanggal pembayaran (1 September 2014) Utang Promes kepada Pemegang Saham 300.000.000 Biaya Bunga (10%x(3/12bulan)xRp300jt) 7.500.000 Kas 307.500.000
Dividen Likuidasi Beberapa perusahaan menggunakan modal disetor sebagai basis dari dividen. Dividen yang didasarkan pada selain saldo laba seringkali disebut sebagai dividen likuidasi karena dividen ini tidak didasarkan pada laba dan menurunkan jumlah modal disetor perusahaan.
Contoh Dividen Likuidasi PT VK mengeluarkan dividen kepada pemegang saham biasanya sebesar Rp100.000.000.000. Penyampaian pembagian dividen tersebut disertai catatan bagi pemegang saham bahwa sebanyak Rp60.000.000.000 berasal dari laba dan sisanya diambil dari modal disetor. Pencatatan ayat jurnal atas dividen likuidasi adalah sebagai berikut. Jurnal yang dibuat : Pada tanggal deklarasi Saldo Laba 60.000.000.000 Agio Saham-Saham Biasa 40.000.000.000 Utang Dividen 100.000.000.000 Pada tanggal pembayaran Utang Dividen 100.000.000.000 Kas 100.000.000.000
PEMECAHAN SAHAM Pemecahan saham (stock split) merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Sebagai contoh, perusahaan melakukan pemecahan saham 2:1 atau dua lembar saham untuk 1 lembar akan membuat jumlah saham yang beredar menjadi 2 kali lipat dengan niali nominal persaham berkurang menjadi setengahnya. Pada akhirnya nilai kapitalisasi saham perusahaan tetap. Karena tidak ada perubahan total nilai, maka untuk pemecahan saham tidak dilakukan jurnal atau pencatatan. Pengaruh dari pemecahan saham adalah berkurangnya nilai nominal dan meningkatnya jumlah lembar saham.
Contoh Pemecahan Saham Perbandingan Nilai Ekuitas Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham 2:1 Ekuitas sebelum Pemecahan Saham 2:1 Saham biasa, 2 juta lembar dengan nilai par Rp 200 Laba ditahan Total
Rp 400 juta Rp200 juta Rp 600 juta
Ekuitas Setelah Pemecahan Saham 2:1 Saham biasa, 4 juta lembar dengan nilai par Rp 100 Laba ditahan Total
Rp 400 juta Rp200 juta Rp 600 juta
Perbandingan Efek Pembagian Dividen terhadap Komponen Ekuitas Berdasarkan Tipe Dividennya Pengumuman dan distribusi Dampak pada
Pengumuman dividen kas
Pembayaran dividen kas
Laba ditahan
Berkurang
Tetap
Modal saham
Tetap
Agio saham
Pemecah an Saham
Dividen saham kecil
Dividen saham besar
Berkurang
Berkurang
a
b
Tetap
Bertamba hb
Bertamba hb
Tetap
Tetap
Tetap
Bertamba hc
Tetap
Tetap
Jumlah ekuitas
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Working capital
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah aset
Tetap
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah saham beredar
Tetap
Tetap
Bertamba h
Bertamba h
Bertam bah
c
Tetap
SAHAM TREASURI Saham treasuri merupakan saham perusahaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan kemudian dibeli kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperkecil pajak. 2. Untuk meningkatkan laba persaham dan pengembalian atas ekuitas. 3. Mengurangi jumlah pemegang saham. 4. Membentuk pasar bagi saham. 5. Saham akan dijual kembali kepada karyawan perusahaan atau saham akan dibagikan sebagai dividen. 6. Saham akan dikeluarkan dengan surat-surat berharga perusahaan lain.
Pengakuan dan Pengukuran Saham Treasuri Terdapat dua metode pengakuan transaksi untuk Saham Treasuri, yaitu metode biaya dan metode nilai nominal. Saham treasuri ini dilaporkan pada bagian ekuitas perusahaan, dan bersifat sebagai pengurang total.
Metode Biaya
Berdasarkan metode biaya, pada saat akuisisi saham treasuri maka akun saham treasuri didebit sebesar biaya perolehan dan melaporkan akun saham treasuri sebagai pengurang dari ekuitas pada laporan posisi keuangan. Jika saham treasuri dijual kembali dengan harga di atas harga perolehan, maka kelebihan harga tersebut dikreditkan pada akun Agio Saham-Saham Treasuri. Selisih tersebut tidak diakui sebagai keuntungan. Jika saham treasuri dijual kembali dengan harga di bawah harga perolehan, maka selisih tersebut didebitkan pada akun Agio Saham-Saham Treasuri. Apabila selisih harga di bawah harga perolehan melebihi saldo kredit pada akun Agio Saham-Saham Treasuri, maka saldo laba didebit untuk kekurangan tersebut.
Berikut contoh transaksi dan ayat jurnal saham treasuri PT Z berdasarkan metode biaya. Pengeluaran saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp500 pada harga pasar sebesar Rp5.000. Kas (1jt x Rp5.000) 5.000.000.000 Modal Saham – Saham Biasa (1jt x Rp500) 500.000.000 Agio Saham – Saham Biasa 4.500.000.000 Pembelian
saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga Rp6.000. Saham Treasuri (100rb x Rp6.000) 600.000.000 Kas 600.000.000
Penjualan
saham treasuri pada harga di atas harga beli sebanyak 50.000 lembar dengan harga Rp7.500. Kas (50rb x Rp7.500) 375.000.000 Saham Treasuri (50rb x Rp6.000) 300.000.000
Penjualan saham treasuri pada harga di bawah harga beli sebanyak 10.000 lembar dengan harga Rp4.500. Kas (10rb x Rp4.500) 45.000.000 Agio Saham – Saham Treasuri 15.000.000 Saham Treasuri (10rb x Rp6.000) 60.000.000
Saldo Kredit Agio Saham – Saham Treasuri : 15.000.000 75.000.000 60.000.000
Penjualan saham treasuri pada harga di bawah harga beli sebanyak 30.000 lembar dengan harga Rp3.000. Kas (30rb x Rp3.000) 90.000.000 Agio Saham – Saham Treasuri 60.000.000 Saldo Laba 30.000.000 Saham Treasuri (30rb x Rp6.000) 180.000.000
Metode Nilai Nominal Berdasarkan
metode nilai nominal, pada saat akuisisi saham treasuri maka pencatatan semua transaksi dalam saham treasuri pada nominalnya dan melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurang dari modal saham. Apabila harga pembelian saham treasuri lebih tinggi dari harga pengeluaran saham biasa, maka Saldo Laba akan didebit, dan sebaliknya apabila harga pembelian saham treasuri lebih rendah dari harga pengeluaran saham biasa, maka akan dikredit Agio Saham – Saham Treasuri. Jika saham treasuri dijual dengan harga di atas harga nominal dan harga saham pada saat pengeluaran, maka saham treasuri dikredit sebesar nilai nominal, dan selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan kembali diakui dengan mendebit akun Agio Saham Biasa. Sedangkan jika saham treasuri dijual dengan harga di bawah harga nominal maka saham treasuri dikredit sebesar nilai nominal saham dan Agio Saham – Saham Treasuri didebit sebesar selisih antara nilai nominal dengan harga penjualan.
Berikut contoh transaksi dan ayat jurnal saham treasuri PT V berdasarkan metode nilai nominal.
Pengeluaran saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp500 pada harga pasar sebesar Rp5.000. Kas (1jt x Rp5000) 5.000.000.000 Modal Saham – Saham Biasa (1jt x Rp500) 500.000.000 Agio Saham – Saham Biasa 4.500.000.000
Pembelian saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga Rp6.000. Saham Treasuri (100rb x Rp500) 50.000.000 Agio Saham – Saham Biasa 450.000.000 Saldo Laba (Rp600jt - Rp500jt) 100.000.000 Kas (100rb x Rp6000) 600.000.000
Penjualan saham treasuri pada harga di atas harga beli sebanyak 50.000 lembar dengan harga Rp7.500. Kas (50rb x Rp7500)375.000.000 Saham Treasuri (50rb x Rp 500) 25.000.000 Agio Saham – Saham Biasa 350.000.000
Penjualan saham treasuri pada harga di bawah harga beli sebanyak 10.000 lembar dengan harga Rp4.500. Kas (10rb x Rp4500) 45.000.000 Saham Treasuri (10rb x Rp500) 5.000.000 Agio Saham – Saham Treasuri 40.000.000
Penjualan saham treasuri pada harga di bawah harga beli sebanyak 30.000 lembar dengan harga Rp3.000. Kas (30rb x Rp3000) 90.000.000 Saham Treasuri (30rb x Rp500) 15.000.000 Agio Saham – Saham Biasa 75.000.000
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Penghasilan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income-OCI) merupakan komponen ekuitas yang direpresentasikan dalam Laporan Penghasilan Komprehensif yang mencerminkan total penghasilan dikurang beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya. Komponen penghasilan komprehensif lain meliputi : 1. Perubahan dalam surplus revaluasi 2. Keuntungan dan kerugian aktuaria atas program manfaat pasti yang diakui 3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing 4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual 5. Bagian efektif dari keuntungan instrumen lindung nilai arus kas
Analisis Laporan Keuangan
Rasio Pembagian Dividen (Dividend Payout Ratio) Salah satu rasio yang terkait dengan ekuitas yang sering menjadi perhatian investor adalah rasio pembagian dividen (dividend payot ratio). Rasio ini mencerminkan berapa pembagian dividen kas dari laba yang didapat perusahaan. Dengan mengetahui rasio ini investor dapat memperhitungkan pendapatan dividennya dan berapa persen dari laba bersih perusahaan yang ditahan dan diinvestasikan kembali. Rumus perhitungan rasio pembagian dividen adalah sebagai berikut :
Contoh Rasio Pembagian Dividen PT KTH memiliki dividen kas sebesar Rp200.000.000 dan laba bersih sebesar Rp500.000.000 , dan tidak ada saham preferen beredar.
Nilai Buku per Lembar (Book Value per Share) Salah satu cara untuk mengevaluasi kekayaan perusahaan adalah melalui rasio nilai buku per lembar saham (book value per share). Rasio ini mencerminkan jumlah yang diterima setiap lembar saham apabila perusahaan mengalami likuidasi dengan basis jumlah yang dilaporkan pada Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Namun demikian nilai ini tidak mencerminkan relevansi dari nilai perusahaan karena tidak mencerminkan nilai wajar dari perusahaan tersebut. Rasio nilai buku per lembar merupakan jumlah modal saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa. Rumus rasio nilai buku per lembar saham adalah sebagai berikut :
Contoh Nilai Buku per Lembar PT PJM memiliki 500.000 lembar saham biasa beredar dengan total nilai Rp 300.000.000